26/ /022/RODHP/B/2011 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "26/ /022/RODHP/B/2011 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI"

Transkripsi

1 26/ /022/RODHP/B/2011 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

2 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI PROVINSI BENGKULU Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI RUSWENDI SISWANI DWI DALIANI ZUL EFENDI HARWI KUSNADI ERPAN RAMON JOHAN SYAFRI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2011

3 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN 1. Judul Kegiatan : Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu Penanggung Jawab a. N a m a : Wahyuni Amelia Wulandari, SPt, MSi b. Pangkat/Golongan : Penata (III c) c. Jabatan c1. Struktural : Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian c2. Fungsional : Peneliti Pertama 5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong 6. Status Kegiatan (Baru/Lanjutan) : Lanjutan 7. Tahun Dimulai : Tahun Ke : II (dua) 9. Biaya : Rp (seratus sembilan juta tujuh belas ribu rupiah) 10. Sumber Dana : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A Mengetahui Kepala Balai, Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt,MSi NIP iii

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-nyalah Laporan Akhir kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu Tahun 2011, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Propinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bengkulu, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si NIP iv

5 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR TAHUN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN... halaman ii iii iv v vii viii ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Keluaran Dasar Pertimbangan... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 III. METODE PELAKSANAAN Ruang Lingkup Tahapan Pelaksanaan... 6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Lokasi Pendampingan Keragaan Pendampingan IB Penyebaran Inovasi Teknologi V. KESIMPULAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

6 DAFTAR TABEL Tabel halaman 1. Daftar Lokasi Pelaksanaan Pendampingan PSDSK BPTP Bengkulu TA Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Bengkulu Tengah Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Populasi Ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun Potensi Sumberdaya Peternakan Kabupaten Rejang Lebong Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Tahun Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec. Pondok Kelapa Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa Hasil Palpasi Rectal (PKB) Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di Kelompok Ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong Penyediaan Materi Penyuluhan pada Kegiatan PSDSK Komposisi Bahan Kompos Hasil Analisis Kandungan Hara Pupuk Kompos Formulasi Pakan Untuk Ternak Sapi Potong Komposisi Nutrisi Bahan Penyusunan Pakan Komposisi Nutrisi Pakan Penggemukan Keragaan PBBH Demplot Penggemukan Sapi Selama 60 Hari Pelatihan Bagi Peternak dan Petugas Pada Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu Tahun vi

7 DAFTAR GAMBAR Gambar halaman 1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Diseminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Kepala Balai Sedang Melakukan Bimbingan dan Penyuluhan di Lokasi SMD Kabupaten Bengkulu Tengah Pelaksanaan Kegiatan Demplot Kompos dan Perbanyakan Aktivator di Kabupaten Bengkulu Tengah Pencampuran Pakan Tambahan dari Kulit Kopi pada Kegiatan demplot Penggemukan Sapi Jantan di Kabupaten Rejang Lebong Pelaksanaan Temu Lapang, Diskusi dan Praktek di Lapangan vii

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran halaman 1. Gambar Kondisi Peternakan di Lokasi Pendampingan PSDSK Provinsi Bengkulu Hasil Analisis Proksimat Pakan Penggemukan viii

9 RINGKASAN Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Bengkulu antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Bengkulu masih merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Tujuan dari kegiatan Pendampingan PSDSK di Provinsi Bengkulu adalah melakukan pendampingan pelaksanaan program PSDSK dengan cara temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan (pola dan manajemen pemeliharaan) untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Prosedur kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah, identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan, melaksanakan pelatihan petani dan petugas, membuat materi diseminasi dan melaksanakan demplot teknologi. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendampingan yaitu: 1) Karakteristik lokasi pendampingan memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan sapi potong, namun perlu dukungan penerapan teknologi dan pembinaan yang lebih intensif, 2) Pendampingan PSDSK di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Rejang Lebong telah memperbaiki teknis pemeliharaan ternak sapi potong terutama dalam pemberian pakan tambahan, pembuatan kompos, dan pembuatan jerami fermentasi namun belum menunjukkan hasil yang optimal, 3) Pendampingan PSDSK juga telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mendeteksi tanda-tanda berahi dan mendeteksi kebuntingan pada ternak. Kata kunci: pendampingan teknologi, sapi potong, diseminasi, demplot ix

10 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program strategis Kementerian Pertanian (SL-PTT, PSDSK, Hortikultura, Gernas Kakao). Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (>61%), mengingat basis populasi sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih tergolong rendah, selang beranak (CI) relatif panjang (18-24 bulan); S/C >2,5; CR 40%; PBBH prasapih < 0,3 kg dan PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan target output sebagai berikut: a) Umur sapi beranak pertama < 30 bulan, b). Selang beranak 12 bulan, S/C = 1,5 c). Conception rate (CR)>80%. Semetara untuk target penggemukan adalah a). PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/Madura >0,6 kg, untuk sapi persilangan >0,9 kg dan b). Tingkat kematian pedet prasapih <3%. Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio. Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi Bengkulu. Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT. Selain itu juga limbah 1

11 pertanian seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/daun jagung), jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah. Potensi pakan konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu, dan solid Tujuan Tujuan Tahun 2011 Melakukan pendampingan pelaksanaan program PSDSK dengan cara temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan (pola dan manajemen pemeliharaan) untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi. Tujuan Jangka Panjang Meningkatkan populasi sapi potong dan kerbau di Bengkulu dengan dukungan IPTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi dan kerbau Keluaran Keluaran Tahun 2011 Adopsi inovasi teknologi meningkat, pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang pembibitan sapi potong. Keluaran Jangka Panjang Peningkatan usahaternak sapi potong, peningkatan populasi sapi potong, dan tecapainya swasembada daging sapi kerbau di Bengkulu yang di dukung oleh teknis, manajemen, dan kebijakan yang terpadu antara pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. ` 1.4. Dasar Pertimbangan Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia antara lain adalah masih rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di Indonesia masih 2

12 merupakan peternakan konvensional, dimana mutu bibit, penggunaan teknologi, dan keterampilan peternak relatif masih rendah. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha ternak sapi potong di Provinsi Bengkulu diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna. Dengan rekayasa bioteknologi reproduksi, proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), pembekuan embrio, dan manipulasi embrio. Kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan dinas instansi terkait diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut, melalui diseminasi dengan kegiatan pendampingan percepatan peningkatan swasembada daging sapi pada sub peternakan diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani dari segi teknologi sehingga pendapatannya meningkat. 3

13 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar 282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya pendapatan, maka kebutuhan daging sapi pada tahun 2014 diprediksi akan meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari produksi lokal dan sisanya 46,7 ribu ton (10%) dipenuhi dari impor (Ditjennak, 2010). Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3 ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1) Penyediaan bakalan/daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional, yaitu: (1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2) Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi ternaktanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5) Revitalisasi kegiatan IB dan INKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri (Bahri et al., 2011). Dalam rangka pemenuhan kecukupan protein hewani dan menghadapi program nasional swasembada daging diperlukan peningkatan populasi sapi potong secara nasional dengan cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan 4

14 calon induk sapi dalam jumlah besar. Ternak sapi potong merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan peternakan di Provinsi Bengkulu. Perkembangan populasi sapi di Provinsi Bengkulu berjalan lambat, ini terlihat dari peningkatan populasi pada tahun 2003 sebanyak ekor menjadi ekor pada tahun 2006 atau hanya mengalami peningkatan sebanyak ekor yang masih rendah bila dibandingkan angka pemotongan setiap tahunnya berkisar antara ekor sampai dengan ekor setiap tahunnya pada periode (Badan Pusat Statistik, 2007). Gerakan pembangunan sektor pertanian di Indonesia perlu dilakukan dengan lebih cepat, tepat, efisien dan efektif untuk mengimbangi laju peningkatan permintaan akan produk pertanian serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi dari hasil produksi dalam negeri melalui program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDSK) (Gozali et al., 2009). Keberhasilan PSDSK dapat dipercepat melalui implementasi teknologi yang telah cukup banyak dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan dapat diimplementasikan di daerah sentra sapi secara maksimal memanfaatkan keberadaan BPTP yang berada di setiap provinsi. BPTP Bengkulu dapat bersikap proaktif dalam kegiatan pendampingan PSDSK di daerah, untuk itu diperlukan pendampingan program PSDSK agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. 5

15 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Ruang Lingkup Lingkup kegiatan berada di 2 kabupaten terpilih yang terdiri dari : (1) Rejang Lebong, dan (2) Bengkulu Tengah. Penentuan lokasi berdasarkan hasil keberhasilan kegiatan Pendampingan PSDS tahun 2009 dan Kegiatan pendampingan meliputi : a) Identifikasi kebutuhan pendampingan teknologi, b) Temu lapang, c) Demplot/display teknologi, d) Bimbingan penerapan teknologi, e) Pelatihan petani dan petugas, f) Sosialisasi dan apresiasi teknologi, g) penyiapan materi penyuluhan dalam bentuk buku, dan leaflet Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) di Bengkulu antara lain : Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah. Koordinasi dilaksanakan pada Dinas/instansi terkait baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan program PSDSK di tingkat provinsi dan kabupaten, masalah/hambatan yang dihadapi serta kebutuhan teknologi serta metoda dan media diseminasi yang diinginkan peternak. Koordinasi selanjutnya membahas untuk penentuan lokasi dan calon peternakan yang akan dijadikan sebagai kooperator pendampingan. Penentuan calon lokasi dan calon peternak diprioritaskan pada lokasi-lokasi yang pernah mendapatkan bantuan program APBN dan SMD. Dari hasil pembahasan dan observasi lapangan, diperoleh calon lokasi pendampingan program PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah selengkapnya disajikan pada Tabel 1. 6

16 Tabel 1. Daftar lokasi pelaksanaan Pendampingan PSDSK, BPTP Bengkulu TA Kabupaten Kecamatan Desa Nama Kelompok Ternak/ Ketua Rejang Lebong Bengkulu Tengah Sindang Kelingi Selupu Rejang Pondok Kelapa Desa Mojorejo Desa Beringin Tiga Desa Sumber Bening Desa Sumber Urip Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Desa Talang Pauh Desa Sidorejo Sepakat I/Sukimin Harapan Baru/Supardal Sumber Mulya/Legimin KKP Tunas Bangsa/Nuryadi Panca Tani/Chaidir Anwar SMD : Ardiansyah, S.Pt Suka Maju/Jamali Mekar Sari/ Jumanan, SMD : Purwanto, S.Pt Target Penyebara n (Kecamata n) Kecamatan Sindang Dataran Kecamatan Sindang Dataran Kecamatan Curup Timur Kecamatan Curup Timur Kecamatan Pagar Jati Kecamatan Pagar Jati Kecamatan Pagar Jati Penyebaran ke Kelompok Ternak lain Sepakat II Bersama Bisa Kita Maju Sejahtera Desa Abu Sakim Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan. Identifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi dilakukan pada awal kegiatan bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran berupa potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan teknologi, pakan, reproduksi, manajemen dan hambatan teknis lainnya, selengkapnya disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. 7

17 Gambar 1. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Dideminasi di Kabupaten Rejang Lebong Tabel 2. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Rejang Lebong Kelompok Ternak 1. Bersama Kita Bisa Desa Beringin Tiga 2. Harapan Baru Desa Beringin Tiga (Supardal) 3. Sepakat Desa Mojorejo 4. Sumber Mulya Desa Sumber Bening 5. KKP Tunas Bangsa Desa Sumber Urip Permasalahan 1.Kotoran ternak menumpuk disekitar kandang belum diolah sebagai kompos dan mencemari lingkungan 2. Kulit kopi melimpah dan belum dimanfaatkan 3. Sapi sulit birahi 1. Belum mengetahui cara membuat kompos, selama ini kotoran sapi dijemur sampai kering selanjutnya digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran 2. Rumput semakin sulit sehingga mencari jerami sampai ke tempat yang jauh, jerami segar diberikan langsung ke sapi tanpa difermentasi 1. Kotoran sapi belum dimanfaatkan sebagai kompos 1. Belum ada pembuangan limbah kotoran sapi 2. Sapi sudah berahi 4 kali sdh di IB tapi belum juga bunting 1. Kotoran sapi mencemari lingkungan, bagaimana agar tidak bau 2. Limbah sayuran (kol dan sawi) banyak tetapi belum digunakan sebagai pakan 3. Kurangnya rumput unggul, sapi terkena cacingan 4. Limbah sayuran belum dimanfaatkan 5. Saat sapi berahi tidak tersedia strawnya, dan teknologi IB belum memasyarakat Kebutuhan Teknologi Pendampingan 1. Demplot Kompos 2. Demplot pakan tambahan dari kulit kopi 3. Sinkronisasi berahi dengan hormon 1. Demplot Kompos 2. Demplot pakan tambahan Demplot kompos 1. Demplot kompos 2. Palpasi rektal (ATR) 1. Demplot kompos 2. Demplot pakan tambahan 3. Kurangnya rumput unggul, sapi terkena cacingan 4. Limbah sayuran belum dimanfaatkan 5. Saat sapi berahi tidak tersedia strawnya, dan teknologi IB belum memasyarakat 8

18 Gambar 2. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Pendampingan dan Dideminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Tabel 3. Kebutuhan Pengkajian dan Diseminasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Kelompok Ternak Permasalahan Kebutuhan Teknologi Pendampingan 1. Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa 2.Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh 3. Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo 1.Kotoran ternak menumpuk disekitar kandang belum diolah sebagai kompos dan mencemari lingkungan 2. Sapi kurus-kurus karena pengadaannya kecil-kecil 3. Musim kemarau kesulitan pakan 1. Peternak belum mengetahui tanda-tanda berahi 2. Pakan hanya rumput saja 3. Perlu demplot pakan tambahan 4. Belum mengetahui cara membuat kompos 1. Perlu pelatihan jerami fermentasi dan pemanfaatan pelepah sawit sebagai pakan ternak 2. Sapi kesulitan pakan jika musim kemarau 3. Belum mengetahui cara membuat kompos 1. Demplot Kompos 2. Demplot pakan tambahan 1. Demplot kompos 2. Pelatihan pakan tambahan 1. Demplot kompos 2. Pelatihan pakan tambahan 9

19 Melaksanakan sosialisasi, apresiasi teknologi dan temu lapang teknologi yang akan diintroduksikan. Sosialisasi dilaksanakan bersama dengan Dinas Peternakan Kabupaten, Petugas IB, Petugas ATR, Petugas Penyuluh Lapangan setempat dan calon peternak kooperator Melaksanakan pelatihan petani dan petugas. Pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak sapi potong seperti penyuluhan masalah kesehatan hewan, perkandangan, macam-macam bahan pakan, pencegahan penyakit dan pemasaran ternak sapi. Gambar 3. Kepala Balai sedang melakukan bimbingan dan penyuluhan di lokasi SMD Kabupaten Bengkulu Tengah Melaksanakan demplot teknologi. Pembuatan demplot inovasi teknologi bertujuan untuk menyediakan tempat pembelajaran dan praktek aplikasi teknologi bagi peternak di lokasi pendampingan. Kegiatan demplot yang dilakukan yaitu : demplot kompos, demplot pakan tambahan untuk penggemukan sapi jantan, demplot fermentasi jerami. 10

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor : 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah yang secara administrasi termasuk dalam wilayah Propinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Tengah berada secara geografis terletak antara koordinat garis bujur dan lintang, yaitu : BT dan LS. Batas-batas Kabupaten Bengkulu Tengah adalah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seluma - Sebelah Timur berbatasab dengan Kabupaten Kepahiang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bengkulu dan Samudera Hindia. Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan Geografic Information System (GIS) adalah 1.123,94 Km2. Kecamatan yang ada saat ini berjumlah 10 kecamatan yaitu : Kecamatan Taba Penanjung, Kecamatan Karang Tinggi, Kecamatan Pagar jati, Kecamatan Talang IV, Kecamatan Pondok Kelapa, Kecamatan Merigi Sakti, Kecamatan Merigi Kelindang, Kecamatan Bang Haji Kecamatan Pematang Tiga dan Kecamatan Pondok Kubang. Luas masing-masing wilayah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Luas Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah No. Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Taba Penanjung Karang Tinggi Talang Empat Pagar Jati Pondok Kelapa Pematang Tiga Merigi Kelindang Merigi Sakti Pondok Kubang Bang Haji 120,40 137,47 93,62 144,30 100,00 100,25 118,40 144,20 65,20 100,10 Total 1.123,94 Sumber : Dinas Kependudukan, Capil, Naker dan Trans

21 Jumlah penduduk berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 No Kecamatan Jumlah (Jiwa) Kepala Keluarga Taba Penanjung Karang Tinggi Talang IV Pagar Jati Pondok Kelapa Pematang Tiga Merigi Sakti Merigi Kelindang Pondok Kubang Bang Haji Sumber : Dinas Kependudukan, Capil, Naker dan Trans Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan daerah yang berbasis pertanian, Peternakan dan perkebunan, dimana pendapatan masyarakat berasal dari sektor tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah maka diharapkan bantuan dari dana APBN baik berupa dana Tugas Perbantuan (TP), Konsentrasi dan Dekonsentrasi. Potensi populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6. Populasi ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2009 No Jenis Ternak Populasi (ekor) Sapi Kerbau Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kab. Bengkulu Tengah Pembangunan peternakan di Kabupaten Bengkulu Tengah melanjutkan Pembangunan peternakan melalui pemberantasan dan penanggulangan penyakit hewan baik yang menular dan yang tidak menular. 12

22 Pusat kesehatan hewan merupakan sarana dan prasarana yang harus ada di setiap kabupaten/kota yang gunanya untuk pengobatan hewan dan mendeteksi penyakit-penyakit hewan yang berbahaya bagi kesehatan veteriner. Sesuai dengan surat keputusan Direktorat Jenderal Peternakan Nomor : 19/OT.210.Kpts/1996 Tentang Pedoman Tehnis Operasional Puskeswan, dimana fungsi dan tugasnya adalah sebagai pelayanan kesehatan hewan, penyuluhan dan pengamatan/pencegahan penyakit menular. Lokasi pendampingan PSDSK Kabupaten Bengkulu Tengah dipilih di Kecamatan Pondok Kelapa sebagai sentra ternak sapi pada 3 desa yaitu 1). Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa pada Kelompok Ternak Panca Tani, 2) Desa Talang Pauh pada Kelompok Ternak Suka Maju, 3) Desa Sidorejo pada Kelompok Ternak Mekar Sari. 1. Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Dusun Pulau Beringin berada di RT 5 Desa Pondok Kelapa. Batas wilayah Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa sebelah utara berbatasan dengan Desa Talang Pauh, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasar Pedati, sebelah barat berbatasan dengan Dusun PAL VIII, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidorejo. Luas wilayah daratan Dusun Pulau Beringin sebanyak 78,36 ha dan luas wilayah perairan (kolam dan rawa) seluas 16,25 ha. Wilayah ini didominasi oleh lahan perkebunan (karet, kelapa sawit, kelapa) dengan kemiringan lahan rata-rata 20º - 45º. Ketinggian tempat wilayah ini cukup rendah yaitu antara m diatas permukaan lahan. Wilayah ini beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata mm/th. Tipologi lahan adalah lahan perkebunan dan rawa-rawa. Lahan rumput sebagian besar terdapat pada lahan rawa dan diantara perkebunan kelapa sawit yang masih berumur < 1 tahun. 2. Desa Talang Pauh Secara administratif batas wilayah Desa Talang Pauh adalah sebagai berikut: sebelah utara : Desa Pondok Kelapa, sebelah selatan : Desa Panca Mukti, sebelah barat : Desa Pasar Pedati, sebelah timur : Desa Sidodadi dan Linggar Galing. Berdasarkan tipologi lahan desa Talang Pauh memiliki lahan persawahan 147 Ha, lahan tegalan/ladang 95 Ha, lahan pemukiman 60 Ha, lahan rawa 210 Ha, lahan perkebunan rakyat 298 Ha. Curah hujan

23 3.000 mm, jumlah bulan hujan 6 bulan, suhu rata-rata harian 22 30ºC dan tinggi tempat 30 mdpl. Wilayah Desa Talang Pauh sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan perkebunan kelapa sawit, karet, dan sebagian kecil untuk tanaman palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang panjang. Mata pencaharian penduduk desa 70% adalah petani, dan sisanya PNS 10%, tenaga bangunan 10% dan pedagang 10%. Hijauan makanan ternak banyak di lapangan rumput diantara perkebunan karet dan kelapa sawit. Populasi ternak di Desa Talang Pauh ternak sapi 35 ekor, kambing 200 ekor, ayam ekor, bebek 50 ekor dan angsa 2 ekor. 3. Desa Sidorejo Secara administratif batas wilayah Desa Sidorejo adalah sebagai berikut : sebelah utara : Desa Genting/Abu Sakim, sebelah selatan : Desa Sidodadi/Talang Pauh, sebelah barat : Desa Sunda Kelapa, sebelah timur : Desa Sidodadi/Talang Boseng. Luas desa Sidorejo m2 yang terbagi atas luas persawahan 400 Ha, tanah tegalan/ladang 530 Ha, pemukiman 167 Ha, tanah pasang surut 50 Ha, dan perkebunan rakyat 538 Ha. Luas lahan pekebuanan untuk kelapa sawit seluas 400 Ha, kopi seluas 30 Ha, kelapa 3 H, karet 150 Ha. Ketinggian tempat wilayah ini cukup rendah yaitu antara m diatas permukaan lahan. Wilayah ini beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata mm/th. Hijauan makanan ternak ditanam di pematang sawah dan disela-sela tanaman karet. Mata pencaharian penduduk desa ini sebagian besar adalah petani (58,7%), buruh tani (24,6%), buruh bangunan (12,9%), pedagang (2,9%) dan selebihnya adalah PNS, montir, dan penjahit. Populasi ternak sapi di desa ini untuk ternak sapi sebesar 357 ekor, ayam ekor, dan kambing 120 ekor. Jumlah kelompok tani di desa ini cukup banyak yaitu sebanyak 12 kelompok tani. Kabupaten Rejang Lebong Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Bengkulu dengan luas wilayah Ha jumlah penduduk jiwa (Tahun 2009) tersebar dalam 15 kecamatan yang terdiri dari 14

24 152 desa dan kelurahan. Secara umum merupakan daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian tercatat antara 100 s/d 1000 m dpl dan kemiringan tanah antara 2 % s/d 40 %. Letak geografisnya pada posisi 102 o o 57 BT dan 2 o o 31 LS. Jumlah curah hujannya pada Tahun 2003 sebesar mm dengan rata-rata curah hujan 233,8 mm, hal ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun 2002 dimana jumlah curah hujan Tahun 2002 sebesar mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 213,1 mm dan rata-rata hari hujan sebanyak 22 hari/bulan, sedangkan pada Tahun 2009 jumlah curah hujan yang tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 418 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 27 hari sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi bulan Juni sebesar 32 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 6 hari. Dinamika populasi ternak besar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kabupaten Rejang Tahun 2009 No Jenis Ternak Jumlah (Ekor) Tahun 2008 Tahun Ternak Besar a. Sapi Potong b. Sapi Perah c. Kerbau Sumber: Seksi Produksi Bidang Peternakan Pertumbuhan Populasi (%) 6,50 18,18 7,23 Perkembangan ternak sapi potong pemerintah tiap kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini. 15

25 Tabel 8. Potensi Sumber Daya Peternakan Kabupaten Rejang Lebong JENIS TERNAK NO Kecamatan Bali PO SC Jt Btn Jml Jt Btn Jml Jt Btn Jml Binduriang BUR Curup Selatan Curup Timur Curup Tengah Curup Utara PUT SBI Sindat SKL SR P JUMLAH Tabel 9. Perkembangan Ternak Sapi Pemerintah Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Jumlah Ternak (Ekor) Jeni No Kelompok/Desa Perkembangan Ket. s Awal Akhir Dewasa Anak Terna k PP. Ar Rahmah (Air 1 1 Bali Meles) Sepakat Maju (Air 4 4 PO Bening) Bermano II (Air 2 2 PO Bening) Sido Rukun (Air 1 1 PO Bening) PP. Al Manar Bali 21 (IV Suku Menanti) Sido Mulyo (Air 5 5 BC Dingin) Maju Bersama (Kayu 5 5 BC Manis) Mutiara Gabungan PO 20 (Air Bening) Koperasi Gumregah (SK) 10. Usaha Bersama (Pungguk Lalang) Bali Bali /P2K PDT 16

26 Lanjutan Tabel Sido Mulyo Bali /P2K (Sumber Rejo Transad) PDT /P2K Pelita Alam (Air Lanang) Bali PDT 13. Sido Mulyo (Kampung Bali /P2K Baru) PDT 14. Cendana Wangi 2007/P Bali (Suban Ayam) 15. Bina Karya 2007/P Bali (Karang Anyar Pal VIII) /P Bina Maju (Pal VIII) Bali Serdang Indah 2007/P Bali (Tebat Tenong Luar) Pemuda Rukun (Air 2007/P 18. Bali Bening) 2007/P 19. Teladan (Pal 100) Bali Maju Bersama (Kayu 2007/P 20. Bali Manis) Sido Mulyo (Sindang 2007/P 21. Bali Jati) Maju Makmur 2007/P 22. Bali (SumberRejo Transad) Sido Rukun (Beringin 2007/P 23. Bali Tiga) Tunas Harapan (Air 2007/P 24. Bali Rusa) Usaha Bakti Karya (Air 2007/P 25. Bali Kati) Suka Maju (Hujan 2007/P 26. Bali Panas) 2007/P 27. Mandiri II (Belumai II) Bali Ngudi Rukun (Belumai 2007/P 28. Bali II) Pesantren (Taba 2007/P 29. Bali Padang) Mandiri II (Kampung 2007/P 30. Bali Jeruk) Suka Maju (Talang 31. Bali /P2K Lahat) PDT Karya Maju (Talang 32. Bali /P2K Lahat) PDT Sumber Rezeki (UPT 33. Bali /P2K Periang) PDT Sido Mulyo (Karang FH /SKR Jaya) Danau Safira (Karang Jaya) FH Tani Jaya (Air Duku) PO /SKR /SM D 17

27 Lanjutan Tabel Tani Jaya (Air Duku) BC /SM D 38. Tani Jaya (Air Duku) BL /SM 5 7 D 39. Tani Jaya (Air Duku) Bali Suka Maju (Talang Bali 12 - Lahat) Sejahtera (Kp Bali 14 - Melayu) Sumber Jaya Bali 18 (Transad) Wanita Tani Pertiwi FH - (Watas Marga) /TAL 44. Bersemi Kembali 1 1 SC 7 (Air Bening) Sumber Jaya II 2 2 SC 3 (Sumber Rejo) Mini Ranch (Air 1 SC Bening) PO P Ika Maja FH /P (Sumber Bening) 4 4 Bersama Kita Bisa 2009/P 49. SC (Beringin Tiga) Tunas Muda 2009/P 50. SC (Beringin Tiga) Sepakat I (Ds. 2009/P 51. SC Mojorejo) Karya Tani (Kp. 2009/P 52. SC Delima) Ngudi Rukun 2009/P 53. SC (Kesambe Lama) Tunas Baru (Tasik 2009/P 54. SC Malaya) 55. Se Ide (Kayu Manis) SC /P Mekar Sari (Kayu 2009/P 56. SC Manis) Sumber Mulya 2009/P 57. SC (Sumber Bening) 58. Sidodadi (Ds. 2009/P SC Mojorejo) JUMLAH Sumber: Seksi Produksi Peternakan Bidang Peternakan Sebagai daerah kawasan ternak sapi potong adalah di Kecamatan Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding, dan Selupu Rejang. Potensi desa masing-masing lokasi pendampingan disajikan 18

28 berikut ini. Lokasi pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut: 1. Desa Beringin Tiga Desa Beringin Tiga mempunyai luas Ha. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kayu Manis, sebelah timur berbatasan dengan Desa Palalo, sebelah barat berbatasan dengan Desa Mojorejo dan sebelah selatan berbatasan dengan hutan lindung. Kemiringan lahan 0-40% dan ketinggian tempat mdpl. Iklim basah selama 3 bulan, dan iklim kering selama 3 bulan, suhu udara 18-27ºC, dan curah hujan pertahun. Penggunaan lahan sebagian besar untuk lahan pertanian/perkebunan (1.027 Ha) dan lahan pasif (3.410 Ha). Kelompok tani ternak berjumlah 6 kelompok ternak yaitu Bersama Kita Bisa yang beranggotakan 22 orang, Sido Rukun, Sido Mulyo, Tunas Muda, Beringin Green, dan Karya Tani. Jumlah penduduk Desa Beringin Tiga sebanyak orang yang sebagian besar berusahatani (Tabel 10). Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Kerja di Desa Beringin Tiga Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Tahun No Pekerjaan Jumlah (orang) Persen (%) 1. Buruh 54 7,00 2. Petani ,00 3. Pengrajin 3 0,40 4. Pedagang 55 7,00 5. Pengusaha 2 0,50 6. Tukang 20 2,40 7. PNS 12 1,50 8. TNI-Polri 3 0,60 9. Pegawai Swasta 3 0,60 Jumlah ,00 2. Desa Mojorejo Desa Mojorejo mempunyai luas Ha, sebelah timur berbatasan dengan Desa Beringin Tiga, sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Jaya, sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung Kerinci Seblat dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Talang Lahat. Kemiringan lahan antara 6 65 %, ketinggian tempat mdpl, mempunyai iklim tropis basah, curah hujan pada 5 tahun terakhir berkisar antara mm/tahun dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Kelembagaan yang ada kelompok tani ada 19

29 2 yaitu Sepakat I yang beranggotakan 12 orang, dan Sepakat II yang beranggotakan 12 orang. 3. Desa Sumber Urip Desa Sumber Urip mempunyai luas lahan 650 Ha. Sebelah utara berbatasan dengan hutan wisata Bukit Kaba, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karang Jaya, Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber Bening dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Talang Lahat. Mata pencaharian penduduk desa 95% adalah petani/peternak, 5% sisanya adalah PNS, Polri dan pedagang. Jumlah penduduk desa ini sebesar jiwa. Kelembagaan yang ada terdiri dari Gapoktan Tri Mulya yng diketuai M. Yasin, beranggotakan 30 orang dan 3 kelompok tani. Kelompok tani yang lain adalah Agung Manfaat, Bina Bersama dan Tunas Bangsa Keragaan Pendampingan IB Keragaan pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah Sebelum pelaksanaan IB dilakukan palpasi rectal untuk mengetahui apakah sapi yang di IB bunting atau tidak. Hasil palpasi rectal (PKB) sebelum sapi di IB di Kelompok Ternak Panca Tani Dusun. Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec. Pondok Kelapa disajikan pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Hasil palpasi rectal (PKB) dan Pelaksanaan IB pada Kelompok Ternak Panca Tani Dsn. Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa Kec Pondok Kelapa No Nama Peternak Kondisi Ternak Keterangan 1 Juanto 1 Tidak Bunting Akan di IB 2 Juanto 2 Bunting 5 bulan Kawin Alam 3 Suratno 1 Tidak Bunting 4 Suratno 2 Tidak Bunting 5 Samsul 1 Tidak Bunting 6 Samsul 2 Belum tahu Baru di IB tanggal 6 April Chaidir Anwar 1 Tidak Bunting 8 Chaidir Anwar 2 Tidak Bunting 9 Sarjono 1 Bunting 3 bulan Kawin Alam 10 Sarjono 2 Belum tahu Baru di IB 11 Hardi 1 Tidak Bunting 12 Hardi 2 Tidak Bunting 13 Mustafa 1 Tidak Bunting 14 Mustafa 2 Tidak Bunting 15 Ade Tukiran 1 Tidak Bunting 16 Ade Tukuran 2 Tidak Bunting 20

30 Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa jumlah sapi betina yang dalam kondisi bunting 2 ekor, sedangkan yang baru di IB sebanyak 2 ekor, dan yang tidak bunting sebanyak 12 ekor. Tabel 12. Hasil palpasi rectal (PKB) Kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa No Nama Peternak Kondisi Ternak Keterangan 1 Jamali 1 Bunting 7 bulan 2 Jamali 2 Tidak Bunting 3 Jasadi 1 Bunting 5 bulan Kawin Alam 4 Jasadi 2 Bunting 2,5 bulan Kawin Alam 5 Bakri 1 Bunting 4 bulan Kawin Alam 6 Bakri 2 Tidak Bunting 7 Idil Fitri 1 Tidak Bunting 8 Idil Fitri 2 Tidak Bunting 9 Taswan 1 Tidak Bunting 10 Taswan 2 Bunting 3,5 bulan Kawin Alam 11 Fahrurrozi 1 Tidak Bunting 12 Fahrurrozi 2 Tidak Bunting 13 Jumra Darwi 1 Bunting 5 bulan Kawin Alam 14 Jumra Darwi 2 Pejantan 15 Supardi 1 Tidak Bunting 16 Supardi 2 Tidak Bunting 17 Almukminin 1 Bunting 3 bulan Kawin Alam 18 Almukminin 2 Pejantan 19 Nil Hakim 1 Bunting 20 Nil Hakim 2 Tidak Bunting 21 Rajuli 1 Tidak Bunting 22 Rajuli 2 Tidak Bunting 23 Yaumi 1 Tidak Bunting 24 Yaumi 2 Tidak Bunting Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa di Kelompok Ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec. Pondok Kelapa, jumlah sapi betina dalam keadaan bunting sebanyak 8 ekor, dan yang dalam kondisi tidak bunting sebanyak 14 ekor serta sisanya 2 ekor merupakan sapi jantan. Berdasarkan hasil PKB di Kelompok Ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa jumlah sapi betina yang bunting sebanyak 1 ekor, sedangkan yang tidak bunting sebanyak 7 ekor, data selengkapnya disajikan pada Tabel

31 Tabel 13. Hasil palpasi rectal (PKB) Kelompok ternak Mekar Sari Desa Sidorejo Kec. Pondok Kelapa No Nama Peternak Kondisi Ternak Keterangan 1 Wasono Bunting 5 bulan 2 Jumanan Tidak Bunting 3 Suradi Tidak Bunting 4 Yoingun Tidak Bunting 5 Kasidi Tidak Bunting 6 Gunawan Tidak Bunting 7 Saman Tidak Bunting 8 Samuri Tidak Bunting Tahap selanjutnya adalah pendampingan pelaksanaan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah pada 2 kelompok ternak (Panca Tani dan Suka Maju). Pelaksanaan IB dibantu oleh petugas inseminator dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Kunto dan Fadli, SPt. IB menggunakan semen beku sesuai dengan jenis sapi induk yaitu straw sapi Bali. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebelum pelaksanaan IB dilakukan sinkronisasi berahi menggunakan hormon PGF2α. Sapi yang telah di IB Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 19 ekor, data selengkapnya disajikan pada Tabel 14 dan 15. Tabel 14. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah pada kelompok ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa No. Nama Peternak Jumlah Sapi yang di IB Tanggal IB (ekor) 1 Hardi 2 21 April Anwar 1 3 Juwanto 1 4 Sarjono 1 5 Deman 2 6 Samsul 1 7 Mustafa 2 Jumlah Sapi yang di IB 10 22

32 Berdasarkan Tabel 14, jumlah sapi yang di IB di kelompok ternak Panca Tani Dusun Pulau Beringin Desa Pondok Kelapa berjumlah 10 ekor. Sampai dengan bulan Desember 2011 saat ini mencapai umur kebuntingan 8 bulan. Tabel 15. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Bengkulu Tengah di kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec.Pondok Kelapa No. Nama Peternak Jumlah Sapi yang di Tanggal IB IB (ekor) 1 Idil Fitri 2 19 April Fahrurrozi 2 3 Bahri 1 4 Yaumi 1 5 Taswan 1 6 Pardi 2 Jumlah Sapi yang di IB 9 Berdasarkan Tabel 15, jumlah sapi yang di IB pada kelompok ternak Suka Maju Desa Talang Pauh Kec.Pondok Kelapa sebanyak 9 ekor. Sampai dengan bulan Desember 2011 sudah mencapai umur kebuntingan 8 bulan. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong Telah dilaksanakan pendampingan inseminasi buatan di Kelompok Ternak Sepakat 2 Desa Mojorejo Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 3 ekor. Pendampingan IB dibantu oleh petugas inseminator Tengku M. Nasir dan Setiawan, data selengkapnya disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Keragaan Pendampingan IB di Kabupaten Rejang Lebong No. Nama Peternak Jumlah Sapi yang di IB Tanggal IB (ekor) 1 Maput 1 4 Januari Kopral 1 8 Maret Iwan 1 16 Mei 2011 Jumlah 3 Berdasarkan Tabel 16 saat ini kondisi sapi betina yang telah melahirkan sebanyak 1 ekor, sedangkan 2 ekor masih dalam kondisi bunting 9 bulan dan 7 bulan. 23

33 4.3. Penyebaran Inovasi Teknologi Agar suatu inovasi teknologi sampai kepada pengguna maka diperlukan media dan metode diseminasi yang tepat. Media yang diterapkan adalah media tercetak, sedangkan metode yang dilaksanakan berupa metode pertemuan klasikal dilapangan berupa pelatihan, demplot, dan temu lapang Media Diseminasi Media diseminasi merupakan salah satu cara dan bentuk penyebaran inovasi teknologi sehingga inovasi teknologi tersebut diketahui dan diterapkan oleh pengguna. Bentuk media yang digunakan untuk penyebaran inovasi teknologi pada kegiatan Pendampingan PSDSK yaitu berupa petunjuk pelaksanaan, leaflet dan buku inovasi teknologi mendukung Program PSDSK. Petujuk pelaksanaan merupakan media tertulis yang berisi teknis pelaksanaan inovasi teknologi pendampingan di lapangan. Media ini memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup tinggi untuk memahaminya sehingga lebih ditujukan kepada petugas pelaksana di lapangan yang akan memberikan penyuluhan langsung di tingkat petani. Leaflet merupakan media diseminasi yang tertulis berupa lembaran yang berisi teknis dari suatu inovasi teknologi yang menjelaskan lebih fokus setiap inovasi teknologi yang akan diterapkan di lokasi pengkajian dan telah tertuang pada petunjuk teknis. Lembaran inovasi ini berupa informasi tertulis dan diperkuat oleh beberapa gambar untuk memperjelas isi dari materi inovasi teknologi. Buku merupakan media diseminasi yang tertulis berupa kumpulan inovasi teknologi yang sudah dilakukan dan diterapkan oleh pengguna teknologi dilapangan. Materi media diseminasi yang diinformasikan disesuaikan dengan kebutuhan peternak dalam mengatasi permasalahan pada usaha ternaknya. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan teknologi yang telah dilakukan pada awal pelaksanaan kegiatan maka diperoleh materi media diseminasi yang dibutuhkan pengguna seperti pada Tabel

34 Tabel 17. Penyediaan Materi Penyuluhan pada Kegiatan PSDSK 2011 No. Jenis Materi Judul Materi Penyuluhan 1. Petunjuk Pelaksanakan Pendampingan Pelaksanaan Program Swasembada Daging Sapi Kerbau di Bengkulu 2. Leaflet 1. Formulasi Pakan Murah dari Kulit Kopi 2. Fermentasi Jerami 3. Teknologi Pemanfaatan Limbah Ternak Untuk Pembuatan Pupuk Organik 3. Buku Teknologi Pengawetan Hijauan Makanan Ternak dan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak Metode Diseminasi A. Demplot pemanfaatan kotoran sapi sebagai kompos Demplot pemanfaatan kotoran sapi sebagai kompos yang dilakukan dalam pendampingan PSDSK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak, sehingga dengan dilakukannya demplot ini diharapkan peternak mampu mengolah kotoran ternak sebagai kompos sehingga kotoran ternak yang menggunung disekitar kandang dapat segera dibersihkan untuk dijadikan kompos, sehingga kebersihan kandang dapat selalu terjaga. Selain itu peternak juga akan meningkat pendapatannya dari pemanfaatan kompos untuk memupuk tanaman sayuran seperti cabai, kol, wortel dan lain-lain juga untuk memupuk tanaman kelapa sawit sehingga meningkatkan pendapatannya. Materi demplot di masing-masing lokasi pengkajian pada 2 kabupaten disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Komposisi Bahan Kompos No Bahan demplot kompos Aktivator 1 Kotoran sapi 1 ton, sekam padi 500 kg, dedak padi 100 kg, gula merah 10 kg 2 Kotoran sapi 1 ton, sekam padi 500 kg, dedak padi 100 kg, gula merah 10 kg EM 4 Stardec 25

35 Gambar 4. Pelaksanaan Kegiatan Demplot Kompos dan Perbanyakan Aktivator di Kabupaten Bengkulu Tengah Selain membuat kompos peternak juga dilatih untuk membuat aktivator cair dari air cucian beras. Aktivator adalah kumpulan mikroba yang dipergunakan untuk mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik. Mikroba aktivator terdiri dari beberapa jenis bakteri dan jamur dekomposer. Sumber aktivator dapat berasal dari pupuk organik setengah jadi dan pupuk organik yang sudah matang. Aktivator diperbanyak dalam suspensi (cairan) nutrisi atau tepung pati (karbohidrat) sehingga diperoleh aktivator berbentuk cair atau tepung. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat aktivator cair adalah sebagai berikut: 1 liter suspensi mikroba (EM 4), 1 kg gula pasir atau gula merah, dan 10 liter air cucian beras, 20 buah botol bekas sirup, kertas penutup, 20 karet gelang, panci perebus dan kompor atau tungku. Cara pembuatan aktivator cair adalah: (1) Melarutkan dan merebus sampai mendidih air cucian beras dan gula, (2) Memasukkan selagi panas ke dalam botol sirup, (3) Menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet gelang, (4) mendinginkan selama 2-3 jam (5) Selanjutnya memasukkan 50 ml suspensi mikroba, (6) Memfermentasi atau mendiamkan selama seminggu (7) Selanjutnya aktivator sudah diap untuk digunakan untuk membuat kompos. Setelah pembuatan aktivator selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat kompos. Pembuatan kompos yang dilaksanakan untuk satu lapisan yaitu: 3 gerobak arco kotoran sapi, selanjutnya diatasnya 1 gerobak arco sekam padi, dan dedak padi 1 ember. Selanjutnya diperciki dengan aktivator yang diencerkan. Cara mengencerkannya yaitu untuk 10 liter air, setengah gelas gula pasir dan 1/3 gelas aktivator kemudian diaduk sampai rata. Setelah diperciki 26

36 aktivator kemudian lapisan kotoran sapi, sekam padi, kulit kopi dan dedak diaduk sampai rata. Demikianlah seterusnya untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat. Setelah adukan kompos tercampur rata, selanjutnya adalah menutup kompos dengan terpal. Setiap tiga hari sekali kompos dibolak-balik sambil diperciki air agar kompos tetap terjaga kelembabannya, demikian seterusnya sampai dengan hari ke-21. Pada hari ke-22 kompos sudah jadi dan siap untuk dikemas dalam kemasan karung maupun plastik, yang sebelumnya sudah diayak terlebih dahulu. Hasil analisis kandungan hara pupuk kompos di Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu disajikan pada Tabel 19 berikut ini. Tabel 19. Hasil Analisis Kandungan Hara Pupuk Kompos Nama Ternak Kelompok Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah KKP Tunas Bangsa Desa Sumber Urip Kab. Rejang Lebong Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah Suka Maju Desa Talang Pauh Kab. Bengkulu Tengah Harapan Baru Desa Beringin Tiga Kab. Rejang Lebong Sepakat I Desa Mojorejo Kab. Rejang Lebong Aktivator Terhadap Contoh Kompos Kering 105ºC (%) N-total P 2 O 5 K 2 O C- organik ph H 2 O Stardec 1,46 0,23 1,01 28,16 6,46 Stardec 1,16 0,36 0,57 36,62 6,59 EM-4 1,37 0,13 0,54 45,77 7,13 EM-4 1,20 0,22 0,73 41,37 6,23 EM-4 0,96 0,19 1,30 39,62 7,22 EM-4 1,53 0,20 0,95 34,44 7,35 Sumber : Hasil analisa kompos Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu, 2011 Dari hasil analisa kompos pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa seluruh kompos produksi kelompok ternak di 2 kabupaten cukup baik, artinya telah memiliki kandungan bahan organik yang memenuhi standar mutu pupuk organik, dimana Ntotal < 6%, P 2 O 5 < 6%, K 2 O < 6%, C-org > 12%, ph 4-8, Kair Sedangkan yang memenuhi C/N rasio adalah kompos produksi kelompok tani Panca Tani Dusun Pulau Beringin Kab. Bengkulu Tengah dan kelompok tani Sepakat I Desa Mojorejo Kab. Rejang Lebong. Semua bahan organik di dalam 27

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU (PSDSK) DI PROVINSI BENGKULU Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 2010 KABUPATEN KECAMATAN DESA Kepahiang Dusun Kepahiang KELOMPOK

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN 26/1801.019/011/B/RODHP/2012 LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDSK DI 3 (TIGA) KABUPATEN Oleh: WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU

PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU KODE: 26 /1801.019/011/A/RDHP/2013 PENDAMPINGAN PROGRAM PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI/KERBAU DI PROVINSI BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI,SPt,M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani

PANDUAN. Mendukung. Penyusun : Sasongko WR. Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani 1 PANDUAN Mendukung Penyusun : Sasongko WR Penyunting : Tanda Panjaitan Achmad Muzani KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Populasi dan produktifitas sapi potong secara nasional selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun dengan laju pertumbuhan sapi potong hanya mencapai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

No. Kode : 26.6.RDHP.0490C LAPORAN AKHIR TAHUN

No. Kode : 26.6.RDHP.0490C LAPORAN AKHIR TAHUN No. Kode : 26.6.RDHP.0490C LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM PSDS DI PROPINSI BENGKULU PADA 2-3 LM3, SMD (>10 ORANG) SERTA 4 5 KELOMPOK PETERNAK SAPI BRAHMAN CROSS GUNA MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan daging sapi yang sampai saat ini masih mengandalkan pemasukan ternak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan Lembang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan

Lebih terperinci

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN REFLEKSI AKHIR TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA Medan, Desember 2014 PENDAHULUAN Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Suamtera Utara sebagai salah

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN MASKAMIAN Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Jl. Jenderal Sudirman No 7 Banjarbaru ABSTRAK Permintaan pasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI BIOINDUSTRI DI DATARAN TINGGI GAYO. Oleh : Rini Andriani

KARAKTERISTIK PETANI BIOINDUSTRI DI DATARAN TINGGI GAYO. Oleh : Rini Andriani KARAKTERISTIK PETANI BIOINDUSTRI DI DATARAN TINGGI GAYO Oleh : Rini Andriani ABSTRAK Kegiatan Bioindustri merupakan kegiatan yang mengelola dan atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati

Lebih terperinci

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk, I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya Prof. Dr. Ir. Panca Dewi MHK, MS Dr. Iwan Prihantoro SPt, MSi 2014 PETERNAKAN TERPADU Pola integrasi antara ternak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

POTENSI DAERAH KECAMATAN SELUPU REJANG DALAM PENGEMBANGAN SAPI PERAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU ABSTRAK

POTENSI DAERAH KECAMATAN SELUPU REJANG DALAM PENGEMBANGAN SAPI PERAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU ABSTRAK POTENSI DAERAH KECAMATAN SELUPU REJANG DALAM PENGEMBANGAN SAPI PERAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU Ruswendi, Dedi Sugandi dan Jhon Firison Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Kajian potensi

Lebih terperinci

Luas Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Luas Areal Perkebunan Swasta Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011

Luas Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun Luas Areal Perkebunan Swasta Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 Areal Perkebunan Rakyat Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2011 Kopi Kelapa Karet Kakao Lada Kelapa Jumlah No Kecamatan Robusta Sawit 1 Taba Penanjung 851 1.186 301 10 300 1.463 2 Karang Tinggi 443 1.057

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan

Lebih terperinci

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROPOSAL DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPOSAL PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR CPTA MULYA KECAMATAN PUTRI HIJAU, PASAR TANJUNG HARAPAN KECAMATAN ULOK KUPAI DAN PASAR AIR MURING KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU Kegiatan Pokok

ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU Kegiatan Pokok 33 Propinsi ROAD MAP PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI KERBAU 2014 5 Kegiatan Pokok Target Pencapaian Swasembada Daging Sapi Kerbau Tahun 2014 20 Propinsi Prioritas Kelompok I Daerah prioritas IB yaitu

Lebih terperinci

II. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN

II. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH 2009 I. PENDAHULUAN Prima Tani Desa Bapeang,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG Tahun 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG-BOGOR 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI

Lebih terperinci

J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG

J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG Pada tahun 2007 salah satu lokasi Prima Tani Lahan Kering Dataran Rendah Beriklim Basah Sumatera Barat dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

Lebih terperinci

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Aceh Target Indikator Lainnya Target Renstra ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012 PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Peningkatan produksi ternak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persepsi Peternak Terhadap IB Persepsi peternak sapi potong terhadap pelaksanaan IB adalah tanggapan para peternak yang ada di wilayah pos IB Dumati terhadap pelayanan IB

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sidomulyo 1. Topografi Desa Sidomulyo Desa Sidomulyo merupakan desa yang berada di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tujuan umum pembangunan peternakan, sebagaimana tertulis dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan Tahun 2010-2014, adalah meningkatkan penyediaan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak

Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 18-25 ISSN 1693-8828 Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak Cahyati Setiani dan Teguh Prasetyo Balai Pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Demografi Objek Penelitian Lokasi KDT Cinyurup berada di lereng gunung karang dengan kemiringan minimum 30%. Luas wilayah Kelurahan Juhut 402,86 ha dan terbagi dalam

Lebih terperinci