BAB I PENDAHULUAN. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah salah satu perguruan tinggi tertua di Gorontalo yang mengawali sejarahnya pada tahun 1963 dengan nama Junior College sebagai bagian dari FKIP UNSULUTENG. Pada tahun 1964 statusnya berubah menjadi cabang IKIP Yogyakarta Cabang Manado. Setelah IKIP Manado berdiri sendiri pada pertengahan tahun 1965, lembaga ini menjadi IKIP Manado cabang Gorontalo yang membina 4 fakultas dengan 13 Jurusan. Pada tahun 1982 lembaga ini dialihkan dari IKIP Sam Ratulangi Manado menjadi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Pada 16 Januari 1993 perguruan tinggi ini beralih status dan mandiri menjadi STKIP Negeri Gorontalo, lepas dari Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado berdasarkan SK Presiden RI No. 19/2001 tertanggal 5 Februari Hal ini juga merupakan konsekuensi logis dari pemberlakuan UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang pendidikan tinggi, di mana ditetapkan bahwa sebuah fakultas tidak boleh letaknya terlalu berjauhan dari universitas induknya. Menyadari terbatasnya ruang lingkup STKIP diiringi tuntutan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2001 dengan Kepres RI Nomor 9 Tahun 2001, pada tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo yang membina 5 fakultas dengan 25 Program Studi. Isnawati Mohamad, 2012 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1

2 2 IKIP Negeri Gorontalo mengalami kemajuan pesat dengan jumlah mahasiswa yang terus meningkat dan mulai terpenuhinya fasilitas yang disediakan untuk melayani kebutuhan mereka. Hal ini ditunjukkan dengan diresmikannya oleh Presiden Megawati dari IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada tanggal 23 Juni 2004 sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004 tanggal 23 Juni UNG saat ini membina 9 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik serta Pasca sarjana. Fakultas Teknik sendiri membina 5 Jurusan, yaitu Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitek, Teknik Informatika, Teknik Industri, dan Teknik Kriya. Program Studi Pendidikan Teknik Kriya merupakan salah satu program studi yang relatif baru. Didirikan pada tahun 2007, berdasarkan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nomor 1519/D/T/2007, tanggal 22 Juni Dasar pemikiran didirikannya program studi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pendidik (guru) di bidang seni kriya atau seni rupa dan kerajinan, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA sederajat, yang selama ini dirasakan masih sangat kurang. Oleh karena itu, kehadiran program studi ini diharapkan mampu memenuhi kekurangan tenaga guru kesenian, khususnya seni rupa di semua jenjang pendidikan itu. Teknik Kriya mengemban visi Menjadi program studi yang memiliki jiwa kemandirian dan kepoloporan pada bidang keilmuan desain dan seni (kriya seni

3 3 dan tata busana), serta mampu mengembangkan profesi tersebut secara inovatif, produktif dan kompetitif guna mendukung berbagai sektor pembangunan yang relevan. Untuk mendukung tujuan tersebut, program studi ini juga mengemban misi sebagai berikut (Dikutip dari kurikulum S1 Pendidikan Teknik Kriya 2011): a. Menghasilkan sumber daya manusia untuk menjadi tenaga yang siap berkembang kearah profesional sebagai guru atau tenaga kependidikan bidang Kriya (Seni Rupa dan Desain), memilliki jiwa mandiri, mampu bersaing, serta berwawasan lokal, nasional dan global. b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dapat menunjang pengembangan Program Studi Pendidikan Pendidikan Kriya Seni, guna menghasilkan tenaga kependidikan yang bermoral, profesional, dan berjiwa kewirausahaan. Dari visi dan misi tersebut dapat dilihat bahwa kriya memiliki tujuan yang sangat jelas menjadikan setiap lulusannya sebagai orang yang mandiri dengan memiliki keterampilan pada bidang seni, khususnya seni kriya. Mengawali perjalanannya sebagai program studi baru yang belum dikenal masyarakat Gorontalo, Teknik Kriya benar-benar kesulitan dalam merekrut mahasiswa. Pada angkatan pertama, Jurusan ini hanya menampung empat mahasiswa untuk Jurusan Kriya Kain dan dua mahasiswa Kriya Kayu. Sebagai Jurusan yang baru dibuka, jumlah peminat yang sangat minim ini tentunya dapat dimaklumi. Pada tahun selanjutnya atau angkatan kedua, mengalami peningkatan menjadi 20 mahasiswa yang diperoleh melalui proses penjaringan siswa di salah satu sekolah kejuruan di Gorontalo. Namun pada angkatan ketiga dan seterusnya jumlah mahasiswa kembali menurun, hingga yang paling memprihatinkan adalah pada tahun 2006 sampai dengan 2010 tidak ada lagi mahasiswa yang mendaftar pada program studi ini.

4 4 Usaha Jurusan sendiri untuk terus mempromosikan Teknik Kriya, dilanjutkan dengan pengajuan pengubahan nama dari Pendidikan Teknik Kriya menjadi Pendidikan Seni Rupa. Usulan ini didukung sepenuhnya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang mensyaratkan nama-nama Jurusan yang ada di seluruh perguruan tinggi Indonesia, agar disesuaikan dengan format nama Jurusan pada DIKTI. Hal ini diharapkan dapat membawa perubahan bagi Jurusan Teknik Kriya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat lebih mengenal seni rupa dari pada Teknik Kriya. Usaha lain yang dilakukan Jurusan dalam menyikapi fenomena penurunan jumlah mahasiswa adalah dengan mengalihkan program studi (Prodi) Kriya Kain menjadi Prodi S1 Pendidikan Teknik Kriya. Pengalihan ini membawa sedikit perubahan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang mendaftar, sehingga membawa suasana baru demi keberlangsungan Jurusan Teknik Kriya UNG. Peminat pada Jurusan ini didominasi oleh guru-guru kesenian yang mengajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ingin menyelesaikan kesarjanaannya (S1). Jurusan S1 Pendidikan Teknik Kriya juga membuka kelas reguler, walaupun dengan jumlah mahasiswa yang masih sedikit. Hal ini ternyata belum lepas dari pandangan masyarakat Gorontalo yang masih menganaktirikan Pendidikan Teknik Kriya itu sendiri, sehingga alumni dari Jurusan ini dianggap akan kesulitan dalam mencari pekerjaan. Pandangan masyarakat tersebut berubah dengan sendirinya ketika Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang mengamanatkan dalam kurikulum tentang muatan Seni Budaya dan Keterampilan

5 5 sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah. Mata pelajaran ini dianggap memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, karena dapat memberikan pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berkreasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Di mana peran-peran tersebut tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Dengan diberlakukannya Kerangka Dasar Kurikulum 2006 tentang mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, secara otomatis semua sekolah membutuhkan alumni Pendidikan Teknik Kriya dan Seni Rupa. Kebutuhan yang besar dari sekolah-sekolah dan jumlah lulusan yang sangat terbatas, membuat semua alumni Teknik Kriya UNG terserap dengan baik di beberapa sekolah yang tersebar di wilayah Gorontalo. Bahkan ada peluang yang diisi oleh lulusan dari luar daerah karena minimnya jumlah lulusan ini dari UNG. Sempat terjadi juga di salah satu wilayah Gorontalo yaitu formasi pengangkatan pegawai negeri untuk alumni Jurusan ini tidak terisi, karena sumber daya manusianya yang benar-benar terbatas. Kenyataan tersebut di atas, dapat menjadi jawaban bagi ketakutan masyarakat akan sulitnya mencari pekerjaan untuk alumni Jurusan ini. Pemerintah lewat Kerangka Dasar Kurikulum 2006, secara tidak langsung membawa harapan baru bagi para lulusan Teknik Kriya. Namun hal ini tidak bisa membuat Jurusan terlena, karena kebutuhan stakeholder atau pengguna jasa lulusan harus bisa terpenuhi dengan baik. Pembekalan diri mahasiswa dengan kemampuan dasar-dasar Keterampilan Seni Budaya agar dapat meningkatkan

6 6 kualitas profesionalismenya dan kualitas pembelajarannya. Khususnya untuk mahasiswa yang berasal dari latar belakang pendidikan nonseni, harus dapat menguasai dasar-dasar pengetahuan seni rupa, tari, musik dan teater sebagai bagian dari peningkatan profesionalisme lulusan. Hal ini mengingat ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya yang meliputi banyak aspek yaitu: 1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetakmencetak dan sebagainya. 2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai vokal, memainkan alat musik dan apresiasi karya musik. 3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. 4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran. (Dikutip dari kurikulum SMPN 7 Gorontalo tahun 2011) Melihat ruang lingkup dari mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan yang sangat variatif, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompoten serta fasilitas yang mendukung untuk penyelenggaraan pembelajaran SBK yang optimal, sehingga kompetensi yang diharapkan dari peserta didik dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan kekhasan yang dimiliki oleh bidang ilmu seni rupa, seni tari, seni musik dan seni teater, maka mata pelajaran pendidikan Seni Budaya tidak dapat digabung dalam satu mata pelajaran saja dan tidak dapat diajarkan oleh satu orang guru. Kompetensi seorang alumni seni rupa tidak akan sama dengan alumni seni tari, seni musik maupun seni teater karena masing-masing memiliki kedalaman terhadap kajian bidang ilmu tersebut. Secara realistis, banyak ditemukan di lapangan seorang alumni Pendidikan Seni Rupa dianggap menguasai semua kompetensi dari bidang ilmu Seni Budaya dan Keterampilan.

7 7 Hal ini sering menimbulkan kesulitan tersendiri bagi guru tersebut, sehingga perlu ditegaskan kembali bahwa kompetensi dari keempat bidang tersebut tidaklah sama. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, perlu diadakan sebuah observasi terhadap stakeholder tentang kebutuhan yang harus dipenuhi oleh Jurusan Teknik Kriya sebagai salah satu lembaga penghasil guru Seni Budaya. Kesesuain antara kurikulum Jurusan Teknik Kriya dengan materi yang harus diajarkan alumni di lapangan adalah hal yang harus dikaji lagi ketepatannya. Tujuannya agar dihasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder dan siap menjawab tantangan masyarakat menjadi seorang guru yang profesional, akademis dan berjiwa enterpreneur. Hasil observasi ini akan menjadi bahan masukan untuk pengembangan kurikulum Jurusan ke depannya. Mengacu pada fenomena-fenomena tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, salah satu penyebab menurunnya mahasiswa pada Jurusan Teknik Kriya disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat Gorontalo terhadap pendidikan seni pada umumnya dan pendidikan kriya pada khususnya. Promosi Jurusan dengan strategi yang baik, harus ditunjang oleh evaluasi terhadap keadaan para lulusan di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan lulusan dalam beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka bekerja. Dalam hal ini kemampuan mengajarkan mata pelajaran di sekolah dan kesesuaian dengan mata kuliah yang telah diperoleh sebelumnya menjadi hal penting yang harus ditinjau kembali.

8 8 Evaluasi tersebut akan membantu menganalisis apa saja kebutuhan sekolah yang harus dipenuhi oleh Jurusan untuk peningkatan standar lulusan Pendidikan Teknik Kriya selanjutnya. Apabila hal ini terpenuhi dengan baik, maka Jurusan ini akan selalu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya dan sekolah pada khususnya. Jumlah lulusan yang sedikit tidak lagi menjadi kendala bagi perkembangan Jurusan, yang terpenting adalah kualitas dari lulusan tersebut. Dari uraian tersebut di atas, peneliti berencana untuk melakukan sebuah penelitian tentang analisis kebutuhan stakeholder tentang keberadaan Jurusan Pendidikan Teknik Kriya UNG. Dalam hal ini kebutuhan sekolah sebagai pengguna jasa alumni harus bisa terpenuhi. Kesesuaian antara mata kuliah yang diterima pada Jurusan Pendidikan Teknik Kriya dengan mata pelajaran yang harus diajarkan oleh para alumni menjadi hal penting yang harus dievaluasi. Untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pengembangan Jurusan dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder. B. RUMUSAN MASALAH Pendidikan seni pada umumnya dan Teknik Kriya pada khususnya yang selalu dianggap kurang memiliki masa depan, menjadikan Jurusan ini kekurangan mahasiswa setiap tahunnya. Usaha Jurusan untuk bisa menarik minat mahasiswa harus menjadi tanggung jawab bersama semua pihak yang terkait. Dimulai dari promosi oleh lembaga dalam hal ini UNG, kemudian oleh Fakultas Teknik di

9 9 mana Jurusan ini bernaung, dan sebagai motor penggerak dari perubahan yang ingin dicapai adalah Jurusan Teknik Kriya sendiri. Dibutuhkan sebuah kerja sama dan pengorganisasian yang baik di antara semua komponen tersebut. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Teknkik Kriya adalah dengan mengetahui kebutuhan masayarakat dalam hal ini pengguna jasa lulusan tentang keberadaan Jurusan itu sendiri. Oleh karena itu penelitian ini akan berfokus pada Analisis Kebutuhan Stakeholder Tentang Keberadaan Jurusan Pendidikan Teknik Kriya UNG. Untuk menemukan jawaban atas kebutuhan tersebut, maka diperlukan sebuah rumusan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kurikulum Jurusan Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo yang dikembangkan selama ini? 2. Bagaimana respon dari pengguna jasa lulusan/stakeholder Jurusan Pendidikan Teknik Kriya Universitas`Negeri Gorontalo terhadap kurikulum yang berkembang selama ini? 3. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo untuk dapat memenuhi kebutuhan stakeholder? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan stakeholder tentang keberadaan Jurusan Pendidikan Teknik Kriya UNG, yang akan berfokus pada kesesuaian antara kompetensi lulusan dan

10 10 kebutuhan stakeholder. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum yang dikembangkan selama ini di Jurusan Pendidikan Teknik Kriya UNG. 2. Menganalisis tentang respon-respon dari stakeholder atas kompetensi yang dimiliki oleh alumni Pendidikan Teknik Kriya UNG. 3. Menemukan solusi untuk mengatasi kebutuhan stakeholder dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki mahasiswa. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang konsep pendidikan seni, khususnya seni rupa berkenaan dengan Pendidikan Teknik Kriya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa, berkenaan dengan kurikulum yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder, sehingga harapan mahasiswa untuk menjadi alumni yang siap pakai di lapangan dapat terpenuhi. b. Bagi masyarakat dan stakeholder, dapat membuka wawasan masyarakat tentang keberadaan dan hakekat pendidikan seni pada umumnya dan Pendidikan Teknik Kriya pada khususnya

11 11 c. Bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan berkenaan dengan perekrutan pegawai untuk formasi Pendidikan Teknik Kriya. E. ASUMSI Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa apabila kebutuhan stakeholder dapat terpenuhi dengan baik, maka alumni Pendidikan Teknik Kriya akan terserap dengan baik juga di lapangan. Artinya kompetensi yang dimiliki oleh lulusan Pendidikan Teknik Kriya harus sesuai dengan kebutuhan stakeholder dalam hal ini sekolah-sekolah sebagai pengguna jasa lulusan. Hal ini didukung oleh teori (Tjahyono:267) tentang stakeholder sebagai berikut: Stakeholder dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai pemangku kepentingan. Terjemahan itu ternyata membawa implikasi yang panjang dan menyedihkan. Karena sebagai pemangku kepentingan, ternyata secara de facto setidaknya di Indonesia kepentingan (termasuk kebutuhannya) lebih sering memang hanya dipangku. Dipangku artinya tidak diapaapain! Lebih konkret berbagai kepentingan stakeholder itu lebih sering diabaikan dan ditelantarkan. Oleh sebab itu, cara berbisnis atau berorganisasi yang baik dan berbudaya selalu melandaskan diri pada tiga hal dasar awal yang utama yaitu (a) Mengidentifikasi pemangku kepentingan utama atau key stakeholder secara jelas dan eksplisit. (b). Menentukan semua kebutuhan dari pemangku kepentingan utama serta mengakomodasinya dalam berbagai rencana strategis perusahaan. (c). Mencanangkan kesejahteraan key stakeholder sebagai target utama perusahaan, yang terjabarkan secara lebih teknis dalam corporate strategic planning perusahaan atau organisasi F. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini didesain dengan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Maleong, 2007:3). Selanjutnya penelitian ini juga

12 12 menggunakan metode deskriptif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Kalidjernih (2010:24) penelitian deskriptif adalah suatu strategis menulis yang dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan penulis. G. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian atau informan utama dalam penelitian ini adalah Jurusan Pendidikan Teknik Kriya UNG dengan alamat Jl. Jenderal Sudirman No. 8 kota Gorontalo. Subjek selanjutnya dalam penelitian ini adalah stakeholder atau pengguna jasa lulusan dalam hal ini sekolah-sekolah yang telah menempatkan alumni Pendidikan Teknik Kriya UNG sebagai salah satu staf guru yang mengajar di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini dipilih SMPN 1 dengan alamat Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 1 Kota Gorontalo; SMKN 4 dengan alamat Jl. Madura Kota Gorontalo; SMPN 7 dan SMKN 2 dengan alamat Jl. Raden Saleh Kota Gorontalo.

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 495 60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) 479 58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 487 59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni

Lebih terperinci

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 619 78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) 80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

Lebih terperinci

A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 14 II. INFORMASI UMUM A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang, Melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap,terampil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas

Lebih terperinci

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 611 77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Visi Menjadi institusi perguruan tinggi ilmu pelayaran yang berkelas dunia dan terdepan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL

PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL Oleh: Dra. Ni Made Rinu, M.Si Pendahuluan ISI Denpasar merupakan gabungan antara

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR EVALUASI VISI MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR EVALUASI VISI MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR EVALUASI VISI MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, dto dto dto Dra. Indaryanti, M.Pd. Dra. Cecil Hiltrimartin,

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Lebih terperinci

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami 2 A. Visi, Misi dan Tujuan Universitas Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami Misi Universitas Almuslim: 1. Meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berangkat dari rasa keprihatinan atas kondisi bangsa kita dengan maraknya peristiwa-peristiwa yang mendera saat ini, antara lain tingginya tingkat kriminalitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan menduduki

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 04/- JUDUL VISI MISI Prodi Pendidikan Matematika 10 Maret PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, dto dto dto Dra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 08 SEMARANG 2O16 Standar Kompetensi Lulusan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Tugas Individu : Tugas 7 Filsafat Pendidikan Kejuruan Dosen : Dr. Hj. Hasanah Nur. MT. KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Oleh ; Muhammad Riska Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 03 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

STANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN

STANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN STANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Visi Menjadi institusi perguruan tinggi ilmu pelayaran yang berkelas dunia dan terdepan di Indonesia. Misi 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi berkembang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembang dalam hal bisnis, ekonomi, transportasi maupun pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil, baik terampil secara manual maupun menggunakan komputer. Hal ini sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan awal yang diajukan, penelitian ini difokuskan pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada jenjang SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya dan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Berdiri Institut Seni Indonesia Padang Panjang

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Berdiri Institut Seni Indonesia Padang Panjang BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Berdiri Institut Seni Indonesia Padang Panjang Berdirinya Institut Seni Indonesia Padang Panjang berdasarkan UUD 1945, khususnya pasal 32 beserta penjelasannya.

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi seni rupa SENI RUPA 9.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Program Vokasi Universitas Indonesia atau disingkat Vokasi UI dibentuk tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan minat belajar mahasiswa terhadap mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan pengembangan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewirausahaan berkembang pesat bersamaan dengan ditetapkannya arah pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian 52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikembangkan atas dasar perluasan mandat (Wider Mandate) dari IKIP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dikembangkan atas dasar perluasan mandat (Wider Mandate) dari IKIP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian.. Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan universitas yang dikembangkan atas dasar perluasan mandat (Wider

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS PANDUAN PEMBENTUKAN PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS ORGANISASI MUTU ITS i Organisasi Mutu ITS Kata Pengantar Peraturan Pemerintah No 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS, Pasal 41 ayat 2 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang kearah perekonomian global. Industrinya dituntut untuk mampu bersaing dipasar regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA 2015 Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis, tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghasilkan terobosan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki peran besar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang dan penuh kesadaran, dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

PENDAHULUAN Latar belakang masalah PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan ini berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pengembangan kualitas suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai faktor utama untuk pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan nama. Mata pelajaran Kesenian berubah menjadi Mata Pelajaran Seni Budaya sesuai dengan Permendiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan ilmu pengetahuan yang universal mempunyai arti penting dalam mendasari perkembangan teknologi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci