SARANA BERPIKIR ILMIAH
|
|
- Liani Widyawati Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SARANA BERPIKIR ILMIAH Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir. Hal ini pernah diutarakan oleh seniman handal, Auguste Rodin lewat karya pahatan yang menjelaskan hakikat manusia yang sesungguhnya, patung seorang manusia yang sedang berpikir. Proses berpikir manusia inilah yang memunculkan berbagai ilmu pengetahuan. Dengan dobrakandobrakan pemikiran dan ide manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang didasari dengan pemikiran yang mendalam dan menyeluruh. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan metode ilmiah yang langkah dan kegiatannya didasarkan pada prinsip-prinsip keilmuan. Sarana ilmiah berperan sebagai alat bantu yang mengorganisasikan metode ilmiah menjadi sebuah pengetahuan yang lebih sempurna. Tentu saja berpikir berdasarkan keilmuan amat sangat berbeda dengan proses berpikir pada umumnya. Disnilah para filsafat menuangkan segala bentuk pemikirannya dengan menggunakan metode dan kegiatan yang bersifat ilmiah. Kegiatan dan metode yang tidak didasarkan pada pemikiranpemikiran khayal namun logis dan empiris. Semua dibuktikan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Filsuf-filsuf mendalami apa yang mereka kembangkan dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang didalamnya juag dibutuhkan sarana untuk membantu lancarnya kegiatan ilmaih tersebut. Maka disinilah peran sarana ilmiah amat sangat berarti. BERPIKIR ILMIAH Secara umum tiap perkembangan dalam ide dan konsep dapat disebut dengan berpikir (Bochenski, 1984:52). Dan yang akan dikupas secara mendalam pada pembahasan ini adalah berpikir yang didasarkan pada keilmuan. Tentu saja pemikiran yang didasarkan pada keilmuan akan sangat berbeda dengan pemikiran biasa, seperti memikirkan mau membeli apa nanti, atau berpikir untuk pergi kemana. Dalam buku Jujun S. Suriasumantri, Bochenski (1984:52) juga menerangkan bahwa pemikiran yang didasarkan keilmuan adalah pemikiran yang sungguh-sungguh, artinya suatu cara yang berdisiplin. Ide dan konsep itu diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Disini ide dan konsep tidak dibiarkan untuk berkelana dalam angan-angan yang tak menentu. Dan kemudian akan berkembang kepada berpikir ilmiah, cara berpikir yang dilakukan oleh para filsuf. Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis berarti masuk akal, dan empiris berarti dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (Hillway: 1956). Dalam hal ini ada juga yang berpendapat bahwa berpikir ilmiah adalah berpikir yang menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan secara ilmu pengetahuan yaitu berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (uripsantoso.wordpress.com). Maka dapat kita garis bawahi bahwa makna dari berpikir ilmiah adalah pemikiran yang didasarkan pada prinsip-prinsip keilmuan. Yang tentu saja ini berarti juga erat kaitannya dengan proses untuk mendapatkan ilmu itu sendiri. Dan untuk melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana ilmiah. SARANA BERPIKIR ILMIAH Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya (Salam: 2000). Selain itu, Salam (2000:24) menambahkan bahwa sarana ilmiah merupakan alat yang membantu kita dalam mencapai suatu tujuan tertentu atau sarana ilmiah mempunyai fungsi fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh. Sarana ilmiah diperlukan untuk membantu kegiatan berpikir ilmiah. Tanpa sarana berpikir ilmiah maka kegiatan berpikir ilmiah tidak akan berjalan dengan baik. Dan pada 1
2 hakikatnya sarana berpikir ilmiah terdiri dari empat bagian, yaitu bahasa, matematika, statistik dan logika. Dan kali ini kita akan membahasnya satu persatu secara mendalam. Bahasa Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan. Dengan kemampuan kebahasaan akan terbentang luas cakrawala berpikir seseorang dan tiada batas dunia baginya. Kemudian Bloch and Trager mengatakan bahwa a language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social group cooperates (bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi). Joseph Broam mengatakan bahwa a language is a structured system of arbitrary vocal symbols by means of which members of social group interact (bahasa adalah suatu sistem yang berstrukturdari sibol-simbol bunyi arbiter yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain). Batasan di atas memerlukan sedikit penjelasan agar tidak terjadi salah paham. Oleh karena itu, perlu diteliti setiap unsur yang terdapat di dalamnya: Simbol-simbol Simbol-simbol berarti things that stand for other things atau sesuatu yang menyatakan sesuatau yang lain. Sebagai contoh adalah awan hitam dan turunnya hujan, di amana awan hitam adalah awal turunnya hujan. Jika dikatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol, hal tersebut mengandung makna bahwa uacapan si pembicara dihubungkan secara simbolis dengan objek-objek ataupun kejadian dalam dunia praktis. Simbol-simbol vokal Simbol-simbol yang membangun ujaran manusia adalah simbol-simbol vokal, yaitu bunyi-bunyi yang urutan-urutan bunyinya dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat tubuh dengan sistem pernapasan. Tapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh organ-organ vokal manusia merupakan simbol-simbol bahasa ataupun lambang-lambang kebahasaan. Bersin, dengkur, batuk dan lain sebagainya, biasanya tidak mengandung niai simbolis. Hanya apabila bunyi tersebut mempunyai makna tertentu dalam suatu kelompok sosial tertentu. Simbol-simbol vokal arbitrer Istilah arbitrer di sini bermakna mana suka dan tidak perlu ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya. Misalnya, untuk menyatakan jenis binatang yang disebut Equus Caballus, orang Inggris menyebutnya horse, orang Perancis menyebutnya cheval, orang Indonesia kuda dan orang Arab hison. Semua ini sama tepatnya, sama arbitrernya. Semuanya adalah konvensi sosial yakni sejenis persetujuan yang tidak diucapkan atau kesepakatan secara diam-diam antara sesama anggota masyarakat yang memberi setiap kata makna tertentu. Suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer Misalnya saja, setiap bahasa beroperasi dengan sejumlah bunyi dasar yang terbatas (dan ciri-ciri fonetik lainnya seperti tekanan kata dan inotasi). Gabungan bunyi dan urutan bunyi membuktikan betapa pentingnya kriteria kecocokan dan permulaan yang teratur rapi. Yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. 2
3 Bagian ini menyatakan hubungan antara bahasa dan masyarakat. Fungsi bahasa memang sangat penting dalam dunia manusia. Dengan bahasa para anggota masyarakat dapat mengadakan interaksi sosial. Telaah mengenai pola-pola interaksi ini merupakan bagian dari ilmu sosiologi. a. Fungsi Bahasa Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah untuk perubahan masyarakat (Bakhtiar: 2004). Menurut Haliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut: 1) Fungsi instrumental: peggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya. 2) Fungsi regulatoris: penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku. 3) Fungsi interaksional: penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan oraang lain. 4) Fungsi personal: seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran. 5) Fungsi heuristik: penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya. 6) Fungsi imajinatif: penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata). 7) Fungsi representasional: penggunaan bahasa unuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain. b. Bahasa Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah Dalam sarana ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari secara ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Sarana ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ketika bahasa disifatkan dengan ilmiah, fungsinya untuk komunikasi disifatkan dengan ilmiah juga, yakni komunikasi ilmiah. Komunikasi ini merupakan proses penyampaian informasi berupa pengetahuan. Matematika Matematika digunakan oleh seluruh kehidupan manusia. Baik matematika yang sangat sederhana maupun yang sangat rumit. Fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan karena ilmuilmu pengetahuan semuanya mempergunakan matematika. Matematika digunakan sebagai salah satu sarana kegiatan ilmiah, yaitu meliputi sarana berpikir ilmiah, matematika sebagai bahasa, dan sebagai berpikir deduktif. 3
4 a. Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial artinya setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu matematika merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik, dan informative dengan tidak menimbulkan konotasi yang tidak bersifat emosional. Matematika mempunyai kelebihan lain dibandingkan dengan bahasa numeric yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Sedangkan bahasa verbal hanya mampu mengatakan pernyataan yang bersifat kualitatif. b. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif Matematika merupakan ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman melainkan didasarkan atas deduksi-deduksi (penjabaran-penjabaran). Matematika lebih mementingkan bentuk logisnya. Pernyataan- pernyataan mempunyai sifat yang jelas. Pola berpikir deduktif banyak digunakan baik dalam bidang lain yang merupakan proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Dalam semua pemikiran deduktif maka kesimpulan yang ditarik merupakan konsekuensi logis dari fakta-fakta yang mendasarinya. Kesimpulan yang ditarik tak usah diragukan lagi. Dalam peranan deduktif, bentuk penyimpulan yang banyak digunakan adalah system silogisme, dan silogisme Ini disebut juga sebagai perwujudan pemikiran deduktif yang sempurna. Statistik a. Pengertian Awalnya, kata statistik diartikan sebagai keterangan keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan berguna bagi negara (Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik, Jilid I, Pustaka LP3ES Indonesia, 2000, hlm. 2). Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (bahasa Latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) yang artinya negara. Namun, dalam bahasa Inggris, ada dua kata yaitu statistics yang artinya ilmu statistik dan kata statistic yag dapat diartikan sebagi ukuran yang diperoleh atau berasal dari sample, yang berarti ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi. Ditinjau dari segi terminologi, statistik setidaknya memiliki 4 pengertian. Yaitu, Pertama, memiliki arti sebagai data statistik, adalah kumpulan bahan keterangan berupa angka atau keterangan. Kedua, adalah kegiatan statistic Ketiga, dimaksudkan juga sebagai metode statistic Keempat, dapat diberi pengertian sebagai ilmu statistik. b. Sejarah Perkembangan Statistik Konsep statiska sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu dan salah satunya adalah Thomas Simpson yang menyimpulkan terdapat sesuatu distribusi yang berlanjut (continuous distribution) dari suatu variabel dalam suatu frekuensi yang cukup banyak. Pierre Simon de Laplace ( ) mengembangkan konsep Demoivre dan Simpson lebih lanjut dan menemukan distribusi normal sebuah konsep mungkin paling umum dan paling banyak dipergunakan dalam analisis statistika di samping teori peluang. Teknik kuadrat terkecil (least squares) simpangan baku dan galat baku untuk rata-rata (the standard error of the mean) dikembangkan Karl Friedrich Gauss ( ). Pearson melanjutkan konsep-konsep Galton dan mengembangkan konsep 4
5 regesi, korelasi, distribusi, chi-kuadrat, dan analisis statiska untuk data kualitatif Pearson menulis buku The Grammar of Science sebuah karya klasik dalam filsafat ilmu. William Searly Gosset, yang terkenal dengan nama samaran Student, mengembangkan konsep tentang pengambilan contoh. Di Indonesia, kegiatan dalam hal penelitian juga cukup meningkat, baik kegiatan akademik maupun maupun pengambilan keputusan telah memberikan momentum yang baik untuk pendidikan statistika. Dengan masyarakatnya berpikir secara ilmiah, maka sesuai dengan apa yang dikatakan oleh HLM. G. Welles bahwa setiap hari berpikir statistik akan merupakan keharusan bagi manusia seperti juga membaca dan menulis (Ibid). c. Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa, Logika, Matematika dan Statiska Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain (Ibid., hlm. 167). Jika ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu, proses penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan induktif. Matematika berperan penting dalam berpikir deduktif dan statistika memiliki peranan yang penting dalam berpikir induktif (Ibid). Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Dan itu semua harus dilakukan dengan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap valid kalau prosesnya menggunakan suatu cara tersebut, yang biasa dinamakan logika. Logika ini dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Cara lainnya adalah dengan logika induktif yang memiliki hubungan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan umum, atau dapat juga dengan logika deduktif yang menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat individual (Ibid., hlm ). Pembahasan selanjutnya adalah mengenai penalaran secara induktif dan deduktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus. d. Tujuan Pengumpulan Data Statistik Hal ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yang secara kasar dapat dirumuskan sebagai tujuan kegiatan praktis dan kegiatan keilmuan. Dalam bidang statistika, perbedaan dari kedua kegiatan ini dibentuk oleh kenyataan bahwa dalam kegiatan praktis hakikat alternatif yang sedang dipertimbangkantelah diketahui, dimana konsekuensi dalam memilih salah satu dari alternatif tersebut dapat dievaluasi berdasarkan serangkaian perkembangan yang akan terjadi. Di lain pihak, kegiatan statistika dalam bidang keilmuan diterapkan pada pengambilan suatu keputusan yang konsekuensinya sama sekali belum diketahui. e. Statistika dan Cara Berpikir Induktif Ilmu merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual. Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan yang lain. Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Kesimpulan yang ditarik dalam penalaran deduktif adalah benar jika premis yang digunakannya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya sah. 5
6 Sedangkan penalaran induktif, meski premisnya benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah, maka kesimpulan itu belum tentu benar. Tetapi, memiliki peluang untuk benar. Dalam hal ini statistika memberikan jalan keluar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. f. Peranan Statistika dalam Tahap-Tahap metode Keilmuan Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan. Dan mengenai langkah-langkah dalam kegiatan keilmuan, rinciannya adalah sebagai berikut: 1) Observasi. Mengumpulkan dan mempelajari fakta yang berhubungan dengan masalah yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini statistika memiliki peranan untuk mengemukakan secara rinci tentang analisis mana yang akan dipakai dalam observasi dan tafsiran apa yang akan dihasilkan dari observasi tersebut. 2) Hipotesis. Untuk menjelaskan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada dirumuskan dalam sebuah hipotesis, atau teori yang menggambarkan sebuah pola, yang menurut anggapan ditemukan dalam data tersebut. Disini, statiska membantu kita dalam mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan menyajikan hasil observasi dalam bentuk yang dapat dipahamidan memudahkan kita dalam mengembangkan hipotesis. 3) Ramalan. Dari hipotesis atau teori dikembangkanlah deduksi. Nilai dari suatu teori tergantung dari kemampuan ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan baru tersebut. Fakta baru ini disebut ramalan, yaitu menduga apa yang akan terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu. 4) Pegujian kebenaran. Ilmuwan mengumpulkan fakta untuk menguji kebenaran ramalan yang dikembangkan dari teori. Jika teorinya didukung sebuah data, maka akan mengalami pengujian yang lebih berat, dengan jalan membuat ramalan yang lebih spesifik dan memiliki jangkauan lebih jauh, hingga akhirnya ramalan ini diuji kembali kebenarannya sampai ilmuwan tersebut menemukan penyimpangan yang memerlukan beberapa perubahan dalam teorinya. Sebaliknya, bila dikemukakan bertentangan dengan fakta, ilmuwan tersebut menyusun hipotesis baru yang sesuai dengan berbagai fakta yang dia kumpulkan. Lalu hipotesis baru tersebut kembali diuji kebenarannya lewat langkah perjanjian seterusnya. Dalam tahap ini, sebuah hipotesis dianggap teruji kebenarannya jika ramalan yang dihasilkan berupa fakta. Statiska adalah relevan dalam keadaan tersebut karena masalah pokok yaitu menentukan apakah data yang diobservasi itu sesuai dengan ramalan atau tidak (Ibid). g. Penerapan Statistika Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit, dan masih banyak lagi. Logika Logika merupakan sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu berfikir logis adalah berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir. Logika merupakan satu atau lebih kata yang memiliki arti tertentu, serta memberikan contah penerapan dalam kehidupan nyata. Berfikir membutuhkan jenisjenis pemikiran yang sesuai, dan sebagai perlengkapan ontologisme, pikiran kita dapat 6
7 bekerja secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik terlebih dalam hal yang biasa, sederhana dan jelas. a. Aturan Cara Berfikir yang Benar Untuk berfikir baik, yaitu berfikir secara benar, logis dialektis, dan juga dutuhkan kondisi-kondisi tertentu. 1) Mencintai Kebenaran Sikap ini sangat fundamental untuk berfikir yang baik, karena sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari serta menigkatkan mutu penalarannya. 2) Ketahuilah apa yang sedang anda kerjakan Kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berfikir. Seluruh aktifitas intelek kita adalah suatu usaha terus menerus mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya. Dengan demikian untuk mencapai kebenaran, kita harus bergerak melalui berbagai macam langkah dan kegiatan. 3) Ketauilah yang sedang Anda katakana Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata, karena kecermatan ungkapan pikiran ke dalam kata-kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi. 4) Buatlah pembedaan dan pembagian yang semestinya Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi banyak kejadian dimana dua hal atau lebih mempunyai bentuk sama, namun tidak identik. Di sinilah perlunya dibuat suatu distingsi, suatu pembedaan. 5) Cintailah definisi yang tepat Penggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu kemungkinan tidak ditangkap sebagaimana yang dimaksudkan, jadi jangan ragu untuk membuat definisi. Definisi harus diburu hingga tertangkap. Definisi artinya pembatasan, yaitu membuat jelas batas-batas sesuatu. Harus dihindari kalimat-kalimat yang dan uraian-uraian yang gelap,tidak terang strukturnya dan tidak jelas artinya. Cintailah cara berfikir yang terang, jelas, dan tajam membeda-bedakan, hingga terang yang dimaksud. 6) Ketahuilah mengapa Anda menyimpulkan begini atau begitu Ketahuilah mengapa Anda berkata begini atau begitu. Anda harus bisa melihat asumsi-asumsi, implikasi-implikasi, dan konsekuensi-konsekuensi dari suatu penuturan, pernyataan, atau kesimpulan yang Anda buat. 7) Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga Dalam belajar ilmiah Anda tidak hanya tahu tentang hukum-hukum, prinsipprinsip, dan juga bentuk-bentuk pikiran tetapi tetapi perlu juga. Dalam praktik, menjadi cakap dan cekatan berfikir sesuai dengan hukum, prinsip, bntuk berpikir yang betul tanpa mengabaikan dialektika, yakni proses perubahan keadaan. Logika ilmiah melengkapi dan mengantar kita untuk menjadi cakap dan sanggup berpikir kritis, yakni berpikir secara menentukan karena menguasai ketentuan-ketentuan berpikir yang baik. b. Klasifikasi Sebuah konsep klasifikasi, seperti panas atau dingin, hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas. Suatu konsep perbandingan, seperti lebih panas atau lebih dingin. Mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang, dibandingkan dengan objek lain. Jauh sebelum ilmu mengembangkan konsep temperature, yang dapat diukur, waktu itu kita sudah dapat mengatakan, objek ini lebih panas dibandingkan dengan objek itu. Konsep seperti ini mempunyai kegunaan yang sangat banyak. 7
8 c. Aturan Definisi Suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseorang untuk memindahkannya kepada orang lain. Jadi definisi yang baik adalah menyeluruh dan membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah manusia adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genius sedangkan berakal adalah differensia, pembeda utama manusia dengan makhluk-makhluk lain. Jadi, definisi yang valid dalam logika perlu batasan yang jelas antara objek-objek yang didefinisikan. PENUTUP Berpikir adalah hakikat seorang manusia. Inilah yang membedakan manusia (homo sapiens) dengan makhluk hidup lainnya. Manusia memiliki kemampuan untuk menyampaikan, mengembangkan dan menemukan serta mengolah ilmu pengetahuan melalui suatu proses rumit yang dinamakan berpikir. Berpikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentunya berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir yang didasari prinsipprinsip keilmuan adalah proses berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis berarti masuk akal, dan empiris berarti dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (Hillway: 1956). Dalam proses berpikir ilmiah dibutuhkan alat bantu atau sarana agar kegiatan ilmiah dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya sarana berpikir ilmiah terdirr dari empat hal yaitu bahasa, matematika, statistic dan logika. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah mengacu pada fungsi matematika sebagai bahasa dan sarana berpikir deduktif. Sedangkan statistika mengacu pada sarana berpikir induktif. Dan aspek terakhir yaitu logika, merupakan sarana berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada Salam, Burhanuddin Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi. Jakarta: Rineka Cipta Suriasumantri, Jujun S Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Gramedia uripsantoso.wordpress.com Penyusun: Apin Mareta Dini Anggraeni S. Fiqih Amrantasi Nurul Rohana Yeni Dwi Rahayu Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dosen : Afid Burhanuddin, M.Pd. Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Pacitan 8
SARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Perbedaan antara manusia dengan hewan, tumbuhan ataupun yang lainnya sudah
Lebih terperinciINTERRELASI BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA
Oleh: (Mahasiswa S-2 Pascasarjana Universitas PGRI Adibuana Surabaya) Abstrak: Tulisan ini berupaya mengungkap keterkaitan antara bahasa, matematika, serta statistika dimana dalam konsep berpikir ilmiah
Lebih terperinciFILSAFAT DAN LOGIKA. Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI
FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI MATEMATIKA SEBAGAI BAHASA Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna. Lambang matematika bersifat artifisial yang baru
Lebih terperinciTopik 13 SARANA BERPIKIR
Topik 13 SARANA BERPIKIR PERKEMBANGAN STATISTIKA Kesimpulan induktif tidak memberikan kepastian dalam kebenaran, namun sekedar memberikan peluang. Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan penarikan
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Berfikir ilmiah merupakan kegiatan keseharian yang pada dasarnya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir sendiri mempunyai arti yaitu upaya manusia dalam memecahkan masalah.
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Manusia merupakan makhluk Tuhan yang berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia dianugerahi akal, sedangkan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan tidak memilikinya. Perbedaan utama
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Matematika dan Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah Dilaksanakan oleh : Imam Amirrulah ( 2011-31-014 ) JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Manusia merupakan makhluk yang berakal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan, jin bahkan malaikat sekalipun. Dengan akal yang dimilikinya,
Lebih terperinciPeran Logika Dalam Filsafat
Peran Logika Dalam Filsafat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Popkrin dan Stroll menguraikan lebih dahulu perbedaan perbedaan antara etika metafisika lalu masuk logika sebagai bagian dari pada filsafat.
Lebih terperinciSarana Berfikir Ilmiah. Sarana. Berfikir Ilmiah. Afid Burhanuddin. Pohon Filsafat. Afid Burhanuddin 1
Sarana Berfikir Ilmiah Afid Burhanuddin Pohon Filsafat Afid Burhanuddin 1 Apa itu? Sarana: Alat yang membantu dalam mencapai tujuan tertentu Saranaberpikirilmiah: Alat yang membantu bagi metode ilmiah
Lebih terperinciBAHASA SEBAGAI SARANA BELAJAR DAN BERPIKIR
BAHASA SEBAGAI SARANA BELAJAR DAN BERPIKIR Rukni Setyawati Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah rukni@ymail.com Abstrak Manusia dapat berpikir dengan baik karena mempunyai bahasa. Tanpa bahasa maka manusia
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH.
SARANA BERFIKIR ILMIAH Muhammad Rijal 1, Idrus Sere 2 1,2 Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon E-mail: rijal_rijal82@yahoo.co.id Abstarak: Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
Lebih terperinciSebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika
Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Konsep terbaru filsafat abad 20 didasarkan atas dasar fungsi berfikir, merasa, cipta talent dan kreativitas. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Untuk
Lebih terperinciSARANA BERPIKIR ILMIAH
SARANA BERPIKIR ILMIAH PENDAHULUAN Ciri Utama Manusia BERPIKIR AKAL BERPIKIR ALAMIAH berdasarkan kebiasaan sehari-hari, dari pengaruh alam sekelilingnya ILMIAH berdasarkan sarana tertentu secara teratur
Lebih terperinciBuka Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika
Buka http:ofiiick.blogspot.com Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika Pengertian Penalaran, Pengertian Logika, Perbedaan Antara Penalaran Dan Logika, Beberapa Contoh Penalaran Deduktif
Lebih terperinciPERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd
PERTEMUAN 1 Irnin Agustina D.A.,M.Pd PENGETAHUAN??? Irnin Agustina D.A.,M.Pd Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu (Jujun S
Lebih terperinciSARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017
SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 Kompetensi Yang Diharapkan Mahasiswa dapat menjelaskan sarana berpikir ilmiah : 1.
Lebih terperinciBAB V METODE-METODE KEILMUAN
BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun
Lebih terperinciILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.
ILMU DAN MATEMATIKA ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. John Warfield; Ilmu dipandang sebagai suatu proses. Pandangan
Lebih terperinciALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam
Lebih terperinciMAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:
MAKALAH FILSAFAT ILMU Tema: Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif Disusun oleh: Patricia M D Mantiri 10 312 633 Pend. Teknik Informatika I. Latar Belakang Masalah Sebelum membahas tentang penalaran
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika
Filsafat Ilmu dan Logika Matematika dan Statistika MATEMATIKA Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambing-lambang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah. Rumusan masalah penelitian hanya dapat dijawab
Lebih terperinciPENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta yang empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
Lebih terperinciA. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika
Lebih terperinciIlmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati
Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup
Lebih terperinciRuang Lingkup Penelitian Ilmiah
Modul ke: Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH, METODOLOGI PENELITIAN, DAN LOGIKA BERPIKIR ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)
Lebih terperinciPENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA
P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
BAHASA INDONESIA Modul ke: KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Bahasa 1. Bloch & Trager Bahasa adalah
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU
DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis
Lebih terperincimakalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis
makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH
ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH Ilmu adalah sebagai aktivitas penelitian. Sudah kita ketahui bersama bahwa ilmu mempunyai andil yang cukup besar dalam perkembangan kehidupan manusia
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah medium untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kehendak melalui lambang-lambang bahasa, baik berupa lambang bunyi atau ujaran maupun lambang-lambang
Lebih terperinciVII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian adalah serangkaian proses penelitian dimana seorang peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi masalah, berupaya untuk memecahkan masalah, memecahkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)
BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) Dosen Pengampu : TASRIF, MPD Disusun oleh SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciSARANA BERFIKIR ILMIAH
SARANA BERFIKIR ILMIAH Perkembangan ilmu dan filsafat dimulai dengan keingintahuan manusia yang kemudian meningkat menjadi penalaran yang radikal, sistematis dan universal. Penalaran dalam berkembangnya
Lebih terperinciPENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO
PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Logos yaitu akal, jika didefinisikan Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau
Lebih terperinciEPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
Lebih terperinciMAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :
MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris Disusun oleh : Nama : NPM : Program Studi Fakultas Universitas 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciLANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan
LANGUAGE IS POWERFUL 1. Pendahuluan Manusia yang nalurinya selalu hidup bersama menyebabkan perlunya berkomunikasi sesamanya. Alat komunikasi ini adalah bahasa. Dengan mempergunakan bahasa seseorang dapat
Lebih terperinciBERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF
UNIVERSITAS GUNADARMA NAMA : SRI SETIAWATY NPM : 18211261 KELAS : 3EA27 BERPIKIR (PENALARAN) DEDUKTIF A. DEFINISI BERPIKIR (PENALARAN) Berpikir (Penalaran) adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa menulis skripsi dengan baik dan mudah, penulisnya harus mengerti logika dan cara
Lebih terperinciDasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2
Pertemuan 1 dan 2 Dasar Dasar Logika Oleh: Novy Setya Yunas Phone: [+62 8564 9967 841] Email: novysetiayunas@gmail.com Online Course: https://independent.academia.edu/yunaszone Konsep.. Konsep bentuk logis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Sebagai makhluk sosial,
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN
PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan hipotesis penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 7.1. Menjelaskan pengertian hipotesis 7.2. Menjelaskan
Lebih terperinciJurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 02 Juli 2015 FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH. Oleh: Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd 1.
FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH Oleh: Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd 1 Abstract Language is a tool to convey a thought or opinion to others, whether thought conversations lectures
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu
METODE PENELITIAN Wuryansari Muharini Kusumawinahyu Disarikan dari tulisan M. Laksono Tri Rochmawan, SE, MSi, Akt. Di http://www.sonilaksono.blogspot.com http://www.laksonotri.zoomshare.com Outline O Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Arti Kata Statistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Arti Kata Statistik Istilah statistik mempunyai pengertian yang berbedabeda bagi orang yang berbeda. Bagi seorang manajer tim sepak bola, statistik bisa dipahami sebagai frekuensi
Lebih terperinciPENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD
PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD Elmia Umar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENGERTIAN FILSAFAT (1)
PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 METODE ILMIAH
PERTEMUAN 3 METODE ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai metode ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 3.1. Menjelaskan metode ilmiah 3.2. Menjelaskan karakteristik
Lebih terperinciLANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor
LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.
Lebih terperinciPengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah
Pengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah 1. Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu, sebelum
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : Bahasa, Informasi Sebagai Bentuk Pesan Komunikasi Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciFILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI
FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data. Secara umum analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu: (1) reduksi data merupakan proses pemilihan
Lebih terperinciBAB IV PENALARAN MATEMATIKA
BAB IV PENALARAN MATEMATIKA A. Pendahuluan Materi penalaran matematika merupakan dasar untuk mempelajari materimateri logika matematika lebih lanjut. Logika tidak dapat dilepaskan dengan penalaran, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir
Lebih terperinciHAKIKAT DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia
HAKIKAT DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia 1. Hakikat Bahasa Indonesia Bahasa sebagai sarana interaksi sosial Bahasa adalah ujaran Bahasa meliputi dua bidang
Lebih terperinciILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI
PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian
Lebih terperinci6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS
PENGANTAR SAP 6 Mata Kuliah Critical and Creative Thinking 6.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BERPIKIR KRITIS/LOGIS 6.2 ARGUMENTASI : STRUKTUR DASAR 6.3 PENALARAN INDUKTIF & BENTUK-BENTUKNYA 6.4 PENALARAN DEDUKTIF
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH
IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH SUMBANGAN FILSAFAT TERHADAP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Filsafat mampu menunjukkan batas-batas: Ontologi Epistemologi aksiologi Melahirkan ilmuwan yg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat. Tirtarahardja (2005:226) mengatakan bahwa sebagai
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksudkan adalah kegiatan penelitian
Lebih terperinciALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si.
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Ciri-Ciri Manusia Organ tubuhnyakompleks dan sangat khusus terutama otaknya Mengadakan metabolisme Tanggap terhadap rangsang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENULISAN ILMIAH
METODOLOGI PENULISAN ILMIAH Pertemuan Ke-2 Karya Ilmiah :: Noor Ifada :: noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 POKOK BAHASAN Pengertian Karya Ilmiah Jenis Karya Ilmiah Sikap Ilmiah
Lebih terperinciSIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1
SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 Setiap orang pada saat dan tempat tertentu akan berada dalam suatu situasi. Jika orang tersebut merasa sebagai bagian dari situasi itu, maka orang itu disebut mengalaminya.
Lebih terperinciRAGAM / JENIS PENELITIAN
RAGAM / JENIS PENELITIAN Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah juga disebut sebagai studi literature atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis penting adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip
BAB III METODE PENELITIAN Metode yaitu suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbolsimbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PROF. DR. NURFINA AZNAM NUGROHO, SU., APT
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN MASALAH RANCANGAN PENELITIAN PENELITIAN UNTUK MEMAHAMI DAN MEMECAHKAN MASALAH DI BIDANG TERTENTU SERTA MEMPEROLEH PENGETAHUAN BARU, SECARA: ILMIAH : BERDASARKAN FAKTA ATAU
Lebih terperinciPendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian
Pengantar Metodologi Penelitian Pendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian Dua aspek tersebut
Lebih terperinciLANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Yang diampu oleh Bpk. Gusnar Mustapa, S.E., M.M. Disusun oleh Kelompok III: EVI ARISTA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom
PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01 Arief Soeleman, M.Kom arief22208@gmail.com ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN Research (Inggris) dan recherche (Prancis) re (kembali) to search (mencari)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian bahasa sebagai sarana komunikasi kurang begitu diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. Mereka berfikir bahwa yang terpenting dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan
Lebih terperinciIL I MU A LAMIA I H H DA D SA S R Dewi Yuanita
ILMU ALAMIAH DASAR Dewi Yuanita Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya A. Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya ciptaan Tuhan yang paling sempurna manusia Apakah hanya manusia yang berhak memanfaatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian ilmiah dikenal dengan istilah metode penelitian. Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam
Lebih terperinci