BAB 2 DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitian Dalam proses pembuatan makalah ini, diperlukan beberapa metode pengambilan data seperti : 1. Kajian Pustaka Merupakan data-data yang diperoleh dari buku-buku dan literatur yang membahas tentang konsepsi ketuhanan dalam Weda, profil dan cerita-cerita tentang dewa dan dewi dalam Reg Weda, karya tulis, serta artikel dan forum diskusi di internet. 2. Hasil pengamatan kualitatif berupa wawancara dengan narasumber, serta mendatangi langsung peninggalan-peninggalan bersejarah jaman kerajaan Hindu di Indonesia Referensi Buku Theologi Hindu (Brahma Widya) Buku karangan Gede Pudja, MA, SH. ini membahas tentang pokokpokok ajaran ketuhanan menurut ajaran agama Hindu, dan seperti yang diuraikan dalam Weda. Pada Bab ke 4 dijelaskan bagaimana perbedaan antara Tuhan dan Dewa. Buku yang diterbitkan oleh penerbit PARAMITHA Surabaya ini memberikan informasi bahwa Tuhan dan Dewa itu tidak sama, Tuhan bersifat Maha Kuasa dan abstrak, sedangkan dewa memiliki kuasanya masing-masing menurut fungsinya dan dapat di gambarkan. Melalui buku ini, penulis mendapatkan informasi tentang konsepsi ketuhanan dalam agama Hindu berikut dengan penggalan-penggalan dari kitab suci sebagai bukti keakuratan agar tidak menimbulkan kontroversi, Meskipun pembahasannya masih belum terlalu dalam. Dalam buku ini juga terdapat beberapa profil 33 dewa dan dewi dalam agama Hindu menurut Reg Weda Referensi Buku VEDA : Sabda Suci Buku karangan DR. I Made Titib ini merupakan buku yang sangat sulit ditemukan karena tidak diperdagangkan. Buku ini membahas tentang pedoman-pedoman dalam kehidupan menurut Weda, termasuk pembahasan sifat-sifat teladan beberapa dari ke 33 dewa dan dewi tersebut. Merupakan sebuah rangkuman dari ke-empat Weda, buku ini pun juga membahas tentang konsepsi ketuhanan dalam Weda. Buku yang diterbitkan oleh penerbit PARAMITHA Surabaya ini, memberikan penulis informasi yang cukup lengkap tentang profil ke 33 3

2 4 dewa dan dewi, dan sejarah mengenai dewa dan dewi tersebut melalui penggalan-penggalan dari kitab suci Weda Referensi Buku Dewa-Dewi Hindu Buku ini membahas langsung tentang dewa dan dewi dalam agama Hindu. Cukup lengkap, namun hanya beberapa dari ke 33 dewa dan dewi yang disebutkan dalam buku karangan I Wayan Maswinara ini. Informasi penting yang didapat penulis ialah terdapat ilustrasi di tiap penjelasan dewa dan dewi. Hal ini memudahkan penulis untuk mencari atribut beserta senjata dan tunggangan atau kendaraan yang terdapat pada dewa dan dewi tersebut Referensi Buku World Religions Buku ini membahas tentang agama-agama yang ada di dunia. Namun penulis hanya membaca segmen Hinduism pada buku tersebut. Buku karangan John Bowker ini membahas atribut-atribut serta senjatasenjata yang melekat pada dewa dan dewi dalam bentuk arca-arca kuno. Sedikit informasi yang didapatkan dalam buku ini, namun penulis menambah pengetahuan umum karena dalam buku tersebut terdapat profil orang yang menyembah dewa dan dewi serta cara dan eventevent penyembahan dewa dan dewi Referensi Buku Dewa-Dewa Hindu dan Awatara-Awataranya Buku yang diterbitkan oleh Upada Sastra ini membahas beberapa profil dewa dan dewi pada jaman Reg Weda, berikut dengan penggambaran fisik dan sifat para dewa dan dewi tersebut. Dalam buku karangan I Gusti Made Widia ini, terdapat ilustrasi di tiap profilnya, dengan bergaya Bali. Ini memudahkan penulis untuk menggambarkan atribut serta dapat dijadikan referensi ragam hias pada tiap atributnya. Dalam buku ini juga terselip cerita-cerita seputar dewa dan dewi hindu, juga epos India yang terkenal, yaitu Ramayana dan Mahabharata Referensi Buku Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu Buku karangan DR. I Made Titib ini lebih menekankan pada symbolsimbol dan alat-alat upacara dalam agama Hindu. Namun terdapat pula pembahasan tentang beberapa profil dewa dan dewi pada jaman Weda. Terdapat pula ilustrasi yang berciri khas India, yang dapat membantu dalam proses ilustrasi. Tidak beda jauh dengan buku VEDA : Sabda Suci, Buku ini agak lebih detail dari buku yang sebelumnya Referensi Buku Kisah-Kisah Mengagumkan Para Dewa Hindu Buku karangan Ayu Rini tersebut berisi tentang cerita-cerita dewa dan dewi Hindu, seperti bagaimana Dewa Daksha mendapatkan kepala kambingnya, mengapa Siwa bermata tiga, dan sebagainya.

3 5 Buku terbitan PARAMITA Surabaya ini dapat menambah informasi menarik dan dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan gestur yang lebih bercerita di tiap penggambaran dewa dan dewi tersebut Referensi Kitab Suci Reg Weda Merupakan Weda tertua, dari ketiga Weda lainnya, yaitu Yayur Weda, Sama Weda, dan Atharwa Weda. Reg Weda berisikan pujian-pujian dalam bentuk puisi, Yayur Weda berisikan pujian-pujian dalam bentuk prosa, Sama Weda berisikan pujian-pujian dalam bentuk lagu dan nyanyian, dan Atharwa Weda merupakan pujian-pujian dalam bentuk Mantera. Kitab Suci Reg Weda merupakan sumber dari ilmu pengetahuan tentang dewa dan dewi pada jaman Weda. Dari kitab inilah, nama ke 33 dewa dan dewi tersebut disebutkan Literatur Internet ETIMOLOGI Kata Dewa muncul dari agama Hindu, yakni dari kata Deva atau Daiwa (bahasa Sanskerta), yang berasal dari kata div, yang berarti sinar. Kata dewa dalam bahasa inggris sama dengan deity, berasal dari bahasa latin, deus. Bahasa latin dies dan divum, mirip dengan bahasa Sanskerta div dan diu, yang berarti langit, sinar. Kata deva (sinar, langit) sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata devil (iblis/setan). Istilah dewa diidentikan dengan mahkluk suci yang berkuasa terhadap alam semesta. Meskipun pada aliran politeisme menyebut adanya banyak Tuhan, namun dalam bahasa Indonesia, istilah yang dipakai adalah Dewa, istilah Tuhan dipakai untuk penguasa alam semesta yang maha tunggal dan abstrak, tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibayangkan. HUBUNGAN ANTARA DEWA DENGAN MANUSIA Para Dewa dipercaya sebagai makhluk yang tak tampak dan tak dapat dijangkau. Mereka hidup di tempat-tempat suci atau tempat-tempat yang jauh dari jangkauan manusia, seperti surga, neraka, di atas langit, di bawah bumi, di lautan yang dalam, di atas puncak gunung tinggi, di hutan belantara, namun dapat berhubungan dengan manusia karena manifestasi atau kekuatan supranaturalnya. Dalam beberapa agama monoteistik, Tuhan dianggap tinggal di surga namun karena kemahakuasaannya Dia juga ada dimana-mana sehingga dapat berhubungan dengan makhluk-nya kapanpun dan dimana pun, namun secara kasat mata. Dalam pandangan umat beragama (monoteistik, politeistik, panteistik) sesungguhnya Tuhan ada dimanamana, namun untuk memuliakannya Dia disebutkan tinggal di surga.

4 6 Dalam politeisme, para Dewa digambarkan sebagai makhluk yang memiliki emosi dan wujud seperti manusia, sangat berkuasa, dan antara manusia dan para Dewa ada perbedaan yang sangat menonjol. Para Dewa tinggal di surga sedangkan manusia tinggal di bumi. Karena para Dewa tinggal di surga, maka para Dewa memiliki kekuasaan dan kesaktian untuk mengatur, menghukum atau memberkati umat manusia. Sementara para Dewa berkuasa, maka manusia memujanya dan memberikan persembahan agar dibantu dan diberkati oleh kemahakuasaan-nya. DEWA YANG TUNGGAL Dalam agama yang menganut paham monoteisme, Dewa hanya satu dan sebutan Tuhan adalah sebutan yang umum dan layak. Tuhan merupakan sesuatu yang supranatural, menguasai alam semesta, maha kuasa, tidak dapat dibayangkan dan tidak bisa dilukiskan. Agama monoteisme enggan untuk mengakui adanya dewa-dewa karena dianggap sebagai Tuhan tersendiri. Dalam agama Hindu dan Buddha, meskipun meyakini satu Tuhan, namun ada makhluk yang disebut Dewa yang diyakini di bawah derajat Tuhan. Dalam filsafat Hindu, para Dewa tunduk pada sesuatu yang maha kuasa, yang maha esa, dan yang menciptakan mereka yang disebut Brahman (sebutan Tuhan dalam agama Hindu). Dalam agama Buddha, para Dewa bukanlah makhluk sempurna dan memiliki wewenang untuk mengatur umat manusia. Para Dewa tunduk pada hukum mistik yang mengikat diri mereka pada karma dan samsara. Dalam hal ini, Tuhan adalah sesuatu yang agung dan mulia, tidak bisa disamakan dengan Dewa dan tidak ada yang sederajat dengannya. Meskipun ada agama yang meyakini banyak Dewa (seperti Hindu dan Buddha) namun jika memiliki konsep Ketuhanan yang Maha Esa, para Dewa dianggap sebagai makhluk suci atau malaikat dan tidak sederajat dengan Tuhan. PANDANGAN MENGENAI DEWA-DEWI Dalam tradisi agama Hindu umumnya, para Dewa (atau "Deva", "Daiwa") adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Para Dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara Tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-Dewi tersebut seperti: Brahma, Wisnu, Siwa, Agni, Baruna, Aswin, Kubera, Indra, Ganesa, Yama, Saraswati, Laksmi, Surya, dan lain-lain. Karena ditemukan konsep ketuhanan yang maha esa, Dewa-Dewi dalam agama Hindu bukan Tuhan tersendiri. Dewa-Dewi dalam agama Hindu hidup abadi, memiliki kesaktian dan menjadi perantara Tuhan ketika memberikan berkah kepada umatnya. Musuh para Dewa adalah para Asura. Menurut agama Hindu, para Dewa

5 7 tinggal di suatu tempat yang disebut Swargaloka atauswarga, suatu tempat di alam semesta yang sangat indah, sering disamakan dengan surga. Penguasa di sana ialah Indra, yang bergelar raja surga, atau pemimpin para Dewa. DEWA DALAM WEDA Dalam kitab suci Reg Weda, Weda yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dewa yang banyak disebut adalah Indra, Agni, Waruna dan Soma. Baruna, adalah Dewa yang juga seorang Asura. Menurut ajaran agama Hindu, Para Dewa (misalnya Agni, Baruna, Indra, dll) mengatur unsur-unsur alam seperti air, api, angin, dan sebagainya. Mereka menyatakan dirinya di bawah derajat Tuhan yang agung. Mereka tidak sama dan tidak sederajat dengan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan manifestasi Tuhan (Brahman) itu sendiri. Dalam kitab-kitab Veda dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendaktuhan. Para Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan. Dalam kitab suci Bhagawad Gita diterangkan bahwa hanya memuja Dewa saja bukanlah perilaku penyembah yang baik, hendaknya penyembah para Dewa tidak melupakan Tuhan yang menganugerahi berkah sesungguhnya. Para Dewa hanyalah perantara Tuhan. 2.2 Riset Mengenai Evolusi Visual Riset ini bertujuan untuk mempelajari visual dewa dan dewi yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Berikut ini merupakan gambar dan penjelasan sesosok visual dewa yang berevolusi seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman. Sebagai perbandingan, penulis mengambil contoh pasa satu dewa, yaitu dewa Siwa, hal ini dikarenakan pada jaman dahulu, pada saat itu, para raja-raja memuja dewa Siwa karena Beliau merupakan dewa tertinggi dalam agama Hindu. Berikut evolusi penggambaran visual Siwa dari jaman ke jaman, berikut dengan beberapa medianya.

6 8 Gambar 2.1 Siwa Penggambaran pada jaman dulu (India) Penggambaran visual dewa Siwa dengan posisi beryoga, duduk bersila yang ditemukan di Mohenjo-daro, Distrik Larkana Sindh, Pakistan. Tenggelam dalam waktu yang cukup lama akibat banjir sungai Indus, peninggalan ini diperkirakan berasal dari tahun Sebelum Masehi. Penggambaran gestur yang sederhana menandai masih minimnya ilmu pengetahuan tentang badan manusia.

7 9 Gambar 2.2 Siwa Nataraja Siwa dengan posisi Nataraja, pada jaman dinasti Chola, dinasti yang berkembang dan cukup lama menguasai wilayah selatan India. Peninggalan yang terbuat dari bahan perunggu ini tidak dapat diperkirakan tahun pembuatannya, namun apabila di analisa, dari bentuk gestur dan pemilihan media, dirasa cukup memiliki pengetahuan dan teknologi sudah mulai berkembang pada saat itu.

8 10 Gambar 2.3 Siwa dan Parwati Penggambaran dewa Siwa dalam media kertas menunjukkan era 2D dalam penggambaran dewa dan dewi. Lukisan dengan media cat air ini diperkirakan dibaut pada tahun Pada gambar tersebut, gestur masih belum Nampak sempurna, namun sudah kelihatan jelas attribut dewa tersebut serta berisikan sebuah cerita dalam sebuah karya lukis. Terlihat digambar tersebut dewi Parwati, dewa Siwa, kendaraan dewa Siwa (Nandi), dan seorang Bhagiratha di sungai Gangga, India.

9 11 Gambar 2.4 Siwa Sati Memasuki era yang lebih modern, para Artist mulai menunjukkan idealisme dalam berkarya. Lukisan yang dibuat pada tahun 1800 ini memiliki peningkatan pemahaman gestur dan sisi modernisasi yang terlihat dari segi pewarnaan yang gradasi, dan landscape yang hidup. Lukisan ini dibuat pada tahun 1800, dikisahkan dewa Siwa membawa Sati, yang tak lain adalah istrinya, dengan trisula yang menusuk punggung Sati. Terlihat jelas atribut dan senjata dewa tersebut pada saat itu.

10 Penggambaran pada jaman modern (India) Memasuki era 90-an, karya-karya visual yang mengandung unsur dewa sudah semakin baik seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Gestur semakin sempurna dan pewarnaan yang cenderung realis, menyiratkan bahwa seakan-akan dewa dan dewi tersebut memang nyata. Atribut-atribut semakin jelas dan ragam hias khas India yang detail menjadikan penggambaran visual dewa dan dewi pada era ini semakin menarik. Gestur dibuat bebas dan sangat refleks atau lentur. Era ini menggambarkan suatu aturan dari segi pewarnaan dan atribut atau senjata, serta ragam hiasnya untuk pembuatan visual dewa dan dewi India di era selanjutnya. Arah jarum jam : Gambar 2.5 Dewa Siwa dengan anaknya, Ganesha Gambar 2.6 Dewa Siwa sedang beryoga Gambar 2.7 Dewa Siwa : Trisula Gambar 2.8 Dewa Siwa dengan saktinya, Dewi Parwati

11 13 Gambar 2.9 Yupa Kerajaan Kutai Penggambaran pada jaman dulu dan kerajaan (Indonesia) Peninggalan sejarah bentuk visual dewa dan dewi Hindu di Indonesia ditandai dengan kerajaan pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Kutai. Raja yang terkenal pada saat itu ialah Raja Mulawarman, yang menyembah dewa Siwa dalam bentuk sebuah pengorbana ekor sapi di berikan kepada kaum Brahmana. Hal ini tertulis dalam bentuk sebuah Yupa.

12 14 Gambar 2.10 Siwa Mahadewa Dewa Siwa dalam bentuk arca atau patung pada abad 7 Masehi, ditemukan di Dieng, Wonosobo, Jawa tengah. Penggambaran yang sederhana serta gestur masih terasa kurang proporsional pada masa itu.

13 15 Gambar 2.11 Siwa Mahadewa Dieng Dewa Siwa terlihat sedang berdiri, namun proporsi tidak jelas dan terlihat sangat pendek. Arca ini diperkirakan dibuat pada abad 8 Masehi. Ditemukan di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.

14 16 Gambar 2.12 Siwa Mahadewa Dewa Siwa terlihat sedang duduk diatas kendaraannya yaitu Nandi, sang Sapi. Yang membedakan ialah Nandi yang berupa manusia namun berkepala sapi. Diperkirakan dibuat pada abad 9 Masehi, detail sudah terlihat dengan gestur yang sudah mulai proporsional. Arca ini ditemukan di Borobudur, Jawa Tengah.

15 17 Gambar 2.13 Siwa Mahadewa Guru Berbeda dengan penggambaran dewa Siwa yang sebelumnya, penggambaran dewa Siwa disini terlihat buncit dan gemuk, namun sudah terlihat detail senjata yang digunakan, ditemukan di Semarang, Jawa Tengah dan diperkirakan dibuat pada abad 9 Masehi.

16 18 Gambar 2.14 Siwa Mahadewa Blitar Arca pada abad ke 15 Masehi ini sudah cukup memperlihatkan detail di tiap atribut serta pakaiannya. Namun proporsi belum proporsional serta kurang begitu interaktif. Ditemukan di Blitar, Jawa Timur.

17 19 Arah jarum jam : Gambar 2.15 Pewayangan Dewa Brahma Gambar 2.16 Pewayangan Dewa Wisnu Gambar 2.17 Pewayangan Dewa Indra Penggambaran dewa dan dewi dalam pewayangan (Indonesia) Dalam hal ini, ragam hias dari kebudayaan Jawa sangat kental dalam pewayangan dewa dan dewi Hindu tersebut. Penggambaran 2D wayang kulit, sering dipentaskan apabila menceritakan epos Ramayana atau Mahabharata.

18 Profil 33 Dewa dan Dewi Hindu Wahai para Dewa, sebelas di surga, sebelas dibumi dan sebelas di langit, semoga engkau bersuka cita dengan persembahan suci ini ( Reg. Weda III.6.9 ) Dari penggalan isi dari Reg. Weda tersebut, dapat dikategorikan untuk ke 33 Dewa tersebut berdasarkan Dunia nya, yaitu Bumi (Bhur), Langit (Bvah), dan Surga (Svah) 11 Dewa di Bumi ( Bhur Loka ) - Dewa Agni Dewa Agni digambarkan sebagai laki-laki berbadan merah dengan dibalut kain berwarna merah dengan benang suci, mempunyai tiga kaki, tujuh lengan dengan memegang benda-benda semacam sendok, sendok besar, kipas dll., enam buah mata dan alis, dan rambutnya berwarna hitam kemerahan. Berlidah tujuh buah, bertanduk dan mengendarai kambing betina dengan selempang suci. Dewa Agni merupakan dewa api, berfungsi sebagai pendeta, sebagai duta, pemberi berkah, dan pengusir roh jahat. Dewa Agni memiliki sifatsifat yang baik dan yang tidak baik, keduanya layak dan tak rasionil, dia adalah dewa yang ramah namun suka marah. Dia menyembuhkan dan membunuh. Banyak yang percaya bahwa ialah yang memiliki kekuasaan tertinggi di jagat Dewa jaman Weda. - Dewi Prthivi Digambarkan sebagai sesosok wanita yang ramah, dan merupakan dambaan setiap orang. Adalah Istri dari Dewa Dyaus. Memiliki seorang putra bernama Bhoma dalam Ramayana. Dengan Dewa Dyaus, mereka dihormati dengan tujuh nyanyian puji-pujian dalam Reg Weda. - Dewa Prajapati Merupakan prokreasi dan pelindung kehidupan. Dia muncul sebagai dewa pencipta atau Dewa tertinggi vishvakarman atas dewa Veda lainnya di Reg Weda, merupakan jelmaan atau manifestasi dari Brahma. - Dewa Daksha Dewa Daksha adalah putra dari Dewa Brahma, memiliki 1000 putra dan 50 putri untuk mengisi dunia ini. Memiliki hubungan yang tidak baik dengan Dewa Siwa. Dalam suatu perkelahian Dewa Siwa yang murka memotong kepala Dewa Daksha, lalu setelah dibujuk Dewa Brahma, Dewa Siwa menhidupkan kembali Dewa Daksha, namun dengan kepala kambing.

19 21 - Dewa Varuna Merupakan dewa laut, digambarkan sebagai laki-laki yang tampan, berkulit putih dan mengendarai monster laut yang disebut Mikara, yang berupa binatang laut yang pada bagian depannya berwujud seekor kijang, sedangkan pada bagian badan ke belakang berwujud seekor ikan. - Dewa Hara Bermuka dua, Wisnu dan Siwa. Keduanya memiliki tugas yang sangat penting, yaitu menjaga keseimbangan alam agar tidak terjadi kepunahan/kemusnahan di muka bumi. - Dewa Aja Ekapad Merupakan dewa yang unik, yaitu hanya memiliki 1 kaki. Ia bertugas sebagai pengantar pesan, menyampaikan pesan antara dewa satu ke dewa yang lainnya. Dari bumi ke langit, dari langit ke sorga. - Dewa Ahirbudhnya Dewa Ahirbudhnya merupakan pelindung dari objek-objek yang akan jatuh dari langit seperti meteor, komet dan sebagainya. Ia juga merupakan perantara antara dewa yang berada di bumi dan dewa yang berada di langit. - Dewa Virupaksha Dewa ini merupakan penjaga gunung berapi. Ia yang menjaga agar gunung-gunung tersebut meletus tidak pada waktunya. Gunung diletuskan apabila dewa Siwa melakukan tarian penghancuran. - Dewa Suresvara Merupakan dewa kegelapan, mengontrol semua yang telah mati. Pada jaman majapahit, dewa ini sangat dipuja. Dewa satu ini merupakan jelmaan dari dewa Siwa yang lebih dekanl dikenal dengan nama Siwa Sureswara. - Dewa Jayanta Sangat dipuja di Sri Lanka, bertugas menjaga bumi dari roh-roh jahat dan mahkluk-mahkluk gaib seperti setan, jin, dan sebagainya. 11 Dewa di Langit ( Bvah Loka ) - Dewa Vayu Adalah Dewa Angin, penguasa atmosfir. Digambarkan sebagai lakilaki tampan, Suara keretanya yang lebut, ditarik oleh sepasang kuda merah. Dalam Epos India, Ramayana, Dewa Vayu menjelma menjadi Hanuman.

20 22 - Dewa Anila Merupakan bawahan dari dewa Dyaus. Ia yang memberikan bencana alam seperti angin tornado atas perintah Dyaus. Dengan kibasan kipasnya, terjadilah bencana alam yang dashyat. - Dewa Dyaus Dewa langit yang cemerlang dan ayah dari alam semesta, merupakan Bapak dari para dewa dan menjadi dewa yang tertua dari seluruh dewa. Ia digambarkan besar, kekar, bijaksana dan energik. Memiliki rambut putih dan janggut yang panjang. Ia adalah persamaan Hindu dari dewa Yunani, yaitu Zeus. - Dewi Savitr Adalah Dewi cahaya sinar matahari yang belum terbit. Digambarkan sebagai sesosok wanita pendamping Dewa Surya, cantik, anggun dan bercahaya. - Dewa Candra / Soma Merupakan Dewa Bulan, suka meminum minuman dari suatu tumbuhan. merupakan otak dan pikiran, emosi, kepekaan, kelembutan, imajinasi. Digambarkan menaiki kereta kencana dengan 10 kuda, gagah dan perkasa. - Dewa Indra Halilintar ialah senjatanya, mengendarai kereta dengan gajah sebagai tunggangannya. Sering kali dianggap sebagai dewa yang tertinggi. - Dewa Wisnu Digambarkan bertubuh biru dan berwajah tampan. Dibelakang kepalanya terdapat 5 ular, bertangan 4, masing-masing memegang sesuatu benda seperti gada, cakram, bunga teratai dan alat musik dari kerang. Dewa ini ialah dewa yang sampai saat ini masih dipuja oleh masyarakat Hindu bersama dengan dewa Siwa dan dewa Brahma yang tergabung dalam Tri Murti. - Dewa Pushan Merupakan dewa bintang, semua giginya hilang pada saat pertempuran Dewa Daksha dengan Dewa Siwa. Sesaat itu pula giginya menjadi bintang di langit. - Dewa Mitra Dewa Mitra merupakan sahabat dari Dewa Varuna, keduanya merupakan Dewa hukum dan penjaga tertinggi.

21 - Dewa Stivitra Merupakan penjaga langit untuk luar angkasa. Bermuka seperti perempuan, dengan baju merah, mengawasi bumi dari benda-benda asing dari luar angkasa. - Dewa Aparjita Merupakan penjaga gerbang angkasa menuju Surga. Tugasnya ialah menjaga Surga dari kejahatan yang melalui angkasa dan Bumi Dewa di Surga ( Svah Loka ) - Dewa Surya Merupakan dewa Matahari, berfungsi sebagai pemusnah kegelapan, penyembuhan orang, digambarkan sebagai laki-laki berkulit hitam kemerah-merahan, memiliki tiga mata dan bertangan empat. - Dewa Pratyusa Ialah Dewa yang menerbitkan matahari, menunggu perintah dari dewa Sawitri untuk menerbitkan matahari. - Dewa Druva Dewa yang menguasai bintang kutub, menyeimbangkan gravitasi yang ada di Bumi. Salah satu pemuja dewa Wisnu yang taat. - Dewa Sawitri Merupakan dewa matahari, pemberi kehidupan kepana segala mahkluk hidup ang ada di bumi. Dewa yang mengatur kapan matahari terbit dan kapan matahari terbenam. - Dewa Vivasta Hakim dalam dewa-dewa dalam agama Hindu. Menghukum dewadewi apabila melakukan kesalahan pada tugasnya. - Dewa Tvastar Pencipta alam semesta, salah satu dewa Matahari yang menciptakan mahkluk hidup di dunia ini. - Dewa Bhaga Merupakan salah satu dewa yang memberikan kehidupan terhadap mahkluk hidup berdasarkan takdir.

22 24 - Dewa Aryaman Ialah yang menciptakan siang dan malam, mengontrol waktu, dan memberikan kehidupan bagi banyak mahkluk karena tanpa siang dan malam, kehidupan di dunia akan punah. - Dewa Sukra Ialah dewa Roh yang dapat membangkitkan arwah yang sudah mati meskipun jasadnya sudah menjadi abu berkat pertapaannya dengan dewa Siwa. - Dewa Vaisvata Merupakan anak dari dewa Surya, Ia turun ke bumi, dalam wujud pemimpin dalam manwantara ketujuh untuk menyelamatkan para Rsi dari air bah yang besar. - Dewa Trayambaka Konten Buku : - Cover Merupakan nama lain dari dewa Siwa, digambarkan dengan bermata tiga, berbadan biru, bersenjatakan trisula, dan memakai baju dari kulit macan. - Inside cover - Prolog - Daftar Isi - Intro - Chapter 1 : Earth - Agni - Daksha - Baruna - Jayanta - Ahirbudhnya dan Aja Ekapada - Sureswara - Virupaksha - Ahirbuhnya - Virupaksa - Prajapati - Hara - Pertiwi - Chapter 2 : Sky - Anila dan Dyaus

23 - Indra - Chandra - Pushan - Bayu - Wisnu - Aparjita - Sawitri - Mitra - Stiwitra 25 - Chapter 3 : Heaven - Surya - Sukra - Waiwasta, Sawitra dan Twastar - Wiwasta - Pratyusa - Dhruwa - Bhaga - Aryaman - Trayambaka - Records - Daftar Pustaka - Terima Kasih - Tentang Penulis - Back Cover 2.4 Data Penerbit Red and White Publishing didirikan pada tahun 2004 dan dinamai dengan warna bendera nasional negara Indonesia. Red and White Publishing, dengan semangat, mempromosikan seni kebudayaan dan sejarah indonesia kepada khalayak Internasional yang mencakup seni fotografi, desain, ilustrasi, arsitektur, budaya, musik dan fashion.

24 Analisa SWOT Strenghts : Menjadi sumber informasi dan referensi yang unik mengenai Dewa dan Dewi dalam agama Hindu karena dikemas dalam bentuk visual kreatif dan illustrasi yang menarik Memiliki konten yang bercerita dan akurat dari buku yang beredar di pasaran Weakness : Figur Dewa dan Dewi yang kurang diminati khalayak banyak karena sangat sakral dan sensitif di Indonesia. Opportunity : Rasa ingin tahu masyarakat Indonesia terhadap budaya umat Hindu yang termasuk minoritas di Indonesia. Sebagai panduan dalam belajar ilmu agama Threat : Kurangnya ilmu pengetahuan yang membahas tentang Dewa dan Dewi agama Hindu yang cenderung membuat salah informasi dan dapat berakibat kontroversi. 2.6 Target Audience Target Primer Target primer dalam publikasi Weda Bhatara ini adalah usia 20 tahun 27 tahun, dengan kelas sosial B-A, pria dan wanita, pelajar, mahasiswa, karyawan, umat yang beragama Hindu, mancanegara Target Sekunder Target Sekunder dalam publikasi Weda Bhatara ini adalah usia 28 tahun 37 tahun, dengan kelas sosial B-A, pria dan wanita, pegawai kantoran, pekerja seni dan grafis, budayawan, mancanegara.

25 2.7 Data Khalayak Demografis : Umur : Tahun SES : B-A Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa, Karyawan Kepercayaan : Semua Agama Suku : Semua Suku 27 Psikografis : Hobi : Penggemar action figure, mainan, membaca buku, menggambar, membaca komik, memiliki barang koleksi Lifestyle : Well Educated, senang dirumah, taat beribadah, berbudaya tinggi Attitude : Supel, ramah, bersahabat, mau berbagi Behaviour : Memiliki rasa ingin tahu, memiliki ketertarikan dalam hal tertentu, senang belajar hal baru. Geografis : Domisili : WNI dan WNA Wilayah : Indonesia Kepadatan : Perkotaan dan Pusat Kota Iklim : Tropis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU ILUSTRASI 33 DEWA-DEWI HINDU WEDA BHATARA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU ILUSTRASI 33 DEWA-DEWI HINDU WEDA BHATARA TUGAS AKHIR PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU ILUSTRASI 33 DEWA-DEWI HINDU WEDA BHATARA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk gelar kesarjanaan pada School of Design Visual Communication Design Jenjang

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA I GUSTI NGURAH WIRAWAN, S.Sn., M.Sn NIP : 198204012014041001 INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Saradpulagembal, seperti halnya sesajen

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Desain Stage Properti Tari Kreasi Baru Satrianing Ganesha PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn DIPENTASKAN PADA PARADE GONG KEBYAR DEWASA DUTA

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

MUNCULNYA AGAMA HINDU

MUNCULNYA AGAMA HINDU MUNCULNYA AGAMA HINDU di INDIA Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)

Lebih terperinci

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA Wahyu 12:1-2 1. Seorang Perempuan sedang Mengandung 2. Berselubung Matahari 3. Bulan di bawah kakinya 4. Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan

Lebih terperinci

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1)

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1) Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1) Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keberagaman, di mana negara ini terdiri dari berbagai suku yang memiliki bahasa, budaya, bahkan kepercayaan (agama)

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR LEGENDA GUNUNG ARJUNAUNTUK ANAK SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : DIAN RATRI WIJAYANTI

PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR LEGENDA GUNUNG ARJUNAUNTUK ANAK SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : DIAN RATRI WIJAYANTI PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR LEGENDA GUNUNG ARJUNAUNTUK ANAK SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI Oleh : DIAN RATRI WIJAYANTI 309253416928 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Dewi Sita PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Kolaborasi antara FSRD ISI Denpasar dan ALVA (Architecture, Landscape,

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: KOLABORASI INTERNASIONAL ALL GREE VS TAPAK TELU THE INDONESIAN INSTITUTE OF THE ARTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Allah seperti ayah yang pengasih. 1Petrus5:6,7 Allah adalah Pencipta kita, dan Ia peduli kepada kita. Seperti ayah yang bijaksana danpengasihmengajar anak-anaknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach Dalam teori Joachim wach dapat diamati dalam tiga bentuk ekspressi keagamaan atau pengalaman beragama baik individu

Lebih terperinci

Asal Usul Dewa Zeus,Poseidon dan Hades (3 Dewa Terkuat) ZEUS (Dewa Penguasa Iklim dan Cuaca)

Asal Usul Dewa Zeus,Poseidon dan Hades (3 Dewa Terkuat) ZEUS (Dewa Penguasa Iklim dan Cuaca) Asal Usul Dewa Zeus,Poseidon dan Hades (3 Dewa Terkuat) ZEUS (Dewa Penguasa Iklim dan Cuaca) Zeus adalah raja para dewa dalam mitologi Yunani Dalam Theogonia karya Hesiodos, Zeus disebut sebagai "Ayah

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1 1. Agama Hindu berasal dari wilayah India kemdian tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

CHARLES KUMAR. Fakir Sang Pencari

CHARLES KUMAR. Fakir Sang Pencari CHARLES KUMAR Fakir Sang Pencari My Love my Shakti, my Manura Laxmi, this novel is for you and our children Prisha Vajra Valli And Ganadhakshya Kabir Valli 2 Aku laksana seekor anjing yang menunggu tuan

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Visual Ilustrasi menggunakan media digital untuk menimbulkan kesan modern dan lebih rapih dalam penarikkan garis pada gambar. Gaya ilustrasi dibuat

Lebih terperinci

Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya!

Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya! Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya! Kasih Yahuwah yang besar rindu pada anak-anak-nya di bumi. Dalam hikmat dan pengertian-nya yang tidak terbatas, Dia telah menyediakan sekilas pandang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Ajaran Agama Hindu tentang Penghormatan kepada Lembu Dalam pandangan agama Hindu binatang lembu merupakan binatang yang dihormati dan diagungkan. Lembu merupakan binatang

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

3. Laklak Debata Bulan (Kitab Debata Bulan)

3. Laklak Debata Bulan (Kitab Debata Bulan) MERAH Menyala Bulan adalah cerminan kekuatan Allah. Kitab ini berisi kekuatan manusia dalam menjalani hidup termasuk bumi dan seni bela diri batak dalam menjalani hidup sehari-hari. 3. Laklak Debata Bulan

Lebih terperinci

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING Intro Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER ( UTS ) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Kelas : VII ( tujuh ) Hari/Tanggal : Waktu :

ULANGAN TENGAH SEMESTER ( UTS ) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Kelas : VII ( tujuh ) Hari/Tanggal : Waktu : PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jln. Sompok No. 43 Telp/Fax. (024) 8226802 Semarang 50242 Website : www.smp37-smg.sch.id Email : smp37smg@yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #23 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL I I. 1 Sejarah Boneka Boneka merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka sudah ada pada Zaman Yunani,

Lebih terperinci

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

DISIAPKAN MENJADI SAKSI Tata Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga GKI Soka Salatiga Kamis, 25 Mei 2017 Pukul 08.30 WIB DISIAPKAN MENJADI SAKSI KETERANGAN: Ptgs. 1 : Seorang Bapak Ptgs. 2 : Seorang Ibu Ptgs. 3 : Seorang Pemuda

Lebih terperinci

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS

BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS IV.1 Karakteristik Kosmis-Mistis pada Masyarakat Jawa Jika ditinjau dari pemaparan para ahli tentang spiritualisme

Lebih terperinci

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES 1611 www.scriptural-truth.com Doa Azarya DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga Doa Azarya nyanyian Yahudi tiga {1:1} mereka berjalan di tengah-tengah api, memuji Allah berkat

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar. Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data adalah dengan melakukan tinjauan pustaka melalui riset media buku, karya tulis, observasi, survey, artikel dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,

Lebih terperinci

Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar:

Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar: Lesson 13 for March 26, 2016 Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar: Setan dirantai (Wahyu 20:1-3) Masa Penghakiman Seribu Tahun (Wahyu 20:4-6) Penghakiman

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Lokasi Sumber-Sumber Yupa berhuruf Pallawa pada awal abad V dan menggunakan bahasa Sanskerta. Sampai sekarang ditemukan 7 Yupa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore. Kata itu adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata dasar folk dan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metode Penelitian Dalam proses pembuatan makalah ini dibutuhkan beberapa metode, antara lain. 1. Kajian pustaka Berupa data yang didapat dari buku-buku referensi mengenai tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

KEJADIAN 12:1-3, 13:14-17

KEJADIAN 12:1-3, 13:14-17 BAB 2: ABRAHAM 22 ADA SEORANG LAKI-LAKI YANG BERNAMA ABRAHAM YANG TINGGAL DI ANTARA ORANG-ORANG PENYEMBAH BERHALA. ABRAHAM TIDAK PERCAYA BAHWA BERHALA ADALAH TUHAN. ABRAHAM TAHU BAHWA TUHAN ADALAH SANG

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Pemasalahan yang ditemukan penulis yaitu buku cerita yang mengisahkan Ramayana terlalu rumit untuk dimengerti dikarenakan isi buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #15 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #15 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #15 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #15 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sebagai salah satu pulau di Indonesia, Bali memiliki daya tarik yang luar biasa. Keindahan alam dan budayanya menjadikan pulau ini terkenal dan banyak

Lebih terperinci

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : 3153000201 NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA SEJARAH AGAMA HINDU DI MALAYSIA Agama Hindu berkembang dalam tempoh masa sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebenarnya novel grafis dan komik tidak ada bedanya hanya saja bobot maupun panjang cerita dari novel grafis merunut ke novel. Namun belakangan banyak penerbit

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

BHISMA DEWABHARATA (BABAK I)

BHISMA DEWABHARATA (BABAK I) DESKRIPSI KARYA TARI ORATORIUM BHISMA DEWABHARATA (BABAK I) Oleh : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. Produksi ISI Denpasar dipergelarkan dalam rangka Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke 33 Di Art Centre

Lebih terperinci

MIMAMSA DARSANA. Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk

MIMAMSA DARSANA. Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk 1 MIMAMSA DARSANA Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk 1. Pendahuluan Agama Hindu berkembang ke seluruh dunia dengan kitab sucinya Weda, disesuaikan dengan budaya lokal (local genius). Sebagai payung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

Rangkuman Isi Buku Dasar Dasar Meditasi ( The Science of Meditation ) karya : Torkom Saradayrian

Rangkuman Isi Buku Dasar Dasar Meditasi ( The Science of Meditation ) karya : Torkom Saradayrian Rangkuman Isi Buku Dasar Dasar Meditasi ( The Science of Meditation ) karya : Torkom Saradayrian di susun oleh : Edy Pekalongan juni 2010 Tentang Meditasi Meditasi merupakan salah satu ilmu tersebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam bahasa Sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit Wayang dalam bahasa Jawa berarti bayangan dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh bayeng, dalam bahasa Bugis wayang

Lebih terperinci

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli.

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli. Alur Perkembangan Kebudayaan Bali III Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar 3. P oli dari Berita-berita Cina a. Berita-berita Cina Tentang Bali Menurut berita-berita Cina, pulau Bali

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci