Oleh Idham Holik Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam 45 Bekasi. Abstract
|
|
- Suparman Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNOLOGI BARU MEDIA DAN DEMOKRATISASI DI INDONESIA Oleh Idham Holik Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam 45 Bekasi Abstract New media has transformed the politics of Indonesia from authoritarian regime to democratic regime. In the New Order, it was used as a channel for the consolidation of political movement to fight the Order. Finally in Mei 20, 1998, the movement succeeded to steping down Soeharto as the President. So, Indonesia has entered a new era of politics where the wave of democratization begins. In the democratic era, new media has been able to increase the quality of political participation where the people are more active in the public sphere and the political communication is more interactive. The political participation is the biggest political capital for the state in developing the democratic political life to be mature. Actually, the political potential is not fully supported by the democratic cyber regulation of new media. It is a threat for the future of democracy in Indonesia. Keywords: New Media, Democratic regime, Political Participation, Political Communication. PENDAHULUAN Media baru merupakan produk konvergensi berbagai teknologi media yang telah ada. Internet sebagai media baru menggabungkan radio, film, koran, dan televisi dan mendistribusikannya melalui push technology. M. Poster (1999) menyatakan bahwa internet melampaui batas-batas model media cetak dan siaran yang memungkinkan many-to-many conversation; resepsi, alterasi (alteration), dan redistribusi objek kultural secara simultan; mendislokasi tindak komunikatif dari batas-batas bangsa; memberikan kontak global yang seketika itu juga (instantaneous global contact) (dalam Nimmo, 2005:138). Di tahun 2010, internet kini memasuki usianya yang ke-41 tahun. Kehadiran media baru atau internet tersebut telah merevolusi komunikasi manusia di dunia ini. Dengan kehadiran internet tersebut, apa yang telah dikatakan oleh Marshall Mcluhan (1964) menjadi kenyataan, yaitu dunia menjadi global village. Arus informasi berjalan tanpa bisa dikontrol atau disensor oleh Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
2 pemerintah manapun termasuk pemerintah komunis China yang memiliki teknologi canggih untuk meblokir atau mengontrol arus informasi. Internet membawa gelombang demokratisasi, yang tidak bisa dihindari. Melalui internet, tukar menukar ide dan gagasan tentang kehidupan politik dapat dengan mudah dilakukan. Misalnya walaupun rakyat Cina hidup dalam pemerintahan otoriter, tetapi dengan internet mereka tetap saja dengan mudah mengakses informasi, ide, dan gagasan demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan. Hal ini ditegaskan oleh Schudson (2004) bahwa internet, sebagai media komunikasi dan pertukaran informasi, berpeluang merevolusi sistem, struktur, dan proses demokrasi yang selama ini kita kenal (dalam Firmanzah, 2008). Jadi internet memiliki kemampuan yang luar biasa dalam membawa perubahan politik di suatu negara mampu merevolusi sistem politik, dari otoriter menjadi demokratis. Dalam makalah ini, penulis berusaha mendeskripsikan peran media baru (atau internet) sebagai kanal (channel) demokratisasi di Indonesia. Media Baru dan Keruntuhan Orde Baru: Gelombang Demokratisasi Dimulai Kehadiran internet dan sejarah proses demokratisasi di Indonesia tentu saja tidak dapat pisahkan karena internet memiliki andil besar. Sejak Pemerintah Indonesia memberikan lisensi kepada RADNET (PT. Rahajasa Media Internet) sebagai ISP (Internet Service Provider) komersial pertama di Indonesia pada tahun 1996, maka internet dapat diakses oleh siapapun, mulai dari pemerintah, kalangan bisnis, media massa, aktivis reformasi, jurnalis media siaran dan cetak, dan masyarakat. Ini bisa dikatakan revolusi informasi di Indonesia. Dengan internet, Indonesia memasuki dunia informasi tanpa batas atau the global information high way. Di tahun tersebut, perusahaan-perusahaan surat kabar ternama seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, dan Tempo Interaktif mulai memiliki website. Internet sangat mendukung penerbitan pers secara online dan memungkin diseminasi berita secara simultan ke seluruh dunia, khususnya keseluruh pelosok negeri Indonesia, sehingga berita politik atau informasi gerakan reformasi sangat cepat tersebar. Ini berdampak pada penyebarluasan gerakan reformasi politik sampai ke tingkatan daerah seluruh Indonesia. Kebebasan politik pun dimulai. Ini adalah masa awal dimana terbentuknya masyarakat informasi (the information society) Indonesia, sebagai unsur penting dalam gelombang demokratisasi menumbangkan rezim Orde Baru. Internet telah mendepowerisasi (depowerization) atau memperlemah pemerintahan Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
3 Orde Baru, khususnya Departemen Penerangan, yaitu kehilangan kontrol atas arus informasi, padahal selama ini begitu powerful dalam mengkontrol arus informasi politik. Kehadiran internet benarbenar dimanfaatkan oleh gerakan politik reformasi, para aktivis menjadikan internet sebagai media alternatif dan saluran politik bawah tanah (underground politics). Diskusi-diskusi gerakan reformasi terjadi melalui milis. Misalnya apakabar sebagai open mailing list pertama yang sangat digandrungi. Anggota apakabar seperti PRD (Rartai Rakyat Demokratik), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Partai Demokrasi Indonesia Megawati dan lain sebagainya. apakabar juga digunakan oleh wartawan media siaran dan cetak. Pada pertengahan 1995, apakabar digunakan oleh pengguna. apakabar menjadi tempat konsolidasi politik gerakan reformasi yang berhasil menjatuhkan rezim Orde Baru. Satu bulan sebelum kejatuhan Suharto, pada tanggal 29 April 2008, Bangkok Post menulis berita With anti-government street protests rocking Indonesia, oposition parties, students, jounalist, and nongovernmental groups have been busy posting news and spreading their views on the most important Indonesia related list, INDONESIA-L [apakabar]. (dalam Hill & Sen, 2005:41-43). Jadi internet telah berjasa dalam proses demokratisasi pada gelombang pertama, dengan jatuhnya rezim Orde Baru. Demokratisasi di Indonesia terus berkembang sehingga Indonesia di mata dunia internasional diberi predikat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga, setelah Amerika Serikat dan India. Masyarakat Jaringan dan Demokrasi Digital: Perspektif Partisipasi Politik Sifat media baru yang berjaring (networked) ternyata menciptakan khalayak yang berbeda dengan media lama (old media). Media lama melahirkan masyarakat massa (mass society), sedangkan internet sebagai media baru melahirkan masyarakat jaringan (network society). Dengan kehadiran media baru, media massa atau komunikasi massa mendapat kritik keras dari Steve Chaffee & Miriam Metzger (2001) yang mengatakan the end of mass communication, yang dikarenakan media baru membawa perubahan mendasar dalam bagaimana media distrukturkan, digunakan, dan dikonseptualisasikan (dalam Baran & Davis, 2003:361). Dalam mass society theory, Denis McQuail menyatakan bahwa media massa sangat dominan, dimana media sebagai faktor penyebab (a causal factor) (2005:94-95). Sifat arus informasi dalam masyarakat massa bersifat satu arah (one-way transmision). Media digunakan untuk manipulasi dan kontrol. Sedangkan masyarakat jaringan, menurut Jan van Dijk menekankan Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
4 pada bentuk dan organisasi pemrosesan dan pertukaran informasi (2006:20). Selanjutnya Dijk menyatakan masyarakat jaringan dapat didefinisikan sebagai a social formation with an infrastructure of social dan media networks enabling its prime mode of organization jaringan adalah relationship, saling terhubung satu sama lainnya. Jadi at all levels (individual, group/organizational and societal). Dijk juga mendeskripsikan tipologi masyarakat massa dan masyarakat jaringan dalam tabel berikut: Tabel Tipologi Masyarakat Massa dan Masyarakat Jaringan Characteristics Mass Society Network Society Main components Collectivies (groups, organiztions, Individuals (linked by networks) communities) Nature of components Homogeneous Heterogeneous Scale Extended Extended and reduced Scope Local Global (global & local) Connectivity and Connectedness High within components High between components Density High Lower Centralization High (few centres) Lower (polycentric) Inclusiveness High Lower Type of community Physical and unitary Virtual and diverse Type of organization Type of household Menurut penulis, konsep masyarakat jaringan yaitu lebih ditekankan pada interaktivitas dalam pemrosesan informasi dan penting untuk dipahami dalam masyarakat Bureaucracy Vertically integrated Large with extended family Face-to-face Infocracy Horizontally differentiated Small with diversity of family relations Increasingly mediated Main type of communication Kind of media Broadcast mass media Narrowcast interactive media Number of media Low High masyarakat jaringan itu memiliki sosiabilitas (sociability) yang tinggi. Kini penggunaan internet di Indonesia semakin massif, di tahun 2010, diperkirakan ada sekitar lebih Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
5 pengguna internet. Tentunya ini ke depan semakin berkembang dengan pesat dikarenakan saat ini, pemerintah dan ISP (Internet Service Provider) secara ekspansif mengembangkan infrastruktur jaringan internet, terutama dengan menggunakan fiberoptik ke seluruh penjuru wilayah Indonesia. Belum diperkuat lagi dengan program penawaran akses internet murah dan penjualan bundling packet (baik dalam bentuk smartphone ataupun notebook), sehingga pengguna internet semakin bertambah banyak. Ini bisa dilihat dengan terjadinya ledakan pengguna Facebook di Indonesia. Berdasarkan data checkfacebook.com, pada tanggal 28 Mei 2009 pengguna facebook dari Indonesia sudah mencapai 3,205,660 orang, sedangkan kini di tahun 2010, berdasarkan data per tanggal 30 Juni 2010, pengguna Facebook di Indonesia sebanyak kini Indonesia berada peringkat ke-3 pengguna Facebook di dunia, setelah Amerika Serikat & Inggris. Ledakan juga terjadi pada penggunaan Twitter, saat ini semakin bertambah, yaitu sudah lebih dari 3 juta orang (pada tahun 2009 akhir), kini di 2010 bisa jadi jumlah tersebut bisa menjadi dua kali lipatnya. Ledakan penggunaan internet tersebut merupakan modal politik (the political capital) yang luar biasa bagi masa depan demokratisasi di Indonesia. Melalui akses informasi tanpa batas, maka partisipasi politik warga negara akan semakin meningkat. Internet pun meningkatkan kualitas literasi politik warga negara, yang berdampak pada kualitas partisipasi politik. Misalnya melalui internet warga negara dapat menyampaikan aspirasi politiknya kepada pemerintah, anggota dewan, dan partai politik Selain menciptakan masyarakat jaringan dan pengembangan masyarakat informasi, media baru menciptakan demokrasi digital (digital democracy). Demokrasi berbasiskan internet. K. Hacker & Jan van Dijk mendefinisikan demokrasi sebagai an attempt to practice democracy without the limits of time, space, other physical conditions, using digital means, as an addition, not a replacement for traditional analogue political practices (2000:104). Dalam demokrasi digital, ada electronic polls, electronic referenda, dan electronic voting yang menghadirkan era demokrasi langsung (direct democracy) seperti partisipasi warga negara di ruang terbuka Athena (Athenian agora) dengan piranti modern (Dijk, 2006:107). Jadi demokrasi digital merupakan komplementer dari demokrasi analog. Demokrasi ini penting sekali buat Indonesia yang wilayahnya tersebar luas yang bersifat kepulauan, dengan internet, partisipasi politik rakyat tidak dibatasi oleh hambatan waktu, ruang ataupun fisik. Dalam internet juga, warga negara dengan leluasa Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
6 menyampaikan opininya melalui electronic polls, di hampir setiap portal berita polling ini ada, dan bahkan hampir di semua web site. Misalnya di tempointerktif.com atau kpu.go.id. Selain definisi tersebut di atas, Thomas Zittel menyatakan bahwa istilah lain demokrasi digital adalah demokrasi elektronik. Zittel menyatakan: The term electronic democracy is being associated with phenomena such as party web sites, electronic voting, sending s to political representatitves, political discussion fora, and even with administrative services provided over internet (dalam Esser & Pfetsch, 2004:233). Selanjutnya menurut pandangan penulis, demokrasi digital adalah demokrasi yang menggunakan internet sebagai saluran komunikasi politik bagi warga negara, lembaga politik, pejabat publik, kandidat politik, ataupun jurnalis media. Selanjutnya menurut Bryan, Tsagarousianou, & Tambini, demokrasi digital dapat diterapkan dalam e-government (dalam Dijk, 2006:104), dikarenakan yaitu: 1. Demokrasi digital dan e- government memperbaiki pertukaran dan penerimaan informasi antara pemerintah, administrasi publik, lembaga perwakilan, organisasi politik dan komunitas, dan warga negara 2. Demokrasi digital dan e- government mendukung debat publik, deliberasi, dan pembentukan komunitas. 3. Demokrasi digital dan e- government meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan oleh warga negara. Selain tiga hal tersebut di atas, menurut pandangan penulis, e-government sangat efektif sebagai sarana sosialisasi politik seperti program atau regulasi pemerintah. Untuk regulasi khususnya pada masa legal drafting, melalui internet, dimana warga negara dapat menyampaikan pendapat atau aspirasi politiknya atas perumusan draft regulasi/undangundang tersebut. Jadi e- government wujudkan demokrasi partisipatoris. Di Indonesia, hampir seluruh lembaga pemerintahan baik tingkat pusat ataupun daerah yang memiliki e-government, dengan pola URL terstandarisasi yaitu Pada tahun 2002 Menteri Negara Komunikasi dan Informasi memformulasikan kerangka konseptual SISFONAS (Sistem Informasi Nasional), yang menekakan pada peran e-government (dalam Hill & Sen, 2005:91). Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
7 Contoh e-government, misalnya Mahkamah Konstitusi memiliki website ( yang menyediakan forum bagi para penggunjung untuk berdiskusi seputar tema konstitusi dan permasalahannya. Lembaga DPR memiliki website ( yang memuat fasilitas aspirasi, dimana penggunjung dapat menuliskan aspirasi politiknya terhadap lembaga tersebut. Untuk e-government daerah, saat ini semua pemerintah daerah kebupaten/kota ataupun provinsi sudah punya website. Dalam rangka menstimulasi peningkatan kualitas website pemerintah daerah tersebut, Warta Ekonomi membuat program Warta Ekonomi e-government Award. Untuk tahun 2009 ini, award tersebut diberikan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang. memperoleh dua penghargaan sekaligus yakni penerapan e-government dan website provinsi terbaik se-indonesia ( Yogyakarta adalah contoh provinsi yang konsisten menerapkan e-government dalam pemberian pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Yogyakarta memiliki program unggulan seperti aplikasi Pendidikan Berbasis Online, Blue Print e- Government, Digital Government Services (DGS), dan pengembangan jaringan internet sejak tahun 2002, kini sudah tersambung sebanyak komputer. Jadi dalam proses demokratisasi, e-government sangat penting posisinya dalam proses deliberasi komunikasi politik, dimana warga negara dapat menyatakan pendapat tentang kepemerintahan. Warga negara dapat memberikan penilain, kritik (atau penolakan) atau dukung atas program pembangunan atau rancangan peraturan/regulasi yang dibuat oleh pemerintah. e- government sangat mendukung bagi terciptanya transparansi dalam praktek kepemerintahan, apalagi di pertengahan 2010 besok rencananya Pemerintah akan menerapkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Transpransi Informasi Publik. Di masa mendatang, menjadi tugas penting Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) adalah untuk mengembangkan infrastruktur jaringan internet, agar semua warga negara dapat mengakses e- government Depkominfo jangan terjebak pada content media baru, apalagi negara Indonesia sebagai negara kepulauan sangat luas. Internet menghilangkan kendala jarak dan waktu, sehingga proses komunikasi warga negara menjadi lebih aktif, efisien dan efektif. [[ Bicara demokrasi digital tentunya tidak selama dalam tataran positif, tetapi juga menjadi negatif, ketika internet dimanfaatkan oleh kelompok atau organisasi yang mengancam keamanan negara, seperti teroris atau gerakan separatis Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
8 (misalnya, dahulu pernah terjadi di Aceh). Sudah terbukti, para teroris atau separatis menggunakan internet, baik melalui ataupun blog page, sebagai saluran komunikasi politiknya. Di internet, para teroris secara terang-terangan mendiseminasikan pesan-pesan idelogisnya ke masyarakat jaringan. Dalam konteks ini, sebaiknya pemerintah dapat mengeluarkan cyber regulations (peraturan internet) untuk membatasi aktivitas tersebut, yang membahayakan kemanan Negara. Komunikasi Politik Interaktif Berbasiskan Media Baru Dengan fasilitas seperti messenger, mailing list (milis), VoIP (Voice of Internet Protocol), dan social network portals, internet menjadi media yang semakin interatif. Ron Rice mengatakan new media as those communication technologies, typically involving computer capabilities (microprocessor or mainframe), that allow or facilitate interactivity among users or between users and information (1984). Tentang interaktivitas, M. Lynne Markus (1990) menyatakan interactivity is a characteristic of technologies that enables multidirectional communication (dalam Mc.Millan, 2006:207a). Dalam pandangan penulis, interaktivitas adalah karekateristik pertukaran pesan bersifat resiprokal diantara komunikator dan komunikate politik atau diantara pengguna media baru yang bersifat many-to-many. Dengan interaktivitas tersebut umpan balik (feedback) dapat langsung dirasakan. Bagi penulis, interaktivitas ini bisa menjadi sebuah kritik konstruktif bagi model komunikasi Wesley dan MacLean, dimana dalam model tersebut umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda (delay feedback) (McQuail & Windahl, 1992:38). Dengan interaktivitas tersebut, media baru mampu menghadirkan immediate feedback (umpan balik yang bersifat segera) atau kontak seketika (instantaneous contact). Dalam perspektif komunikasi politik, interaktivitas menjadikan proses komunikasi di dalam politik menjadi tidak terbatas, bersifat langsung, dan interaktif. Inilah yang disebut komunikasi politik interaktif, dimana komukatror dan komunikate politik dapat saling bertukar pesan tanpa ada yang membatasi. Interaktivitas juga menciptakan komunikasi politik antara pejabat publik, kandidat (atau politisi), aktivis, dan publik menjadi bersifat personal. Sifat interaktivitas dan personal tersebut menjadikan komunikasi politik lebih persuasif. Interaktivitas komunikasi politik juga meningkatkan kualitas wacana politik (political discource). Pemanfaatan internet dalam kampanye Pemilu sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 1997 misalnya pada tanggal 25 April Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
9 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah meluncurkan websitenya Trend lembaga politik memiliki website pun, di tahun 2008 & 2009, terus berkembang seperti amanat.org (PAN), pkb.org. (PKB), megawati.forpresident.com, dll. Kampanye politik menjadi langsung dan bersifat interaktif tidak seperti di dalam media lama. Ini lah babak baru Indonesia memasuki online campaign atau cyber campaign. Hal ini juga, pada waktum, bisa dikatakan bahwa Indonesia sedang memasuki americanization of political communication. Interaktivitas komunikasi politik semakin terasa, ketika ada ledakan penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dsb. Ledakan tersebut mulai terjadi sejak terinspirasi oleh kemenangan Barack Obama pada Pemilu Amerika 2008 yang menggandalkan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Myspace. Banyak politisi atau kandidat politik menggunakan portal jejaring sosial sebagai saluran komunikasi politik. Misalnya pada Pemilu 2009, baik di dalam pemilu legislatif ataupun presiden, caleg ataupun calon presiden/wakil presiden secara aktif menggunakan Facebook dan Twitter walaupun kebanyakan mereka memperkerjakan administrator untuk secara aktif mengoperasikan jejaring sosial tersebut. Contoh calon presiden/wakil presiden yang menggunakan Facebook sebagai sarana kampanyenya misalnya Soesilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarno Putri, Yusuf Kalla, dan Prabowo Subianto. Hal ini ditegaskan Girish J. Gulati, et al yaitu: At present, the internet s most important campaign role has been in helping candidates mobilize the supporters they already have. Candidates and political parties have used lists to customize their appeals for funds and organize participation in live campaign events. ((2004:246). Komunikasi politik berbasiskan media baru berdampak pada partisipasi politik. Dengan karakteristik media baru yang bersifat langsung dan interaktif, kualitas partisipasi politik dengan media baru jauh lebih berkualitas. Penulis mengungkapkan hal tersebut, berdasarkan hasil komparasi komunikasi politik yang menggunakan media lama dengan media baru yang digambarkan dalam bagan berikut: Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
10 Bagan Perbandingan Pola Komunikasi Politik dalam Media Lama dan Media Baru One- to- many model Ordinary Media Use Old Media Passive pattern of political communication Quality of participation New Media Interactive pattern of political communication Many-to-many model Better Dari Ruang Publik Menuju Aksi Politik Internet menghadirkan ruang publik bebas (free public sphere) kepada warga negara (publik). Dalam The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Bourgeois Society, Jurgen Habermas (1962/1989) mengemukakan konsep publik sphere (Öffentlichkeit). Ruang publik merupakan tempat tersedianya informasi ada dan komunikasi terjadi serta tempat diskusi dan deliberasi publik yang didalamnya dibahas persoalan-persoalan publik. Akses ke ruang publik ini bersifat bebas, karena ini merupakan tempat kebebasan untuk berkumpul (the freedoms of assembly), sehingga asosiasi dan ekspresi dijamin. Ini merupakan tempat komunikasi ideal (an idealized communication venue). Keputusan - keputusan kewarganegaraan diputuskan melalui proses diskusi, inilah yang menjadikan ruang publik menjadi aspek fundamental dalam sistem demokrasi (Schuler & Peter, 2004:3-4; McQuail, 2005:181). Jadi ruang publik itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan demokrasi. Tidak ada demokrasi tanpa ruang publik. Denis McQuail menyatakan bahwa ruang publik merupakan Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
11 tempat dimana civil society berkembang. Ruang publik berada diantara negara dan privat untuk pembentukan sosial (social formation) dan aksi voluntir (voluntary action). Di ruang tersebut, civil society memiliki kebebasan tanpa ancaman serta mereka dapat menentang masyarakat otoriter (authoritarian society), --menurut penulis, ini maksudnya negara (McQuail, 2005:182). Dalam demokratisasi, ruang publik dapat berfungsi sebagai stimulator perwujudan demokrasi deliberatif. Demokrasi deliberatif adalah demokrasi yang dibangun berdasarkan pada penilaian politik yang rasional. Menurut Claus Offe dan Ulrich Preuss, ada tiga kriteria bagi keputusan politik yang rasional yaitu mengedepankan fakta, berorientasi pada`masa depan, dan mempertimbangkan kepentingan banyak orang (dalam Held, 2006:273). Jadi demokrasi deliberatif mensyaratkan partisipasi yang berkualitas, bukan yang emosional. Demokrasi deliberatif mendorong keterbukaan dan kritisisme dalam proses politik. Dalam situs portal berita, seperti kompas.com, tempointeraktif.com, mediaindonesia.com, republika.co.id, dan lain sebagianya, bukan hanya dapat mengakses infromasi politik terkini, tetapi juga masyarakat diberikan kesempatan untuk mengomentari materi pemberitaan dan sekaligus menjadi anggota forum diskusi. Pemberian komentar atau keterlibatan dalam forum diskusi tersebut memiliki dampak pada kristalisasi sikap dan perilaku politik masyarakat (warga negara). Melalui internet, masyarakat dapat mengorganisir diri dalam formasi atau pembentukan dalam atau menjadi anggota cyber interest groups (kelompok kepentingan maya) dalam suatu jenis mailing list (milis), web site, blog page, ataupun situs jejaring sosial. Di dalam situs cyber interest groups tersebut, masyarakat dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi membahas pertanyaan atau materi diskusi yang menjadi fokus pembicaraan, biasanya tema diskusi berkaitan dengan perkembangan semua aspek atau isuisu kehidupan keseharian, terutama biasanya perkembangan politik terkini. Atau di dalam situs tersebut anggota situs dapat mempsoting opini individual, video, foto dan file yang diajadikan bahas diskusi. Untuk kategori blog bersama Kopasiana.com adalah salah satu contoh yang baik. Internet mampu membentuk demokrasi dialogis dengan landasan kebebasan berpendapat dan berekspresi. Internet juga meningkatkan kesetaraan komunikan politik (komunikator dan komunikate). Di Indonesia, pengguna internet, khususnya jejaring sosial, begitu powerful dalam meberdayakan ruang publik, sehingga berwujud menjadi gerakan politik (political movement). Dalam makalah ini Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
12 penulis ingin mendeskripsikan contoh kasus dari ruang publik maya (cyber public sphere) menjadi aksi politik. Pertama, sejak Prita Mulysari ditahan di LP Wanita Tanggerang akibat menulis surat keluhan di internet atas layanan RS Omni Internasional Alam Sutra, sebuah group yang dibuat oleh Ika Ardina yang bernama Dukungan Bagi Ibu Prita Mulyasari, Penulis Keluhan Melalui Internet Yang Ditahan mendapat sambutan yang luar biasa 385, 945 anggota. Berawal dari Facebook, dukungan buat Prita semakin meluas, terlebih-lebih sejak tanggal 9 Desember 2009 Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan hukuman denda Rp 204 juta dan pidana penjara 6 bulan pada Prita. Publik menggalang Koin Keadilan untuk Prita. Program koin tersebut mendapat dukungan yang luar biasa, sampai bisa terkumpul uang koin sejumlah lebih dari Rp 825 juta. Kedua, facebooker memberikan aksi dukungan terhadap dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah yang ditahan polisi. Di facebook, setidaknya ada enam grup. Grup paling besar adalah grup yang dibuat oleh dosen Universitas Bengkulu, Usman Yasin. Grup yang diberi nama Gerakan Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto, dengan jumlah anggota sebanyak lebih dari 1,2 juta anggota. Gerakan facebooker selanjutnya tidak hanya sebatas di dunia maya, tetapi dalam bentuk aksi politik. Pada hari Minggu, 8 Nopember 2009, ribuan facebookers melakukan mimbar bebas di Bundaran HI. Mereka menyatakan dukungannya terhadap KPK dan menolak jika dilakukan kriminalisasi terhadap KPK sebagai institusi penegak hukum. Dan ketiga, setelah kasus peledakan bom bunuh diri di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Iqbal Prakasa, seorang IT developer, membuat #indonesiaunite untuk menggalang dukungan Gerakan Indonesia Melawan Teror. Di Twitter mendapat dukungan lebih dari 3000 orang dan di Facebook lebih dari 66 ribu orang. Selain di dunia maya #indonesiaunite juga melakukan kampanye langsung dengan cara penyebarluasan T-shirt bertema Indonesia Unite. Masih banyak contoh-contoh kasus lainnya, dimana facebook dijadikan sarana diskusi publik dan konsolidadi kekuatan gerakan politik. Fenomena ini mungkin yang pertama di dunia. Jejaring sosial telah mentransformasi bentuk konsolidasi gerakan politik. Ancaman Dan Masa Depan Demokratisasi Berbasiskan Media Baru Perkembangan demokratisasi dan penggunaan internet di Indonesia, ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh regulasi atau aturan hukum yang mendukung kebebasan Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
13 berpendapat. Regulasi tersebut yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik. Kedua aturan tersebut memuat pasal-pasal karet yang sangat mengancam kebebasan berpendapat. Dalam KUHP, ada 7 pasal karet atau multitafsir yaitu Pasal 310 (pencemaran nama baik), Pasal 311 (fitnah), Pasal 315 (penghinaan ringan), Pasal 317 (pengaduan fitnah), Pasal 318 (persangkaan palsu), dan Pasal 320 (pencemaran nama baik orang mati). Dan dalam UU No.11 Tahun 2008 yaitu Pasal 27 ayat 3, "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik". Dengan pasal 27 ayat 3 UU ITE, RS Omni Internasional menuntut dan mempidanakan Prita Mulyasari atas kasus pencemaran nama baik melalui di mailing list-nya. Pada tanggal 9 Desember 2009, Pengadilan Negeri Tanggerang menjatuhkan hukuman ganti rugi sebesar Rp 204 juta dan pidana hukuman penjara enam bulan pada Prita. Realitas tersebut merupakan paradoks demokrasi, yang jika dibiarkan akan mengacam keberlangsungan demokratisasi di Indonesia, bisa jadi kedepan lebih banyak korban akibat UU tersebut, termasuk sekarang kasus Luna Maya yang disomasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya (Jakarta). Dengan menggunakan pasal yang sama dengan tuntutan Prita Mulyasari, Luna dituntut akibat menulis isi hatinya (curhat) di Twitter tentang perilaku wartawan yang lebih hina dari pelacur. Dalam kasus ini, Pemerintah, terutama Departemen Komunikasi dan Informasi, bersama DPR dituntut memiliki political will untuk segera merevisi pasal-pasal tersebut dan semua peraturan yang sekiranya akan mengancam kebebasan berpendapat di internet. Jika tidak ini menjadi presenden buruk demokratisasi di Indonesia Selanjutnya tentang masa depan peran internet dalam memantapkan proses demokratisasi di Indonesia semakin strategis. Sejak kini internet sudah menjadi life style bagi sebagian besar warga negara Indonesia. Selain proliferasi penggunaan internet yang diakibatkan pengembangan ekspansif infrastruktur jaringan dan gadget dan tarif yang murah yang disediakan oleh ISP (Internet Service Provider), Pemerintah menyatakan bahwa pada tahun 2010 program internet masuk desa sudah dapat direalisasikan, dengan 32 ribu jaringan dari 72 ribu desa. Pemerintah ingin mewujudkan desa pintar. Dengan infrastruktur jaringan internet yang semakin tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, pemerintah diharapkan di pemilupemilu mendatang dapat menerapkan Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
14 electroning voting, seperti di Amerika. Gagasan ini menurut pandangan penulis tidak utopis, dikarenakan literasi penggunaan internet warga negera terus semakin membaik. Ini artinya tinggal political will pemerintah, apakah mau memodernisasi sistem pemilu atau tidak. Dengan kekuatan yang ada, sepertinya di masa akan mendatang, keinginan Indonesia untuk dapat memasuki tahap pematang demokrasi dapat segera terwujud. Internet hadir dengan membawa misi peningkatan literasi atau pendidikan politik yang mampu membentuk well-informed citizen, sehingga warga negara dapat terlibat lebih aktif dalam ruang publik politik. SIMPULAN Di Indonesia, media baru atau internet telah menghadirkan gelombang demokratisasi, yang tidak bisa dikendalikan oleh rezim Orde Baru. Internet digunakan sebagai saluran komunikasi politik para aktivis gerakan reformasi, yang mengkristal pada gerakan penjatuhan rezim Orde Baru. Sejak tahun 1997, internet sudah digunakan sebagai saluran online campaign dan terus berkembang, seiring terjadinya amerikanisasi komunikasi politik. Dengan internet komunikasi politik menjadi lebih interaktif dan tidak dibatasi lagi oleh hambatan seperti waktu dan tempat. Hal ini semakin terasa di tahun 2008 atau pada saat Pemilu 2009, banyak komunikator politik yang menggunakan situs jejaring sosial sebagai saluran komunikasi politiknya. Gelombang demokratisasi berbasiskan media baru terus berkembang seiring dengan penggunaan situs jejaring sosial, dimana dimulai dari ruang publik menjadi aksi politik. Ini merupakan wujud dari kebebasan politik dan komunikasi yang terkristalisasi dalam wujud nyata yaitu aksi politik. Modal politik (the political capital) yang besar ini, sebaiknya terus dijaga oleh pemerintah dengan cara menghapus semua peraturan yang sekiranya dapat membatasi kebebasan politik dan di masa mendatang pemerintah dapat merumuskan regulasi media baru yang lebih baik seiring dengan semangat demokratisasi (the spirit of democratization). Dengan hal itu semua, keyakinan penulis, di masa mendatang Indonesia akan jadi negara demokrasi yang lebih besar lagi, kalau perlu setara dengan negara-negara maju seperti Amerika. DAFTAR PUSTAKA Baran, Stanley J & Dennis K. Davis (2003). Mass Communication Theory, Foundation, Ferment, and Future. Third Edition. Belmont, USA: Wadsworth/Thomson Learning. Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
15 Dijk, Jan van (2006). The Network Society. Second Edition. London: SAGE Publication, Ltd Firmanzah, Ph.D (2008). Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Edisi Revisi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Gulati, Girish J, Marion R. Just & Ann N. Crigler (2004). News Coverage of Political Campaigns. In Lynda Lee Kaid. Handbook of Political Communication Research. New Jersey, USA: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Held, David (2006). Models of Democracy. Edisi Ketiga. Jakarta: The Akbar Tanjung Institute. Hill, David T. & Krishna Sen (2005). The Internet in Indonesia s New Democracy. London: Routledge. Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone (2006). Introduction to the Update Student Edition. In Leah A. Lievrouw & Sonia Livingstone (Edts.). Hanbook of New Media, Social Shaping and Social Consequences of ICTs. Updated Student Edition. London: SAGE Publications Ltd., p McMillan, Sally (2006). Exploring Models of Interactivity from Multiple Research Traditions: Users, Documents and Systems. In Leah A. Lievrouw & Sonia Livingstone (Edts.). Hanbook of New Media, Social Shaping and Social Consequences of ICTs. Updated Student Edition. London: SAGE Publications Ltd., p McQuail, Denis & Sven Windahl (1992). Communication Models for the Study of Mass Communication. Second Edition. London: Longman. McQuail, Denis (2005). McQuail s Mass Communication Theory. Fifth Edition. London: SAGE Publications. Schuler, Douglas & Peter Day (2004). Shaping the Network Society: Opportunity and Challenges. In Douglas Schuler & Peter Day (Edts.). Shaping the Network Society, The New Role of Civil Society in Cyberspace. USA: The MIT Press. p.2-16 Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
16 Zittel, Thomas (2004). Political Communication and Electronic Democracy, American Exceptionalism or Global Trend?. In Frank Esser & Barbara Pfetsch. Comparing Political Communication, Theories, Cases, and Challenges. UK: Cambridge University Press. Referensi Tambahan (Regulasi, Berita, dan Data): Antara News. 20 Juni Pemerintah Targetkan 2010 Internet Masuk Desa Tuntas dalam iew/?i= Apjii.or.id. Statistik APJII Updated Desember ntasi/statistik.php?lang=ind (diakses tanggal 20 Desember 2009) Checkfacebook.com. Percentage of Online population m/ (update tanggal 28 Mei 2009 dan 30 Juni 2010) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kompas.com. 3 Juni Dukungan terhadap Prita Mengalir di Facebook xml/2009/06/03/ /du kungan.terhadap.prita.mengali r.di.facebook Kompas.com. 26 Oktober Tahun Internet, xml/2009/10/26/ /40. Tahun.Internet Kompas.com. 7 Nopember Gerakan Sejuta Facebookers Penuhi Target ad/xml/2009/11/07/ / gerakan.sejuta.facebookers.pe nuhi.target Kompas. com. 8 Nopember Dukung KPK, Ribuan Facebookers Serbu Bundaran HI, ad/xml/2009/11/08/ / Dukung.KPK..Ribuan.Facebo okers.serbu.bundaran.hi KOMPAS.com. 9 Desember Jaksa: Prita Terbukti Bersalah! xml/2009/12/09/ /jak sa.prita.terbukti.bersalah. Tempointeraktif.com. 26 Juli Gerakan Indonesia Melawan Teror Mendunia m/hg/it/2009/07/26/brk, ,id.html Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
17 Tempointeraktif.com. 18 Desember Website Pemerintah Yogyakarta Terbaik se Indonesia. nusa/2009/12/18/brk, ,id.html Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jurnal Makna, Volume 1. Nomor 2. September 2010 Pebruari
MEDIA BARU DAN DEMOKRATISASI DI INDONESIA
MEDIA BARU DAN DEMOKRATISASI DI INDONESIA Oleh : Sugeng Wahjudi 1 Abstract Conception of society and network society bring not only a consequence of changes in speed of information, but more than that.
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern yang saat ini berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian hidup
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Media sosial merupakan produk teknologi informasi dan komunikasi modern yang saat ini berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai
Lebih terperinciMata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa
Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa oleh Bernadeta S. Utami (Program Studi Prancis FIB-UI) Berbagai teori tentang komunikasi massa, media, dan media massa George Gerbner: Komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi media baru (new media) menghasilkan perubahan besar dalam pengalaman politik masyarakat. Media baru yang dirancang untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem eletronik adalah system computer yang mencakup perangkat keras lunak komputer, juga mencakup jaringan telekomunikasi dan system komunikasi elektronik, digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan informasi guna memenuhi segala aspek kebutuhan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan arus informasi saat ini sangat pesat dan bebasnya. Banyaknya tuntutan akan informasi guna memenuhi segala aspek kebutuhan akan pengetahuan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin
Lebih terperinciMedia Sosial (Facebook) Membawa Revolusi Baru dalam Bisnis
TUGAS PENDUKUNG UTS MATAKULIAH E_BUSINESS Media Sosial (Facebook) Membawa Revolusi Baru dalam Bisnis Disusun Oleh : Bondan Alit sangaji 09.11.2683 JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciMEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1
Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern diawali ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Babak baru teknologi informasi dan komunikasi modern diawali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi merupakan sebuah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk menarik calon konsumen membeli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan
Lebih terperinciMENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y
MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu
Lebih terperinciSINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX (BACA, TELITI, DAN KONFIRMASI : BUDAYAKAN BIJAK DALAM LITERASI) Madiunkota.go.id Pemerintah Kota Madiun LPPL Radio Suara
Lebih terperinciReview Buku : Rozaqul Arif
Review Buku : Rozaqul Arif Judul Buku : Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) Penulis : Rulli Nasrullah Jumlah Halaman : xxix + 296 Tahun : 2014 Penerbit : Kencana Prenadamedia Group Perubahan merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK DAN KEHIDUPAN DEMOKRASI
PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK DAN KEHIDUPAN DEMOKRASI Reny Yuliati Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya Alamat surel: renyyuliati@yahoo.com Abstract Internet is a medium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi menjadi fenomena aktual yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Karakteristik kemajuan yang tidak mengenal ruang
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan bahwa dalam hukum positif di Indonesia,
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam hukum positif di Indonesia, penyelesaian secara hukum apabila terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa
Lebih terperinciInteroperabilitas : kapabilitas dari suatu produk atau sistem -- yang dapat diungkapkan sepenuhnya -- untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk
Saat ini dunia Sudah sangat terhubung menjadi satu, sangat rata yg membuat anda tidak hanya melihat sebatas dari tempat anda berdiriseperti dimana karavan itu dan seberapa jauh atau tertinggalnya anda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang mendahului Penelitian yang mendahului untuk penelitian ini adalah penelitian dengan Judul Pemetaan Model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Perguruan Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Media massa menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi, edukasi, hiburan, dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan positif khususnya dalam dunia politik, seperti halnya kebebasan berpendapat yang menjadi
Lebih terperinciKebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet Oleh Asep Mulyana Revolusi teknologi informasi yang ditandai oleh kehadiran Internet telah mengubah pola dan gaya hidup manusia yang hidup di abad modern,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama
Lebih terperinciPartisipasi LSM..., Firsty Husbani, FISIP UI, 2009 Universitas Indonesia. Mundurnya Demokrasi di Indonesia. Demos.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa setelah jatuhnya rejim Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, Indonesia kemudian menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan di masyarakat telah memberikan pengaruh yang begitu signifikan di masyarakat. Berbagai bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu tumbuh dan berkembang sejalan. Ketika teknologi menghadirkan mesin cetak pada abad ke-15 di
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. diajukan dalam penelitian. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis menguraikan data yang diperoleh dari wawancara dengan beberapa orang informan key dari anggota BEM yang merupakan pengurus dari bagian sosial politik, untuk
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERAN STRATEGIS KEHUMASAN PEMERINTAH (GPR) dalam rangka PUBLIKASI OUTPUT KEMENTERIAN/LEMBAGA Gun Gun Siswadi SAM BIDANG KOMUNIKASI dan MEDIA MASSA www.kominfo.go.id @kemkominfo KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat dipicu perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, variasi penggunaan bahasa di ruang publik pun mengalami perkembangan pula. Salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk
Lebih terperinciVARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI
VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciDemokrasi dalam Bingkal Digital ================================================= Oleh: Siska Sasmita
Demokrasi dalam Bingkal Digital ================================================= Oleh: Siska Sasmita ABSTRACT This article will discuss about democracy in digital framework. Transition in information
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi
Lebih terperinciKomunikasi Politik
Komunikasi Politik Definisi Steven H. Chaffee (1975) Political Communication...peran komunikasi dalam proses politik Brian McNair (1995) Introduction to Political Communication Setiap buku tentang komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah
BAB I PENDAHULUAN 5.3 Latar Belakang Dunia pada jaman sekarang ini telah mengalami berkembangan yang begitu besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah dikonseptualisasikan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh media massa. Secara sederhana komunikasi massa didefinisikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam menyampaikan informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui berbagai saluran, salah satunya komunikasi massa yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan dan keinginan yang dikehendaki manusia. Hingga manusia pun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas komunikasi manusia semakin dipengaruhi dengan kehadiran teknologi baru yang telah membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensi dari komunikasi politik sendiri adalah proses interaksi yang melibatkan penyebaran informasi diantara politisi, media baru dan masyarakat (Norris, 2004: 1).
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciREGULASI PENYIARAN DI INDONESIA
REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA Era Reformasi&Berakhirnya Era Orde Baru Proses disahkannya undang-undang penyiaran tersebut terjadi pada era pemerintahan Presiden Megawati. Tujuannya untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan suatu terobosan terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebutuhan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi saat ini, banyak hal yang dapat dikerjakan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat. Dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak hal yang dapat dikerjakan dengan mudah. Salah satunya dalam hal berkomunikasi.
Lebih terperinciDEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVANEWS
DEMOKRASI DELIBERATIF DALAM MEDIA ONLINE DETIK.COM, KOMPAS.COM, DAN VIVANEWS Analisis Isi Perbandingan Komentar Pembaca Media Online Detik.com, Kompas.com, dan VIVAnews dalam Pemberitaan Polemik Qanun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik dari pada dunia nyata. Salah satu bentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari
Lebih terperinciPublic Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D
Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D Hasil wawancara di atas adalah situasi yang terjadi secara umum di lembaga kehumasan dan media massa dalam aktivitas
Lebih terperinciMasih Dicari Hukum Yang Pro Kemerdekaan Berpendapat Friday, 21 October :50 - Last Updated Tuesday, 04 September :19
Kemerdekaan Berekspresi terutamanya kemerdekaan berpendapat memiliki sejumlah alasan menjadi kenapa salah satu hak yang penting dan menjadi indikator terpenting dalam menentukan seberapa jauh iklim demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut
BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perubahan media habit seseorang dalam mengkonsumsi koran dan media online di era teknologi informasi, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciFASILITAS DI INTERNET
FASILITAS DI INTERNET e-mail (SurEl / Surat Elektronik) FTP (PPB / Protokol Pemindahan Berkas) TelNet / Rlogin (PMJ / Prosedur Masuk Jauh) Network News (JBb / Jaringan Beritaberita) WAIS, Gopher, www (Wire-Wiri-Wae,
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA
Lebih terperinciModul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations
Modul ke: Komunikasi Massa Bidang Kajian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhammad, SH.,MA Program Studi Public Relations Peran Penting Media Massa Peran Penting Media Massa (Dennis McQuail,1987)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media
Lebih terperinciInternet dan Kebebasan Berekspresi di Indonesia
Internet dan Kebebasan Berekspresi di Indonesia Oleh Teguh Arifiyadi (Ketua Indonesia Cyber Law Community/ICLC) Kebijakan Internet Censorship di Indonesia Penetrasi pertumbuhan internet di Indonesia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki beragam hak sejak ia dilahirkan hidup. Hak yang melekat pada manusia sejak kelahirannya ini disebut
Lebih terperinciKOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK
KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 01 Demokrasi dan Komunikasi Pemasaran Politik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Demokrasi Demokrasi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Januari 2009, pkl wib. Pengaruh Kualitas media..., Lanny, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi menjadikan internet sebagai bagian dari kehidupan masyarakat modern saat ini. Betapa tidak, karena internet secara lengkap menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja
Lebih terperinciTINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.
TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. 5 KEPENTINGAN HUKUM YANG HARUS DILINDUNGI (PARAMETER SUATU UU MENGATUR SANKSI PIDANA) : 1. NYAWA MANUSIA. 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, baik itu yang berorientasi sosial apalagi profit, keberadaan public relations sangat penting. Pengertian public relations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciCyber PR 3. Communicating in Digital Age
Cyber PR 3. Communicating in Digital Age 13 Maret 2013 Prepared by: Vita Monica, S.Sos Faculty of Communications Petra Christian University Surabaya DefinisiComputer Mediated Communication (CMC) John December
Lebih terperinciTAKE HOME TEST MATA KULIAH ETIKA PROFESI TIK
TAKE HOME TEST MATA KULIAH ETIKA PROFESI TIK Nama : Siti Hasanah NIM : 0905726 Prodi/Kelas : Pendidikan Ilmu Komputer / A 1. Buatlah deskripsi analisis terhadap fenomena kejadian atau kemungkinan kejadian
Lebih terperinciMAKALAH. Hate Speech: Ancaman terhadap Kebhinnekaan dan Demokrasi
WORKSHOP DAN SEMINAR HAM UNTUK TENAGA PENDIDIK AKPOL Negara, Radikalisme dan Tantangan Kepolisian untuk Perlindungan Kebebasan Agama dan Berkeyakinan Di Indonesia Hotel Santika Premiere Semarang, 15 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih Calon Presiden. Sudah dua kali Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Di Era saat ini informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat di cari oleh publik
Lebih terperinciWorking in Online Journalism News report Penulisan Online Standard Law and Ethics Bussines Online Journalism Journalism online di masa depan
Jurnalisme online (online journalism) adalah praktek jurnalistik yang menggunakan channel internet. Bisa jadi online jurnalism dilaksanakan oleh jurnalis profesional yang bekerja di sebuah situs berita
Lebih terperinciKOMUNIKASI INTERAKTIF PADA PEMERINTAH DAERAH
KOMUNIKASI INTERAKTIF PADA PEMERINTAH DAERAH (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan akun @hubkominfosolo sebagai Media Komunikasi Publik Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta) NASKAH
Lebih terperinciSEJARAH KOMUNIKASI MASSA
Pengajar : Nuria Astagini SEJARAH KOMUNIKASI MASSA SESI-3 KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2014 Era Komunikasi Lisan Informasi dan Ilmu pengetahuan disebar luaskan melalui ucapan lisan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamika komunikasi masyarakat. Pada kehidupan sehari-hari seorang yang dulu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban manusia yang semakin maju ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi dinamika komunikasi masyarakat.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN
Handout Perkuliahan PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN Program Studi PGSD Program Kelanjutan Studi Semester Gasal 2011/2012 Kelas G, H, dan I. Oleh: Samsuri E-mail: samsuri@uny.ac.id Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam pemilihan. Marketing politik digunakan untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dampak krisis ekonomi juga membuat sejumlah brand perusahaan. untuk memilih produk/jasa yang mereka ingin gunakan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi, orang-orang semakin lebih kritis dalam menggunakan suatu produk/jasa. Masyarakat sudah mulai jenuh diteror oleh
Lebih terperinciReview Tugas Mata Kuliah. Kritik Sosial dan Teknologi. Buku :
Review Tugas Mata Kuliah Kritik Sosial dan Teknologi Dosen Pengampu : Derajad S.Widhyharto,M.Si Oleh : Halim Perdana Kusuma (10/299671/SP/24189) Buku : A.Yogaswara.2010. The Power of Facebook. Cet.1 Yogyakarta
Lebih terperinci