Penerapan Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan"

Transkripsi

1 Penerapan Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Nama Inovasi Penerapan Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Produk Inovasi Meningkatkan Budaya Disiplin Melalui Gerakan 5 R Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Auditor Internal Kementerian Keuangan Penggagas Cornelius Maria Susetya, SE., MM. Kelompok Inovator Kementrian / Lembaga Gambar Ilustrasi 1 / 6

2 Deskripsi 2 / 6

3 Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sebagai aparat pengawas internal pemerintah di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mempunyai peran yang penting untuk menghidupkan semangat dan menjaga agar reformasi birokrasi selalu berjalan secara berkesinambungan untuk mewujudkan kepercayaan publik dalam pengelolaan Keuangan Negara. Itjen harus dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa tugas dan fungsi unit-unit Kemenkeu dilaksanakan secara patuh pada peraturan perundang-undangan dan terbebas dari praktek-praktek penyimpangan, ekonomis, efisien dan efektif. Selain itu, Itjen juga harus membantu unit eselon I lain untuk merancang berbagai perbaikan sistem agar sistem pengendalian internal dan manajemen risiko dapat berjalan efektif untuk mendapatkan kondisi governance yang lebih baik. Sehubungan hal tersebut, Itjen terus melakukan transformasi dalam menjalankan proses bisnis guna memberi nilai tambah bagi kementerian serta melaksanakan pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Namun demikian, untuk dapat memberikan keyakinan bagi manajemen, maka kapabilitas seluruh unsur dalam Internal Audit, baik dalam hal layanan utama Internal Audit, sumber daya manusia, tata kelola, akuntabilitas serta budaya kerja harus terus ditingkatkan. Saat ini, capaian tingkat kapabilitas Itjen Kemenkeu berada pada level 3 (tiga) Internal Auditor Capability Model (IACM) dari skala 5 (lima), yang merupakan gambaran bagaimana Itjen mampu memberikan manfaat bagi organisasi dalam hal ini Kementerian Keuangan secara keseluruhan.pengukuran tingkat kapabilitas Internal AuditItjen menjadi sebuah institusi yang sangat penting dalam menjaga akuntabilitas Kementerian Keuangan kepada rakyat. Itjen Kementerian Keuangan menjadi satu-satunya unit internal audit di Indonesia yang sudah mencapai level 3 (tiga) IACM pada sisi Internal Audit Public Sector. Namun demikian, capaian IACM ini belum disertai dengan sikap budaya kerja yang mencerminkan nilai-nilai efisiensi, efektivitas serta akuntabilitas yang diinginkan dalam elemen IACM tersebut. Pada saat membandingkan budaya kualitas serta budaya proses kerja yang tercermin dalam kerapihan ruangan kerja di tingkat Inspektorat dan Bagian lainnya, ternyata ditemukan kondisi yang jauh dari kondisi level 3 (tiga). Budaya Kerja 5R - Ringkas - - Rapi - - Resik - - Rawat - - Rajin - Oleh sebab itu, sebagai alternatif solusi dari adanya gap tersebut,melalui salah satu elemen dalam pengukuran IACM yang berkaitan dengan Budaya Kerja, maka dirancanglah sebuah program yang menggambarkan bagaimana elemen Budaya Kerja ini mampu memberikan sumbangsih dalam pencapaian Kinerja Itjen Kementerian Keuangan melalui capaian IKUI ACM. Program yang digagas ini mengedepankan aspek Manajemen Perkantoran, yang merupakan supporting atas tugas dan fungsi utamadi bidang Internal Audit. Sistem budaya kerja yang dimaksud adalah Budaya Kerja 5 S yakni: 1. Sort/Seiri: Kegiatan memisahkan barang/item-item yang diperlu-kan dari yang tidak diperlukan 2. Straighten/Set in Order/Seiton: Tetap mempertahankan yang masih diperlukan dalam tempat yang tepat 3. Shine/Seiso:Mempertahankan tempat kerja rapi dan bersih 4. Standardize/Seiketsu: Lakukan secara konsisten kebiasaan S 1, S 2 dan S 3 dan lakukan budaya upaya merawat 5. Sustain/Shitsuke: Terbentuknya kebiasaan/budaya kerja disiplin yang selalu mempertahankan prinsip-prinsip proses di atas Budaya Kerja 5 S jika diadopsi ke dalam tatanan Bahasa Indonesia menjadi 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Budaya ini akan diimplementasikan ke seluruh elemen organisasi di lingkungan Itjen Kementerian Keuangan dalam rangka upaya peningkatan kualitas kinerja Itjen Kementerian Keuangan. Metode Budaya Kerja 5 R pada dasarnya telah banyak dilaksanakan pada sektor-sektor manufacturing, beberapa dalam unit-unit layanan umum, baik di bandara, rumah sakit, dan lain sebagainya. Namun demikian, sangat jarang ditemui adanya implementasi Budaya Kerja 5 R di lingkungan Birokrasi/Kantor Pemerintahan. Hal ini disebabkan tidak mudahnya melakukan internalisasi kepada seluruh pegawai yang ada di suatu organisasi untuk mengimplementasikan Budaya Kerja 5 R dalam lingkup pelaksanaan tugas sehari-harinya. Strategi yang ditempuh dalam rangka pengimplementasian Budaya Kerja 5 R ini adalah dengan membagi unit-unit kerja menjadi beberapa kelompok (yang disebut gemba). Dalam setiap gemba, ada 1 (satu) orang leader yang bertugas untuk mengawasi 3 / 6

4 konsistensi pelaksanaan Budaya Kerja 5 R. Melalui penerapan Budaya Kerja 5 R ini, target awal yang akan dicapai melalui tugas dan fungsi Bagian Umum dalam supporting/dukungan pengawasan dalam Layanan Perkantoran adalah mendapatkan ruangan kerja yang Ringkas, Rapi dan Resik sehingga akan mendukung tercapainya Target Utama bidang Internal Audit seperti yang tercermin dalam Target Capaian Level IACM pada level 4 (empat). Jenis Inovasi Metode Nama Instansi Kementerian Keuangan Unit Instansi Bagian Umum Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Tahun Inisiasi 2014 Tahun Implementasi 2014 Faktor Pendorong Faktor yang mendorong keberhasilan program Penerapan Budaya Kerja 5 R antara lain: 1. Lingkungan yang mendukung adanya perubahan. 2. Dukungan dan komitmen yang kuat dari pimpinan. 3. Pemahaman yang sama tentang ISO 9001 tentang Document Controller serta pemahaman mengenai kearsipan yang harus dimiliki oleh seluruh unit pengolah dan unit kearsipan. Faktor Penghambat Yang menjadi faktor penghambat keberhasilan program Penerapan Budaya Kerja 5 Ryakni: 1. Motivasi perubahan dari rata-rata pegawai yang dirasakan masih rendah. 2. Adanya pandangan bahwa terciptanya ruangan yang rapi hanya merupakan tanggung jawab Bagian Umum saja. 3. Belum adanya konsistensi terhadap komitmen RINGKAS. Tahapan Proses Tahapan pelaksanaan program Penerapan Budaya Kerja 5 Radalah sebagai berikut: 1.Pada tahapan jangka pendek dilakukan tahapan kegiatan: a. Melakukan brainstorming Proyek Perubahan, analisis permasalahan dan penyempurnaan rancangan Proyek Perubahan Budaya Kerja 5 R serta strategi keberhasilannya. b. Menyelesaikan dan merevisi Pedoman Budaya Kerja 5 R melalui Per Irjen dan perumusan Konsep Peraturan Instruksi Inspektur Jenderal tentang Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. c. Melaksanakan Sosialisasi Budaya Kerja 5 R dengan mendatangi langsung setiap unit kerja di lingkungan Inspektorat jenderal kementerian Keuangan. d. Menetapkan pilotting Gerakan R1 (Ringkas) dan R 2(Rapi). e. Melakukan evaluasi berkala (bulanan) penerapan R 1 dan R Pada tahapan jangka menengah yakni selama tahun 2015 dilakukan tahapan kegiatan: 4 / 6

5 a. Melaksanakan implementasi hasil pilotting Gerakan R 1 ke seluruh unit kegiatan pengawasan (Inspektorat dan Bagian). b. Menyelesaikan draft Pengukuran Manual IKU KPI Individual. c. Melaksanakan Kontrak Kinerja mulai dari Kemenkeu One (Irjen), Kemenkeu Two (Inspektur), Kemenkeu Three (Eselon 3), Kemenkeu Four (Eselon IV) dan Kemenkeu Five (pelaksana/seluruh pegawai). d. Melakukan pelaksanaan Gerakan R 1 melalui strategi kombinasi pelaksanaan ISO 9001 tentang Pengendalian Dokumen, Penataan Arsip dan Gerakan R 1 melalui patroli, monitoring dan evaluasi implementasi 5 R. e. Menciptakan Inovasi dan/atau ditemukannya terobosan-terobosan baru hasil monitoring dan evaluasi melalui implementasi 5 R dengan e-ringkas System f. Melaksanakan benchmarking 5 R ke Isuzu. 3. Pada tahapan jangka panjang yakni selama tahun 2016 dilakukan tahapan kegiatan : a. Melaksanakan implementasi seluruh elemen Budaya Kerja 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) di seluruh unit Pengawasan (Internal Auditor) Kementerian Keuangan. b. Menyelesaikan pengukuran tingkat keberhasilan program dan dampaknya untuk memastikan budaya disiplin memberikan kontribusi pencapaian IACM. c. Mempromosikan terwujudnya unit benchmarking penerapan Budaya Kerja 5 R kepada instansi Internal Audit Kementeriandan Lembaga/Pemda lainnya. Manfaat Program Penerapan Budaya Kerja 5 R memberikan manfaat antara lain: 1. Munculnya unit-unit yang memiliki komitmen RINGKAS untuk mendukung pemberian layanan publik secara berkualitas, bertahap, dan berkelanjutan sesuai Budaya Kerja5 R. 2. Munculnya kesadaran akan pelaksanaan Document Control dan penerapan Clean Desk Policy dari masing-masing pegawai. 3. Tumbuhnya kesadaran dan tekad Auditor Internal untuk berubah melalui perumusan regulasi/kebijakan yang berkualitas demi peningkatan kinerja. 4. Mendukung percepatan RB secara berkualitas menuju era Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan menjadi Organisasi Pengawasan Kemenkeu yang berkinerja tinggi. Sampai dengan saat ini, program Penerapan Budaya Kerja 5 R sudah mencapai tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 1. Masuk dalam Kontrak Kinerja mulai dari Kemenkeu One (Irjen), Kemenkeu Two (Inspektur), Kemenkeu Three (Eselon 3), Kemenkeu Four (Eselon IV) dan Kemenkeu Five (pelaksana/seluruh pegawai). 2. Tercapainya target penyusunan Gemba/Kelompok pada Q Capaian Target Ringkas pada seluruh Unit Q2. 4. Dilaporkan sebagai IKU Individual dan unit. Prasyarat Replikasi Adapun prasyarat yang harus dipenuhi untuk mereplikasi program Penerapan Budaya Kerja 5 R antara lain: 1. Pemahaman mendasar mengenai klasifikasi arsip (substantif dan fasilitatif) harus dimiliki oleh seluruh pegawai. 2. Organisasi harus dapat menetapkan Budaya Kerja ke dalam Kontrak Kinerja sehingga menjadi target individual seluruh pegawai. 3. Manual Indikator Kinerja Utama (IKU) yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. 4. Adanya framework cara bekerja metode Budaya Kerja 5 R ini. Kontak Person Bagian Umum Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Gedung Djuanda II Lantai IV-XIII Kementerian Keuangan Jalan Dr. Wahidin No.1Jakarta Telp / Fax / SMS Pengaduan itjen@depkeu.go.id, website Sumber 5 / 6

6 Powered by TCPDF ( Dokumen proyek perubahan Diklatpim & Observasi Teknik Validasi Observasi Jumlah Dilihat 189 Kali Waktu Dibuat :01:03 Terakhir Diubah :03:54 Waktu Diunduh :15:26 6 / 6

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan A. Gambaran Umum Apa itu Inspektorat Jenderal? Tugas Inspektorat Jenderal Fungsi Inspektorat Jenderal Visi Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Nama Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Produk Inovasi Penyelarasan Arsitektur

Lebih terperinci

e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nama Inovasi e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Produk Inovasi

Lebih terperinci

Peningkatan Jumlah Peserta Diklat Melalui e-learning dan Jumlah Auditor yang Tersertifikasi

Peningkatan Jumlah Peserta Diklat Melalui e-learning dan Jumlah Auditor yang Tersertifikasi Peningkatan Jumlah Peserta Diklat Melalui e-learning dan Jumlah Auditor yang Tersertifikasi Nama Inovasi Peningkatan Jumlah Peserta Diklat Melalui e-learning dan Jumlah Auditor yang Tersertifikasi Produk

Lebih terperinci

Optimalisasi JRA Untuk Peningkatan Akses Informasi Publik

Optimalisasi JRA Untuk Peningkatan Akses Informasi Publik Optimalisasi JRA Untuk Peningkatan Akses Informasi Publik Nama Inovasi Optimalisasi JRA Untuk Peningkatan Akses Informasi Publik Produk Inovasi Peningkatan Pelayanan Persetujuan Jadwal Retensi Arsip (JRA)

Lebih terperinci

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

FAQ DIREKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL

FAQ DIREKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL FAQ DIREKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL No. Pertanyaan Jawaban Tags 1. Ada berapa unit eselon II di Itjen Kemenkeu? 1. Sekretariat Inspektorat Jenderal; 2. Inspektorat I; 3. Inspektorat II ; 4. Inspektorat

Lebih terperinci

Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) di Kabupaten Wonosobo

Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) di Kabupaten Wonosobo Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) di Kabupaten Wonosobo Nama Inovasi Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) di Kabupaten Wonosobo Produk Inovasi Menata Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Melalui Penyusunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online

SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online Nama Inovasi SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online Produk Inovasi Peningkatan Integritas

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan

Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Nama Inovasi Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Produk Inovasi Strategi Kebijakan Peningkatan Kinerja Penelitian

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kebijakan Diklat Satu Pintu

Kebijakan Diklat Satu Pintu Kebijakan Diklat Satu Pintu Nama Inovasi Kebijakan Diklat Satu Pintu Produk Inovasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Satu Pintu di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta Penggagas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Nama Inovasi Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan Produk Inovasi Inovasi e-government Untuk Peningkatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGaAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.02.03 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 30/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG WILAYAH TERTIB ADMINISTRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING TINGKAT KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Online Pajak Daerah Kota Cimahi

Sistem Pembayaran Online Pajak Daerah Kota Cimahi Sistem Pembayaran Online Pajak Daerah Kota Cimahi Nama Inovasi Sistem Pembayaran Online Pajak Daerah Kota Cimahi Produk Inovasi Strategi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Melalui Pajak Daerah Penggagas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika

Lebih terperinci

Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi

Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Nama Inovasi Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Produk Inovasi Optimalisasi Kinerja RBM (Resort Based Management)

Lebih terperinci

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Nama Inovasi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Produk Inovasi Advokasi Kebijakan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/239/2016 TENTANG TIM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Nama Inovasi Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training Produk Inovasi Percepatan Pencapaian Cakupan Peserta Diklat Melalui Penyelenggaraan Diklat Model Mobile

Lebih terperinci

Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Nama Inovasi Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Produk Inovasi Strategi Pengembangan Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

Pengalihan Penerapan Akuntansi Berbasis Kas Kepada Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Metro

Pengalihan Penerapan Akuntansi Berbasis Kas Kepada Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Metro Pengalihan Penerapan Akuntansi Berbasis Kas Kepada Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Metro Nama Inovasi Pengalihan Penerapan Akuntansi Berbasis Kas Kepada Akuntansi Berbasis

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2165, 2016 KEMENKEU. Sistem Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Evaluasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.09/2016 TENTANG

Lebih terperinci

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA A. KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, pemerintah berusaha mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui penerapan prinsip akuntabilitas,

Lebih terperinci

Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN

Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN Nama Inovasi Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN Produk Inovasi Koordinasi dan Fasilitasi Percepatan Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

Rightsizing Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Rightsizing Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Rightsizing Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Nama Inovasi Rightsizing Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Produk Inovasi Pengembangan Tugas Pokok dan Fungsi Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Pada Dinas

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien, pimpinan instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah wajib melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar belakangi penelitian. Dimana dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1382, 2016 PERPUSNAS. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga Nama Inovasi Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

Lebih terperinci

Stakeholder Mendukung, UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Optimal

Stakeholder Mendukung, UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Optimal Stakeholder Mendukung, UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Optimal Nama Inovasi Stakeholder Mendukung, UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Optimal Produk Inovasi Resosialiasi Gelandangan dan Pengemis

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

Sistem Pendayagunaan Hasil Litbang Sumatera Selatan

Sistem Pendayagunaan Hasil Litbang Sumatera Selatan Sistem Pendayagunaan Hasil Litbang Sumatera Selatan Nama Inovasi Sistem Pendayagunaan Hasil Litbang Sumatera Selatan Produk Inovasi Pendayagunaan Hasil Litbang Penggagas DR. Ekowati Retnaningsih, SKM.,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2102, 2016 KEMEN-ESDM. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke No.127, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Lembaga administrasi Negara. Organisasi. Fungsi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG GRAND DESIGN PENINGKATAN KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca

Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Nama Inovasi Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Produk Inovasi Strategi Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit

Lebih terperinci

Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah

Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah Nama Inovasi Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah Produk Inovasi Kebijakan Pengembangan

Lebih terperinci

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; - v a Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

Sistem Kerja, Kompetensi dan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas

Sistem Kerja, Kompetensi dan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas Sistem Kerja, Kompetensi dan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas Nama Inovasi Sistem Kerja, Kompetensi dan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas Produk Inovasi Pengembangan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas

Lebih terperinci

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); No.261, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind No.262, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Pengaduan Masyarakat. Penanganan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration sampai pada new public service atau yang dikenal good governance menuntut pemerintah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pengendalian internal suatu organisasi sangat mempengaruhi kinerja organisasi. Premis ini menunjukan bahwa kualitas pengendalian internal suatu organisasi yang

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta

Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta Nama Inovasi Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta Produk Inovasi Meningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Family Gathering Terpadu Dalam Rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1 Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Page 1 Indeks Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal DPR RI tahun 2015 adalah 65,99 atau Kategori B Evaluasi PMPRB adalah Menilai kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi di Indonesia didesain agar bisa menciptakan birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi di Indonesia didesain agar bisa menciptakan birokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi birokrasi di Indonesia didesain agar bisa menciptakan birokrasi pemerintahan yang profesional dan berkinerja tinggi. Instansi pemerintah dituntut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Pengaduan Masyarakat. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP disebutkan bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci