PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1

2 PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Tina_gobel@ymail.com Tina Gobel, Samsiar RivaI, Samsiah ABSTRAK Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana peranan guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan peranan guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan sumber data primer 3 orang guru dan seluruh anak didik dan sumber data sekunder berupa dokumen, tulisan serta arsip arsip yang mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis dengan langkah langkah reduksi data, penyajian data, verivikasi dan pengumpulan keputusan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah sebagai (1) perencana dalam pembelajaran. Guru harus merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya bersama anak didik. (2) Guru sebagai pelaksana. (3) Guru sebagai evaluator, yakni melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran dan penilaian hasil kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar pengenalan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo sudah baik. Kata Kunci : Peranan Guru, Konsep Angka 1-20 Tina Gobel. Mahasiswa pada Jurusan PG PAUD, Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Samsiar RivaI, S.Pd.,M.Pd, Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Gorontalo. Samsiah, S.Pd,M.Pd, Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo

3 Lingkup perkembangan yang diajarkan di TK ada lima yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik (motorik kasar, motorik halus, kesehatan fisik), kognitif (pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna ukuran dan pola, konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf), Bahasa (menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, keaksaraan), dan sosial emosional. Dari ke lima lingkup perkembangan tersebut yang menjadi fokus bahasan tulisan ini adalah lingkup perkembangan kognitif, terutama dalam menghitung benda-benda. Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.depdiknas (2007:1) mengemukakan bahwa kemampuan berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan. Dalam mengenalkan bilangan pada anak usia dini tentunya harus menarik, menyenangkan dan penjelasannya mudah dipahami anak. Peranan guru sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang hidup didalam kelas. Guru yang kreatif dapat memvariasikan gaya mengajarnya agar menarik anak untuk belajar. Menurut Sriningsih (2009: 37) proses modifikasi tingkah laku sangat membantu keberhasilan proses belajar, yang dapat dilakukan melalui tiga hal, antara lain: pemberian stimulus, penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).pertimbangan lainnya dalam memberikan pembelajaran yaitu bagaimana anak menerima informasi, mengingat, rentang perhatiannya,

4 kemampuan memecahkan masalah, dan gaya belajar anak berbeda-beda (Sriningsih, 2009: 37). Guru juga harus mempertimbangkan beberapa hal tentang perlunya menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada anak TK sebagaimana diungkapkan Ariesandi (Ruseffendi, 2006) diantaranya: (1) siswa dianggap sebagai penerima pasif informasi. (2) para murid dianggap sebagai kertas kosong yang siap untuk ditulisi guru, (3) matematika dapat dilakukan di area matematika saja, (4) matematika merupakan pelajaran hapalan, (5) jika anak berbuat salah akan dihukum atau dicap tidak pintar matematika, (6) cara pemecahan soal harus sesuai dengan cara yang diajarkan guru jika tidak siswa dianggap tidak menurut dan jawabannya disalahkan. Dengan begitu pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan sesuai harapan. Permasalahan mengenai pentingnya kemampuan anak dalam mengenal bilangan di TK ini penting dikembangkan adalah pada dasarnya setiap anak akan memerlukan bilangan karena bilangan merupakan bagian integral dari kehidupan. Sebagai contoh, banyak sekali aktivitas manusia yang memerlukan bilangan ketika bangun tidur melihat waktu dengan bilangan, membeli sesuatu harus mengerti bilangan, mengukur berat, tinggi badan mengetahui nomor telepon, plat nomor motor, mobil. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak anak yang tidak mengenal bilangan bahkanpada pendidikan yang lebih tinggi anak dapat mengalami fobia terhadap matematika terutama bilangan.

5 Kondisi objektif lain yang ditemui di TK Mentari adalah pada saat pembelajaran bilangan cenderung berpusat pada guru. Anak jarang diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya. Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi anak. Selain hal tersebut, pemilihan metode dan teknik dalam pembelajaran dirasakan masih kurang bervariasi. Kondisi seperti ini menyebabkan kemampuan mengenal bilangan anak menjadi rendah. Menyikapi hal tersebut, TK Mentari sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang selayaknya mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak termasuk mengembangkan kemampuan mengenal bilangan anak. Berdasarkan kenyataan dilapangan ada beberapa permasalahan yang muncul di TK Mentari diantaranya ketika guru menyampaikan suatu pembelajaran mengenal bilangan, proses pembelajaran masih cenderung bersifat teacher center, guru memberikan tugas dengan cara paper pencil test melalui majalah. Hal ini dikarenakan minimnya fasilitas dan media yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk anak, sehingga anak-anak terlihat jenuh dan bosan. Masih ada beberapa anak yang hanya mencoret-coret majalah saja. Kondisi seperti ini mengakibatkan kemampuan anak dalam mengenal bilangan masih rendah. Beberapa anak juga mendapat kesulitan dalam memahami kemampuan mengenal bilangan, antara lain (1) sulit dalam menyebutkan urutan bilangan 1-20, karena sering ada yang terlewat (2) sulit dalam menghubungkan benda dengan simbol angka yang dimaksud, (3) sulit dalam membedakan mana yang sama, lebih

6 banyak, dan lebih sedikit jumlahnya serta (4) sulit dalam mengenal simbol angka yang ditunjuk. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kurang maksimalnya kemampuan anak dalam mengenal bilangan di TK tersebut karena kurangnya media yang tersedia dan keterbatasan guru sehingga mengakibatkan guru menggunakan cara-cara konvensional dalam mengajar. Dengan demikian, diperlukan suatu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bilangan. Dalam menangani masalah pengenalan konsep angka, perlu kerjasama antara guru, orang tua, serta peserta didik.salah satu faktor yang mempengaruhi lambatnya pengenalan konsep angka dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi bagi peserta didik yang berguna untuk membantu dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengenal angka serta untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik tersebut. Guru sebagai pemegang peranan paling penting dalam hal ini dapat menggunakan berbagai metode dan model Pembelajaran sebagai upaya dalam mengenalkan konsep angka kepada peserta didik. Oleh karena itu, penulis terinspirasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul Peranan Guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B di TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

7 Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian penulismelakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B di TK Mentari Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Hakikat Peranan Guru Aisyah dkk (2011:331) menjelaskan peranan guru TK dalam pembelajaran adalah sebagai perencana, pelaksana, dan sekaligus juga sebagai evaluator. 1. Guru TK sebagai Perencana Peran guru sebagai perencana dalam pembelajaran adalah guru harus merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya bersama anak didik. Bentuk bentuk perencanaan pembelajaran yang harus disusun di TK sebagai berikut: a. Perencanaan Tahunan Perencanaan tahunan telah memuat kemampuan, keterampilan dan pembiasaan pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Biasanya perencanaan tahunan disusun bersama antara kepala sekolah dengan guru guru TK. Pada TK TK tertentu perencanaan tahunan disusun oleh bagian kurikulum atau badan penelitian dan pengembangan kurikulum, namun tetap bekerja sama dengan gur guru. b. Program Semester Program semsester adalah program tahunan yang dibagi menjadi dua dalam dua semester.

8 c. Perencanaan Mingguan (Rencana Kegiatan Mingguan) Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) berisi kegiatan kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan untuk satu minggu sesuai dengan tema pada minggu tersebut. RKM biasanya disusun bersama baik oleh guru kelompok A maupun guru kelompok B. d. Perencanaan Harian (Rencana Kegiatan Harian) Perencanaan harian atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan perencanaan pembelajaran untuk setiap hari yang dibuat oleh guru yang dijabarkan dari RKM. Rencana Kegiatan Harian merupakan acuan dan pegangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap hari. 2. Guru TK sebagai Pelaksana Menurut Aisyah (2011:335) agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya memperhatikan langkah langkah sebagai berikut : a. Mengembangkan rencana yang telah disusun dan memperhatikan kejadian atau peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh anak terhadap materi yang dipelajari pada hari itu. b. Melaksnakan penilaian terhadap minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan mengguanakan pengamatan, wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil kerja/karya anak. c. Membantu anak mereflaksikan pemahamannya tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.

9 d. Melakukan percakapan dengan anak tentang hal hal yang berkaitan dengan tema sehinggadapat diketahui seberapa jauh pemahaman anak tentang tema yang dipelajari pada hari ini. e. Mengadakan kerjasama dengan orang tua secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksnakan, menginformasikan tema kepada pihak orang tua sehingga orang tua turut mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 3. Peran Guru TK Sebagai Evaluator Guru sebagai evaluator melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Dalam penilaian proses kegiatan, guru melakukan penilaian dengan cara observasi atau pengamatan tehadap cara belajar anak baik secara individual maupun kelompok. Evaluasi harus mampu memberdayakan guru, anak, dan orang tua. Guru sebagai evaluator harus melihat penilaian sebagai suatu kesempatan untuk menggambarkan pengalaman anak didik serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses maupun belajar anak didik. Aisyah dkk ( 2011:337) Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa guru memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, yakni guru sebagai perencana, guru sebagai pelaksana dan guru juga sebagai evaluator dari proses pembelajaran tersebut. Peranan guru ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

10 Hakikat Pengenalan konsep Angka 1-20 di TK Angka merupakan interpretasi manusia dalam menyatakan anggota himpunan. Angka adalah suatu ide yang sifatnya abstrak atau lambang namun memberikan keterangan mengetahui banyaknya anggota himpunan ( Negoro dan Harahap, 1998 ). Sedangkan menurut Untoro ( 2008:1) angka adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah atau dikalikan. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Ruslani (Tajudin, 2008: 23) bilangan adalah suatu alat pembantu yang mengndung suatu pengertian. Bilangan-bilangan ini mewakili suatu jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Menurut Copley (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan 2 buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0. Proses pengenalan konsep bilangan ini tidak terlepas dari pengenalan konsep tentang angka-angka. Pengenalan konsep angka melibatkan pemikiran tentang beberapa jumlah suatu benda atau beberapa banyak benda. Pengenalan konsep angka ini pada akhirnya akan memberikan bekal awal kepada anak untuk mempelajari berhitung dan operasi penjumlahan. Pada dasarnya anak sudah mampunyai kemampuan dasar matematik sebelum anak memperoleh pelajaran matematik secara formal. Hal ini ditujukan dengan minat anak untuk mengetahui sesuatu yang baru di sekitar lingkungan anak. Sedikit sulit untuk mengenalkan konsep bilangan/angka kepada anak karena sifatnya abstrak dan pada saat itu anak mengalami masa transisi yaitu, proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak. Menurut

11 Trister (2002: 134), Number concept are the foundation of mathematics. These concepts develop graduaily over time as children explore, manipulate and organize materials and as they communicate their mathematical hingking with adults and peer. Orang tua dan guru tidak hanya terpaku dengan angka saja untuk memperkenalkan konsep matematika terhadap anak. Menurut penjelasan dari Trister et al. konsep bilangan dapat dibangun melalui pemanfaatan lingkungan sekitar yang dapat menjunjung pembelajaran matematika bagi anak. Dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar anak, anak dapat memanipulasi, mengekspor dan mengorganisir benda-benda yang ada disekitarnya sehingga dapat mengkomunikasikannya dengan orang tua, guru dan teman sebayanya. Bilangan tidak bisa terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dalam interaksi kehidupan manusia, bilangan banyak ditemui dalam kehidupan seharihari. Namun demikian banyak anak tidak menyadari bahwa bilangan yang mereka lihat memiliki arti yang berbeda-beda. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak TK. Konsep abstrak ini merupakan hal yang sulit bagi anak TK untuk memahaminya secara langsung, dimana pemikiran anak TK masih berada pada tahap berpikir kongkrit. Untuk dapat mengembangkan pengenalan konsep bilangan pada anak TK harus dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit. Untuk membantu proses pengenalan konsep bilangan.

12 METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan ini dipilih karena lebih sesuai untuk mengungkap apa yang menjadi masalah dalam penelitian. Rancangan penelitian ini menggunakan metode survei atau observasional, yaitu peneliti mengadakan pengamatan terhadap upaya upaya guru dalam mengenalkan konsep angka pada anak kelompok B di TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat yang terlibat langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang lebih akurat. Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru serta anak kelompok B TK Mentari Desa Pilohayanga Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: observasi, wawancara, dokumentasi. Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga kriteria yakni kredibilitas, kebergantungan dan kepastian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada ketiga guru di TK Mentari Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, diperoleh kesimpulan bahwa peranan guru dalam pengenalan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B suadah optimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara

13 menginformasikan bahwa kemampuan guru dalam mengenalkan konsep angka 1-20 dengan menggunakan mainan berupa balok atau bola warna warni yang disenangi anak serta kemampuan guru dalam mengatasi kesulitan dalam pengenalan konsep angka Pada dasarnya kemampuan mengenal konsep angka 1-20 memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan annak TK terutama dalam aspek perkembangan kognitifnya, dimana anak aktif membangun pemikirannya. Kemampuan tersebut akan sangat bermanfaat pula bagi pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya. Mengingat pentingnya kemampuan mengenal konsep angka 1-20 sejak usia TK, sebaiknya guru lebih banyak memberikan stimulasi yang menarik, salah satunya dengan permainan. Pada dasarnya kesadaran guru memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan proses modifikasi dalam pembelajaran mengenal konsep angka 1-20 pada anak TK. Pembelajaran biasa yang diberikan kepada anak tentunya tidak menyenangkan bagi anak untuk belajar konsep angka 1-20, bahkan anak cenderung bosan. Tidak heran jika pada saat proses pembelajaran mengenal konsep angka 1-20 anak sulit mengingat dan memahami tentang bilangan, sehingga anak tidak terlalu antusias terhadap pembelajaran mengenal konsep angka Peningkatan kemampuan mengenal konsep angka pada anak kelompok B di TK Mentari Kecamatan Telaga dapat dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu pada saat pembelajaran guru melakukan pengungkapan secara ulang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan guru pada

14 saat diwawancarai oleh peneliti bahwa pengungkapan berulang pada kegiatan mengenal konsep angka 1-20 akan membantu anak mempelajari nama nama angka serta urutan yang diikuti angka itu. Selain itu, pada saat kegiatan pembelajaran, permainan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak dalam belajar menghitung angka 1-20, karena anak dapat dengan mudah mengingat segala pengetahuan yang masuk dalam permainan tersebut. Hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pengenalan konsep angka 1-20 di TK mampu mempercepat anak untuk dapat mengenal bilangan. Hal ini disebabkan salah satunya ialah proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat dengan mudah diterima oleh anak bukan dari hal yang bersifat informaasi yang hanya melihat dan mendengarkan saja, tetapi anak secara langsung mempraktekkannya. Sejalan dengan apa yang diungkapkan guru di TK Mentari bahwa agar pengenalan konsep angka 1-20 lebih menarik dan tidak membosankan anak, guru hendaknya merencanakan dan menyiapkan berbagai jenis gagasan yang bervariasi dengan bermain dan menciptakan bermacam macam permainan yang menarik. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung interaksi guru dengan anak anak dapat ditingkatkan dengan tanya jawab, stimulasi pertanyaan terbuka dan menarik serta pemberian motivasi. Hal ini bertujuan agar tercipta suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan anak dalam proses pembelajaran. Selanjutnya melakukan evaluasi merupakan tanggung jawab guru. Guru melihat hasil perencanaan melalui hasil kerja anak anak.

15 Keberhasilan anak dalam belajar akan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Guru menilai hasil kerja anak dengan mengamati atau melalui observasi dan penilaian yang dilakukan dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian guru menyiapkan format penilaiannya terlebih dahulu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar peranan guru dalam pengenalan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B meliputi kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran pengenalan konsep angka Peranan guru dalam pengenalan konsep angka 1-20 pada anak kelompok B TK Mentari sudah baik, hal ini dapat ditunjukkan oleh hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti terutama pada proses pembelajaran berlangsung. Guru sudah mampu memilih media pembelajaran yang konkrit dan menarik sehingga mudah dipahami anak. Guru juga mampu memberikan evaluasi secara bervariasi, sehingga anak tetap merasa nyaman sampai pembelajaran selesai. Berdasarkan simpulan dan hasil temuan di lapangan, peneliti menyarankan kepada beberapa pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian yaitu sebagai berikut :

16 1. Bagi guru, peneliti berharap agar guru dapat terus meningkatkan peranannya dalam mengenalkan konsep angka pada anak kelompok B di TK Mentari Kecamatan Telaga dengan merencanakan,memilih media yang menarik dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. 2. Bagi peneliti lanjutan, peneliti berharap 42 penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut tentang peranan guru dalam pengenalan konsep angka 1-20 pada anak TK dengan menggunakan media media pembelajaran yang lebih menarik atau mengkaji variabel ini dalam bentuk penelitian tindakan kelas. 3. Bagi Sekolah, diharapkan menyediakan fasilitas belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Aisyah,S.dkk (2011). Dasar Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka. Depdiknas, 2007.PedomanPermainan BerhitungPermulaan di Taman Kanak Kanak, Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. (Edisi Revisi). Bandung: Tarsito. Sujiono, Y. N. dkk. (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Sriningsih, N. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu. Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama taman

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama taman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A Mistin Qomariah Nurhenti Dorlina S. Program Studi PG-PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah individu yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. masa ini disebut juga dengan masa golden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Karena pada

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu program untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan formal (TK/RA) yang mengarahkan kepada perkembangan anak sehingga perkembangan dapat diarahkan

Lebih terperinci

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana Jamin Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 SAMPAI 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU REMI PADA ANAK KELOMPOK A TK SI KUNCUNG DAMBALO KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA Anisa Anuz Samsiah, Nunung Surjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. atau biasa disebut dengan angka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. atau biasa disebut dengan angka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Konsep Bilangan 2.1.1.1 Pengertian Bilangan Salah satu unsur yang ada di dalam matematika adalah kemampuan membilang.bilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa Kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN BILANGAN 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA SLOROK 02 KECAMATAN DOKO KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENELITIAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Kualitas suatu sistem pendidikan dapat mempengaruhi kualitas suatu bangsa di masa depan. Ketika suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK sebagai lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia prasekolah merupakan masa peka untuk menerima rangsangan baik fisik maupun psikis. Pada masa ini, anak perlu diberikan rangsangan yang tepat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA DADU PINTAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KB AL-AMANAH KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN Donna Amelia Abstrak Kemampuan berhitung dari siswa kelas B di TK Samudera Satu Atap Pariaman masih rendah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan prasekolah tidak perlu disangsikan lagi. Baik para ahli maupun masyarakat umum lajimnya sudah mengakui akan betapa pentingnya pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 MELALUI PERMAINAN KOTAK PINTAR ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA III WATES TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 MELALUI PERMAINAN KOTAK PINTAR ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA III WATES TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 MELALUI PERMAINAN KOTAK PINTAR ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA III WATES TAHUN PELAJARAN 2014/201 ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan perkembangan dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Undang-Undang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil penelitian Golinkof (2005:103) 46 % anak-anak berusia empat sampai lima tahun sibuk menghitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dipandang suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus memenuhi tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis, karena pada masa usia dini adalah masa keemasan dan fondasi awal bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL OLEH ELSAWATI NIM. 153 410 073 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7), anak usia dini adalah anak yang berusia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini. PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM Puji Hartini Pendahuluan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL.

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL. PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh : STEVI GOBEL NIM : 153 410 023 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam kehidupan dimana pada periode ini anak banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada masa

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh : MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut masa emas (golden age) atau masa peka. Anak usia dini adalah individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan dirinya tergolong manusia yang cerdas, di kalangan masyarakat menilai tingkatan sekolah dianggap sebagai tolak ukur kecerdasan, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak pada tahapan usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa kritis dalam

Lebih terperinci

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A RA DARUL ULUM REJOTANGAN KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun (sejak lahir) sampai dengan 8 tahun dan masa ini disebut sebagai masa emas karena pada masa ini terjadi proses

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh : MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA SIDOWAREK I KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah Indonesia telah merencanakan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun menjadi 9 tahun, ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO 1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Disusun Oleh: N U R Y A T I NIM : A53B090052

Disusun Oleh: N U R Y A T I NIM : A53B090052 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DENGAN PERMAINAN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan terus berjalan dinamis seiring waktu yang terus beranjak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan terus berjalan dinamis seiring waktu yang terus beranjak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan terus berjalan dinamis seiring waktu yang terus beranjak menuju pada kondisi yang diharapkan. Dalam merjalankan kehidupan anak harus dibekali

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK Dian Anggraeni Yunikowati (11260167) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1 PENINGKATAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN CONGKLAK WADAH TELUR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH VII KOTA PADANG RUSFITA MEDIA Abstrak Masalah penelitian ini adalah banyaknya

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI ABSTRAK Kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL.

PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL. PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL Oleh ROSALINA HIPI NIM. 153 410 036 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui binbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM:

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-10 MENGGUNAKAN MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK USIA DINI PAUD NGUDI KAWERUH DESA NGREJO KECAMATAN TANGGUNGGUNUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subyek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada jalur pendidikan formal. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH Pendahuluan Betti Erlina Abstrak Abstrak. Kurangnya pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problemproblem numerik. Matematika membahas fakta-fakta dan hubungannya, serta membahas problem ruang

Lebih terperinci

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Maylinda Gatindah Putri Andi Kristanto Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136). (maylindagatindah@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menguraikan latar belakang penelitian yang akan mengantar pada apa yang menjadi fokus masalah serta signifikansi penelitian ini. A. Latar Belakang Pendidikan anak usia

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA TALES KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan dalam akademik khususnya membaca sangat diperlukan untuk perkembangan pengetahuan anak. Dalam era yang serba modern seperti saat ini, banyak anak usia prasekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN Nuraina 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2)

Lebih terperinci

Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan

Lisma Muda, Martianty Nalole, Samsiar RivaI. ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan, Mengenal Angka, Mencari Pasangan, Lambang Bilangan Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 Melalui Teknik Mencari Pasangan Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Kihajar Dewantoro 14 Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sofychimil@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA KELOMPOK A DI TK DHARMA WANITA TOMBA KOTA BAUBAU SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci