Kandidat. Pelepasliaran

Transkripsi

1 Kandidat Pelepasliaran N y a r u M e n t e n g k e AGU S TU S

2 Semi-Liar Semi-Wild [in] Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dan/atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan. [en] Semi-wild orangutans are those who - at the time of rescue - have previously encountered humans yet have retained sufficient natural behaviours and vital skills to survive alone in the wild.

3 Dara

4 [in] Di usia 3 tahun, Dara tiba di Nyaru Menteng setelah diselamatkan di area konsesi perkebunan kelapa sawit di Satuan Pemukiman 3, Desa Padas, Parenggean, Kalimantan Tengah, pada 31 Desember Berat badannya saat itu 7,5 kilogram. Ia sehat dan masih menunjukkan perilaku liar. Ia akan bertindak agresif ketika ada manusia yang mendekatinya. Setelah melewati masa karantina, ia pun ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng dan sejak 19 November 2014, Dara mengikuti tahap pra-pelepasliran di Pulau Kaja. Di usianya yang ke-14 dengan berat badan 42,5 kg, Dara yang berambut tebal berwarna cokelat kemarahan telah tumbuh menjadi orangutan betina mandiri nan cantik. Setelah dua belas tahun di pusat rehabilitasi, Dara yang selalu waspada dengan lingkungan di sekelilingnya tak lama lagi akan diberangkatkan dan dilepasliarkan di rumah sejatinya, di belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Dara arrived at Nyaru Menteng when she was three years old, after being rescued from an oil palm plantation concession area in Satuan Pemukiman 3, Padas Village, Parenggean, Central Kalimantan, on December 31, She was in good health, weighed 7.5 kilograms, and displayed wild behaviour. She would become aggressive whenever a human approached. After completing quarantine, Dara was placed in Nyaru Menteng s Socialization Complex, and on November 19, 2014, she entered the prerelease stage of rehabilitation on Kaja Island. Now at 14 years of age and weighing 42.5 kilograms, reddish-brown and thickhaired Dara has grown into a beautiful and independent orangutan. After twelve years of rehabilitation, ever-alert Dara will soon embark on the final journey to freedom when she is released to the Bukit Baka Bukit Raya National Forest.

5 Kameloh

6 [in] Kameloh merupakan orangutan jantan yang diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang warga di Kelurahan Kameloh Baru, Palangka Raya. Ia tiba di Nyaru Menteng dalam keadaan sehat pada 18 Januari 2007 saat usianya 2 tahun dengan berat badan 8 kilogram, dan masih menunjukkan perilaku liar. Setelah melewati masa karantina, Kameloh ditempatkan di Nyaru Menteng 2 dan kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja pada 20 November 2014 untuk mengikuti proses pra-pelepasliaran. Kameloh yang memiliki rambut tebal dengan warna coklat kehitaman ini dikenal sebagai orangutan yang senang menyendiri. Kameloh mudah dikenali karena memiliki badan yang tinggi dan wajahnya sudah mulai tumbuh bantalan pipi atau cheekpad. Di Pulau Kaja Kameloh selalu menunjukkan sifat agresif ketika ada manusia di dekatnya. Kini Kameloh berusia 11 tahun dengan berat badan 66,6 kilogram. Kameloh yang suka menjelajah dan pandai mendapatkan pakan alaminya telah siap untuk menjelajah rumah barunya di rimbanya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Kameloh was rescued by the Central Kalimantan BKSDA (the Natural Resources Conservation Agency) from a resident of Kameloh Baru Village, Palangka Raya. He came to Nyaru Menteng in good condition on January 18, 2007, when he was two years old and weighed eight kilograms. He still exhibited wild behaviours. After completing the quarantine phase, Kameloh was placed in Nyaru Menteng 2 where he learned the skills required to survive in the wild. He was relocated to Kaja Island on November 20, 2014, where he joined the final pre-release phase. The dark brown, thick-haired Kameloh is a loner and very independent. He is easy to identify with his tall stature and growing cheekpads. On Kaja Island, Kameloh regularly shows his dislike of humans. Kameloh is now 11 years old and weighs 66.6 kilograms. Adventurous and adept at foraging for natural food, Kameloh is now ready to explore his new habitat in the Bukit Baka Bukit Raya National Park.

7 Mima

8 [in] Mima adalah orangutan betina yang diselamatkan dari seorang warga di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada 16 Oktober Saat tiba di Nyaru Menteng, Mima berusia 3 tahun dengan berat badan 6 kilogram, dan masih menunjukkan perilaku liar. Ia tidak mau didekati manusia. Seiring berjalannya waktu, Mima tumbuh dan berkembang menjadi orangutan yang mengagumkan di Sekolah Hutan. Mima mulai menjalani tahapan prapelepasliaran di Pulau Kaja sejak 19 November Tubuhnya yang gempal dan memiliki rambut pendek yang tebal berwarna coklat kemerahan serta berponi membuat Mima mudah terlihat cantik. Layaknya orangutan liar, dia juga lebih senang menyendiri. Kini, Mima berusia 15 tahun dengan berat badan 43,9 kilogram. Dan Mima dinilai telah siap untuk menjalani kehidupan menjadi orangutan liar di habitat alaminya, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Mima was being held captive by a local resident of Muara Teweh, North Barito, Central Kalimantan, at her time of rescue on October 16, Mima was three years old and weighed six kilograms when she came to Nyaru Menteng, and she was visibly distressed by human contact. Mima grew into an extraordinary individual during her time in the Forest School and took the last step in the rehabilitation process when she was moved to Kaja Prerelease Island on November 19, Her bulky figure and short reddish-brown hair - complete with fringe - makes Mima one fine looking lady. Like most wild orangutans, Mima prefers to forage and explore on her own. Now at 15 years of age and weighing in at 43.9 kilograms, Mima is ready to live in the wilds of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.

9 Rambo

10 [in] Orangutan jantan bernama Rambo ini masih berusia 2 tahun dengan berat badan 7 kg.dan menunjukkan perilaku liar ketika diselamatkan di Parenggean pada 19 Juni Dia tiba di Nyaru Menteng dalam kondisi terluka di tangan kirinya Rambo ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran sejak 20 November Ia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia tidak agresif namun akan melawan saat merasa terganggu. Ia cenderung menjauhi manusia, terlebih orang yang tidak dikenalnya. Meskipun bukan orangutan yang dominan, namun Rambo terampil dalam mencari pakan alami dan menjelajah. Rambo memiliki tonjolan di dahi,berambut poni, dan wajahnya dihiasi janggut tipis berwarna jingga. Garis cheekpad tipis mulai tumbuh di pipinya di usianya yang menginjak 12 tahun dengan berat badan 45,5 kg (per 24 Februari 2016). Sebentar lagi, ia akan menyongsong kehidupan baru di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Rambo was two years old and exhibited wild behaviour when he was rescued in Parenggean on June 19, He arrived at Nyaru Menteng weighing seven kilograms and had a wounded left arm. Rambo was placed on Kaja Island to undergo the pre-release stage of rehabilitation on November 20, Curious-natured Rambo is not usually aggressive, but will defend himself when he feels threatened and shies away from humans. While he is not considered a dominant figure, Rambo is still quite skilled at foraging and is a good explorer. Rambo has a slight lump on his forehead and a fringed hairline with a thin orange beard. His cheekpads have started to develop and he is now 12 years old weighing 45.5 kg (as at February 24, 2016). Very soon, Rambo will become a new inhabitant of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.

11

12 Rehabilitan Rehabilitant [in] Rehabilitan adalah orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda dan/atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan, dan karenanya harus terlebih dahulu melalui proses rehabilitasi. [en] Rehabilitant orangutans are those individuals rescued at a young age and/or confiscated from people who have kept them in captivity. These orangutans have limited knowledge and skills to live independently in the forest, and therefore need to undergo a period of rehabilitation.

13 Awa & Ewa

14 [in] Orangutan betina bernama Awa berhasil disita pada 29 Februari 2000 oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang warga di Desa Mangkatip, Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang sempat menjadikannya hewan peliharaan. Ia baru berusia 18 bulan dengan berat badan 5 kilogram saat pertama kali tiba di Nyaru Menteng. Awa menempati Pulau Kaja setelah lulus dari Sekolah Hutan. Di pulau prapelepasliaran itu, Awa yang mempunyai rambut pendek berwarna coklat kemerahan ini sangat aktif menjelajah dan lebih suka menyendiri. Pada 13 Februari 2008, Awa melahirkan putri pertamanya yang diberi nama Ewa. Ewa yang memiliki rambut tebal dan juga berwarna coklat kemerahan ini berperilaku layaknya orangutan liar. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan segera mencari perlindungan di pelukan sang ibu. Setelah 16 tahun menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng, Awa kini berusia 18 tahun dengan berat badan 42,95 kilogram. Sementara putrinya Ewa kini berusia 8 tahun dengan berat badan 25,9 kilogram. Tak lama lagi, Awa dan Ewa akan pulang ke rumah sejati mereka, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Awa was confiscated by the Central Kalimantan BKSDA on February 29, 2000, from a villager in Mangkatip, South Barito, Central Kalimantan, who had been holding her captive. She was 18 months old and weighed five kilograms when she first arrived at Nyaru Menteng. Awa started living on Kaja Island right after she finished her training at the Forest School. The reddish-brown, shorthaired Awa has been very active and independent on the pre-release island. On February 13, 2008, Awa gave birth to a healthy baby. The female infant, whom we named Ewa, has thick hair similarly coloured to Awa s and behaves like a true, wild orangutan. She visibly dislikes human presence and is quick to find comfort in her attentive mother s arms whenever she feels alarmed. After 16 years of rehabilitation at Nyaru Menteng, Awa is now 18 years old and weighs kilograms. Her daughter Ewa, who is aged eight years, weighs 25.9 kilograms. Soon, both Awa and Ewa will be living as true, wild orangutans in the Bukit Baka Bukit Raya National Park. Ewa

15 DoreN & Daichi

16 [in] Doren adalah orangutan betina hasil penyitaan dari seorang warga di Desa Tanjung Jurung, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah pada 10 Februari Ketika tiba di Nyaru Menteng, usianya diperkirakan satu tahun dengan berat badan 2,2 kilogram. Fisiknya sehat dan perilakunya tergolong liar. Pada 24 Desember 2012, Doren yang terampil mencari pakan alami ini lulus dari Sekolah Hutan dan melanjutkan pembelajarannya di Pulau Bangamat. Doren yang juga dikenal sebagai orangutan yang pandai menjelajah, pernah menghilang selama dua bulan dan kembali ditemukan dalam keadaan sehat di tepian Sungai Rungan di dekat Desa Kanarakan, yang jaraknya lebih dari 30 km dari tempat ia terakhir terlihat di Pulau Bangamat. Setelah kembali ke Nyaru Menteng, Doren ditempatkan di Pulau Kaja melanjutkan proses pra-pelepasliarannya sejak 16 November Pada 17 Maret 2015, Doren melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Daichi di Pulau Kaja. Doren yang memiliki rambut tebal berwarna coklat kemerahan itu kini berusia 12 tahun dengan berat badan 60 kilogram dan dia akan mendidik putranya Daichi yang baru berusia satu tahun untuk menjadi orangutan liar sejati di rumah baru mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Doren was confiscated from a villager in Tanjung Jurung, Parenggean Subregency, Katingan Regency, Central Kalimantan, on February 10, Upon arrival at Nyaru Menteng, Doren was estimated to be one year old and she weighed 2.2 kilograms. She was in good health and exhibited wild behaviour. By December 24, 2012, Doren had completed her Forest School training and continued to the final pre-release stage on Bangamat Island. Doren, who is a skilled forager and explorer, once went missing for almost two months. She was eventually found in good health along the banks of the Rungan River near Kanarakan village, 30 kilometres from her last known location on the island. Doren was moved to Kaja Island on November 16, 2014, to undertake the final pre-release stage. On March 17, 2015, Doren gave birth to her first baby a male whom we named Daichi in Kaja Island. Thick, reddishbrown-haired Doren is now 12 years old and weighs 60 kilograms. She will continue to raise 1-year-old Daichi as a true, wild orangutan when the two are released to the Bukit Baka Bukit Raya National Park.

17 Winda & Wihim

18 [in] Winda disita oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dari seorang karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orangutan betina ini masih berusia 5 tahun saat tiba di Nyaru Menteng dengan kondisi memprihatinkan pada 22 Januari 2007, dengan berat badan 9,5 kilogram. Ia menderita malnutrisi dan ditemukan beberapa luka di tubuhnya. Namun ia masih berperilaku liar dan tidak mau didekati manusia. Berkat dedikasi, perawatan dan kasih sayang dari Tim Nyaru Menteng, Winda pun kembali sehat dan dapat menjalani proses rehabilitasi di Nyaru Menteng 2. Pada 8 Juli 2014, Winda melahirkan orangutan jantan yang menawan, bernama Wihim. Dan pada 20 November 2014, mereka pun mulai menjalani tahapan prapelepasliaran di Pulau Kaja. Winda yang memiliki paras cantik ini sangat menyayangi putranya yang kini telah berusia 2 tahun. Winda yang kini berusia 14 tahun dengan berat 37,4 kilogram akan membawa putranya Wihim kembali ke rumah sejati mereka, Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [in] Winda was confiscated by the Central Kalimantan BKSDA from an oil palm plantation worker in East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan. She was five years old when she came to Nyaru Menteng in poor condition on January 22, 2007, weighing 9.5 kilograms. She suffered from malnutrition and had several wounds. She exhibited wild behaviour and refused human contact. Thanks to the dedication and care of the team from Nyaru Menteng, Winda recovered and started the long rehabilitation process. On July 8, 2014, Winda gave birth to a gorgeous baby boy, whom we named Wihim. On November 20, 2014, the mother-son pair entered the pre-release stage of rehabilitation on Kaja Island. Winda, now a 14-year-old weighing 37.4 kilograms, clearly loves her 2-year-old son and will soon be moving with him to live free in the wilds of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.

19 Terima Kasih Thank You

20 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng Jl. Cilik Riwut KM 28 PO BOX 70, Palangka Raya 7300, Kalimantan Tengah, Indonesia T: +62 (0) F: +62 (0) E: f BOS Foundation i bosfoundation w