NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh :"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu persyaratan Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : NAMA : Wati Ningsih NIM : J PROGDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

2

3 ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTERTERHADAP TERJADINYAGEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA Naskah Publikasi Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W Jadmiko ** Abstrak Lama interaksi komputer adalah rata-rata intensitas waktu yang digunakan responden selama berinteraksi dengan komputer, terukur dalam rentang satu hari, dan terbagi berdasarkan klasifikasi waktu yang telah di tentukan. Data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang. Sedangkan dari 2500 orang di 16 kota Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 46,7% pengguna komputer. Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada bulan Desember 2013, melalui wawancara pada 50 responden dari 583 mahasiswa jurusan keperawatan angkatan , didapatkan keluhan antara lain: sakit kepala dan kaku punggung 15 mahasiswa, mata lelah dan berair 10 mahasiswa dan pergelangan tangan kaku dan mata terasa pedih serta gatal 25 mahasiswa setelah berada di depan komputer >2 jam/hari. Interaksi komputer dengan waktu yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gejala computer vision syndrome yang merupakan sekelompok gangguan okuler yang dikeluhkan seseorang yang menggunakan waktu yang cukup lama 2 jam/hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan lama interaksi computer terhadap terjadinya gejala computer vision syndrome pada mahasiswa keperawatan UMS. Jenis penelitian Deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa keperawatan angkatan , yang berjumlah 583 mahasiswa dan sampel penelitian yaitu 85 responden. Penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrument penelitian berupa kuesioner. Analisis data hasil penelitian meng-gunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara variabel lama interaksi komputer dengan terjadinya gejala CVS. Kekuatan korelasi (r) adalah 0,490 yaitu hubungan korelasi sedang, dan merupakan korelasi searah dimana semakin besar nilai variabel lama interaksi komputer maka akan semakin besar pula nilai variabel gejala CVS. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala computer vision syndrome pada mahasiswa keperawatan UMS. Kata kunci: Lama interaksi komputer, computer vision syndrome, gangguan okuler, pengguna komputer, mahasiswa keperawatan.

4 THE ANALYSIS OF RELATIONSHIP OF THE LONG COMPUTER INTERACTION TOWARDTHE INDICATION OF COMPUTER VISION SYNDROME IN STUDENTS OF NURSING DEPARTMENT MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W Jadmiko ** Abstract Long computer interaction is the average intensity of time which is used by the respondents during interacted with the computer, measured in one day, and divided based on the classification of time that has been set. The data obtained from the Central Statistics Agency (CSA) in collaboration with the Association of Indonesian Internet Service Providers (APJII) recorded the growth of internet users in Indonesian by the end of 2013 had reached 71,19 million people. While 2500 people in 16 cities in Indonesia showed that there were 46,7% of computer users. Based on the results of a preliminary survey on December 2013, through interviews on 50 respondents of 583 students majoring in nursing class of 2011 to 2013, obtained the complaints such as: headache and stiff backs were 15 students, tired of eyes and runny were 10 students and wrist stiff and eyes feel stinging and itching were 25 students after staying in front of the computer for 2 hours/day. Computer interaction with excessive of time can lead to symptoms of computer vision syndrome is a group of ocular disorders complained of someone who uses quite a long time ±2 hours/day. The purpose of this study was to determine the relation between the long computer interaction wirh the occurrence of computer vision syndrome on nursing students of UMS. Type of this research was a descriptive analytic with a cross sectional research design. The research population was nursing student class of , which amounts to 583 students and the sample was 85 respondents. This research uses proportional random sampling technique. Research instrument was in the form of a questionnaire. Analysis of survey data using Spearman correlation test. The results showed the significant correlation between the variable long computer interaction with the symptoms of CVS. The strength of the correlation (r) was 0.490, that was moderate correlation, and the correlation was in the same direction in which the greater the value of the variable long computer interaction, the greater the value of the variable symptoms of CVS. The conclusion of this research was there is a relationship between the long computer interaction with the symptoms of computer vision syndrome in nursing students of UMS. Keywords: Long computer interaction, computer vision syndromes, ocular disorders, computer users, nursing students.

5 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 1 LATAR BELAKANG Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Terdapat hampir satu miliar komputer yang digunakan di dunia. Sekitar 75% pekerjaan di dunia bergantung pada komputer dan 50% rumah memiliki setidaknya sebuah komputer (Kanitkar, Carlson & Yee 2005). Hoesin & Shaleh (2007) menyebutkan, pada 2500 orang di 16 kota Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 46,7% pengguna komputer. Badan Pusat Statistik (BPS) yang bekerja sama dengan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mencatat angka pertumbuhan dari pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang (Pangerapan, 2014). Keuntungan penggunaan komputer diantaranya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat, lebih efektif dan efisien serta meningkatkan produktifitas kerja. Tidak hanya di bidang bisnis perkantoran yang sebagian besar pekerjaannya menggunakan komputer namun saat ini semua instansi telah mengembangkan penggunaan komputer baik instansi pendidikan maupun instansi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan sejenisnya (Fauzia, 2004). Menurut Robert Taylor, dalam penelitian McDougall & Jones, (2006) peranan komputer dalam pendidikan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tutor, Tool dan Tutee. Sebagai Tutor, komputer berperanan menjadi pengajar melalui pendekatan pengajaran dengan bantuan komputer. Penggunaan komputer sebagai alat pembelajaran dikenali sebagai CBE (Computer Based Education). Sebagai Tool, komputer menjadi alat untuk memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran. Komputer juga digunakan untuk melakukan peng-olahan data proses pembelajaran, seperti pengolahan data nilai siswa, penjadwalan, beasiswa, dan sebagainya. Sebagai Tutee komputer berperanan sebagai alat yang diajar, dan bisa melakukan tanya jawab atau dialog dengan komputer yang biasa disebut dengan CAI (Computer Assist Instruction). Budi (2012) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa salah satu peranan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dalam dunia pendidikan saat ini adalah dengan munculnya e-learning atau pembelajaran elektronik. Kemampuan internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (e-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. E-learning sendiri merupakan dasar perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e- learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program pembelajaran atau program pendidikan (Yazdi, 2012). Kemajuan teknologi dalam bidang keperawatan dimulai dengan adanya pengembangan telenursing yaitu praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi dan di beberapa rumah sakit juga sudah memulai penggunaan aplikasi dokumentasi PDA (Personal Digital Assistant) berbasis keperawatan di negara-negara maju. Alat ini sangat membantu perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian, mencegah medication error serta memudahkan komunikasi antar perawat saat merawat pasien (Najera 2008). Menurut Sudaryanto (2008) telenursing merupakan bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. Saat ini aplikasi telenursing telah menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitasfasilitas kesehatan memakai peralatan video

6 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 2 conference dan teknologi dalam pelayanan telehealth secara umum: store forward dan real time teknologi. Selain memberikan berbagai macam kemudahan pemakaian komputer yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek yang kurang baik pada kesehatan jika terpapar dalam waktu yang lama, seperti terjadinya Syndrome Computer yang ditandai dengan gejala seperti: asthenopic dan musculoskeletal symptom. Lama interaksi komputer adalah ratarata intensitas waktu yang digunakan oleh responden selama berinteraksi dengan komputer, terukur dalam rentang satu hari, dan terbagi berdasarkan klasifikasi waktu yang telah di tentukan (Azkadina, 2012). Gangguan pada bagian mata dan kepala juga sering disebut dengan computer vision syndrome (CVS), mulai dari nyeri atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata lelah, hingga gangguan yang lebih serius dan lebih permanen seperti kemampuan fokus mata menjadi lemah, penglihatan kabur seperti (astigmatisma, myopi, presbyopi), pandangan ganda, hingga disorientasi warna (Khannah & Rahajeng, 2012). American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrom sebagai gangguan mata komplek dan masalah penglihatan yang berkaitan dengan kegiatan yang lama dilakukan di depan komputer dengan batas maksimal lama penggunaan komputer adalah 4 jam per hari. Terjadinya computer vision syndrome ditandai dengan gejala visual yang dihasilkan dari interaksi dengan layar komputer atau lingkungannya. Gejala yang timbul biasanya bersifat sementara dan menghilang setelah pengguna istirahat meskipun sebagian kecil pengguna mungkin mengalami kontinuitas gejala setelah menggunakan komputer. Jika tidak di tangani dengan baik, sebagian besar gejala ini akan terulang dan juga memburuk di masa depan (Yin & Reddy, 2008). Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dimulai bulan Desember 2013, melalui wawancara pada sekitar 10% dari 583 mahasiswa jurusan keperawatan mulai dari periode angkatan sebanyak 50 orang, didapatkan keluhan seperti: sakit kepala dan kaku punggung pada 15 mahasiswa, 10 mahasiswa lainnya mengeluhkan mata lelah dan berair dan 25 mahasiswa sisanya mengatakan pergelangan tangan kaku dan mata terasa pedih serta gatal setelah berada di depan komputer lebih dari 2 jam/hari. Hal ini dapat meningkatkan insidensi CVS (Computer Vision Syndrome) sehingga menjadi perhatian khusus bagi peneliti, oleh karena itu peneliti tertarik untuk merumuskan judul penelitian Analisis hubungan lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala CVS (Computer Vision Syndrome) pada mahasiswa jurusan keperawatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional, jenis penelitian Deskriptif Analitik, yakni melihat seberapa besar hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesa yang telah dirumuskan. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau analisis tentang suatu keadaan secara obyektif mengenai hubungan antara dua variabel pada sekelompok subyek, dan dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilaksanakan di program studi keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 22 Januari-28 Februari Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan periode angkatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berjumlah 583 mahasiswa.

7 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 3 Sampel yang digunakan sebanyak 85 responden, Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik proposional random sampling, merupakan teknik yang digunakan bila populasi unsur/ anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi karakteristik responden Karakteristik % Jenis Laki-laki 33 38,8 Kelamin Perempuan 52 61,2 19 tahun 7 8,2 20 tahun 25 29,4 Usia 21 tahun 26 30,6 22 tahun 21 24,7 23 tahun 6 7,1 Kelainan Mata Ya 29 34,1 Informasi CVS Tidak 56 65,9 Ya 28 32,9 Tidak 57 67,1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel di atas menunjukkan menunjukan sebagian besar adalah perempuan sebanyak 52 responden (61,2%) dan responden laki-laki sebanyak 33 (38,8%). Distribusi responden berdasarkan usia menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 21 tahun yaitu sebanyak 26 responden (30,6%) dan distribusi terendah adalah usia 23 tahun sebanyak 6 respoden (7,1%) sedangkan responden dengan usia 20 tahun terdapat 25 (29,4%), responden usia 22 tahun sebanyak 21 (24,7%) kemudian responden yang berusia 19 tahun sebanyak 7 (8,2%). Distribusi responden berdasarkan kelainan mata yang diderita, sebagian besar menyatakan tidak mengalami kelainan mata di-tunjukkan dengan data responden yang menjawab Tidak sebanyak 56 responden (65,9%) dan menjawab Ya sebanyak 29 responden (34,1%). Distribusi responden berdasarkan karakteristik informasi mengenai CVS menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab Tidak sejumlah 57 (67,1%) dan menjawab Ya sebanyak 28 (32,9%) responden. 2. Lama Interaksi Tabel 2 Distribusi lama interaksi komputer Lama Interaksi Komputer % 2-3 jam/hari 17 20,0 4 jam/hari 18 21,2 >4 jam/hari 50 58,8 Total Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat lama interaksi komputer dengan distribusi terendah adalah 2-3 jam/hari 17 responden (20,0%), 4 jam/hari 18 responden (21,2%) dan tertinggi >4 jam/hari 50 responden (58,8%). Sedangkan mean atau rata-rata lama interaksi komputer adalah 5 jam/hari, lama minimum didapatkan 2 jam/hari dan lama maksimum adalah 11 jam/hari. 3. Gejala CVS Tabel 3 Distribusi kategori gejala CVS Kategori Gejala CVS % Tidak CVS 4 4,8 CVS Ringan 50 58,8 CVS Sedang 28 33,0 CVS Berat 3 3,6 Total Deskripsi pada tabel di atas frekuensi terbanyak dengan 50 (58,8%) responden mengalami CVS ringan, frekuensi terendah sebanyak 3 (3,6%) yaitu responden dengan CVS berat. Sedangkan kategori CVS sedang didapatkan sebanyak 20 responden (33%) dan responden dengan kategori tidak

8 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 4 CVS sebanyak 4 responden (4,8%). Gejala sakit pada pergelangan tangan sebanyak 54 responden (66,6%), gejala dengan frekuensi paling sedikit adalah gejala Squinting (mengecilkan mata) sebanyak 23 responden (28,3%). Sedangkan mean dari 15 total gejala CVS adalah 7 gejala, nilai gejala minimum yang dialami responden adalah 2 gejala dan maksimum 13 gejala. 4. Uji Korelasi Spearman Tabel 4 Hasil uji korelasi spearman Variabel T hitung Sig Kesimpulan Lama Interaksi Komputer H 0 ditolak Gejala CVS Interprestasi hasil berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai sig 0,001 < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara variabel yang di uji yaitu lama interaksi komputer dengan terjadinya gejala CVS. Kekuatan korelasi (r) adalah 0,490 berada di antara 0,40-0,59 yang berarti hubungan korelasi sedang, dan merupakan korelasi searah dimana semakin besar nilai variabel lama interaksi komputer maka semakin besar pula nilai variabel gejala CVS. PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden Karakteristik responden menggambarkan faktor individual responden yang mungkin berhubungan dengan terjadinya gejala CVS, diantaranya adalah jenis kelamin, kelainan mata dan pengetahuan tentang CVS. Distribusi karakteristik jenis kelamin menunjukkan sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 52 responden (61,2%) dan responden laki-laki sebanyak 33 (38,8%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa perempuan lebih berisiko menderita gejala CVS, karena perempuan cenderung memiliki sifat teliti dan telaten dalam mengerjakan sesuatu (Juliana, 2013). Penyebab lainnya yaitu akibat pengaruh hormonal. Sekresi komponen lipid oleh kelenjar Meibom dan Zeis antara lain dipengaruhi oleh hormon androgen seperti testosteron yg dapat meningkatkan sekresi, sedangkan hormon estrogen akan menekan sekresi kelenjar tersebut sehingga responden perempuan lebih rentan terkena sindroma dry eye (Anggraini, 2013). Berdasarkan hasil responden yang tidak mengalami kelainan mata cenderung mengalami total gejala lebih rendah dibandingkan responden yang mengalami kelainan mata, didukung oleh penelitian Mujaddidi (2012). Hasil penelitian terhadap 78 responden didapatkan lebih banyak responden dengan gangguan penglihatan (56,4%) daripada responden tanpa gangguan penglihatan (43,6%). Gangguan penglihatan merupakan salah satu faktor risiko CVS, ini dibuktikan dengan total responden yang mengalami kelainan mata mengalami gejala lebih tinggi dari pada responden yang tidak mengalami kelainan mata. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang tidak mengetahui informasi tentang CVS mengalami total gejala lebih tinggi dengan relatif waktu yang lebih rendah, hal tersebut juga didukung oleh penelitian Kusumawaty, Siti & Junaedi (2012) yang menyatakan bahwa hampir semua responden tidak mengetahui tentang CVS, dari 150 pegawai PT Persero didapatkan data sebanyak 113 responden (75,3%) tidak mempunyai pengetahuan tentang CVS dan hanya 27 responden (24,7%) yang memiliki pengetahuan. 2. Lama Interaksi Penggunaan komputer <4 jam/hari merupakan kategori tertinggi dari rata-rata pemakaian komputer per harinya. Hal ini bisa saja terjadi karena mahasiswa yang

9 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 5 juga berada antara semester IV VIII ini sedang sibuk mempersiapkan tugas akhir maupun tugas kuliah lainnya, di-mana pada masa tersebut mahasiswa dituntut untuk selalu siap dan tepat waktu dengan semakin banyaknya tugas yang menumpuk. Selain itu, terdapat beberapa variasi kegiatan dilakukan responden yang merupakan mahasiswa keperawatan dalam pemakaian komputer di-antaranya adalah 65% mengerjaan tugas dengan frekuensi 2 sampai 4 jam, dan menghabiskan 5 sampai 7 jam untuk kegiatan lainnya seperti menonton film, bermain game dan online. Sedangkan 35% lainnya lebih banyak meng-gunakan waktu di depan komputer dengan mencari referensi dan bahan untuk tugas kuliah. Hal ini terutama terjadi pada responden-responden yang notabene adalah mahasiswa tingkat akhir. Lama interaksi komputer di definisikan sebagai rata-rata intensitas waktu yang digunakan responden selama berinteraksi dengan komputer, terukur dalam rentang satu hari dan terbagi berdasarkan klasifikasi waktu yang telah ditentukan (Benjamin, 2012). Penelitian Azkadina (2012) mengkategorikan rata-rata waktu penggunaan komputer dalam satu hari yaitu kurang dari atau sama dengan 2-3 jam/hari, 4 jam/hari, <4 jam/hari dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% responden berinteraksi dengan komputer selama lebih atau sama dengan 4 jam per hari. Penelitian Kurmasela (2013) lama penggunaan laptop rata-rata dalam satu hari pemakaian adalah 2 sampai 3 jam per hari sebanyak 41 orang (41%), kemudian lebih dari 4 jam sebanyak 31 orang (31%), 1-2 jam sebanyak 24 orang (24%), dan kurang dari 1 jam sebanyak 4 orang (4%). 3. Gejala CVS Computer vision Syndrome (CVS) merupakan sekelompok gangguan okuler yang dikeluhkan seseorang yang menggunakan komputer dalam waktu yang cukup lama 2 jam/hari, berat-ringannya keluhan yang dilaporkan sebanding dengan banyaknya waktu yang digunakan di depan komputer (Bhanderi, 2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak gejala Computer Vision Syndrome yang di alami oleh mahasiswa Keperawatan UMS adalah 50 (58,8%) responden mengalami CVS ringan dengan 4-7 gejala, 28 responden (33,0%) mengalami CVS sedang dengan gejala antara 8 sampai 11, sedangkan responden yang dikategorikan tidak mengalami CVS terdapat 4 responden (4,8%) dan frekuensi terendah adalah 3 responden (3,6%) yaitu kategori CVS berat yang mengalami gejala. Sedangkan kelompok gejala CVS yang terjadi paling banyak dialami responden adalah sakit pada pergelangan tangan, dari 85 responden 54 (63,5%) diantaranya mengalami gejala tersebut. Rasa nyeri pada pergelangan tangan terjadi akibat aktifitas mengetik atau mengoperasikan mouse yang terlalu lama. Keadaan ini dapat juga disebut dengan Carpal tunnel syndrome (sindrom terowongan karpal), disebabkan oleh terjepinya saraf Medianus yang berjalan didalam sebuah terowongan sempit di pergelangan tangan yang disebut terowongan karpal. (Anurogo & Fritz, 2014). Untuk mencegah nyeri pada pergelangan tangan mahasiswa sebaiknya memperhatikan posisi sudut pergelangan tangan dalam menggunakan mouse dan usahakan tidak berlebihan ketika menggerakkan pergelangan tangan dalam beraktifitas di depan komputer, lakukan olahraga sederhana seperti menggerakgerakkan pergelangan tangan setiap 20 menit (Anggraini, 2013). Kelompok gejala lainnya pada musculoskeletal symptoms adalah sakit pada leher, bahu dan sakit pada punggung. Responden yang menjawab mengalami gejala tersebut sebanyak 35 responden (41,2%). Bunjamin (2012) menjelaskan pada berbagai situasi, penglihatan pengguna akan dominan pada layar sehingga secara otomatis tubuh akan merubah posisi untuk mengakomodasikan kenyamanan, disaat

10 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 6 itulah terjadi penyesuaian tubuh untuk mengurangi beban pada sistem penglihatan. Untuk waktu yang lama bertahan pada posisi tersebut akan menyebabkan terganggunya sirkulasi darah sehingga terjadi kekakuan pada leher, bahu, punggung dan muncul keluhan nyeri. Faktor lingkungan adalah salah satu penyebab terjadinya musculoskeletal symptoms, diantaranya adalah posisi komputer serta kursi yang tidak ergonomis. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya mahasiswa memodifikasi letak komputer agar sesuai dengan kenyamanan tubuh dan menggunakan kursi yang didesain sesuai dengan ortopedi tubuh. Keluhan silau terhadap pancaran cahaya komputer yang merupakan lighting sensitivity symptoms terjadi pada sebanyak 37 responden (43,5%) dan disertai sering berkedip dialami 47 responden (55,3%). Juliana (2013) menerangkan bahwa mata berfungsi untuk mengontrol jumlah cahaya yg masuk kedalam mata. Faktor lingkungan yang paling mengganggu adalah kesilauan, ketidaknyamanan mata karena silau disebabkan oleh perbedaan terang cahaya pada lapang pandang dengan cahaya sekelilingnya. Sebagai pencegahan, dalam penelitian Benjamin (2012) disampaikan bahwa pengguna komputer harus memperhatikan pengaturan cahaya komputer. Penerangan yang baik adalah lux dan sebaiknya menghindari paparan sinar matahari langsung pada posisi komputer serta gunakan layar antiglare. Terjadinya asthenopic symptoms seperti kelelahan mata dan sakit kepala cukup banyak di alami oleh responden, kelelahan mata 52 (61,2%) dan sakit kepala mencapai 43 (50,6%). Kemudian Vision symptoms dan Ocular symptoms diantaranya: mata terasa tegang setelah terpapar komputer sebanyak 41 (48%) responden, penglihatan kabur 25 (29,4%) responden, penglihatan rangkap/ganda 43 (50,6%) responden, mengecilkan mata atau Squinting 23 (27,1%) responden, iritasi mata 44 (51,8%) responden, mata terasa pedih dan gatal 44 (51,8%) responden, mata terasa berair 33 (38,8%) responden, dan mata terasa kering 38 (44,7%). Jenis nyeri kepala pada asthenopic symptoms adalah tension type headache atau jenis nyeri kepala tegang otot, yang secara umum disebabkan oleh gangguan fungsional seperti lelah, anemia, obesitas dan bekerja tidak kenal waktu (overwork) terutama pada pekerja yang terpapar komputer (Anurogo, 2014). Meningkatnya nosisepsi (proses penyampaian stimulus nyeri) peregangan otot adalah penyebab primer nyeri kepala akibat perubahan sementara kontrol nyeri. Mekanisme emosi meningkatkan tegangan otot bersamaan dengan terjadinya penurunan tonus sistem antinosiseptif endogen (sistem yang menurunkan sesnsifitas terhadap stimulus nyeri) (Dewanto, Wita, budi & Yuda, 2009). Bekerja tidak kenal waktu (over work) terbukti meningkatkan resiko terjadinya tension type headache, terutama pada pekerja yang terpapar komputer. Istirahat yang cukup dan mengpergunakan waktu didepan komputer dengan bijaksana, salah satu cara adalah rule yaitu setiap 20 menit fokuskan mata pada objek berjarak 20 feet (6 meter) selama 20 detik (Rosen & Garg, 2009). Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Santoso, 2009). Gejala kelelahan mata dibagi menjadi gejala visual seperti penglihatan rangkap dan gejala okular seperti nyeri pada kedua mata, dan gejala referral seperti mual dan sakit kepala. Kelelahan mata juga dapat menimbulkan gangguan fisik seperti penglihatan seolah ganda, penglihatan silau terhadap cahaya diwaktu malam, mata merah, radang pada selaput mata, berkurangnya ketajaman penglihatan dan berbagai masalah lainnya, dampak lain dari kelelahan mata di dunia kerja adalah hilangnya produktivitas, meningkatnya angka

11 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 7 kecelakaan, dan terjadi-nya gangguan penglihatan (Susilawati, 2013). Mencegah kelelahan mata saat berinteraksi dengan komputer dapat dilakukan dengan beberapa diantaranya: menjaga jarak antara mata dan monitor mm, menggunakan kacamata baca, dan dianjurkan sering berkedip (16-20 kali/menit) (Azkadina, 2012). 4. Hubungan lama interaksi komputer dan terjadiny gejala CVS Angka kejadian CVS lebih tinggi pada pengguna video display terminal yang bekerja secara terus-menerus dalam sehari. Seorang individu yang bekerja didepan komputer selama lebih dari atau sama dengan 4 jam secara terus-menerus berisiko dua puluh enam kali lipat menderita CVS dibandingkan dengan bekerja di depan komputer selama kurang dari 4 jam secara terus-menerus (Azkadina, 2012). Kurmasela (2004) menyatakan gejala oftalmikus timbul setelah 2 sampai 3 jam penggunaan komputer secara terusmenerus. Penelitian Juliana (2013) dan di dukung dengan penelitian Mujaddidi (2012) disampaikan bahwa CVS dialami pengguna komputer yang berinteraksi lebih dari 3 jam per hari. Sedangkan penelitian Wibawa (2013) menunjukkan terjadi pe-ningkatan bermakna keluhan CVS pada pekerja pengguna komputer lebih dari 5 jam per hari. Berdasarkan dari hasil uji pada penelitian ini didapatkan penggunaan waktu terbanyak bervariasi antara 3 sampai 6 jam per hari dengan 55 (64,7%) responden. Frekuensi lama interaksi dengan komputer dan terjadinya gejala CVS tidak dipengaruhi oleh faktor individu seperti usia mahasiswa, sedangkan pada karakteristik jenis kelamin dibuktikan oleh penelitian sebelumnya dimana perempuan lebih berisiko menderita gejala CVS dibanding lakilaki. Pada karakteristik kelainan mata didapatkan responden yang tidak mengalami kelainan mata cenderung mengalami total gejala lebih rendah dan responden yang mengatakan tidak mengetahui informasi tentang CVS mengalami total gejala lebih tinggi dengan relatif waktu yang lebih rendah. Responden sejumlah 50 (58,8%) didapatkan mengalami CVS ringan dan 28 (33,0%) lainnya mengalami CVS sedang, dengan demikian dapat disimpul-kan bahwa penggunaan komputer dengan frekuensi lebih dari 4 jam/hari dapat me-nyebabkan peningkatan resiko terjadinya Computer Vision Syndrome. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala Computer Vision Syndrome dengan nilai sig (p-value) dan kekuatan korelasi moderate (r) 0,490, sedangkan arah korelasi + (positif) atau searah, dimana semakin tinggi nilai variabel lama interaksi komputer maka akan semakin tinggi pula variabel lama gejala Computer Vision Syndrome. Hal ini disebabkan lamanya waktu yang digunakan oleh responden didepan komputer akan memaksa tubuh untuk menyesuaikan keadaan nyaman didepan monitor komputer, kondisi demikian yang berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan munculnya berbagai gangguan seperti kelelahan mata, nyeri pada tangan, kepala, leher, bahu bahkan punggung yang merupakan gejala dari Computer Vision Syndrome. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Gambaran lama pemakaian komputer dengan responden yaitu mahasiswa Keperawatan UMS, dari 85 responden 59% menggunakan komputer selama lebih dari 4 jam/hari, 21% responden 2-3 jam/hari, dan 20% responden sisanya selama 2-3 jam/hari. Rata-rata lama interaksi komputer adalah 5 jam/hari, lama minimum 2 jam/hari dan lama maksimum 11 jam/hari.

12 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 8 2. Gambaran kategori gejala CVS yang dialami responden yaitu 59% mengalami CVS ringan, 33% responden mengalami CVS sedang, 5% responden tidak mengalami CVS dan 3% sisanya mengalami CVS berat. Sakit pada pergelangan tangan adalah gejala tertinggi, dialami sebanyak 63% responden dan gejala terendah adalah Squinting/ mengecilkan mata dialami oleh 27% responden. Sedang-kan mean dari 15 total gejala CVS 7 gejala, nilai min 2 gejala dan maks 13 gejala. 3. Terdapat hubungan antara lama interaksi komputer terhadap terjadinya gejala computer vision syndrome pada mahasiswa Jurusan Keperawatan. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini berhasil membuktikan adanya hubungan antara lama interaksi tehadap terjadinya gejala Computer Vision Syndrome. Hasil ini tentunya bisa menjadi acuan bagi mahasiswa pengguna komputer agar menyadari akan dampak radiasi komputer terhadap kesehatan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir dan mencegah dampak radiasi komputer diantaranya : a. Sebaiknya jika ingin menggunakan komputer secara terus-menerus dilakukan kurang dari atau sama dengan 4 jam per hari. b. Setiap 20 menit fokuskan mata pada objek berjarak 20 feet (6 meter) selama 20 detik, hokum ini dikenal dengan rule. c. Gunakan layar antiglare yang berfungsi untuk melindungi mata agar tidak terkena langsung paparan cahaya monitor computer. d. Pasang monitor dari level bawah mata danusahakan jarak antara mata dan monitor mm. e. Ingat untuk sering berkedip (frekuensi berkedip normal adalah kali/menit). 2. Bagi Peneliti yang lain a. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai seberapa jauh pengaruh faktor individu terhadap terjadinya gejala CVS pada mahasiswa. b. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai seberapa jauh pengaruh faktor resiko gejala CVS terhadap munculnya gejala CVS pada pengguna komputer dengan dan tanpa screen filter. c. Perlu diteliti lebih jauh tentang perbedaan gejala CVS pada operator komputer, pada pengguna gadget, dan pada orang yang aktif memakai OHP atau LCD proyektor. d. Perlunya edukasi yang tepat tentang ergonomic atau penggunaan komputer yang nyaman untuk para pemakainya sehingga dapat me-minimalisir gejala CVS. DAFTAR PUSTAKA Affandi, E. S. (2005). Sindrom penglihatan komputer. Majalah Kedokteran Indonesia. 55(3) ; Anggraini, Y. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya keluhan computer vision syndrome (CVS) pada operator komputer pt. Bank Kalbar kantor pusat tahun [Skripsi]. Pontianak: Universitas Tanjungpura Anurogo, D., & Fritz, S. U. (2014). 45 Penyakit dan gangguan saraf. Jogjakarta : Rapha Publishing. Azkadina, A. (2012). Hubungan antara faktor risiko individual dan komputer terhadap kejadian

13 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 9 Computer Vision Syndrome. [Skripsi]. Semarang : Media Medika Muda. Benjamin, M. (2012). Gambaran tingkat lama penggunaan komputer dengan terjadinya gejala-gejala Computer Vision Syndrome (CVS) pada pekerja pengoperasi komputer di Wilmar Group, Medan Kota. [Skripsi]. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Bhanderi, D. J., Choudhary, S., & Doshi, V. G., (2008). A Community-Based Study Of Asthenopia In Computer Users. Indian Journal Ophthalmol. 56(1) : Budi, B. N. (2012). Pengembangan metode pembelajaran online berbasis e- learning (studi kasus mata kuliah bahasa pemprograman). Jurnal Sains Terapan. Edisi II Vol-2 (1) : p Dewanto, G., Wita, J. S., Budi, R., & Yuda, T. (2009). Panduan praktis dan tata laksana penyakit syaraf. Jakarta : EGC. Fauzia, I. (2004). Upaya untuk mengurangi kelelahan mata pada tenaga kerja yang menggunakan komputer di Rumah Sakit X. Jakarta: Universitas Indonesia. Hosein, H., & Saleh, B. (2007). Penggunaan Komputer dan Internet di Indonesia. Jurnal PEKOMMAS, 12 (1): Juliana, B. P. (2013). Computer Vision Syndrome (CVS). Occupational Medicine. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Kanitkar, K., Carlson, I.N.N., & Yee, R. (2005). Ocular Problems Associated with Computer Use. Texas: Review of Ophthalmology. Khanah, N. R., & Rahajeng, L. (2012). Pengaruh interaksi komputer terhadap terjadinya gejala cvs pada operator komputer (dengan dan tanpa screen filter komputer. Jogjakarta : Jurnal Kedokteran. Vol 4: Kusumawaty, S., Syawal, S. R., & Sirajuddin, J. (2012). Computer vision syndrome pada pegawai pengguna komputer di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK Makassar [Skripsi]. Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin: Makasar. McDougall, A., & Jones, A. (2006). Theory and history, questions and methodology: current and future issues in research into ICT in education. Technology, Pedagogy, and Education, 15: p Mujaddidi, H. R. A. (2012). Analisis faktor - faktor terhadap kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada pekerja layout editor di Cv. X Tembalang Kota Semarang. Jurnal kesehatan masyarakat [serial online]. 1(2) : Available from: ( index.php/jkm) Najera, I. (2008). Development of a PDAbased nursing documentation application for hospitals. University of Puerto Rico, Mayaguez (Puerto Rico), Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pangerapan, S. (2014). survei-bps-jumlah-pengguna-internetindonesia-tahun-2013-tembus-71-jutaorang/. Media Pewarna Teknologi Informasi Indonesia. (Diakses pada 21 Agustus 2014). Rosen,E., & Garg, A. (2009). Instant clinical diagnosis in opthalmology anterior segment diseases. New Delhi : Jaypee brothers medical publishers. Santoso, I. (2009). Interaksi manusia dan komputer. Edisi Ketiga. Jogjakarta: Andi Offset. Sudaryanto, A., & Irdawati. (2008). Pemanfaatan Tekhnologi dalam

14 Wati Ningsih *, Winarsih Nur Ambarwati **, Arief W. Jadmiko ** 10 Pelayanan Kesehatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN , Vol. 1 No.1 p47-50.sugiyono. (2013). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-18. Bandung: Alfabeta. Susilawati, D. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna computer di call center RS. Jakarta Eye Center. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Wibawa, G. A. S. (2013). Keluhan computer vision syndrome di angkasa game Denpasar Bali. Publikasi Ilmiah. Denpasar 2(3): p Yazdi, M. (2012). E-learning sebagai media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi. Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No. 1. p * Mahasiswa S1 Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Gedung A Telp. (0271) ** Dosen Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Gedung A Telp. (0271)717417

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu terjadinya transisi demografi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh sangat membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi seperti komputer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan komputer dapat memberikan efek buruk terhadap kesehatan. Salah satunya yaitu gangguan mata karena penggunaan mata secara terusmenerus untuk menatap monitor

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk mengetik atau menciptakan karya-karya lain dalam bentuk soft file. Oetomo (2006) komputer adalah suatu perangkat

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN

ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT 1 HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, MASA KERJA, DAN POLA KERJA DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI PT. ANUGERAH PHARMINDO LESTARI CABANG SEMARANG Silviana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam teknologi informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan mempermudah pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom Individual and Environmental Factors relationships Complaints Against Computer Vision Syndrome Ani Alisah, Isnaini Rizka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang akhir-akhir ini sebagai tuntutan globalisasi mengharuskan seseorang untuk selalu mendapat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Pemakaian komputer saat ini sudah semakin luas. Hampir setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME) HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME) PADA PEGAWAI MONITORING DAN PENGEMBANGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Riska Valentine

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 1 Sri S. Ningsih, 2 Fransiska Lintong 3 Jimmy F. Rumampuk 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dasawarsa terakhir, perkembangan globalisasi semakin meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam peningkatan teknologi yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Chriswanto Wisnu Nugroho R.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG Hikmatyar Rabbi Al Mujaddidi E2A008061 Peminatan Keselamatan Dan Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014 1 HUBUNGAN PERILAKU PEMAKAIAN LAPTOP DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA MAHASISWA ANGKATAN 2009 PSIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG Ani Sutriningsih 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor komputer. Tampilan layar monitor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Komputer merupakan salah satu produk dari hasil perkembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur

Lebih terperinci

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi Pengaruh Karakteristik Komputer berupa Kualitas Display Komputer dan Pencahayaan terhadap timbulnya Computer Vision Syndrome (CVS) (Studi Kasus: Siswa-Siswi MA Al-Ma Arif Cianjur) Rifa Nurafifah Syabaniah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) Intanblongkod@gmail.com Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI NI KOMANG SITITI NIRMALA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata lelah (Fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hasil data kuantitatif dari instrumen yang telah diberikan kepada partisipan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu aspek perkembangan teknologi ini ditandai dengan adanya permainan audiovisual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan zamannya. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan

Lebih terperinci

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION DALAM PENGGUNAAN GADGET DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA MURID SEKOLAH DASAR ISLAM TUNAS HARAPAN TAHUN 2016 An Nisa Intan Navarona *) Eni Mahawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pengguna internet menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) tahun 2013, sudah mencapai 63 juta orang penguna. Salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA OPERATOR KOMPUTER PT. BANK KALBAR KANTOR PUSAT TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA OPERATOR KOMPUTER PT. BANK KALBAR KANTOR PUSAT TAHUN NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA OPERATOR KOMPUTER PT. BANK KALBAR KANTOR PUSAT TAHUN 2012 YENI ANGGRAINI I11107014 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan setiap jenis pekerjaan. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Maharany Dhyah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN IKLAN DAN UMUM DI PT WENANGCEMERLANG PRESS/SKH MANADO POST. Siti L.M. PAtingki*, Budi T. Ratag*, Johan Josephus* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang begitu pesat, sehingga hal itu sangat mempengaruhi kehidupan sehari hari manusia dan lapisan masyarakat dari usia muda sampai

Lebih terperinci

ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan kumpulan beberapa gejala yang diakibatkan oleh penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem Informasi Akadamik Terpadu (SIAT) program studi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA Desye Vebriyanti Jonge Sefti Rompas Maria, J. Regar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL HANG TUAH MEDICAL JOURNAL http://journal-medical.hangtuah.ac.id/ Hubungan Lama Membaca dan Menggunakan Komputer Dengan Ametropia pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Hang Tuah Semester VII Tahun Ajaran

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI Sarah Damayanti R.P. Marbun 1, Titis Hadiati 2, Widodo Sarjana 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mar atus Sholikhah

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ARLINA

Lebih terperinci

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Destiana Herdi Wati R. 0212010 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP NASKAH PUBLIKASI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN AKHIR DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh: Bekti Lestari

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan Nasional bertujuan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK DENGAN SINDROMA PIRIFORMIS PADA PEMAIN GAME ONLINE DI GAME CENTER GO-KOOL DENPASAR 1 I Gd Mediastama 2 Dedi Silakarma 3 Adiarta Griadhi 1 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) (Survei Pada Pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota Tasikmalaya) Maya Lestari Maharani 1 Sri Maywati dan Yuldan Faturahman

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nopia Wahyuliani 215114383

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *  ABSTRAK Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC

Lebih terperinci

PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN ANTARA PENGGUNA TELEPON PINTAR DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR PADA SISWA SMA ST.

PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN ANTARA PENGGUNA TELEPON PINTAR DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR PADA SISWA SMA ST. PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN ANTARA PENGGUNA TELEPON PINTAR DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR PADA SISWA SMA ST. THOMAS 1 MEDAN Oleh : ARDYTIA LESMANA 080100049 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009 Yulyana Kusuma Dewi, Rico Januar Sitorus, Hamzah Hasyim Mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Anti Nyeri Terhadap Pengobatan Sendiri pada Nyeri Akut (Studi Di Kelurahan Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Majalengka) Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH2 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI WILAYAH

Lebih terperinci

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Analisis Faktor Risiko Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrome pada Pegawai Bank Negara Indonesia Cabang Universitas Indonesia, Direktorat Kemahasiswaan, dan Pengembangan & Pelayanan Sistem Informasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Saint Terapan D IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : IRMA FATMAWATI K100100046 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV. HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.X GARMEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA [VOLUME: 01 NOMOR 01 OKTOBER 2015] ISSN: 2460-9684 HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Dyah Wulaningsih Retno Edi, Rizaldy Taslim Pinzon, Esdras

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh GelarSarjanaPendidikan S1 ( strata satu) SUCI RAHMADANI NIM.11030016

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI Rifqi Aziz Fauzian 1, Fifin Luthfia Rahmi 2, Trilaksana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah bagian dari kehidupan, dan setiap orang memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya,

Lebih terperinci

I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati **

I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati ** HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS.

LAMPIRAN. Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS. Paired Samples Statistics Pair 1 amplitude sebelum Amplitude sesudah Mean 4.6928 3.9756 N 18 18 Std. Deviation.71285.35010

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta ANALISIS AKTOR-AKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN II PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 3 NASKAH

Lebih terperinci

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy** Artikel Penelitian Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Sahara Miranda* Elman Boy** *Program Profesi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci