ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HITUNGAN PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA (Studi kasus di SMA Negeri 2 Limboto)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HITUNGAN PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA (Studi kasus di SMA Negeri 2 Limboto)"

Transkripsi

1 ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HITUNGAN PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA (Studi kasus di SMA Negeri 2 Limboto) Meldi S. Huo, Mardjan Paputungan, La Ode Aman Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman konseptual dan kemampuan siswa SMAN 2 Limboto dalam menyelesaikan soal-soal hitungan pada materi kesetimbangan kimia. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 2 Limboto semester 2 tahun ajaran 2012/2013 program IPA yang berjumlah 119 orang. Sampel penelitian berjumlah 48 orang yang ditentukan dengan tehnik Proportional Random Sampling.Pemahaman siswa diukur melalui 18 nomor tes uraian ( essay test) yang terdiri dari 12 nomor soal konseptual dan 6 nomor soal perhitungan (Algoritmik). Sebelum tes diberikan kepada sampel, terlebih dahulu diuji validasi dan uji reliabilitas. Uji validasi yang digunakan adalah uji validasi isi. Dari hasil uji validasi diperoleh validasi isi sebesar 100%. Sedangkan uji reliabilitas diuji dengan alpha cronbach sebesar 0,74. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konseptual siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal hitungan termasuk dalam kategori rendah. Kata Kunci: Pemahaman Konseptual, Pemahaman Algoritmik, Kesetimbangan Kimia PENDAHULUAN Ilmu kimia bidang sains yang diperoleh dan dikembangkan secara eksperimen untuk menjawab segala fenomena yang menjadi pertanyaan. Peraturan pemerintah Nomor 23 ta hun 2007 menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di Sekolah Mene ngah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/ MA) bertujuan agar peserta didik me miliki kemampuan sebagai berikut: (i) Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan 1

2 alam serta mengagu ngkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (ii) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, ulet, terbuka, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain; (iii) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pen gujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instr ument, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; (iv) Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang bermanfa at dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, lingkungan serta menya dari pentingnya mengelola dan meles tarikan demi kesejahteraan masyara kat; (v) Memahami, konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (Depdiknas, 2007). Di SMA mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang wajib bagi semua siswa yang memilih Jurusan Sains atau MIPA. Materi kimia disusun berurutan dari yang paling sederhana atau mudah sampai yang kompleks atau sulit. Dalam mempelajari mata pelajaran kimia siswa dituntut memiliki kemampuan memorasi, pemahaman konsep dan kemampuan menerapkan ilmu matematika (Kean dan Middlecamp, 1994). Dalam proses pembelajaran kimia guru perlu menekankan rasionalisasi objekobjek kimia yang mikroskopis, konsep yang bersifat deskriptif, hitu ngan kimia, dan mempelajari kimia setiap hari. Selain itu, dalam mempelajari kimia membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan sejumlah fakta, konsep maupun prinsip, kemampuan operasi matema tika, membutuhkan kreativitas, berpi kir kritis dan pengetahuan formal. Keberhasilan siswa dalam mempela jari kimia sering diukur melalui tes pemahaman. Muntari (2010) men jelaskan ada dua macam pemahaman berdasarkan sifatnya, yaitu pemaha man konseptual dan pemahaman algoritmik. Kedua pemahaman ini tidak boleh dipisahkan untuk mempelajari kimia secara utuh. Pemahaman konseptual merupakan pemahaman yang berhubungan 2

3 dengan konsep-konsep berupa arti, sifat dan uraian suatu konsep, kemampuan menjelaskan sebuah bersifat abstrak serta teori-teori dasar sains. Sedangkan pemahaman algoritmik merupakan prosedural atau serangkaian aturan yang melibatkan perhitungan matematika untuk memecahkan suatu masalah (Mustofa, 2010). Pemahaman konseptual maupun pemahaman algoritmik memegang peranan penting dalam mendalami ilmu kimia, karena untuk mempelaja ri kimia siswa tidak hanya dituntut memiliki kemampuan untuk menghi tung saja tetapi juga diharapkan memahami konsepnya. Kesetimbangan kimia merupa kan salah satu pokok bahasan dalam ilmu kimia. Pokok bahasan kesetim bangan kimia diberikan kepada siswa SMA kelas XI pada semester satu (ganjil). Materi kesetimbangan kimia berisi tentang (1) kesetimbangan dinamis, (2) kesetimbangan homo gen dan heterogen, (3) tetapan kesetimbangan, (4) pergeseran keseti mbangan, (5) hubungan kuantitatif antar komponen dalam reaksi teks, fenomena, diagram dan fenomena yang kesetimbangan, dan (6) kesetimbang an kimia dalam proses industri. Pada pokok bahasan kesetim bangan kimia banyak konsep-konsep kimia yang memerlukan tingkat pemahaman yang cukup tinggi, baik pemahaman konseptual maupun pemahaman algoritmik. Oleh karena itu, siswa diharapkan mempunyai atau memiliki kedua pemahaman tersebut. Pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik yang dimiliki siswa hendaknya seimbang. Tetapi kenyataan dilapangan, pemahaman konseptual jauh tertinggal daripada pemahaman algoritmik. Para siswa cenderung dapat menyelesaikan atau memecahkan soal-soal algoritmik atau perhitungan kimia daripada soal-soal konseptual yang mendasari rumus-rumus yang digunakan dalam soal algoritmik atau perhitung an. Selama ini proses pembelajaran dan evaluasi kimia sering ditekankan pada soal-soal algoritmik atau perhitungan dibandingkan soal-soal konseptual dengan menganggap bahwa kemampuan siswa dalam 3

4 memecahkan soal-soal algoritmik atau perhitungan menunjukkan kemampuan konseptual siswa. Beberapa penelitian terdahulu baik yang dilakukan di Indonesia (Retno Rikawati, 2007; Erlina, 2010/2011; Mustofa, 2010; maupun di luar negeri (Nurrenbern & Pickering, 1987; Nakhleh, 1993; Nakhleh & Mitchell, 1993) menunjukkan bahwa pemahaman konseptual siswa jauh tertinggal daripada pemahaman algoritmik atau kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan kimia. Banyak siswa yang mampu menyelesaikan soal-soal algoritmik atau perhitungan meski pun mereka tidak memahami konsep dasarnya. Namun ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang dapat menyelesaikan soal-soal algoritmik atau perhitungan baik pula dalam menjawab soal-soal konseptual (Mei Hung Chiu, 2001). Selanjutnya Mustofa (2010) juga melakukan penelitian tentang proble matika pemahaman konseptual dan pemahaman algoritmik dimana da lam penelitiannya menyatakan bah wa kecenderungan siswa memiliki pemahaman algoritmik yang lebih dominan daripada pemahaman konse ptual antara lain disebabkan oleh beberapa faktor: (a) Karakteristik ilmu kimia, karakteristik ilmu kimia yang khas dan banyak didominasi oleh konsep-konsep yang abstrak menuntut guru kimia untuk lebih ekstra dalam mendalami konsep yang akan dipahami oleh siswa. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa menanamkan konsep kepada siswa lebih sulit daripada melatih siswa unt uk terampil dalam kemampuan algori tmik. (b) Asumsi guru, Adanya asum si guru bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah algoritmik karena siswa telah memiliki pemahaman konseptual yang benar, berpotensi mengubah perilaku guru untuk menekankan kepada pemahaman algoritmik dalam strategi pembelajarannya. (c) Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran kimia, untuk merepresentasikan kimia yang saat ini masih banyak dilakukan adalah menggunakan pendekatan simbolik. Pendekatan ini dahulu mungkin paling praktis karena perkembangan IT tidak sepesat sekarang, tetapi belum dapat memberi kontribusi yang besar untuk 4

5 memperoleh pemahaman konseptual. (d) Alat evaluasi yang digunakan, Alat evaluasi hasil belajar kimia yang ada selama ini masih menekankan pada pemahaman algoritmik. Hal inilah yang turut menginspirasi guru untuk menekan kan kepada pemahaman algoritmik dalam strategi pembelajarannya. (e) Target kurikulum, banyaknya materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tidak sebanding dengan jumlah jam yang disediakan dalam kurikulum, berpeluang bagi guru untuk mengambil jalan pintas, untuk lebih berorientasi bagaimana siswa dapat menjawab banyak soal tanpa memperdulikan apakah siswanya memahami konsep dasarnya. Selain itu menurut Arifin (dalam Rumansyah dan Yudha Irhasyuarna, 2002) menjelaskan kesulitan siswa dalam memahami ilmu kimia dapat bersumber pada: (a) Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyak an siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pelajaran kimia, (b) Kesulitan angka, dalam pengajaran kimia siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan/operasi matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan -perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika. Selama ini anggapan yang sering muncul adalah kemampuan siswa dal am memecah kan masalah algoritmik atau perhitungan mengindinkasikan kemampuan siswa dalam memahami konsep-kosep kimia. Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah bagaima na tingkat pemahaman konseptual dan kemampuan menyelesaikan soalsoal hitungan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia?. Dengan tujuan yaitu mendeskripsikan tingkat pemahaman konseptualsiswa dan kemampuannyadalam menyelesaikan soal-soal algoritmik/hitungan pada materi kesetimbangan kimia. 5

6 METODE Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri Limboto yang berjumlah 119 orang. Agar diperoleh sampel yang pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik sampling kelompok berimbang acak ( Proportional Random Sampling). Berdasarkan tehnik pengambilan sampel sebesar 40%, diperoleh jumlah sampel sebanyak 48 orang. representative, maka tehnik Tabel 1: Distribusi Sampel Penelitian Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Limboto Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel XI IPA-1 XI IPA-2 XI IPA-3 XI IPA Jumlah Tehnik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen tes yang dilengkapi dengan wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif. Tes subjektif yang digunakan adalah tes uraian bebas (Extended Response Test). Tes ini dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik kan (KTSP) Tujuan digunakannya tes uraian bebas yaitu untuk menghindari jawaban menebak-nebak atau coba-coba dari para siswa. Banyaknya jumlah tes yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 18 butir soal yang terdiri dari 12 butir soal konseptual dan 6 butir soal algoritmik atau perhitungan. Pemberian skor atas jawaban siswa terhadap tes pemahaman 6

7 konseptual dan kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan didasarkan atas kesesuaian jawaban dengan kunci jawaban yang telah dibuat. Pemberian skor disesuaikan dengan rubrik yang telah ditetapkan yaitu dengan skor 0-4. Diberi skor 4 jika jawaban siswa benar, lengkap, semua unsur ada dan sesuai dengan kunci jawaban; skor 3 jika jawaban siswa kurang benar atau kurang lengkap; skor 2 jika jawaban siswa benar sebagian; Skor 1 jika jawaban siswa salah; dan skor 0 jika siswa tidak menjawab. Sebelum tes digunakan untuk mengukur pemahaman konseptual dan kemampuan menyelesaikan soal hitungan terlebih dahulu di uji validasi dan uji reliabilitas. Uji validasi yang digunakan adalah validasi isi. Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur yang dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Validasi isi dilakukan dengan mengundang tiga validator yaitu dua dosen ahli kimia dan satu guru kimia. Berdasarkan hasil validasi diperoleh nilai rata-rata dari ketiga validator sebesar 100%. Sedangkan uji reliabilitas adalah untuk menguji konsistensi atau keajegan tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas Alpha (Alpha Cronbach) dengan harga reliable sebesar 0,74. Hasil tes pemahaman konsep tual dan kemampuan menyelesaikan soal-soal algoritmik atau perhitungan pada materi kesetimbangan kimia dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengelompokkan atau mengklasifikasikan jawaban berdasarkan kemiripan jawaban siswa, kemudian diberi skor berdasar kan kunci jawaban. Setelah itu, untuk mencari tingkat pemahaman konseptual dan kemampuan menyelesaikan soal-soal algoritmik atau perhitungan siswa SMA Negeri 2 Limboto pada masingmasing soal digunakan rumus: % Pemahaman = x 100% Jawaban dan pemahaman siswa peritem soal, indikator dan secara keseluruhan dideskripsikan secara naratif. 7

8 Kategori dari setiap tingkat pemahaman ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Pemahaman ( Purwanto, 2009). % Pemahaman Kategori 90% - 100% Sangat Tinggi 80% -89% Tinggi 65% - 79% Sedang 55% - 64% Rendah < 55% Sangat Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemahaman Konseptual SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 2 Limboto Pada Materi Kesetimbangan Kimia Pemahaman konseptual siswa pada materi kesetimbangan kimia diamati melalui 7 indikator yang terdistribusi pada item soal Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13 dan 18. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran pemahaman konseptual siswa SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia dirangkum pada table berikut: Nomor Soal Jumlah Siswa dan Skor Capaian Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor Jumlah Skor Siswa Tingkat Pemahaman Siswa (%) 56,25 82,81 79,69 98,44 82,29 66,15 54,17 46,35 40,10 88,54 78,65 49,48 Rata-rata Tingkat Pemahaman Konseptual Siswa 68,58 8

9 1. Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Hitungan Siswa SMA Negeri 2 Limboto pada Materi Kesetimbangan Kimia Kemampuan menyelesaikan soalsoal hitungan atau pemahaman algoritmik pada materi kesetimbang an kimia diamati dengan tes essai. Tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal hitungan pada materi kesetimbangan kimia diamati melalui 3 indikator yang terdistribusi pada item soal Nomor 11, 12, 14, 15, 16 dan 17. Soal-soal tersebut dibuat dengan tujuan untuk melihat bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal hitungan pada materi kesetimbangan kimia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran kemampuan menyelesaikan soal hitungan siswa SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia pada tabel berikut: Nomor Soal Jumlah Siswa dan Skor Capaian Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor Jumlah Skor Siswa Tingkat Pemahaman Siswa (%) 62,50 51,04 77,60 38,02 58,33 60,42 Rata-rata kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal hitungan 58,00 PEMBAHASAN 1. Pemahaman Konseptual Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk item soal Nomor 1 yaitu tentang menjelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi reversibel dan reaksi irreversibel serta berikan contohnya. Pemahaman siswa dalam menjelaskan pengertian reaksi 9

10 reversibel dan reaksi irreversibel serta contohnya termasuk dalam kategori rendah dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 56,25%. Untuk item soal Nomor 2 yaitu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamis serta berikan contohnya. Pada umumnya para siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamis serta dapat memberikan contohnya. Pema haman siswa dalam menjelaskan yang dimaksud dengan kesetimbang an dinamis termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 82,81%. Untuk item soal Nomor 3 yaitu menyebutkan ciri-ciri kesetimbangan dinamis. Pada umumnya para siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kesetimbangan dinamis dengan baik, benar dan lengkap. Namum ada juga para siswa yang tidak dapat menyebutkan ciriciri kesetimbangan dinamis dengan benar dan lengkap. Pemahaman siswa dalam menyebutkan ciri-ciri kesetimbangan dinamis termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 79,69%. Untuk item soal Nomor 4 dengan pertanyaan sebagai berikut: jelaskan apa yang dimaksud dengan kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada umumnya para siswa dapat menjelaskan kesetimbangan homo gen dan kesetimbangan heterogen dengan baik dan benar. Pemahaman siswa dalam menjelaskan kesetimba ngan homogen dan heterogen termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan persentase tingkat pemahaman siswa sebesar 98,44%. Untuk item soal Nomor 5 yaitu menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan. Pada umumnya para siswa dapat menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan dengan baik dan benar. Namun ada juga para siswa yang tidak dapat menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan dengan benar. Pemahaman siswa dalam menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 82,29%. 10

11 Untuk item soal Nomor 6 yaitu menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan dari suatu reaksi kimia. Berdasarkan temuan penelitian hanya ada 8 orang siswa yang dapat menuliskan tetapan kesetimbangan dengan benar dan ada 40 orang siswa yang tidak dapat menuliskan tetapan kesetimbangan dengan benar. Pemahaman siswa dalam menuliskan tetapan kesetimbangan termasuk dalam kategori sedang denga persentase tingkat pemahaman sebesar 66,15%. Untuk item soal Nomor 7 yaitu menjelaskan pengaruh perubahan konsentrasi, suhu, volume dan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan kimia. Pada umumnya para siswa tidak dapat menjelaskan pengaruh perubahan konsentrasi, suhu, volume dan tekanan dengan benar dan lengkap. Pemahaman siswa dalam menjelaskan penagruh perubahan konsentrasi, suhu, volume dan tekanan termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 54,17% Soal Nomor 8 di atas merupakan soal yang mengukur kemampuan pemahaman siswa dalam menentukan gambar kesetimbangan yang dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi. Umumnya para siswa dapat menentukan gambar kesetimbangan sesaat yang dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi. Namun para siswa tidak memberikan keterangan atau penjelasan tentang gambar kesetimbangan sesaat tersebut. Pemahaman siswa dalam menentu kan gambar kesetimbangan sesaat termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 46,35%. Untuk item soal Nomor 9 yaitu tentang menentukan arah pergeseran kesetimbangan yang dipengaruhi perubahan konsentrasi, perubahan suhu, perubahana volume dan perubahan tekanan berdasarkan azas Le Chatelier. Umumnya para siswa tidak dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasar kan Azas Le Chatelier. Pemahaman siswa dalam meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasar kan Azas Le Chatelier termasuk 11

12 dalam kategori sangat rendah dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 40,10% Untuk item soal Nomor 10 yaitu tentang menjelaskan pengertian Kc. Pada umumnya siswa dapat menjelaskan pengertian Kc dengan baik dan benar. Pemahaman siswa dalam menjelaskan pengertian Kc termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase tingkat pemaha man siswa sebesar 88,54%. Untuk item soal Nomor 13 yaitu tentang menjelaskan pengertian Kp. Pada umumnya para siswa dapat menjelaskan pengertian Kp dengan benar. Pemahaman siswa dalam menjelaskan pengertian Kp termasuk dalam kategori sedang dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 78,65%. Untuk item soal Nomor 18 yaitu menyebutkan perlakuan apa saja yang dapat mengoptimalkan produktivitas ammonia. Pada umum nya para siswa tidak dapat menyebutkan perlakuan-perlakuan yang dapat mengoptimalkan produkti vitas amonia. Pemahaman siswa dalam menyebutkan perlakuan-perla kuan untuk mening katkan produkti vitas ammonia termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase tingkat pemahaman sebesar 49,48%. 2. Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Hitungan Siswa SMA Negeri 2 Limboto pada Materi Kesetimbangan Kimia Untuk item soal Nomor 11 yaitu tentang menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan. Berdasarkan temuan penelitian bahwa kemampuan siswa dalam menghitung harga Kc jika diketahui konsentrasi masing-masing zat termasuk dalam kategori sedang dengan persentase tingkat kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan sebesar 62,50%. Untuk item soal Nomor 12 yaitu menghitung harga Kc jika tidak diketahui konsentrasi masing-masing zat yang ada dalam kesetimbangan. Berdasarkan temuan penelitian bahwa kemampuan siswa dalam menghitung harga Kc jika tidak diketahui konsentrasi masing- 12

13 masing zat termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase tingkat kemampuan siswa sebesar 51,04%. Untuk item soal Nomor 14 yaitu tentang menentukan harga Kp jika diketahui tekanan parsial masing-masing gas. Berdasarkan temuan penelitian bahwa Kemampuan siswa dalam menghitung harga Kp jika diketahui tekanan parsial masing-masing gas dalam kategori sedangdengan persentase tingkat kemampuan sebesar 77,60%. Untuk item soal Nomor 15 yaitu tentang menghitung harga Kp jika tidak diketahui tekanan parsial masing-masing gas Berdasarkan penelitian bahwa Kemampuan siswa dalam menghitung harga Kp jika tidak diketahui tekanan parsial 60,42%. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konseptual siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Limboto pada materi masing-masing gas termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase kemampuan sebesar 38,02%. Untuk item soal Nomor 16 yaitu tentang menghitung harga Kp jika diketahui harga Kc. Berdasarkan penelitian bahwa Kemampuan siswa dalam menghitung harga Kp jika diketahui harga Kc termasuk dalam kategori rendah dengan persentase kemampuan siswa sebesar 58,33% Untuk item soal Nomor 17 yaitu tentang menghitung harga Kc jika diketahui harga Kp. Berdasarkan temuan penelitian bahwa Kemasmpuan siswa dalam menghitung harga Kc jika diketahui harga Kp termasuk dalam kategori rendah dengan persentase kemampuan siswa sebesar kesetimbangan kimia termasuk kategori sedang (68.58%) dan tingkat pemahaman algoritmik atau kemamp uan menyelesaikan soalhitungan termasuk kategori rendah (58%) 13

14 DAFTAR PUSTAKA Aksela, M Supporting Meaningful Chemistry Learning and Higher-order Thinking through Computer- Assisted Inquiry: A Design Research Approach Arifin, Mulyati, dkk Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Arikunto, Suharsini Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsini Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Blomm, Benyamin S, 1997, Taksonomy Of Education Objectives, Handbook1, Cognitive Domain, London : Longman. Chiu, Mei-Hung Algoritmic Problem Solving and conceptual Undertanding of Chemistry by Student at a Local Hight School in Taiwan Dahar,Ratna Willlis,1996, Teori- Teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Undang-Undang nomor 20 tahun 2007 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Feranika, Doli Pemetaan Struktur Pengetahuan Siswa Untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman konsep Kesetimbangan Kimia. Skripsi. Gorontalo : UNG Herdian konseptual (Dikases tanggal 9Desember) Kean E dan Mindlecamp C Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta : Gramedia Muntori Peningkatan Pemahaman Kimia Melalui Paduan Paduan pembelajaran Kooperatif dan Pemecahan Masalah Kimia Dengan Teknuk Pathway. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 17 Mustofa Analisis Pemahaman Konseptual dan Pemahaman Algoritmik Materi Larutan Asam-Basa, Buffer dan Larutan Garam Siswa Kelas XI SMAN 3 Mojokerto serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik Mustofa Problematika Pemah aman Konseptual Dan Algorit mik Dalam Pembelajaran Kimia Dan Upa ya Perbaikannya. (Online) problematikapemahaman-konseptualdan_algoritmik.3529.html (Di kases tanggal 23 januari) Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Janna Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Purwanto, N Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 14

15 Rikawati, Retno Deskripsi Pemahaman Konseptual dan Pemahaman Algoritmik Materi Kesetimbangan Kimia Pada Siswa XI SMA Negeri 1 Lawang. (Online ). Robinson, W.R dan Lyle, K.S Teaching science problem solving: An overview of experiment work. Jurnal of chemical education. Rufaida, Anis Dyah dan Waldjinah Pegangan Guru Kimia Kelas XI SMA/MA Semester 1. Klaten: Intan Pariwara. Rumansyah dan Yudha Irhasyuarna Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Persamaan Kimia Sudiono, S, Sri Juari Santosa, dan Deni Pranowo Kimia Kelas XI untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R& D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA Widoyoko, S. Eko Putro Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang berada di Kabupaten Gororntalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang berada di Kabupaten Gororntalo 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Latar Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Limboto. Sekolah ini berada di kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemahaman konseptual merupakan pemahaman tentang hal-hal yang berhubungan dengan konsep, yaitu arti, sifat, dan uraian suatu konsep dan juga kemampuan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan agar siswa memiliki

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI YANG BERJUDUL IDENTIFIKASI KESULITAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FMIPA DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM Jurnal Oleh ASRAZULIDA UMAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB III MOTODE PENELITIAN BAB III MOTODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang meliputi tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 Dwi Fajar Yanti, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2003). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2003). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. DAFTAR PUSTAKA Akhyani, A. (2008). Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri Laboratorium untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BENAR-SALAH UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Aliyyatus Sa adah, Sugiyanto, S.Pd, M.Si, dan Drs.

Lebih terperinci

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gelar R-SBI di Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2010 sampai awal tahun 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. gelar R-SBI di Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2010 sampai awal tahun 2013. 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Limboto dengan waktu yang direncanakan selama 3 bulan yakni dari bulan April sampai dengan

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kimia merupakan salah satu ilmu sains yang memuat rumus-rumus dan materi-materi yang sifatnya abstrak dimana siswa dituntut untuk memahami, mengaitkan, dan

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Objek yang dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ASAM DAN BASA Oleh : Suharyadi 1, Anna Permanasari 2, Hernani 3 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, UPI - e-mail: suharyadi_o2@yahoo.co.id 1

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA Nahadi 1, Wiwi Siswaningsih 2, dan Entin Watiningsih 3 1, 2 Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain penelitian pretest posttest non equivalen control group design. Pada desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR ISI

ANALISIS STANDAR ISI MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER : Kimia : X / GANJIL DAN GENAP ANALISIS STANDAR ISI 1. Tujuan Mata Perlajaran (ada di lampiran SK KD) Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS EduSains Volume 3 Nomor 2; 215 ISSN 23384387 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOALSOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS STUDENT S ABILITY TO RESOLVING STRUCTURED DESCRIPTION PROBLEMS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode research and development(r&d) yang artinya penelitian dan pengembangan. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil, serta cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin ISSN : 2527 5917, Vol.2 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengembangkan Budaya Ilmiah dan Inovasi terbarukan dalam mendukung Sustainable Development Goals

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan kemampuan generik kimia (MPKGK). Model pembekalan yang dikembangkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM Jefriadi, Rachmat Sahputra, Erlina Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen. Penelitian quasi experiment merupakan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen. Penelitian quasi experiment merupakan pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian quasi experiment merupakan pengembangan dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK Desy Indra Wahyuni, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email : desyindraw@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA Ulfa Saila Magfirah, Hairida, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email: ulfasyaila8@gmail.com

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM

Lebih terperinci

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Jenis penelitian ini dipilih karena situasi kelas sebagai tempat mengkondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Fungsi pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di salah satu SMA swasta di Bandung. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kurikulum

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.5 SMP NEGERI 4 SUTERA Oleh Deri Candra*, Yulia Haryono**, Merina

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri 67 Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri (Studi pada Materi Pokok Gugus fungsi) The Effectiveness of Novick Learning Model in Learning Chemistry

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:160). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:3),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah Bandarlampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam empat kelas. Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian memerlukan sebuah pendekatan yang digunakan sebagai pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

Rizki Wahyu Prismayuda Universitas Negeri Malang

Rizki Wahyu Prismayuda Universitas Negeri Malang EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERCOBAAN AWAL (STARTER EXPERIMENT APPROACH) PADA MATERI TEKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 13 MALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang 43 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus- BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penilitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN Tambang Kecamatan Tambang kelas X semester Tahun Ajaran 03/04. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode 37 A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen akan diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Objek penelitian berupa instrumen tes diagnostik yang dikembangkan. Objek ini

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA B. Subarkah. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA Bagus Subarkah, Nurbaity, Darsef. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jalan Baja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DAN PENGARUHNYA TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI MIA SMAN 9 KOTA JAMBI OLEH : Luluk Lativa Sari A1C113023

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STUDENT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada semester genap kelas X tahun ajaran 2012/2013. Dimulai pada bulan April sampai

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

Desain Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest A O 1 X O 2 B O 1 X O 2

Desain Penelitian Kelas Pretest Perlakuan Posttest A O 1 X O 2 B O 1 X O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan sebagai penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (008: 7) pengertian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (semi eksperimen) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian ini tidak

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kajian Representasi Sub-Mikroskopik Siswa Tentang Konsep Kelarutan Zat (Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Anggrek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek

Lebih terperinci

PEMBUATAN SCIENCE LOGBOOK MELALUI SCIENTIFIC APPROACH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MAHASISWA PGSD

PEMBUATAN SCIENCE LOGBOOK MELALUI SCIENTIFIC APPROACH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MAHASISWA PGSD PEMBUATAN SCIENCE LOGBOOK MELALUI SCIENTIFIC APPROACH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MAHASISWA PGSD Khairul Anwar dan Lala Jelita Ananda Surel: ljananda.84@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI SMA MAZRAATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan alat bantu untuk memecahkan permasalahan supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPLAN PROSES SANS DALAM MODEL PEMBELAJARAN GUDED DSCOVERY PADA MATER SUHU DAN KALOR TERHADAP HASL BELAJAR SSWA D SMAN 1 SUKOMORO Rini Puji Lestari, Suliyanah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes. 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dan desain yang digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup

Lebih terperinci