PENGARUH LATIHAN FITNESS TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH IBU-IBU IGTKI RANTING PEMALANG KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LATIHAN FITNESS TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH IBU-IBU IGTKI RANTING PEMALANG KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH LATIHAN FITNESS TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH IBU-IBU IGTKI RANTING PEMALANG KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh : Agung Wibowo Hasyim JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

2 ii SARI Hasyim, Agung Wibowo Pengaruh Latihan Fitness Terhadap Penurunan Lemak Tubuh Ibu-Ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang. Kata kunci :Pengaruh Latihan Fitness, Penurunan Lemak Tubuh Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh latihan fitness selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali setiap minggunya terhadap penurunan lemak tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan The One-Group Pretest-Posttest Design, populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang yang berjumlah 84 orang. Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana dalam pemilihan sampel didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 orang, dikarenakan dari 84 orang hanya 5 orang yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel dalam penelitian ini dilihat dari kegemukan, kesehatan, profesi dan jenis kelaminnya. Variabel dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu : variabel bebas adalah latihan fitness, dengan intensitas sedang dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan lama latihan menit setiap kali latihan dan veriabel terikat adalah lemak tubuh yang diukur menggunakan skinfold calipers. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan uji t. Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah rata-rata ketebalan lemak tubuh pre-test = 42,92mm (32,35%),lingkar tubuh = 74,9cm post-test = 25,24mm (25,24%) lingkar tubuh = 60,5cm, penurunan jumlah rata-rata lemak tubuh = 17,58mm (11,39%). Dengan jumlah rata-rata lingkar tubuh = 14,4cm. Hasil analisis uji t pada taraf signifikan α = 5% dengan db = 5-1 = 4, dengan t (hitung) = 17,52 > t (tabel) = 2,78 yang brarti t (hitung) > t (tabel) dengan demikian maka Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh dari latihan fitness dengan 3 kali latihan setiap minggunya selama 6 minggu terhadap penurunan lemak tubuh ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang. Kesimpulan, berdasarkan hasil penelitian latihan fitnes dengan intensitas sedang dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan lama latihan menit setiap kali latihan dapat menurunkan lemak tubuh yang mempengaruhi pengecilan lingkar lengan, perut, pinggang, paha dan penurunan berat badan pada ibu-ibu IGTKI yang mengalami obesitas. ii

3 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan salinan atau jiplakan dari hasil karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agung Wibowo Hasyim iii

4 iv HALAMAN PERSETUJUAN Rancangan Skripsi Ini Telah Disetujui untuk Diujikan Dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Hari : Tanggal : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Soegiyanto Ks, MS. Dr. Setya Rahayu, Ms. NIP NIP Mengetahui : Ketua Jurusan IKOR Drs. Musyafari Waluyo, M. Kes NIP iv

5 v LEMBAR PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul PENGARUH LATIHAN FITNESS TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH IBU-IBU IGTKI RANTING PEMALANG KABUPATEN PEMALANG Telah Diuji Dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Hari : Tanggal : Pukul : Tempat : Ketua Panitia Sekretaris Drs. Tri Nurharsono, M.Pd. Drs. Musyafari Waluyo, M.Kes NIP NIP Dewan Penguji : 1. Drs. Said Junaidi, M.Kes. (Ketua) NIP Dr. H Sugiyanto Ks, Ms. (Anggota I) NIP Dr. Setya Rahayu, Ms. (Anggota II) NIP v

6 vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Kenal Gesang Menjadikan Kehidupan Ini Lebih Berarti Persembahan Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Ibu dan Ayah tercinta, Rusnali Hasyim dan Sri Umi Isrotin 2. Adiku Iis Kartika Hasyim yang tersayang 3. Istri dan anaku tersayang, Frian Yeslia A dan Tegar Bagas W.H (Paul) 4. Tempat penelitian MITRA GYM 5. Ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang 6. Jurusan IKOR 7. Almamater FIK UNNES. vi

7 vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar sehingga selesai pada waktunya. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan hormat kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hari Pramono, M.Kes, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Drs. M.Waluyo, M.Kes, Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan pengarahan dan persetujuan tema skripsi ini. 4. Drs. Soegiyanto, KS. MS, Dosen pembimbing utama yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan sehingga tersusun penulisan skripsi ini. 5. Dr. Setya Rahayu, MS, Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan sehingga tersusun penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu selama menempuh perkuliahan maupun saat penyusunan skripsi. vii

8 viii 7. Pemilik Sanggar Fitness Mitra Gym yang telah memberikan izin penelitian bagi penulis dan membantuan demi kelancaran skripsi ini. 8. Ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang, yang telah sangat membantu penelitian dan membantu demi kelancaran skripsi. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moral dan material dalam penyusunan skripsi sampai dengan selesai yang tidak dapat sebutkan satu-persatu. Semoga semua bantuan dan jasa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan terbuka demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya. Amin. Semarang, Agustus 2010 Penulis viii

9 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SARI.. HALAMAN PENGESAHAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv v vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Alasan Pemilihan Permasalahan Tujuan Penelitian Penegasan Istilah Kegunaan Hasil Penelitian.. 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Pengertian Latihan Prinsip latihan Latihan Aerobik 12 ix

10 x Latihan Fitness Lemak Kegemukan (Obesitas) Pengaruh Latihan Fitness Terhadap Penurunan lemak Tubuh Mengukur Lemak Tubuh Hipotesis 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian Populasi Sampel dan Teknik Sampling Penentuan variabel Devinisi Operasional Variabel Jenis dan Rancangan penelitian Metode Pengambilan Data Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian Pengukuran Tebal Lemak Pengukuran Presentase Lemak Program Latihan Sistem Pengambilan Data Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Faktor Di Luar Penelitian Faktor Di Dalam Penelitian.. 33 x

11 xi 3.7 Metode Analisis Data 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrapsi Data Hasil Penelitian Data Ketebalan, Presentase Lemak Tubuh, dan Lingkar Tubuh Sebelum dan Sesudah Diberikan Latihan Uji Hipotesis Data Penurunan Lemak Tubuh Setelah Diberikan Latihan Fitnes Selama 6 Minggu Pembahasan Keterbatasan Penelitian. 43 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran xi

12 xii DAFTAR TABEL 1. Persentase Lemak Tubuh Standar Data Pretes-Posttes Hasil Pengukuran Lemak Tubuh Rata-rata Ketebalan lemak, persentase dan lingkar tubuh Pretes- Posttes Rata-rata Lemak Tubuh Setelah Diberikan Latihan Fitnes Selama 6 Minggu Hasil Uji Penurunan Lemak Tubuh Setelah Diberikan Latihan Fitnes Selama 6 Minggu xii

13 xiii DAFTAR GAMBAR / GRAFIK 1. Gambar Skinfold calipers Grafik Pengukuran lemak tubuh pretest Grafik Pengukuran lemak tubuh posttest Grafik Penurunan lemak tubuh setelah diberikan latihan fitnes selama 6 minggu xiii

14 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Bentuk latihan dari pemanasan, latihan inti dan pendinginan Tabel program latihan Tabel pengukuran lemak tubuh ibu-ibu sampel Tabel persentase lemak tubuh standar Tabel pengukuran lingkar lengan, perut, pinggang, paha ibu-ibu sampel penelitian Tabel pengkuran body mass index (bmi) Data pengukuran lemak tubuh Uji t (uji penurunan lemak tubuh pada lengan) Uji t (uji penurunan lemak tubuh pada tulang belikat) Uji t (uji penurunan lemak tubuh pada perut) Uji t (uji penurunan lemak tubuh pada paha dalam) Uji t (uji penurunan lemak tubuh pada pinggang) Uji t (uji penurunan lemak tubuh) Hasil pengukuran persentase kepadatan tubuh Data pengukuran lingkar tubuh dan berat badan Uji t (uji penurunan kepadatan lemak tubuh) Dokumentasi Pengkuran Lemak Tubuh Dokumentasi Latihan Fitnes Surat-surat 7 xiv

15 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Dalam kehidupan yang serba modern sekarang ini, di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Dimana segala sesuatunya sudah menggunakan alat bantu mesin yang lebih praktis dan efisien. Hal ini membuat aktivitas tubuh mulai berkurang, sehingga menjadikan timbunan lemak dalam tubuh semakin banyak dan menyebabkan terjadinya kegemukan. Kegemukan adalah akumulasi lemak yang berlebihan melebihi apa yang dianggap normal untuk usia, jenis kelamin dan jenis tubuh. Kegemukan adalah kasus kelebihan lemak, bukan sekedar kelebihan berat badan. Mungkin saja berat badan kita ringan akan tetapi tetap saja gemuk, seperti bila individu memiliki lemak yang berlebihan dan otot yang tidak berkembang. Kegemukan dapat diartikan sebagai lebih dari 20% diatas berat badan ideal, atau lebih 20% lemak untuk pria dan 30% lemak untuk wanita. Tingkatan ini berubah-ubah, dan beberapa ahli memiliki tingkat yang lebih rendah atau lebih tinggi dalam mengartikan kegemukan, tetapi dengan definisi ini sepertiga orang dewasa termasuk gemuk (Brian J. sharkey, 2003:281). Bila jumlah timbunan lemak lebih dari 20%, berarti faktor resiko pada kesehatan akan bertambah pula. Maka dari sudut kedokteran, orang yang 1

16 2 mengalami gemuk berlebihan (Obesitas), dapat dianggap orang yang menderita sakit. Karena terlalu banyaknya lemak dalam tubuh, maka kemungkinan mendapat penyakit darah tinggi menjadi 3 kali lebih banyak, kadar kolesterol dalam darah naik jadi 2 kali dari sebelumnya, kemungkinan terkena diabetes (penyakit gula) bisa naik menjadi 3 kali lipat. Resiko ini timbul bukan karena jumlah lemak yang berlebihan yang menjadi beban fisik, akan tetapi menggangu metabolisme dan proses biokimia dalam tubuh yang bersangkutan. Selain itu juga dapat merusak pertahanan tubuh secara alamiah yang akhirnya menyebabkan mudahnya terjadi penyakit (Sadoso Soemosardjuno, 1989:83-84). Bukan rahasia lagi jika seseorang menginginkan kesehatan yang baik bagi tubuh mereka. Bahkan, banyak pula yang berasumsi dengan menurunkan berat badan maka akan menjadi sehat. Inilah asumsi yang salah kaprah. Masalah yang akhirnya timbul adalah ketika kita berupaya menurunkan berat badan akan tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, berat badan bukannya turun tetapi akan menjadi bertambah atau naik, ataupun jika terjadi penurunan itu hanya sementara waktu saja dan kemudian naik lagi. Akhirnya yang terjadi adalah bukannya sehat yang didapat tapi melainkan sakit yang menjadi hasil akhir. Kebayakan orang enggan untuk berolahraga, melainkan lebih suka untuk mengkonsumsi obat apa saja yang bisa membuat langsing tanpa berolahraga. Padahal diet tanpa diimbangi dengan berolahraga maka semua program penurunan akan mengalami kegagalan. Yang akan menjadi

17 3 pertanyaan kemudian adalah bagaimana kita dapat menjaga kesehatan? Jawabannya mudah, menjaga tubuh agar tetap sehat dan tidak gemuk adalah dengan cara membakar kelebihan lemak di dalam tubuh dengan berolahraga tentu saja dengan menjaga asupan gizi dan vitamin yang masuk kedalam tubuh. Dengan begitu bukan hanya tubuh sehat saja yang kita dapatkan melainkan tubuh yang bugar dan ideal. Maka pola pikir yang perlu dibentuk saat ini bukan lagi Bagaimana menurunkan berat badan tetapi Bagaimana menghilangkan lemak tubuh (Paidhon L. Touran, 2007). Untuk pembakaran lemak tubuh secara optimal kita dapat memilih olahraga yang bersifat aerobik. Dimana olahraga aerobik adalah olahraga yang membutuhkan oksigen dalam memproduksi energi untuk membuat otot kita berkontraksi (Paidhon L. Touran, 2007:56). Sedang menurut K. Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik yang kita lakukan memerlukan oksigen yang cukup untuk digunakan sebagai cadangan oksigen saat latihan. Jane bukan Tarzan, kalimat tersebut menunjukan suatu perbedaan yang sangat mendasar antara pria dan wanita. Seperti halnya hawa diciptakan bukanlah untuk dijadikan pembantu tapi sebagai penolong. Secara fisik tubuh wanita lebih kecil dari pria. Tapi dibalik tubuh yang kecil itu tersimpan kekuatan yang lebih dahsyat. Yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa perempuan merasa takut untuk melakukan latihan fitness?

18 4 Dengan alasan takut nanti tubuhnya akan menjadi kekar seperti binaragawan. Menurut Paidhoon. L. Touran (2007:71-72), ada beberapa perbedaan antara perempuan dan pria yang sangat mendasar. Perempuan memiliki 5-10% resting metabolic rate yang lebih rendah dibandingkkan laki-laki. Artinya pembakaran kalori pada perempuan lebih kecil atau lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena masa otot perempuan lebih sedikit atau lebih kecil dibandingkan masa otot laki-laki. Perempuan menggunakan 40% energi lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Pembakaran lemak pada perempuan lebih sedikit pada kondisi latihan yang sama dengan laki-laki. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon. Dari latar belakang diatas peneliti mengangkat judul Pengaruh latihan fitness terhadap penurunan lemak tubuh ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang, dengan alasan sebagai berikut: 1) Fitness olahraga yang populer pada saat ini untuk menurunkan berat badan dengan pembakaran lemak. 2) Memberikan solusi kepada ibu-ibu cara yang baik dan aman dalam menurunkan lemak tubuh. Dengan demikian berat badan akan turun dengan sendirinya 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian dari latar belakang pemilihan judul, permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

19 Adakah pengaruh dari latihan fitness selama 6 minggu dengan 3 kali latihan setiap minggunya dengan intensitas sedang selama menit setiap kali latihannya dapat menurunkan lemak tubuh pada ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang. Dan berapa besar peresentase penurunan lemak tubuh yang terjadi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan fitness selama 6 minggu dengan 3 kali latihan setiap minggunya dengan intensitas sedang selama menit setiap kali latihannya, terhadap penurunan lemak tubuh pada ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang. 1.4 Penegasan Istilah Sehubungan dengan judul diatas, maka untuk menghindari agar masalah yang dibicarakan tidak menyimpang dari tujuan dan menimbulkan salah tafsir, maka peneliti mengadakan penegasan istilah yang meliputi: Pengaruh Latihan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), pengaruh latihan adalah sesuatu yang ditimbulakan dari hasil berlatih. Pengaruh latihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan yang ditimbulkan pada seseorang setelah orang tersebut diberikan perlakuan (treatment) latihan

20 6 fitness selama 6 minggu dengan 3 kali latihan setiap minggunya dengan intensitas sedang selama menit setiap kali latihannya Fitness Fitness adalah kombinasi kapasitas aerobik dan kekuatan serta daya tahan otot yang memantapkan kesehatan dan kualitas hidup (kebugaran) Latihan Fitness Latihan fitness adalah kombinasi kapasitas aerobik dan kekuatan serta daya tahan otot yang memantapkan kesehatan dan kualitas hidup (kebugaran). Dimana fitness itu sendiri lebih dikenal dengan latihan angkat beban, fitness merupakan olahraga aerobik yang cepat dalam pembakaran lemak tubuh (Lemak Sub Cutan) dan penambahan masa otot ataupun hanya untuk latihan kebugaran (Brian J. Sharkey, 2003:354) Lemak Tubuh (Lemak Sub Cutan). Jaringan lemak pada tubuh yang utama terdapat pada bawah kulit dan menyelimuti organ organ di dalam rongga perut (Leane Suniar, 2000:91) Penurunan Lemak Tubuh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), penurunan lemak tubuh adalah proses / perbuatan menurunkan lemak pada jaringan tubuh, pada penelitian ini penurunan lemak tubuh yang dimaksud adalah menurunnya jumlah lemak dalam tubuh setelah diberikan perlakuan (treatment) latihan fitness selama 6 minggu dengan 3 kali latihan setiap

21 7 minggunya. Penurunan lemak tubuh yang terjadi diukur dengan menggunakan Skinfold Calipers yang satuannya milimeter (mm). 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian, maka kegunaan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Kegunaan Hasil Penelitian Secara Teoritis 1) Menambah kumpulan referensi tentang pengaruh latihan fitness terhadap penurunan lemak tubuh. 2) Mengajak kaum wanita untuk tidak lagi memandang latihan fitness sebagai momok atau hal yang menakutkan. 3) Memberikan sumbangan kepada khasanah ilmu pengetahuan tentang pentingnya berolahraga Kegunaan Hasil Penelitian Secara Praktis 1) Memberikan wawasan kepada ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang tentang pentingnya berolahraga. 2) Memberikan wacana tentang olahraga fitness kepada ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang.

22 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Latihan Latihan berarti memberi beban pada tubuh beserta organ yang ada didalamnya dengan harapan agar tubuh akan terbiasa menanggung beban yang lebih berat dari kebiasaan sehari-hari, sehingga kapasitas tubuh meningkat. Suatu latihan dapat dikatakan berlangsung panjang apabila dilakukan lebih dari 10 menit. Latihan semacam ini memerlukan cukup banyak energi yang diperlukan oleh tubuh, sebagian besar energi yang digunakan antara lain: lemak dan karbohidrat, jika latihan yang dilakukan berlansung selama 20 menit maka pada umumnya karbohidrat merupakan sumber yang dijadikan energi sebelum pembakaran lemak. Apabila intensitas latihan yang dilakukan lebih dari 60 menit maka tubuh akan banyak membakar lemak untuk mensuplai energi (Sudarno, 1992:71). Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bompa, 1986: 4). Pengertian latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis di lakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari kian bertambah dari pengertian dapat di uraikan: sistematis berarti latihan dilaksanakan secara teratur, terencana, 8

23 9 menurut jadwal, berdasarkan pola dan sistem tertentu, metodis, berkesinambungan dari yang mudah menuju yang lebih komplek bila latihan tidak memenuhi salah satu atau lebih persyaratan tersebut maka latihan tidak dilaksanakan secara sistematis Berulang-ulang berarti gerakan yang di pelajari harus dilatih secara berulang kali, agar gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan masih kaku menjadi mudah, otomatis dan reflek pelaksanaanya. Demikian pula koordinasi gerak akan menjadi semakin halus sehingga menghemat energi atau efisien. Pada permulaan belajar gerakan masih kaku, koordinasi gerak jelek dan tidak efisien. Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan psikologis terutama perkembangan kedewasaan dan emosional atlet seperti semangat bertanding, siap pantang menyerah, keseimbangan emosi, fair play, percaya diri, kejujuran, kerjasama dan sifat-sifat positif lainnya. Latihan mental ini sama pentingnya, hal ini betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet apabila mentalnya tidak turut berkembang, maka prestasi optimal tidak akan dicapai. Kesalahan umum yang banyak dialami apabila aspek psikologis ini diabaikan dan kurang mendapatkan perhatian dari para pelatih, sehingga banyak atlet pada saat bertanding mengalami penurunan mental dan para pelatih hanya menekankan latihan teknik dan taktik saja (Tohar: 2004: 1). Manfaat program latihan: 1) Merupakan pedoman kegiatan terorganisir untuk mencapai prestasi puncak suatu cabang olahraga; 2) Untuk

24 10 menghindari faktor kebetulan dalam mencapai prestasi puncak dalam olahraga; 3) Efektif dan efisien dalam pengunaan waktu, dana, tenaga untuk mencapai tujuan; 4) Untuk mengetahui hambatan-hambatan dengan cepat dan menghindari pemborosan waktu dana dan tenaga; 5) Memperjelas arah dan tujuan yang ingin di capai; 6) Sebagai alat kontrol terhadap tercapainya sasaran (Tohar, 2004: 32 ) Prinsip Latihan Agar tidak terjadi hal yang dapat menimbulkan kerugian pada tubuh saat melakukan latihan atau program latihan adalah sebagai berikut: 1) Sebelum melakukan program latihan maka alangkah baiknya kita memeriksakan kondisi tubuh kita terlebih dahulu, apakah tubuh kita mampu untuk menjalakan program latihan tersebut atau tidak; 2) Dalam setiap kali melaksanakan program latihan usahakan kita memiliki target atau sasaran yang sebisa mungkin dapat tercapai pada saat melaksanakan program tersebut; 3) Yang paling perlu diperhatikan adalah pada saat kita memilih sebuah program latihan, maka harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi tubuh sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan. Menurut Cooper (1982), setiap program latihan meliputi empat macam kegiatan, yaitu: pemanasan, pembinaan musculoskeletal (peregangan), latihan inti, dan cooling down (pendinginan).

25 11 Agar berdaya guna, maka latihan harus dilakukan secara teratur dan kontinyu. Latihan dikatakan benar apabila memenuhi prinsip latihan yang sesuai. Dengan pedoman sebagai berikut: 1) Frekuensi Latihan Frekuensi latihan 4 kali per-minggu lebih baik di bandingkan dengan 3 kali per-minggu, akan tetapi latihan 5 kali per-minggu lebih baik lagi dibandingkan dengan latihan 4 kali per-minggu. Dengan demikian rentangan frekuensi latihan berkisar 3-5 kali per-minggu, ada beberapa pendapat yang berbeada dari para ahli mengenai frekuensi latihan. Poklok (1984:14) menganjurkan 3 kali per-minggu sebagai frekuensi optimal. Fox (1988:68) menyatakan untuk latihan aerobik frekuensi latihannya adalah 4-5 kali per-minggu, lebih lanjut dikatakan frekensi 3 kali per-minggu adalah frekuensi yang disesuaikan untuk pemula dan akan menimbulkan peningkatan yang berarti tanpa menimbulkan kelelahan yang kronis. 2) Intensitas Latihan Intensitas latihan menyatakan berat ringannya suatu latihan fisik dari tingkat kecepatan, atau tingkat relatif dari pengerahan tenaga. Dimana berat ringannya suatu latihan berhubungan erat dengan efek dari latihan tersebut, maka bila semakin besar berat suatu latihan yang diberikan semakin besar pula efek yang akan ditimbulkan dari latihan tersebut sampai tercapai beban maksimal (Brian J. Sharkey, 2003:355).

26 12 3) Lama Latihan Lama latihan sangat berpengaruh terhadap efek dari suatu latihan. Sebab apabila melakukan latihan terlalu lama maka efek yang terjadi dapat merugikan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh, sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada saat latihan waktu latihan yang baik adalah antara menit untuk setiap kali latihannya. Karena apabila waktu latihan melebihi 60 menit atau satu jam maka tubuh akan membakar protein dalam otot untuk disuplai menjadi energi, dan efek yang terjadi dapat mengurangi masa otot yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh (Majalah Reps, 2007:2). Menurut hasil penelitian Sadoso Sumosardjuno (1989:45) bila ingin menurunkan berat badan, selain melakukan diet lakukan juga latihan olahraga aerobik paling sedikit 30 menit untuk setiap kali latihannya dan berlatihlah paling sedikit 3 kali per-minggunya. Dengan demikian penurunan berat badan akan lebih teratur Latihan Aerobik Latihan aerobik merupakan kerja organ tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Ini merupakan dasar dari semua latihan aerobik, sehingga latihan aerobik yang kita lakukan memerlukan oksigen yang cukup banyak untuk digunakan sebagai cadangan oksigen pada saat latihan (K. Cooper, 1982:38).

27 13 Latihan aerobik adalah latihan yang melibatkan otot-otot besar pada tubuh. Latihan aerobik bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankkan kebugaran, ketahanan cardiorespiratory (peredaran darah jantung-paru-paru) atau kebugaran aerobic Latihan aerobik sangat efektif untuk menurunkan berat badan, terutama pada orang-orang yang mengalami obesitas (kegemukan berlebih) dan juga sangat bermanfaat bagi penderita diabetes yang dimulai pada usia tua. Latihan aerobik juga sangat bermanfaat bagi penderita depresi. Latihan aerobik yang teratur menyebabkan yang bersangkutan merasa selalu senang dan bergembira, tidurnya akan lebih baik dan memiliki energi lebih banyak (Sadoso Soemosardjuno, 1996:10). Olahraga yang dapat digolongkan dalam aerobik adalah olahraga yang menggunakan otot-otot besar dalam badan kita pada suatu gerakan otot yang ritmis, yaitu gerakan kontraksi (mengerut) dan relaksasi (mengendur) yang berlangsung secara teratur, intensitas gerakannya harus cukup serta berjalan terus-menerus dalam beberapa menit. Aktivitas fisik yang termasuk dalam kriteria ini adalah: jalan, joging, bersepeda, berenang, latihan fitness, senam aerobik, bulu tangkis, voli, basket, tenis dan mendayung. Keuntungan dari olahraga aerobik adalah berkurangnya resiko gangguan jantung dan peredaran darah, tekanan darah yang sebelumnya tinggi akan menurun secara teratur, terjadi penurunan kadar lemak dalam darah yang membahayakan dan terjadi kenaikan kadar lemak yang baik

28 14 serta bermanfaat bagi tubuh, tulang, persendian dan otot-otot menjadi lebih kuat (Sadoso Soemosardjuno, 1996:9) Latihan Fitness Latihan fitness adalah kombinasi kapasitas aerobik dan kekuatan serta daya tahan otot yang memantapkan kesehatan dan kualitas hidup (kebugaran). Latihan fitness lebih dikenal dengan latihan angkat beban, latihan fitness merupakan olahraga aerobik yang cepat dalam pembakaran lemak tubuh (Lemak Sub Cutan) dan penambahan masa otot ataupun hanya untuk latihan kebugaran (Brian J. Sharkey, 2003:354) Alat-alat Fitness 1) Leg Press Machine 2) Butterfly Machine 3) Inner & Outer Machine 4) Lat pull down & Rowing Machine 5) Leg Curl, Leg Extention & Tricep Extention Machine 6) Smith Machine 7) Abdominal Bench 8) Trimmer 9) Twister 10) Barble 11) Dumble 12) Shoulder Press

29 15 13) Flat Bench Press 14) Multi Chest Press 15) Sit up & Back up equipment 16) Preacher curl 17) Dipping 18) Elpitical Bike 19) Treadmill 20) Sepeda getar Bentuk Latihan Dan Alat Yang Digunakan Untuk Latihan Fitness. Berikut ini penjabaran berbagai bentuk latihan dan alat yang digunakan untuk latihan: 1) Latihan dada Dilakukan dengan latihan: Flat Bench Press, Incline Press, Pull Over, Dumbell Press, Dumbell Fly, Butterfly, Cable Cross Over, Dipping. 2) Latihan Punggung Dilakukan dengan latihan: Lat Pull Down Front, Lat Pull Down Rear, Cable Row, Hammer Strenght, Bent Over Row, One Dumbell Row, Chin Up, Hyper Extention. 3) Latihan perut Dilakukan dengan latihan Sit Up (Abdominal Machine), Romance Bench Sit Up, Crunch Sit Up, Hanging Leg Rises. 4) Latihan Pinggang Dilakukan dengan latihan Twister sit &Up.

30 16 5) Latihan Bahu Dilakukan dengan latihan Military Press, Side Lateral, Front Dumbell Lateral, Arnold Press, Up Right Row, Shrug. 6). Latihan Paha dan Kaki Dengan menggunakan alat leg press machine Lemak Lemak merupakan sumber energi, dalam 1 gr lemak mengandung 9 kalori. Sumber lemak dapat berasal dari hewan (lemak hewani), ada juga yang berasal dari sayuran (lemak nabati). Dalam usus halus lemak dicerna untuk dijadikan energi, disini lemak di ubah menjadi asam asam lemak bebas dan mongoliserida. Sebagian masuk ke dalam sel sel selaput lendir, sebagian lagi bergabung dengan protein dan kolesterol yang disebut dengan lipoprotein. Sisa lainnya diserap sebagai asam asam lemak dan gliserol. Jaringan lemak pada tubuh yang utama terdapat pada bawah kulit dan menyelimuti organ organ di dalam rongga perut (Leane Suniar, 2000:89). Sebuah molekul lemak memiliki struktur elemen yang sama seperti molekul karbohidrat kecuali keterkaitannya dengan atom tertentu. Khususnya rasio hydrogen dan oksigen dalam lemak lebih tinggi daripada karbohidrat (Leane Suniar, 2000:90). Berdasarkan klasifikasi lemak terdiri dari tiga kelompok yatiu:

31 Fungsi lemak adalah sebagai berikut: 1) Sebagai sumber energi 2) Sebagai pembangun jaringan tubuh 3) Berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi organ tubuh yang fital 4) Melarutkan vitamin-vitamin tertentu (A, D, E, K) 5) Membantu tubuh mengatur panas tubu Jenis-Jenis Lemak 1). Lemak Sederhana. Lemak sederhana terbentuk dari trigycerides terdiri dari dua atom yang berbeda salah satunya adalah glycerol. Dalam glycerol ada yang disebut dengan asam lemak (fatty acid) dimana asam lemak terbagi dalam kelompok besar yaitu : asam lemak hewani adalah asam lemak yang berasal dari lemak hewan. Sedangkan asam lemak nabati adalah asam lemak yang berasal dari lemak sayuran. 2). Lemak Kompleks Lemak komplek terdiri dari lemak netral yang dikombinasikan dengan unsur kimia lainnya seperti phosphor dan glukosa. Jenis lain dari lemak kompleks adalah lipoprotein, dibentuk di dalam hati yang merupakan penyatuan dari trigycerides, cholesterol dengan protein. 3). Kolesterol Adalah lemak yang ditemukan pada jaringn tubuh binatang, lemak ini diperoleh tubuh melalui makanan dan sintesa sel tubuh,

32 18 sumber kolesterol yang paling banyak dalam makanan adalah berasal dari telur. 4). Lemak Tubuh (Sub Cutan) Jaringan lemak pada tubuh yang utama terdapat pada bawah kulit dan menyelimuti organ organ di dalam rongga perut. Lemak Sub Cutan itu sendiri biasanya banyak terdapat pada: 1) Lipatan kulit pada Triceps 2) Lipatan kulit dibawah tulang Belikat 3) Lipatan kulit pada perut 4) Paha 5) Supraillium (Leane Suniar, 2000:91) Kegemukan (Obesitas) Pengertian Kegemukan (Obesitas) Kelebihan berat badan akan menjadi beban secara fisik, mental, soisial dan ekonomi. Mungkin ini merupakan masalah yang terluas yang sering dirasakan, namun ini merupakan masalah dalam kesehatan yang paling ringan. Apakah konsekuensi medis dari kelebihan berat badan atau obesitas? Tingkat kematian kelompok ini lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal, khususnya pada kelompok usia muda.

33 19 Kemungkinan mengidap penyakit jantung, hypertensi dan kanker cukup besar (Brian J. Sharkey, 2003: 279) Penyebab Terjadinya Kegemukan (Obesitas) Ada beberapa penyebab terjadinya kegemukan atau obesitas, yaitu: 1) Faktor Keturunan dan Lingkungan Kebanyakan kegemukan yang kita lihat dalam keluarga dapat disebabkan karena faktor lingkungan dan juga faktor genetik. Orang yang kelebihan berat badan atau kegemukan lebih banyak makan dari pada melakukan aktivitas olahraga. Dan hal yang sama berlaku pada anak mereka sehingga penyebab kegemukan berasal dari lingkungan. Selain itu, gen juga berpengaruh terhadap kegemukan (Brian J. Sharkey, 2003: 287). 2) Faktor Psikologi Kelebihan berat badan atau kegemukan, dapat berasal dari masalah emosi yang mendasar. Makanan menjadi mekanisme pertahanan, cara melarikan diri dari kenyataan, atau isyarat yang digunakan untuk medapat simpati dari orang lain. Kita semua telah menggunakan makanan untuk mengisi waktu jika kita bosan atau sendirian, kita semua memiliki kebiasaan makan yang tidak memiliki batasan waktu. Dengan kata lain emosi yang berkaitan dengan kegemukan merupakan penyebab salah satu faktor kelebihan berat badan (Brian J. Sharkey, 2003: 292)

34 Gangguan Kesehatan Akibat Dari Obesitas Kegemukan yang berlebih atau obesitas dapat menyebabkan terjadinya beberapa penyakit, antara lain: 1) Terjadinya diabetes Selama beberapa tahun kelenjar telah disalahkan atas kelebihan berat badan atau kegemukan yang mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes. Diabetes dicirikan dengan berkurangnya hormon insulin, yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membawa gula darah ke sel, termasuk sel lemak. Sebelum ditemukannya insulin, diet dan olahraga adalah cara yang paling tepat untuk perawatan penderita diabetes. Sekarang diet dan suntikan insulin merupakan cara yang standar untuk mengontrol kegagalan metabolisme dari produksi insulin dan pemanfaatan gula. Kelihatannya logis apabila dikembalikan kepada latihan untuk mengontrol dan merawat penderita diabetes (Brian J. Sharkey, 2003: 288) 2) Terjadinya penyakit jantung Perut yang gendut dikaitkan dengan penyakit jantung yang lebih tinggi. Kegemukan yang terjadi ketika dewasa dicirikan dengan pembesaran sel lemak. Namun, jumlah sel lemak tidak menunjukan perubahan yang terjadi. Pola kegemukan merupakan faktor penting dalam menentukan resiko kesehatan. Lokasi simpanan lemak juga memperkirakan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan

35 21 cenderung lemak dikumpulkan pada perut (Brian J. Sharkey, 2003: 289) Pengaruh Latihan Fitness Terhadap Penurunan Lemak Tubuh Lemak adalah timbunan kalori yang berlebihan dan tidak aktif dalam metabolisme, sedangkan otot merupakan bagian tubuh yang aktif dalam proses metabolisme. Dengan latihan fitness kita dapat menjaga otot-otot yang ada dan juga membangun jaringan otot. Latihan fitness dapat membuat perbandingan antara otot dan lemak yang lebih bagus yang dapat menjamin penurunan lemak tubuh untuk badan yang sehat. Meskipun sel-sel lemak sudah mulai berkurang akibat dari latihan fitness, akan tetapi berat semakin bertambah. Hal ini terjadi karena hilangnya sejumlah lemak diganti dengan berkembangnya otot karena pengaruh dari latihan fitness. Hal ini sering menyebabkan perkiraan yang salah, bahwa dengan latihan fitness maka lemak akan berubah menjadi otot. Lemak dan otot masing-masing adalah jaringan yang tidak dapat berubah dari otot menjadi lemak dan dari lemak menjadi otot, jadi apabila komposisi tubuh berubah itu disebabkan karena jumlah otot yang bertambah dan jumlah lemak yang berkurang, maka bertambahnya masa otot akan menaikan metabolisme. Dengan demikian penurunan berat badan yang ideal adalah dengan pembakaran lemak yang semaksimal mungkin dan pengurangan jaringan otot sesedikit mungkin. Dengan mempertahankan jaringan otot melalui

36 22 latihan fitness untuk memperbaiki kapasitas aerobik, jantung dan pembuluh darah, berarti juga menaikan metabolisme dan menurunkan berat badan yang kemungkinan tidak akan naik lagi. Berikut ini beberapa manfaat latihan fitness dalam menurunkan lemak tubuh: Latihan fitness mengurangi penyerapan sari makanan. Bila kita aktif melakukan kegiatan, maka makanan lebih cepat melalui usus dibandingkan tidak melakukan kegiatan. Makan pada orang normal melalui usus membutuhkan waktu 4 jam, sedangkan orang gemuk membutuhkan waktu 48 jam dua kali lebih lama dari orang normal (Sadoso Soemosardjuno,1989:95) Latihan fitness dapat menahan nafsu makan. Selama melakukan latihan fitness tanpa disadari tubuh mengeluarkan lemak dalam aliran darah dan membakar lemak untuk dijadikan energi, sehingga dapat menstabilkan kadar gula darah. Rasa lapar terjadi karena penurunan kadar gula darah, dengan memelihara kadar gula darah dengan olahraga maka dapat menolong kita untuk menghindari rasa lapar (Sadoso Soemosardjuno,1989:95) Mengukur Lemak Tubuh Metode yang digunakan dalam melakukan pengukuran lemak adalah dengan menggunakan alat pengukur ketebalan lemak tubuh Skindfold Calipers. Jika Skindfold Calipers tidak tersedia maka dapat diukur dengan

37 23 cara mencubit punggung lengan atas (pertengahan bahu dan siku). Jika lebar lipatan lebih dari 10 milimeter maka lemak yang terkumpul mengindikasikan kebutuhan akan kontrol berat badan (Brian J. Sharkey, 2003: 282). Akan tetapi jika teste atau responden yang akan dijadikan sample melibatkan banyak orang maka cara yang praktis adalah dengan menggunakan Skindfold Calipers. Daerah yang diukur ketebalan lemaknya adalah sebagai berikut : a) Lipatan kulit pada Triceps d) Paha b) Lipatan kulit dibawah tulang Belikat e) Supraillium c) Lipatan kulit pada perut 2.2 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang akan didapat, dugaan atau jawaban ini dapat diterima. Bila cukup data atau fakta untuk pembuktiannya. Jika peneliti tidak mempunyai bukti atau jawaban permasalahan dari penelitiannya hal itu berarti penelitian tersebut tidak memiliki hipotesis. Dengan demikian tidak semua penelitian memiliki hipotesis, jika ada hipotesisnya maka harus diuji, diterima atau ditolak berdasarkan data yang diperoleh dan disimpulkan setiap hipotesisnya (Eri Pratiknyo Dwikusworo Dan Erni Suharni, 2003:20). Menurut Suharsimi Arikunto (1993:62), hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih lemah kebenaranya. Pendapat seorang ahli

38 24 mengatakan bahwa Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sesuai dengan penelitian dan pemikiran yang dikemukakan dalam landasan teori diatas, maka perumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah sebagai berikut: Ada pengaruh dari latihan Fitness dengan 3 kali latihan setiap minggunya selama 6 minggu dengan intensitas sedang selama menit setiap kali latihannya, terhadap penurunan lemak tubuh ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang.

39 25 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode penelitinan dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Agar dalam penelitian dapat memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan apa yang penulis harapkan. Sebagaimana yang dikemukakan Sutrisno Hadi (1988: 4) dalam bukunya, Bahwa metode penelitian yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras dengan maksud untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitan mempunyai karya ilmiah yang setinggi-tingginya 3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian Dalam penelitian ini ada empat hal untuk menentukan objek penelitian yaitu: 1) populasi; 2) sampel dan teknik sampling; 3) penentuan variabel; 4) definisi operasional variabel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu IGTKI Ranting Pemalang Kabupaten Pemalang yang berjumlah 120 orang, tetapi yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya 84 orang yang memiliki kelebihan berat badan atau kegemukan (obesitas). 25

40 Sampel dan Teknik Sampling Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dimana dalam pemilihan sampel didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang memiliki sangkut paut yang erat dengan penelitiian dan memenuhi syarat atau kriteria yang ditentukan. Syarat atau kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1) Harus termasuk dalam golongan gemuk atau obesitas dan memiliki jenis kelamin yang sama yaitu wanita. 2) Memiliki profesi yang sama, yaitu sebagai guru TK. 3) Harus dalam kondisi fisik yang sehat, dan tidak memiliki penyakit yang kronis. 4) tidak pernah mengikuti program latihan fitnes atau senam aerobik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini sampel yang digunakan hanya 5 orang, dikarenakan dari 84 orang hanya terdapat 5 orang yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Baik dilihat dari kegemukan, kesehatan, profesi dan jenis kelaminnya Penentuan Variabel Variabel adalah semua ciri atau faktor yang dapat menunjukan variasi (Muhamad Zaenuddin, 1988). Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang dilihat dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukan variasi.

41 27 Menurut Suharsimi Arikunto (1996) yang dimaksud variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: 1) Variabel Bebas : latihan fitness 2) Variabel Terikat : lemak tubuh Definisi Operasional Variabel 1) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan fitness. Latihan fitness dalam penelitian ini adalah kombinasi latihan cardio dan latihan kekuatan serta daya tahan otot dengan intensitas sedang, frekuensi 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan lama latihan menit setiap kali latihan (lihat lampiran program latihan). 2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah lemak tubuh (lemak sub cutan), dimana lemak tubuh atau lemak sub cutan adalah jaringan lemak pada tubuh yang utama terdapat pada bawah kulit dan menyelimuti organ organ di dalam rongga perut. Untuk mengetahui ketebalan lemaknya diukur dengan skinfold calipers, Lemak Sub Cutan itu sendiri terdapat pada: a) Lipatan kulit pada Triceps b) Lipatan kulit dibawah tulang Belikat c) Lipatan kulit pada perut d) Paha e) Supraillium

42 Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rencana atau rancangan penelitian yang digunakan adalah The One- Group Pretest-Posttest Design. Yang dapat digambarkan sebagai berikut: 01 P 02 Keterangan: 01 adalah pretest atau pengukuran yang dilakukan sebelum diberikan treatment. P adalah treatment atau perlakuan yang akan diberikan pada sampel. 02 adalah posttest atau pengukuran yang dilakukan setelah diberi treatmen. Rancangan penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari latihan fitness terhadap penurunan lemak tubuh..(eri Pratiknyo Dwikusworo dan Erni Suharini, 2003:64) 3.3 Metode Pengambilan Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rencana atau rancangan penelitian yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design. Berdasarkan metode dan rancangan yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah kegiatan percobaan yang meliputi pretest, treatment dan posttest. Dimana pretest dalam penelitian ini adalah mengukur ketebalan lemak sebelum diberikan treatment, sedangkan treatment itu sendiri adalah kegiatan

43 29 percobaan yang akan diteliti yaitu latihan fitness. Dan posttest adalah pengukuran tebal lemak setelah diberikan treatment. 3.4 Prosedur Penelitian Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sanggar Fitnes Mitra Gym Pemalang Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu IGTKI ranting Pemalang Kabupaten Pemalang Pengambilan Data Pengambilan data dalam penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yaitu : 1) Tahap Awal (pretest) Pada tahap awal ini adalah pengambilan data awal sebelum diberikan perlakuan atau latihan fitnes 2) Treatmen (perlakuan) Perlakuan yang diberikakn kepada ibu-ibu yang menjadi responden atau sampel adalah latihan fitnes dengan intensitas sedang, frekuensi 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan lama latihan menit setiap kali latihan. 3) Tahap Akhir (posttest) Pada tahap akhir ini adalah pengambilan data akhir setelah diberikan perlakuan atau latihan fitnes.

44 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: Pengukuran Tebal Lemak Untuk memperoleh data ketebalan lemak maka harus dilakukan test pengukuran tebal lemak dengan menggunakan alat yang disebut skindfold Calipers. Alat ini dilengkapi dengan ukuran yang akan menunjukan ketebalan lemak dibawah kulit dengan satuan ukur millimeter (mm). Petunjuk pengukuran (lihat lampiran petunjuk pengukran). Gambar 1. Skinfold calipers Pengukuran Persentase Lemak Dalam penelitian ini data persentase lemak tubuh diperoleh dengan melakukan pengukuran tebal lemak dibawah permukaan kulit dengan alat skinfold calipers. Setelah diukur ketebalan lemaknya, maka untuk mengetahui persentase lemak dihitung dengan menggunakan prakiraan skinfold yang dikembangkan Jackson dan Pallock dengan rumus:

45 31 % lemak = 4,95-4,50 Kepadatan Tubuh Kepadatan tubuh diperoleh dari = (B) (B)² (C) Keterangan : B = Jumlah skinfold tricep dan supraillium (mm) C = Umur (tahun) (klasifikasi normalitas persentase lemak tubuh lihat lampiran persentase lemak tubuh). Tabel 1. Persentase Lemak Tubuh Standar KLASIFIKASI BENTUK % Pria % Wanita Lemak sangat rendah Kurus Lemak rendah Ramping Lemak rata-rata Normal Lemak di atas normal Gemuk Lemak sangat tinggi Kegemukan Sumber : Nancy Clark (2001 :144) Program Latihan Program latihan adalah sejumlah pertemuan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Dimana program latihan yang diberikan adalah program latihan fitness untuk penurunan lemak tubuh selama 3 hari

46 32 per-mminggunya, selama 6 minggu dengan lama latihan menit untuk setiap kali latihan (untuk program latihan setiap minggunya lihat lampiran) Sistem Pengambilan Data Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan metode analisis data. 3.6 Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Penelitian Faktor di Luar Penelitian 1) Faktor Kesungguhan Faktor kesungguhan dalam penelitian ini sangat berpengaruh terhadap hasil pengambilan data penelitian, dikarenakan apabila dalam pelaksanaan program latihan para responden melakukannya dengan tidak sungguh-sungguh maka hasil yang diperoleh tidak maksimal. Untuk mencegah terjadinya hal itu peneliti memberikan arahan dan motivasi tentang keuntungan dari program latihan yang akan dilakukan supaya dalam melakukan program latihan ini ibu-ibu lebih bersemangat 2) Faktor Kehadiran Faktor kehadiran berpengaruh terhadap hasil pengambilan data pada saat penelitian dilakukan, untuk menghindari hal itu peneliti selalu memberikan semangat kepada responden supaya bisa selalu hadir selama penelitian berlangsung.

47 33 3) Faktor Makanan Faktor makanan jelas sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian terutama pada hasil pengukuran lemak tubuh, untuk menghindari hal itu terjadi peneliti memberikan arahan kepada responden beberapa jenis makanan yang perlu dihindari selama mengikuti penelitian seperti: mengurangi makanan yang berminyak, berlemak, mengurangi ngemil pada malam hari dan menyarankan untuk membiasakan para responden mengonsumsi juss buah tanpa menguranngi porsi menu makan 3 kali sehari Faktor di Dalam Penelitian 1) Faktor Alat Keterbatasan alat yang ada dapat menghambat jalannya penelitian, untuk menghindari hal itu terjadi peneliti mengambil alternatif menggunakan alat dengan se-efisien mungkin. Dengan cara apabila salah satu responden sudah selesai dengan latihannya untuk menghindari terjadinya antrian dalam penggunaan alat maka responden langsung dikondisikan untuk melakukan latihan dengan alat yang tidak digunakan oleh responden lain. 2) Faktor Kemampuan Setiap responden memiliki kemampuan yang tidak sama dalam melakukan latihan yang diberikan, sehingga peneliti selalu memberikan motivasi kepada responden agar lebih optimal dalam melakukan latihan yang diberikan.

48 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan anilisis data statistik. Menurut Sutrisno Hadi (1986: 158) analisis adalah cara ilmiah yang di persiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka. Untuk melihat penurunan lemak tubuh, maka penulis menggunakan rumus t-test, dengan membuat tabel terlebih dahulu. Rumus t-test: Md t = xd² N(N-1) Keterangan: Md xd xd² N : Mean dari perbedaan pre-test dan post-test : Deviasi masing-masing subjek : Jumlah kuadrat deviasi : Jumlah Subyek db : di tentukan dengan N-1

49 35 Dengan taraf signifikansi Pada α = 5% dengan db = N-1, maka dinyatakan Ha diterima apabila t (hitung) < - t (tabel) yang berarti ada penurunan yang signifikan. Perhitungan yang dilakukan akan disimpulkan sebagai berikut : 1) Apaibala nilai t dari perhitungan statistik sama atau lebih besar dari nilai t dalam tabel, maka Ho ditolak. 2) Apabila nilai t dari perhitungan statistik lebih kecil dari t dalam tabel, maka Ho diterima.

50 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fitness terhadap penurunan lemak tubuh yang diukur dengan skinfold calipers dengan satuan ukuran milimeter (mm). pengambilan data dalam penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu: sebelum diberikan latihan (pretest), minggu 2, minggu ke 4, dan sesudah latihan (posttest). Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali. 4.2 Hasil Penelitian Data Ketebalan Lemak Tubuh dan Presentase Lemak Tubuh Data yang diperoleh dari pengambilan data pretest-posttset dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2. Data pretest-posttset hasil pengukuran lemak tubuh Kondisi Tricep Lipatan bawah Perut Paha Supraillium tulang belikat Pretest 35,2 43,2 46,8 50,8 38,6 Posttest 22,6 22,8 26,2 28,4 26,2 36

51 tricep lipatan bawah tulang belikat Perut 20.0 paha 10.0 supraillium 0.0 minggu 0 minggu 2 minggu 4 minggu 6 Gambar 2. Grafik data pretest-posttset hasil pengukuran lemak tubuh Tabel 3. Rata-rata ketebalan lemak tubuh dan prresentase lemak tubuh Kondisi Pretest Posttest Ketebalan lemak tubuh Presentase lemak 42,92 mm 32,35% 25,24 mm 20,96%

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

Mendapatkan Tubuh Ideal

Mendapatkan Tubuh Ideal Mendapatkan Tubuh Ideal Anda mendambakan tubuh padat berotot tanpa lemak? Tidak bisa dipungkiri lagi, baik pria maupun wanita mendambakan tubuh ideal. Pria pada umumnya menginginkan tubuh yang padat dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACK DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH IBU-IBU ANGGOTA SANGGAR SENAM YUNITA DEMAK

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACK DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH IBU-IBU ANGGOTA SANGGAR SENAM YUNITA DEMAK PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACK DAN BODY LANGUAGE TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH IBU-IBU ANGGOTA SANGGAR SENAM YUNITA DEMAK Skripsi Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

8 Langkah Diet Sehat secara Alami

8 Langkah Diet Sehat secara Alami 8 Rahsia dan Tips Kuruskan Badan, Paha, Lengan, dan Pipi Secara Semulajadi Ditulis oleh En Syak Biasanya, banyak tips hanya menjurus kepada bagaimana menguruskan badan saja. Jarang kita lihat ada yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan dengan persaingan tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah modal utama untuk memulai berbagai aktivitas. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah modal utama untuk memulai berbagai aktivitas. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah modal utama untuk memulai berbagai aktivitas. Bukan rahasia lagi jika setiap orang baik tua maupun muda menginginkan kondisi tubuh yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan gaya hidup. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat beraneka ragam serta begitu padat. Mereka bersaing demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan menuju Indonesia sehat. fisik, mental dan social, semua aspek tersebut akan mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sehat jiwa raga sepanjang hidup adalah impian semua orang. Sejak kemerdekaan Indonesia berkembang menjadi Negara yang mempunyai visi menjadi Indonesia sehat tertuang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN TREADMILL TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT MAHASISWA IKOR

PENGARUH LATIHAN TREADMILL TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT MAHASISWA IKOR PENGARUH LATIHAN TREADMILL TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT MAHASISWA IKOR 2012 2014 Oleh Suyogi Prasetyo Jumadin IP Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan tubuh kita tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dan era globalisasi yang mulai memasuki sebagian besar negara-negara berkembang telah memberikan beberapa kemajuan kepada masyarakat dalam hal standar kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 81 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Ngampilan Yogyakarta. Kecamatan Ngampilan terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Ngampilan

Lebih terperinci

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA Berdasarkan judul penelitian Hubungan Gaya Hidup Dan Tingkat Kebugaran jasmani Terhadap Risiko Sindrom Metabolik maka dapat dideskripsikan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang

Lebih terperinci

Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh

Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 4. Nomor 1. Edisi Juli 2014. ISSN: 2088-6802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design E1 : P1 X1 P2 E2 : P1 X2 P2. Gambar 2.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design E1 : P1 X1 P2 E2 : P1 X2 P2. Gambar 2. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design (Suharsimi Arikunto, 2005: 210-211).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi yang negatif. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang akan digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh latihan daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. BENT OVER LATERAL RAISE rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang mencari

Lebih terperinci

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah Rasul (utusan) Allah. Jika ada kemauan dan usaha semua pasti bisa dikerjakan.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah Rasul (utusan) Allah. Jika ada kemauan dan usaha semua pasti bisa dikerjakan. ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN A. Motto Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah Rasul (utusan) Allah. Jika ada kemauan dan usaha semua pasti bisa dikerjakan. Jangan menunda sebuah pekerjaan jika

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS Perbedaan Pengaruh Frekuensi... (Elfiannisa Azmy Andini) 3 PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS WANITA DI CAKRA SPORT

Lebih terperinci

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lapangan Hoki FIK UNY yang beralamatkan di Jalan.

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. Barbell Row with Smith Machine rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dimasa kini mengambil peran aktif tidak hanya dalam hal meningkatkan prestasi dan kebugaran namun juga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dalam hal

Lebih terperinci

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban. Ahmad Nasrulloh FIK UNY

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban. Ahmad Nasrulloh FIK UNY Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban Ahmad Nasrulloh FIK UNY Syarat, Rukun, dan Wajib Haji Syarat; Islam, Berakal, Baligh, Merdeka dan Mampu. Rukun; Ihram, Wukuf, Tawaf Ifadah,

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODY-WEIGTH TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH MAHASISWA BATAK KARO DI KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODY-WEIGTH TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH MAHASISWA BATAK KARO DI KOTA YOGYAKARTA PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODY-WEIGTH TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH MAHASISWA BATAK KARO DI KOTA YOGYAKARTA THE EFFECT OF CIRCUIT BODY-WEIGHT EXERCISE ON BODY WEIGHT AND BODY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang, kegiatan bersepeda dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN Prof. Dr. Suharjana, M.Kes. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan seharihari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi tubuh Tubuh memiliki komposisi yang meliputi massa lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa protein (otot

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE COMPOUND SET DAN SET SYSTEM TERHADAP HYPERTROPHY OTOT LENGAN MEMBER FITNESS CLUB ARENA INTERNATIONAL SKRIPSI

EFEKTIFITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE COMPOUND SET DAN SET SYSTEM TERHADAP HYPERTROPHY OTOT LENGAN MEMBER FITNESS CLUB ARENA INTERNATIONAL SKRIPSI EFEKTIFITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE COMPOUND SET DAN SET SYSTEM TERHADAP HYPERTROPHY OTOT LENGAN MEMBER FITNESS CLUB ARENA INTERNATIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian a. Pre Test Data yang terkumpul merupakan datalingkar Lengan Atas, Lingkar Panggul dan Lingkar Pinggul yang diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan sumber daya manusia di masa depan sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Defri Haryono

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Defri Haryono PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI 04 KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pola dan gaya hidup modern semakin menggejala di dalam masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY ahmadnasrulloh@uny.ac.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2008:107) Terdapat tiga metode penelitian bila dilihat dari tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas didefenisikan sebagai suatu penambahan berat badan akibat akumulasi berlebihan lemak tubuh relatif terhadap massa tubuh tanpa lemak (Wong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era globalisasi memberikan pengaruh besar pada segala aspek kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007, kondisi

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah lansia itu mengalami kemunduran yaitu pada fisik, biologi, maupun mentalnya. Menurunnya fungsi berbagai organ tubuh pada lansia maka akan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita. Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif. Kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam keberhasilan sebuah penelitian, seorang peneliti harus bisa memecahkan suatu permasalahan dengan metode yang benar dan tepat serta sesuai dengan apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk dapat mencapai suatu tujuan. Sugiono (2008: 1) menjelaskan tentang penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

Advance (Cutting & Bulking)

Advance (Cutting & Bulking) Advance (Cutting & Bulking) Pada tahapan ketiga yang biasanya berkisar setelah satu tahun berlatih dengan SERIUS dan DISIPLIN, yang bersangkutan dapat melanjutkan format total body workout dengan meningkatkan

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan berkembang, demikian pula dengan aspek sosial dan psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menomorduakan kesehatan dan menjadi gaya hidup masyarakat Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. menomorduakan kesehatan dan menjadi gaya hidup masyarakat Jakarta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Jakarta merupakan kota dengan tingkat kesibukan yang tinggi, belum lagi di kehidupan pada era modernisasi seperti sekarang ini, dituntut serba cepat dan akurat.

Lebih terperinci

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

Tri Sutrisna 1 Yasep Setiakarnawijaya 2, Mansur Jauhari 2

Tri Sutrisna 1 Yasep Setiakarnawijaya 2, Mansur Jauhari 2 13 PERBANDINGAN EFEK KERJA SENAM AEROBIK MIX IMPACT SELAMA 60 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH PADA KELOMPOK BODY MASS INDEX (BMI) OVERWEIGHT DAN NORMAL SISWA SMAN 3 DEPOK Tri Sutrisna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun menjelang acara

Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun menjelang acara Kata Pengantar rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang mencari cara untuk membentuk tubuh ideal baik Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun

Lebih terperinci

Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%.

Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%. 1 SENAM GEMPUR OBESITAS Senam Gempur Obesitas Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%. Minati Atmanegara yang dahulu orangtuanya menderita obesitas, juga berisiko. Namun, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Kesehatan juga merupakan hal yang sangat penting karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap

Lebih terperinci