BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi
|
|
- Hamdani Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu keterlambatan melakukan koreksi terutama pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kesehatan mata kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan menyebabkan gangguan penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009). Kelainan refraksi biasa disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan membaca terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi cahaya yang berlebihan yang diterima mata, diantaranya adalah radiasi cahaya komputer, televisi dan gadget. Pada gangguan yang disebabkan gadget, hal ini akan menyebabkan terjadinya Computer Vision Syndrome (CVS). Situasi ini akan menyebabkan otot yang membuat akomodasi pada mata akan bekerja semua (Gondhowiharjo, 2009). Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab utama low vision di dunia dan dapat menyebabkan kebutaan. Pada tahun 2006 diperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan visual akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Dari 153 juta orang tersebut, sedikitnya 13 juta diantaranya adalah anak anak berusia 5-15 tahun dimana prevalensi tertinggi terjadi di Asia Tenggara ( WHO, 2004).
2 Saat ini masih tampak kurangnya perhatian di beberapa daerah di Indonesia mengenai masalah kelainan refraksi khususnya pada anak remaja. Lingkungan sekolah menjadi salah satu pemicu terjadinya penurunan ketajaman penglihatan pada anak, seperti membaca tulisan di papan tulis dengan jarak yang terlalu jauh tanpa didukung oleh pencahayaan kelas yang memadai, anak membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat, dan sarana prasarana sekolah yang tidak ergonomis saat proses belajar mengajar (Wati,2011). Kondisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, senantiasa mempengaruhi perkembangan individu dalam semua aspek. Oleh karena itu dari orang tua, keluarga, sekolah dan semua elemen dalam masyarakat diharapkan dapat ikut bekerjasama berperan serta aktif dalam penanggulangan dampak kemajuan teknologi sekarang ini (Winoto,H.2013). Kondisi seperti sekarang ini, kita akan sulit untuk tidak bergantung dengan gadget. Kita terbiasa bekerja dengan laptop, bersosialisasi dengan smartphone atau bermain game dengan gadget. Hidup sehari-hari menggunakan gadget sudah menjadi kebiasaan kita, tetapi kita juga harus memperhatikan dampak buruknya terhadap kesehatan kita. Penelitian Mediasyifa (2014) disebutkan beberapa pengaruh buruk gadget terhadap anak remaja, yaitu terhadap kesehatan kepribadian, pendidikan / prestasi serta terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang anak yang menggunakan gadget dengan intensitas waktu yang berlebihan akan mengakibatkan kerusakan pada mata, memberikan beban pada tulang leher dan tulang punggung, menyebabkan insomnia dan menyebabkan nomophopia. Pada perkembangan kepribadiannya, anak merasa
3 memiliki dunianya sendiri dan lebih agresif terhadap keluarga dan orang disekitarnya. Pada era globalisasi ini, berjuta juta gadget telah dibuat dengan teknologi yang semakin canggih. Semua orang dapat mengakses berbagai macam informasi melalu gadget. Dewasa ini, anak telah dikenalkan dengan teknologi sejak dini, sehingga mereka cukup mendominasi sebagai konsumen gadget. Karena pemakaian gadget merupakan dilakukan untuk memperoleh kesenangan maka hal ini dapat menjadi suatu kebiasaan. Hal ini dapat berarti bahwa kebiasaan menggunakan gadget mengharuskan anak berlama-lama berkontak mata di depan layar gadget yang tentu akan berdampak pada kesehatan matanya (Maharani,D. 2011). Tyag Murti Sharma, seorang dokter spesialis mata, Rumah Sakit Medfort, mengatakan bahwa anak anak yang terus menggunakan gadget dengan intensitas yang berlebihan selama berjam jam akan beresiko menyebabkan masalah mata seperti sakit kepala, penglihatan kabur, susah melihat objek yang jauh, dan sering menyipitkan mata ketika melihat objek yang jauh dan ketidaknyamanan dimata. Biasanya dialami oleh anak anak usia 8 sampai 17 tahun yang sangat rentan menderita myopia atau rabun jauh (Erin,S. 2012). Berdasarkan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 1999), gejala keluhan kelelahan mata ditandai dengan mata merah, berair, perih, gatal/kering, mengantuk, tegang, pandangan kabur, penglihatan rangkap, sakit kepala, dan kesulitan fokus. Rangkaian keluhan yang diawali dengan keluhan kelelahan mata tersebut sering disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS).Kelelahan mata akibat menggunakan gadget dengan intensitas yang
4 berlebihan akan menyebabkan radiasi dan bisa mengganggu kesehatan mata. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, pancaran radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh layar gadget dapat menyebabkan kerusakan pada retina. Kerusakan pada mata tidak bersifat langsung, tetapi bersifat gradual (Subitha, 2013). Gadget sering kali digunakan untuk bermain games, membaca , chatting dan nonton video. Membiarkan mata berinteraksi dengan gadget terlalu lama dalam jangka panjang akan menimbulkan resiko mata minus, dampak lainnya kelelahan mata, pandangan kabur hingga sakit kepala yang muncul saat asik menggunakan gadget dan lupa untuk beristirahat. Selain itu mata juga akan jarang berkedip, hal inilah yang menyebabkan masalah mata kering (Handrawan, N. 2014). Radiasi gadget dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata lainnya, dan masalah visual lainnya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala, penglihatan kabur, susah melihat objek jauh. Selain itu, disebutkan pula bahwa pengguna dengan intensitas waktu yang berlebihan ternyata lebih jarang mengkedipkan mata. Padahal kedipan mata sangat penting untuk mengurangi resiko mata kering. Semakin lama mata terbuka, semakin tinggi kemungkinan kornea mata mengalami dehidrasi, merasa panas dan sakit atau seperti ada pasir dikelopak mata hingga terasa berat (Nurmaya,R. 2009). Penerangan gadget yang terlalu kuat juga dapat menyebabkan kesilauan. Untuk itu, dibutuhkan penerangan yang memadai agar bisa mencegah terjadinya kelelahan mata (Budiono, 2008), sedangkan pencahayaan yang terlalu gelap
5 membuat mata bekerja lebih keras untuk melihat. Hal ini akan membuat mata lebih cepat lelah (Subitha, 2013). Studi terbaru dari tim media yayasan kesehatan di Norwegia menyebutkan, rata-rata remaja menggunakan perangkat elektronik sebelum mereka tidur. Survei itu dilakukan terhadap remaja berusia tahun selama dua tahun terakhir. Gelombang cahaya panjang pendek yang dihasilkan layar gadget ternyata mampu mengganggu rasa mengantuk dan tidur (Maulana,A. 2014). Oleh sebab itu orang tua wajib berperan aktif dalam menanggulangi penggunaan gadget dengan intensitas waktu yang tinggi. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan kelelahan mata pada anak yang gemar berlama-lama menggunakan gadget. Batas waktu menggunakan gadget yang maksimal ialah bekisar 1-4 jam perhari. Sediakan kegiatan alternatif yang menarik dan penuh pengalaman bagi anak (Junita, 2012). Dalam Harrist (2013) saat ini gadget memang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang agak sulit untuk dipisahkan dari aktifitas anak remaja. Namun tak hanya sisi positif yang bisa diambil, gadget juga dipastikan menimbulkan dampak negatif untuk anak remaja. Gadget memang membantu anak dalam mengerjakan berbagai tugas sekolah sekaligus sebagai sarana rekreasi murah dengan banyak permainan yang bisa didownload. Namun dampak negatif yang ditimbulakan dapat menyebabkan kelelahan mata akibat menggunakan gadget dengan intesitas waktu yang cukup tinggi. Menteri Kesehatan (Menkes) Moeloek (2014) mengingatkan orang tua untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak. Hal ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan pada anak. Trend main games di gadget harus disikapi secara bijaksana
6 oleh orang tua. Penggunaan gadget yang berlebihan, tak hanya anak, dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan. Menkes menambahkan akibat penggunaan gadget yang berlebihan saat ini mulai banyak anak pemakai kacamata. Ia memperkirakan jumlah anak yang memakai kacamata sekitar 20% dari populasi jumlah penduduk anak di Indonesia. Indonesia menduduki posisi kelima besar dunia pengguna gadget terbanyak. Diprediksi memiliki rata-rata pertumbuhan hampir 70% tiap tahunnya sejak 2010 sampai 2013 untuk peningkatan pasar gadget. Dari setiap 100 orang pengguna gadget, 70 orang diantaranya ialah anak remaja yang berperan aktif dalam penggunaan gadget ( Heriyanto,T. 2014). Remaja lebih sering menghabiskan waktunya untuk beraktifitas secara online dengan menggunakan gadget mereka. Dikatakan juga sekitar 65% remaja- remaja di Kota Medan sekarang banyak menghabiskan waktu mereka lebih dari 4 jam setiap harinya untuk beraktifitas dengan menggunakan gadget mereka dan tanpa mereka sadari akan bahaya penggunaan yang berlebihan terhadap kesehatan mereka. Hal tersebut meningkat 12% dibandingkan dengan tahun 2012 lalu (Fokus Medan, 2013). Penelitian Fahry (2013) menyatakan bahwa hampir 60% warga Kota Medan menghabiskan waktu sampai 8 jam sehari melihat layar gadget. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan mata dan meningkatkan kasus gangguan penglihatan seperti mata minus. Para ahli telah menyarankan untuk menggunakan pencahayaan layar gadget yang lebih redup dan mengurangi waktu penggunaannya. Penelitian Qodafi (2013) mengatakan pemakaian gadget di Kota Medan yang tidak ergonomis dapat
7 menyebabkan kelelahan pada mata. Berdasarkan hasil penelitian 77% para pemakai gadget di Kota Medan mengalami keluhan pada mata mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Penelitian Herza (2014) di MAN 1 Medan terdapat 10% hingga 20% anak SMA yang memiliki gangguan penglihatan dan harus menggunakan kacamata. Selain dikarenakan asupan gizi yang tidak seimbang, jumlah gadget yang dipegang anak sebagai salah satu penyebab meningkatnya gangguan penglihatan. Penelitian Rahmadiah (2014) berdasarkan kunjungan ke Rumah Sakit Mata SMEC di Kota Medan 40% pasien yang ada di Rumah Sakit ialah anak remaja. Mereka mengalami keluhan pada mata dan menderita rabun jauh. Penyebab tingginya angka keluhan pada mata akibat gaya hidup anak remaja yang tidak baik yang menggunakan gadget berlebihan. Anak remaja di Kota Medan mampu menghabiskan waktu hingga 6 jam setiap harinya menggunakan gadget untuk bermain game, sosial media, dll. Dari hasil survei yang peneliti amati di SMA Negeri 6 Medan, kebanyakan anak anak remaja sekarang yang menggunakan gadget sudah merupakan bagian dari life style mereka. Otot mata dipaksa untuk bekerja keras menatap layar gadget yang menyebabkan kelelahan pada mata, bahkan mereka yang bermain games di layar gadget mampu menghabiskan waktu berjam jam bahkan dapat menyebabkan insomnia. Tidak sedikit anak remaja yang mengalami nomophobia, yaitu kecemasan dan ketakutan yang luar biasa ketika berada jauh dari gadget. Bahkan sering kali dijumpai setiap siswa memiliki lebih dari satu gadget.
8 Didalam sekolah terdapat fasilitas Wi-fi yang disediakan oleh pihak sekolah. Hal ini dibuat untuk mempermudah para pelajar untuk mendapatkan informasi dari internet untuk membantu mereka dalam belajar dan untuk mempermudah mereka menggunakan jejaring sosial yang mereka miliki.banyaknya waktu yang dihabiskan remaja di sekolah membuat peneliti berfikir bahwa sekolah memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk perilaku remaja. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat membantu untuk memberikan pengarahan dan penjelasan dengan baik dan benar kepada remaja melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pengertian yang baik kepada remaja mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata. Keberadaan berbagai sekolah favorit negeri dan swasta di Kota Medan setiap tahunnya terus menjadi incaran warga Kota Medan. Pada saat saya melakukan survei awal di beberapa SMA N Medan, salah satunya yaitu SMA N 2 Medan, tetapi pihak sekolah memberitahu bahwa sebelumnya juga sudah ada peneliti yang melakukan penelitian yang sama di sekolah mereka, kemudian peneliti mendatangi SMA N 6 Medan, pihak sekolah sangat mendukung dengan diadakannya penelitian ini disekolah mereka, karena mereka merasa pengetahuan ini sangat penting untuk siswa siswi mereka dan sebelumnya juga belum pernah diadakan penelitian seperti ini disekolah mereka. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 6 dari 10 siswa mereka semua memiliki gadget. Kemudian beberapa siswa banyak yang menggunakan kacamata pada saat proses belajar mengajar. Dengan tidak adanya larangan pihak sekolah kepada siswa siswi mereka agar tidak membawa alat-alat
9 komunikasi ke sekolah baik itu gadget atau lainnya, siswa tersebut sangat bebas dan leluasa menggunakan gadget mereka masing-masing. Selain itu apabila dilihat dari faktor ekonomi keluarga, siswa di SMA Negeri 6 Medan ini termasuk memiliki keluarga yang berasal dari keluarga yang mampu. Dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa siswa yang ada di SMA Negeri 6 Medan, mereka merasakan keluhan kelelahan mata apabila menggunakan gadget terlalu lama, tetapi mereka tidak perduli dan tidak tahu bahaya apabila mata kita dipaksa terus untuk menatap layar gadget tersebut, bahkan sebagian dari mereka mengatakan suka tidur larut malam akibat bermain dengan gadget mereka. Kemudian dari hasil wawancara saya terhadap salah seorang guru yang mengajar di SMA Negeri 6 Medan menyatakan bahwa pada saat tahun-tahun sebelumnya pihak sekolah menerapkan kepada siswa-siswa mereka bahwasanya setiap siswa tidak diperkenankan membawa alat komunikasi seperti handphone atau lainnya ke sekolah, akan tetapi akhir-akhir ini peraturan tersebut banyak dilanggar oleh siswa-siswa disini, mereka tidak merasa takut karena tidak ada sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah kepada mereka. Oleh karena itu, semakin maraknya anak remaja yang menggunakan gadget di Kota Medan memungkinkan untuk berlama lama menatap layar gadget tanpa menghiraukan dampak yang akan terjadi terhadap kesehatannya terutama kesehatan mata. Maka hal ini membuat peneliti tertarik mengambil judul Perilaku Remaja Mengenai Penggunaan Gadget Terhadap Keluhan Kelelahan Mata Di SMA Negeri 6 Medan Tahun 2015.
10 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Perilaku Remaja Mengenai Penggunaan Gadget Dengan Keluhan Kelelahan Mata Di SMA Negeri 6 Medan Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perilaku remaja mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata di SMA Negeri 6 Medan Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik siswa mengenai penggunaan gadget di SMA Negeri 6 Medan tahun Untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata di SMA N 6 Medan tahun Untuk mengetahui sikap siswa mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata di SMA N 6 Medan tahun Untuk mengetahui tindakan siswa mengenai penggunaan gadget terhadap keluhan kelelahan mata di SMA N 6 Medan tahun Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk memberi informasi kepada pihak Dinas Kesehatan Medan untuk lebih meningkatkakan peninjauan terhadap kesehatan anak remaja khususnya kesehatan mata.
11 2. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap anak dari dampak pennggunaan gadget dengan intensitas waktu yang tinggi terhadap keluhan kelelahan mata di SMA Negeri 6 Medan tahunn Dapat menambah wawasan dan informasi bagi siswa siswi di SMA N 6 Medan. 4. Bagi peneliti sebagai pengaplikasian ilmu yang didapat selama ini, serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor komputer. Tampilan layar monitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan komputer dapat memberikan efek buruk terhadap kesehatan. Salah satunya yaitu gangguan mata karena penggunaan mata secara terusmenerus untuk menatap monitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk mengetik atau menciptakan karya-karya lain dalam bentuk soft file. Oetomo (2006) komputer adalah suatu perangkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang akhir-akhir ini sebagai tuntutan globalisasi mengharuskan seseorang untuk selalu mendapat informasi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Pemakaian komputer saat ini sudah semakin luas. Hampir setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dasawarsa terakhir, perkembangan globalisasi semakin meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam peningkatan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh sangat membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi seperti komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi berkembang dengan pesat sesuai dengan zamannya. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak hanya digunakan oleh kalangan remaja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, begitu juga dengan perkembangan internet. Hampir setiap orang sekarang terhubung dengan internet baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pengguna internet menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) tahun 2013, sudah mencapai 63 juta orang penguna. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan Nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mata merupakan salah satu syarat penting untuk menyerap berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan, namun gangguan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil pada usia remaja 2, namun pada sebagian orang akan menunjukkan perubahan ketika usia dewasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu aspek perkembangan teknologi ini ditandai dengan adanya permainan audiovisual
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) Intanblongkod@gmail.com Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk. memasyarakat dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis Perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar pengetahuan tentang dunia disekeliling kita didapat melalui mata. Sekitar 95% informasi yang diterima otak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka dari itu dunia elektronika semakin maju dengan penemuan penemuan yang dapat meminimalisasi dan mengefektifkan waktu serta
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata lelah (Fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang begitu pesat, sehingga hal itu sangat mempengaruhi kehidupan sehari hari manusia dan lapisan masyarakat dari usia muda sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kelainan refraksi atau ametropia adalah suatu keadaan refraksi dimana sinarsinar sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan dibiaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam teknologi informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan mempermudah pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu terjadinya transisi demografi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia, hipermetropia dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penglihatan adalah salah satu indera yang sangat penting bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penglihatan adalah salah satu indera yang sangat penting bagi manusia terutama anak-anak, karena 80% informasi diperoleh melalui indera penglihatan (Wardani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata terlalu kuat untuk panjang anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya ada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Indra penglihatan tersebut adalah mata. Tanpa mata, manusia mungkin
Lebih terperinciImagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata
Imagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata LASIK (Laser Assisted in-situ Keratomileusis) Lasik adalah prosedur koreksi penglihatan terkini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Komputer merupakan salah satu produk dari hasil perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri kepala atau cephalalgia adalah rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala. Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan subjektif yang sering dilaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih senantiasa. jenis permainan audio visual dan komputer yaitu game elektronik, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih senantiasa mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang mengikuti perkembangan kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan sampai sekecil mungkin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 70% penduduk bekerja di sektor informal dan 30% bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan indera penglihatan pada makhluk hidup. Sering juga disebut dengan jendela jiwa karena fungsinya yang krusial dan penting yaitu untuk melihat benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media dengan surat kabar, radio, televisi dan telepon dalam memenuhi kebutuhan.
22 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komunikasi tidak jauh dari perkembangan teknologi komunikasi yang berdampak pada cara berkomunikasi. Semua berawal saat kita mengenal media sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hasil data kuantitatif dari instrumen yang telah diberikan kepada partisipan. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku bermain game online remaja dimulai dengan rasa ingin tahu dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online sebagai media rekreasi
Lebih terperinciKESEHATAN MATA DAN TELINGA
KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain disekelilingnya khususnya bagi
Lebih terperinciPENGARUH NEGATIF AKIBAT RADIASI KOMPUTER/LAPTOP
PENGARUH NEGATIF AKIBAT RADIASI KOMPUTER/LAPTOP Ramdani Sofhan ninoraymond88@yahoo.com Abstrak Komputer sudah menjadi kebutuhan setiap orang baik untuk sarana penunjang kelancaran pekerjaan, bisnis atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara. Pencemaran udara terjadi karena meningkatnya industri, perubahan perilaku dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina. Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan salah satu komponen pembelajaran terpenting. Motivasi merupakan penyebab utama siswa melibatkan diri atau tidak dalam aktifitas belajar (Melnic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas secara berturut-turut mengenai (1) latar belakang, (2) pembatasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan setiap jenis pekerjaan. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang atau low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai. Hampir 80% penduduk di negara-negara industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
Lebih terperinciDua minggu setelah operasi Jangan menggosok mata Pakai kacamata gelap (sunglasses) Lindungi mata dari debu dan kotoran
PETUNJUK UMUM PASKA PROSEDUR LASIK / ilasik / LASEK / EPI-LASIK Setelah menjalani operasi LASIK/iLASIK/LASEK/EPI-LASIK, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Petunjuk-petunjuk di bawah ini hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU ANAK REMAJA MENGENAI PERMAINAN GAME ONLINE DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2013
HUBUNGAN PERILAKU ANAK REMAJA MENGENAI PERMAINAN GAME ONLINE DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2013 Azmi Ervita Purnama 1, Alam Bakti Keloko 2, Taufik Ashar 3 1 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengambilan data dan analisis data dari penelitian tentang pengaruh penggunaan smartphone dan intensitas bermain game terhadap hasil belajar siswa kelas X
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS X DAN XI TENTANG PENGGUNAAN EARPHONE DI SMA PASUNDAN 8 KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan teknologi audiovisual dan telekomunikasi saat ini, menyebabkan penggunaan earphone untuk mendengarkan musik dari telepon genggam dan perangkat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat. (1) Penyebab utama kebutaan adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi, dan penyakit-penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan salah satu panca indera yang paling penting dalam kehidupan manusia, dengan mata, manusia bisa menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang begitu luar
Lebih terperinciTujuan Adapun tujuan dari gagasan ini adalah : - Mengatasi masalah penyakit mata dengan melakukan senam mata
1 Mengatasi Computer Vision Syndhrome (CVS) dengan Senam Mata Kiriman Handalas NP dkk, mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISIDenpasar Latar Belakang Dewasa ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Lebih terperinciRELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA
RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA RAKHILLA PINASTI 1) ANDIK SETIYONO 2) ANTO PURWANTO 3) Students of the Faculty of Occupational
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi parasit usus di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 3,5 miliar orang dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Pada saat ini HP (handphone) sudah menjadi gaya hidup masyarakat termasuk Indonesia. Mulai dari kalangan bawah maupun orang kaya hanpdhone sudah menjadi barang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala. dibebankan padanya (Suma mur, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala sesuatu yang berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi informasi. Penggunaan komputer di setiap rumah dan warung internet telah memberikan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hemoroid merupakan salah satu penyakit. anorektal yang sering dijumpai. Hemoroid adalah bantalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hemoroid merupakan salah satu penyakit anorektal yang sering dijumpai. Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdiri dari pembuluh darah, otot polos, dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan tubuh sehat maka kita bisa melakukan kegiatan yang menjadi rutinitas setiap harinya. Salah satu kesehatan
Lebih terperinciCara mencegah mata Minus tidak Bertambah
Cara mencegah mata Minus tidak Bertambah Anda yang bermata minus juga harus tau caranya agar mata minus kita tidak bertambah.pada orang yang bermata minus,bola mata memanjang.sehingga jalan satu-satu nya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. panjang, sehingga fokus akan terletak di depan retina (Saw et al., 1996). Miopia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gangguan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan di dunia. Miopia adalah gangguan refraksi yang disebabkan sumbu optik bola mata lebih panjang, sehingga
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI 1 Era Informasi Jutaan komputer Networks + + Data Komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak pada kehidupan sehari-hari. Pekerjaan dan segala hal yang sedang. saatnya untuk memperhatikan kesehatan mata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan mata kita dapat melihat dan menikmati keindahan ciptaan Allah
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern ini, manusia menjadikan makanan sehat sebagai pilihan yang kedua dalam menu sehari-hari. Dengan kecanggihan alat elektronik sekarang ini maka dengan mudahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan pada mata adalah keadaan karyawan yang mengakibatkan terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan kesehatan pada mata. Kelelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi pada jaman sekarang sangat pesat khususnya pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi pada jaman sekarang sangat pesat khususnya pada teknologi handphone sangat luar biasa. Sehingga pemakaian handphone sebagai alat telekomunikasi jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan teknologi telah berkembang sangat cepat, baik di negara maju maupun di negara berkembang salah satunya di Indonesia. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berkomunikasi. Di segala tempat manusia selalu terlibat komunikasi, karena di segala tempat
Lebih terperinci