II. TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengaruh Pengaruh artinya daya yang ada, yang timbul dari sesuatu (orang/benda) (WJS. Poerwoedarminto, 2002:664). Sedangkan menurut ( Baddudu dan Zain, 1994:1031) pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang dapat mengubah atau membentuk sesuatu yang lain. Dalam Penelitian ini pengaruh adalah daya yang ada dari suatu kegiatan yaitu 2 bentuk latihan kekuatan otot lengan yaitu menggunakan latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curl yang akan dicari perbedaan hasil ketepapatannya dalam melakukan kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada. B. Latihan 1. Pengertian Latihan Latihan dapat didefinisikan suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani seorang atlet dalam suatu aktivitas terpilih. Ini adalah proses jangka panjang yang semakin meningkat (progresif) dan mengakui kebutuhan individu-individu atlet dan kemampuanya, (PASI. 1993:61). Menurut Pate, 1984 (Prionohadi.dkk, 2001:102) mengukapkan bahwa latihan adalah proses yang sistematis

2 12 untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik bertujan untuk meningkatkan penampilan gerak. Secara fisiologis, latihan diartikan sebagai usaha memperbaiki sistem dan fungsi organisme agar dapat dipakai kinerja yang optimal. Bompa, 1983 (Priyonohadi. dkk, 2001:98). Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan terorganisir dengan tujuan meningkatkan penampilan olahraga. 2. Tujuan Latihan Tujuan umum latihan menurut Bompa dalam Suharjana (2004) adalah : 1. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh. Tujuan ini penting karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan dasar-dasar latihan. 2. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga. Pemenuhan tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya tahan otot dan fleksibilitas. 3. Untuk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut. 4. Untuk meningkatkan kualitas kemauan melalui latihan yang memadai dan kebiasaan yang disiplin, semangat, bersungguhsungguh dan mengembangkan kepercayaan diri.

3 13 5. Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki. Untuk melengkapi tujuan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. 6. Untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya Cidera. 7. Untuk memperkaya pengetahuan secara teori dengan memperhatikan dasar secara fisilogi, psikologi latihan dan peranan gizi. Selain tujuan umum, latihan juga memiliki tujuan khusus, yaitu sesuai dengan keinginan untuk mengembankan komponen kebugaran tiap-tiap individu. Sedangkan menurut Harre (1999:7), tujuan latihan adalah : 1. Mengembangkan keperibadian dan mental 2. Mempertahankan kondisi fisik 3. Meningkatkan teknik kordinasi gerak dan taktik Berdasarkan pendapat tujuan para ahli diatas latihan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan kondisi fisik seseorang melalui program latihan yang dilakukan secara berkelanjutan. 3. Prinsip dan Asas Latihan a. Prinsip Latihan Menurut Bompa dalam Harsono (2004) beberapa prinsip latihan yang penting dipahami oleh ialah :

4 14 a. Prinsip beban berlebih (overload) Prinsip ini,mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Beban latihan berfungsi sebagai suatu stimulus dan mendatangkan suatu respon dari tubuh atlet. Jika pembebanan dilakukan secara optimal (tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah pemulihan penuh, tingkat kebugaran akan meningkat lebih tinggi dari sebelumnya. b. Prinsip Individualisasi Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karakteristik fisilogis ada psiklogisnya persis sama. Selalu aka nada perbedaan kemampuan, potensi, adaptasi dan karakteristik dalam latihannya. Sehingga program latihan harus dirancang berdasarkan perbedaan individu atas kemauan (abilities), kebutuhan (needs) dan potensi (potensial). c. Densitas Latihan Densitas atau kekerapan latihan mengacu kepada hubungan yang ditanyakan antara kerja dan istirahat dalam latihan. Atau dapat pula diartikan sebagai kepadatan atau frekuensi atlet dalam melakukan suatu ragkaian (seri) rangsangan per satuan waktu. d. Prinsip kembali asal (reversibility) Prinsip ini mengatakan bahwa, kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Karena itu atlet dianjurkan untuk berlatih secara

5 15 teratur dan berkesinambungan dengan frekuesi yang cukup tinggi. e. Prinsip Spesifik Prinsip ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakala rangsangan tersebut mirip atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. f. Perkembangan Multilateral Prinsip ini mengajukan agar anak usia dini jangan terlalu cepat di spesialisasikan pada suatu cabang olahraga tertentu. Pengembangan secara menyeluruh ini berkaitan dengan keterampilan gerak secara umum (general motor ability) dan pengembangan kebugaran sebagai tujuan utama yang terjadi pada bagian awal awal dari perencanaan latihan tahunan. g. Prinsip Pulih Asal (recovery) Perkembangan atlet bergantung pada pemeberian istirahat yang cukup sesuai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa dimaksimalkan. Masa istirahat sama pentingnya dengan latihan. Latihan yang berat atau latihan dengan intensitas yang tinggi maka harus diikuti dengan proses pemulihan yang cukup lama, jika latihan dilakukan dengan intensistas yang rendah maka pemulihan berlangsung cukup singkat.

6 16 h. Variasi Latihan Kompleknya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan untuk mencegah kejenuhan/kebosanan (boredom) berlatih. Kebosanan akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi. i. Intensitas Latihan Intensitas latihan adalah kualitas atau kesulitas beban latihan. Untuk mengukur intensitas tergantung pada atribut khusus yang dikembangkan atau diteskan. Misalnya kecepatan berlari diukur dalam meter perdetik (m/dtk). j. Volume Latihan Volume latihan yaitu jumlah seluruh latihan dalam istilah waktu, jarak, akumulasi berat dan sebagainya ketika durasi beban adalah porsi beban yang disediakan untuk satu unit atau tipe latihan. Contoh : seorang pelari menyelesaikan program latihan untuk satu unit selama 60 menit, maka volume latihannya adalah 60 menit. b. Asas Latihan Sedangkan menurut Bompa dalam Harsono (2004) asas latihan yang harus difahami oleh pelatih ialah : Efek latihan pada tubuh adalah semua yang terjadi dalam latihan. Jika pemebanan terlalu ringan, efek latihan setelah pemulihan akan menjadi kurang dari yang diharapkan. Jika pembebanan terlalu

7 17 besar/berat maka kondisi akan kembali keseperti semula. Asas ini menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap over kompensasi, karena pada tahap inilah atlet memiliki energi/kinerja yang paling tinggi. C. Kekuatan Otot Lengan 1. Kekuatan Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam penggunaan otot untuk penerimaan beban sewaktu bekerja. Kekuatan adalah kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban yang bertambah (Fredrick, 1996: 31). Kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto 1988 : 58). Yang dimaksud dengan kekuatan otot lengan dalam skripsi ini adalah kemampuan seeorang dalam mempergunakan otot lengan untuk menerima beban sewaktu bekerja. 2. Otot Lengan Otot sendiri merupakan sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping, otot lengan terdiri dari :

8 18 1. Otot Lengan atas Terdiri atas : otot-otot kentul (flekson) dan otot-otot kedang (ekstensor) 1. Otot-otot kentul (flekson). a. M. Biceps Brachi (otot lengan berkepala 2) Otot ini mempunyai dua buah sendi dan mempunyai dua buah kepala. Kepala yang panjang melekat didalam sendi bahu, kepala yang pendek melekat disebelah luar da yang kedua disebelah dalam. Otot itu kebawah menuju ketulang pengupil. Dibawah uratnya terdapat lendir. Fungsi otot ini untuk membengkokan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat tangan. b. M. Brachialis (otot lengan dalam) Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dan menuju taju dipangkal tulang hasta. Fungsinya untuk membengkokan lengan dibawah siku. a. M. Kurakobrachialis b. Otot ini berpangkal di prosesuskorakoid dan menuju ketulang pangkal lengan. Fungsinnya untuk mengangkat lengan. 2. Otot-otot kedang a. M. Tricep Brachi Otot lengan berkepala tiga. Kepala luar berpangkal disebut juga otot lengan dalam sebelah belakang tulang pangkal lengan

9 19 menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam berawal dari tulang di bawah tulang pangkal legan. Kepala panjang pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya yang mempunyai sebuah urat yang melekat diolekranon. Gambar 1 struktur otot lengan atas ( Setiadi, 2007: ) 2. Otot lengan bawah Terdiri atas : otot-otot kedang yang memainkan perananya dalam pengetulan di atas sendi siku dan sebagian dalam silang hasta dan otot kentul yang mengendangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot tersebut adalah : a. M. Ekstensor Karpi Radialis Longus, b. M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis,

10 20 c. M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerkkan lengan). d. M. Digitorum Karpi Radialis : fungsinya untuk menggerakkan jari tangan kecuali ibu jari. e. M. Ekstensor Policis Longus : fungsinya untuk menggerakkan ibu jari. f. M. Pronator Teres, fungsinya yang mengerjakan tulang hasta dan membengkokkan lengan di bawah siku. g. M.Palmaris Ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan h. M. Palmaris Longus, M. Fleksor Karpi Radialis, fungsinya menggerakkan jari kedua dan kelingking. i. M. Digitirum Profundus, menggerakkan jari pertama, kedua, ketiga dan keempat. j. M. Fleksor Policic Longus, fungsinya menggerakkan ibu jari. k. M.Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan. l. M. Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan. Gambar 2 Struktur Otot Lengan Bawah ( Setiadi, 2007 : )

11 21 3. Kontraksi Otot Kontraksi otot berlangsung karena terjadi interaksi antara protein-protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin, yang dikendalikan oleh interaksi antara ion kalsium dan komplek protein troponin tropomiosin. (Brooks, 1987 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Peluncuran filamen aktin ke arah tengah sabuk A merupakan awal terjadinya interaksi serabut. Setelah meluncur filamen aktin mengalami tumpang tindih dengan filamen miosin. Karena membran z ini ikut tertarik oleh filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin, maka jarak antara membran z yang satu dengan yang lain semakin dekat. Begitu pula sabuk I mejadi lebih pendek dan daerah H menjadi agak gelap. Teori ini disebut Sliding Filament Theory (Harre,1982 ; Lamb, 1984 dan Fox et al., 1988 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Sedangkan awal terjadinya kontraksi, bermula setelah otot menerima pesan dari Sistem Syarat Pusat (CNS) yaitu otak atau sumsum tulang belakang, melalui saraf eferent. Pesan dipindahkan dari sinap ke sinap, akhirnya mencapai neuromuscular junction (sambugan saraf otot) atau motor end palte (ujung lempeng motorik). Potensial aksi tersebut akan segera meyebar ke seluruh sarkolema (dinding sel otot) kemudian diteruskan ke T tubulus melalui sistem triad atau sarco tubular system, dan akhirya rangsang ini mencapai sisterna (sarcoplasmic reticulum). Rangsangan listrik yang sampai ke sisterna menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium, sehingga konsentrasinya dapat meningkat. Peristiwa ini disebut calsium plate yang rata-rata berlangsung lebih 1/50 detik (Guyton, 1991 dalam

12 22 Rahmat Hermawan, 1995, Tesis). Ion kalsium yang dilepaskan oleh reticulum sarkoplasma (sisterna) ini akan berkaitan dengan troponin yang mempuyai afinitas sangat besar terhadap ion kalsium. Apabila ion kalsium berkaitan dengan troponin, maka molekul tropomisio akan bergeser masuk kedalam helik celah untaian filament aktin (Guyton, 1991; Lamb, 1984 dalam Hermawan, 1995, Tesis). Dengan demikian tempat perikatan (binding site atau active site) pada aktin yang sebelumnya tertutup tropomiosin menjadi terbuka. Begitu active site terbuka, kepala jembatan menyeberang (head cross bridge) miosin segera melekat pada tempat ini. Pada waktu kepala jembatan penyeberangan mengadakan kontak dengan active site pada aktin, maka di dalam kepala jembatan penyeberang tersebut berlamgsung proses pembuatan energi (energy ini bukan dari ATP seketika, tetapi berasal dari energi yang sudah ada sebelumnya). Energi ini digunakan untuk menarik filament aktin ke arah sentral, baru sesudah ini kepala jembatan penyeberang mengikat ATP yang segera akan dipecah untuk menghasilkan energi. Enzim yang dipergunakan untuk memecah ATP menjadi ADP dan Pi ini disebut ATP ase miosin atau ase-aktomiosin (Lamb, 1984; Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis). ATP ADP + Pi + E ( untuk kontraksi ) ATP ase Energi yang dihasilkan ini, sebagian untuk mengembalikan jembatan penyeberangan ke posisi semula dalam rangka menarik aktin kearah tengah dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan dalam proses power stroke. Perlekatan kepala jembatan penyeberangan pada active site ini akan menginduksi proses lebih lanjut yang menyebabkan kepala jembatan

13 23 penyeberangan melejit kea rah sentral filament miosin dan menarik filamen aktin bersamanya, peristiwa ini disebut power stroke. Segera setelah lejitan ini, kepala penyeberang akan kembali ke posisi semula dan mengadakan kontak lagi dengan active site berikutnya. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan sampai akhirnya filamen aktin terdorong kea rah sentral filamen miosin. Teori ini disebut teori konduksi roda pasak (ratchet theory of contraction), untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini : Gambar 3 Mekanisme roda pasak pada kontraksi otot (Guyton, 1991 dalam Hermawan, 1995, Tesis) 4. Bentuk Latihan Otot Lengan 1. Pull Up Pull Up adalah gerakan gantung angkat tubuh yaitu dengan cara seperti bergantung pada tiang horizontal seperti gambar menarik badan keatas dampai dagu melewati tiang itu dan kembali turun sampai tangan lurus (dhimas nanda), Pull Up (gantung angkat tubuh). a. Tujuan : untuk melatih kekuatan otot lengan b. Cara melakukan :

14 24 1. Sikap awal, bergantung pada palang tunggal, jarak kedua tangan selebar bahu, posisi telapak tangan menghadap kearah kepala, kedua lengan lurus. 2. Mengangkat tubuh ketas hingga dagu berasa diatas palang. 3. Badan diturunkan kembali dengan cara meluruskan lengan, sementara posisi kepala, badan, dan kaki tetap lurus. Gambar 4 Gerakan Pull Up (Kunjung Ashadi, 2009 : 5) 2. Dumble Bicep Curl Dumble Bicep Curl adalah gerakan angkat beban pada tangan dengan mengunakan dumble atau barbell, dengan gerakan angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan, lalu kembali ke posisi semula dengan repetisi yang sama (Denny Santoso), Dumbel Bicep Curl a) Tujuan : untuk melatih kekuatan otot lengan. b) Cara melakukan :

15 25 1. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka dan kedua tangan memegang Dumble atau Barbel. 2. Cara memegang dumble pada masing-masing tangan dengan telapak tangan menghadap kearah tubuh. 3. Angkat dumble ke arah bahu sambil memutar pergelangan tangan. 4. Lalu kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan untuk repetisi berikutnya. Gambar 5 Gerakan Dumble Biceps Curl D. Renang Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga jantung, paru-paru dan seluruh otot berkembang. Olahraga renang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal perbedaan jenis kelamin, perbedaan umur, laki-laki atau perempuan, tua, muda, semua relatif bisa melakukannya. Dan berenang sangat ekonomis, karena dengan uang yang sangat sedikit saja orang dapat masuk kolam renang dan

16 26 berenang sepuas-puasnya. Renang dapat dilakukan kapan saja tidak mengenal waktu, dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.olahraga ini telah dilakukan semenjak adanya manusia, untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup maupaun mempertahankan hidup manusia. Renang pada mulanya menirukan gaya anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya renang, yaitu gaya anjing (dog style) yang dilombakan. FINA ( Federation internationale de Nation Amateur ) berdiri pada tahun 1908, saat dilangsungkannya olimpiyade di London. Menurut Andreas Viklund berenang adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Berenang bisa menjadi kegiatan rekreasi dan olahraga Pada zaman kerajaan kuno di Indonesia, renang telah diperhatikan. Pada jaman penjajahan Belanda renang dan kolam renang menjadi monopoli orangorang Belanda, kemudian sedikit berkembang untuk para anggota tentara Belanda dan pelajar yang sifatnya masih sangat terbatas. Renang telah dilombakan pada PON ke I di Surakarta tahun Pada tanggal 24 maret 1951 berdirilah Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. ( PBSI ) dengan ketua dr. Poerwosoedarmo. Pada tahun 1967 pada PON ke IV di Ujungpandang ( makasar), perserikatan Berenang seluruh Indonesia (PBSI) diubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Ukuran kolam renang yang digunakan untuk perlombaan harus sesuai dengan standar nasional atau internasional

17 27 yang telah disahkan oleh PRSI atau FINA. Menurut Irwansyah (2004) syarat-syarat kolam renang adalah : panjang kolam 50 meter, lebar 21 meter, dinding harus vertikal, banyaknya lintasan adalah 8 lintasan, lebar lintasan 2,5 meter, suhu air berkisar antara C, kedalaman air minimum 1.80 meter untuk perlombaan, tempat start tidak boleh licin, kemiringannya tidak boleh lebih dari 10 derajat dan garis-garis tanda lintasan dapat dibuat di dasar kolam untuk memberi petunjuk kepada perenang. Pada olahraga renag ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Menurut Irwansyah (2004) nomor-nomor renang yang diperlombakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Nomor-nomor renang yang diperlombakan No Gaya Putra Putri 1 Gaya bebas (free-style/crawl) 100 meter 100 meter 200 meter 200 meter 400 meter 400 meter 1500 meter 800 meter 2 Gaya dada (brest-stroke) 100 meter 200 meter 100 meter 200 meter 3 Gaya punggung (back-stroke) 100 meter 200 meter 100 meter 200 meter 4 Gaya kupu-kupu (buterrflystroke) 100 meter 200 meter 100 meter 200 meter 5 Gaya ganti perseorangan 200 meter 400 meter 200 meter 400 meter 6 Gaya ganti estafet 4 x 100 meter 4 x 200 meter 4 x 100 meter

18 28 E. Olahraga Renang ditinjau dari Aspek Biomekanika 1. Pengertian dan Tujuan Biomekanika a. Pengertian Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama sistem lokomotor dari tubuh. Menurut Imam Hidayat (1996 : 5 ) Lokomotor yaitu kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya berat. b. Tujuan Menurut Imam Hidayat (1996 : 5) Tujuan biomekanika yaitu : (1) Menambah penetahuan dasar sehingga kita mempunyai cakrawala yang lebih luas tentang gerakan tubuh, (2) Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan, (3) Mengetahui persyaratan-persyaratan teknis dari setiap tugas gerak. 2. Hukum Archimedes Menurut Imam Hidayat (1996 : 166) Hukum Archimedes yaitu bila sebuah benda berada di dalam air, ia akan mendapat tekanan ke atas yang sama besar dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berdasarkan prinsip ini maka setiap perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan yang akan terjadi yaitu mengapung, melayang dan tenggelam.

19 29 Gambar 6 Perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan Adaptasi dari Imam Hidayat (1996) 3. Berat jenis/grafitasi khusus Berat jenis suatu benda ialah perbandingan antara gaya berat dan gaya apung dari benda tersebut. Imam Hidayat ( 1996: 167) bila seseorang ada dalam air, kecuali gaya beratnya, ia juga mendapatkan gaya yang disebut gaya apung. Gaya ini adalah gaya dorong yang bekerja tegak lurus ke atas. 4. Titik Berat dan Titik Apung Titik berat badan letaknya tidak selalu sama dengan titik apung. Di katakan titik berat badan letaknya 75 % dari tinggi badan, kemampuan orang mengapung dan diam di air banyak menentukan oleh letak titik berat terhadap titik apung. Bila titik berat berada di atas titik apung, orang tersebut cenderung kepalanya turun ke bawah. Bila titik berat sama tinggi atau berimpit dengan titik apung, orang tersebut dapat terapung dengan datar, sedang bila titik berat berada di bawah titik

20 apung orang tersebut cenderung kakinya turun ke bawah. (Hidayat Imam,1996 : 170 ). 30 Gambar 7 Titik berat dan titik apung Adaptasi dari Imam Hidayat (1996) 5. Perkembangan Teknik Berenang ( Lift Porpulation ). Perkembangan teknik berenang (Lift Porpulsion) berdasarkan prinsip Bernouille yang digunakan pada sayap pesawat terbang dan pada balingbaling pesawat dan kapal laut. (1996 : 173) Gambar 8 Gaya angkat pada gerak lengan dalam renang Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)

21 31 6. Teori Daya Angkat Menurut Imam Hidayat ( 1996 : 178) Pembaharuan pada teori daya angkat adalah : (1) Pola gerakannya tidak lurus dari depan ke belakang, tetapi melengkung berbentuk ellips, (2) lengan tidak lurus, tetapi ditekuk dan memanfaatkan bagian-bagian anggota lengannya yang berputar (rotasi) longitudinal, (3) Kayuhan (stroke) tidak mendorong atau menepis ke belakang (Push), tetapi mengusap atau menyisir ke samping kiri, kanan, atas, bawah, sedikit sekali ke belakang. (4) Kayuhan tidak pada air yang bergerak ke belakang, tetapi pada air yang diam, (5) Daya angkat (lift) terjadi berdasarkan prinsip atau efek Bernouille 7. Efesiensi Gerak Menurut Imam Hidayat (1996 : 180) Untuk memperoleh efesiensi gerak yang besar, sebaiknya mengayuh sejumlah air yang banyak dengan jarak yang pendek dari pada mengayuh sedikit air dengan jarak yang panjang, kalimat di atas dapat di artikan bahwa dalam efensi gerak dapat dirumuskan : V = F x S V = Kecepatan Renangan F = Frekuensi Kayuhan S = Panjang Kayuhan Untuk memperbesar kecepatan renang (V) lebih baik memperbesar F dari pada memperbesar S.

22 32 8. Hukum Newton III. Bila sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda yang dikenai gaya tersebut akan melakukan gaya balasan yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan, sedangkan keduanya berimpitan. Gaya ini disebut gaya aksi reaksi. Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama dan berlawanan arahnya. F. Teknik Dasar Renang Gaya Dada. Renang gaya dada adalah renang dengan gaya yang paling mudah dan santai untuk berenang jarak jauh. Gaya dada merupakan gaya renang kuno yang sudah ada sejak jaman dahulu. Gaya ini tidak punah dan pada saat ini merupakan satu dari 4 gaya renang yang diperlombakan dalam pertandingan-pertandingan renang internasional. Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Gaya dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap serta definisi lebih rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan.

23 33 Adapun uraian-uraian mengenai teknik dasar renang gaya dada sebagai berikut : a. Posisi badan b. Gerakan kaki c. Gerakan lengan d. Gerakan Pengambilan nafas e. Kordinasi gerakan keseluruhan a. Posisi Badan Setiap gaya renang yang dilakukan perlu dijaga sikap lurus atau posisi horizontal yang sejajar dengan permukaan air. Yang merupakan kunci dalam olahraha renang gaya dada adalah posisi kepala pada waktu pengambilan nafas. Kepala naik di atas permukaan air dan untuk bernafas kepala harus diupayakan serenadah mungkin. Sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air. Sedangkan ketika kepala masih diatas air, diusahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas permukaan air, sehingga dengan demikian posisi badan akan mulai strime line. Gambar 9 Posisi badan renang gaya dada (Tri Tunggal. S, 2005:10 )

24 34 b. Gerakan kaki Gerakan kaki pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan rekaveri atau gerakan kontra yaitu gerakan pada renang yang diawali dengan sikap meluncur kedua kaki kedalam lurus, dilanjutkan dengan gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan perlahan guna mengurangi tahanan telapak kaki selama tepat menghadap ke atas. Lebar antara kedua lutut berada pada posisi antara tumit dengan pantat, sehingga membentuk huruf V. Apabila lutut terlalu ditarik ke depan, sehingga lutut berada di bawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air. Sebaliknya jika lutut terlalu terbelakang maka kaki akan keluar dari permukaan air, pada akhir dari rekaveri ini posisi telapak kaki dalam keadaan lurus dan lutut tertekuk. 2) Gerakan tendangan kaki Di mulai setelah gerakan rekaveri yaitu dengan kedua kaki ditendang kearah luar dan dirapatkan kembali. Gerakan ini melingkar setengah lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan pelan kemudian cepat. Pada waktu memutar atau melecut gerakanya adalah yang paling keras untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu kaki rapat dan lurus dan akhir dari gerakan ini telapak kaki yang semula dari keadaan ditekuk menjadi lurus kembali.

25 35 Gambar 10 Ayunan kaki gaya dada ( David G. Thomas, 2007 : 100) c. Gerakan Lengan Gerakan lengan pada gaya dada terdiri dari dua bagian yaitu : 1) Gerakan Mendayung Yaitu gerakan yang menghasilkan gerakan maju. Dalam melakukan gerakan ini dimulai dengan meluncur, tangan lurus di depan lengan ditarik ke atas samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air. Tangan harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap keluar. Dari posisi lengan yang masih lurus ini mulailah ayunan lengan, yaitu kedua lengan berpisah, tangan diarahkan kebawah dengan menekuk sehingga tangan dan lengan bagian bawah dapat mendorong lebih banyak air dengan garis lengkung, kemudian lengan bagian bawah diarahkan kebelakang dengan garis lengkung

26 kedalam. Lengan bagian atas digerakkan kebawah, sehingga bahu menjadi naik kepermukaan air. 36 2) Gerakan Rekaveri Setelah melakukan gerakan mendayung dilanjutkan dengan gerakan mendorong, yaitu kedua tangan dibawah dada, maka mulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan kemuka dengan pelan guna menghindari tahanan depan yang besar, dan ibu jari menghadap kebawah (telapak tangan menghadap keluar) Gambar 11 kayuhan gerakan tangan ( David Thomas, 2007 : 100) d. Pernafasan Pernafasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala kearah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air, naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya

27 37 secukupnya untuk bernafas. Naik kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat dipertahankan posisi badan yang strime line. Demikian juga waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih kelihatan diatas permukaan air pengambilan nafas dilakukan pada saat kepala naik ke atas permukaan air mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air hembusan dari mulut secara cepat (eksplosif). e. Kordinasi Gerakan Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara bersamaan. Tetapi dilakukan secara beriringan antara gerakan lengan dan gerakan kaki. Gerakan lengan dari sikap meluncur dimana lengan dan kaki dalam keadaan lurus, mulailah kayuhan lengan sampai pada pertengahan, kemudian rekaveri dimulai, pada saat kaki melakukan tendangan maka lengan melakukan rekaveri, lengan dan kaki dalam keadaan lurus kembali untuk melakukan luncuran. Gambar 12 Gerakan koordinasi ( David G. Thomas, 2007 : )

28 38 G. Kerangka pikir Kecepatan gerakan maju dalam berenang, khusunya renang gaya dada adalah ditimbulkan oleh kekuatan otot lengan. Fase gerakan tangan adalah gerakan mendayung dan mendorong air kebelakang. Gerakan menarik harus dilakukan dengan kuat, dan arahnya dari muka kebelakang sampai tangan berada dibawah dada. Selanjutnya dengan tenaga kuat tangan didorongkan kesamping belakang hingga tangan lurus kedepan kembali. Perenang yang baik adalah perenang yang memiliki kekuatan otot lengan yang baik. Dengan kekuatan otot lengan yang baik perenang dapat mengayuh dengan kuat dan cepat tanpa kelelahan yang berarti sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal. H. Hipotesis Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan menurut Sutrisno (1990) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari defenisi diatas dapatlah dikatakan bahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Menurut hasil penelitian dalam penulisan hipotesis haruslah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah tentang pengaruh latihan Pull Up dan Dumble Biceps Curls terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya

29 dada siswa kelas X SMK Negeri 2 Kalianda Lampung Selatan. Maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : 39 Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Pull Up terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda. Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Dumble Biceps Curl terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda. Ha 3 : Latihan Pull Up lebih baik dari pada, latihan Dumble Biceps Curl dan kontrol terhadap kemampuan kayuhan lengan renang gaya dada pada siswa kelas x SMK Negeri 2 Kalianda.

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang KTSP adalah kurikulum seperangkat operasional yang disusun oleh dan dilaksananakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar mengandung semacam

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya Play Group sampai dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU DENGAN HASIL JUMPINGSERVICE PADA SISWA PUTERA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LEUWIDAMAR KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DEDI ARYADI Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu olahraga (aquatik) atau dilakukan di air, baik itu sebagai sarana rekreasi maupun sarana kegiatan untuk perlombaan. Seiring dengan perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka. 1. Renang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka. 1. Renang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Renang a. Hakikat Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatik. Renang adalah upaya untuk menggerakkan (mengapungkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk menempuh jarak 25 meter dengan satuan detik.

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA OTOT LURIK

MEKANISME KERJA OTOT LURIK MEKANISME KERJA OTOT LURIK Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan tulang-tulang tubuh. MEKANISME OTOT LURIK/OTOT RANGKA Mekanisme kerja otot pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi di bidang olahraga. Prestasi olahraga

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Latihan 1. Pengertian Latihan Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan (Pate,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia maupun negara-negara lain didunia. Hal ini bisa

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

RUNNING SKILLS. Skill highlights

RUNNING SKILLS. Skill highlights RUNNING SKILLS Skill highlights 1. Waktu yg ditempuh atlet pada jarak tertentu ditentukan oleh panjang langkah (stride length) dan frekuensi langkah (stride frequency) Panjang tungkai atlet dan dorongan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! 1. Pada waktu menggiring bola, pergelangan kaki ditahan ke atas saat mendorongkan bola, sedangkan posisi kaki juga di atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Hussein, 2001). adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu

III. METODOLOGI. tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Hussein, 2001). adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu III. METODOLOGI A. Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan cara, agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga suatu penelitian dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata 1. Stretching 1.1. Pantat Basic 1. Berbaringlah dengan kedua kaki lurus di depan Anda. 2. Bawa kaki kiri ke atas, tertekuk di lutut,

Lebih terperinci

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia 13-15 Tahun 1. Lari 50 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. b. Alat dan fasilitas 1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan aktivitas olahraga di dalam air. Olahraga renang membuat tubuh semakin sehat karena hampir semua otot tubuh bergerak sewaktu berenang. Kegiatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA. Oleh. Febri Setiawan. (Jurnal Skripsi)

HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA. Oleh. Febri Setiawan. (Jurnal Skripsi) HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA Oleh Febri Setiawan (Jurnal Skripsi) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 013 ABSTRAK Hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Dimyanti dan Mujiono (2002 :256) Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Atletik Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI I. Hakikat Latihan Kebugaran Jasmani II. KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan

Lebih terperinci

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik

iii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik III. OTOT 1. Jenis-Jenis Jaringan Otot Ada beberapa jeni jaringan otot pada tubuh manusia yang perlu diketahui, antara lain: a. Jaringan Otot polos (Otot Volunter) Jaringan otot polos merupakan otot yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

TEKNIK ROWING. Kegiatan Belajar 2:

TEKNIK ROWING. Kegiatan Belajar 2: Kegiatan Belajar 2: TEKNIK ROWING 1. Pendahuluan Kualitas teknik atlet yang dikombinasikan dengan kemampuan fisik dapat meningkatkan kualitas penampilan meskipun peran teknik sangat umum bagi setiap cabang

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. ahmadnarulloh@yahoo.co.id SESI LATIHAN SUSUNAN SATU SESI LATIHAN 1. Pembukaan (Pengantar) 5 2. Pemanasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Atletik BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Muhajir,( 2006:35) Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA 1 HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER Jurnal Oleh KHARINA OKTAVIANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

KONSEP Latihan kebugaran jasmani KONSEP Latihan kebugaran jasmani OLEH SUHARJANA FIK UNY1 Pengertian Latihan Latihan merupakan aktivitas olahraga/jasmani yang sistematik, dilakukan dalam waktu lama, ditingkatkan secara progresif dan individual

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. Barbell Row with Smith Machine rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang

Lebih terperinci

Mendapatkan Tubuh Ideal

Mendapatkan Tubuh Ideal Mendapatkan Tubuh Ideal Anda mendambakan tubuh padat berotot tanpa lemak? Tidak bisa dipungkiri lagi, baik pria maupun wanita mendambakan tubuh ideal. Pria pada umumnya menginginkan tubuh yang padat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Renang Gaya Dada Alokasi

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Pengertian Senam Latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin menjadi penting agar manusia dapat menempatkan diri pada kedudukan yang mulia sesuai dengan

Lebih terperinci

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

LARI JARAK PENDEK (SPRINT) LARI JARAK PENDEK (SPRINT) Lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Kelangsungan gerak pada sprint

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani dimana di dalamnya banyak menggunakan fisik atau motorik. Untuk memberikan pelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain di mulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan

Lebih terperinci

GENERAL FITNESS TRAINING

GENERAL FITNESS TRAINING GENERAL FITNESS TRAINING Fitness atau kebugaran didefinisikan sebagai keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan tekanan fisik dan mental yang ditemui dalam hidupnya. Latihan fitness secara umum didefiniskan

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

Lampiran 4. Penatalaksanaan Terapi Masase pada Cedera Bahu PANDUAN MASASE DAN TERAPI LATIHAN PADA CEDERA BAHU A. Panduan Massage 1. NO 1. Masase Frirage Pada Bahu Posisi Pronation Sendi Masase Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa 66 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulat merupakan cabang olahraga beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan kebugaran sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, karena tanpa kebugaran dan kesehatan yang baik manusia tidak mampu untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

(Skripsi) OLEH E A RIAN SAPUTRA

(Skripsi) OLEH E A RIAN SAPUTRA KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, DAN TINGGI BADAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER PADA ATLET KLUB RENANG TOTOHARJO SC LAMPUNG TIMUR TAHUN 2016 (Skripsi) OLEH E A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks.agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atletik di ambil dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang artinya bertanding atau berlomba, menurut Syarifuddin (1992: 2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya crawl menyerupai cara berenang seekor binatang, oleh sebab itu disebut dengan crawl yang

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci