Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LABORATORIUM SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAHASISWA JURUSAN PKK Oleh: Lydia Salindeho-T Dosen Jurusan PKK FT Unima Abstrak Laboratorium merupakan ujung tombak pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat suatu perguruan tinggi. Laboratorium adalah suatu kamar tu ruangan untuk melakukan kegiatan atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (adanya fasilitas air, listrik, gas dsb). Pengembangan laboratorium Jurusan PKK sangat dibutuhkan dalam upaya menunjang penyelenggaraan proses pendidikan yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curricullum), sehingga dapat menghasilkan lulusan yang profesional di bidang ilmunya. Penerapan Kurikuluim Berbasis Kompetensi tanpa didukung atau ditunjang dengan sarana dan prasarana dalam hal ini laboratorium dengan alat/barang, ataupun ruang yang tidak sesuai dengan Standar Minimal Laboratorium, maka penyelenggaraan proses pendidikan akan berdampak pada mahasiswa dan dosen. Jurusan yang memiliki laboratorium yang memenuhi Standar Minimal Laboratorium (ruang dan alat) akan memberikan dampak yang positif pada dosen dan mahasiswa serta nilai ekonomis lainnya untuk jurusan, karena selain sebagai tempat penyelenggaraan proses pendidikan juga dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa ataupun masyarakat umum (perorangan atau kelompok) sebagai tempat penelitian ataupun mengolah produk sesuai kebutuhan Kata kunci : Laboratorium, Kualitas Mahasiswa, Jurusan PKK A. Pendahuluan Sesuai dengan pembaharuan tenaga kependidikan, maka perlu dilaksanakan perubahanperubahan kearah perbaikan untuk mencapai tujuan pembaharuan tersebut, untuk mencakup kegiatan-kegiatan dalam pendidikan, baik yang bersifat kegiatan akademis maupun yang bersifat administratif. Upaya peningkatan mutu pendidikan diperlukan sarana dan prasarana yang lebih baik kualitas serta kuantitasnya. Oleh karena itu setiap lembaga pendidikan harus mempunyai laboratorium-laboratorium yang sesuai dengan jenis perkuliahan yang ada pada lembaga tersebut. Secara umum upaya pembaharuan pendidikan haruslah dilakukan secara berkelanjutan, agar sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, karena mutu lulusan suatu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, adalah ditandai dengan dimilikinya kompetensi yang dipersyaratkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pilar-pilar utama dalam penyiapan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional adalah dimilikinya sumberdaya manusia yang unggul, kurikulum yang standar, perpustakaan yang memadai, dan laboratorium yang sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan. Era globalisasi menyebabkan persaingan kerja semakin ketat, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi tantangan era globalisasi, pendidikan tinggi mengembangkan arah perencanaan pendidikan dari perencanaan pendidikan secara acak keperancangan pendidikan strategi, dan dari pemecahan pendekatan komparatif ke pendekatan kompetitif. Program Jangka Panjang Pendidikan Tinggi yaitu mengembangkan strategi pendidikan yang dapat meningkatkan daya saing nasional dengan mengembangkan kapasitas kelembagaan yang menekankan pada efektivitas, spirit ekonomi yang sehat pada lembaga perguruan tinggi (Depdiknas Dirjen Dikti, 2004). Untuk memperbaiki efektifitas pendidikan, salah satu upaya yang dilakukan pendidikan tinggi berupa penerapan dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetisi (Compency-based Curricullum). Kebijakan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ditetapkan dalam SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan SK Mendiknas No. 045/U/2002. Di samping itu dalam UU No. 20 tahun 2003 mengindikasikan perlunya ditingkatkan secara berencana dan berkala tentang standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan dan penilaian pendidikan. Seiring dengan UU tersebut di atas, maka Pemerintah menetapkan pula Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) 521

2 bahwa Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya (Bab VI psl 36), kemudian dilanjutkan dengan ayat : 1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana meliputi prabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku sumber dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana berupa lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (psl 42, ayat 1 dan 2), sedangkan tentang Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dipertanggung jawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada lembaga berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif dan akuntabel Untuk memenuhi profil kompetensi lulusan tersebut, diperlukan fasilitas pendukung pembelajaran praktek, berupa laboratorium studio dan workshop pendidikan teknologi dan kejuruan (Depdiknas Dirjen Dikti, 2004). Proses pendidikan dalam bidang teknologi dan kejuruan yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai akan menghasilkan lulusan tenaga pendidikan yang profesional, dan untuk mencapai keprofesionalan tersebut harus dicapai melalui kegiatan berupa praktikum, percobaan dan latihan di dalam laboratorium, workshop ataupun studio. Ketersediaan laboratorium perlu disiapkan oleh lembaga pendidikan teknologi dan kejuruan sejak awal, sehingga akan menjamin proses pembelajaran yang efektif dan optimal, dengan demikian diperlukan Laboratorium yang standar yang sesuai dengan Standar Minimal Laboratorium (SML). Laboratorium merupakan ujung tombak pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat suatu perguruan tinggi. Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktikum atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Selama inijurusan PKK FT UNIMA memiliki laboratorium untuk dua konsentrasi jurusan yaitu : Konsentrasi Tata Boga, Konsentrasi Tata Busanadan Pariwisata Perhotelan.. Untuk konsentrasi tata boga memiliki laboratorium Pengolahan Makanan, sedangkan untuk konsentrasi tata busana memiliki laboratorium Tata Busana, dan untuk Pariwisata Perhotelan adalah hotel mini sebagai tempat praktikum, di samping dapur untuk tempat mengolah makanan. Sarana dan prasarana Laboratorium yang dimiliki oleh jurusan PKK masih belum memenuhi Standar Minimal Laboratorium (SML) seperti yang diatur oleh Undang-Undang maupn Peraturan Pemerintah tentang Standar Minimal Laboratorium. Laboratoriun jurusan perlu dibenahi baik dari segi sarana seperti peralatan dan dari segi prasarana seperti ruang/kelas yang belum memenuhi standar minimal laboratorium (SML) sehingga perlu pengembangan ke arah yang lebih spesifik lagi, yaitu untuk konsentrasi Tata Boga dapat dikembangkan menjadi Laboratorium Teknologi Makanan Industri, Laboratorium Gizi dan Laboratorium Patiseri. Untuk laboratorium Tata Busana dapat dikembangkan dengan laboratorium Kimia Tekstil dan Laboratorium Desain Busana Laboratorium, untuk Pariwisata Perhotelan dapat diarahkan untuk dikembangkan memiliki hotel mini sebagai tempat latihan atau praktikum mahasiswa yang sangat potensial untuk mendukung ketrampilan mahasiswa agar dapat memiliki pengalaman, wawasan dan ketrampilan khusus, selama belajar/praktikum dalam laboratorium sehingga mahasiswa dapat menjadi profesional dalam bidangnya. Kurangnya peralatan yang memenuhi standar sehingga dalam penggunaan alat tidak memenuhi syarat, serta bahan praktikum yang diperoleh jurusan kadangkala tidak sesuai dengan materi perkuliahan (SAP) dari dosen yang bersangkutan. Usaha pengembangan laboratorium harus pula didukung dengan sumberdaya manusia yang profesional, karena tanpa SDM yang profesional tidak akan menghasilkan lulusan yang profesional walaupun didukung dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar yang ditetapkan. Demikian juga sebaliknya, walaupun sumberdaya manusia tersedia tapi tanpa didukung dengan peralatan laboratorium yang lengkap dan sesuai dengan Standar Minimal Laboratorium, maka proses pendidikan akan berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengembangan laboratorium diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan isi kurikulum (KBK) agar dapat menghasilkan lulusan yang profesional di bidangnya. Usaha jurusan untuk memajukan laboratorium menjadi cita-cita jurusan, tapi usaha pengembangan laboratorium bukanlah hal yang mudah yang langsung jadi secara instant. Untuk itu 522

3 diperlukan dana dan daya upaya untuk memajukan laboratorium tersebut, sehingga memungkinkan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum perkuliahan, penulisan skripsi/tugas akhir keahlian ataupun untuk dosen dalam hubungan dengan penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta masyarakat umum yang memerlukan laboratorium untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Usaha pengembangan laboratorium ini suatu wacana jurusan PKK untuk berusaha agar dapat memenuhi peralatan laboratorium yang sesuai standar minimal ;laboratorium seperti yang diharapkan melalui hibah peralatan laboratorium jika memungkinkan, ataupun melalui dana-dana lain yang terintegrasi dengan pihak universitas sehingga memungkinkan laboratorium jurusan berpotensi untuk dapat dikembangkan ke depan, sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan materi (SAP), bahan ajar dosen yang bersangkutan. B. Pembahasan Visi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga adalah menjadi lembaga pendidikan tenaga kependidikan unggulan (centre of exelence) untuk menghasilkan sarjana Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang profesional, bertaqwa, berjiwa kebangsaan, dan berwawasan global yang sinergis dengan bidang nonkependidikan Kesejahteraan Keluarga. Kompetensi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competency-based Curricillum) yaitu : Konsentrasi Pendidikan Tata Boga : 1. Menguasai struktur ilmu Tata Boga 2. Menguasai konsep dasar ilmu Tata Boga 3. Menguasai metodologi ilmu Tata Boga 4. Memverifikasi pemahaman ilmu Tata Boga 5. Melaksanakan pekerjaan Tata Boga 6. Mengaplikasikan hasil pengembangan ilmu Tata Boga. Konsentrasi Pendidikan Tata Busana : 1. Menguasai struktur ilmu Tata Busana 2. Menguasai konsep dasar ilmu Tata Busana 3. Menguasai metodologi ilmu Tata Busana 4. Memverifikasi pemahaman ilmu Tata Busana 5. Melaksanakan pekerjaan Tata Busana 6. Mengaplikasikan hasil pengembangan ilmu Tata Busana. Konsentrasi Pendidikan Pariwisata Perhotelan 1. Menguasai struktur ilmu Pariwisata Perhotelan 2. Menguasai konsep dasar ilmu Pariwisata Perhotelan 3. Menguasai metodologi ilmu Pariwisata Perhotelan 4. Memverifikasi pemahaman ilmu Pariwisata Perhotelan 5. Malaksanakan pekerjaan Pariwisata Perhotelan 6. Mengaplikasikan hasil pengembangan ilmu Pariwisata Perhotelan. Kompetensi lulusan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yaitu 1. Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika, sain dan teknik 2. Kemampuan merancang sistem komponen, proses dan metode 3. Kemampuan mengidentifikasi dan memecahlan masalah 4. Kemampuan untuk berperan dalam tim kerja multi disiplin 5. Pemahaman terhadap tanggung jawab dan etika profesional 6. Kemampuan berkomunikasi secara efektif 7. Pemahaman terhadap dampak penjelasan teknik konteks sosial global 8. Kesadaran kebutuhan belajar sepanjang hayat 9. Pengetahuan terhadap permasalahan mutahir 10. Kemampuan menggunakan teknik-teknik, ketrampilan dan peralatan teknik modern yang diperlukan untuk praktek. (Dirjen Dikti, 2004) 523

4 Berdasarkan kompetensi lulusan yang sudah dikemukakan berarti jurusan PKK harus dapat meningkatkan kompetensi lulusan bukan hanya berdasarkan dengan menerapkan kurikulum yang berbasis kompetensi, tetapi juga sarana dan prasarana pendukung kompetensi tersebut yaitu Laboratorium harus dibenahi atau diperhatikan. Sesuai dengan Rencana Strategis UNIMA Tahun dalam peningkatan daya saing, salah satu tujuan (tujuan ke V) adalah meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan prasarana dengan program : 1. Pengembangan Pusat Sumber Belajar 2. Peningkatan mutu dan kapasitas peralatan dan bahan perkuliahan Sasaran yang akan dicapai : 1. Tersedianya gedung, peralatan dan manajemen Pusat Sumber Belajar 2. Penambahan fasilitas peralatan perkuliahan terutama program studi yang belum menerima program hibah kompetisi ataupun dengan SP4 (Cakrawala, 2006) Berdasarkan Renstra UNIMA, maka jurusan PKK mencoba untuk mengembangkan laboratorium, dengan menambah laboratorium Teknologi Makanan (industri) untuk konsentrasi tata boga, dan laboratorium Kimia Tekstil untuk konsentrasi tata busana dan rencana pengembangan hotel mini untuk konsentrasi pendidikan Pariwisata perhotelan. Upaya Pengembangan Laboratorium Pengembangan laboratorium jurusan yang dimaksud adalah penambahan jumlah dan jenis laboratorium sesuai dengan kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK), agar dapat meningkatkan kualitas lulusan yang profesional dalam bidang ilmu yang ditekuninya. Konsentrasi tata boga perlu ditambah dengan laboratorium untuk teknologi makanan (industri), ini diperlukan karena mengingat potensi daerah Sulut banyak menghasilkan produk pangan seperti pisang, jagung, singkong, talas, tomat, cabe dan lain-lain di samping buah-buahan yang potensial yang jika datang musimny, pangan tersebut melimpah sehingga tidak sempat terkonsumsi lagi oleh masyarakat dan akibatnya banyak yang rusak/busuk. Berdasarkan pemikiran tersebut. maka jurusan PKK memiliki potensi untuk mengelola pangan tersebut sehingga dapat bertahan beberapa lama melalui laboratorium teknologi makanan (industri), Selain produk tersebut di atas ada lagi beberapa produk seperti ikan air tawar yang memiliki potensi untuk diolah menjadi makanan industri dan jika memungkinkan hasi-hasil tersebut dapat dijadikan sebagai produk unggulan sebagai makanan jajanan khas daerah ataupun sebagai ole-ole bagi wasatawan domestik nanti. Pengembangan laboratorium kimia tekstil untuk konsentrasi tata busana diperlukan agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk dapat membedakan jenis benang. serat kain dan tenunan sehingga mampu untuk membedakan jenis-jenis serat tekstil menurut asal bahannya dalam penggunaannya setiap hari. Pengembangan selanjutnya untuk pendidikan Pariwisata Perhotelan, maka ke depan untuk lebih memberikan ketrampilan kepada mahasiswa konsentrasi Pariwisata Perhotelan, agar dapat dikembangkan atau dibangun hotel mini, sehingga dapat meminimalkan anggaran atau biaya untuk pelaksanaan praktek setiap perkuliahan. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka jika dipastikan mendapat penambahan unit laboratorium yang dibutuhkan, maka tidak menutup kemungkinan untuk laboratorium yersebut dapat berfungsi ganda, selain sebagai penyelenggaraan proses pendidikan juga memiliki fungsi ekonomis lain seperti penggunaan laboratorium oleh kalangan umum baik secara kelompok ataupun perorangan sehingga da[at menambah income untuk jurusan sehingga operasional biaya pemeliharaan laboratorium dapat tertanggulangi oleh jurusan. Hal ini mengingat karena selama ini jurusan ataupun fakultas tidak memiliki dana pemeliharaan secara rutin, sehingga berdampak pada rusak peralatan katena tidak terawat sebagaimana mestinya. Selain memberikan dampak pada rusaknya alat, tetapi dampak yang lebih besar adalah barang/alat yang rusak sukar untuk dapat diganti sehingga yang merasakannya adalah dosen dan mahasiswa yang melaksanakan praktikum, dengan sehingga mengganggu jalannya proses pendidikan Upaya Pengembangan Jangka Pendek Upaya pengembangan laboratorium jurusan dalam jangka pendek adalah : 1. MeMbiasakan mahasiswa untuk melakukan praktikum mata kuliah dalam laboratorium jurusan, walaupun dengan peralatan yang belum memenuhi standar minimal laboratorium 524

5 2. Setiap mahasiswa harus menyediakan pakaian laboratorium waktu melaksanakan praktikum dalam laboratorium 3. Menambah tenaga laboran, karena hanya jurusan PKK yang tidak memiliki tenaga laboran seperti jurusan yang lain 4. Menyusun buku petunjuk praktikum untuk tiap jenis laboratorium 5. Mengirim dosen untuk mengikuti pelatihan khusus di bidang laboratorium 6. Mengganti lemari-lemari tempat penyimpanan alat/barang yang sudak rusak, agar alat dapat ditata pada tempat yang sebenarnya 7. Mengganti bagian-bagian aliran air yang rusak (kran) agar praktikum dapat berjalan lancar 8. Bahan praktikum harus sesuai dengan SAP mata kuliah yang akan berjalan (sesuai semester) ganjil/genap Upaya Pengembangan Jangka Panjang 1. Renovasi gedung laboratorium karena tidak memenuhi standar sebagai laboratorium 2. Menambah peralatan yang memenuhi standar minimal laboratorium sesuai jenis laboratorium 3. Menambah jenis laboratorium sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). 4. Membuat usulan melalui hibah kompetisi 5. Mengupayakan dana operasional pemeliharaan laboratorium, karena selama ini jurusan ataupun fakultas tidak memiliki dana pemeliharaan laboratorium secara khusus. Selama ini jurusan tidak pernah mengelola dana pengembangan sendiri, karena pengelolaan dana/keuangan hanya terpusat di Rektorat, demikian juga dengan usulan bahan praktikum mahasiswa, jurusan tidak pernah mengelola bahan praktikum secara langsung, tapi hanya mendapatkan bahan praktikum berbentuk bahan (kain, benang, dll untuk tata busana dan tepung. gula, mentega dll untuk tata boga. Dengan demikian jurusan tinggal menerima apa yang didrop untuk jurusan sehingga banyak menemui kendala dalam pelaksanaan praktikum. Kendala yang dimaksud adalah bahan praktikum yang diusulkan oleh dosen sesuai SAP mata kuliah justru tidak terealisasi, yang ada justru bahan yang kurang penting. Jika birokrasi seperti itu dipertahankan, maka tidak menutup kemungkinan arah dan tujuan praktikum untuk mahasiswa tidak akan berjalan dengan baik, karena bahan praktikum yang tidak sesuai dengan materi praktikum atau perkuliahan. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan maka penulis mencoba untuk menulis tulisan ini sebagai upaya untuk pengembangan laboratoium yang baik, guna meningkatkan kualitas mahasiswa jurusan PKK. C. Kesimpulan 1. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi harus juga disertai dengan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan 2. Laboratorium perlu dibenahi dan perlu pengembangan supaya memenuhi standar minimal laboratorium 3. Pengadaan bahan praktikum harus sesuai dengan usulan dari dosen-dosen melalui jurusan dan kepala laboratoriumm sehingga bahan yang didrop oleh pihak rektorat tidak mubasir 4. Bahan praktikum yang tidak sesuai dengan materi perkuliahan untuk praktikum pasti akan menghambat jalannya praktikum mahasiswa di laboratorium 5. Diperlukan pelatihan tenaga laboratorium jurusan 6. Tanpa pengembangan laboratorium, maka jurusan PKK dalam menjalankan aktivitas perkuliahan kemungkinan 80% berbentuk teori dan mungkin tinggal 20% pelaksanaan praktikum secara langsung. 7. Setiap Laboratorium harus memiliki dana untuk pemeliharaan (perawatan) alat dan barang, karena tanpa perawatan dan pemeliharaan barang/alat tersebut akan cepat rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. 8. Air selalu menjadi masalah klasik dari setiap laboratorium, sehingga air yang pertama harus diperhatikan 9. Laboratorium yang memiliki peralatan/alat yang kurang tentu juga menghambat proses pendidikan 10. Laboratorium juga harus didukung dengan peralatan listrik yang memadai. 525

6 D. Daftar Pustaka Anonimus, Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium PTN. Dirjen DIKTI Kegiatan Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi, Jakarta Cakrawala, Majalah Ilmiah, Pasandaran Sj. Rencana Starategis UNIMA Tahun , Edisi No. 1 Desember 2005-Januari 2006, Universitas Negeri Manado Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Standar Minimal Laboratorium, Workshop dan Sttudio Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jenjang S1, Direkrorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2005, Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Perguruan Tinggi Negeri, Makassar Juni Evaluasi Diri, 2005, Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado Presiden Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Siregar Jemina, Lilik Saripah, Mur Aini & Mies Bachtiar, Laboratorium Pendidikan Kesejahteraan keluarga : Laboratorium Makanan-Lab Pakaian-LabTatalaksana Rumah Tangga, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI P2LPTK Jakarta. Widyatmoko, E.D., Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FIP IKIP Yogyakarta. 526

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 05 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.06 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-8 STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN undiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan titik berat pembangunan dalam memasuki era global. Era globalisasi dan pasar bebas tingkat AFTA dan AFLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang di rancang berdasarkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang pada saat ini sedang dikembangkan secara menyeluruh oleh pemerintah, hal tersebut dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) atau institusi (dalam konsep antropologi sosial). Organisasi adalah sistem kegiatan manusia

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 10 SEMARANG 2O16 Standar Sarana dan Prasarana Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini penyiapan dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian utama, khususnya

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

P R O F I L. profil FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (FPTK-UPI) OLEH Drs.dadang Hidayat M.

P R O F I L. profil FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (FPTK-UPI) OLEH Drs.dadang Hidayat M. profil FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (FPTK-UPI) OLEH Drs.dadang Hidayat M., mpd HISTORY Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI berdiri tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) VISI PENDIDIKAN NASIONAL Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi: Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Fungsi & Tujuan SNP Dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Tujuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan agar memiliki Sumber Daya Manusia yang dapat berdaya saing, dan beradaptasi tinggi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sulit terbendung lagi pengaruhnya terhadap pemanfaatan di ranah pendidikan. Kemajuan yang begitu

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 05 UNGARAN Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Beberapa permasalahan yang masih dihadapi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan global menuntut pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan global menuntut pendidikan yang berkualitas. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era persaingan global menuntut pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan yang mampu membawa perubahan dalam berbagai dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

SPMI dan ISO 9001:2008

SPMI dan ISO 9001:2008 SPMI dan ISO 9001:2008 Wahyu Catur Wibowo, Ph.D Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Univ Indonesia wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Standar Nasional Pendidikan (SNP) Diatur dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY. Oleh: Drs. Widarto, M.Pd.

MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY. Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. MANAJEMEN BAHAN PRAKTIKUM DI FAKULTAS TEKNIK UNY Oleh: Drs. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN TENAGA TEKNISI / LABORAN LPTK KERJASAMA DIREKTORAT KETENAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lulusan perguruan tinggi (PT) di Indonesia menjelang akhir 2015 dihadapkan pada era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana persaingan sumberdaya manusia akan semakin

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab I telah dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah sektor pendidikan khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun 2006/2007-2008/2009 perkembangannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN 2007 2012 JAKARTA 2007 KATA PENGANTAR Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) adalah sebuah universitas swasta yang didirikan pada tahun 1960

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi menusia yang

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEBAGAI POTENSI BERWIRAUSAHA LULUSAN JURUSAN PKK BIDANG TATA BUSANA Oleh : Willy D. Kalangi Dosen Jurusan PKK FT Unima Abstrak Kurikulum dan pembelajaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka, sangat dibutuhkan peran pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Resume ke-9 Tgl 1 Desember 2015 Oleh: Lilik Lestari NIM:15105241037 Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum http://pengetahuanku.blogs.uny.ac.id URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan. Seiring dengan hal tersebut, perlu diimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat bagi anak-anak untuk mengenyam pendidikan, dari mulai tingkat dasar (SD/MI), menengah pertama (SMP/MTs), sampai menengah atas (SMA/MA/SMK/MAK).

Lebih terperinci

STRATEGIS DAN SASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

STRATEGIS DAN SASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU STRATEGIS DAN SASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU A. Program Kerja Strategis FEB USU Tahun 2015-2019 Menindak lanjuti program kerja USU melakukan Program Aksi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, terlebih

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar sarana dan prasarana ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sarana fisik pembelajaran di STTR Cepu. Sehingga kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK 1 KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI Kusmantoro Edy, S. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempunyai

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04.

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 01 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Isi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N:

M E M U T U S K A N: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 450/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN E-LEARNING DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal sebuah yayasan didirikan

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 01 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian STANDAR

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU HAND OUT Disampaikan pada kegiatan Forum Wartawan Pendidikan Wisma Depdiknas Argamulya, Bogor, Sabtu, 16 September2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi di UK Petra Page 2 of 25 DAFTAR ISI I. Pedoman Umum Pembukaan Dan Penutupan Rogram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan teknologi informasi menjadi semakin ketat dan tajam yang sudah barang tentu

Lebih terperinci

PROSEDUR SARANA PRASARANA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

PROSEDUR SARANA PRASARANA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK/PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jl. A.Yani Km.36 Banjarbaru, Kalsel 70714, Indonesia Telepon (0511) 4772646 Fax : (0511) 4772646 Kode/Nomor : SM.PBM /PSTM/001 Tanggal :

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Universitas adalah Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Ruang Laboratorium D.36

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Ruang Laboratorium D.36 1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR RUANG LABORATORIUM Kode/No : STD/SPMI-A6/D.36 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-5 STANDAR RUANG LABORATORIUM Proses Nama Penanggungjawab Jabatan

Lebih terperinci

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan pendidikan, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,

Lebih terperinci

A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 14 II. INFORMASI UMUM A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO KURIKULUM 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO KURIKULUM 2015 A. PENDAHULUAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI (KPT) Sesuai Dengan KKNI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2015 Setiap 5 (lima) tahun sekali sejak

Lebih terperinci

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas RIP ITENAS 2014-2030 RAPAT KERJA ITENAS 22 Desember 2014 H. Hilton - Bandung AGENDA PENDAHULUAN VISI ITENAS 2030 STRATEGI PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROGRAM PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROYEKSI POPULASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tekstil memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tekstil adalah suatu bahan yang berasal dari serat dan diolah menjadi benang atau kain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 65 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

Rencana Strategik (Renstra) Fakultas Ekonomi Bab 1. Pendahuluan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Rencana Strategik (Renstra) Fakultas Ekonomi Bab 1. Pendahuluan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Rencana Strategik (Renstra) 2011-2015 6 Bab 1 Pendahuluan Rencana Strategik (Renstra) 2011-2015 7 1.1. Latar Belakang Amanat yang terkandung di dalam Undang undang Dasar 1945 adalah salah satunya mencerdaskan

Lebih terperinci

Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan

Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan Makassar, 13-14 Maret 2010 DIREKTORAT AKADEMIK DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA - (INDONESIAN

Lebih terperinci

II. Rangkuman Eksekutif

II. Rangkuman Eksekutif II. Rangkuman Eksekutif Konsistensi dan relevansi antara visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dirumuskan UPI dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dijabarkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK

OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK 263 OPTIMALISASI FASILITAS ALAT PRAKTIK UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI SISWA SMK Siti R. Tazkiah 1, Amay Suherman 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 JUKNIS ANALISIS STANDAR SARANA DAN PRASARANA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 64 B. TUJUAN 64 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 65 D. UNSUR YANG TERLIBAT 65 E. REFERENSI 65 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 66 G. URAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses belajar mengajar merupakan hal yang paling utama dari proses pendidikan secara keseluruhan, proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas proses pembelajaran. Sekolah sebagai salah satu

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : 1 Tanggal : 31 Maret 2015 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana belajar memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan belajar. Dengan adanya pemanfaatan sarana belajar yang tepat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA PENGGUNAAN BALAI LATIHAN KERJA OLEH SWASTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB) SMK Telkom Pariwasta Bandung (SMK TPB) didirikan di Bandung dengan alamat di Jalan Palasari No. 1 Bandung, dengan

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: (031) 5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi tertua di Gorontalo yang mengawali sejarahnya pada tahun 1963 dengan nama Junior College sebagai

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.08 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 1/ 14 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.08 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 14 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas mulai diberlakukan pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN dan pada tahun 2020 untuk seluruh dunia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANAPEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANAPEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//06/2017 Halaman1dari10 STD-SPM.Pol//06/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan jarak, waktu, tempat,

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Dishubkombudpar 55 BAB II PERENCANAANKINERJA A. RENCANA STRATEGIS SKPD Penetapan Visi,

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 54 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Dalam rangka mendorong dan meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi ini pendidikan sangat dibutuhkan oleh seluruh kalangan masyarakat. Oleh sebab itu mereka bersedia mengeluarkan banyak uang untuk meraih

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia RELEVANSI KURIKULUM SMK PARIWISATA DENGAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA Oleh: Rethy F. Lioew Dosen FT UNIMA Abstrak Kurikulum adalah bagian dari dunia pendidikan, dan pendidikan kejuruan juga

Lebih terperinci