BAB I PENDAHULUAN. 1 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya. 1 Low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek seharihari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung, paling kurang sekali semasa hidupnya. 2 Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 15% orang dewasa mengeluh nyeri punggung bagian bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu. Nyeri punggung bagian bawah telah diidentifikasi oleh Pan American Health Organization (PAHO) di antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenal pasti olehworld Health Organization (WHO). Keluhan nyeri punggung merupakan keluhan kedua setelah nyeri kepala. 3 Low back pain adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bagian bawah dapat menjalar ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (referred pain). Walaupun nyeri punggung bagian bawah jarang fatal, namun nyeri yang dirasakan menyebabkan pasien mengalami disabilitas yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas seharihari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Tulang punggung menerima beban lebih besar sebagai konsekuensi tugasnya untuk menjaga posisi tegak tubuh, dan beban ini akan lebih banyak terkonsentrasi dibagian bawah dari tulang punggung tersebut. Sehingga dengan demikian, walaupun etiologi low back pain dapat bervariasi dari yang paling ringan (misalnya kelelahan otot) sampai yang paling bera t(misalnya tumor ganas) tetapi sebagian besar low back pain pada masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh (statika) maupun dalam fungsinya selama pergerakan tubuh (dinamika). 4 1 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

2 tinggi. 4 Gejala yang dialami biasanya berupa nyeri di punggung ataupun di sekitar Penyebab yang mendasari keluhan nyeri punggung bawah bermacammacam, salah satu diantaranya adalah hernia nukleus pulposus (HNP). Hernia nukleus pulposus mempunyai karakteristik berupa protusi dari annulus fibrosus beserta nukleus pulposus yang ada didalamnya ke dalam kanalis vertebralis. Hernia nukleus pulposus dapat terjadi di semua diskus intervertebra, namun yang paling sering terjadi di segmen lombosakral pada diskus intervertebra L45 dan L5Sl sekitar l0% sisanya terjadi di diskus intervertebra segmen L34. Penyebab lain yang menyebabkan low back pain yaitu oleh mekanik kronik paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek, yaitu sikap tubuh yang membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada wanitawanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit ektremitas bawah yang biasanya bersifat terusmenerus ataupun hanya timbul pada posisi tertentu serta juga sering diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Nyeri punggung bawah atau low back pain dapat disebabkan oleh banyak kondisi. Faktor yang sering adalah penuaan, trauma, infeksi, ataupun tumor. Diagnosis banding dapat dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau tidak. 5 Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang rehabilitasi medik pada pasienlow back pain. 2 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Low back pain adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya. 1 Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik Anatomi dan Fisiologi Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul pada low back pain maka harus dipahami anatomi dan fisiologi tulang belakang pada umumnya dan tulang lumbosakral pada khususnya Kolumna Vertebralis Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unitunit fungsional yang terdiri dari: a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh diskus intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal posterior dan ligamen longitudinal anterior. Ligamen longitudinal posterior mempunyai arti penting dalam patofisiologi penyakit justru karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai L1 ligamen ini menyempit, hingga pada daerah L5S1 lebar ligamen hanya tinggal separuh asalnya. Dengan demikian pada daerah ini terdapat daerah lemah, yakni bagian posterolateral kanan dan kiri diskus intervertebra, daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal posterior. Akan nyata terlihat, bahwa tingkat L5S1 merupakan daerah paling rawan. 3 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

4 Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata b. Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transversus dan prosesus spinosus. Satu dengan yang lainya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari sudut kinetika tubuh (diluar kepala dan leher), maka akan tampak bahwa gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi, kemudian ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan fleksiekstensi merupakan tugas persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5S1. Hal ini dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi yang sagital. Lain halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak frontal, bidang sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan sedikit laterofleksi. Anterior column posterior column Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna Vertebralis 2. Diskus Intervertebra 4 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

5 Struktur lain yang tidak kalah penting peranannya dalam persoalan low back pain adalah diskus intervertebra. Disamping berfungsi sebagai penyangga beban, diskus intervertebra berfungsi pula sebagai peredam kejut. Diskus intervertebra dibentuk oleh anulus fibrosus yang merupakan anyaman seratserat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip gentong. Tepi atas dan bawah gentong melekat pada end plate vertebra sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air. Menjelang usia dekade kedua, mulailah terjadi perubahanperubahan, baik menyangkut nukleus pulposus maupun anulus fibrosus. Pada beberapa tempat seratserat fibroelastik terputus, sebagian rusak,dan sebagian diganti jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara kontinu hingga dalam anulus terbentuk ronggarongga. 1 Gambar 3 Diskus Intervertebra 2.3 Epidemiologi 7 Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata. Kirakira 80% penduduk seumur hidupnya pernah sekali merasakan nyeri punggung bagian bawah. Pada setiap saat lebih dari l0% penduduk menderita nyeri punggung bagian bawah. Insidensi nyeri punggung bagian bawah di beberapa negara berkembang lebih kurang l520% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri punggung bagian bawah akut maupun kronik termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri 5 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

6 Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri punggung bagian bawah sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan l3,6% pada wanita. Rumah sakit di Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,45,8%. Frekuensi terbanyak pada usia 4565 tahun. Dalam penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan pasien nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah pasien nyeri punggung bawah. Keluhan low back pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang dengan keluhan low back pain ternyata jumlahnya cukup banyak. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan di negara kita sendiri diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Nyeri punggung bagian bawah merupakan 1 dari l0 penyakit terbanyak di Amerika Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,637%. Puncak insidensi nyeri punggung bawah adalah pada usia 4560 tahun. Pada 45% pasien dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktivitas seharihari dan mengganggu tidur pasien. Sebagian besar pasien (75%) akan mencari pertolongan medis, dan 25% diantaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut 2.4 Etiologi 1,2,3 Dalam klinik, low back pain (LBP) dibagi menjadi 4 kelompok: 1. LBP oleh faktor mekanik a. LBP oleh mekanik akut Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak melampaui bataskemampuan sendi dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampau lama. 1 b. LBP oleh mekanik kronik (menahun) 6 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

7 Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek yaitu sikap tubuh yang membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian tentunya akan mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada wanitawanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi. 1 c. LBP oleh faktor organik a. LBP osteogenik i. Radang ii. Trauma Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama low back pain. Pada orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat, dapat menderita nyeri pungggung bagian bawah yang akut. Gerakan bagian punggung yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tibatiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.namun pada kasuskasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut. 2 iii. Keganasan iv. Kongenital b. LBP diskogenik Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebra. Bentuk yang sering dijumpai ialah: i. Spondilosis Adalah suatu proses degenerasi progresif diskus intervertebra. 1 Keadaan ini menimbulkan nyeri yang berasal dari dua macam sumber: 7 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

8 a)osteoarthritis b)radikulitis jebakan, radiks terjebak dalam perjalanannya melewati foramen intervertebra yang menyempit. Sebenarnya nyeri tidak bersumber pada tekanan radiks secara langsung, melainkan dari tekanan sarung duramater yang mengakibatkan iskemik dan inflamasi. ii. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Hernia nukleus pulposus (HNP) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari diskus intervertebra melalui robekan annulus fibrosus keluar ke arah belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan. 2 Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari proteoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus pulposus memiliki fungsi menahan beban sekaligus sebagai bantalan. Dengan bertambahnya usia kemampuan nukleus pulposus menahan air sangat berkurang sehingga diskus intervertebra mengerut, terjadi penurunan vaskularisasi sehingga diskus intervertebra menjadi kurang elastis. Pada diskus intervertebra yang sehat, nukleus pulposus akan mendistribusikan beban secara merata ke segala arah, namun nukleus pulposus yang mengerut akan mendistribusikan beban secara asimetris, akibatnya dapat terjadi cedera atau robekan pada anulus fibrosus. 2 Hernia nukleus pulposus (HNP) paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade ke4 dan ke5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan, yang banyak membungkuk dan mengangkat. 2 Manifestasi klinik HNP adalah sebagai berikut: 1,2 a) Ischialgia. Nyeri dirasakan mulai dari pinggang menjalar ke bokong, paha, belakang tumit, dan telapak kaki. Nyeri bersifat tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke bawah lutut. 8 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

9 lschialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus ischiadicus sampai ke tungkai, pada tes provokasi percobaan laseque didapatkan hasil positif. b) Dapat ditemukan defisit neurologi berupa hipestesia tumit dan lateral kaki. Refleks tendon tumit merendah. Dapat timbul juga gejala kesemutan atau rasa baal. c) Nyeri bertambah dengan batuk bersin mengangkat benda berat membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal, pada tes provokasi dengan cara percobaan valsava ditemukan hasil yang positif. iii. Spondilitis ankilosa Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka, lalu menjalar ke atas daerah leher. Gejala permulaan bersifat ringan, sering hanya berupa kaku. Keluhan terutama dirasakan pada waktu pagi bangun tidur, membaik setelah melakukan pergerakan. Khas ditemukan gambaran ruasruas bambu (bamboo spine) pada pemeriksaan radiologik. 1 c. LBP neurogenik. i. Neoplasma ii. Arakhnoiditis iii. Stenosis kanal d. Nyeri Rujukan e. Nyeri Psikogenik 2.5 Faktor Resiko Faktor risiko terjadinya low back pain adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor, obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama duduk, atau berdiri berjamjam 9 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

10 (posisi tubuh kerja yang statik), mengangkat dan membawa beban yang berat, menarik beban, membungkuk serta kehamilan Gambaran Klinik Pada umumnya low back pain terjadi pada pasien berusia dekade kedua. Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar. Pada tahap yang lebih ringan, nyeri biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar, bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pada otot pinggang. Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah pinggang dapat menjalar ke arah leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit dan telapak kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah leher, dapat dipikirkan adanya spondilitis ankilosa, terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu bangun pagi dan menghilang saat melakukan pergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha belakang, tumit hingga telapak kaki, maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias yang khas pada penderita hernia nukleus pulposus. 3,6 2.7 Diagnosis Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang. 1. Anamnesis: 4 a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan seharihari? Adakah suatu trauma? c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri yang disuruh menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran? d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh tertentu? Apakah betambah pada kegiatan tertentu? e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat? 2. Pemeriksaan fisik: 9 a. Inspeksi 10 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

11 Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung, perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kiphosis, gibus, deformitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral. b. Palpasi Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada palpasi atau adanya spasme otot para vertebral). c. Pemeriksaan Neurologik Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan sarafatau karena sebab yang lain. 3. Pemeriksaan motorik: Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi. Kalau ada kelumpuhan segmen mana yang terganggu. 4. Testes Provokasi 8 a. Tes Laseque (straight leg raising) Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki. b. Tes Bragard Gambar 4. Test Laseque 11 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

12 Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki. Gambar 5. Tes Bragard c. Tes Sicard Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki. d. Tes Patrick Padates ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini dilakukan pada kedua kaki. 12 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

13 Gambar 6. Tes Patrick e. Tes Kontra Patrick Tes kontra patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama halnya dengan melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam (internal). Tangan pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari lutut. Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut ke rotasi dalam. Apabila nyeri timbul (+) menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka. f. Tes Valsalva Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuatkuatnya. Hasil positif pada hernia nukleus pulposus (HNP). Gambar 7. Tes Valsava f. Pemeriksaan Penunjang 13 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

14 Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan penyebab low back pain: 1 a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang bermanfaat untuk diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian diskogenik. b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk membuktikan adanya keterlibatan radiks pada kasuskasus tertentu. c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu) 2.8 Penatalaksanaan Pada prinsipnya penanganan low back pain terdiri dari: 1. Obatobatan Langkah pertama adalah pemberian obatobatan, untuk mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar low back pain. Obat yang diberikan berupa golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari analgetik antipiretik dan analgetik narkotik. Yang umum digunakan analgetik antipiretik yang bekerja menghambat sintesa dan pelepasan endogenous pain substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor nyeri. Disamping itu dikenal pula obat yang mempunyai potensi antiinflamasi disamping analgetik misalnya pirasolon dan derivatderivat asam organik lainya dikenal sebagai non steroidal antiinflamatory drugs (NSAID). Selain itu juga dapat digunakan tranquilizer minor yang bekerja sentral menurunkan respon terhadap rangsangan nyeri. Disamping itu untuk mengurangi kegelisahan dan untuk relaksasi otot Program Rehabilitasi Medik 1 a. Low back pain oleh faktor mekanik akut Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah, kompres air hangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan 45 hari. b. Low back pain oleh faktor mekanik kronis Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologis nyeri. Karena itu tatalaksana ditujukan pada latihanlatihan untuk menghilangkan hiperlordosis tersebut. 14 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

15 Tujuan pemberian latihan, yaitu: i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakangerakan yang sesuai dengan biomekanik tulang punggung. Prinsip pemberian latihan, yaitu: i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan hamstring Teknik latihan: i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga menempel dasar. Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi pinggang tetap dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini dimungkinkan oleh kontraksi otot gluteus maksimus. ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Dengan kedua belah tangan di dada angkatlah kepala dan bahu hingga dagu menempel di dada. iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi. Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat kepala dan bahu seolaholah hendak mencium lutut. Lakukan bergantian dengan tungkai satunya. iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut sekaligus. v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm dari dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada celah antara pinggang dan dinding. 3. Tindakan operatif: 1 a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi). 15 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

16 b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot. 16 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

17 BAB III LAPORAN KASUS 3.1. Identitas Pasien No. RM : Nama : Tn.S.S Umur : 46tahun Jenis Kelamin : Laki Laki Alamat : Yahim Sentani Agama : Islam Status Pernikahan : Sudah Menikah Suku/Bangsa : Sentani / Indonesia Pendidikan : S1 Pekerjaan : PNS Tanggal Pemeriksaan : 26 / 02/ 2016 Rujuk Dari : Dept. Neurologi Jaminan Kesehatan : BPJS 3.2. Anamnesis 1. Keluhan Utama Nyeri punggung bawah 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh nyeri pada punggung bawah sisi kanan sejak ± 2 bulan yang lalu, nyeri hilang timbul, nyeri dirasakan saat pasien duduk lama, mengendarai sepeda motor, bangun tidur pada pagi hari. Pasien mengaku nyeri pada punggung bawah mulai dirasakan setelah pasien mengangkat beras ±50 kg. Pasien telah menjalani terapi di polik rehabilitasi medik RS Yowari sebanyak 3 kali, hingga pinggang, paha kanan serta tungkai bawah sudah mulai mengalami perbaikan, menurut pasien, pasien sudah dapat duduk 17 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

18 lama, tidak nyeri saat melakukan perjalanan ke tempat kerja, saat bangun pagi nyeri berkurang.. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Hipertensi (), riwayat Diabetes Melitus disangkal pasien, riwayat TB Paru (), riwayat penyakit saraf lainnya (), Riwayat alergi makanan laut (). 4. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti pasien. 5. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien bekerja sebagai pegawai negeri di kantor Departemen Pekerjaan Umum Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan Kesadaran : Compos Mentis (GCS: E 4 V 5 M 6 ), ambulasi independent Tinggi Badan : ± 163 cm Berat Badan : ±69 kg Tanda Vital Tekanan Darah : 130/80 mmhg Nadi : 80x/m Respirasi : 20x/m Suhu Badan : 36,0 0 C Kepala : conjungtiva anemis /, sklera ikterik /, pupil isokhor, Ø 3mm Leher : pembesaran KGB (), peningkatan JVP () Thorax 18 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

19 Jantung : BJ III reguler, murmur (), galop () Paru : simetris, retraksi (), suara nafas vesikuler, rhonki /, whezing / Abdomen : datar, bising usus (+) normal, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar. Ekstremitas : akral hangat, edema /, anemis (), CRT < Status Lokalis Inspeksi : Simetris, tanda radang (), eritema (), deformitas () Palpasi : Hangat (), nyeri tekan () regio lumbosakral, spasme otot (), Status motorik Superior Inferior Pemeriksaan Dextra Sinistra Dextra Sinistra Gerakan (+) normal (+) normal (+) normal (+) normal Kekuatan Otot Tonus Otot (+) normal (+) normal (+) normal (+) normal Atrofi Otot () () () () Refleks (+) normal (+) normal (+) normal (+) normal Fisiologis Refleks () () () () Patologis Sensibilitas (+) normal (+) normal (+) normal (+) normal Tes Provokasi TEST Dextra Sinistra Laseque 19 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

20 Bragarad Patrick Kontra patrick 3.4. Diagnosa Diagnosis Low back pain Diagnosis Fungsi a. Impairment: nyeri pada pinggang belakang b. Disability: kesakitan bila duduk lama, kesulitan mengendarai sepeda motor, kesakitan saat bangun tidur pada pagi hari. c. Handicap: tidak ada 3.5. Problem List Medical Tidak ada Surgical Tidak ada Rehabilitation Medicine R1 (Ambulation) : Penderita mampu berjalan sendiri. R2 (ADL) : Mandiri R3 (Communication) : Baik R4 (Psychoological) : pasien tidak mengalami gangguan psikologis R5 (Social Economy) : BPJS R6 (Vocational) : PNS R7 (Others) : pasien sulit berdiri setelah duduk lama dan saat bangun tidur di pagi hari karena nyeri kesulitan mengendarai sepeda motor Tujuan Penatalaksanaan Terapi a. Immediate goals: nyeri pada punggung bawah berkurang b. Ultimate goals: pasien bisa duduk, berdiri, berjalan dan mengendarai motor tanpa rasa nyeri 20 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

21 3.7. Management Medical Problem a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring Surgical Problem a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring Rehabilitation Medicine Problem R1 (Ambulation) a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring Evaluasi nyeri d. P. Edukasi Kerja sama pasien untuk kontrol teratur R2 (ADL) a. P. Diagnosa b. P. Terapi 21 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

22 c. P. Monitoring GCS 15, Vital Sign (dalam batas normal), MMT (meningkatkan kekuatan otot) d. P. Edukasi Menyarankan pasien untuk tetap melakukan aktivitas seharihari R3 (Communication) a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring Memantau kemampuan komunikasi pasien d. P. Edukasi R4 (Psychological) a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring d. P. Edukasi Memberikan dukungan pada penderita dan keluarga tentang penyakit penderita dan prognosis penyakitnya R5 (Social Economy) a. P. Diagnosa b. P. Terapi 22 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

23 c. P. Monitoring d. P. Edukasi Aktivitas yang dapat menimbulkan resiko membahayakan pasien sendiri R6 (Vocational) a. P. Diagnosa b. P. Terapi c. P. Monitoring d. P. Edukasi R7 (Others) a. P. Diagnosa Low back pain b. P. Terapi Trans Elektrical Nerve Stimulation (TENS) 3 x seminggu, 10 menit per hari Infra red pada punggung bawah 3 x seminggu, 15 menit per hari. Gentle stretching c. P. Monitoring d. P. Edukasi 3.8. Prognosis Ad Vitam : bonam 23 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

24 Ad Fungtionam : dubia ad bonam Ad Sanationam :dubia ad bonam 24 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

25 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan anamnesa, pasien datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah sisi kanan sejak ± 2 bulan yang lalu, nyeri hilang timbul, nyeri dirasakan saat pasien duduk lama, mengendarai sepeda motor, bangun tidur pada pagi hari. Pasien mengaku nyeri pada punggung bawah mulai dirasakan setelah pasien mengangkat beras ±50 kg. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien, tidak didapatkan keterbatasan pada ROM, tidak terdapat spasme otot. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa Low Back Pain. Low back pain adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya. Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Low Back Pain dapat diminimalisasikan jika dilakukan perawatan sesuai prosedur. Untuk memperbaiki disabilitas yang terjadi pada pasien, direncanakan program terapi dan latihan yang harus dilakukan pasien. Diantaranya: 1. Trans Elektrical Nerve Stimulation (TENS) 3 x seminggu, 10 menit per hari TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik yang berguna untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit yang telah terbukti efektif untuk menghilangkan nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik serabut saraf berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang menyampaikan berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. Lewat stimulasi antidromik TENS dapat memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla spinalis. Stimulasi antidromik dapat mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron sensoris 25 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

26 yang akan berakibat terjadinya vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar bagi terjadinya triple responses. 2. Penyinaran infra red pada punggung bawah 3 x seminggu, 15 menit per hari. Penyinaran dengan infra red merupakan salah satu terapi panas superfisial, diberikan untuk merelaksasikan otot dan memeperlancar peredaran darah. 3. Gentle stretching Streching pasif dilakukan untuk melatih otototot yang tadinya kaku agar melentur sehingga ROM bisa membaik. Terapi dan latihan dilakukan, sambil mengevaluasi kemajuan hasil terapi. Yakni dengan mengukur kemajuan ROM dan memeriksa kemajuan sensilbilas sensorik pasien. Jika hasil akhir dari terapi dan latihan ini kurang memuaskan dan pasien masih merasakan nyeri, pasien direncakan untuk dikonsulkan ke bagian saraf untuk diberikan terapi nyeri. Pada pasien ini setelah menjalani terapi ke tiga di polik rehabilitasi medik, didapatkan keluhan nyeri yang sudah berkurang. Pasien mengaku aktifitas sudah tidak terganggu lagi. 26 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

27 BAB V KESIMPULAN Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya Penanganan pada low back pain dapat dilakukan dengan cara pemberian obatobatan, untuk mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar low back pain dan tatalaksana pemberian latihanlatihan untuk menghilangkan hiperlordosis. Low Back Pain dapat disembuhkan jika penanganan dilakukan secara benar dan sesuai prosedur rehabilitasi medik. Perlu adanya kerjasama antara bagian neuro dan rehabilitasi medik yang baik untuk merawat pasien, agar meminimalkan komplikasi yang dapat menimbulkan kecacatan pada pasien. 27 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

28 28 Laporan Kasus Rehabilitasi Medik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat aktivitas masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan 1301-1210-0072 Abednego Panggabean 1301-1210-0080 Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

Lebih terperinci

infeksi, ataupun tumor. Diagnosis banding dapat dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau tidak.6 Berikut ini akan dibahas

infeksi, ataupun tumor. Diagnosis banding dapat dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau tidak.6 Berikut ini akan dibahas BAB I PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) merupakan keluhan yang sering dijumpai dalamkehidupan sehari-hari. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab urutan paling sering dari pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang

Lebih terperinci

TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick

TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS Nama : Meiustia Rahayu No.BP : 07120141 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick a. Pemeriksaan Lasegue (Straight Leg Raising Test) Cara pemeriksaan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang dilaporkan terjadi setidaknya 1 kali dalam 85% populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia 30-50 tahun.setiap tahun prevalensi nyeri pinggang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp. CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian 130112110127 Nur Hamizah Nasaruddin 130110082001 PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.KFR (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSUP DR.

Lebih terperinci

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury

Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Evan Pramudito Mulyadi 1110103000049 Audi Fikri Aulia 1111103000025 Kepanitraan Klinik SMF Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL Disusun oleh : HENDRO HARNOTO J110070059 Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam melaksanakan pekerjaannya seseorang dapat saja terkena gangguan atau cidera. Disadari

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang SKDI 2012 : LBP Tingkat kompetensi : 3A Lulusan dokter mampu : Membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri menurut International Association For Study Of Pain / IASP yang dikutuip oleh Kuntono, 2011 adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Disusun Oleh FITRI ISTIQOMAH NIM. J100.060.056 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan saat ini merupakan hal yang sangat penting dikarenakan meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit dan meningkat juga pengguna jasa asuransi kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sehat pada dasarnya merupakan dambaan atau kebutuhan setiap orang sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan mengusahakan dirinya untuk kesembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap makhluk Tuhan yang ada di dunia ini terutama manusia. Bagi manusia kesehatan mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4" BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Punggung Bawah 2.1.1. Definisi Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri diantara sudut kosta sampai daerah bokong yang dapat menjalar sampai ke kedua kaki (Casazza,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang lebih maju dan berkembang disertai dengan peningkatan teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan perilaku hidup, hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki aktivitas yang bermacam-macam dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menuntut manusia untuk memiliki kondisi tubuh yang baik tanpa ada gangguan

Lebih terperinci

Nama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: Pembimbing: dr. Haidar Nasution

Nama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: Pembimbing: dr. Haidar Nasution Nama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: 04101401005 Pembimbing: dr. Haidar Nasution HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selain kebutuhan primer ( sandang, pangan, papan) ada hal penting yang sangat dibutuhkan oleh kita agar dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, yaitu kesehatan. Sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas manusia yang beragam tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian terhadap masalah keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan berwawasan kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif.

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK A. Identitas Pasien Nama : Ny. F Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 51 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang Pakaian Alamat : Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Punggung merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang sering digunakan untuk beraktifitas. Banyak aktifitas yang melibatkan pergerakan punggung antara lain aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan yang semakin meningkat otomatis disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK SKRIPSI DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN DALAM MERAIH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala dkk., 2000). Nyeri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai peranan penting dalam pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSSA LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE KALAICHELVI REGUNATHAN 0710714014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat, dimana dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei

Lebih terperinci

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1 NPB merupakan penyebab tersering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), menunjukkan bahwa kejadian osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria di antara semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA

makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA PENDAHULUAN 1). Latar Belakang Low back pain (LBP) merupakan permasalah yang sering muncul dalam suatu asuhan keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan otot punggung akan menjadi tegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF berusia 52 tahun dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan menjalar sampai kaki kiri akibat Hernia

Lebih terperinci

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D. OSTEOARTHRITIS Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad Anggota : Monareza Restantia Shirly D. C 111 11 178 Uswah Hasanuddin C 111 11 206 Citra Lady

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

FRAKTUR KOMPRESI ET CAUSA OSTEOPOROSIS

FRAKTUR KOMPRESI ET CAUSA OSTEOPOROSIS Laporan Kasus FRAKTUR KOMPRESI ET CAUSA OSTEOPOROSIS Oleh: Andreas Waani 14014101080 Residen Pembimbing: dr. Isabella Analauw BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung

Lebih terperinci

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2 Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan teknologi memberikan dampak bagi segala bidang pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang paling sering ditemui, yang ditandai dengan kerusakan kartilago dan penyempitan celah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam system kerja dirancang secara ergonomic (Manuaba, 2003). Ergonomi sendiri berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I REKAM MEDIS I. IDENTIFIKASI

BAB I REKAM MEDIS I. IDENTIFIKASI BAB I REKAM MEDIS I. IDENTIFIKASI Nama : Tn. A Umur : 28 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status : Belum Menikah Bangsa : Indonesia Alamat : Luar Kota Pekerjaan : Pedagang MRS : 1 Agustus

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP

Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP PENDAHULU AN Penyebab L.B.P. tulan g oto t saraf 4 DIFINISI ANATOMI ANATOMI 8 ANATOMI 9 10 SEBAB MEKANIK ANKILOSING SPONDILITIS 16 PENYEBAB sis 1. Spon

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi. 2 Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan

BAB I PENDAHULUAN. operasi. 2 Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan operasi. 2 Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan BAB I PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP) adalah gejala yang paling sering timbul di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap orang mendambakan bebas dari penyakit, baik fisik maupun mental serta terhindar dari kecacatan. Sehat bukan suatu keadaan yang sifatnya statis tapi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk, mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri 1. Pengertian Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang potensial dan aktual (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk dari banyak jaringan serta organ yang mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh. Salah satunya adalah tulang,

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira % BAB I A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik. Berdasarkan penelitian, ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Pungggung Bawah. Januari-Desember 2009

ABSTRAK. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Pungggung Bawah. Januari-Desember 2009 ABSTRAK Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri Pungggung Bawah (Low Back Pain) pada Pasien Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari-Desember 2009 Santi Mariana Purnama, 2010, Pembimbing I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas kesehatan adalah perawat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia, 80% penduduk di negara industri pernah mengalami nyeri punggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini semakin banyak ditemukan berbagai penyakit berbahaya yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini tidak mengancam jiwa

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HNP

LAPORAN PENDAHULUAN HNP LAPORAN PENDAHULUAN HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) sering disebut juga dengan ruptur diskus intervertebralis. Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya ilmu kesehatan, semakin maju juga tingkat kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKO BUDI WIJAYA J 100 090 032 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas -Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO Oleh: ARNI YULIANSIH J100141115 NASKAH PUBLIKASI Diajukan guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low back pain (LBP) atau nyeri punggung belakang adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab (kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah merupakan masalah umum kesehatan yang sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam praktek sehari hari terutama di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat

Lebih terperinci

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Definisi. Insidens. Etiologi. Klasifikasi

PENDAHULUAN. Definisi. Insidens. Etiologi. Klasifikasi PENDAHULUAN Definisi Sindroma Low Back Pain adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tuang punggung bagian bawah dan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas

Lebih terperinci

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA No. Aspek yang Dinilai Contoh/Parameter 1. Mengucap salam...assalamualaikum wr wb... 2. Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa...perkenalkan saya Andi saya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara Sopir atau pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang telah memiliki Surat Ijin

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah merupakan salah satu keluhan yang cukup sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh semua, tidak memandang

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dalam paradigma kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dalam paradigma kesehatan ini BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, maka setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh derajat yang setinggitingginya dalam hal kesehatan jasmani, rohani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci