OLEH KELOMPOK 2: I KOMANG JANUARIASA ( ) KADEK AGUS ARIADI ( ) KETUT GENEP DARMAYASA ( ) KELAS : IV B

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH KELOMPOK 2: I KOMANG JANUARIASA ( ) KADEK AGUS ARIADI ( ) KETUT GENEP DARMAYASA ( ) KELAS : IV B"

Transkripsi

1 IPBA HIDROSFER OLEH KELOMPOK 2: I KOMANG JANUARIASA ( ) KADEK AGUS ARIADI ( ) KETUT GENEP DARMAYASA ( ) KELAS : IV B JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013

2 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hidrosfer tepat pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah satu dari kewajiban mata kuliah IPBA serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Iwan Suswandi, M.Si selaku dosen mata kuliah IPBA serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, serta kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa sehingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan seluruh mahasiswa-mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Singaraja, 21 Maret 2013 Penulis i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan masalah Tujuan Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Hidrosfer Siklus Hidrologi Perairan Darat Perairan Laut BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA ii

4 HIDROSFER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup merupakan salah satu planet di tata surya. Keistimewaan bumi dibanding planet-planet lain di tata surya adalah mampu menyokong kehdupan yang beraneka ragam. Keistimewaan tersebut diantaranya adalah suhu yang optimal, kadar oksigen yang baik, serta yang tidak kalah penting adalah terdapatnya air di bumi sebagai sumber kehidupan. Bumi menjadi istimewa karena sebagian besar permukaan bumi tertutup oleh air, baik air di darat maupun di laut. Seperti kita ketahui bahwa sekitar 70,8 % bumi kita ini terdiri dari air, dimana air adalah kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup dan 29, 2% daratan. Prosentase air di bumi paling banyak berada di lautan yakni sekitar 97,2%; kemudian dalam bentuk es sekitar 1,75%; berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah sekitar 0,62%; dan hanya 0,001% dalam bentuk uap di udara. Air di bumi mengulangi terus menerus sirkulasi: penguapan, presipitasi, dan keluar dari tanah. Sirkulasi ini sering disebut dengan siklus hidrologi. Air berubah dalam tiga wujud menurut waktu dan tempat, yakni dalam bentuk padat, air sebagai cairan, air sebagai uap seperti gas. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut. Jika dibandingkan dengan luas daerah keseluruhan, perairan Indonesia 62,9 % dan daratan 37,1 %. Di Indonesia terdapat perairan laut dan berbagai macam perairan darat, di mana perairan darat dan perairan laut ini merupakan bagian hidrosfer. Hidrosfer atau lapisan air merupakan fisik bumi yang berguna bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Untuk lebih mengetahui lebih 1

5 HIDROSFER jelasnya mengenai hidrosfer, serta perairan laut dan perairan darat, maka hal ini akan di bahas lebih lanjut pada pembahasan dalam makalah ini Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengertian hidrosfer? Bagaimanakah proses siklus hidrologi? Apa sajakah yang tergolong perairan darat? Apa sajakah yang tergolong perairan laut? 1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk menjelaskan pengertian hidrosfer Untuk menjelaskan proses siklus hidrologi Untuk mengetahui apa saja yang tergolong perairan darat Untuk mengetahui apa saja yang tergolong perairan laut. 2

6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN HIDROSFER Hidrosfer merupakan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti daerah atau bulatan. Daerah perairan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Hidrosfer menempati sebagian besar muka bumi karena 75% muka bumi tertutup oleh air. Jumlah air yang tetap dan selalu bergerak dalam satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi. Penguapan air yang terjadi di permukaan bumi terutama samudra dan laut disebabkan oleh panas matahari. Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan dipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorology dan klimatologi. 2.2 SIKLUS HIDROLOGI Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di danau, sungai, atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari bagian yang terakhir ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat besar. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dengan meningkatnya kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kelangsungan perubahan air di atmosfer, laut dan daratan. Sirkulasi suplai air di bumi yang tidak putusnya disebut siklus hidrologi. Siklus air (daur hidrologi) meliputi gerakan air dari laut ke atmosfer, atmosfer ke tanah dan dari tanah kembali lagi ke laut. Air naik ke udara dari permukaan laut dan daratan melalui penguapan. Penguapan terjadi karena 3

7 penyinaran matahari. Matahari memancarkan energi panas ke seluruh bumi akibatnya terjadilah penguapan dari laut, sungai, danau, rawa, dan wilayah perairan lainnya. Uap air yang terbentuk bergerak naik ke udara. Semakin tinggi uap air bergerak, suhu udara semakin rendah. Di daerah yang bersuhu rendah tersebut, uap air itu mengalami kondensasi. Di daerah yang sangat tinggi, uap air tersebut membeku menjadi salju yang disebut proses sublimasi. Oleh sebab itu, air di permukaan bumi terdiri dari tiga macam yaitu, cair, gas dan padat. Gambar 1 Siklus Hidrologi Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang. 1. Siklus pendek Gambar 2. Siklus Hidrologi pendek Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. 4

8 Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,5 0 C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan). 2. Siklus sedang Gambar 3. Siklus Hidrologi sedang Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut. 3. Siklus panjang Gambar 4. Siklus Hidrologi Panjang Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan 5

9 hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut. Siklus hidrologi besar terjadi di dalam DAS, dalam mempelajari DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini, antara lain, dari segi fungsi tata air. Erosi yang terjadi di daerah hulu akibat praktik bercocok tanam yang tidak mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air atau akibat pembuatan jalan yang tidak direncanakan dengan baik tidak hanya berdampak di daerah erosi tersebut berlangsung, tetapi juga akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk penurunan kapasitas tampung waduk sehingga terjadi pendangkalan sungai dan saluran irigasi yang meningkatkan risiko banjir. Dengan demikian, kondisi hidrologis DAS yang baik sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan dan konservasi lahan di wilayah DAS tersebut. Siklus air terjadi karena adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain, sebagai berikut. a. Transpirasi, adalah proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun. b. Evaporasi, adalah penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut. c. Evapotranspirasi, adalah proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. d. Kondensasi, merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. e. Presipitasi, merupakan segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. f. Run off (aliran permukaan), merupakan pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. 6

10 g. Adveksi, adalah transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air oleh gerakan udara mendatar dari satu lokasi ke lokasi yang lain. h. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah 2.3 PERAIRAN DARAT Perairan darat adalah sejumlah massa air yang terdapat di daratan, yang ada di permukaan bumi, yang tergenang dan mengalir di permukaan bumi. Perairan darat dapat dibentuk oleh alam atau oleh manusia. Perairan darat yang dibentuk oleh alam antara lain air tanah, sungai, danau, gletser dan rawa. Sedangkan perairan darat yang dibentuk oleh manusia antara lain waduk, kolam dan terusan. Perairan darat alami berasal dari air hujan yang meresap dan mengalir di permukaan bumi. Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan tergantung pada berbagai faktor yaitu : 1. Jumlah curah hujan yang jatuh 2. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan ke permukaan bumi 3. Lamanya curah hujan 4. Penutupan vegetasi di permukaan bumi 5. Derajat permeabelitas dan struktur bumi 6. Kemiringan topografi Keenam faktor tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan menentukan kondisi tertentu di permukaan bumi. Macam-macam perairan darat yang ada di permukaan bumi yaitu : air tanah, sungai, gletser, danau, dan rawa. 7

11 A. Air Tanah Gambar 5. Air tanah Air tanah yaitu air yang terdapat pada pori-pori di bawah permukaan tanah. Air tanah pada litosfer kurang lebih 0,62% dari seluruh hidrosfer. Volum air tanah yang ada di berbagai tempat tidak sama, bergantung kepada persyaratan yang menunjang proses peresapan air hujan. 1. Asal Air Tanah dan Media Peresapan Air tanah yang berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut : 1. Pori-pori tanah sangat mempengaruhi peresapan air hujan. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal. 2. Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan, yang dimana pada musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur. 3. Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap) 4. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar. 5. Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin. 6. Penutupan vegetasi di permukaan bumi sangat besar pengaruhnya terhadap peresapan air hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh daun-daun dan ranting-ranting, sehingga jatuhnya di permukaan bumi sangat perlahan-lahan. Dengan demikian, proses peresapan air akan menjadi lebih lancar. 8

12 Jumlah air hujan yang merembes ke dalam tanah bergantung pada berbagai faktor sebagai berikut : a. Jumlah curah hujan Semakin besar jumlah curah hujan di permukaan, maka semakin banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah. b. Lama curah hujan Semakin lama curah hujan, maka air hujan yang meresap ke dalam tanah akan semakin banyak c. Tingkat curah hujan Jika curah hujan lebat, permukaan tanah akan secara cepat menjadi jenuh air dan air tidak akan meresap ke dalam tanah, tetapi air tersebut akan bergerak menyusuri permukaan tanah. d. Lereng daratan Semakin curam lereng daratan tempat turunnya hujan, maka semakin besar volume air permukaan yang lolos karena mengalir. e. Derajat permeabelitas Derajat permeabelitas suatu bahan adalah ukuran kemampuan bahan tersebut untuk ditembus oleh air. Secara alamiah, pasir dan batu kerikil adalah bahan yang mudah ditembus oleh air (bahan permeable) sedangkan tanah liat adalah bahan yang permeabelitasnya rendah (sukar ditembus air). Oleh karena itu, tanah yang dekat permukaannya banyak mengandung pasir dan batu kerikil akan memudahkan air merembes ke dalam tanah. f. Porositas Porositas adalah persentase volume ruang suatu bahan yang kosong. Porositas berkisar kurang dari 1% dalam batuan beku tertentu, seperti granit, sampai lebih dari 40% dalam pasir dan kerikil tertentu. Semakin tinggi porositas bahan, maka semakin banyak air yang meresap ke dalam tanah. Batuan dan tanah yang berpori-pori di dekat permukaan bumi sangat menentukan kapasitas tanah sebagai tempat persediaan air. g. Penutupan vegetasi di permukaan bumi 9

13 Peresapan air hujan ke dalam tanah juga dipengaruhi oleh kehadiran tumbuh-tumbuhan di permukaan. Daun-daun dan ranting pohon di hutan dan daerah-daerah berumput menghalangi air lolos setelah hujan lebat. Akibatnya, air akan lebih banyak meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, kita harus selalu mendukung secara aktif program pemerintah yang menganjurkan penanaman pohon di halaman-halaman yang kosong. 2. Peresapan dan Transpirasi Air tanah mengalami proses penguapan dengan dua cara, yaitu : 1. Penguapan langsung melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari. Jenis penguapan ini disebut dengan evaporasi. 2. Penguapan yang tidak langsung, yaitu penguapan yang melalui permukaan daun tumbuh-tumbuhan yang dinamakan dengan transpirasi. Dalam Klimatologi dan Hidrologi, kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi. Lapisan tanah yang dipengaruhi evapotranspirasi hanya sampai kedalaman 30 cm. Di daerah gurun menjadi lebih dalam lagi, karena curah hujan rendah dan terjadi pemanasan terus-menerus, sehingga lapisan atas tanah gurun itu akan menjadi kering. 3. Klasifikasi Air Tanah a. Zona penjenuhan dan zona aerasi Perhatikan kembali siklus air yang ditunjukkan pada gambar yang menunjukkan zona-zona peresapan air dalam tanah. Air yang merembes ke bawah melalui batuan yang berpori-pori dan permeable akhirnya sampai pada zona penjenuhan. Tapal batas atas zona penjenuhan dinamakan meja air (water table) atau muka air tanah. Zona tak jenuh di atas meja air dinamakan zona aerasi. Dalam zona aerasi, pori-pori tanah atau batuan hanya sebagian atau sama sekali tidak berisi air, sedangkan dalam zona penjenuhan semua pori-pori batuan penuh berisi air. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suplai air 10

14 tanah, orang biasanya menggali atau mengebor sumur hingga kedalaman di bawah meja air dalam zona penjenuhan. b. Berdasarkan tempatnya, air tanah digolongkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut : 1) Air tanah dangkal (air preatis) Gambar 6. Air tanah dangkal dan dalam Yaitu air tanah yang terdapat di atas lapisan yang kedap air dan dekat dengan permukaan bumi. Dengan adanya gaya gravitasi, air tanah dangkal ini akan bergerak turun melalui pori-pori lapisan tanah yang ada di bawahnya. Contoh dari air tanah dangkal yaitu air sumur. 2) Air tanah dalam Yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan yang mengandung air dan berada diantara dua lapisan kedap air. Air tanah dalam dibagi lagi menjadi dua zone, yaitu zone jenuh dan zone tidak jenuh. Air tanah dalam zone tak jenuh tertahan agak lebih lama di poripori yang halus pada lapisan tanah yang lebih padat, mengikuti hukum kapilaritas. Air tanah zone jenuh tertahan lebih lama lagi karena air telah sampai pada lapisan batuan induk yang kedap air. Pada zone inilah air tanah seakan-akan tergenang, sehingga merupakan reservoir air. Kedalaman permukaan air pada zone jenuh dapat dilihat pada sumur biasa (bukan sumur bor). Dengan meneliti kedalaman beberapa sumur, kita dapat membuat penampang zone jenuh di tempat itu. 11

15 c. Sumur Artesis Gambar 7. Sumur Artesis Danau, sungai, dan mata air terjadi jika ketinggian meja air sama dengan permukaan bumi. Suatu lapisan batuan permeable dimana air tanah dapat bergerak yang dinamakan aquifer (Gambar dan gambar 10.37). Aquifer berasal dari bahasa Latin yang berarti pembawa air. Pasir, kerikil dan batuan sedimen tertentu adalah bahanbahan aquifer yang baik. Di aquifer inilah biasanya didapat mata air dan dasar sumur. Sumur dan mata air berisi karena keduanya memotong meja air (lihat gambar 10.36). Mata air adalah suatu aliran air tanah yang keluar secara alamiah pada permukaan bumi. Oleh karena mata air dihasilkan dari aliran air yang terjadi karena pengaruh gravitasi (perbedaan ketinggian) maka kadang-kadang sering disebut mata air gravitasi. Sumur artesis terjadi ketika aquifer yang berpangkal dari tempat yang tinggi berada di antara dua lapisan batuan kedap air yang miring (lihat gambar 10.37). Jika kita melakukan pengeboran di tempat yang rendah, maka perbedaan ketinggian antara pangkal aquifer yang tinggi dan tempat pengeboran yang rendah menghasilkan beda energy potensial yang cukup besar yang dapat mendorong air untuk memancar keluar dengan kuat. Nama artesis berasal dari artois, sebuah propinsi di Perancis, tempat sumur-sumur seperti ini digali. 4. Masalah Air Tanah Pengambilan air tanah oleh manusia untuk berbagai keperluan menimbulkan tiga masalah berikut : 12

16 1. Pengambilan air tanah secara berlebihan melalui sumur bor dapat menyebabkan tanah amblas. Hal ini terjadi karena volume air tanah yang diambil tidak seimbang dengan air yang meresap ke dalam tanah. 2. Pengambilan air tanah secara berlebihan juga dapat menurunkan meja air, khususnya pada musim panas. 3. Di daerah dekat pantai yang dijadikan tempat pemukiman, penyedotan air tanah melalui sumur pompa dapat mengakibatkan intrusi air asin dari laut. 5. Polusi terhadap Air Tanah Di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air tanah yang disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampah-sampah yang padat, apabila membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh air hujan sehingga akan mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan sumber polusi itu. Air tanah yang sudah tercemar bias dibedakan dengan air tanah yang masih murni dari segi warna, bau dan rasa. Akibat polusi, air tanah bisa membahayakan kehidupan manusia. 6. Manfaat Air Tanah Air permukaan mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain : 1) Air sebagai sarana transportasi 2) Air sebagai sumber air bersih 3) Air sebagai kegiatan pertanian dan perikanan 4) Air sebagai sumber energi 5) Air sebagai sarana pariwisata dan olahraga 13

17 B. Sungai Gambar 8. Sungai Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan menuju dan bermuara ke danau, laut, samudra, atau sebagian sungai lain yang lebih besar. Selain itu, sungai juga dapat diartikan sebagai bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya. Sungai berawal dari hujan. Besar curah hujan diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan tanah, tetapi hujan yang berlebihan akan lolos mengalir dan terkumpul ke dalam daerah yang letaknya rendah. Air yang terkumpul di permukaan ini akan membentuk sungai kecil (anak sungai). Anak-anak sungai ini kemudian bersatu dan membentuk aliran air yang lebih lebar yang disebut sungai. 1. DAS (Daerah Aliran Sungai) Gambar 9. Daerah aliran sungai (DAS) 14

18 Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan kanan suatu aliran sungai, dimana semua anak-anak sungai yang terdapat di daerah sebelah kiri dan kanannya bermuara ke sungai itu. Contoh DAS yang ada di Indonesia yaitu DAS Musi, DAS Brantas, DAS Cimanuk. Sebuah DAS dianggap berfungsi dengan baik apabila dapat menyediakan sumber daya air dengan jumlah dan kualitas yang relatif tetap dan dengan fluktuasi yang rendah, serta dapat diperkirakan sepanjang tahun. Ada berbagai pola aliran sungai yaitu : Gambar 10. Pola aliran sungai 1. pola aliran dendritik yaitu pola aliran yang berbentuk seperti pohon dimana sungai induk mendapat air dari sejumlah anak sungainya. 2. pola aliran rektanguler yaitu pola aliran yang alirannya melalui daerah patahan 3. pola aliran Trelis yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air dari anak sungainya dimana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut. 4. pola aliran radial yaitu pola aliran yang terjadi jika beberapa sungai mengalir keluar dari sebuah gunung atau sebuah dome. 5. pola aliran annular yaitu pola aliran yang merupakan variasi dari pola radial. Secara umum aliran sungai selalu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. 15

19 2) Ciri-ciri daerah bagian hulu sungai antara lain : a) Berada di daerah yang tinggi b) Aliran airnya sangat deras c) Tenaga erosinya sangat kuat ke arah vertikal d) Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V e) Terdapat air terjun f) Terdapat batuan dengan ukuran yang besar 3) Ciri-ciri daerah bagian tengah sungai antara lain : a) Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya berada di daerah kaki pegunungan hingga daerah dataran. b) Erosi dapat ke arah vertikal dan horizontal. c) Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk U. d) Tidak terdapat air terjun. 4) Ciri-ciri daerah bagian hilir sungai antara lain : a) Aliran airnya lambat dan tenang. b) Erosi ke arah horizontal. c) Tidak terdapat batuan yang berukuran besar. d) Bentuk sungainya berkelok (meander). e) Di muara sungainya banyak terdapat sedimen. Terdapat tiga dimensi pendekatan analisis dalam pengelolaan DAS, yaitu : 1. Sebagai proses dengan langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah, tetapi masih berkaitan. 2. Sebagai sistem perencanaan pengelolaan dan sebagai alat implementasi program pengelolaan DAS melalui kelembagaan yang terkait. 3. Sebagai rangkaian aktivitas yang masing-masing berkaitan dan memerlukan perangkat pengelolaan yang spesifik. Sungai mengalami masa muda, dewasa, dan tua. 1) Sungai muda Sungai muda (young) adalah apabila sedang aktif sungai tersebut dapat melakukan pengikisan saluran makin dalam. 16

20 2) Sungai dewasa Disebut sungai dewasa (mature) apabila sungai tersebut tidak mampu lagi mengikis saluran lebih dalam. 3) Sungai tua Disebut sungai tua (old) apabila sungai tersebut telah mempunyai daerah banjir yang luas, daerah meander yang lebar, dan lereng yang landai. 2. Jenis sungai Jenis sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber airnya, ketetapan alirannya, arah alirannya dan struktur geologinya. a) Berdasarkan sumber airnya Gambar 11. Sungai 1. Sungai mata air adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari mata air. Contohnya sungai di pulau Jawa. Gambar 12. Sungai Hujan 2. Sungai hujan adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari air hujan. Contohnya : sungai-sungai di pulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara. 17

21 Gambar 13. Sungai gletser 3. Sungai gletser adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari lapisan es atau gletser yang mencair. Contohnya sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich), bagian hulu sungai Gangga di India. 4. Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari aliran es atau gletser yang mencair dan bercampur dengan mata air serta air hujan. Contohnya sungai Digul. b) Berdasarkan debit airnya 1. Sungai permanen (tetap) adalah sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya. 2. Sungai periodik (tidak tetap) adalah sungai yang aliran airnya tidak tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. 3. Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contohnya sungai Kalada di Pulau Sumba. 4. Sungai emphemeral adalah sungai yang ada airnya hanya saat musim hujan. c) Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) 1. Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal. 18

22 Gambar 14. Sungai konsekuen 2. Sungai subsekuen, atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan. Gambar 15. Sungai Subsekuen 3. Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai. 4. Sungai resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen. 5. Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi. d) Berdasarkan struktur geologi wilayahnya 1. Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap alirannya. 19

23 Gambar 16. Sungai anteseden 2. Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Gambar 17. Sungai superimposed e) Berdasarkan letak alirannya, sungai dapat diklasifikasikan atas tiga macam yaitu: 1. Sungai yang seluruh alirannya terletak di atas permukaan tanah. Sungai seperti ini banyak terdapat di bumi. 2. Sungai yang seluruh alirannya terletak di bawah permukaan tanah atau dinamakan sungai bawah tanah. Sungai ini terjadi karena air yang sudah merembes ke dalam tanah mengalir ke tempat yang rendah. Di daerah batuan kapur, air merembes mudah melarutkan batuan kapur. Pada kedalaman tertentu, pelarutan dapat membentuk terowongan, dan jika dasar terowongan bersifat kedap air, terjadilah sungai di bawah tanah. 20

24 3. Sungai yang sebagian aliran di permukaan tanah dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah. 3. Pemanfaatan sungai Sungai memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1. Air minum 2. Pengairan (irigasi) 3. Pembangkit tenaga listrik 4. Rekreasi dan olahraga 5. Penghasil bahan bangunan 6. Sarana transportasi 7. Jamban 4. Hasil Bentukan Sungai a. Meander Gambar 18. Meinder Akibat erosi mendatar, yaitu arus air yang menghantam satu tebing dan tebing lainnya, air sungai sering mengalir atau menempuh jalur yang berkelok-kelok. Semakin cepat laju aliran air, maka semakin panjang belokan yang dilalui oleh air itu. Sebuah anak sungai dapat menggali beberapa belokan, sebaliknya sebuah sungai besar dapat membentuk belokan sepanjang km dan kembali hampir ke kedudukan tempat sungai berawal. Bentuk jalur aliran sungai yang berkelok-kelok seperti ini dinamakan meander. Nama ini berasal dari nama sungai Meander di Turki bagian barat yang sekarang dikenal dengan Menderes, yang mempunyai belokan berkelok-kelok yang panjang. 21

25 Ciri sebuah rangkaian meander adalah adanya suatu bagian yang menyempit yang dinamakan leher meander. Leher meander dapat terpotong dan menghasilkan suatu potongan meander. Rangkaian meander yang terlepas ini berbentuk seperti bulan sabit atau tapal kuda yang dinamakan danau tapal kuda (oxbow lake) b. Delta Gambar 19. Delta Hasil pengikisan air sungai berupa batu-batu besar dan kecil dan bahan-bahan halus, seperti pasir dan lumpur diangkut oleh arus sungai menuju ke hilir. Batu-batu besar dan kecil itu diendapkan terlebih dahulu di bagian tengah dan bagian hulu jalur air sungai. Bahan-bahan halus yang tidak mengendap terus dibawa oleh arus sungai ke laut dan danau membentuk daratan berbentuk segitiga di muara sungai, yang dinamakan delta. Jadi, delta adalah suatu daratan yang terletak di muara (mulut) sungai, yang terpisah dari laut dan terdiri dari endapan. C. Gletser Gambar 20. Gletser Gletser adalah massa besar es berbutir, yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi sambil menguap ataupun meleleh (Katili, hal 174). Gletser terdapat di wilayah-wilayah 22

26 dingin seperti Kutub Utara (Arktik), Kutub Selatan (Antartika), Greenland, Alaska, Jazirah Skandinavia, dan Pegunungan Alpen. Pada saat ini, 10% dari daratan bumi merupakan hamparan gletser-gletser, 0,5% daerah gletser berada di daerah-daerah pegunungan-pegunungan tinggi, 99,5% berada di wilayah-wilayah kutub. Di tempat dimana suhu udara pada musim dingin dapat mencapai 0 0 C, uap air di atmosfer dapat mengalami sublimasi yaitu langsung berubah menjadi salju dan kemudian turun menjadi hujan salju. Di gunung-gunung gletser, es merupakan transformasi dari salju. Ketika massa salju terakumulasi (berkumpul), ia menjadi padat akibat tekanannya sendiri. Mula-mula salju ini mencair oleh terik matahari di siang hari, lalu membeku di malam hari (bahkan dalam musim panas). Proses silih berganti ini membuat salju berubah menjadi es berbutir. Es berbutir memenuhi lubanglubang di lereng gunung. Kumpulan es berbutir menjadi materi plastis dan mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar. Oleh karena sifat licin es dan gravitasi, massa besar es berbutir bergulir ke bawah menyusuri lereng-lereng pegunungan. Massa es berbutir yang bergerak inilah yang dinamakan gletser. 1. Tipe Gletser Ada dua tipe gletser yaitu : 1. Tipe gunung (Mountain Glacier) Gletser gunung atau disebut juga gletser lembah atau gletser Alpen merupakan ukuran yang relatif kecil. Gletser ini terletak di puncak gunung, menutupi lubang-lubang cekung di lereng-lereng gunung atau bergerak meluncur ke dasar lembah gunung. Gletser ini hanya meliputi luas beberapa kilometer persegi atau beberapa puluh kilometer persegi dan terdapat di Kaukasia, Tien, Shan, Pamir, Pegunungan Altai dan Alpen. 2. Tipe Benua (Continental Glacier) Gletser benua dikenal juga sebagai lembaran es tutup es. Gletser ini sangat tebal. Di bagian tengah gletser Greenland, tebalnya bias lebih dari 3000 m. Lapisan es gletser ini merekah pada bagian tengahnya dan turun 23

27 ke laut seperti lidah-lidah es yang terpisah. Es mencair lagi ketika gletser masuk ke laut dan mengapung dalam bentuk gundukan di permukaan laut. Saat ini, hanya ada dua lembaran es yaitu yang menutupi Antartika seluas km 2 dan yang menutupi sebagian besar Greenland seluas km 2. Kutub es yang lebih kecil terdapat di Skandinavia, Pulau Baffin, Eslandia dan Kanada bagian timur laut. 2. Manfaat Gletser Bagi Manusia Gletser di permukaan bumi tidak mendatangkan manfaat yang langsung seperti air tanah dan sungai. Manfaat glester pada umumnya secara tidak langsung diantaranya : 1. Terbentuknya danau-danau glasial seperti di lereng pegunungan Alpen dan di Amerika Utara. Danau itu dijadikan tempat lalu lintas dan untuk rekreasi ataupun wisata. 2. Terbentuknya fyord sebagai hasil erosi glasial seperti di Norwegia yang dapat digunakan untuk tempat berlindung perahu dan kapal pada waktu badai dan merupakan tempat penangkapan ikan yang aman. 3. Gletser merupakan tempat penelitian ahli glasiologi 4. Daerah padang salju merupakan tempat berolah raga musim dingin (ski) 5. Gletser juga merupakan sumber air bagi sungai di bawahnya 6. Daerah yang tertutup es daratan dapat menyebabkan lahirnya kebudayaan yang khas, misalnya budaya Eskimo dengan rumah Iglo dan alat transportasi slide yang ditarik anjing serta bahan makanan utama daging hewan. D. Danau Danau merupakan kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk. Suplai air danau berasal dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air dan air tanah. Danau bersifat permanen atau tetap berair sepanjang tahun. Akan tetapi, jika sumber air pengisi danau berasal dari salah satu saja, danau tersebut bersifat sementara atau periodik, sehingga pada waktu tertentu danau tersebut akan kering. 24

28 a. Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut. 1. Danau Vulkanis Gambar 21. Danau Vulkanis Danau vulkanis terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Depresi vulkanis timbul pada bekas suatu letusan gunung api. Dasar cekungan yang tertutup oleh material vulkan tidak tertembus oleh air, sehingga jika terjadi hujan, airnya akan tertampung dan membentuk danau vulkanis. Bentuk dan luas yang terjadi dipengaruhi oleh tipe letusan. 2. Danau Tektonik Gambar 22. Danau vulkanik Danau tektonik terbentuk karena bentuk-bentuk patahan dan slenk yang ditimbulkan oleh gerak dislokasi (perpindahan lokasi) di permukaan bumi. Slenk yang diapit oleh horst, di sekitarnya dapat membentuk danau kalau mendapat air dalam jumlah yang cukup (air hujan, sungai, mata air). 3. Danau Lembah Gletser 25

29 Gambar 23. Danau lembah gletser Setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dahulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Danau akan terbentuk jika lembah yang telah terisi air itu tidak berhubungan dengan laut. 4. Danau Dolina Gambar 24. Danau dolina Danau dolina/dolin merupakan danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Danau ini dapat terbentuk jika di dasar dan tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang tak tembus air, sehingga jika terjadi hujan airnya tidak langsung masuk ke dalam tanah kapur, tetapi akan tertampung di dolina terbentuklah danau dolina. E. Rawa Rawa ialah genangan air daratan pada cekungan yang relatif dangkal dan seringkali ditutupi tumbuhan air. Rawa terutama terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai yang mengalir di dataran yang hampir sama tinggi dengan tinggi air sungai. Rawa juga terdapat di sepanjang pantai yang landai yang banyak dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Rawa seperti ini dinamakan 26

30 rawa pantai seperti yang terdapat di pantai timur Sumatra, pantai selatan Kalimantan, dan Irian Jaya serta di beberapa tempat di pantai utara Jawa. Gambar 25. Rawa 1. Terjadinya Rawa Sesuai dengan proses terbentuknya, terdapat beberapa macam rawa, yaitu sebagai berikut. 1. Rawa abadi, yaitu rawa yang tidak pernah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan. Di rawa tersebut hampir tidak dapat organism yang dapat hidup sehingga dapat dikatakan tidak berguna bagi manusia. Gambar 26. Rawa abadi 2. Rawa di pinggir aliran sungai yang mengalir di dataran dan berawal pada waktu sungai itu banjir. Ketika air sungai meluap, bahan kasar yang dibawa sungai akan membentuk tanggul alam sepanjang sungai itu. Di sebelah luarnya terendapkan bahan-bahan yang lebih halus. Ketika air surut kembali, genangan air di luar tanggul itu tidak dapat kembali ke sungai dan tergenanglah rawa sungai. Peristiwa yang sama akan terjadi setiap air sungai meluap dari tempat alirannya. 27

31 3. Rawa pantai terdapat di muara sungai. Pada waktu pasang naik, air laut masuk ke muara sungai dan melimpah ke dataran di sekitarnya. Kejadian itu berlangsung dua kali dalam sehari sehingga terbentuklah rawa pantai. Ketika air laut surut, permukaan air rawa tersebut rendah dan naik lagi pada waktu pasang naik. Gambar 27. Rawa Pantai 4. Rawa teluk di pantai landai terbentuk karena sebuah teluk terbendung oleh bar yaitu endapan pasir yang tumbuh di dasar laut. Oleh karena pembendungan itu, dasar teluk menjadi bertambah dangkal dan tertutup vegetasi pantai, maka terbentuklah sejenis rawa pantai. 2. Manfaat Rawa Beberapa manfaat rawa bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut 1. Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan lain-lain. 2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut. 3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat. 4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata. 5. Rawa dengan hutan mangrove (bakau, api-api dan sebagainya), dapat menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia. 6. Rawa pantai dengan nipah dan rumbia yang tumbuh di dalamnya digunakan orang sebagai bahan atap. 28

32 7. Daerah rawa dapat juga dijadikan tempat pemukiman dengan rumahrumah bertiang tinggi dan dengan perahu sebagai alat angkutannya. 8. Setelah dikeringkan, rawa juga dapat dijadikan lahan pertanian tanah kering. 3. Potensi dan pengelolaan rawa Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya. Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam rangka reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah. 2.4 PERAIRAN LAUT Perairan laut merupakan bagian hidrosfer yang paling besar. Hal ini dikarenakan, 97,2% dari seluruh volum hidrosfer adalah air laut. Dilihat dari segi luasnya, 71% permukaan bumi adalah lautan yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perbandingan Luas Daratan dan Luas Lautan di Permukaan Bumi Permukaan Bumi Luas km 2 % Daratan Lautan ,2 70,8 Jumlah ,0 Tabel 2. Perbandingan Luas Samudera-Samudera Samudera Luas km 2 % Pasifik ,7 Atlantik ,7 Hindia ,5 Arktik ,0 Laut yang lainnya ,1 Jumlah ,0 29

33 Menurut letaknya, laut dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Laut Tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jasirah. Contoh: Laut Bering terhalang oleh Kepulauan Aleuten, Laut Utara terhalang oleh Kepulauan Inggris, Laut Ochostk terhalang oleh jasirah Kamsyatkan dan Kepulauan Kurillen, Laut Tiongkok Selatan terhalang oleh Filipina dan Kepulauan Indonesia, dan Laut Jepang terhalang oleh Kepulauan Jepang. Gambar 28. Laut Bering 2. Laut Pertengahan atau Laut Tengah, yaitu laut yang terletak antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contoh: Laut pertengahan Australia, Asia, dengan gugusan Kepulauan Indonesia, Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani. Gambar 29. Laut tengah 3. Laut Pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya: Laut Baltik, Laut Kaspi, Laut Hitam 30

34 Gambar 30. Laut Hitam Menurut terjadinya, laut juga dapat dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut: 1. Laut transgressi atau laut meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau oleh turunya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terjadi pada akhir zaman glasial. Contohnya: Laut Utara dan Laut Jawa. 2. Laut insgresi atau laut tanah turun. Laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh: Laut Karibia, Laut Jepang, Laut Tengah. 3. Laut regressi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada zaman es (merupakan kebalikan dari laut transgressi). Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut: 1. Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara pasang naik dan pasang surut. 2. Zona Neritis, yaitu zona yang terletak di antara garis air surut sampai kedalaman 200 m. Jadi, zona ini termasuk laut dangkal, yaitu Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. 3. Zona Bathyal, yaitu bagian laut terletak antara kedalaman 200 m dan 1000m. 4. Zona Abysal, yaitu bagian laut yang dalamnya lebih dari 1000 m. Pada zona ini terdapat palung laut yang kedalamannya melebihi 6000 m. Laut yang termasuk 31

35 Zona Abysal sebagian besar terletak di Indonesia bagian tengah (antara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul). Misalnya: Laut Flores (5.140m), Laut Banda (7.440m), Laut Sulawesi (5.590m). Gambar 31. Zona Laut Dengan melihat gambar di atas garis air surut dipakai sebagai garis dasar untuk menentukan laut wilayah Indonesia selebar 12 mil laut (1 mil laut = m). A. RELIEF DASAR LAUT Dengan perkembangan ilmu Geologi Submarin, sudah makin banyak dikenal relief dasar laut yang sebenarnya, yang mana dahulu banyak orang menduga relief dasar laut relatif homogen yang terdiri atas dataran dengan relief yang lemah. Perhatian yang besar ditunjukkan kepada penelitian dangkalan benua untuk pertambangan minyak bumi. Kedalaman air laut dapat diketahui dengan menggunakan gelombang sonik dan gelombang supersonik. Kedalaman laut dapat diukur dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan suara untuk menempuh jarak antara permukaan laut dengan dasar laut dan kecepatan rambat suara di air (1.440 m/s). Teknik dalam menentukan kedalaman laut adalah dengan merambatkan gelombang sonik dan supersonik dari permukaaan laut ke dasar laut yang mana setelah dipantulkan oleh dasar laut, gelombang itu diterima kembali oleh alat perekam di kapal. Hasil pengukuran kedalaman dasar laut diantaranya adalah peta relief dasar laut. Dari peta tersebut dapat diklasifikasikan menjadi berbagai bentuk relief dasar laut. Bentuk relief dasar laut yang penting adalah sebagai berikut: 32

36 a. Teras Kontinen (Continental Terrace) Teras kontinen (continental terrace) adalah bagian dasar laut di tepi benua, berelief lemah dan lebarnya bermacam-macam. Teras kontinen terdiri dari 2 bagian yaitu dangkalan benua, dan lereng benua. Kedalaman dangkalan benua antara meter dengan lebar antara km terhitung dari garis pantai. Dangkalan yang luas yang terdapat di Indonesia adalah dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Sedangkan dangkalan yang luas yang terdapat di luar Indonesia yaitu dangkalan Korea (Laut Kuning). Sedangkan lereng benua (continental slope) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat. Teras kontinen terbentuk melalui gabungan proses erosi marin dan sedimentasi yang semuanya disebabkan oleh gelombang laut. Terbentuknya permukaan dasar laut yang relatif datar disebabkan erosi oleh gelombang dasar laut sampai kedalaman 200 meter. b. Lereng Kontinen Lereng kontinen adalah bidang miring yang membatasi dangkalan kontinen. Kemiringan dari lereng kontinen antara mulai dari tepi dangkalan benua kea rah laut lepas, mulai dari kedalaman 200 meter sampai 1800 meter. Dari bukti-bukti yang mendukung, proses terjadinya lereng kontinen adalah sebagai hasil sedimentasi dan sebagai sesar. Gambar 32. Lereng kontinental Bentukan yang terdapat pada dangkalan kontinen dan lereng kontinen adalah sebagai berikut: 33

37 Saluran dangkalan yang terdiri atas lembah tenggelam, saluarn akibat pengikisan air pasang, dan palung glacial yang tenggelam. Lembah tenggelam dan Jurang submarine (submarine-canyons). Lembah tenggelam adalah lembah sungai yang tergenang air laut sebagai akibat dari penenggelaman relatif daratan seperti lembahlembah sungaipirba di Selat Karimata dan di Laut Jawa. Jurang submarine adalah lembah yang dalam dan lebar, ada pula yang bercabang-cabang sebagai hasil proses patahan atau tanah amblas. c. Relief di Daerah Laut Relief di daerah laut yang dalam dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Bentukan negatif yang terdiri dari: Lubuk laut (basin) adalah depresi luas yang bentuknya membulat atau lonjong, contohnya lubuk laut di Eropa Barat, laut Sulawesi, dan yang lainnya. Palung adalah depresi memanjang dan di kiri kanannya dibatasi lereng yang curam. Palung dibagi menjadi dua bagian, yaitu trench jika depresi itu memenjang, sempit dengan lereng yang tidak begitu curam, dan trough jika depresi itu memanjang lebih lebar dari trench dan berlereng lebih curam. Contoh palung yang terkenal diantaranya adalah Palung Jawa, Palung Bartlett, dan yang lainnya. Gambar 33. Relief di laut b. Bentukan positif yang terdiri dari: Cembungan (rise atau swell) adalah bentukan positif dngan ukuran panjang dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata disekitarnya. 34

38 Contohnya, sweel Hawaii yang mencembung dengan halus, panjangnya 3500 km, dan lebarnya 1000 km. Punggungan submarine adalah bentukan positif yang memanjang, sempit, berlereng curam, dan bertopografi kasar. Punggungan yang terkenal adalah Punggungan Tengah Samudera Atlantik yang memanjang dari P. Iceland sampai ke Tanjung Harapan. Plato submarine adalah bentukan positif yang mempunyai puncak relatif datar. Contohnya, Plato Albatros di Smudera Pasifik. Gunung laut sebenarnya adalah pulau submarine, yaitu tonjolantonjolan yang tumbuh dari dasar laut seperti Pulau Krakatau, dan pulau-pulau kecil di Teluk Alaska. B. BENTUK PANTAI Istilah pantai seringkali dikacaukan dengan istilah pesisir. Yang dimaksud dengan pesisir adalah lokasi pertemuan daratan dengan lautan, mulai dari batas permukaan air laut pada waktu pasang surut terendah menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai. Gambar 34. Pesisir dan Pantai Pantai adalah daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih jauh ke arah daratan, tetapi batasnya kurang jelas. Jadi, pesisir merupakan bagian dari pantai. Pantai mempunyai dua bentuk utama, yaitu pantai curam dan pantai landai. Pantai curam terdapat di daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan laut, baik yang sejajar, maupun yang memotong garis pantai. Bentuk permukaan pantai tidak selalu tetap, tetapi senantiasa mengalami perubahan, yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. 35

39 a. Gelombang, arus, dan pasang surut yang merupakan tenaga pengikis, pengangkut, dan pengendap material. b. Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-proses marin, maksudnya apakah pantai itu landai atau curam, dataran tinggi atau rendah, batuannya keras atau lunak, dan homogen atau heterogen. c. Perubahan ketinggian relatif permukaan laut, karena pembekuan atau pencairan es, dan penaikan atau penurunan bagian litosfer. d. Sebab-sebab alami lain seperti pertumbuhan terumbu karang, gletser yang mencapai laut, letusan gunung berapi yang materialnya sampai ke laut dan pembentukan delta sungai. e. Pengaruh kegiatan manusia seperti pembuatan pelabuhan, pengeringan rawa-rawa, pengerukan muara sungai dan pembuatan polder C. KANDUNGAN AIR LAUT Salinitas menunjukkan tingkat kandungan garam dalam air laut. Berbagai garam yang larut dalam laut berasal dari sungai yang membawa larutan garamgaram itu dari litosfer. Akibatnya air laut mengandung beberapa macam garam. Kandungan garam-garam tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Kandungan garam-garaman dalam air laut Nama Garam-garaman Rumus Kimia Jumlah Garam dalam Gram/1000 Gram Air Natrium Clorida Magnesium Clorida Natrium Sulfat Kalsium Klorida Kalium Klorida Bahan-bahan Lain NaCl MgCl2 Na2SO4 CaCl2 KCl ,7 0,8 Jumlah 34,5 Dari tabel kita dapat melihat salinitas rata-rata atau kandungan garam ratarata adalah sedikit kurang dari 35 bagian garam untuk setiap 1000 bagian air laut. Ini berarti salinitas rata-ratanya adalah 3,5 %. Dari keseluruhan garam yang 36

40 terkandung itu, garam biasa (NaCl) mencapai 80 % dari seluruhnya, disusul oleh Magnesium. Garam ini memiliki peranan yang sangat penting dalam proses hidup. Salinitas ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: Pemasukan air tawar. Masuknya air tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Penguapan. Penguapan menambah besarnya salinitas. Makin besar penguapannya makin besar salinitasnya. Campuran air permukaan dan air dari bagian dalam yang salinitasnya berlainan. Begitu juga arus laut mempunyai pengaruh besar terhadap salinitas. Gambar 35. Kadar Garam di Daerah Katulistiwa Lebih Rendah Daripada Daerah Subtropis Karena curah hujan yang tinggi, salinitas di daerah khatulistiwa (3,5 %) lebih rendah dibandingkan daerah subtropis (3,7 %). D. GERAKAN AIR LAUT Air laut dalam pergerakannya terdapat tiga macam, yaitu ombak (gelombang), arus, dan pasang surut. Semua gerakan air laut mempengaruhi perubahan bentuk permukaan pantai. Hal ini disebabkan karena gerakan-gerakan tersebut merupakan pengikis, pengangkut, dan pengendap material. Adapun ketiga gerakan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Gelombang Laut Gelombang laut adalah gerak molekul air laut yang disebabkan oleh adanya suatu gangguan. Gerakan ini berupa gerakan naik turun dengan sedikit gerak maju. Gerak ke depan air yang tampak jelas karena gelombang menyapa ke permukaan laut sebenarnya merupakan suatu ilusi optis. Apa yang sebenarnya 37

41 terjadi adalah bahwa gangguan yang disebabkan oleh angin ditularkan dari satu tempat ke tempat berikutnya dan bukan gerak air maju ke depan. Gambar 36. Gelombang laut Titik tertinggi dari suatu gelombang disebut puncak gelombang, dan titik yang terendah disebut palung gelombang. Jarak dari satu puncak ke puncak berikutnya disebut panjang gelombang. Tinggi gelombang air sama dengan jarak vertikal antara puncak dengan palung. Waktu yang dipakai gelombang untuk melaju dari puncak ke puncak berikutnya dinamakan periode gelombang. Gelombang laut kadang-kadang disebut gelombang permukaan dan pada kedalaman gerak gelombang hanya beberapa persen dari gelombang permukaan sehingga kapal-kapal selam yang menyelam sedalam 30 m atau lebih, sama sekali tidak terpengaruh oleh gerak yang terjadi di permukaan. Gelombang air laut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut. 1. Angin Angin laut yang bertiup di atas permukaan laut dapat merupakan pambangkit utama gelombang. Peristiwa ini terjadi pada angin dan air. Oleh karena itu, apabila pergesekan antara angin dan air itu kencang, maka terjadilah gelombang besar. Sifat gelombang yang digerakkan oleh angin ini dipengaruhi oleh : Kecepatan angin. Semakin cepat angin bertiup, semakin besar gelombang yang terbentuk. Waktu angin bertiup. 38

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut : HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut : Siklus pendek : Air laut uap air embun awan hujan laut darat Siklus sedang : Air laut uap air embun

Lebih terperinci

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI HIDROSFER Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP Siklus Air Dari

Lebih terperinci

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Proses penguapan air yang ada di permukaan bumi secara langsung melalui proses pemanasan muka bumi disebut a. Transpirasi b. Transformasi c. Evaporasi d. Evapotranspirasi e.

Lebih terperinci

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya.

Lebih terperinci

score of correct answ er total score

score of correct answ er total score SMA KRI STEN TRI TUNGGAL JL. SEMARANG I NDAH BLOK F NO. 1 SEMARANG TELP. ( 024) 7606100, 7610634 FAX. 7626017 Total Score : Score= 100 score of correct answ er total score COMPETENCE ASSESSMENT (CA) Subject

Lebih terperinci

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir dan faktor penyebabnya. 2. Memahami

Lebih terperinci

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami aktivitas aliran sungai. 2. Memahami jenis

Lebih terperinci

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1 1. Keberadaan air yang terdapat di permukaan bumi jumlahnya... tetap semakin berkurang semakin bertambah selalu berubah-ubah

Lebih terperinci

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila AIR PERMUKAAN Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila 2 0 1 3 Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan),

Lebih terperinci

07. Bentangalam Fluvial

07. Bentangalam Fluvial TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi 07. Bentangalam Fluvial Salahuddin Husein Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2010 Pendahuluan Diantara planet-planet sekitarnya, Bumi

Lebih terperinci

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS) Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest.

Pembahasan Video :http://stream.primemobile.co.id:1935/testvod/_definst_/smil:semester 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest. 1. Perhatikan gambar berikut! SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL BAB 6 Proses infiltrasi pada siklus air adalah nomor... 1 2 3 4 5 Kunci Jawaban : D Proses-proses

Lebih terperinci

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi. Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2. air freatik. air artesis. air fotic. air payau.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2. air freatik. air artesis. air fotic. air payau. 1. Air tanah dalam yang memancar disebut... SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2 air freatik air artesis air fotic air payau air permukaan Kunci Jawaban : B Air

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Pelajaran

Ringkasan Materi Pelajaran Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan manusia dengan bumi Kompetensi Dasar 5.1 Menginterpretasi peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi 5.2 Mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur geografis dan

Lebih terperinci

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan

Lebih terperinci

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi Samudera Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi mendingin, uap air di atmosfer mengembun membentuk air.

Lebih terperinci

BAB 6 Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB 6 Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran BAB 6 Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer Kompetensi Dasar N N Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfera. Menyajikan hasil analisis

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. BAB I SIKLUS HIDROLOGI A. Pendahuluan Ceritakan proses terjadinya hujan! Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. Tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut

Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut I. Bentuk-bentukan Dasar Laut Keadaan dasar laut seperti juga di daratan terdapat bentukan-bentukan dasar laut seperti pegunungan,plato, gunung, lembah,

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses TINJAUAN PUSTAKA Intrusi Air Laut Intrusi atau penyusupan air asin ke dalam akuifer di daratan pada dasarnya adalah proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan atau daerah

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

BAB 6: GEOGRAFI LAUT DAN PESISIR

BAB 6: GEOGRAFI LAUT DAN PESISIR www.bimbinganalumniui.com 1. Berdasarkan proses terjadinya Laut Banda adalah laut a. Transgresi b. Regresi c. Ingresi d. Tepi e. Pedalaman 2. Karena faktor tenaga endogen, dasar laut yang mengalami penurunan

Lebih terperinci

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba. e. Danau Dolina adalah danau yang terdapat di daerah icorst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila di dasar tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang merupakan bahan yang tak

Lebih terperinci

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI SIKLUS HIDROLOGI Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BAB I

KATA PENGANTAR BAB I KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Geomorfologi Dasar ini dengan judul Air Tanah /

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Hidrologi Analisis hidrologi merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rangkaian dalam perencanaan bangunan air seperti sistem drainase, tanggul penahan banjir dan

Lebih terperinci

K I S I - K I S I U L A N G A N G E O G R A F I P r i s k a a n d r i n a / X i i s 2

K I S I - K I S I U L A N G A N G E O G R A F I P r i s k a a n d r i n a / X i i s 2 K I S I - K I S I U L A N G A N G E O G R A F I P r i s k a a n d r i n a / X i i s 2 1. P E N G E R T I A N H I D R O S F E R Lapisan air yang menutupi sekitar 71% muka bumi, dapat ditemukan dalam bentuk

Lebih terperinci

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993). batas topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian

Lebih terperinci

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK Nama Kelompok : IN AM AZIZUR ROMADHON (1514031021) MUHAMAD FAISAL (1514031013) I NENGAH SUMANA (1514031017) I PUTU MARTHA UTAMA (1514031014) Jurusan

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,

Lebih terperinci

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd Landforms of Fluvial Processes Oleh : Upi Supriatna,S.Pd Proses Fluvial Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai

Lebih terperinci

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi.

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi. Bab 8 Peta Tentang Pola dan Bentuk Muka Bumi 149 BAB 8 PETA TENTANG POLA DAN BENTUK MUKA BUMI Sumber: Encarta Encyclopedia, 2006 Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan

Lebih terperinci

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi 1. Alur Siklus Geohidrologi Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology. Bila merujuk dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi (Toth, 1990) : Hydro à merupakan

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 03 Perubahan Bentangalam Bentangalam Struktural Bentangalam Struktural Bentangalam a Gunungapiu 3 Bentangalam intrusi Bentangalam Intrusi (Intrusive landforms) adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...) Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...) Disampaikan pada PELATIHAN PENGELOLAAN DAS (25 November 2013) KERJASAMA : FORUM

Lebih terperinci

Analisis Potensi Air A I R

Analisis Potensi Air A I R Analisis Potensi Air A I R Sumber Daya habis terpakai tetapi dapat diperbaharui/di daur ulang Persediaan air bumi yang dapat diperbaharui diatur oleh siklus hydrologic (Siklus air), yaitu suatu sistem

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU SELASA 11.20 13.00 SABTU 12.00 13.30 MATERI 2 PENGENALAN HIDROLOGI DATA METEOROLOGI PRESIPITASI (HUJAN) EVAPORASI DAN TRANSPIRASI INFILTRASI DAN PERKOLASI AIR TANAH (GROUND WATER) HIDROMETRI ALIRAN PERMUKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami batas wilayah. 2. Memahami laut dangkal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir) DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir) Adipandang Yudono 12 GEOLOGI LAUT Geologi (geology) adalah ilmu tentang (yang mempelajari mengenai) bumi termasuk aspekaspek geologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah

Lebih terperinci

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA .1 PETA TOPOGRAFI..2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA . Peta Topografi.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 BAB VI Air Tanah Air Tanah merupakan jumlah air yang memiliki kontribusi besar dalam penyelenggaraan kehidupan dan usaha

Lebih terperinci

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya 5. Peta Topografi 5.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini, disamping tinggi rendahnya permukaan dari pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961): 44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Hidrologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam, yang meliputi bentuk berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan-perubahannya antara

Lebih terperinci

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar

Lebih terperinci

OSEANOGRAFI. Morfologi Dasar Laut

OSEANOGRAFI. Morfologi Dasar Laut OSEANOGRAFI Morfologi Dasar Laut Outline Teori Continental Drift Teori Plate Tectonic Morfologi Dasar Laut 2 Games!!! Bagi mahasiswa menjadi 3 kelompok. Diskusikan mengenai hal-hal berikut : - Kelompok

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F14104021 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1 PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam

Lebih terperinci

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi ROMMY ANDHIKA LAKSONO Agroklimatologi Gambar : Pembagian daerah iklim matahari A. Iklim Matahari Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan

PENDAHULUAN. Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan PENDAHULUAN Latar Belakang Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan gletser (2,15%), air artesis (0,62%) dan air lainnya (0,03%). Air lainnya ini meliputi danau air tawar

Lebih terperinci

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER VI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kedalaman laut dan salinitas air laut. 2.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4 1. Berdasarkan letaknya laut-laut yang berada di Indonesia merupakan contoh laut jenis... transgresi pedalaman pertengahan regresi

Lebih terperinci

HIDROSFER GEO 1 A. PENDAHULUAN B. SIKLUS HIDROSFER

HIDROSFER GEO 1 A. PENDAHULUAN B. SIKLUS HIDROSFER A. PENDAHULUAN Hidrosfer adalah keseluruhan sistem air di permukaan bumi yang mencapai 70%. Hidrosfer di bumi mengalami siklus, sehingga jumlahnya selalu tetap. B. SIKLUS Dalam siklus hidrosfer, air mengalami:

Lebih terperinci

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik

Lebih terperinci

ANALISA BENTANG ALAM

ANALISA BENTANG ALAM ANALISA BENTANG ALAM A. Definisi Bentang Alam Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

HIDROGEOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TAMBANG

HIDROGEOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TAMBANG HIDROGEOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TAMBANG HIDROGEOLOGI Definisi Hidrogeologi berasal dari kata hidro yang berarti air dan geologi yaitu ilmu yang memepelajari tentang batuan. Hidrogeologi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi Hidrologi merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Hidrologi adalah ilmu yang membahas

Lebih terperinci

BAB I BENTUK MUKA BUMI

BAB I BENTUK MUKA BUMI BAB I BENTUK MUKA BUMI Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi. 2. Peserta didik mempu mendeskripsikan gejala diastropisme

Lebih terperinci

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geologi Umum Sekitar Daerah Penelitian Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung selatan Sumatra, yang mana bagian selatan di batasi oleh Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali daerah yang,mengalami longsoran tanah yang tersebar di daerah-daerah pegunngan di Indonesia. Gerakan tanah atau biasa di sebut tanah longsor

Lebih terperinci

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia

Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Siklus Air Yang Memicu Kelangkaan Air Dunia Paul Rizky Mayori Tangke* Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha

Lebih terperinci

Hidrosfer GEO 1 A. PENDAHULUAN B. SIKLUS HIDROSFER HIDROSFER. run-off. materi78.co.nr

Hidrosfer GEO 1 A. PENDAHULUAN B. SIKLUS HIDROSFER HIDROSFER. run-off. materi78.co.nr materi78.co.nr Hidrosfer A. PENDAHULUAN Hidrosfer adalah keseluruhan sistem air di permukaan bumi yang mencapai 70%. Hidrosfer di bumi mengalami siklus, sehingga jumlahnya selalu tetap. B. SIKLUS Dalam

Lebih terperinci

aptudika.web.ugm.ac.id

aptudika.web.ugm.ac.id aptudika.web.ugm.ac.id 41. Siklus hidrologi berperan serta dalam merubah bentuk permukaan bumi melalui proses: A. presipitasi dan evaporasi B. evaporasi dan transpirasi C. transpirasi dan infiltrasi D.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan

Lebih terperinci

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Deli Serdang memiliki iklim tropis yang kondisi iklimnya hampir sama dengan kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : SMP Negeri 40 Bandung : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : VII J / 2

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut (Triatmodjo, 2008:1).Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya. Penerapan ilmu hidrologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sumur Resapan Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pantai. Batas Sempadan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci