oleh I. S. KIJNE PENERBIT PUSTAKA RAKJAT HOLLANDIA-B1NNEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "oleh I. S. KIJNE PENERBIT PUSTAKA RAKJAT HOLLANDIA-B1NNEN"

Transkripsi

1

2 oleh I. S. KIJNE PENERBIT PUSTAKA RAKJAT HOLLANDIA-B1NNEN 1957

3 T TETAK AN LANDSDRUKKERIJ HoUandia

4 PENGHARAPAN Har ga f2.25

5 KATA PENGHENTAR Dengan kegembiraan besar buku ini dihentarkan dengan sepatah dua kata. Bag; banjak pembatja isi buku ini sudah tidak asing lagi; dalam karangan-karangan bulanan,.triton" telah berturut-turut dimuatnja pada tahun Dari pclbagai sudut kami didorong untuk menerbitkannja djuga dalam satu buku. Sudah inilah terbitan jang diharapkan itu. Tentu sekali akan ber~ faedah untuk pertjakapan perserikatan-perserikatan, studie-club dan untuk pendidikan tjara pcrseorangan. Kiranja karena buku ini kcbudajaan kita dierti lebih dalam lagi serta didapat pemandangan jang lebih luas berkenaan soal-soal zaman modern ini. S. v. d. W.

6 ISINJA Halaman I II III IV V VI VII VIII IX Kata penghentar Dasar masjarakat Masjarakat baru Organisasi Waktu dan kesempatan Pembangunan baru didalam kampung Alasan ekonomis dari hal berdiri sendiri Persekutuan dan oknum Ikatan jang tak berubah Bahaja dan pengharapan Keterangan arti kata-kata

7 VASAk MAïJAZAlCAl LAMA Zaman berubah dan banjak orang suka hidupnja berubah sesuai dengan zaman baru. Kedengaran kata:,,mari, kita harus mentjapai beberapa hal baru, jang dibawa oleh zaman baru." Hal apa hendak kamu tjapai? - Hal jang telah banjak disebut: kemadjuan, demokrasi, ekonomi, kesehatan, kebudajaan jang baru. Baguslah, tetapi memang kita berkesempatan sedikit akan berpikir dan menimbang dahulu. Djangan sampai nanti kita menjesal, sebab telah kita ubahkan banjak hal dan lagi maksud baik tidak tertjapai. Sebaliknja, barangkali ada banjak jang nanti rusak. ^- Apa hendak kita pikirkan? Soal ini: bolehkah kita mengubahkan masjarakat dengan memilih beberapa hal jang lama, jang kita ganti sadja dengan hal jang baru? Saja minta saudara-saudari pembatja mengikut saja dalam pertimbangan karangan ini. Adalah suatu pepatah jang telah tua sekali, jang berbunji: zaman berubah dan kitapun berubah didalamnja. Itulah benar sadja, kalau betul-betul kita manusia berubah. Artinja: kalau kita mentjoba mengubahkan masjarakat dan kita sendiri tidak berubah betul, nanti zaman djuga tidak berubah betul. Susunan dan tudjuan masjarakat berakar dalam suatu dasar jang ada didalam hati kita masing-masing dan bersama-sama. Masjarakat hanja mendjadi baru, kalau dasar itu djuga mendjadi baru. Umpamanja kata-kata jang tadi kita dengar itu: kemadjuan, demokrasi, ekonomi, kesehatan, kebudajaan jang baru, tidak dapat ditjapai seperti hal baru, tetapi hanja dapat terbit dan bettumbuh dari dasar jang baru. 7

8 Kata beberapa orang: Memang, kita sudah tahu: hal baru itu ada rahasianja. Kita hanja dapat mentjapainja, kalau kita tahu kuntji rahasia itu. Dan kuntji itulah: pengadjaran. Memang, dasar perubahan itulah: kepintaran akan mengerti akal baru, bahasa baru, ilmu baru dengan membatja dan berhitung. Betulkah, saudara-saudari? Betulkah pengadjaran itu memberi kuntji kepada rahasia gaib dari zaman baru itu? Tidak betul. Tentulah, dalam pengadjaran itu ada banjak hal jang dapat ditjapai, tetapi perlulah suatu hal jang djauh lebih dalam. Dasar itu lain sekali dari kuntji. Baru kalau dasar mulai berubah, nanti pengadjaran mulai berbuah betul. Ini baïangkali suatu kalimat jang hendak dihafalkan dan berulang-ulang dipikirkan: Pengadiaran berbuah sesudah dasar berubah. Satu hal hendak saja mengemukakan lagi; -perlu sekali perubahanperubahan diselidiki baik-baik, sebab zaman ini berubah lekas, tetapi adalah suatu bahaja besar, jakni dikota perubahan itu berkembang tjepat dan disertai perubahan dasar djuga, tetaoi didusun perlahan-lahan dan barangkali tanpa perubahan dasar. Nanti diantara kota dan dusun akan mendjadi suatu djurang jang lebar dan dalam, kalau kita semua tidak hati-hati betul. Sudah tjukup pandjang pendahuluan ini. Marilah, sekarang kita ma» suk sedalam-dalamnja kedalam masjarakat lama itu akan memeriksa dasarnja dahulu. Tidak berguna bertjakap-tjakap dari perubahan, kalau jang lama belum diperiksa. Bukan di Nieuw-Guinea sadja, tetapi dimana-mana, dimuka bumi terdapat dasar masjarakat lama. Tidak ada dua belah bumi, timur dan barat jang berlawanan, hanja manusia sama sadja, dan ada jang mau berubah dan ;d<' jang tidak mau berubah. Tetapi dasar lama djuga sama pada semuanja. Sekarang saja bertjeritera seolah-olah' saja ini seorang jang masih hidup dalam kepertjajaan jang mendjadi dasar masjarakat lama itu. Dunia kita tidak sempurna. Purbakala barangkali ia sempufna. Nanti ia mesti djadi sempurna kembali. Tjoba d^ngar! Pada purbakala dunia ini djadi satu sadja. Orang bangsa saja semua duduk pada satu tempat. Kematian tidak ada, sebab belum ada pertjeraian dua dunia. Segala sesuatu satu sadja, jang tidak terbagi. 8

9 Tetapi terdjadilah tjelaka besar. Jang satu mendjadi dua. Nenek mojang, jang tahu rahasia persatuan, pergi kedunia lain jang gaib. Lantas mendjadi dua dunia: dunia orang mati jang gaib dan dunia sebelah ini jang hidup, dan didunia sebelah ini kitapun semua bertjerai-berai, mendjadi banjak penduaan. Ja, saudara-saudari, didunia gaib itu tersembunji rahasia kesempurnaan. Tetapi tjelaka, dunia gaib itu djuga terbelah dua. Disana ada disebelah jang baik kehmpahan semuanja jang hidup sempurna dan kekajaan harta jang kekal, dan disebelah djahat ada rahasia kekosongan dan kesia-siaan dan kedjahatan belaka: arwaharwah djahat atau setan-setan, suangi-suangi, pontianak dan lainlain. Disebelah jang baik itu ada nenek-mojang jang tidak sesat, meskipun mereka itu gaib bagi kami manusia biasa. Sebab itu atjap kali nenek-mojang kami didunia gaib itu bersamar dengan rupa binatang. Binatang itu kami hormati. Ada djuga orang jang bcrkata, bahwa lebih dahulu dari purbakala lagi, segala sesuatu terbit dari kegaiban, sebagai burung dari telur, tetapi tidak perlu kita menentukan sekarang siapa jang benar: orang jang miengatakan bahwa nenek mojang baru kemudian menjembunjikan dirinja dalam rupa sematjam binatang, atau orang jang pertjaja bahwa pada permulaan sekali nenek mojang itu mendjelma dari binatang asli itu. Sekarang saja tjeriterakan tiga hal: 1. Baigaimana kami berlaku tentang dunia gaib itu? 2. Bagaimana kami berlaku didunia ini, dalam masjarakat? 3. Baigaimana harap kami tentang persatuan jang mesti datanc kembali? 1. Bagaimana kami berlaku tentang dunia gaib itu? Didalam dunia gaib itu adalah rahasia hidup dan rahasia kekekalan, djadi kami mempunjai banjak tjeritera dari nenek-mojang jang sudah pergi kesana, tetapi tersembunji bagi kami. Disana mereka hidup dalam negerinja sendiri. Tetapi ada djuga jang sesat atau djahat, jang masuk kedalam dunia kekosongan itu. Djadi lain ad? dalam dunia kelimpahan dan lain ada dalam dunia kekosongan. Dalam tjeritera-tjeritera kami ada orang jang turun atau berdjalan kedalam dunia gaib itu akan mentjari rahasia hidup kekal atau rahasia kekajaan atau kekekalan jang hidup. Atau mereka itu berperang dengan segala kedjahatan kekosongan itu. 9

10 ... pcrhubungan dengan dunia gaib okh orang mati jang kami kenal Patung karwar atau Korwar Biak. Dan selalu kami perlu mendapat hidup baru^lan untung baru dan kekajaan baru dari sana. Dari sana harta kami mendapat harganja. Disitupun ada rahasia fengkorak dan rahasia budak jang harus kami tangkap. Disitulah rahasia obat-obat jang memberi untung dan djuga rahasia obat-obat djahat jang member'i tjelaka. Kami mau tetap berhubungan djuga dengan dunia gaib itu oleh. orang mati jang kami kenal, jang kami beri diam dalam patung djiwa; atau oleh roh jang datang kepada kami dalam mimpi dan chajal. 10

11 Kami ingin mengetahui rahasia itu dan memperoleh kuasa gaib itu. Tetapi selalu kami takut, sebab dunia itu terbelah dua: untung limpah disertai tjelaka belaka. Djadi kami mesti takut dan dengan hatihati memberi hormat kepada dunia gaib itu dan tidak boleh menghina dia. Dan tidak boleh kami pertjaja akan kepintaran dan kepandaian kami sendiri sadja, sebab kepada kepandaian kami selalu harus kami tambahkan perhubungan dengan rahasia dunia gaib itu dan selalu kami harus mentjari ketentuan atau ramalan dengan mawi atau memenksa ketika. Begitulah harus diperiksa, entah kami dapat untung atau tjelaka, dan djuga siapa salah dan siapa tidak bersalah, Tak boleh kami lepas dari dunia gaib itu, sebab apa boleh buat? Didunia kita ini kami orang jang tak sempurna, setengah manusia Kemenangan atas kuasa penduaan; ular naga jang diaïahkan oleh pahla- -*an purba. Ular" naga Roponggai; kemenangan atasnja mcndjadi dasar masjarakat Waropcn; dipulau Ron ulac naga itu bernama Wokui-Wosei 11

12 sadja dan terbelah-belah. Mana bisa kami mendapat kehidupan sempurna, kalau kami lepas dari dunia gaib jang mempunjai rahasia itu? 2. Bagaimana kami berlaku didunia ini, dalam masjarakat? Didunia ini kami mendirikan masjarakat kami. Dengan sedikit kehidupan dan kekekalan jang kami tjapai itu, seboleh-bolehnja kami membuat suatu persatuan sementara dan kami mengikat kedua belah sekuat-kuatnja supaja djangan terurai dan terbelah lagi. Kami terlalu takut bahwa' kedua belah terurai, sehingga kami mendjaga supaja keduanja selalu setimbang betul. Selalu ada dua pihak, jang terhormat atau malu, jang kebaikannja atau keburukannja bergantung pada hal siapa jang lebih dan siapa jang kurang, tetapi kami selalu mentjari kesetimbangan dan harap akan persatuan achir. Bagaimana mulanja? Pada purbakala dunia gaib itu adalah sebagai ular naga besar jang dengan kuasa penduaannja hendak menelan habis kami semua. Kami semua seolah-olah masuk kedalam kegelapan malam belaka dan ditelan oleh air bah besar. Tetapi mudjurlah tinggallah seorang perempuan sebagai bintang siang dan anaknja (atau dua orang anak) mendjadi pahlawan jang sebagai matahari muda mengangkat perang dengan ular naga kebinasaan itu. Pahlawan muda itu menang dan ular naga itu ditentukan akan menjadi dasar masjarakat kami dan mendjadi tempat dunia kami jang aman dan tetap sedikit. Isi ular itulah kehidupan kami dan kulit ular itulah harta kekekalan kami Pahlawan purba itu jang mendirikan masjarakat, disebelah dunia ini. Pahlawan kami itu jang memberi kami adat jang mengikat kehidupan kami. Tidak boleh kami lepaskan ikatan adat itu, agar djangan keselamatan (persatuan atau keanteroan) itu terurai. Menurut adat itu kami tetap mentjari perhubungan dengan dunia sebelah gaib. Kami tetap dapat mentjapai sebagian rahasianja dan mengikat dia kepada hidup kami dengan upatjara dan hobatan pengikat, dangsa lingkaran dan gelang-gelang "dan lain-lain. Sepandjang umur kami, kami harus dipersatukan defogan lingkungan hidup baru, dengan upatjara pesta dan pesta itu diterüskan sampai pagi hari, sebab pada ketika itu malam dimenangi oleh siang atau dipersatukan dengan siang: djam persatuan! Orang muda mesti didjadikan manusia genap dalam tahbisannja, um- 12

13 pamanja dalam rumah laki-laki, tempat dunia ini dipersatukan dengan dunia gaib itu. Dan orang muda mendjadi genap dan ia bukan separuh lagi, sebab ia masuk kedalam persatuan kaum antero, jaitu persatuan kaum jang kelihatan dan kaum jang didunia gaib, Umpamanja diantara orang Waropen (teluk Geelvink Timur) persatuan kaum itu dipandang sebagai suatu kulit bia triton bcsar: sebelah kaum disebut kepala triton dan sebelah kaum ekor triton. Dan orang muda itu memperoleh penusuk hidung_ jang dibuat dari kulit bia triton dan jang bernama: pusat triton. Oleh pusat itu ia dihubungkan dengan persatuan kaum! Sebagaimana orang diikat kepada kaum dengan gelang; atau orang memberi diri kepada persekutuan kaum dengan memotong sebagian dari anggota badannja. Dan dalam beberapa bahasa bangsa kami, kami memakai kata untuk hidup jang artinja bergerak dan bergantf-ganti, dan kata lain jang artinja kekal atau tetap, tetapi ada djuga kata jang artinja antero, tidak hantjur, tidak rusak. Sakit dan mati, itulah hantjur atau rusak. Dalam kawinan dua partai, partai laki-laki dan partai perempuan, mesti dipersatukan dengan menjetimbangkan tukaran harta dan makanan pesta. Kalau ada orang mati, kami mesti mendjaga, supaja orang mati itu berdjalan baik-baik kepada negeri orang mati jang baik itu. Begitulah masjarakat sama sekali bermaksud akan memegang dan niengikat sebagian keselamatan jang kami punja dan akan mendjagai kesetimbangan, supaja djangan _persatuan itu terbelah pula. Kami takut kekosongan dan penguraian. Kami takut terlalu akan pertanggungan djawab dan kemerdekaan sescorang, sebab nanti segala sesuatu terurai dan satu lebih dari pada jang lain. Harga dan hormat masjarakat tidak boleh dilépaskan dari dasarnja dan lataran belakangnja, jaitu dunia gaib itu. Kehidupan dan kekekalan itu asalnja dari dunia gaib dibawah, dan kuasa jang mengikat dan memegang itu asalnja dari langit diatas. 3. Bagaimana harap. kami tentang persatuan jang mesti datang kembali? Kami harap bahwa nanti dunia jang penuh dan kekal akan datang kedalam dunia kami ini, sampai persatuan datang kembali. Pembelahan dan penduaan akan berhenti. Dunia kosong djuga akan 13

14 berhenti. Segala nenek-mojang akan hidup kcmbali dengan kami pada satu tempat. Dari pengharapan itu terbit segala pergerakan diantara kami. Atjap kali kami berpikir, bahwa hal zaman baru, jang disebut oleh orang zaman ini: kemadjuan, demokrasi, kesehatan, ekonomi, kebudajaan jang baru, itulah barang-barang dari dunia gaib jang akan datang, ataupun kuntji jang bisa membuka zaman keselamatan itu. Kalau diantara kami terbit pergerakan, kami mulai menjediakan kedatangan dunia gaib itu. Kami membentukkan dunia jang kami harap itu dengan rupa jang masih kosong: tentara dan sendjata kosong, rumah-rumah kosong, bahasa kosong, kantor dan rumah sakit dan pesawat-pesawat d.1.1. jang masih kosong, tetapi jang sebentar akan diisi dengan kehidupan dan harga jang limpah. Kami berdangsa dan menjanji akan mendatangkannja dan dalam kesukaan kami dan kadang-kadang dalam kemabukan kami, kami merasa kesenangan persatuan itu kemuka! Sebab kami pertjaja, bahwa semuanja sudah sedia ada, hanja belum ada pada kami disini. Zaman baru mesti datang dengan djalan adjaib. Kadang-kadang kami merusakkan sadja masjarakat sementara ini, supaja datang jang kekal. Barangkali bangsa lain sudah mengetahui rahasianja. Mengapa kami belum mengetahuinja? Kadang-kadang kami berpikir: mengapa Pemerintah tidak memberi itu kepada kami? Ada djuga orang jang berkata: mengapa Pemerintah tidak memberi aturan baru dengan paksa, supaja begitulah terdjadi zaman baru jang sempurna dan limpah-limpah hidupnja. Para Pembatja, dapatkah diatas dasar itu didirikan masjarakat baru dan kekal adanja? Dapatkah Pemerintah memberi zaman keselamatan? Dapatkah Pemerintah mengubahkan dasar hati kamu? Dalam karangan jang berikut kita hendak mendengar dari dasar masjarakat baru. Memang pikiran hati orang harus berubah sekali, kalau ia mau masuk kedalam masjarakat baru itu. Sebab didalam masjarakat baru orang tidak meratapi persatuan jang hilang dan tidak menuntut persatuan kembali. Dalam masjarakat baru itu pem~ belahan dan penduaan disebut baik, dan kita semua dipanggil kepada persekutuan sungguh, bukan kepada persatuan dan kesetimbangan. Begitulah dunia gaib tidak ada (artinja djuga bahwa jang 14

15 gaib itu bukan dunia!), hanja dimuka kita ada maksud jang belum kita tahu, dan kita dipanggil kesana, kepada persekutuan sempurna. Dan kita harus menanggung djawab masing-masing dan barang barang jang kita dapat bukan asalnja dari dunia gaib, dimana harta-harta sedia ada, tetapi barang-barang itu hanja mendjadi alat persekutuan dan kita harus menjerahkan diri kepada persekutuan benar itu. Sebab itu diatas kita ada hak dan hukum dan bukan adat kcsetimbangan. Kita dipanggil keluar dari persatuan jang tertutup kepada pergaulan persekutuan jang terbuka. Sebagai teman^teman merdeka kita memberi diri dipimpin oleh roh kebenaran dari luar dan bukan lagi oleh semangat persatuan jang tertutup. Hak dan hukum itu mendjaga, supaja masjarakat tetap terbuka bagi roh kebenaran itu dan djangan masjarakat mendjadi kembali tempat perseteruan banjak persatuan jang oleh semangatnja berlawan-lawanan atau disetimbangkan. 1. Atas tiga tjara apa mendjadi njata dasar masjarakat lama 7 2. Apakah jang Pembatja sendiri mendengar atau mengalami dari kepertjajaan akan dunia gaib itu? 3. Adakah pembatja tahu dongeng dari kemenangan atas ular naga, atau raksasa, atau raksasa laut, atau dari pada air bah atau bintang siang? 4. Adakah Pembatja tahu tjontoh dari hal mengadakan persatuan dalam upa-,tjara tahbisan orang muda, upatjara kawin, perdamaian, pekuburan? 5. Sudahkah Pembatja mengalami suatu pergerakan pengharapan? Apakah jang diharapkan? 6. Apakah perbedaan diantara persatuan dan persekutuan? 15

16 Hf\Ht\Zf\KAl /} U Sudah kita lihat bahwa masjarakat lama mempunjai dasar lain dari pada masjarakat baru. Ada tiga hal jang menerangkan itu, ialah persangkutan dengan sebelah gaib dari dunia ini, persangkutan dan persetimbangan dua belah dunia jang kelihatan dan pengharapan akan persatuan kemudian. Sekali ini kita hendak memeriksa dasar masjarakat baru. Dalam zaman baru hilanglah dunia gaib itu; didalam masjarakat dituntut kerdja sama dan persekutuan dalam pertanggungan djawab kepada hukum benar; dan diwaktu depan tidak diharap akan persatuan dua belah dunia, melainkan akan persekutuan sempurna. Kita dapat melihat hal itu baik-baik pada permainan itu. Kalau sebagai tjontoh kita memeriksa tiga matjam permaman; permainan nasib, permainan pertandingan dan permainan tarian, njatalah, bahwa dalam masjarakat lama permainan nasib (djudi d.1.1.) bersangkutan dengan dunia sebelah gaib itu. Dalam permainan itu pemain itu sungguh-sungguh pertjaja, bahwa oleh permainan itu ia berhubungan dengan dunia gaib dan rahasianja, jaitu rahasia untung atau rugi. Permainan itu sama sungguh dengan kehidupan, jang menurut sangka orang itu djuga bergantung kepada kuasa dan rahasia dunia gaib. Dalam masjarakat baru orang bermain djuga, tetapi disitu orang tahu, bahwa dalam kehidupan sungguh tidak ada kuasa atau rahasia gaib, hanja nasib jang tidak diketahui sadja dan jang memberi ketegangan dalam kehidupan. Supaja ketegangan itu dilonggarkan mereka bermain, seolah-olah nasibnja ditentukan oleh suatu rahasia undi atau dadu itu, tetapi itulah seolah~ olah sadja. Hanja kalau dalam masjarakat baru kedapatan orang jang mendjadi budak permainan dan jang pertjaja diri orang mudjur atau orang sial, ia djatuh kembali kedalam sangka-sangka masjarakat lama". Dalam permainan pertandingan dimasjarakat lama, pemain itu pertjaja sungguh-sungguh, bahwa oleh menang, tingkat dan harga hi- 16

17 dupnja naik, dan oleh kalah, tingkat harga hidupnja turun. Sama seperti dalam kehidupan itu, ia merasa diri terhormat atau malu, dan dalam pertandingan itu kedua partai itu mendjadi seteru betul. Oleh sebab itu dalam permainan itu boleh dipakai semu-daja dan tipuan dan tidak ada aturan jang menuntut persekutuan dalam permainan bagus. Dalam masjarakat baru permainan pertandingan itu djuga diadakan, seperti suatu lambang daripada perlawanan dan kesukaran jang tiap-tiap manusia bertemu dalam hidupnja dan pekerdjaannja. Kehidupan itu dapat dioerbandingkan dengan perdjuangan, jang memben ketegangan. Ketegangan itu dapat dilonggarkan dalam permainan, jang seolah-olah mendjadi perdjuangan diantara dua musuh. Tetapi itu bukan musuh sungguh, melamkan dua partai jang bersama-sama mentjari persekutuan dalam permainan jang sebagus-bagusnja, menurut hukum permainan jang adil. Kalau dalam masjarakat baru kedapatan orang, jang bermain dengan pikiran hormat dan malu, atau jang memandang pelawannja sebagai seteru betul, ia djatuh kembali dalam sangka-sangka masjarakat lama. Dalam permainan tarian (musik, njanjian, dangsa dan lain-lain) dimasjarakat lama, tarian itu bukan seolah-olah sadja merupakan persatuan dunia, tetapi persatuan itu dikevdjakan sungguh-sungguh oleh tarian atau musik itu. Dengan musik dan dangsa dan menjanji mereka berhubungan dengan dunia gaib, serta menarik dia kedalam dunia ini! Persatuan dan keteguhan jang sudah ada, dahulu diperkuatkan oleh tarian dan njanjian, seperti kekuatan radja dan persatuan negara dahulu diperkuatkan oleh orang jang mengarang dan menjanji sjair pudjian bagi radja itu. Dalam masjarakat baru permainan tarian dan rupa-rupa kesenian lain mendjadi lambang dari pengharapan akan persekutuan sempurna jang lebih kuat dari maut itu. Tetapi pemain itu tidak pertjaja, bahwa ia dapat mengerdjakan atau menarik kemari dunia sempurna itu oleh permainannja. Pemain itu sendiri atau pemain-pemain bersama-sama berusaha, supaja sebagus-bagusnja mereka membentukkan tarian dan musik dan njanjian dan lain-lain jang merupakan pengharapannja, sehingga mereka merasa kemuka segala keindahan dari kegenapan persekutuan jang sekarang ini belum dikenal oleh seorang djuapun. Kalau dalam masjarakat baru seorang mendjadi budak dari dangsadangsa dan minum mabuk, sebab ia mau lari dari dunia jang kurang senang kedalam suatu dunia waham jang senang, seperti pe- 17

18 minimi tjandu lari dari dunia jang keras ini kedalam suatu dunia jang mdah ia djatuh kembali kedalam sangka-sangka masjarakat lama. Itulah tjontoh daripada permainan. Tetapi sekarang kita hendak memenksa kehidupan sungguh. Dalam masjarakat lama kehidupan sunqqnh dan permainan itu bersangkutan kuat-kuat oleh pertjaja, bahwa dalam permainan itu rahasia dunia gaib itu bekerdja betul-betul. Pcrsatuan dengan dunia fldib dikerdjakan olch tarian dan musik. Tarian Festa. Dalam masjarakat baru keduanja tertjerai. Apa sebabnja? Kita heudak bertanja berturut-turut: Apa pendirian masjarakat baru tentang dunia sebelah gaib itu? Apa pendirian masjarakat baru tentang stisunan masjai.ikat itu? Apa pendirian masjavakat baru tentang zaman depan? 1. Dalam masjarakat baru kita tïdak pertjaja lagi bahwa didalam dunia ini ada suatu belah jang gaib jang penuh dengan keadjaiban. Kita pertjaja bahwa manusla beroleh suatu tempat jang istimewa, didalam dan dihadapan dunia ini. Manusia dipanggil dari luar atau dari atas dunia, akan mentjari dan mengerti maksud hidupnja, meskipun ia akan mati, serta mengerti maksud dan susunan dunia ini. 18

19 Djadi dunia int tidak gaib dan adjaib, sebab manusia dapat memeriksa susunannja makin lama, makin terang. Tetapi jang gaib bagi manusia ialah: jang memanggil dia serta maksudnja jang dihadapannja. Pokok susunan dunia mi dan pokok maksudnja, tidak bisa diartikannja sampai selama-lama nja, sebab ia manusia sadja. Fetapi ia harus memeriksa segala sesuatu jang perlu diketahuinja, supaja ia dapat bekerdja dan hidup menurut panggilannja. Dalam masjarakat lama orang pertjaja dan takut akan dunia gaib, sebab mereka tidak mengaku panggilan itu, sehingga mereka menjangka bahwa panggüan jang datang dari sebelah ma~ ut itulah sebelah dunia jang gaib dan begitu djuga mereka memikirkan susunan Ketcguhan jang sudah ada dalam masjarakaf diperkuatkan olch tarian dan njanjiaii, Tatian festa. dunia mcnurut sangka-sangka ketakutannja dan bukan menurut pemeriksaan alam jang betul. Dalam masjarakat baru itu terbitlah pemeriksaan alam jang betul, sebab untuk maksud hidupnja dan pekerdjaarmja manusia mesti tahu susunan alam. Dan manusia boleh memeriksa segala sttdut alam dengan tidak usah takut akan kedjahatan jang adjaib. Udjung djalan pemeriksaan ilmu itu tidak kelihatan. Ilmu itulah bukan rahasia dari suatu dunia gaib jang hartanja sedia ada, Dalam masjarakat lama orang menjangka, bahwa ada dua matjam manusia: orang jang belum tahu rahasia itu dan orang jang sudah tahu rahasia itu, dan rahasia itu kadang-kadang disebutnja kemadjuan. Tetapi itulah pikiran jang salah benar. Manusia semua sama sadja, dan seumpamanja tidak boleh orang sebelah timur menjangka, bahwa orang sebelah barat menpunjai suatu rahasia dan kekajaan 19

20 dan kuasa, jang tidak hendak dibukakannja bagi orang sebelah timur. Rahasia itu tidak ada. Kemadjuan artinja sadja: turut berdjalan pada djalan pemenksaan dan pekerdjaan itu. Rahasia jang boleh ditjapai sadja tidak ada. Ada orang jang menjangka, bahwa panggilan itu tidak datang dari luar dunia, melainkan dari hati manusia sendiri, jang menggenapkan maksudnja dan harganja sendiri sadja. Tetapi orang Kristen pertjaja, bahwa Tuhan jang mendjadikan dan memanggil dunia ini, djuga memanggil manusia, dan kalau manusia itu tidak datang kepada persekutuan dengan Tuhan dan sesamanja jang sempurna, nanti segenap hidupnja dan kerdjanja sia-sia sadja. Dari pertjaja akan panggilan itu terbit pertanggungan djawab orang masing-masing.pertanggungan djawab itu dan pemeriksaan ilmu itu bersama-sama menjusunkan masjarakat baru. 2. Susunan masjarakat baru. Dalam fasal ini kita melihat dahulu dengan ringkas sekali,- bagaimana masjarakat baru disusunkan. Kita melihat bahwa didalam masjarakat orang hidup dengan tanggungannja masing-masing, tetapi dengan tanggungannja sendiri itu mereka djuga dikumpulkan dalam beberapa tumpuk. Tumpuktumpuk itu djuga mempunjai tanggungannja. Ada tumpuk jang mendjadi tjara alam dan kita pertjaja bahwa tumpuk itu didjadikan begitu dan harus mendengar panggilannja sebagai tumpuk, umpamanja nikah dan rumah tangga. Manusia satu-satu dan tumpuk itu masing-masing mempunjai hal jang kedapatan dalam tiap-tiap masjarakat: kehidupan, perhubungan, milik, tempat dan kesempatan pekerdjaan dan lain-lain. Ada djuga tumpuk jang dibentukkan oleh manusia sendiri dengan suatu maksud jang ditentukannja bersama-sama: perhimpunan, kongsi, dan lain-lain. Didalam segala tumpuk itu tiap-tiap manusia harus hidup dan bekerdja dengan mengaku tanggungan djawabnja tentang keselamatan tumpuk itu, bersama-sama dengan orang dan tumpuk lain didalam masjarakat. Tetapi semuanja itu tidak hidup sadja dengan mendjagai haknja sendiri dan berlawan-lawanan, sampai diperoleh suatu kesetimbangan. Ada jang diatas semuanja itu, Ada kuasa jang harus diakui oleh segala anggota masjarakat. 20

21 Masjarakat baru tidak boleh berdiri, kalau tidak ada kuasa jang diakui dan kalau tidak ada tanggungan djawab orang masingmasing, Kuasa apa itu? Kuasa itu ada dua matjam; kuasa jang tidak boleh memaksa dan kuasa jang boleh memaksa. Umpamanja: Geredja atau susunan kepertjajaan lain mempunjai kuasa atas hati orang, supaja mereka mendengar panggilannja dan sendiri membentukkan hidupnja menurut panggilan itu. Itulah kuasa sabda. Negara tidak mempunjai kuasa akan memaksa orang kepada salah suatu kepertjajaan. Geredja itu memanggil kepada pengakuan hati. Lalu manusia harus membentukkan hidupnja sen^ diri menurut panggilan dan pengakuan itu. Geredja djuga tidak dapar disamakan dengan suatu perserikatan jang menentukan maksudnja sendiri. Didalam Geredja anggota-anggota dikumpulkan menurut pertjajanja. Rumah taitgga, tumpuk tjara alam didalam masjarakat, jang sedjak kedjadian dipanggil kepada tugasnja. 21

22 Suatu kuasa lain jang harus diakui djuga ialah kuasa ilmu sungguh. Ilmu. jang puntjaknja kelihatan dalam sekolah tinggi, mempunjai kuasa akan memberitahu hasil pemeriksaannja dan manusia semua dipanggil akan menimbang pembentahuan itu dan mempergunakan dia dalam pekerdjaan masjarakat. Sebab itu ilmu tidak boleh dipaksa oleh negara kepada djalan jang palsu. Geredja harus beraksi bebas, dan ilmu harus memeriksa bebas. Suatu pemeriksaan jang amat penting ialah pemenksaan hukwn dan ilmu hak negara. Dalam ilmu itu diperiksa asas-asas kuasa itu. Dasarnja tak boleh tidak ialah kepertjajaan! Tetapi susunan undang-undang negara bersangkutan djuga dengan pemeriksaan masjarakat dan sedjarah. Sebab itu penjelidikan hukum-hukum djuga harus bebas. Geredja itu bukan tumpuk tjara alam dan bukan serikat buatan. Anggotaanggota geredja dikuinpulkan dalam persekutuan kepertjajaan, Humah geredja dikampung Enggros. Negara ialah susunan jang beroleh kuasa jang dapat memaksa djuga, dan lambang kuasa itu didalam negeri kita ialah radja. Tetapi 22

23 negara hanja beroleh kuasa paksaan itu, kalau ia mengaku dahulu hukum itu. Dalam undang-undang dasar negara hukum itu ditentukan, dan hukum itu ditentukan dalam kerdja-sama dengan perwakiian rakjat, jang djuga bersama-sama mengakui asas-asas hukum itu. Diatas dasar itu dibentukkan djuga segala undang-undang jang perlu, mau undang-undang jang menentukan keadilan, maupun jang mengaturkan kehidupan dan pekerdjaan negara itu sebagai tumpuk masjarakat jang terbesar. Dalam kampung dan daerah dan negara antero kita bertemu dengan negara itu dan sekarang kita hendak memeriksa lebih djauh, bagaimana segala persangkutannja menurut masjarakat baru itu. Dalam tiap-tiap lingkungan jang disebut tadi kita melihat susunan lain daripada susunan masjarakat lama.masjarakat dahulu itu seolah-olah dikuasai oleh undang-undang alam. Apa artinja itu? Dalam alam itu sesungguhnja kita bertemu dengan banjak penduaan. Didalam penduaan itu adalah aturan tarik-menarik dan kesetimbangan. Seandainja dalam ilmu listrik kita tahu dua matjam listrik itu, jang tarik-menank dan tolak-menolak, jang diberi tanda + tanda dan jang disebut listrik positip dan listrik negatip. Dan pada besi berani adalah penduaan kutub utara dan kutub selatan, jang tarik-menarik dan tolak-menolak. Masjarakat lama itu melihat penduaan itu dimana-mana, dan saudara-saudara Tiong Hoa memang ingat akan tandanja dari persatuan dua anasir Jang dan Jin itu, tjita-tjita dari kesetimbangan alam dan masjarakat. Didalam penduaan itu manusia mendjadi hanja sebagian dari pada satu belah. Selalu ia ada dalam sebelah ini atau sebelah itu. Hak dan keadilan ialah hak dan keadilan jang terbit daripada pertandingan kedua pihak itu, dan djikalau ada hakim, hakim itu memutuskan perkara menurut undang-undang kesetimbangan itu. Dalam masjarakat baru mendjadi perubahan jang amat besar! Manusia itu bukan lagi suatu bagian dalam penduaan alam, jang digerakkan oleh undang-undang perseteruan. Diatas kita sudah bertemu dengan satu dari undang-undang itu, ialah undang-undang hormat-malu, mulia-hina. Manusia berdiri didalam tetapi djuga diatas atau dihadapan alam. Ia harus mendengarkan dan menjahuti panggilan dari hukum kebenaran jang datang dari luar alam. Menurut panggilan itu, masjarakat jang selalu hendak berlawan- 23

24 lawanan dalam dirmja, dipanggil kepada persekutuan kehidupan jang bahagianja genap masih tersembunji. Orang Kristen mengaku bahwa panggilan itu datang dari Tuhan jang hidup dan bahwa bahagia genap ada dalam persekutuan dengan Tuhan jang nanti akan mendjadi sempurna. Tetapi pengakuan panggilan itu terbit didalam hati manusia jang bukan Kristen djtiga, lalu mereka itu {jang menjebut diri humanis, jaitu orang jang pertjaja bahwa tjita-tjita baik terbit dari manusia sendiri) berkata bahwa tjita-tjita manusia ada diatas alam dan masjarakat: kesungguhan, keadilan, keélokan, kebadjikan d.1.1- Bersama-sama tjita-tjita itu dapat disebut: kebenaran. Orang Kristen mengaku, bahwa tjita-tjita itu tidak dapat hidup sendiri dan hanja mendjadi hal jang menundjuk kepada persekutuan dengan Tuhan jüng hidup sadja, Apa djuga sangka dan pertjaja orang, tetapi dalam masjarakat baru manusia bukan mendjadi bahagian atau budak dari salah suatu pihak ajain atau masjarakat sadja. Pemerintah negara berolch kuasa paksaan, tefapi diatas dasar undang-undang jang sefudju dengan hukum benar. Riunah Gnbcjnur Nederldntls'Nieuw-Guinea. Manusia itu memperoleh hati bebas dan dengan hati bebas itu ia harus menanggung djawab. Tanggungan djawab dengan hati bebas kepada kebenaran, itulah jang disebut kemerdekaan dan itulah mendjadi dasar demokrasi. Pembatja sekarang mengerti djuga, bahwa kemerdekaan dan demokrasi itu hanja boleh ada, kalau ada dasar kuasa kebenaran itu, Nanti kita akan memeriksa segala lingkungan masjarakat, tetapi dismi perlu sedikit keterangan lagi dari lingkungan jang disebut negara. Dimana-mana kelihatan bahwa segala lingkungan masjarakat dan segala tumpuk masjarakat dikumpulkan dalam suatu bahagian negara atau dalam necjara antero itu, jang dibawah pemerintah. Tumpuk besar itu, jang disebut negara, ialah susunan 24

25 jang beroleh kuasa kekuatan untuk keamanan dan kemakmuran umüm. Apa jang didalamnja mendjadi keadilan dan kebaikan, harus berdasar pada kebenaran jang diakui dalam setahu hati rak jat. Pemerintah beroleh kuasanja dari pada hukum itu. Tetapi undang-undang keadilan dan peraturan keamanan dan kemakmuran ditentukan dalam ksrdja-sama dengan perwakilan rakjat, supaja perwakilan rakjat dalam dewan-dewan menimbang, mana jang adil, mana jang perlu, mana jang mungkin, djadi oleh karena itu: mana jang harus diperintahkan. Djanganlah ditentukan apa-apa jang tidak benar, tidak adil, tidak perlu atau tidak mungkin. Djikalau didalam rakjat itu ada beberapa partai, sebab anggapan mereka dapat berbeda tentang beberapa asas-asas pemerintahan tidak boleh partai-partai itu sebagai musuh berlawan-lawanan dan berganti-ganti merebut kuasa dan setiap kali memaksa rakjat itu dengan undang-undang jang melawan kebebasan dan setahu hati rakjat itu. Itulah disebut diktatur partai, umpamanja komunis dan fascis. Sebab itu adalah undang-undang dasar negara, jang harus diakui oleh segala pemerintah dan jang didjagai baik-baik oleh hakim jang tertinggi. Djad. kita bertemu dengan dewan-dewan jang menentukan undang-undang; lalu pemerintah jang melaksanakan undang-undang itu dengan kuasa kekuatan itu; lantas dengan hakim, jang dengan tidak boleh dipaksa oleh pemerintah atau salah suatu partai, memutuskan segala hal peradilan. Sebelum kita mulai memeriksa seluk-beluk masjarakat itu, kita harus menjahuti pertanjaan jang ketiga lagi: 3. Apa pendirian masjarakat baru tentang zaman depan? Dalam masjarakat baru kita mengaku bahwa zaman depan itu tersembunji dan kita dipanggil kepada suatu maksud jang ada dalam zaman depan itu. Jang amat adjaib dalam hal itu, ialah, bahwa manusia pertjaja akan suatu maksud achir, walaupun manusia semua mati. Didunia ini adalah kemadjuan, dan achir kemadjuan itu tidak kelihatan. Apalagi kita pertjaja, bahwa segala sesuatu jang kita kerdjakan dalam kemadjuan itu, akan digenapkan kemudian, bukan didunia sebagaimana kita lihat dia sekarang. Kematian itu mendjadi suatu batas, jang menerangkan, bahwa kita harus bekerdja 25

26 dengan pertjaja dan harap, bahwa semuanja akan diantarkan kepada maksud-maksudnja, jang tidak dapat kita kerdjakan sendiri. Orang Kristen pertjaja, bahwa untuk orang jang hidup dalam iman, semuanja akan digenapkan dalam persekutuan dengan Tuhan. Sebab itu manusia tidak boleh mengerdjakan apa-apa, jang melawan persekutuan bebas itu atau menghapuskan pengharapan itu! Selalu kita harus melawan sekuat-kuatnja segala sesuatu jang menjangkal maksud dan arti jang kekal itu. Tak boleh manusia membuangkan diri sadja, seperti orang jang putus asa. Dasar kesukaan pekerdjaan ialah pengharapan itu. Tetapi pengharapan itu tidak boleh salah. Dalam masjarakat lama dikatakan, bahwa kematian mulai pada waktu dunia ini terbelah dua. Pahlawan keselamatan atau nenekmojang jang mengetahui rahasia persatuan sempurna telah berangkat kepada dunia sebelah lain. Lalu disebelah dunia jang kelihatan ini mulailah kematian. Sebab itu didalam masjarakat lama manusia tidak melihat kemuka, melainkan ia tetap menoleh kebelakang. Persatuan awal harus dibetulkan. Manusia dalam masjarakat lama takut akan kemadjuan dan akan pekerdjaan dan pemeriksaan baru, sebab bahaja akan bertambah dan masjarakat akan berpindah makin djauh dari zaman permulaan itu. Selalu mereka mau kembali kepada permulaan itu. Oleh karena mereka hidup tertutup djuga dalam sebagian bumi ini jang ketjil, dengan tidak mengetahui dunia jang diluar, mereka menjangka djuga, bahwa diluar daerah jang diketahuinja kedapatan dunia gaib itu, jang menjembunjikan rahasia hidup dan maut. Dari sana, atau dari bawah bumi harus datang kembali pahlawannja atau nenek-mojangnja jang mempunjai rahasia persatuan. Tidak heran bahwa dalam zaman baru ini beberapa bangsa, jang lama sekali hidup terpentjil, menjangka, bahwa orang asing jang datang dari djauh mempunjai rahasia jang diharapnja itu. Memang orang asing itu djuga manusia jang biasa sadja, jang hanja memakai pemeriksaan keilmuan dan pekerdjaan radjin, tetapi orang jang hidup dalam masjarakat lama tidak melihat itu. Mereka masih hidup didalam dunia jang tertutup, dan jang diluar dunia itu ialah sebelah dunia jang adjaib. Umpamanja di Nieuw-Guinea Australia dahulu bekerdja di Sattelberg seorang pendeta Djerman, Christian Keysser, jang pekerdjaannja diberkati, sehingga terdjadi beberapa djemaat jang radjin 26

27 sekadi. Tetapi setelah pendeta itu pulang ketanah-airnja, ternjatalah, bahwa keradjinan djemaat itu berdasarkan suatu pikiran salah. Mereka datang kepada pengganti Keysser. Telah begitu lama mereka menurut segala aturan dan bekerdja dengan radjin, tetapi pendeta itu belum sekali membuka rahasianja jang genap. Pengganti itu heran sekali. Apa sebenarnja dipinta oleh mereka itu? Inilah fceterangannja. Menurut sangka mereka itu, Keysser datang dari sebelah dunia jang adjaib. Djadi ia mempunjai rahasia kehidupan dan kekajaan dan keselamatan sempurna. Kalau kiranja mereka tjukup lama menurut Keysser itu, tentu sekali pendeta itu akan membuka rahasianja dan mereka akan memperoleh persatuan dunia, dengan kehidupan kekal dan kekajaan berlimpah- limpah. Tetapi Keysser telah berangkat dan hal adjaib itu belum djadi. Sementara itu mereka mendengar, bahwa di Wau ada orang Australia jang pandai membuat emas. Lihatlah", katanja,,,orang asing itu tahu rahasia akan membuat emas, dan kami belum dapat rahasia itu". Lalu mereka membuat suatu kebaktian dengan rupa-rupa upatjara adjaib, jang tertjampur dengan bahagian kebaktian Kristen, dan beberapa waktu lamanja mereka tjoba membuat emas djuga dengan kebaktian itu. Baru kemudian orang mengerti bahwa pengharapannja sia-sia. Sesungguhnja, didalam masjarakat baru kita tidak bekerdja dengan memaksa diri kepada aturan dan dengan membanting tulang, supaja pada suatu ketika tiba-tiba akan diupahi dengan kedatangan dunia adjaib. Kita selalu bekerdja terus dan hidup beraturan terus, dengan pertjaja bahwa bahagia dan upah ada dalam pekerdjaan itu sendiri, asal kita selalu bersukatjita dalam pengharapan kekal. Tanda taigitu, lambang penduaan dan persatuan masjarakat dan alam Tïong Hoa, jang tljiuja kedapatan dalam bendcra Korea Selafan. Dalam persekolahan kadang-kadang kita djuga bertemu dengan sangka salah dari masjarakat lama itu. Ada beberapa orang, jang 27

28 melihat sekolah dan kehidupan daïam aturan asrama sebagai suatu sengjava. Kata mereka; Tahan sadja! Kalau tahan sampai tammat, nanti terbuka bahagia kehidupan barn!" Djadi mereka melihat sengsarc sekolah dan asrama dan pendidikan sebagai kuntji untuk rahasia kehidupan baru. Tetapi itulah anggapan jang salah benar! Tempat pentjarian cmas dï Wau, Nieuw-Guinea Australia. Didalam masjarakat baru seorangpun tïada jang tammat! Kita semua selalu beiadjar dan memeriksa dan bekerdja terus, dengan ti- 28

29 dak berhenti. Dalam pengharapan akan kegenapan maksud, jang tidak tertjapai dalam dunia ini, kita bekerdja terus dengan sukatjita. Orang jang menaruh pengharapan lam itu, nanti selalu akan ketjewa. Dinegeri kita ini djuga kadang-kadang kedapatan orang, jang marah kepada orang asing, sebab sangkanja: mereka itu hidup didalam suatu dunia lain, dan mereka enggan memberi rahasia dunia lain itu kepada kita. Lalu mereka bersungut-sungut dan masuk suatu pergerakan atau memberontakpun. Sajang sekali! Sungutan dan pemberontakan itu terdjadi oleh salah faham. Dan kalau dasar hati mereka itu tidak berubah, mereka itu tidak dapat mengerti maksud kedatangan orang asing itu. Kedatangan orang asing itu tiada lain, melamkan pertemuan dengan bangsa-bangsa dunia, jang hendak hidup bersekutu diseluruh dunia ini jang besar. Adalah satu bumi, dan oleh segala perhubungan baru, maka sagala bangsa bumi harus bekerdja bersama-sama, sampai tiap Map bangsa dapat menanggung djawab sendiri dalam persekutuan oesar itu. Kalau didalam dunia zaman ini masih ada bangsa, jang politiknja dan pergerakannja berdasarkan pembelahan dunia ini, itulah sajang sekali! Oleh sangka-sangka masjarakat lama itu dunia dibagi dua. Sebelah mi menjangka, bahwa kalau dapat direbut rahasia dari sebelah lam, nanti untuk bangsanja terbit zaman bahagia sempurna. Sangka salah itu menjebabkan persungutan dan ketjemburuan dan dari sangka ïtupun terbit bahaja peperangan dunia. Sangka salah itu harus dilawan sekuat-kuatnja diseluruh bumi. Tiap-tiap bangsa harus mengaku pertanggungannja, supaja bersama-sama bangsabangsa bekerdja, dalam satu pemenksaan dan satu pekerdjaan. Memang didunia ini kedapatan banjak perbedaan dan djuga peiiduaan, tetapi dalam masjarakat baru ini perbedaan itu dan penduaan itu tidak boleh dihapuskan dengan pengharapan sia-sia akan dunia sempurna, tetapi semuanja itu ada, supaja kita dapat persekutuan dalam kerdja-sama. Begitulah pendirian masjarakat baru tentang zaman depan. 29

30 1. Tiga djenis permainan apa Pembatja ketahui? Sebutlah tjontohnja! 2. Apakah maksud permainan itu dalam masjarakat lama dan dalam masjarakat baru? 3. Hanja apakah jang gaib dan adjaib bagi manusia dalam masjarakat baru? 4. Bagaimana alam dipandangi dalam masjarakat lama da& dalam masjarakat baru? 5. Sangka salah apa tentang ïlma atjap kali kedapatan? 6. Tumpukan manusia apa disebut tumpukan tjara alam? Tumpukan apa dibuat oleh manusia sendiri? 7. Mengapa geredja tidak mempunjai kuasa-paksa atas orang? Dan mengapa geredja harus merdeka? 8. Mengapa pekerdjaan ilmu harus merdeka? 9. Hal apa sadja boleh dipaksa oleh Pemerintah Negara? 10. Apakah perbedaan ikatan adat daldm masjarakat lama dengan hukum masjarakat dan negara dalam masjarakat baru? 11. Apakah mendjadi dasar demokrasi? 12. Apakah dasar kuasa pemerintah? 13. Dengan pengharapan apa manusia bekerdja terus dengan girang hati, meskipun ia mesti mati? Apa bedanja pengharapan itu dengan sangka masjarakat lama tentang keselamatan sempurna? 30

31 0KG/)A/fS/)Sf Dalam masjarakat baru banjak kedengaran kata organisasi. Apa sebenarnja artinja Memang didaiam masjarakat semua, djuga jang lama, segala sesuatu cususunkan bersama-sama: ada orang masing-masing ]ang dapat pekerdjaannja, ada rumah tangga, ada kampimg dan tumpukan jang lebih besar Jagi. Kumpulan UNO, Perserikatan Baagsa-Bangsa, jang masih banjak terbelahbelah, tetapi jang mentjari persekutuan dalam kerdja sama. Dan semua itu ada dengan hak-nja dan kewadjibannja akan pekerdjaan dan dengan harapnja akan bahagia. 31

32 Tetapi dalam masjarakat lama semuanja itu diaturkan dan disusunkan menurut kebiasaan agama-adat. Sekalian hak, umpamanja hak tanah dan hak milik dan hak pusaka; segala tingkat sosial (siapa jang tinggi dan siapa jang rendah tmgkatnja) dan segala pertukaran barang dan makanan; semuanja itu tersusun dan bekerdja menuntt agama-adat dan pikiran oknum jang mau mengubahkan itu tidak begitu besar kuasanja. Didalam masjarakat lama kuasa persekutuan lebih besar dari pikiran dan maksud oknum masing-masing. Kalau kita berkata-kata dari organisasi, maksud kita lain sekali. Organisasi itulah susunan dan aturan dan pembagian pekerdjaan jang dipikirkan dahulu oleh beberapa oknum jang faham dan jany tahu, lalu dilaksanakan dengan sengadja dalam kerdja-sama. Marilah, saja memberi tjontoh. Kita telah beladjar banjak. Kita semua telah bersekolah dan mata kita telah dibuka akan melihat segala sesuatu jang perlu akan membangunkan kehidupan jang baik. Tetapi kita tahu djuga, bahwa sukar sekali akan melaksanakan itu dalam masjarakat kita. 32 asrama itu mendjadi tempat jang bagus sekali akan beladjar keperluan organisasi kampung itu! Asrama V.V.S. Korido (Biak) dibcntukkan sebagaï kampung.

33 Kita tidak tahu djalan, supaja dengan organisasi betul kehidupan sampai didalam kampung jang terpisah pun mendjadi baru dan bagus. Malahan! Ada bahaja besar kalau seorang oknum merasa diri tjukup pandai akan mengubahkan semuanja itu dengan tiba-tiba. Sebab itu kalau ada asrama jang aturannja, jaitu, organisasinja baik, asrama itu mendjadi tempat jang bagus sekali akan beladjar keperluan organisasi kampung itu! Dimana-mana orang ada hidup bertumpukan. Kalau kita mau, tumpukan itu makin lama, makin madju kehidupannja, kita harus perhatikan kelima hal jang berikut. Didalam asrama kelima hal itu telah kelihatan baik-baik. Inilah kelimanja: 1. Hak tiap-tiap orang dan tiap-tiap tumpukan. 2. Kewadjiban akan bekerdja masing-masing. 3. Kekuatan dan kesehatan segala sesuatu. 4. Gunanja semua itu, sehingga berubah. 5. Bahagia atau kesenangan. Kamu sendiri pikirkan sadja apakah terdjadi, kalau satu dari kelima ini dilalaikan atau kalau satu tertekan terlalu keras dan jang lain dilalaikan. 1. Hak itu. Inilah berarti, bahwa tiap-tiap orang dan tiap-tiap tumpukan ada tempatnja dan miliknja dan berhak akan bekerdja dengan rela hati dengan tidak merasa diri diperbudakkan sadja oleh orang lain. Kalau kita membuat suatu organisasi, menurut maksud pembangunan hidup jang baik, tentu sekali perlu pertimbangan dan perundingan tentang hak segala orang jang bekerdja dalam organisasi itu. 2. Kewadjiban akan bekerdja masing-masing. Segala anggota dari masjarakat, besar atau ketjil, masing-masing harus bekerdja menurut kuatnja dan fahamnja. Mengapa? Sebab semuanja harus mendjadi baik dan bagus. Umpamanja didalam asrama bersama-sama dan masing-masing orang menanggung kebaikan dan keindahan asrama itu. Apa jang disebut baik dan bagus memang kita beladjar, tetapi dalam praktek tiap-tiap hari kita harus mendjadi biasa de- 33

34 Ada kampung diatas telaga. Puku dan kampung Asci di Sentani. ngan organisasi, sehingga segala pekerdjaan jang perlu tiap-tiap djam dan tiap-tiap hari dan tiap-tiap minggu diaturkan betul! Pembagian pekerdja dan aturan waktu itulah sudah dua kuntji penting untuk hasil pekerdjaan jang baik. Kalau kita melihat sebuah kampung atau sebuah asrama atau rumah dan kintal sekolah jang buruk, itu barangkali tidak disebabkan oleh kemalasan orang, tetapi oleh sebab tidak ada aturan pekerdjaan dengan waktu jang tetap. 3. Kekuatan dan kesehatan segala sesuatu. Apa djuga jang kita bangunkan harus kuat betul, lalu dipeliharakan baik-baik. Tentu sekali, apa djuga jang kita beli, harus kuat dan dipeliharakan baikbaik djuga! Kalau pekerdja tidak banjak dan kalau waktu tidak banjak, djangan kita bangunkan atau be!i pun terlalu banjak hal sekali gus. Kerdjakan sadja, apa jang dapat dibuat kuat betul dan jang dapat dipeliharakan baik-baik. Segala matjam rumah dan gudang harus kuat dan dipeliharakan, sampai djangan buruk, 34

35 djangan tiris, djangan dimakan rajap. Seboleh-bolehnja memakai tjat, sebab barangkali tjat itu mahal, tetapi tjat jang baik memeliharakan rumah-rumah. Dan tentang pekerdjaan terlalu banjak: didalam asrama kita telah melihat: hanjalah buat djalan-djalan jang perlu dan djangan membuat djalan-djalan jang tidak perlu, Djalan semua harus dipehharakan dan pekerdjaan itu barangkali lebih perlu untuk hal jang lam. Kintal harus dibuat sebegitu luas, sehingga tjukup untuk kesehatan, atau untuk tanaman jang berguna. Membagi baik-baik pekerdjaan jang perlu itu disebut: bekerdja ekonomis. Kalau pekerdjaan diboroskan kepada hal jang terlalu banjak atau jang tidak perlu, nanti asrama atau kampung tidak dapat dipeliharakan betul lagi. Atau pekerdjaan lain jang perlu dilalaikan. Semuanja harus sehat djuga. Dalam masjarakat lama memang kedapatan orang jang pandai mengobati orang sakit dengan daun dan obat lain jang mudjarrab, tetapi orang belum tahu bagaimana penjakit dapat ditjegahkan. Ditanah Eropah pun kesehatan baru dimadjukan baik-baik, setelah ahli-ahli kedokteran sudah tahu asalasal penjakit itu. Begitulah terdjadi ilmu kesehatan atau hygiëne. Didalam asrama dapat kita beladjar, bagaimana dengan organisasi pekerdjaan, kita dapat mentjegahkan penjakit. Kotoran jang terbuka, parit-parit jang tidak baik, air tergenang, andjing-andjing jang sakit (atau terlalu banjak), rumah-rumah jang tertutup dan kotor, semuanja itu mendjadi tanda bahwa organisasi kesehatan tidak baik. Djadi pembangunan dan pemeliharaan tidak bermaksud barang jang kuat sadja dan jang tahan lama, tetapi djuga jang mentjegahkan penjakit dan memadjukan kesehatan. 4. Gunanja semuanja itu. Kalau orang bekerdja kuat pada suatu hal jang sama sekali tidak berguna, ia lekas mendjadi djemu dan bosan. Kita harus mengetahui dan melihat gunanja itu. Umpamanja dalam asrama harus kelihatan, bahwa pekerdjaan sekolah djuga bertambah baik, sebab asrama dan kintal itu apik. Djuga kelihatan, bahwa benda-benda jang dibuat dan kebun jang dikerdjakan dan pohon-pohon buah-buahan berbuah baik. Apa lagi, kemudian buahbuah pekerdjaan diasrama itu kelihatan dalam segala kampung. Djadi seboleh-bolehnja dalam organisasi itu harus ditjari pengadjaran dan pekerdjaan jang praktis betul, jang nanti dapat diteruskan dalam masjarakat. 35

36 Ada kampung pedalaman. Mindip Tanah. 5. Bahagia atau kesenangan, Tctapi perasaan bahagia tidak boleh dilupakan. Bahagia dalam pekerdjaan oagus, jang dibuat ae.tiu.~suka rela, tetapi djuga bahagia perhentian dan permainan dan kesenian. Kalau sekarang kita periksa, apa jang terdjadi kalau satu dari kelima itu dilalaikan atau kalau satu ditekan lebih daripada jang Iain, kita lihat, bahwa semuanja mendjadi buruk. Dalam asrama hal itu sudah njata sekali. Dalam masjarakat bavu kita mentjari djalan, supaja semuanja itu diperhatikan dengan pikiran jang menimbang baik-baik. Didalam asrama memang kebanjakan bahagtan itu dipikirkan oleh pemimpin-pemimpin asrama, tetapi hal itu harus diterangkan djuga dan dirundingkan djuga dengan anak-anak, jang telah dapat menanggung djawab. Perlu sekali, berturut-turut mereka itu mendjadi pemimpin tumpukan dan pemimpin pekerdjaan, supaja mereka beladjar organisasi itu. Dan djuga sekalian penduduk asrama harus mengerti seluk-beluk organisasi itu, supaja ia bekerdja dengan insaf, dan masing-masing mengerti kewadjibannja. Kalau orang tidak berhak apa-apa, orang tidak beladjar 36

37 pertanggungan djawab, sebab merasa dtri budak sadja, Lantas orang jang selalu suka menurut dan dengar-dengaran bekerdja kuat didalam asrama, tidak faham akan meneruskan organisasi dengan pikirannja sendiri didalam masjarakat. Ada kampung dipasisir. Demfa- Kalau kewadjiban akan pekerdjaan dilalaikan, segenap masjarakat lekas mendjadi buruk. Tuntutan didalam hal ini harus teliti dan keras betul. Kewadjiban dahulu, baru kemudian perhentian dan permainan! Djangan seorang pemimpin atau seorang pemerintah menjangka bahwa ia dihormati betul, kalau ia melalaikan tuntutan pekerdjaan itu, dan gampang sekali memberi orang bermain sadja. Dismi perlu kebidjaksanaan. Kalau pekerdjaan dan kekuatan dan kebagusan dan kebaikan dan gunanja pekerdjaan ditekan sadja, dan perasaan senang dan bahagia orang tidak diperhatikan, memang 37

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa 1 Maka barang jang sudah ada daripada mulanja, barang jang telah kami dengar, barang jang telah kami tampak dengan mata kami, barang jang telah kami

Lebih terperinci

Tesalonika pertama 1. Tesalonika pertama 2

Tesalonika pertama 1. Tesalonika pertama 2 Tesalonika pertama 1 Salam doa 1 Daripada Paulus dan Silwanus dan Timotius datang kepada sidang djemaat orang Tesalonika pertama jang didalam Allah, jaitu Bapa kita, dan didalam Tuhan Jesus Keristus. Turunlah

Lebih terperinci

Peterus kedua 1 Salam doa Beberapa hal jang menjebabkan rasul memberi nasehat

Peterus kedua 1 Salam doa Beberapa hal jang menjebabkan rasul memberi nasehat Peterus kedua 1 Salam doa 1 Daripada Simon Petrus, hamba dan rasul Jesus Keristus, kepada segala orang jang sudah beroleh iman, jang sama indahnja dengan iman kami oleh karena keadilan Allah, Tuhan kita,

Lebih terperinci

Pilipi 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena persekutuan sidang djumaat Berita tentang keadaan rasul waktu ia terbelenggu

Pilipi 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena persekutuan sidang djumaat Berita tentang keadaan rasul waktu ia terbelenggu Pilipi 1 Salam doa 1 Daripada Paulus dan Timotius, hamba-hamba Keristus Jesus, kepada segala orang sutji didalam Keristus Jesus dinegeri Pilipi, serta dengan segala pemimpin dan pembela sidang, 2 turunlah

Lebih terperinci

Timotius pertama 1 Salam doa Nasehat supaja tetap didalam pengadjaran jang benar Sjariat Torat jang sebenarnja

Timotius pertama 1 Salam doa Nasehat supaja tetap didalam pengadjaran jang benar Sjariat Torat jang sebenarnja Timotius pertama 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus menurut firman Allah, Djuruselamat kita, dan Jesus Kristus jang mendjadi pengharapan kita, 2 datang kepada Timotius, jang sebenar-benar

Lebih terperinci

Galatia 1 Salam doa Dari hal jang menjebabkan rasul berkirim suratnja Pemberitaan Paulus asal daripada Allah

Galatia 1 Salam doa Dari hal jang menjebabkan rasul berkirim suratnja Pemberitaan Paulus asal daripada Allah Galatia 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, seorang rasul (bukannja daripada manusia, dan bukan pula dengan djalan seorang manusia, melainkan jang ditetapkan oleh Jesus Keristus serta Allah Bapa, jang telah

Lebih terperinci

Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan.

Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan. Jakub 1 Salam doa 1 Salam daripada aku, Jakub, hamba Allah dan hamba Tuhan Jesus Keristus, kepada kedua belas suku bangsa jang bertaburan. Faedah bertekun didalam kehidupan iman 2 Hai saudara-saudaraku,

Lebih terperinci

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Kencana, No. 2 Hal. 6 Th I - 1958 Drs. Asrul Sani SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Tjatatan: Drs. Asrul Sani adalah terkenal sebagai seorang essays jang djuga termasuk salah seorang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk mendjamin bagian jang lajak dari

Lebih terperinci

Kolose 1 Salam doa Utjapan sjukur karena iman sidang djumaat Doa rasul supaja sidang djumaat makin kenal kemuliaan Keristus

Kolose 1 Salam doa Utjapan sjukur karena iman sidang djumaat Doa rasul supaja sidang djumaat makin kenal kemuliaan Keristus Kolose 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus dengan kehendak Allah, beserta Timotius saudara kita, 2 kepada segala saudara jang sutji dan beriman didalam Keristus, jang di-kolose, turunlah

Lebih terperinci

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Lebih terperinci

Peterus pertama 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena pengharapan akan Keristus Dari hal ibadat jang benar

Peterus pertama 1 Salam doa Utjapan sjukur kepada Allah karena pengharapan akan Keristus Dari hal ibadat jang benar Peterus pertama 1 Salam doa 1 Daripada Petrus, rasul Jesus Keristus, kepada segala orang pilihan, jaitu musafir jang bertaburan di-pontus dan Galatia dan Kapadokia dan Asia dan Betinia, 2 jang terpilih

Lebih terperinci

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi Sumber : Aneka No. 25/VIII/1957 Berikut ini dihidangkan buat para pembatja Aneka sebuah naskah jang tadinja adalah prasarana jang di utjapkan oleh sdr. Asrul Sani dalam diskusi besar masalah sensor, diselenggarakan

Lebih terperinci

Harta jang Tersembunji

Harta jang Tersembunji Harta jang Tersembunji Ellen G. White Copyright 2012 Ellen G. White Estate, Inc. Information about this Book Overview This ebook is provided by the Ellen G. White Estate. It is included in the larger

Lebih terperinci

Epesus 1 Salam doa Doa sjukur kepada Allah karena anugerahnja didalam Tuhan Jesus Keristus

Epesus 1 Salam doa Doa sjukur kepada Allah karena anugerahnja didalam Tuhan Jesus Keristus Epesus 1 Salam doa 1 Daripada Paulus rasul Keristus Jesus dengan kehendak Allah, kepada segala orang sutji jang ada di-epesus dan jang beriman kepada Keristus Jesus, 2 turunlah kiranja atas kamu anugerah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND Suatu tindjauan singkat oleh Dr. Dieter Bartels Karangan ini adalah berdasarkan penelitian anthropologis jang dilaksanakan oleh penulis selama tahun 1974-75

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA

Lebih terperinci

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti

Lebih terperinci

DJALAN JANG TERINDAH. Ellen G. White. Copyright 2014 Ellen G. White Estate, Inc.

DJALAN JANG TERINDAH. Ellen G. White. Copyright 2014 Ellen G. White Estate, Inc. DJALAN JANG TERINDAH Ellen G. White Copyright 2014 Ellen G. White Estate, Inc. Information about this Book Overview This ebook is provided by the Ellen G. White Estate. It is included in the larger free

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 Harian Rakjat Djum at, 30 Oktober 1964 Para Sdr. Kuliah

Lebih terperinci

Timotius kedua 1 Salam doa Utjapan sjukur Nasehat kepada Timotius supaja berusaha Teladan rasul dan Onesiporus

Timotius kedua 1 Salam doa Utjapan sjukur Nasehat kepada Timotius supaja berusaha Teladan rasul dan Onesiporus Timotius kedua 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus dengan kehendak Allah memberitakan djandji kehidupan jang ada didalam Keristus Jesus, 2 datang kepada Timotius, anakku jang dikasihi.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PENIMBUNAN BARANG-BARANG (UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 17 TAHUN 1951) SEBAGAI UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHAESA

Lebih terperinci

Korintus kedua 1 Pendahuluan: salam doa Rasul bersjukur karena pertolongan Allah didalam sengsaranja Rasul bersjukur karena lepas daripada maut

Korintus kedua 1 Pendahuluan: salam doa Rasul bersjukur karena pertolongan Allah didalam sengsaranja Rasul bersjukur karena lepas daripada maut Korintus kedua 1 Pendahuluan: salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus dengan kehendak Allah, dan Timotius saudara kita, kepada sidang djemaat Allah jang ada dinegeri Korintus serta segala orang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 Berita Negara RI No... Tahun 1950 PENGADJARAN. Peraturan tentang dasar pendidikan dan pengadjaran disekolah. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:bahwa perlu ditetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Status : Mendjadi UU No.3 Th.1951 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengawasi berlakunja Undang-undang

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Jahja 1 Keadaan dan pekerdjaan Firman jang kekal Kesaksian Jahja Pembaptis akan dirinja dan akan hal Tuhan Jesus

Jahja 1 Keadaan dan pekerdjaan Firman jang kekal Kesaksian Jahja Pembaptis akan dirinja dan akan hal Tuhan Jesus Jahja 1 Keadaan dan pekerdjaan Firman jang kekal 1 Maka pada awal pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itulah djuga Allah. 2 Adalah Ia pada mulanja beserta dengan

Lebih terperinci

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des.1952. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun 1952. TENTANG PEMADAM API DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

Lebih terperinci

DARI PADA TANAH, DUNIAWI.

DARI PADA TANAH, DUNIAWI. -3- Sesudahnja kedjatuhan Adam di Firdaus, Allah mendjatuhkan kutuk terhadap ular itu dan memberi djuga kepadanja suatu perdjandjian: "Allah berkata kepada ular oleh karena engkau telah berbuat jang demikian,

Lebih terperinci

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja ()Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis).

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja ()Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A * Untuk segala aliran Geredja ()Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Terbit: 2 (dua) bulan sekali. Diterbitkan oleh: Jajasan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1954, TENTANG SURAT MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 16/1963 20 April 1963 No. 7/DPRD-GR/1963.- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Menetapkan

Lebih terperinci

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut : PERATURAN DAERAH TENTANG MENGADAKAN

Lebih terperinci

Banjak orang jang menganggap, bahwa bekerdja buat Tuhan berarti harus mendjadi pendeta, dan harus disiapkan di Sekolah Alkitab.

Banjak orang jang menganggap, bahwa bekerdja buat Tuhan berarti harus mendjadi pendeta, dan harus disiapkan di Sekolah Alkitab. Panggilan Tuhan Sering kali kami menerima pertanjaan dari orang2 jang merasakan panggilan Tuhan di dalam hidupnja, lalu mereka ingin mengetahu tjaranja disiapkan untuk melajani pekerdjaan Tuhan itu. Banjak

Lebih terperinci

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * Terbit: Diterbitkan oleh :...rtjetakan :..ialah Kristen Kebangunan Rochani: "A P I M E N J A L A". 2 (dua) bulan sekali. Badan Kristen "KEPENUILAN KESAATUAN KESAKSIAN" ( B. K. "3 K" ). P. O. Box 10, JOGJAKARTA.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI!

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF * UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! ersitas Indonesia nkultasssastra a jf Perpustakaamf 7 a :r p u xs t a k a.a n [ j^ J L T A S S A S T R \ jjfcpakxbmen

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. No.6/ 1959. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. (1) Dalam

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli. 1953 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBANTAIAN HEWAN, PEMERIKSAAN DAGING

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun 1969 28 Mei 1969 No. 6 a 1/DPRDGR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

MADJALAH KRISTEN KEBANGUNAN ROCHANI A P I M E N J A L A

MADJALAH KRISTEN KEBANGUNAN ROCHANI A P I M E N J A L A MADJALAH KRISTEN KEBANGUNAN ROCHANI A P I M E N J A L A * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Terbit 2 {dua) bulan sekali. Diterbitkan oleh: Badan Kristen

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 5 / 1966 14 Desember 1966 No. 4/D.P.R.D.G.R./1964. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk

Lebih terperinci

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * Terbit : 2 (dua) bulan sekali. Diterbitkan oleh: Badan Kristen "KEPENUHAN KESATUAN KESAKSIAN" ( B. K. "3 K" ). P.O. Box 10. JOGJAKARTA. Pertjetakan : J a j a s a n "DJALAN SUTJI" P.O. Box 2, M A L A N

Lebih terperinci

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan 1 UU 7/1950, PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENJADI UNDANG UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:7 TAHUN 1950 (7/1950) Tanggal:15 AGUSTUS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannja

Lebih terperinci

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar Oleh: Shohib Masykur (Seorang diplomat muda sederhana jang memiliki tjita-tjita besar tentang Indonesia) Dalam tulisan ini saja ingin mengulas sebuah

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITEIT GADJAH MADA Peraturan tentang Universiteit Gadjah Mada. Menimbang : bahwa perlu mengadakan peraturan tentang Universitit Negeri

Lebih terperinci

KEMERDEKAAN VANG BARU

KEMERDEKAAN VANG BARU KEMERDEKAAN VANG BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Kemerdekaan dari Dosa Kemerdekaan dari Ketakutan Kemerdekaan dari Kesalahan Kemerdekaan dari Taurat Musa Kemerdekaan dari Kekuatiran Kemerdekaan

Lebih terperinci

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan menjadi sesuatu yang langka di zaman kita. Barang langka cenderung menjadi mahal atau dianggap aneh. Seorang yang saleh itu dapat menjadi aneh

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni 1954. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1954. Tentang PERIZINAN MEMBUAT REKLAME DAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, UNDANG-UNDANG REPUBLIK SERIKAT NOMOR 7 TAHUN 1950 TENTANG PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENDJADI UNDANG- UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I I Resolusi atas Lapiran Umum Setelah bersidang 5 hari lamanja dan mempertimbangkan setjara mendalam dan seksama Laporan Umum Pimpinan Pusat Lekra jang disampaikan

Lebih terperinci

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational) * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Terbit: 2 (dua) bulan sekali. Diterbitkan oleh: Jajasan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan aturan-aturan tentang perjanjian

Lebih terperinci

E D I T O R I A L - 3 -

E D I T O R I A L - 3 - E D I T O R I A L Majalah API MENYALA akan tetap bertekun sampai Tuhan Jesus datang. Tetapi-bal ini kami sangat memerlukan doa2 Sdr.supaya kami tetap dapat mempertahankan mutu kerohanian dari Majalah tab.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Pandangan kita hanja terbatas pada kebaktian Minggu.

Pandangan kita hanja terbatas pada kebaktian Minggu. - 3 - Salah satu tugas geredja ialah mengindjil keseluruh dunia. Jesus berkata: "Pergilah kamu keseluruh bumi; beritakanlah Indjil itu kepada sekalian alam (Mar. 16:15), namun hingga saat ini kita belum

Lebih terperinci

Korintus pertama 1 Pendahuluan: Salam doa Utjapan sjukur Nasehat rasul atas beberapa perselisihan didalam djumaat

Korintus pertama 1 Pendahuluan: Salam doa Utjapan sjukur Nasehat rasul atas beberapa perselisihan didalam djumaat Korintus pertama 1 Pendahuluan: Salam doa 1 Daripada Paulus, jang dengan kehendak Allah dipanggil mendjadi rasul Keristus Jesus, dan Sostenes, saudara kita, 2 kepada sidang djemaat Allah jang dinegeri

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) NO. 7/1963 27 Pebruari 1963 No. : 6/DPRD-GR/1962,- Keputusan :Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat II Buleleng

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar segala kegiatan jang akan menundjang pengembangan kepariwisataan jang merupakan faktor potensiil

Lebih terperinci

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Menurut surat undangan jang diedarkan, maka tugas jang harus saja pikul hari ini, ialah: membitjarakan Kedudukan sastra dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peratuaran tentang penggunaan Lambang Negara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa dalam penjelesaian Revolusi Indonesia

Lebih terperinci

8 Lalu kata Boaz kepada Rut: Dengarlah olehmu baik-baik, hai anakku! djanganlah kiranja engkau pergi kebendang lain hendak memungut, dan djangan

8 Lalu kata Boaz kepada Rut: Dengarlah olehmu baik-baik, hai anakku! djanganlah kiranja engkau pergi kebendang lain hendak memungut, dan djangan Rut 1 1 Sebermula, maka pada sekali peristiwa, jaitu pada zaman segala hakim memegang perintah, adalah bala kelaparan dalam negeri itu, maka sebab itu pergilah seorang lakilaki dari Betlehem-Jehuda hendak

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

M * H A m m A» H A T T a

M * H A m m A» H A T T a M * H A m m A» H A T T a y '1 " %. U sjl' JttMrr / p.t. p e m b a n g u n a n d j a k a r t a 1 >< m! n ML' P F ":' jj O! r=!i ;! K.M. I' ;,/'i j A.-:. D I; P L' i:.. MENINDJ AU KOOPERASI MASALAH I: 4>

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

Mendengar : Pembitjaraan-pembitjaraan dalam sidang Pleno tanggal, 25- Djuli -1968

Mendengar : Pembitjaraan-pembitjaraan dalam sidang Pleno tanggal, 25- Djuli -1968 Tentang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NO. 01/1968 : Lambang Daerah Kabupaten Gunungkidul DEWAN PERWILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL Menimbang : Bahwa perlu segera meningkatkan

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A Oktober 1968 6 Peraturan Daerah Propinsi Djawa Timur Nomor 3 tahun 1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Madjalah Kristen Kebangunan Roahani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis).

Madjalah Kristen Kebangunan Roahani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Madjalah Kristen Kebangunan Roahani A P I M E N J A L A * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Terbit 2 (dua) bulan sekali Diterbitkan oleh: Badan Kristen

Lebih terperinci

PERDJUANGAN SEGALA ZAMAN

PERDJUANGAN SEGALA ZAMAN PERDJUANGAN SEGALA ZAMAN Ellen G. White 1958 Copyright 2014 Ellen G. White Estate, Inc. Information about this Book Overview This ebook is provided by the Ellen G. White Estate. It is included in the

Lebih terperinci

5 Bahwasanja Aku menjuruhkan kepadamu Elia, nabi itu, dahulu daripada datang hari Tuhan jang besar dan hebat itu! 6 Maka iapun akan membalikkan hati

5 Bahwasanja Aku menjuruhkan kepadamu Elia, nabi itu, dahulu daripada datang hari Tuhan jang besar dan hebat itu! 6 Maka iapun akan membalikkan hati Maleachi 1 1 Bahwa inilah tanggungan firman Tuhan kepada orang Israil dengan lidah Maleachi. 2 Bahwa sudah kukasihi akan kamu, demikianlah firman Tuhan! Tetapi katamu: Dalam hal jang mana sudah kaukasihi

Lebih terperinci

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1 III. I. ORDONANSI PADJAK PERSEROAN 1925. Stbl. 1925 No. 319; Stbl. 1927 No. 137; Stbl. 1930 No. 134; Stbl. 1931 No. 168; Stbl. 1932 No. 196 dan 634; Stbl. 1934 No. 106 dan 535; Stbl. 1938 No. 155 dan 319;

Lebih terperinci

Hikajat dan Dongeng Djawa Purba

Hikajat dan Dongeng Djawa Purba TIDAK DIPERJUALBELIKAN Proyek Bahan Pustaka Lokal Konten Berbasis Etnis Nusantara Perpustakaan Nasional, 2011 Hikajat dan Dongeng Djawa Purba DITJERITAKAN OLEH da Kach a Perpustakaan Nasional R e p u b

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (4/10)

Seri Iman Kristen (4/10) Seri Iman Kristen (4/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Kejatuhan Manusia Kode Pelajaran : DIK-P04 Pelajaran 04 - KEJATUHAN MANUSIA DAFTAR ISI Ayat Alkitab Ayat Kunci 1. Larangan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 6 TAHUN 1954. Tentang TAMAN PEMAKAIAN PEMELIHARAAN DAN

Lebih terperinci

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman jemaat Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus. Salam

Lebih terperinci

SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA

SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA Presiden Soeharto :..djangan kita silau dengan kemenangan-kemenangan

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Prof. Dr SJAICH MAHMOUD SJ/ FATWA FATWA PE N E R B I O J A K A R TA

Prof. Dr SJAICH MAHMOUD SJ/ FATWA FATWA PE N E R B I O J A K A R TA Prof. Dr SJAICH MAHMOUD SJ/ T FATWA FATWA PE N E R B I O J A K A R TA DAFTAR ISI BAHAGIAN KELIMA KELUARGA DAN PERSOALANNJA Halaman 1. HUBUNGAN ANTARA PELAMAR DENGAN JANG DILAMAR (ANTARA SEORANG DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 37/1968 31 Desember 1968 No. 4/D.P.R.D.-G R./1965 Pasal 1. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis).

Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A. * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Madjalah Kristen Kebangunan Rochani A P I M E N J A L A * Untuk segala aliran Geredja (Interdenominational). * Disebarkan dengan tjuma2 (Gratis). Terbit 2 (dua) bulan sekali. Diterbitkan oleh: Badan Kristen

Lebih terperinci

PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017

PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017 PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017 Yesus memperkenalkan Roh Kudus sebagai Penghibur dan Penolong kita. Dia juga mengatakan kepada kita bahwa pekerjaan utamanya adalah untuk menginsafkan dunia.

Lebih terperinci