BAB I PENDAHULUAN. daerah. Namun, hal ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi kota yang baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. daerah. Namun, hal ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi kota yang baru"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata dianggap sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi yang berperan penting dalam pertumbuhan devisa negara dan peningkatan pendapatan daerah. Namun, hal ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi kota yang baru mengembangkan pariwisata di daerahnya, karena harus bersaing dengan kota-kota lainnya untuk memperkenalkan potensi wisata di kota tersebut kepada khalayak umum, sehingga calon wisatawan mengetahui dan tertarik untuk datang. Kota besar yang menjadi pelaku utama dalam pertumbuhan ekonomi harus memiliki nilai jual yang dapat ditawarkan kepada khalayak luas. Salah satu elemen keberhasilan suatu kota dapat dilihat dari keberhasilannya memberikan merek atau brand yang dapat membedakannya dengan kota lain. Dalam hal ini diperlukan adanya kegiatan pemasaran untuk menyampaikan informasi tentang keberadaan suatu kota serta menonjolkan karakteristik khusus di kota tersebut. Salah satu cara dalam menghadapi kompetisi dalam sektor pariwisata adalah dengan mengusung city branding. Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009: 7) mendefinisikan city branding sebagai manajemen citra suatu destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural, dan peraturan pemerintah. City branding berfokus pada pengelolaan citra kota, tepatnya apa dan bagaimana citra 1

2 2 itu akan dibentuk serta aspek komunikasi yang dilakukan dalam proses pengelolaan citra. Beberapa kota di dunia yang dianggap berhasil dalam melakukan city branding, di antaranya New York dengan city brand I NY dan Las Vegas dengan What Happens Here, Stays Here. Kota-kota tersebut memiliki brand yang kuat karena mampu memunculkan karakteristik khas yang mudah di identifikasi. Seperti yang di ungkapkan oleh Winfield-Pfefferkom (2005: 23) dalam thesisnya The Branding of Cities: Exploring City Branding and the Importance of Brand Image. In order for a city to be a good brand, it must possess defining and distinctive characteristics that can be readily identified. These are functional as well as non-functional qualities. These include city appearance, people s experience of the city, people s belief in the city, what the city stands for, and what kind of people inhabit the city Winfield menyebutkan agar sebuah kota memiliki brand yang baik, kota tersebut harus memiliki karakteristik khas yang dapat dengan mudah di identifikasi, seperti kenampakan kota, pengalaman masyarakat di kota tersebut, kepercayaan masyarakat, serta masyarakat yang mendiami kota tersebut. Kunti Handani (2010: 17) mengatakan city branding sendiri sedang menjadi hot issue di hampir tiap pemerintahan kota. Hal itu pula-lah yang mendasari pemerintah kota untuk melakukan branding dalam upaya meningkatkan citra kota. Salah satu kota yang sudah melakukan branding adalah Solo yang mempunyai city brand Solo, the Spirit of Java, yang diluncurkan pada tanggal 14 Februari Pembentukan brand ini diharapkan akan memacu perkembangan perekonomian wilayah Karesidenan Solo.

3 3 Sebagai kota yang sudah berusia 269 tahun, Solo memiliki kekayaan warisan budaya, sejarah, kekayaan kuliner, serta keramah-tamahan masyarakat yang mampu memberikan andil besar dalam perkembangan industri pariwisata. City brand Solo, the Spirit of Java bertujuan untuk merefleksikan Solo sebagai kota budaya, yaitu dengan memposisikan dirinya sebagai jiwanya Jawa. Pembangunan citra kota budaya ini karena Solo menjadi pusat kebudayaan Jawa yang sarat dengan nilai-nilai sosial budaya. City branding ini dimaksudkan agar Solo menjadi salah satu destinasi penting yang sarat dengan keragaman dan kekhasan budaya yang didukung kegiatan-kegiatan kebudayaan seperti event internasional. Contohnya Solo Batik Carnival yang diadakan sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan city brand Solo, the Spirit of Java, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang berkunjung. Kavaratzis (2007: 22), menyatakan bahwa perhelatan akbar melalui berbagai event, baik dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional merupakan salah satu bentuk komunikasi primer dalam kegiatan city branding. Rahajeng (2007: 7) menyebutkan city brand Solo, the Spirit of Java merupakan slogan untuk mengkomunikasikan keunggulan kota Solo yang menjadi pembeda dengan kota lainnya dengan menunjukan identitas Kota Solo sebagai kota budaya, sehingga menjadi daya tarik yang berbeda dengan kota lainnya. Slogan itu melekat sebagai identitas wilayah Solo, dan akan menjadi merek dagang bagi setiap promosi dan usaha mengangkat produk unggulan ke dunia internasional. Untuk dapat mengkomunikasikan brand kepada konsumen, perusahaan menggunakan komunikasi internal dan eksternal yaitu antara lain dengan promosi

4 4 penjualan, events, public relations, pemasaran langsung (pengiriman katalog, surat, telp, fax, atau ), corporate sponsorhips yaitu penawaran produk atau jasa dengan bekerja sama dengan perusahaan lain sebagai sponsor, dan advertising yaitu cara-cara untuk memperkenalkan produk/jasa melalui segala macam iklan (Schultz dan Barnes, 1999: 45). Untuk memperkenalkan city brandnya kepada khalayak, Kota Solo gencar melakukan promosi dengan membuat produk wisata yang lebih menarik, salah satunya dengan menggelar even-even kebudayaan berskala nasional maupun internasional. Event dapat berperan sebagai pembentuk citra untuk dapat menarik orang datang ke suatu kota. Penyelenggaran event juga mampu meningkatkan profil sebuah kota, sehingga saat ini event menjadi fokus utama kota (Yeoman, 2004:117). Persepsi terhadap citra daerah tujuan wisata memengaruhi kepuasan dan niat untuk mengunjungi lokasi terkait di waktu yang akan datang, yang tentu saja tergantung pada kemampuan daerah tujuan wisata tersebut untuk memberikan pengalaman positif yang tak terlupakan yang diperoleh selama berwisata (Beerli & Martin, 2004: 623). Untuk menunjukan keunggulan dan tampil berbeda dari para kompetitornya, Kota Solo tidak hanya memunculkan logo dan slogan kota saja, namun juga dengan menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda yang mampu menjadi identitas kuat dalam persepsi customer. Solo memilih batik sebagai warisan budaya yang dapat ditonjolkan untuk memperkuat identitasnya sebagai kota budaya. Salah satu upaya untuk lebih memposisikan Kota Solo sebagai kota budaya adalah dengan menyelenggarakan event tahunan bertemakan batik yang

5 5 bertajuk Solo Batik Carnival. Event ini adalah sebuah karnaval berbasis masyarakat yang mengangkat batik sebagai ide dasar yang selaras dengan city brand Solo, the Spirit of Java. Solo sebagai kota budaya yang terkenal dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan tahunannya selalu mengalami peningkatan tingkat hunian kamar dan jumlah kunjungan wisata ke objek wisata unggulan dua tahun terakhir, khususnya pada bulan Juni. Pelaksanaan Solo Batik Carnival yang merupakan acara unggulan Kota Solo memberikan pengaruh terhadap kenaikan angka tersebut. Karnaval yang diselenggarakan pada bulan Juni ini juga mendorong para pengusaha agen wisata untuk membuat paket wisata khusus yang diadakan tahunan bertepatan dengan terselenggaranya Solo Batik Carnival. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana proses pencetusan city brand Solo, the Spirit of Java yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo? Bagaimana langkah-langkah strategi pengembangan Solo Batik Carnival sebagai media city branding Kota Solo? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

6 Untuk mengetahui proses pencetusan city brand Solo, the Spirit of Java yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo Untuk mengetahui langkah-langkah strategi pengembangan Solo Batik Carnival sebagai media city branding Kota Solo. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya: Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan memperkaya konsep-konsep terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang berkaitan dengan pengembangan city branding melalui penyelenggaraan event kebudayaan Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah Kota Solo untuk membuat action plan berisi target-target dari city branding dan melakukan tahapan monitoring serta evaluasi untuk mengukur keberhasilan program yang telah berjalan. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu mengenai city branding Kota Solo sudah pernah dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari munculmya beberapa jurnal ilmiah yang mengkaji topik tersebut. Namun sebagian besar artikel tersebut berbasis ilmu ekonomi dan komunikasi. Melihat kenyataan tersebut, peneliti tertarik meneliti aktivitas city branding oleh Pemerintah Kota Solo dalam konteks kajian

7 7 pariwisata. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan terkait topik penelitian. Penelitian pertama dilakukan oleh Shabrina Rahajeng (2007) yang berjudul Solo, The Spirit of Java. Penulis menyebutkan kebijakan pencetusan slogan Solo, The Spirit of Java cukup baik, apalagi dilihat dari konsepnya yang mensinergikan potensi dan pembangunan antardaerah di kawasan Subosukowonosraten. Namun tetap diperlukan adanya perbaikan, yaitu dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program yang sedang berlangsung, monitoring dan evaluasi. Disebutkan pula pemerintah perlu terus mensosialisasikan city branding, sekaligus menunjukan upaya yang sungguhsungguh untuk tercapainya tujuan yang akan memajukan perekonomian Solo, yang tentunya juga akan berdampak pada peningkatan taraf kehidupan masyarakatnya. Penelitian kedua oleh Kunti Handani (2010) yang berjudul Regional Branding Solo The Spirit Of Java Suatu Tinjauan Dari Aspek Hak Kekayaan Intelektual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang merek dapat dijadikan sebagai dasar hukum perlindungan Regional Branding Solo, The Spirit of Java. Penelitian ini menjelaskan beberapa pertimbangan yang mendasari munculnya Regional Branding Solo, The Spirit of Java adalah kerjasama Subosukawonosraten bertujuan menciptakan sebuah kawasan dengan daya saing ekonomi yang kuat. Penulis menyimpulkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek dapat dijadikan sebagai dasar hukum Perlindungan Regional Branding Solo, The

8 8 Spirit of Java, hal ini dikarenakan Regional Branding Solo, The Spirit of Java memenuhi unsur-unsur Merek yang terdapat dalam Pengertian Merek menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, dan Regional Branding Solo, The Spirit of Java bukanlah Merek yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 Pasal 7 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Penelitian ketiga oleh Ratu Yulya Chaerani (2011) yang berjudul Pengaruh City Branding Terhadap City Image (Studi Pencitraan Kota Solo: The Spirit of Java ). Metode penelitian dalam riset ini adalah kuantitatif terkait dengan tujuan penelitian yang berupaya untuk memberikan generalisasi mengenai pengaruh city branding terhadap city image. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap variabel city image yang diukur melalui dimensi kognitif, afektif, dan konatif menunjukkan branding kota telah mengubah aspek afektif, dimana mayoritas responden terbanyak menunjukkan bahwa penerimaan terhadap slogan pariwisata cukup baik. Namun, city branding Kota Solo belum bisa memotivasi untuk mengunjungi Kota Solo hingga merekomendasikan Solo sebagai destinasi wisata maupun tempat tinggal. Peneliti menyarankan perlu adanya sinergi dengan advertising, sales promotion, dan public relations agar media promosi lebih banyak dan upaya branding Kota Solo mampu memotivasi target audience untuk berkunjung dan merekomendasikan Solo sebagai destinasi wisata maupun tempat tinggal. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Andre Noevi (2013) yang berjudul Komunikasi Pemerintah dalam Mengkonstruksi Citra Kota Solo sebagai Kota

9 9 Budaya dan Pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komunikasi yang dilakukan Pemerintah Kota Solo dalam membangun citra kota budaya dan pariwisata melalui proses branding. Penelitian ini menjelaskan tahapan dan aktivitas branding yang berlangsung di Kota Solo yang dilakukan dengan cara melakukan komunikasi primer yaitu penataan fisik kota dengan aksen Jawa serta melakukan kegiatan-kegiatan kebudayaan secara masif. Dalam proses internalisasi warga dan pengunjung kota menafsirkan citra kota berdasarkan pesan dari brand tersebut. Kesimpulan penelitian menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan Pemkot Solo untuk memperbaiki branding Kota Solo. Pertama, upaya branding perlu dilanjutkan dengan perencanaan yang baku dengan mengadopsi strategi city branding serta memperkuat koordinasi antara pemerintah dengan pelaku lainnya. Kedua yaitu perlu adanya lembaga yang mengawal implementasi branding dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan referensi-referensi di atas, perbedaan mendasar dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada fokus penelitian, dimana penelitian ini menitikberatkan pada strategi city branding melalui penyelenggaraan event kebudayaan Solo Batik Carnival. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan judul yang sama belum pernah dikerjakan oleh siapapun dan dibahas pada penelitian sebelumnya. 1.6 Landasan Teori Pada sub bab ini penulis telah memilih teori guna mendukung dan menjadi landasan yang membahas permasalahan yang ditemukan. Penulisan penelitian

10 10 yang berkaitan dengan pengembangan city brand berdasar pada teori Prophet (2006) yang mengkaji tentang delapan langkah dalam pengembangan city brand. Teori ini dijadikan sebagai landasan teori didasarkan adanya kesamaan mendasar pada substansi tujuan penelitian, yaitu menjelaskan bagaimana mengembangkan city brand melalui event kebudaayaan. Menurut Prophet (2006: 7), terdapat delapan langkah dalam pengembangan merek kota atau lokasi yang dikemukakan dalam CEOs for city, yaitu: 1) Menetapkan tujuan yang jelas dari city branding Dalam membranding kota dibutuhkan aspek-apek yang harus diperhatikan yang menjadi faktor pendukung, di antaranya mengetahui konsep dan tujuan brand itu sendiri yang dibuat oleh pihak terkait. Penetapan tujuan dapat dilakukan melalui penggalian potensi terbesar di kota tersebut dan dijadikan landasan dari tujuan city branding. 2) Memahami sasaran pengunjung Setelah menetapkan tujuan dari branding maka diperlukan langkah memasarkan brand kota tersebut agar satu kota itu bisa menjadi objek yang layak dipasarkan. Proses ini dimulai dengan pikiran yang jelas tentang audiens sasaran. Audiens sasaran tersebut dapat diartikan sebagai calon pengunjung. Audiens dapat terdiri dari individu, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum. 3) Mengidentifikasikan citra merek yang ada saat ini Tujuan utama dalam mengidentifikasi citra merek adalah untuk memahami bagaimana khalayak merasakan dan menilai tempat tersebut sehingga antara

11 11 kondisi faktual dan keadaan yang diinginkan tidak terjadi kesenjangan, sehingga city branding dapat membangun citra kota sesuai dengan identitas kota yang dibuat. 4) Mengatur identitas aspiratif merek Manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek yang unik yang mewakili tujuan dan janji merek kepada pelanggan melalui sebuah citra yang aspirasional. 5) Mengembangkan langkah penilaian positioning Positioning adalah bagaimana sebuah merek dengan segala nilai-nilai yang ditawarkannya menjadi selalu nomor satu di benak konsumen. Tujuannya adalah untuk menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial. 6) Menciptakan nilai proposisi Nilai proposisi muncul karena langkah positioning yang tercipta dengan sukses. Aspek ini menjadi penting karena menyangkut alasan mengapa target audience harus membeli produk yang bersangkutan. 7) Menjalankan langkah dari strategi brand Untuk mensukseskan city branding agar brandnya dapat dikenal khalayak luas, maka diperlukan strategi salah satunya dengan merancang media promosi agar pesan yang ingin disampaikan dapat tersebar luas. Strategi tersebut bisa berupa komunikasi primer maupun sekunder.

12 12 8) Mengukur keberhasilan Dalam pelaksanaan strategi city branding tentunya diperlukan cara untuk mengukur keberhasilan. Indikator keberhasilan dapat dilihat dengan melakukan evaluasi, melihat banyaknya wisatawan yang datang, efek pengganda yang dihasilkan dari city branding dan lain sebagainya. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini berusaha menjawab dua rumusan masalah, yaitu terkait proses pencetusan city brand Kota Solo, dan strategi pengembangan city brand Kota Solo melalui media Solo Batik Carnival. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut digunakan metode penelitian deskriptif. Sukmadinata (2006: 72) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung. Metode ini dipilih karena dapat memberikan gambaran mengenai proses membangun pencitraan Solo sebagai kota budaya dengan penjabaran branding Solo, the Spirit of Java. Berdasarkan metode tersebut, penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

13 13 a. Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa pengambilan data primer yang didapat melalui observasi dan wawancara dengan pihak terkait serta data sekunder dengan studi pustaka. 1. Observasi Menurut Gall (2003: 254) observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial dan atau material) individu yang sedang diamati. Observasi ini dilakukan di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo di Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Sekretariat Solo Batik Carnival serta agensi periklanan Freshblood Indonesia. Observasi dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap logo dan city brand Solo, the Spirit of Java, yang mencakup desain dan filosofi logo, atraksi dan daya tarik wisata yang dapat dinikmati wisatawan serta mengamati penyelenggaraan event Solo Batik Carnival secara langsung. 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks (Sarosa, 2012: 45). Proses wawancara dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Sekretariat Solo Batik Carnival, serta Kantor Freshblood Indonesia. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan data dari informan yaitu para stakeholder terkait dengan city

14 14 branding Solo. Wawancara dilakukan kepada Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Direktur Freshblood Indonesia selaku pihak yang mengkreasikan slogan Solo, serta pengelola event Solo Batik Carnival. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai latar belakang munculnya city brand Solo, the Spirit of Java, upaya yang ditempuh oleh Pemkot Solo dalam mempublikasikan city branding Solo dalam bentuk event kebudayaan, serta beberapa pertanyaan lain yang diperlukan dalam penelitian ini. 3. Studi Pustaka Selain wawancara dan observasi, pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik studi pustaka, yaitu dengan memasukkan beberapa hasil penelitian seperti jurnal, skripsi, dan thesis mengenai strategi city branding serta efektivitasnya dalam pertumbuhan pariwisata Kota Solo. Studi pustaka dilakukan dengan mencari sumber-sumber literatur dari perpustakaan, internet, jurnal ilmiah, ebook, maupun dokumen-dokumen terkait yang dapat membantu untuk menganalisis temuan yang ada di lapangan yang dibuktikan dengan keberadaan dari data primer yang telah diperoleh sebelumnya. Studi pustaka juga berfungsi untuk mencari teori-teori yang diperlukan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. 1.8 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana

15 15 peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 15): a. Pengumpulan data Data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yang sesuai dengan tipe interaktif, seperti wawancara mendalam. b. Reduksi data Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dalam berbagai bentuk, menyisihkan yang tidak diperlukan dan mengelompokkan. c. Pemilihan data dan pemusatan pola data Data yang dipilih merupakan data yang relevan dengan permasalahan penelitian, seperti menyeleksi data-data yang berhubungan erat dengan penelitian agar fokus dan terarah. d. Penyajian data Menggambarkan keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi, yaitu dengan memaparkan hasil penelitian berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat. a. Kesimpulan Kesimpulan berisi pokok pemikiran dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan 1.9 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab yang akan diuraikan dalam sistematika sebagai berikut:

16 16 Bab I menguraikan sembilan sub bab, antara lain: latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa mengangkat Solo Batik Carnival sebagai media city branding Solo. Permasalahan penelitian yang berisi poin-poin penting yang akan diulas, tujuan penelitian yang menjadi jawaban dari permasalahan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat praktis dan teoritis, tinjauan pustaka yang berisi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan city branding Solo, landasan teori yang menjadi kerangka umum penelitian, metode penelitian, metode analisis data, dan sistematika penulisan yang seluruhnya disampaikan dalam satu bab pendahuluan. Bab II memaparkan tentang gambaran umum Kota Solo yang meliputi sejarah Kota Solo, profil singkat Kota Solo, visi dan misi Kota Solo, slogan dan lambang daerah, profil pariwisata Kota Solo, serta kalender event kebudayaan tahun 2015 sebagai pendukung strategi promosi Kota Solo dengan branding Solo, the Spirit of Java. Bab III berisi tentang proses munculnya city branding Solo, the Spirit of Java, dan strategi pengembangan city brand Kota Solo melalui edia Solo Batik Carnival Bab IV berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian mengenai analisis city branding Solo.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor perekonomian utama di Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata telah menyumbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). Untuk memperkenalkan suatu daerah obyek wisata di berbagai wilayah Indonesia, maka pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebuah kota, daerah,dan negara telah menjadi sangat penting saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika keseluruhan aktivitas pemasaran harus diringkas menjadi satu kata saja, maka kata yang keluar adalah branding. Jika semua tujuan pemasaran digabung menjadi satu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surakarta, atau yang akrab kita kenal dengan nama kota Solo atau Sala, merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Secara geografis dan administratif

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian teori, hasil pengolahan dan analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini Theme Park yang berupa wisata buatan dengan konsep wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah terutama di kota-kota

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Lampung yang pernah berkunjung di tempat wisata Lembah Hijau. 3.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, industri dan bisnis sektor jasa di Yogyakarta berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi karena bidang jasa memberi kontribusi yang signifikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kota Surakarta mengenai implementasi City Branding Kota Solo untuk menjamin keberlangsungan slogan The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Citra dan reputasi perusahaan, erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana sebuah perusahaan atau organisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia global yaitu meliputi semua negara-negara yang ada di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia global yaitu meliputi semua negara-negara yang ada di dunia. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin pesat. Persaingan bisnis tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi di dunia global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap kepariwisataan Indonesia semakin marak. Hal itu juga berdampak pada berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kepariwisataan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tampak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah kota strategis yang terletak diujung timur pantai utara Jawa Barat, faktor tersebut membuat kota ini berkembang menjadi sebuah kota yang maju. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan investasi. Dalam perencanaan nation branding terkait BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nation branding adalah strategi mempresentasikan sebuah negara dengan sasaran menciptakan nilai-nilai reputasi lewat turisme, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya berupa makanan tradisional Indonesia menjadi aset atraksi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya berupa makanan tradisional Indonesia menjadi aset atraksi wisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya memajukan pariwisata, salah satu diantaranya adalah pengembangan wisata kuliner, dimana kekayaan budaya berupa makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Pemberlakuan UU No 21 tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dimana setiap daerah di Indonesia memiliki wewenang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

2 Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentu

2 Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia telah memasuki era globalisasi. Globalisasi menuntut banyak perubahan diberbagai pola kehidupan. Globalisasi menuntut suatu negara melakukan kan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada masa sekarang kepariwisataan menjadi topik utama di seluruh dunia. Isu-isu mengenai pariwisata sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas baik di Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH CITY BRANDING SHINING BATU TERHADAP CITY IMAGE DAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KOTA BATU TAHUN 2014

PENGARUH CITY BRANDING SHINING BATU TERHADAP CITY IMAGE DAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KOTA BATU TAHUN 2014 PENGARUH CITY BRANDING SHINING BATU TERHADAP CITY IMAGE DAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KOTA BATU TAHUN 2014 Lita Ayu Wandari Srikandi Kumadji Andriani Kusumawati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam perekonomian Indonesia. Terlebih dengan telah di

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam perekonomian Indonesia. Terlebih dengan telah di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai salah satu kebutuhan yang bersifat rekreatif masyarakat, perlu mendapat perhatian sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sajian pemberitaan media oleh para wartawan narasumber penelitian ini merepresentasikan pemahaman mereka terhadap reputasi lingkungan sosial dan budaya Kota Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh dari iklan (X1) dan promosi penjualan (X2) secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan tersebut tercapai sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan tersebut tercapai sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sosialisasi itu sangat penting dalam perusahaan agar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut tercapai sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku wisatawan merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh individu, kelompok atau organisasi. Serangkaian tindakan tersebut terdiri dari input, proses,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki pertumbuhan paling pesat dan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Pariwisata merupakan ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota, sehingga dapat membedakan antara kota yang satu dengan kota-kota yang lainnya. Sebuah merek yang kuat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Baker dalam Dinnie (2011: xiii) kota dan kota-kota besar lainnya saat ini semakin menjadi pelaku utama antara wilayah geografis. Persaingan antara kota untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Pendidikan sangatlah penting dalam meraih apa yang kita impikan, melalui pendidikan kita dapat mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan yaitu seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pariwisata dan turisme sangat pesat belakangan ini. Terlepas dari isu-isu keamanan yang terjadi di setiap negara, pariwisata tumbuh sebagai salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi turut mempengaruhi setiap negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya dalam hal meningkatkan dan mempertahankan citra positif yang terbentuk atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Middleton dan konsep pengembangan city brand yang relevan dari berbagai

BAB V PENUTUP. Middleton dan konsep pengembangan city brand yang relevan dari berbagai BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari serangkaian kegiatan penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, yang didasarkan atas model perencanaan komunikasi John Middleton dan konsep pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin penting, dengan adanya perkembangan sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rencana Induk Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis perhotelan dan pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir. Hal ini bisa dilihat berdasarkan meningkatnya jumlah kunjungan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi pembangunan Industri Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional adalah Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerekan tempat (Place Branding) saat ini masih merupakan salah satu strategi yang sedang tren digunakan oleh berbagai pemerintah, mulai dari skala kota hingga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha, disebabkan masing-masing perusahaan tentunya ingin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dieroleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tanggapan responden terhadap strategi komunikasi public relations

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat membedakan dengan merek pesaing (Astuti dan Cahyadi, 2007).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat membedakan dengan merek pesaing (Astuti dan Cahyadi, 2007). BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Ekuitas Merek (Brand Equity) Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja dimana suatu ide atau informasi dialihkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi city branding Yogyakarta

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi city branding Yogyakarta BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan paparan data dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi city branding Yogyakarta sebagai kota budaya melalui event budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa negara. Pariwisata merupakan sektor yang potensial yang harus dikembangkan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Hal ini dapat dilihat, bahwa iklan sudah berkembang menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbusana muslim dan berhijab mengundang mata dunia melirik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sudah dari beberapa tahun belakangan, nama Indonesia sering disebut dalam pencarian referensi trend terbaru busana muslim dan hijab. Pada tahun 2016 ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin lama semakin ketat, karena itu diperlukan upaya-upaya dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah krisis ekonomi dunia, pariwisata masih menjadi sektor andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis yang mampu mendatangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki warisan dari nenek moyang berupa keanekaragaman seni dan budaya yang harus dilestarikan. Hal ini karena keanekaragaman seni dan budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulon Progo merupakan daerah yang terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua belum dikenal masyarakat luas. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Serang merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran, Kab Serang Provinsi Banten. Sebagai ibu kota Provinsi, kehadiran Kota Serang adalah sebuah konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu tempat wisata yang terkenal mampu mendatangkan keuntungan yang besar bagi negara yang memilikinya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan jaman, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai networking

BAB I PENDAHULUAN. perubahan jaman, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mempunyai networking BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi-strategi yang diberikan seorang Public Relations tentunya sangat berpengaruh pada nama baik dari hotel. Maka di era globalisasi ini persaingan untuk mengikat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk 11 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori

Lebih terperinci

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan salah satu tujuan wisata yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang telah terdaftar dan ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi. Komunikasi membantu anggota anggota organisasi dalam mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2000 hingga 2014 pariwisata di Indonesia selalu mengalami peningkatan dalam hal kunjungan wisatawan baik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Reksa Abadi Bersama atau dikenal dengan RAB Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur, spesialis menangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi kegiatan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata mampu memberikan pendapatan devisa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang beragam. Hal ini didukung dengan letak geografisnya yang berdekatan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

Bab III ini membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk. data, teknik dan pengumpulan data, serta analisis data.

Bab III ini membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk. data, teknik dan pengumpulan data, serta analisis data. BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk membuat metode dalam menjalankan penelitian. Bab ini diawali dengan penentuan lokasi penelitian, jenis dan pendekatan

Lebih terperinci