ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY
|
|
- Susanti Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 9 SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI OLEH: 1. Tiara Lyfirda 2. Drs. Menza Hendri, M. Pd 3. Haerul Pathoni, S. Pd. M. PFis FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014
2 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel ilmiah berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi yang disusun oleh Riwinda Gusphita A1C telah diperiksa dan disetujui. Jambi, Desember 2014 Pembimbing I Drs. Menza Hendri, M.Pd NIP Jambi, Desember 2014 Pembimbing II Haerul Pathoni, S.Pd, M.PFis NIP TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 2
3 Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi Tiara Lyfirda, Drs. Menza Hendri, M. Pd, Haerul Pathoni, S. Pd, M. PFis ABSTRAK Kata kunci: hasil belajar, strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya nilai fisika siswa di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran yang memegang kelas X MIA, ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika diantaranya kurangnya siswa yang bertanya dan berdiskusi selama proses pembelajaran, kurang fokusnya siswa selama proses pembelajaran, serta siswa kurang berlatih untuk mengerjakan soal. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan upaya dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity. Pada strategi pembelajaran corporat identity terdapat tutor sebaya yang nantinya akan mengaktifkan siswa yang pada awalnya merasa kesulitan menyelesaikan suatu persoalan menjadi lebih bersemangat menyelesaikan persoalan tersebut karena siswa yang mengalami kesulitan dibantu oleh teman sekelompoknya yang paham untuk lebih memahami suatu persoalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada penelitian ini ada 2 cara pengambilan data yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kualitatif dengan menyesuaikan predikat hasil lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan keterampilan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan pengambilan data kuantitatif yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 59,77 untuk siklus I menjadi 69,83 untuk siklus II dan 75,78 untuk siklus III, untuk hasil belajar siswa yang dinilai dari aspek sikap untuk setiap siklus yaitu memenuhi predikat C untuk siklus I menjadi predikat C untuk siklus II dan predikat B untuk siklus III dan untuk penilaian dari aspek keterampilan setiap siklus yaitu, memenuhi predikat C untuk siklus I menjadi predikat C untuk siklus II dan predikat B untuk siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak lurus di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 3
4 PENDAHULUAN Latar Belakang Ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika diantaranyakurangnya siswa yang bertanya dan berdiskusi selama proses pembelajaran, kurang fokusnya siswa selama proses pembelajaran, serta siswa kurang berlatih untuk mengerjakan soal. Selama proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini terlihat dari masih banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Untuk memecahkan persoalan di atas, maka upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru atau pengajar diantaranya mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik lagi. Salah satunya menggunakan strategi pembelajaran yang menarik yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa, sehingga proses pembelajaran semakin hidup. Strategi pembelajaran yang tidak tepat juga menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran Ada banyak strategi pembelajaran aktif salah satunya adalah strategi pembelajaran corporat identity. Pada strategi pembelajaran corporat identity terdapat tutor sebaya yang nantinya akan mengaktifkan siswa yang pada awalnya merasa kesulitan menyelesaikan suatu persoalan menjadi lebih bersemangat menyelesaikan persoalan tersebut karena siswa yang mengalami kesulitan dibantu oleh teman sekelompoknya yang paham untuk lebih memahami suatu persoalan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas terhadap hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran corporat identity. Oleh karena itu, sebagai judul dari penelitian ini yaitu: Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika belajar siswa kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dalam pembelajaran fisika di kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa: dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat meningkatkan hasil belajar fisika. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 4
5 2. Bagi Guru: Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru untuk melakukan pembelajaran fisika dengan menerapkan strategi pembelajaran corporat identity di sekolah. 3. Bagi Penulis: Sebagai prasyarat bagi penulis untuk menyelesaikan sarjana fisika di Jurusan PMIPA Universitas Jambi. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 9 semester I di SMA Negeri 5 Kota Jambi pada pokok bahasan gerak lurus. 2. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat adalah hasil belajar fisika pada 3 aspek yaitu: a. Aspek Kognitif melalui tes objektif. b. Aspek Psikomotor melalui lembar penilaian pengamatan keterampilan dalam persentasi kelompok. c. Aspek Afektif melalui lembar penilaian pengamatan sikap selama melakukan diskusi kelompok. Defenisi Istilah Adapun defenisi istilah dalam penelitian ini adalah: 1. Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk kerjasama dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan belajar dan mengajar yang telah dilakukan. 2. Strategi pembelajaran corporat identity merupakan model pembelajaran yang menuntut kerja individu, tetapi tidak melupakan kerjasama dengan anggota kelompok lainnya. TINJAUAN PUSTAKA Belajar Menurut Hamalik (2001) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspekaspek itu diantaranya pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, hubungan sosial, dan sikap. Pembelajaran Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) pembelajaran adalah kegiatan dan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari pengertian diatas dapat dikatakan dalam pembelajaran pada diri siswa akan terjadi peningkatan kemampuan. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 5
6 Aktivitas Belajar Menurut Paul D. Dierich dalam Yamin (2007) yang membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok, masing-masing adalah: 1. Kegiatan-kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6. Kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental seperti merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. Hasil Belajar Hamalik (2003) menyatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut Dimyati (2002) hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berdasarkan pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Strategi Pembelajaran Aktif Menurut Zaini dkk (2008) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif berarti mendominasi aktivitas belajar dan pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran dan memecahkan persoalan. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik dengan saling bergerak untuk mencari informasi. Dengan cara seperti ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Corporat Identity Menurut Ginnis (2008) corporat identity merupakan strategi pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar lebih efisien karena mereka saling belajar satu TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 6
7 sama lain daripada dengan guru karena siswa lebih memahami kebingungan masingmasing dengan menggunakan bahasa dan contoh yang lebih relevan. Selanjutnya Ginnis (2008) mengemukakan langkah-langkah strategi pembelajaran corporat identity sebagai berikut: 1. Atur kelas menjadi kelompok dengan berbagai kemampuan dengan enam anggota, misalnya. Kelompok tersebut harus dipilih secara hati-hati sehingga terdiri dari siswa dengan kemampuan berbeda-beda dalam subjek anda. 2. Dalam tiap kelompok, anggota harus duduk sehingga mereka semua dapat dengan mudah saling melihat dan mendengarkan. 3. Kerja terus seperti biasa, tetapi anggota kelompok diharapkan untuk saling mendukung sehingga semua orang memahami seluruh materi yang mereka pelajari. Tanggung jawabnya dibagi. Mereka yang mengalami kesulitan dengan intruksi atau konsep tertentu diharapkan bertanya kepada yang tidak. Mereka yang paham diharapkan mencari tahu bahwa yang lain juga mengerti, dan jika tidak menawarkan bantuan. Jika setiap orang buntu, tanya guru. 4. Guru dapat menghampiri anggota mana pun setiap saat untuk menanyakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang materi yang telah dibahas. Jika jawaban tidak akurat atau bahkan setengah akurat, maka kelompok tersebut belum memenuhi tugasnya. 5. Ini tidak berarti bahwa tiap orang harus bekerja dengan kecepatan yang sama atau bahkan mengerjakan materi yang sama dalam kelompok. Pekerja yang lebih cepat dapat jalan terus. Ide bagus untuk membuat kelompok yang cukup besar sehingga permintaan tolong tidak selalu ditujukan kepada orang yang sama. Tinjauan Materi Gerak Lurus Pengertian Gerak Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya acuan tertentu selalu berubah setiap saat. Sedangkan lintasan adalah kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak. Kedudukan, Jarak dan Perpindahan a. Kedudukan Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu titik acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat terletak di sebelah kanan titik acuan sebagai kedudukan positif dan kedudukan di sebelah kiri titik acuan sebagai kedudukan negatif. Selain arahnya (tanda positif atau negatif) kedudukan ditentukan pula oleh jarak benda tersebut terhadap titik acuan, sehingga kedudukan merupakan besaran vektor. b. Jarak Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran yang hanya memiliki nilai dan tidak memiliki arah. c. Perpindahan Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal dan kedudukan akhir serta tidak bergantung pada lintasan akhirserta tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh benda. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 7
8 sumbu x arah perpindahan akan dinyatakan oleh tanda positif dan negatif. Perpindahan berarah ke kanan dinyatakan dengan tanda positif dan perpindahan berarah kekiri dinyatakan dengan tanda negatif. Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya arah dan besarnya tetap. Pada gerak lurus beraturan, kecepatan dapat diganti dengan kelajuan dan perpindahan dapat diganti dengan jarak. Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada GLBB percepatan tiap saat adalah sama, yaitu a. oleh karena itu, percepatan rata-rata pada GLBB sama dengan percepatan sesaatnya a. Pada GLBB benda yang bergerak lurus hanya mungkin memiliki dua arah, yaitu ke kanan atau ke kiri dan keatas atau ke bawah. Arah ini diwakili dengan tanda positif atau negatif. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar yang berlangsung untuk mengamati proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Arikunto (2012), yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Refleksi Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Perencanaan SIKLUS III Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Apabila tujuan pembelajaran dan KKM telah tercapai maka siklus berhenti, tapi apabila tujuan pembelajaran dan KKM belum tercapai maka dilanjutkan ke siklus berikutnya TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 8
9 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kunandar (2008) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam siklus. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X MIA semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Instrumen Penelitian Menurut Sudjana (2012), Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi empat syarat, yakni ketepatannya atau validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan ketetapannya atau reliabilitas. Penjelasan untuk masing-masing syarat tersebut ialah sebagai berikut: 1. Validitas Validitas tes adalah derajat yang menunjukkan kesahihan suatu instrumnen tes. Sukardi (2013) mengatakan sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. 2. Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi siswa.untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut: P = B Js 3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013), sebagai berikut : D = BA BB JA JB 4. Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah kepercayaan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan dapat dipercaya akan memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2013), untuk TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 9
10 menentukan reliabilitas suatu soal berbentuk objektif maka dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R21) di bawah ini: r 11 = n n 1 Dengan: S 2 t = x2 ( X )2 N M = N X N 1 M n M ns t 2 Pengumpulan Data Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 9 semester I SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelian ini berupa: 1. Data kualitatif, yaitu hasil data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan persentasi kelompok yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian. 2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan hasil belajar siswa setiap akhir siklus dalam 3 aspek yaitu data aspek kognitif, data tentang aspek afektif siswa melalui lembar penilaian pengamatan sikap dalam pembelajaran selama diskusi kelompok dan data aspek psikomotor siswa melalui lembar penilaian keterampilan melakukan persentasi kelompok. Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan keterampilan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang telah disesuaikan dengan kriteria penilaian. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian harus dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. Analisis Data Data Kuantitatif Proses perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian tes pada tahap evaluasi, dimana soal-soal berbentuk objektif dengan lima alternatif pilihan. Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudijono (2008) TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 10
11 S = ( R - W ) x Wt O 1 Instrumen penilaian sikap dan penilaian keterampilan dilakukan setiap pertemuan dalam setiap siklus saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar format penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan rating skala 1-4. Nilai akhir untuk penilaian sikap dan keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurniasih (2013), sebagai berikut: Nilai = Skor yang diperole h Skormaksimum Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan belajar digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2009) sebagai berikut : x 4 Nilai = Skor Skor maksimum x 100% Data kualitatif Data hasil lembar penilaian pengamatan sikap dan lembar penilaian pengamatan ketarampilan berdasarkan kriteria kegiatan yang dilaksanakan, sehingga terlihat apakah siswa menunjukkan kriteria sangat baik, baik, cukup atau kurang dan melihat apakah kegiatan pembelajaran dapat terlaksana ataupun tidak. Indikator Kerja Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah hasil belajar siswa. Tahap keberhasilan belajar dihitung berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai materi pelajaran tersebut. Adapun indikator keberhasilan adalah sebagai berikut: a) Perhitungan rata-rata tes formatif pada masing-masing siklus terdapat perkembangan secara signifikan. b) Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-80%, dengan batas kriteria ideal minimum 75%, dengan nilai minimal 75 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah) c) Menurut Hosnan (2014) Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan, yaitu 2,66 (B-), sedangkan untuk kompetensi sikap yaitu B d) Kategori keaktifan yakni penilaian sikap dan keterampilan siswa dikatakan berhasil apabila mencapai 60%. HASIL DAN PEMBAHASAN Rincian mengenai peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari 3 aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 11
12 (psikomotor). Pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut ini: No 1 2* Tabel 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 59,77 69,83 75,78 Jumlah siswa yang mencapai KKM (46,88%) (65,63%) (78,13%) Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada materi gerak lurus meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Adapun hasil belajar yang dinilai dari aspek sikap yang diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel 2 Peningkatan Penilaian Sikap Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III 2,39 2,51 2, (12,50%) (46,88%) (56,25%) (68,75%) (53,13%) (43,75%) (18,75%) Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang bersikap kategori Sangat Baik (SB) Jumlah siswa yang bersikap kategori Baik (B) Jumlah siswa yang bersikap kategori Cukup (C) Jumlah siswa yang bersikap kategori Kurang (K) Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek sikap setiap siklus, pada siklus I yaitu 15 siswa atau 46,88% siswa memiiki predikat B, siklus II yaitu 18 siswa atau 56,25% memiliki predikat B dan siklus III yaitu 22 siswa atau 68,75% memiliki predikat B dan 4 siswa atau 12,50% meiliki predikat SB, hal ini menunjukkan bahwa nilai sikap pada setiap siklus sudah bersikap kategori baik dan sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 2,66 (B), Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek sikap. Hasil belajar yang dinilai dari aspek keterampilan diperoleh dari penerapan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity dapat dilihat pada tabel berikut: TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 12
13 No Tabel 3 Peningkatan Penilaian Keterampilan Siswa Setiap Siklus Variabel yang diamati Jumlah atau Presentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 2,44 2,56 2,64 Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat A- Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B+ Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B - - (18,75%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat B- (43,75%) (56,25%) (62,50%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C+ (31,25%) (25,00%) (18,75%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C (25,00%) (18,75%) - Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C- Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D+ Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek keterampilan pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity pada materi gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek keterampilan. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identiy dapat meningkatkan hasil belajar dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pelajaran fisika materi gerak lurus kelas X MIA 9 SMA Negeri 5 Kota Jambi. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal: 1). Guru fisika dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe corporat identity untuk meningkatkan hasil belajar dan siswa, terutama pada materi gerak lurus. 2). Karena penelitian ini hanya dilakukan pada materi gerak lurus, maka diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain. TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 13
14 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, & Suhardjono, Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Ginnis, Paul Trik dan Taktik Mengajar (Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas). Jakarta: PT Indeks Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Kunandar Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurniasih dan Berlin.,2013. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sukardi Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: PT Bumi Aksara Yamin, Martinis Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Zaini, Hisyam, Munthe, Bermawy & Aryani, Ayu, Sekar Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani TIARA LYFIRDA : S1 PENDIDIKAN FISIKA 14
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW PADA MATERI TEORI KINETIK GAS DI KELAS XI IPA SMA XAVERIUS
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING (Bola Salju) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 5 KOTA JAMBI OLEH: 1. Desi Puspita Sari 2. Drs. Menza
Lebih terperinciOLEH : ZAKIAH A1C309043
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA MATERI IMPULS MOMENTUN DAN TUMBUKAN KELAS XI IPA 1 SMAN 5 KOTA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
1 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA KELAS Xc SMA XAVERIUS 2 JAMBI OLEH : 1. MEIRI ANDRIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING KELAS XI MIA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Amanda Imalia Mutiara 1), Menza Hendri 2), dan Ahmad Syarkowi
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI (A1C309047) 2. Dra.ASTALINI, M.Si 3. HAERUL PHATONI,S.Pd, M.Pd.Fis
1 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 MERANGIN OLEH: 1. RELI NURLIZESWATI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik, tapi juga pengembangan emosional, interaksi sosial dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI KELAS XI IPA II SMA NEGERI 5 KOTA
Lebih terperinciJurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI MIA 7 SMAN 1 MUARO JAMBI Dwinda Nur Khodijah 1), Menza Hendri 2), Darmaji
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.BSMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI OLEH: 1. ESTI NURMA
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA DI KELAS X MIA 3 SMAN 3 MUARO JAMBI OLEH : 1. Chriskal Erisal 2.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK Oleh: Winarsih, Supriyono, Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi
Lebih terperincicara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X G SMAN 8 MUARO JAMBI Mona Erliza 1), Astalini 2), Darmaji 3)
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU
PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU Hanifli hanafli.sman9@gmail.com SMAN 9 Pekanbaru ABSTRACT This research is motivated by
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciAlumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)
ISSN:2777935 Penerapan RPP berbasis...(dina) hal:712 PENERAPAN RPP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR KELAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIA 6 SMAN 5 KOTA JAMBI Oleh : Fitria Aprilia Lestari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI Yulianti 1), Menza Hendri 2), Rahma Dani 3) 1) Alumni Program Studi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN HEWAN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI OLEH: Dian Sukmawati
Lebih terperinciOLEH DESRIYANTI A1C309009
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC 5E) Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA
BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA A. Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Konsep 1. Model Pembelajaran Tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian Relevan 1. Deskripsi Teori a. Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
Lebih terperinciOleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung
Ernawati, Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris... 175 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN TELLING FUNNY STORIES DENGAN METODE PENDEKATAN BERBASIS AKTIVITAS TERHADAP SISWA
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG
PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG Hasanatul Fitri 1, Dra. Gusmaweti, M.Si 2, Drs. H. Asrul Thaher,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Oleh: Nur Khotimah, Bambang Priyo Darminto, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciOleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes... 137 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MATERI POKOK SIKAP TUBUH DALAM PERMAINAN SEDERHANA MELALUI METODE AKTIVITAS DI KELAS I SD NEGERI I MALASAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang Belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam
Lebih terperinciABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Syarinah Intan Harahap 1), Menza
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Lorentya Yulianti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat
Lebih terperinciJurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)
Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH: 1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang kemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN X O
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH: 1. FITRI MEGASARI (RRA1C310008)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat
Lebih terperinciPENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo
PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU Oleh : Abstrak Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Gedong Air kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Alasan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING Siti Nurhanifah 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ilmiah ini tidak dapat dipisahkan atau dilepaskan dari tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA MATERI FLUIDA DI KELAS XI IPA2 SMA FERDY FERRY PUTRA OLEH 1. DWITRI PILENDIA 2. Drs.
Lebih terperinciIkmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA Kharis Purwono; Nila Kurniasih; Heru Kurniawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui bagaimana aktivitas peserta didik dan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam
Lebih terperinciNASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis
ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING TIPE STRUCTURED PROBLEM SOLVING DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION DI SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI OLEH
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK Yunita Ratna Sari 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF JURNAL. Oleh. SULIHAWATI Siswantoro Sowiyah
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF JURNAL Oleh SULIHAWATI Siswantoro Sowiyah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
Lebih terperinciSinggih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS Terintegratif DI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI OLEH: 1. Eka Sulastri NIM. RRA1C312014
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciKeperluan korespondensi, HP : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciBerdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24
1 PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No 2, Juni 2014 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN Ayu Ferawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO Nuraini Antas, Bambang Priyo Darminto, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci