MANFAAT ANGGUR LAUT (CAULERPA RACEMOSA) DAN PENANGANANNYA DENGAN MELIBATKAN MASYARAKAT PANTAI DI DESA RUMBA-RUMBA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANFAAT ANGGUR LAUT (CAULERPA RACEMOSA) DAN PENANGANANNYA DENGAN MELIBATKAN MASYARAKAT PANTAI DI DESA RUMBA-RUMBA"

Transkripsi

1 MANFAAT ANGGUR LAUT (CAULERPA RACEMOSA) DAN PENANGANANNYA DENGAN MELIBATKAN MASYARAKAT PANTAI DI DESA RUMBA-RUMBA Lely Okmawaty Anwar 1, Rita.L. Bubun 2, Rosmawati 1 1 Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Kendari, Kendari 2 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Kendari, Kendari Jl.KH Ahmad Dahlan No.10 Kendari, Tlp/Fax (0401) ) lely.anwar@gmail.com, 2) rl.bubun@gmail.com, 3) rosirossie.ummumuthe@gmail.com Abstrak Anggur laut (Caulerpa sp.) merupakan salah satu jenis rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi yaitu dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, pangan fungsional, dan obat. Varietas Caulerpa racemosa dari perairan Teluk Kolono desa Rumba-rumba kec. Kolono kab. Konawe Selatan prov. Sulawesi Tenggara dapat diperoleh di alam dalam jumlah yang melimpah namun pemanfaatannya oleh masyarakat setempat belum optimal. Rendahnya tingkat pemanfaatan tersebut karena kurangnya pemahaman masyarakat akan nilai gizi dan khasiat anggur laut bagi kesehatan. Anggur laut mengandung kadar air tinggi sehingga mudah mengalami kerusakan jika tidak ditangani secara cepat. Anggur laut biasa dikonsumsi dalam bentuk segar. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat anggur laut terhadap kesehatan, memberi keterampilan penanganan dan pengemasan anggur laut segar agar dapat disimpan lama dan tetap dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, serta meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai strategi pemasaran produk perikanan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan kelompok ibu rumah tangga dari keluarga nelayan yang terdapat di desa Rumba-rumba, yaitu kelompok Ibu Mandiri dan kelompok Ibu Sejahtera. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan sebanyak 2 tahap. Tahap pertama adalah persiapan dan observasi kondisi populasi anggur laut di perairan Kolono dan tahap kedua adalah pelatihan dan sosialisasi mengenai nilai gizi dan manfaat anggur laut bagi kesehatan, dampak destructive fishing, penanganan dan pengemasan anggur laut, serta strategi pemasaran produk perikanan khususnya rumput laut. Setelah kegiatan ini dilaksanakan, masyarakat setempat mulai menyadari khasiat anggur laut sehingga tingkat pemanfaatannya khususnya pada tingkat konsumsi untuk pemenuhan rumah tangga menjadi meningkat. Kata kunci : anggur laut, khasiat, kolono 1. PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %. Hasil laut umumnya adalah ikan, alternatif hasil laut lainnya yang bisa diolah adalah rumput laut. Rumput laut diketahui kaya nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A, B, C, D, E, dan K [1]. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus mendorong pengembangan budidaya rumput laut, karena rumput laut adalah komoditas strategis yang mampu mendorong kemandirian masyarakat pesisir. Rumput laut saat ini adalah salah satu komoditas unggulan perikanan karena volume produksinya yang cukup besar dan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Anggur laut merupakan salah satu jenis dari rumput laut (Caulerpa sp.) yang keberadaannya cukup banyak di Indonesia. Anggur laut memiliki fungsi ekonomis yaitu dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dimana proses pengolahannya cukup mudah. Anggur laut yang berasal dari laut diambil dan kemudian dicuci hingga bersih menggunakan air matang. Setelah itu direbus sebentar untuk membunuh bakteri yang mungkin ada. Penyajian rumput laut selanjutnya adalah 110 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

2 mencampurkan bumbu-bumbu masak seperti cabe merah, bawang merah, bawang putih, jeruk nipis, parutan kelapa dengan ditambah dengan sedikit penyedap rasa. Penyajian anggur laut hingga saat ini terbatas sebagai sayuran pendamping saat makan ikan. Rumput laut diindikasikan sebagai tumbuhan yang kaya oleh antioksidan [2]. Anggur laut Caulerpa racemosa merupakan salah satu jenis alga hijau yang hidup menyebar dibeberapa perairan Indonesia. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, Caulerpa racemosa menghasilkan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan. Kemampuan Caulerpa racemosa dalam menangkal radikal bebas karena mengandung asam folat, tiamin, dan asam askorbat [3]. Hasil analisis komposisi kimia dari anggur laut (Caulerpa racemosa) menunjukkan bahwa anggur laut memiliki kadar air yang tinggi 982 %) [4] sehingga mudah mengalami kerusakan. Oleh karena itu, komoditas anggur laut memerlukan proses penanganan yang cepat untuk menyelamatkan anggur laut dari proses pembusukan sehingga dapat tersedia dalam jangka waktu yang lebih lama agar pemanfaatannya dapat optimal. Salah satu wilayah di provinsi Sulawesi Tenggara yaitu kecamatan Kolono kabupaten Konawe Selatan, memiliki sumber daya alam yang melimpah khususnya hasil-hasil laut dan rumput laut khususnya anggur laut (Caulerpa racemosa). Potensi laut yang tinggi ini menyadarkan masyarakat untuk melestarikan lumbung ikan di perairannya. Masyarakat nelayan Teluk Kolono telah terlibat aktif bersama pemerintah merumuskan peraturan desa mengenai pengelolaan Daerah Perlindungan Laut (DPL) Teluk Kolono sebagai sumber perikanan berkelanjutan Hasil laut berupa anggur laut (Caulerpa racemosa) (Gambar 1) dari perairan Teluk Kolono khususnya di desa Rumbarumba dapat diperoleh langsung dari alam dalam jumlah yang masih melimpah. Jumlah yang melimpah tidak dibarengi dengan permintaan pasar yang melimpah. Anggur laut yang dapat diperoleh dari alam dapat mencapai 500 kg setiap musim, namun yang termanfaatkan oleh masyarakat hanya berkisar puluhan kg saja. Tingkat konsumsi masyarakat lokal yaitu di sekitar wilayah provinsi Sulawesi Tenggara terhadap anggur laut masih rendah, sehingga anggur laut yang diperoleh dari perairan Teluk Kolono hingga saat ini tidak termanfaatkan secara optimum. Rendahnya tingkat pemanfaatan tersebut karena rendahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai gizi dan manfaat anggur laut terhadap kesehatan. Oleh karena itu kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) penting untuk dilakukan agar optimalisasi pemanfaatan anggur laut khususnya di desa Kolono dapat ditingkatkan. Gambar 1. Anggur laut (Caulerpa racemosa) yang diperoleh dari perairan di Teluk Kolono Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat anggur laut terhadap kesehatan, memberi keterampilan penanganan dan pengemasan anggur laut segar agar dapat disimpan lama dan tetap dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, serta meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai strategi pemasaran produk perikanan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai tersebut rencana pemecahan masalah yang dihadapi adalah memberikan sosialisasi mengenai khasiat anggur laut terhadap kesehatan, pelatihan teknik penanganan dan pengemasan anggur laut agar kesegarannya dapat tahan lama, serta pelatihan strategi pemasaran produk hasil perikanan. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

3 2. METODE Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan dan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan dan observasi langsung kondisi populasi anggur laut di perairan Kolono oleh seluruh tim pelaksana kegiatan. Tahap kedua adalah pelaksanaan yang menggambarkan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat di desa Rumba-rumba. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan dua kelompok ibu rumah tangga dari keluarga nelayan yang terdapat di desa Rumba-rumba, kec. Kolono, kab. Konawe Selatan, prov. Sulawesi Tenggara yaitu kelompok Ibu Mandiri dan Ibu Sejahtera. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anggota. Kelompok tersebut dipilih sebagai mitra berdasarkan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga khususnya kelompok istri nelayan merupakan pelaku yang tepat dalam menjalankan kegiatan ini agar tetap berkelanjutan. Tahap pelaksanaan terdiri dari mengumpulkan masyarakat mitra di Balai Desa, selanjutnya diberikan dan disajikan penjelasan mengenai berbagai hasil penilitian terkait kandungan gizi dan manfaat anggur laut (Caulerpa racemosa) bagi kesehatan. Teknik penanganan anggur laut agar kesegarannya dapat tahan lama merujuk pada metode Paten [5]. Melalui teknik penanganan tersebut kesegaran anggur laut dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama, sehingga sensasi dan citarasa khas anggur laut segar dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun. Selanjutnya adalah pemberian pelatihan dan pengetahuan keterampilan tentang teknik pengemasan produk yang mudah dan murah serta pelatihan tentang cara memasarkan produk hasil perikanan khususnya rumput laut yang masingmasing disajikan oleh pakar dibidangnya masing-masing. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini dianalisis secara deskriptif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan kelengkapan pelaksanaan kegiatan termasuk didalamnya adalah survei pendahuluan kondisi terbaru populasi anggur laut (Caulerpa racemosa) di perairan Kolono khususnya di desa Rumbarumba oleh seluruh tim kegiatan (Gambar 2) dilakukan pada tahap awal. Selain itu wawancara dengan remaja, ibu-ibu nelayan dan masyarakat lainnya di desa tersebut terkait tingkat pemahaman tentang nilai gizi dan pemanfaatan anggur laut. Hasil wawancara menunjukkan sebagian besar dari masyarakat khususnya ibu-ibu nelayan tidak mengetahui akan nilai gizi dan manfaat anggur laut terhadap kesehatan. Selama ini sebagian masyarakat mengkonsumsi anggur laut karena kebiasaan turun temurun. Pengetahuan mereka hanya terbatas pada anggur laut dapat dimakan, tidak beracun, dan nikmat jika dijadikan lalapan/lauk pendamping nasi. Oleh masyarakat setempat anggur laut dikonsumsi di rumah secara mentah setelah dicampur dengan cabe dan jeruk ataupun dikonsumsi langsung di perairan. Sebagian masyarakat memiliki kebiasaan membawa nasi, ubi rebus dan ikan bakar di tengah perairan tempat terdapatnya populasi anggur laut menggunakan perahu sebagai pendamping anggur laut yang akan dikonsumsi ditempat agar anggur laut yang benar-benar segar dapat diperoleh. Jumlah anggur laut yang dikonsumsipun terbatas pada kebutuhan masyarakat seharihari saja karena jika berlebihan dan disimpan lama bulir-bulir pada anggur laut mudah pecah sehingga tidak enak lagi untuk dikonsumsi. Anggur laut mudah mengalami kemunduran mutu karena kadar airnya yang tinggi. 112 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

4 Gambar 2. Survei kondisi populasi anggur laut di perairan Kolono Hingga saat ini populasi anggur laut di perairan Kolono desa Rumba-rumba masih melimpah dan belum termanfaatkan secara optimal baik untuk pemenuhan gizi masyarakat setempat maupun untuk tujuan pemasaran di luar desa Rumba-rumba. Adanya pelatihan dan sosialisasi kandungan nilai gizi dan manfaat anggur laut bagi kesehatan, pelatihan penanganan dan pengemasan anggur laut, serta pelatihan teknik pemasaran produk perikanan khususnya rumput laut diyakini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat khususnya ibu rumah tangga di desa Rumba-rumba yang berperan dalam mengatur menu makanan sehari-hari keluarganya mengenai tingginya kandungan gizi dan manfaat anggur laut bagi kesehatan, mampu melakukan penanganan anggur laut agar dapat dikonsumsi segar dalam jangka waktu yang lama, menyadari komoditi anggur laut berpeluang untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan tambahan rumah tangga, serta meningkatkan pemahaman cara memasarkan produk hasil perikanan. Dampak utama yang dapat diperoleh adalah masyarakat setempat menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem anggur laut yang selama ini terdapat melimpah di perairan dekat tempat tinggal mereka agar manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang oleh anak cucu mereka. Kegiatan utama pengabdian kepada masyarakat diawali dengan pemberian materi terkait kandungan nilai gizi dan manfaat anggur laut bagi kesehatan. Pemateri terlebih dahulu melakukan dialog ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta untuk mengetahui secara pasti tingkat pemahaman dan pemanfaatan anggur laut selama ini. Selanjutnya penyajian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi (Gambar 3). Pengetahuan yang disampaikan mengenai komposisi nilai gizi anggur laut merujuk pada hasil penelitian [4], manfaat anggur laut bagi kesehatan yaitu sebagai antioksidan [6] sehingga ekstraknya diolah dalam bentuk kapsul [7], mengandung metabolit sekunder yang berperan sebagai antibacterial, antineoplastic, dan antiproliperatif [8], penuh serat kaya manfaat seperti menanggulangi diabetes, jantung, penurun tekanan darah, obat cacing dan lain sebagainya [1]. Diskusi dua arah antara pemateri dengan peserta sangat membantu transfer pengetahuan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ibu-ibu rumah tangga akan pentingnya anggur laut dan anggur laut bukan sekedar lalapan biasa. Gambar 3. Pemberian materi mengenai komposisi nilai gizi dan manfaat anggur laut (Caulerpa racemosa) bagi kesehatan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

5 Pelatihan penanganan dan pengemasan anggur laut segar agar dapat dikonsumsi dalam kondisi segar pada jangka waktu yang lama dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi secara simultan dan didukung dengan peragaan atau demonstrasi oleh pemateri (Gambar 4). Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan dikarenakan mereka menganggap hal ini bermanfaat dan sesuatu yang baru ataupun tidak terpikirkan sebelumnya. Gambar 4. Demonstrasi penanganan dan pengemasan anggur laut Anggur laut dapat dipertahankan kesegarannya dalam jangka waktu lama, dan sensasi kesegaran dapat dirasakan saat dikonsumsi merujuk pada metode paten Urabe tahun 2010 No. WO A1. Anggur laut yang baru diperoleh dari alam dicucu bersih dengan air tawar, ph anggur laut yang segar dicek phnya menggunakan ph meter. Kesegaran bahan jika memiliki ph 6,5-7. Selanjutnya anggur laut direndam beberapa saat di dalam larutan garam 3,5 % yang telah dipanasi hingga mencapai suhu 60 o C. Kemudian anggur laut ditiriskan dan dikemas baik menggunakan vacum sealer sehingga tahan lama. Anggur laut yang telah dikemas (Gambar 5a), dapat disimpan pada suhu dingin sehingga tahan lama. Saat akan dikonsumsi, anggur laut tersebut direndam di air tawar dingin sehingga bulir-bulirnya kembali mengembang dan segar kembali seperti kondisi awal. Selain penanganan anggur laut dalam bentuk segar, untuk dapat memanfaatkan khasiat anggur laut dalam waktu lama, maka proses penanganannya juga dilakukan dengan cara dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan cara anggur laut segar dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu, cangkang kerang dan rumput laut jenis lainnya. Setelah bersih, anggur laut dicuci dengan air tawar sebanyak 3 kali kemudian ditimbang sebanyak 100 gram. Selanjutnya anggur laut dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sekitar 2-3 hari. Anggur laut yang telah kering ditandai dengan keluarnya garam. Anggur laut yang telah bersih dan kering kemudian disimpan dalam wadah. Selanjutnya anggur laut dapat dikemas pada platik kemas lalu di seal menggunakan alat hand sealer atau vacum sealer agar lebih tahan lama (Gambar 5b) [6]. Kegiatan pengabdian masyarakat yang bertemakan pemanfaatan dan penanganan anggur laut kali ini juga diisi dengan pemberian beberapa materi lainnya yaitu dampak destructive fishing pada perairan pantai yang dibawakan oleh anggota tim pengabdian masyarakat (Gambar 6), serta materi mengenai strategi pemesaran produk perikanan khususnya rumput laut yang dibawakan oleh pemateri tamu yang memiliki keahlian dibidang tersebut (Gambar 7). Penyajian pengetahuan juga dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. 114 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

6 a b Gambar 5. Produk anggur laut hasil penanganan dan pengemasan: a)kondisi segar dan b)kondisi kering Gambar 6. Pemberian materi mengenai dampak destuctive fishing di perairan pantai 4. KESIMPULAN Gambar 7. Pemberian materi mengenai strategi pemasaran produk perikanan Tingkat pemanfaatan anggur laut (Caulerpa racemosa) oleh masyarakat di perairan Kolono desa Rumba-rumba masih rendah dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga terkait nilai gizi dan berbagai manfaat atau khasiat anggur laut bagi kesehatan. Masyarakat di desa Rumba-rumba pada umumnya mengkonsumsi anggur laut dalam bentuk segar sebagai lalapan pendamping nasi sehingga jumlah yang termanfaatkan sehari-hari hanya sebatas pada pemenuhan konsumsi rumah tangga dikarenakan kesegarannya tidak dapat bertahan lama. Kegiatan Iptek bagi Masyarakat ini telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemahaman masyarakat di desa Rumba-rumba akan tingginya kandungan gizi dan manfaat anggur laut terhadap kesehatan terbukti dengan secara beramai-ramai masyarakat sudah memanfaatkannya minimal untuk pemenuhan konsumsi rumah tangga sehari-hari. Selain itu masyarakat telah dibekali pengetahuan praktis mengenai metode penanganan dan pengemasan anggur laut agar dapat dikonsumsi dalam Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

7 kondisi segar dalam jangka waktu yang lama sehingga berpeluang besar jika akan dipasarkan secara luas dalam kondisi segar. DAFTAR PUSTAKA [1] Abumie Rumput Laut Kaya Serat Penuh Manfaat [Online]. From: [Acessed on 26 April 2015]. [2] Heo, S.J., E.J. Park, K.W. Lee, Y.J. Jeon Antioxidant Activities of Enzymatic Extracts from Brown Seaweeds. Journal Bioresource Technology. 96: [3] Chew, Y.L., Y.Y. Lim, M. Omar, K.S. Khoo Antioxidant Activity of Three Edible Seaweeds from Two Areas in South East Asia. LWT. 41: [4] Santoso, J., S. Gunji, Y.Yoshie-Stark, T. Suzuki Mineral Contents of Indonesian Seaweeds and Mineral Solubility Affected by Basic Cooking. Food Sci. Technol. 12(1): [5] Urabe, T Method for processing Caulerpa lentillifera and Processed Caulerpa lentillifera [Patents]. No.WO A1. [6] Aryudhani, N Kandungan Senyawa Fenol Rumput Laut Caulerpa racemosa dan Aktivitas Antioksidannya [Skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. [7] Ahdyanti, S., S. Pia, N. Dwihandita, S.A. Pambayu, F.R. Luhur Kapsulasi Ekstrak Anggur Laut (Caulerpa racemosa) Sebagai Sumber Antioksidan Alami [Laporan Penelitian PKM]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. [8] Kumar, M., G. Vishal, K. Puja, C.R.K. Reddy, B. Jha Assessment Of Nutrient Composition And Antioxidant Potential Of Caulerpaceae Seaweeds. Journal of Food Composition and Analysis. 24: SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi. Kegiatan pengabdian masyarakat program IbM ini bekerja sama dengan dua mitra pengusaha jamur tiram, yaitu pengusaha jamur tiram UD. JJS yang berlokasi di Ajung,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMANFAATAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL HASIL PERIKANAN SERO DI PULAU BUNGKUTOKO

PEMANFAATAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL HASIL PERIKANAN SERO DI PULAU BUNGKUTOKO PEMANFAATAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL HASIL PERIKANAN SERO DI PULAU BUNGKUTOKO Fajriah 1, Ary tamtama 2, Kobajashi Togo Isamu 3 1,2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 TEKNOLOGI BUDIDAYA

Lebih terperinci

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami, PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bentuk budaya masyarakat adalah makanan tradisional. Makanan tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami, beraroma khas dan bercitarasa

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

Jurnal Abdimas Mahakam https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

Jurnal Abdimas Mahakam https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2 Pengolahan Pisang Talas dalam Usaha Meningkatkan Nilai Tambah Buah Hasil Panen Purwati UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda purwati@uwgm.ac.id Tutik Nugrahini UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda

Lebih terperinci

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS TIMBAL (Pb) PADA Caulerpa racemosa ( Forsskal) J. Agardh DARI PERAIRAN PULAU LAE-LAE MAKASSAR dan LAIKANG KABUPATEN TAKALAR

ANALISIS TIMBAL (Pb) PADA Caulerpa racemosa ( Forsskal) J. Agardh DARI PERAIRAN PULAU LAE-LAE MAKASSAR dan LAIKANG KABUPATEN TAKALAR ANALISIS TIMBAL (Pb) PADA Caulerpa racemosa ( Forsskal) J. Agardh DARI PERAIRAN PULAU LAE-LAE MAKASSAR dan LAIKANG KABUPATEN TAKALAR Rispah Hamazah 1, Muh. Ruslan Umar 1, Muhtadin Asnady Salam 1, Ambeng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras kencur dikenal sebagai minuman tradisional khas Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan herbal segar. Komposisi utamanya ialah beras dan rimpang kencur yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki luas wilayah perairan yang lebih besar dari pada luas daratan. Besarnya luas wilayah perairan yang dimiliki Indonesia, membuat negara ini kaya akan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Afrianto (2002), banyak bahan makanan yang mudah busuk atau tidak tahan lama sehingga terbatasnya lama penyimpanan dan daerah pemasarannya tidak begitu luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USAHA IKAN BANDENG KERING BUMBU DENDENG DI KABUPATEN PANGKEP BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) Diusulkan Oleh : 1. Paramita Nim 1122093 Tahun Ang. 2011 2. Hikmawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan

BAB I PENDAHULUAN. food menurut Food and Agriculture Organization didefinisikan sebagai makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang banyak tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Rumput laut dapat tumbuh dengan baik terutama

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Ketela pohon atau singkong, dalam bahasa Inggris bernama cassava merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal sebagai

Lebih terperinci

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI Herlina dan Triana Lindriati Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember linaftp@yahoo.com ABSTRAK Bagiak merupakan kue kering khas Banyuwangi

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 1 ANEKA RESEP JUS SEHAT Slow Juicer MT-67 Bagian 1 Apa itu Slow Juicer? Berbeda dengan juicer yang menggunakan metode kecepatan tinggi dengan pisau yang tajam, Slow Juicer menggunakan Low Speed Technology

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DALAM PEMBUATAN KERIPIK REBUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DALAM PEMBUATAN KERIPIK REBUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DALAM PEMBUATAN KERIPIK REBUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH Juni Fiki S, Warsini, Adi Wibowo dan Indra Khaironi Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar (Jatropha curcas) mulai mendapat perhatian khusus pemerintah yang dikembangkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul Abstrak Lili Sugiyarto, Siti Umniyatie, Paramita C.K. lili_sugiyarto@uny.ac.id Program pengabdian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber pangan yang bergizi. Selain sebagai sumber protein juga sebagai sumber asam lemak esensial yang menunjang perbaikan kualitas sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri patogen atau bakteri pembusuk. Kerusakan tersebut dapat diminimalir dengan penambahan bahan yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekuator, memiliki iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mendukung berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekuator, memiliki iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mendukung berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang sangat kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : 10 11 4210 1 INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE 1). Pengertian Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai Negara bahari dengan wilayah lautnya mencakup tiga per empat luas Indonesia atau 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK PENGUSAHA TERASI DI DESA KRAMAT BUNGAH KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR

IBM KELOMPOK PENGUSAHA TERASI DI DESA KRAMAT BUNGAH KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR IBM KELOMPOK PENGUSAHA TERASI DI DESA KRAMAT BUNGAH KABUPATEN GRESIK JAWA TIMUR Anak Agung Sagung Alit Widyastuty 1), Indah Nurhayati 2), Susilowati 3) 1 Fakultas Tenik Sipil dan Perencanaan 2 Fakultas

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati 2) FPBS, IKIP PGRI Semarang

Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati 2) FPBS, IKIP PGRI Semarang P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:351-355 PENDAYAGUNAAN LIMBAH PISANG MELALUI POSDAYA KELURAHAN TLOGOSARI WETAN Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan laut di Indonesia mengandung sumberdaya kelautan dan perikanan yang siap diolah dan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga sejumlah besar rakyat Indonesia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belimbing merupakan buah yang banyak mengandung air. Ada dua macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Belimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UMBI GADUNG

PENGOLAHAN UMBI GADUNG PENGOLAHAN UMBI GADUNG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH OLEH : ERNA SANJAYA PRANOTO NRP 6103008019 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN MUHAMAD AZIS MUSLIM KELAS : 11-D3MI-01) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Waktu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT KARYA ILMIAH BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Asmorojati Kridatmaja NIM : 10.11.3641 Kelas : SI-TI 2B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan industri pengolahan pangan di Indonesia yang didukung oleh sumberdaya alam mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia bahkan dunia. Kondisi geografis yang berlekuk mengakibatkan Kalimantan memiliki banyak aliran sungai (Nurudin,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia dan daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui sebagai tanaman pekarangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara kaya beragam pangan. Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah seluruhnya 5.193.252 km², yang terdiri dari daratan dan lautan. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah sampai dengan produk pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya kesejahteraan dan perubahan gaya hidup masyarakat telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada kesehatan seperti

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *) Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif Oleh : Sri Purwanti *) Pendahuluan Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki segudang kuliner andalan yang bisa dibanggakan. Indonesia patut berbesar hati akan potensi yang luar biasa sebagai negara kepulauan yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan adalah salah satu hasil komoditi yang sangat potensial, karena keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, suku, dan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dari Familia Palmae dan disebut juga Cocos nucifera L dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. kelompok dari Familia Palmae dan disebut juga Cocos nucifera L dan banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanaman yang dapat hidup di beberapa ketinggian adalah tanaman kelapa. Selain mudah tumbuh, tanaman kelapa juga memiliki banyak manfaat. Tanaman kelapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Rumput laut merupakan sumber daya alam lautan yang memiliki nilai gizi lengkap dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Rumput laut makanan (edible seaweed) telah

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci