ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI PERIODE"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI PERIODE Disusun Oleh: EKO SUDIYONO B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

3 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kinerja keuangan KJKS MBT Dana Mulia Kabupaten Boyolali dengan menggunakan laporan keuangan berupa Neraca dan Laba/Rugi periode 2010 s.d Salah satu tehnik yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah Rasio Likuiditas (Current Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt To Equity Ratio, Debt To Total Asset), dan Rasio Profitabilitas (Rentabilitas Modal Sendiri, Return On Asset). Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan kinerja keuangan yang dimiliki oleh KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali dalam keadaan Kurang Baik berdasarkan analisis Rasio Likuiditas. Disimpulkan bahwa Current Ratio yang dimiliki koperasi berada dibawah standarnya yaitu <125% atau >275% dengan nilai 0. Dapat dikatakanbahwa koperasi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendenya. Berdasarkan analisis Rasio Solvabilitas dapat disimpulkan bahwa KJKS BMT Dana Muliadalam keadaan Baik dengan nilai 75. Dapat dikatakan bahwa koperasi dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berdasarkan analisis Rasio Profitabilitas dapat disimpulkan bahwa KJKS BMT Dana Mulia dalam keadaan Cukup Baik dengan nilai 50. Dapat dikatakan bahwa koperasi dapat memenuhi kemampuan untuk menghasilkan laba ataupendapatan. Kata Kunci : Koperasi, Kinerja Keuangan, Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas. PENDAHULUAN Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup berperan dalam menumbuh kembangkan perekonomian Indonesia. Dalam sejarah perkembangan perekonomian di Indonesia, koperasi memiliki peranan yang cukup berarti. Hasil studi kasus tentang koperasi memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi tidak hanya menguntungkan pada anggota koperasi tapi juga telah berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan memberikan tingkat kesejahteraa yang lebih baik untuk komunitas dimana koperasi tersebut berada. Koperasi dalam kegiataanya memiliki dua karakter yang khas yaitu bersifat ekonomi dan berwatak sosial, artinya meskipun dalam pokok usahanya berprinsip ekonomi, koperasi tetap mementingkan pendidikan pengkoperasian bagi anggota dan juga masyarakat (Anoraga dan Widiyanti, 2002). Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian merupakan suatu Badan Usaha, sehingga koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya. Pembangunan koperasi yang merupakan perwujudan ke arah amanat konstitusi bangsa Indonesia, yaitu pada Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 Ayat 1 yaitu perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan

4 koperasi adalah bangunan usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud. Dengan demikian koperasi diharapkan memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti tersebut diatas maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan sedemikian cepat, pertumbuhan ekonomi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Koperasi mampu mengumpulkan berbagai sumber untuk membentuk kekuatan bersama untuk menghadapi persaingan dengan usaha lain. Dengan demikian koperasi mampu melindungi kepentingan anggotanya dan organisasi. Selaku pertolongan yang sangat besar artinya bagi kelompok yang tidak memiliki modal yang cukup. Dengan bergabungnya mereka dalam organisasi koperasi, maka dengan sendirinya koperasi mempunyai potensi untuk memperlancar perdagangan. Koperasi sebagai pelaku ekonomi harus mampu memperoleh hasil atau laba dari kegiatan usahannya. Sebuah perusahaan atau koperasi dikatakan sehat jika perkembangan hasil usahannya meningkat. Peningkatan hasil usaha semakin turun atau bahkan mengalami kerugian menunjukkan rentabilitas rendah. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh kemampuannya dalam mentransformasikan diri sesuai dengan tuntutan perubahan global. Kemampuan manajemen dalam menyusun rencana kerja, rencana pendapatan, dan belanja yang disusun setiap tahun secara efektif dan efisien serta adanya pengendalian operasionalnya juga faktor yang turut diperhatikan. Dengan mengukur kinerja keuangan koperasi, kita bisa mendapatkan gambaran tentang performa suatu koperasi tanpa mengesampingkan faktor-faktor lain yang terkait. Kinerja keuangan koperasi merupakan cerminan seberapa jauh koperasi telah melangkah. Kajian terhadap kinerja keuangan merupakan faktor yang patut dipertimbangkan untuk melihat sejauh mana hasil yang didapatkan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Analisis rasio merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus yang juga merupakan bagian dari sistem laporan keuangan. Dalam kegiatan usaha koperasi agar berkembang dengan baik dituntut untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan rugi/laba. Untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan koperasi mengalami perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor yang mendukung pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat interpretasi atau analisa pelaporan keuangan.

5 Dengan diketahui rasio-rasio yang ada pada analisa laporan keuangan, maka dapat diketahui kinerja keuangan koperasi tersebut mengalami rugi/laba yang nantinya bagi koperasi digunakan sebagai pedoman dalam memberikan jumlah besar kecilnya pinjaman kepada anggota dan memenuhi kebutuhan anggotanya. Laporan keuangan mampu menyajikan komponen-komponen yang penting dalam banyak hal keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan dapat memberikan informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil yang dicapai oleh KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui Kinerja Keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas apakah sudah dikatakan Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Dan Kurang Baik menurut Pedoman Klasifikasi Koperasi Nomor. 129/Kep./M/KUKM/XI/2002. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Syariah Koperasi Syariah merupakan badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan usaha yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah atau bagi hasil dan berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi syariah adalah sebuah lembaga ekonomi kerakyatan yang berusaha membangun kegiatan usaha produktif dan infestasi dalam rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan koperasi (Rodoni dan Hamid, 2008). Koperasi syariah merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang melandaskan kegiatannya pada prinsip syariah dan prinsip koperasi yang berasas kekeluargaan. Konsep dan filosofi syariah yaitu adanya prinsip profit sharing atau bagi hasil dan interest free yang menerangkan penerapan bunga dalam transaksi keuangan. Selain itu didalam ekonomi syariah juga dikenal dengan prinsip employee participation (partisipasi karyawan), dimana semua karyawan ikut memiliki perusahaan (koperasi) dan mendapatkan keuntungan seimbang dari laba yang dicapai perusahaan. Sistem seperti ini membuat para karyawan merasa ikut memiliki perusahaan (Koperasi) dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap kelangsungan perusahaan, sehingga lebih menjamin keberlanjutan usaha. 2. Tujuan Koperasi Koperasi didirikan oleh anggotanya atas dasar kesamaan cita-cita, serta atas dasar hak dan kewajiban diantara para anggotanya. Pada umumnya koperasi mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Karena anggota koperasi yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus disesuaikan dengan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para anggotanya. Sebagai mana yang tertulis dalam pasal 3 UU No. 25 tahun

6 1992 yang berbunyi koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, Adil dan Makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Yohan, 2012). 3. Sumber Modal Koperasi Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal, dalam pasal 41 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. 1) Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut: a. Simpanan Pokok b. Simpanan wajib c. Dana cadangan d. Hibah 2) Modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut: a. Anggota dan calon anggota. b. Koperasi lainnya dan atau anggota yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Sumber lain yang sah. 4. Landasan Koperasi Landasan Koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku ekonomi lainnya. Dalam UU No. 25/1992 koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut: 1) Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 landasan idil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Penetapan Pancasila sebagai landasan koperasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup dan bangsa Indonesia. 2) Landasan Strukturil Pada Bab II UU No. 25/1992 selain Pancasila sebagai landasan idiil koperasi Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan sebagai landasan setrukturil koperasi Indonesia, sebagai diketahui UUD 1945 merupakan aturan pokok organisasi Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data

7 keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-dataatau aktivitas tersebut (Sudjaja dan Barlian, 2003). Laporan keuangan menurut Munawir (2000). Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada dasarnya akhir dari proses akuntansi yang meliputi neraca, laporan rugi atau laba dan laporan perubahan modal atau laba ditahan atau SHU (Sudarsono dan Edilius, 2008). Pada umumnya dalam menyusun laporan keuangan yang sering digunakan menggunakan laporan neraca dan laporan rugi/laba. Adapun bentuk-bentuk laporan keuangan koperasi adalah : a. Neraca b. Laporan Rugi Laba Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih diteliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. 2. Analisis Laporan keuangan Koperasi Analisis laporan keuangan disini dapat didefinisikan sebagai proses penela ahan atau menguraikan informasi lebih detail, mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan koperasi yang bersangkutan (Sudarsono, 2004). Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengukur perkembangan serta kinerja keuangan suatu perusahaan dimasa lalu serta pada masa yang sekarang juga dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi keuangan perusahaan sehingga bermanfaat untuk mengetahui kelemehan serta peluang yang ada. Munawir (2000) mengemukakan beberapa metode analisis laporan keuangan yaitu: a. Metode Analisis Horisontal Yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa saat periode, sehingga dapat diketahui perkembangan. b. Metode Analisis Vertikal Yaitu analisis dengan membandingkan anatara pos yang satu dengan pos yang lain yang hanya dilakukan pada satu periode saja pada saat tertentu. 3. Pihak-pihak yang Berkepentingan Munawir (2004) mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: a. Pemilik Peusahaan Pemilik perusahaan akan dapat menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan atas hasil-hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga dapat menaksir bagian-bagian keuntungan yang akan diterima, melalui laporan keuangan. b. Manajer atau Pimpinan Perusahaan Manajer akan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan dan hasilhasil keuangan yang telah dicapai baik pada waktu yang lalu maupun pada waktu sekarang, dengan mengadakan analisis laporan keuangan.

8 c. Para Investor (Penanam Modal Jangka Panjang) Para investor berkepentingan terhadap proyek keuntungan, perkembangan perusahaan, mengetahui jaminan investasinya, mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan. Dari hasil analisis laporan keuangan, para investor, banker, dan para kreditur lainnya dapat menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh. d. Pemerintah Pemerintah dapat menentukan jumlah pajak yang harus di bayarkan oleh perusahaan, dwngan adanya laporan keuangan. Dsata-data keuangan tersebut juga dibutuhkan oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian, tenaga kerja untuk dasar perencanaan dan juga perdagangan. C. Analisis Rasio Keuangan 1. Rasio Keuangan Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perhitungan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan signifikan atau berarti (Harahap, 2002). Analisis Rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan yang bermakna diantara komponen komponen dari laporan keuangan (Simamora, 1999). Rasio Keuangan dihitung dengan membagi nilai rupiah pos lainya yang dilaporkan. tujuannya adalah untuk menyatakan hubungan diantaranya dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan informasi lainnya. Dalam mengintrepretasikan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan yang terlihat dalam laporan keuangan, seorang analisis memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa alat analisaa ini akan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angaka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai setandar (Munawir, 2004). 1) Rasio Likuiditas Menurut Van Horne dan Wachowicz (1997) mengemukakan bahwa Likuiditas adalah kemampuan aktiva diubah menjadi kas tanpa penurunan harga berarti. rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih (Munawir, 1995). Yang termasuk kedalam Rasio Likuiditas antara lain: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

9 lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2002). Rumus yang digunakan untuk menghitung Current Ratio: Aktiva Lancar Current Ratio = Kewajiban Lancar x 100% 2) Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuagan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang (S.Munawir, 1995). Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2002). Yang termasuk kedalam Rasio Solvabilitas antara lain: a. Rasio Modal Sendiri Atas Hutang (Debt To Equity Ratio) Menurut Harahap (2002), Rasio ini diperoleh dengan cara membagi total modal pemilik perusahaan dengan hutang lancar ditambah hutang jangka panjang, Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutup hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, bila rasio menunjukkan jumlah angka rendah maka akan semakin kecil pula jumlah modal sendiri yang digunakan untuk menjamin terbayarnya hutang-hutang perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt To Equity Ratio : Debt To Equity Ratio = Modal Sendiri Total Hutang x 100% b. Rasio Aktiva Atas Hutang (Debt To Total Asset) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman (Harahap, 2002). Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt To Total Asset: Debt To Total Asset = Total Aktiva Total Hutang x 100% 3) Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu laba selama periode tertentu (S.Munawir, 1995). Sedangkan menurut Harahap (2002) Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya. Yang termasuk kedalam Rasio Profitabilitas antara lain: a. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Bambang, 1995). Rumus yang digunakan untuk menghitung Rentabilitas Modal Sendiri:

10 Rentabilitas Modal Sendiri = SHU Modal Sendiri x 100% b. Return On Asset (ROA) Return On Asset menunjukkan kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2001). Semakin tinggi rasio ini merupakan efektifitas dalam menggunakan total aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Asset: Return On Asset = SHU Total Aktiva x 100% D. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya diteliti oleh 1 Endras Ady Saputro, Nim: F , Jurusan Akuntansi (2005), Judul Sekripsi Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Koperasi Primkoppol Polresta Surakarta Periode 2002 s.d Metode analisis data yang digunakan adalah Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas berdasarkan Surat Keputusan Menteri dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor.129/Kep./M/KUKM/XI/2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilaian kinerja keuangan koperasi primkoppol polresta surakarta periode 2002 s.d Hasil yang didapatkan menyebutkan bahwa kinerja keuangan yang dimiliki koperasi primkoppol polresta surakarta dalam keadaan Baik. Current Ratio yang dimiliki koperasi berada diatas setandar, sehingga dapat memenuhi hutang jangka pendek. Rasio Solvabilitas dapat diketahui bahwa koperasi dalam keadaan Baik, sehingga koperasi primkoppol polresta surakarta dapat memenuhi hutang jangka panjangnya. berdasarkan Rasio Profitabilitas dapat disimpulkan bahwa koperasi dalam keadaan Baik, karena kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan atau laba dengan aktiva dan modal sendiri sangat tinggi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Penelitian sebelumnya diteliti oleh 2 J.E Susanto Yanuar Pribadi (2009), dengan judul: Analysis Of Financial Ratios On Company Profitability In Generating ROA (Case Studies In CV. Tools Box In Surabaya). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bulanan dari januari 2008 sampai desember Teknis analisis data, digunakan analisis regresi berganda, t-test, f-test, koefisien determinasi, korelasi parsial dan asumsi klasik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kasus disebuah perusahaan CV. Tool Box.

11 METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada landasan teori dan kajian penelitian sebelumnya dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut: KJKS BMT Dana Mulia Laporan Keuangan Koperasi Laporan Neraca Laporan Rugi/Laba Analisis Rasio - Likuiditas - Solvabilitas - Profitabilitas Kinerja Keuangan B. Hipotesis Diduga kinerja keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Dilihat dari segi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas. Kinerja keuangannya Cukup Baik menurut Pedoman Klasifikasi Koperasi Nomor: 129/Kep./M/KUKM/XI/2002. C. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat di bedakan menjadi dua yaitu Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. a. Data Kuantitatif Data yang dapat dihitung dan berupa angka-angka, seperti neraca dan laporan rugi/laba. Dalam penelitian ini diambil data berupa: 1) Laporan Keuangan yang berupa Neraca Koperasi Tahun 2009 s.d ) Laporan Rugi Laba Koperasi dari Tahun 2009 s.d b. Data Kualitatif Data yang bukan merupakan angka-angka dan merupakan penjelasan atau keterangan berupa: 1) Sejarah dan perkembangan KJKS BMT Dana Mulia. 2) Struktur organisasi, aktivitas KJKS BMT Dana Mulia dan data lain yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini.

12 D. Variabel dan Teknik Pengumpulan Data a. Defenisi Operasional Varibel Untuk mendefinisikan suatu variabel yang terkait dengan objek penelitian maka dibuat beberapa pengertian batasan operasional yaitu : 1) Likuiditas Rasio Likuiditas kemampuan koperasi dalam membayar hutangnya dalam jangka waktu yang pendek. Untuk mengukur likuiditas menggunakan data yang dimiliki KJKS BMT Dana Mulia dari tahun 2010 s.d ) Solvabilitas Rasio solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan koperasi untuk membayar semua hutang hutangnya dalam jangka waktu yang panjang. Untuk mengukur solvabilitas menggunakan data yang dimiliki KJKS BMT Dana Mulia selama 5 tahun dari tahun 2010 s.d ) Profitabilitas Rentabilitas adalah Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba periode tertentu, Rasio Rentabilitas yang digunakan disini adalah rentabilitas modal sendiri. untuk mengukur rentabilitas modal sendiri digunakan data yang dimiliki KJKS BMT Dana Mulia dari tahun 2010 s.d b. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga metode yaitu: 1) Wawancara Yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada kepala koperasi ataupun karyawan koperasi Bmt dana mulia atau yang diberi wewenang untuk memberikan data seperti : jumlah tenaga kerja, sarana dan prasarana, total asset yang telah dimiliki saat ini. 2) Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan agar data yang dikumpulkan sesuai dengan yang diperlukan seperti: Melihat secara langsung apa saja yang dikerjakan oleh karyawan pada masing-masing jabatan atau kedudukan. 3) Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca literatur maupun bacanbacaan yang lain yang erat hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti agar dapat dipergunakan sebagai acuan atau tolak ukur pembahasan masalah seperti buku bacaan yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. E. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kinerja keuangan koperasi, dan tujuan pertamanya yaitu analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan rasiorasio yang sesuai dari Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

13 Menengah Republik Indonesia Nomor. 129/Kep./M/KUKM/XI/2002. Alasannya pemilihan rasio ini dianggap mampu memproxikan secara keseluruhan kinerja keuangan. Rasio-rasio tersebut adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas. Adapun formulasi rasio-rasio tersebut adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan aktiva diubah menjadi kas tanpa penurunan harga berarti. rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. yang termasuk kedalam Rasio Likuiditas antara lain: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan: Aktiva Lancar Current Ratio = Kewajiban Lancar x 100% 2. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuagan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. yang termasuk kedalam Rasio Solvabilitas antara lain: a. Rasio Modal Sendiri Atas Hutang (Debt To Equity Ratio) Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat dapat menutup hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, bila rasio menunjukkan jumlah angka rendah maka akan semakin kecil pula jumlah modal sendiri yang digunakan untuk menjamin terbayarnya hutang-hutang perusahaan. Rumus yang digunakan: Debt To Equity Ratio = Modal Sendiri Total Hutang x 100% b. Rasio Aktiva Atas Hutang (Debt To Total Asset) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman. Rumus yang digunakan: Debt To Total Asset = Total Aktiva Total Hutang x 100%

14 3. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu laba selama periode tertentu. yang termasuk kedalam Rasio Profitabilitas antara lain: a. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Rumus yang digunakan: Rentabilitas Modal Sendiri = SHU Modal Sendiri x 100% b. Return On Asset (ROA) Return On Asset menunjukkan kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi rasio ini merupakan efektifitas dalam menggunakan total aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus yang digunakan: Return On Asset = SHU Total Aktiva x 100% Tabel Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 129/Kep./M/KUKM/XI/2002 Tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi. No. Keterangan Klasifikasi Bobot 1. Rasio Likuiditas Rasio Lancar 175% - 200% = Sangat Baik 100 ( Current Ratio ) 150% - 174% atau 225% - 249% = Baik % - 149% atau 250% - 274% = Cukup Baik 50 < 125% atau >275% = Kurang Baik 0 2. Rasio Solfabilitas Rasio Modal Sendiri atas Hutang 15% = Sangat Baik 100 ( Debt to Equity Ratio ) 12,6% - 15% = Baik 75 10% - 12,5% = Cukup Baik 50 < 10% = Kurang Baik 0 Rasio Aktiva atas Hutang 110% = Sangat Baik 100 (Debt to Total Asset ) 101% - 109% atau 111% - 119% = Baik 75 90% - 100% atau 120% - 130% = Cukup Baik 50 < 90% atau >130% = Kurang Baik 0 3. Rasio Profitabilitas Rentabilitas modal sendiri > 21% = Sangat Baik % - 20% = Baik 75 1% - 9% = Cukup Baik 50 < 1% = Kurang Baik 0 Return on Asset > 10% = Sangat Baik 100 ( ROA ) 6% - 9% = Baik 75 0% - 5% = Cukup Baik 50 < 0% = Kurang Baik 0 Sumber: Dinas Koperasi Surakarta.

15 HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menilai kinerja keuangan pada KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten boyolali dan berdasarkan data yang telah dianalisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Rekapitulasi Alat Ukur (Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio Profitabilitas) KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali Periode No. Keterangan Rasio Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun Tahun 2013 Rata - Rata Keterangan Hasil Rasio likuiditas a. Current ratio 104,29% 107,74% 102,34% 105,46% 104,96% Kurang Baik 2. Rasio Solvabilitas a. Debt To Equity Ratio 13,55% 11,90% 13,01% 13,23% 12,92% Baik b. Debt To Total Asset 110,94% 113,37% 112,63% 115,48% 113,10% Baik 3. Rasio Profitabilitas a. Rentabiltas Modal Sendiri 8,78% 5,45% 5,10% 6,35% 6,42% Cukup Baik b. Return On Asset 1,07% 0,57% 0,59% 0,73% 0,74% Cukup Baik Berdasarkan tabel rekapitulasi tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Dengan analisis rasio Likuiditas Tahun 2010 s.d menunjukkan nilai Kurang Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu <125% atau >275% dengan nilai 0. Dilihat dari Current Ratio tertinggi Tahun 2011 sebesar 107,74% dan terendah pada tahun 2012 sebesar 102,34%. Jadi secara keseluruhan likuiditas koperasi dilihat dari Carrent Ratio Tahun 2010 s.d itu Kurang Baik dan ini berarti koperasi masih belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 2. Rasio Solvabilitas Dengan analisis Rasio Solvabilitas Tahun 2010 s.d menunjukkan nilai Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu 12,6%-15% dengan nilai 75 dilihat dari Debt To Equity Ratio kemampuan koperasi membayar hutangnya dengan modal sendiri dinilai baik. Debt To Equity Ratio tertinggi pada Tahun 2010 sebesar 13,55% dan terendah pada Tahun 2011 sebesar 11,90%. untuk Debt To Total Asset memiliki klasifikasi koperasi 111%- 119% dengan nilai 75. Nilai terendah pada Tahun 2010 sebesar 110,94% dan tertinggi pada Tahun 2013 sebesar 115,48%. jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kondisi koperasi Baik, tetapi koperasi harus mengusahakan agar solvabilitasnya tetap di atas standar 100%. 3. Rasio Profitabilitas Dengan analisis Rasio Solvabilitas Tahun 2010 s.d menunjukkan nilai Cukup Baik dilihat dari setandar klasifikasi koperasi yaitu 1%-9% dengan nilai 50 untuk Rentabilitas Modal Sendiri kemampuan koperasi

16 dalam mendapatkan keuntungan cukup baik pada tahun 2010 sebesar 8,78% dan terendah pada Tahun 2012 sebesar 5,10%. Sedangkan dilihat dari Return On Asset memiliki klasifikasi koperasi 0%-5% dengan nilai 50. Nilai tertinggi pada Tahun 2010 sebesar 1,07% dan terendah pada Tahun 2011 sebesar 0,57%. Jadi secara keseluruhan koperasi masih perlu adanya peningkatan untuk menghasilkan pendapatan atau laba. KESIMPULAN Berdasarkan dari perumusan masalah apakah secara Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas kinerja keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali dapat dikatakan Sangat Baik, Baik, Cukup Baik atau Kurang Baik menurut Pedoman Klasifikasi Koperasi Nomor: 129/KEP./M/KUKM/XI/2002. Dari perumusan masalah tersebut terbukti bahwa kinerja keuangan KJKS BMT Dana Mulia Kabupaten Boyolali, dari Rasio Likuiditas (Rasio Lancar) KurangBaik. Rasio Solvabilitas (Rasio Modal Sendiri atas Hutang) Baik, (Rasio Aktiva atas Hutang) Baik. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas Modal Sendiri) CukupBaik, (Return on asset) CukupBaik. Selanjutnya dibuktikan dengan hasil perhitungan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Current RatioKJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d sebesar 104,29%, 107,74%, 102,34%, 104,46% rata-rata 104,96%. Kondisi current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan KurangBaikyaitu <125% atau >275% dengan nilai Rasio Solvabilitas a. Debt To Equity Ratio Debt To Equity Ratio KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d sebesar 13,55%, 11,90%, 13,01%, 13,23% rata-rata 12,92%. Kondisi current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan Baik yaitu 12,6%- 15% dengan nilai 75. b. Debt to Total Asset Debt to Total Asset KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d sebesar 110,94%, 113,37%, 113,63%, 115,48% rata-rata 113,10%. Kondisi current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan Baik yaitu 111%- 119% dengan nilai Rasio Profitabilitas a. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d sebesar 8,78%, 5,48%, 5,10%, 6,35% rata-rata 6,42%. Kondisi current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan CukupBaik yaitu 1%-9% dengan nilai 50.

17 b. Return On Asset Return On Asset KJKS BMT Dana Mulia dari Tahun 2010 s.d sebesar 1,07%, 0,57%, 0,59%, 0,73% rata-rata 0,74%. Kondisi current ratio KJKS BMT Dana Mulia menunjukkan bahwa dari hasil yang dicapai dari setandar penilaian koperasi dikategorikan CukupBaik yaitu 0%-5% dengan nilai 50. SARAN 1. Untuk meningkatkan rasio Likuiditasnya, hendaknya koperasi lebih memanfaatkan aktiva lancarnya agar proporsi aktiva lancar dan hutang lancarnya menjadi proporsi yang sangat baik. Hal ini perlu dilakukan mengingat proporsi jumlah aktiva lancarnya masih relatif besar dibandingkan dengan hutang lancar. Selain itu pemanfaatan aktiva lancar perlu dilakukan untuk mmenghindari adanya aktiva yang menganggur, yang mengakibatkan koperasi harus menanggung Opportunity Cost (biaya kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan) yang tinggi. 2. Koperasi sebaiknya selektif dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya, karena pemberian pinjaman yang besar dan tidak diimbangi dengan tingkat pengembalian piutang, hal ini akan menimbulkan piutang tidak tertagih (kredit macet) yang akan berpengaruh pada likuiditas jangka pendeknya. 3. Untuk penulis berikutnya yang melakukan penelitian tentang penilaian kinerja keuangan koperasi agar menggunakan laporan keuangan yang digunakan setidaknya data lima tahun atau lebih agar penelitian lebih akurat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Baswir, Rivrisond Koperasi Indonesia. BPFE, Yogyakarta. C. Van Horne, James & Wachowichz JR, Jhon M Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Ahli Bahasa : Heru Sutoxjo, SE, M.Sc. Prentice-Hall Inc. A Simons & Schuster Company, Englewood Cliffs, New Jersey; Salemba Empat, Jakarta. Djarwanto, Ps Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Kenangasari, Ani & wirasamita, H. R. A. Rivai Analisa Laporan Keuangan Koperasi. Pioner Jaya, Bandung. Mansyur muslich Kamus Ekonomi Dan Koperasi, Penerbit Karya Yayasan Asah Asih Asuh, Malang. Riyanto, Bambang Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Empat. BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Edisi 4. BPFE UGM, Yogyakarta.

18 Simamora, Hendry Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesepuluh, Penerbit Liberty, Yogyakarta. S. Munawir Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. S. Munawir Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keenam. Liberty, Yogyakarta. SUMBER-SUMBER LAIN Raharjo, Yori Setia Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Dikabupaten Sukoharjo, Sekripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tidak Dipublikasikan. Saputro, Ady Saputra Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Koperasi Primkoppol Polresta Surakarta, Sekripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, di Piblikasikan. Microsoff-Word-Upp-Sang-Ayu, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sapat Di Tegallalang, Gianyar, Jurnal, Dipublikasikan. -,2002. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia: Pedoman Klasifikasi Koperasi Dan Setandar Penilaian Koperasi. -,2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Keputusan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor. 129/Kep./M/KUKM/XI/2002. Tanggal 29 Nopember 2002 tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup berperan dalam menumbuh kembangkan perekonomian Indonesia. Dalam sejarah perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN ( Studi Pada PT. Mitra Pratama Mobilindo Di Sukoharjo Tahun 2009-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun 2011-2013) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

NASKAH PULIKASI ILMIAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SARANA ANEKA JASA DI SUKOHARJO

NASKAH PULIKASI ILMIAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SARANA ANEKA JASA DI SUKOHARJO NASKAH PULIKASI ILMIAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SARANA ANEKA JASA DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA Erny Widyastuti 1) Rispantyo 2) Muhammad Rofiq Sunarko 3) 1, 2, 3) Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN. (Studi Kasus pada KPRI Rejeki Mulur, Kecamatan Bendosari,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN. (Studi Kasus pada KPRI Rejeki Mulur, Kecamatan Bendosari, ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN (Studi Kasus pada KPRI Rejeki Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2013) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

NASKAH. memenuhi. Sarjana S-1

NASKAH. memenuhi. Sarjana S-1 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKART TA PERIODE 2009-2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KJKS BMT DANA MULIA KABUPATEN BOYOLALI PERIODE 2010-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO Oleh Abstra ck Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Unit Desa Prasojo-Kota Kediri ditinjau dari rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi masyarakat diarahkan untuk dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab untuk berperan serta secara

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YULIANA PRASMAWATI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktik transaksi ekonomi masyarakat selama ini banyak bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga keuangan di dalam Surat Keputusan (SK)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KOPERASI DILIHAT DARI SEGI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PUSAT KOPERASI WARIS SURAKARTA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan kebutuhan yang layak dan memadai,

Lebih terperinci

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Oleh Deddy Kurniawan Sugeng Rianto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI PADA PERIODE TAHUN 2007-2010 (Study Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., PT. Indosat Tbk., PT. Bakrie

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GOTONG ROYONG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN SLAMET JUPRI Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang

Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang Peranan Modal Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Profitabilitas Pada PT. Hagabaya Sejati Palembang Liliana Universitas Tridinanti Palembang Liliana.ishak@yahoo.com Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini sering terjadi krisis ekonomi global. Hampir seluruh negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UMS DI SURAKARTA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UMS DI SURAKARTA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UMS DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA. signifikan terhadap ROA dengan arah negatif pada BMT SAHARA BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Rentabilitas BMT SAHARA Tulungagung Hasil pengujian hipotesis 1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) sebagai rasio likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. WIDYA KARYA RAHARJA DI SRAGEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. WIDYA KARYA RAHARJA DI SRAGEN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. WIDYA KARYA RAHARJA DI SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA YANG EFISIEN TERHADAP PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) TAHUN DI JAWA TENGAH

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA YANG EFISIEN TERHADAP PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) TAHUN DI JAWA TENGAH PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA YANG EFISIEN TERHADAP PROFITABILITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) TAHUN 2009-2012 DI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali)

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali) ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BMT Nurul Barokah Sambi Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat -syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Akan tetapi keuntungan merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup koperasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan. Konsekuensinya, semua pengembalian keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci