MODUL TENTANG SISTEM IRIGASI POMPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL TENTANG SISTEM IRIGASI POMPA"

Transkripsi

1 MODUL TENTANG SISTEM IRIGASI POMPA A. Tujuan Tujuan dari pembelajaran diharapkan dapat memahami tentang sistem irigasi pompa, sehingga dapat merencanakan dan menjalankan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah dengan baik dan benar. B. Sasaran Para petani pengguna air, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan peserta tentang sistem irigasi pompa air tanah. C. Lama penyampaian Pembelajaran di dalam kelas dapat menggunakan waktu lebih pendek dibandingkan dengan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas/di lapangan dapat menggunakan waktu 2-3 jam. D.Cara penyampaian Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka di kelas atau juga praktek di lapangan. Di dalam kelas : Peserta diberi informasi oleh fasilitator tentang sistem irigasi pompa air tanah secara keseluruhan. Peserta di beri informasi tentang perencanaan penggunaan sistem irigasi pompa Peserta diberi penjelasan tentang teknis operasi dan pemeliharaan sistem irigasi 1

2 pompa air tanah Peserta diberi penjelasan tentang perhitungan beaya operasi dan pemeliharaan Di luar kelas/di lapangan : Peserta dilibatkan untuk melihat sistem irigasi pompa air tanah, dari sistem pengambilan, pendistribusian, pembagian, pemeliharaan dan lainsebagainya. E. Proses pembelajaran Fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta tentang sistem irigasi pompa air tanah. Peserta dapat duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau membentuk hurup U agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas. F. Isi Pembelajaran. 1. Pengertian sistem irigasi pompa Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah permukaan tanah dengan menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi. Irigasi pompa ini mempunyai kelebihan : Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanj'ang tahun. Rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga kerja. Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya Meskipun demikian, irigasi ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu : Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya. 2

3 Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan dukungan tenaga operator yang trampil. Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar keberlanjutannya dapat terjaga. Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi sistem irigasi pompa air tanah, maka biasanya keberadaannya masih merupakan proyek yang dikerjakan oleh pemerintah dan petani akan diserahi tugas untuk melaksanakan O & P sistem irigasi tersebut Pada saatnya nanti peran partisipasi masyarakat dalam pembangunan sistem irigasi pompa air tanah sangat diharapkan. Sistem irigasi air tanah memerlukan biaya O & P yang relatif tinggi, maka petani harus dapat memperhitungkan dengan baik pertanian yang diusahakan. Untuk itu petani harus benar-benar intensif dalam pengelolaan tanaman pertaniannya sehingga dapat menanggung biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sistem irigasi pompa air tanah. Biasanya petani akan menanam jenis tanaman yang mempunyai peluang produktivitas tinggi dan bernilai ekonomis tinggi serta membutuhkan air relatif sedikit Tanaman jenis hortikultura dan buah-buahan biasanya menjadi pilihan para petani, misalnya tomat, lombok, semangka, melon, dll. Untuk melaksanakan pengelolaan yang baik dibutuhkan suatu institusi atau lembaga pengelolaan yang baik pula. Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra cai, atau apa saja namanya sesuai daerahnya. 3

4 Gambar 1. Sistem irigasi pompa air tanah 2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari: Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, tor (pipa), yang berfungsi untuk mengumpulnya air dari akuifer Pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik dari PLN,dll) Bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya dilengkapi dengan alat ukur debit Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka Bangunan pembagi ke masing-masing box Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan buku catatan kegiatan O & P. 4

5 Jenis-jenis pompa yang biasa digunakan untuk keperluan irigasi, adalah : Pompa sentrifugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 m. Pompa inii paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi Pompa submersibel, yang merupakan pompa berdiameter kecil dan dimasukkan kedalam pipa lindung Pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang didalam sumur dan mempunyai kapasitas yang besar. 3. Operasi Sistem Irigasi Pompa Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan sendiri berapa banyak air yang ia perlukan dilahan mereka. Meskipun jumlah air yang diberikan dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan, tetapi juga harus dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada petani-petani yang lain. Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar dapat menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi secara efektif dan efisien. Yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan adalah cara dan teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan. Hal ini tentunya menuntut kemampuan operasi yang lebih tinggi dibandingkan irigasi permukaan agar dapat memenuhi kriteria tepat tempat, jumlah dan waktu agar kepuasan dikalangan petani dapat terpenuhi. Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberianjutannya, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut: Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan (pompa dan mesin) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-ulu/p3a sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada waktu tanaman benar-benar membutuhkan. Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barangbarang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga b'dak terjadi keterlambatan penyediaan bahan. 5

6 Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan, mencatat debit, mencatat penggunaan air, pemakaian / konsumsi bahan bakar, dll. 4. Pemeliharaan Sistem Irigasi Pompa Pemeliharaan Sumur bor (pipa) Sumur jenis ini di bor jauh kedalam lapisan tanah yang mengandung banyak air, sehingga diperlukan peralatan berat untuk membuatnya. Sumur jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, karena mampu menghasilkan jumlah air yang banyak. Demikian juga untuk keperluan irigasi yang cenderung mernerlukan jumlah air yang besar dan kepastian ketersediaan, maka pilihan jenis sumur ini paling banyak dilakukan. Seperti peralatan yang lain, sumur juga mengalami keausan akibat pemompaan yang terus menerus. Tanda-tanda sumur telah mengalami keausan adalah : Kapasitas sumur berkurang secara berangsur-angsur atau penyusutan kemampuan sumur. Air yang dipompa bercampur pasir dan lumpur atau material lain. Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat, sehingga korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan. Pemeriksaan berkala sumur bor biasanya dilakukan tahun setelah operasi pertama. Jika dari hasil pemeriksaan sumur menunjukkan perlu didersidkan dan direhabilitasi, maka perlu perencanaan dan persiapan yang matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan penurunan kemampuan yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih prioritas dari pada memperbaiki sumur yang ada. 6

7 Gambar 2. Sumur pipa (bor) Pemeliharaan Mesin/Pompa Pemeliharaan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan akan memperpanjang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya perawatan rutin yang dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko kerusakan, sehingga menghemat biaya perawatan dalam jangka panjang. Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik, diperlukan : operator dan staf yang terlatih dan seperangkat peralatan yang memadai. Operator ini harus mampu memberikan informasi dan tanggap masalah yang mungkin timbul serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul. Montir lapangan yang mampu untuk melakukan perbaikan-perbaikan di sumur pompa dan montir yang bekerja dibengkel. Seperangkat peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikanperbaikan rutin. 7

8 Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu : Pemeliharaan rutin Pemeliharaan ini termasuk perbaikan-perbaikan kecil yang harus dilakukan oleh operator, antara lain : mengecek oli, sistem pelumasan, pengencangan baut /mur, dan lain sebagainya. Pemeliharaan rutin : Mengecek oli/ sistem pelumasan Mengecangkan baut/mur yang kendor Mengecek sistem pendinginan Mengecek belt Dll Gambar 3. Pemeliharaan rutin irigasi pompa Pemeliharaan Berkala Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala yang harus dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya ditentukan berdasarkan jam operas! peralatan. Kegiatan ini juga meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak membutuhkan air. Contoh Jadwal pemeliharaan berkala dapat dilihat seperti pada gambar 4. 8

9 Pemeliharaan darurat Pemeliharaan ini dilakukan karena terjadi kerusakan mesin/pompa secara mendadak, misalnya piston mesin pecah, impeler pompa patah, dll. Kejadian ini biasanya terjadi karena perawatan rutin dan berkala tidak dilaksanakan sesuai proseduryang seharusnya, sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini akan biasanya memerlukan waktu perbaikan yang relatjf lama dengan membutuhkan biaya yang mahal. Karena kejadian ini tidak direncanakan, maka tentu akan berakibat pada. 9

10 OPERASI KOMPONEN JAM PEMAKAIAN POMPA Keterangan PEMBERSIHAN Saringan udara terendam oli f-t^, Saringan Pompa BBM ^ Tangki BBM Injektor/bosch pump :^^ Silinder, kipas, radiator i ~-^ ; PEMERIKSAAN Permukaan oli (tabung pembersih) S~" Permukaan oli mesin "$& Permukaan air accu/baterai Tegangan tali kipas Kerenggangan klep Permukaan oli roda gigi Kerenggangan impeler &fe>...^ v *X*\. ^ife PENGGANTIAN Oli mesin s» «Oli saringan udara Saringan BBM Saringan oli Tali kipas Oli roda gigi Minyak gemuk/grease * "X" i. > *&X* * Sikat stater *% Gambar 4. Jadwal pemeliharaan berkala 10

11 Pemeliharaan saluran pembawa dan bangunan penunjang Jika saluran pembawa merupakan saluran terbuka, maka pemeliharaan yang dilakukan adalah layaknya pada irigasi permukaan. Misalnya mejakukan kegiatan rutin membersihkan kotoran, rumput, menutup bocoran disepanjang saluran, dll. Jika saluran yang digunakan adalah saluran tertutup berupa pipa, maka kebersihan pada bak-bak pembagi yang terbuka harus lebih diperhatikan, karenanya jangan sampai ada kotoran/sampah masuk yang berakibat pada tersumbatnya saluran pembawa tersebut. 5. Tanggung Jawab Lembaga Pengelolaan Sistem irigasi Pompa AirTanah. Seperti telah diketahui, para petani bertanggung jawab sepenuhnya atas operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah. Operasi dan Pemeliharaan (O & P) sistem irigasi pompa air tanah ini mempunyai tingkat kesulitan dan resiko yang lebih tinggi. Untuk itu petani harus tergabung dalam lembaga pengelolaan (P3A, HIPPA, Mitra Cai, dll) yang tangguh, mandiri dan mempunyai sumberdaya yang memadai. P3A akan menjadi tangguh apabila semua anggotanya berdisiplin yang tinggi dan kesadaran penuh mematuhi semua aturan yang telah disepakati oleh seiuruh anggota. Peraturan-peraturan tertulis ini biasanya dituangkan dalam bentuk Anggaran Dasar/Rumah Tangga (AD/ART). Tanggung jawab P3A dalam pengelolaan sistem irigasi ini adalah : Kegiatan rutin/harian/mingguan: Melakukan pembinaan kepada anggota untuk mempergunakan air sehemat mungkin, serta memenuhi faktor tepat tempat, jumlah dan waktu. Melaksanakan cara dan teknik pembagian air yang baik, sehingga pelayanan penyediaan air dapat memuaskan anggota. Selalu melakukan kontrol administratif dan teknis terhadap pekerjaan operator dan staf yang dipekerjakan. 11

12 Kegiatan Musiman: Melakukan pembinaan terhadap operator pompa, tenaga administrasi, ketua blok, ulu-ulu untuk meningkatkan kemampuannya. Melakukan pengaturan rencana tata tanam, penentuan jenis tanaman, membuat jadwal rencana pembagian air, dll. Setiap pola tanam harus direncanakan berdasarkan perbandingan antara jumlah air yang dibutuhkan dengan kapasitas pompa. Merencanakan kegiatan pemeliharaan instalasi pompa air tanah sesuai dengan spesifikasinya. Melakukan pembahasan dengan anggota P3A untuk menentukan jumlah iuran yang disepakati. Melakukan penarikan iuran pelayanan air irigasi kepada anggota yang membutuhkan air irigasi. Dll Kegiatan Khusus: Melakukan koordinasi dengan lembaga /organisasi di desa, kecamatan, dll untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan. Misalnya untuk kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian, pemasaran pertanian, penyediaan kredit pertanian, dll. 6. Penjadwalan Pemberian Air irigasi Salah satu masalah yang dijumpai dala sistem irigasi pompa air tanah adalah keterbatasan kemampuan pompa air, namun harus dapat memenuhi permintaan petani yang-terdiri dari beberapa blok. Untuk itu maka dibuat jadwal rotasi (giliran) pemberian air. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal rotasi ini diantaranya adalah : 12

13 Karakteristik Jaringan Langkah pertama adalah membagi areal kedalam kelompok-kelompok rotasi yang hampir sama besar dan karakteristiknya. Blok-Wok ini dianggap sebagai unit rotasi, kadang-kadang beberapa blok dapat digabung menjadi satu unit rotasi Contoh : Daerah irigasi air tanah Wadas mempunyai 2 blok dengan 7 subblok yang dapat diberi air sendiri-sendiri. Kapasitas pompa 54.5 l/det, sedangkan kapasitas saluran kuarter 25 l/det. Maka untuk menggunakan pompa pada kapasitas penuh debit harus dibagi pada dua blok secara bersamaan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 5. Sub blok VII VI V IV III II I Hari ke Gambar 5. Contoh Pembagian Blok Giliran Air Kapasitas Pompa Besar debit yang dialirkan tergantung pada kapasitas pompa dan saluran. Selain itu dalam mengoperasikan juga dipertimbangkan spesiflkasi mesin dan pompa air agar diperoleh kapasitas yang paling optimal. Yang dimaksud optimal adalah kapasitas dimana pompa air bekerja pada debit air yang paling banyak untuk setiap liter bahan bakar yang dikonsumsi. 13

14 Contoh : Kecepatan mesin Debit air Pemakaian bahan M 3 air/liter (RPM) bahan bakar /detik 2.8 liter/jam /detik 2.9 liter/jam 68 Dari contoh tabel diatas menunjukkan bahwa mengoperasikan pompa pada kecepatan mesin 1700 RPM lebih ekonomis, sebab kita dapat memperoleh debit air lebih banyak untuk tiap liter konsumsi bahan bakar. Sebenarnya pompa dapat dapat dioperasikan pada kecepatan yang berbeda-beda, jadi debit yang dihasilkan juga bervariasi. Tetapi hal ini dalam pelaksanaan mengalami kesulitan, karena jadwal pemberian air yang bervariasi ini memerlukan operator yang baik dan sulit dalam dalam pencatataanya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk mengoperasikan pada kecepatan yang sama, yang dianggap paling optimal. Kebutuhan air di lahan Kebutuhan air ini akan tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan dilahan. Tanaman padi akan berbeda kebutuhan airnya dengan tanaman palawija, buah-buahan, sayursayuran. Demikian juga jenis tanah juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan airnya. Misalnya tanah lempung mempunyai kemampuan menyimpan air yang rejatif lebih lama dibandingkan tanah berpasir, sehingga jarak waktu pemberian airnya juga lebih lama dibanding tanah berpasir. Jarak waktu pemberian air ini jangan sampai terjadi kondisi titik layu permanen, karena tanaman akan menguning dan mati. Biasanya para petani sudah mengetahui kapan waktunya dan berapa banyak melakukan pengairan, karena mereka telah mempunyai pengalaman membudidayakan dilahannya. Meskipun mereka sering tidak memperdulikan debit yang mereka alirkan. Lamanya air mengalir Air memerlukan waktu untuk mengalir dari pompa kesawah. Waktu yang diperlukan untuk 14

15 mengalirkan air dari pompa ke lahan tergantung pada kemiringan, dimensi, tipe, panjang saluran, kebersihan saluran, debit air, kelembaban saluran, dll. Sebelum membuat jadwal pembagian air, P3A harus mempunyai data kecepatan air disaluran. Hal ini bisa dilakukan pengukuran dengan alat yang sederhana oleh P3A dibantu juru pengairan setempat Saluran yang terawat, bersih dari rumput/sampah, tidak banyak bocor, akan mengalirkan air yang lebih cepat dari saluran yang tidak terawat. Kehilangan air disaluran Air biasanya semakin kehilir mengalami penurunan debit akibat rembesan, penguapan,dan kehilangan lainnya. Oleh karena itu untuk menutup kehilangan air disaluran biasanya diberikan air tambahan sebesar 20 %. Kehilangan air disepanjang saluran ini akan terkait erat dengan pemeliharaan saluran itu sendiri. Jika saluran dirawat dengan baik, maka kehilangan air akibat rembesan disepanjang disaluran semakin kecil. 7. Aspek - aspek Keuangan Sistem Irigasi Pompa Air Tanah Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem irigasi air tanah terdiri dari biaya penggantian suku cadang dan biaya operas! dan pemeliharaan (O & P). Pengeluarah ini menjadi dasar perhitungan menentukan besarnya sumbangan/iuran yang harus ditanggung oleh anggota. Biaya operasi dan pemeliharaan Biaya O & P terdiri biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap mencakup pengeluaran untuk honor operator, pegawai PSA (staf yang dipekerjakan ), dll. Sedangkan biaya tidak tetap tergantung dari jam operas! pompa air tanah, misalnya bahan bakar, pelumas, suku cadang, dll. luran Besarnya iuran yang harus dibayar petani ditentukan berdasarkan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan P3A. Ada beberapa cara menentukan besarnya iuran, yaitu : Menentukan besarnya iuran berdasarkan luas kepemilikan lahan. Cara ini mudah 15

16 dilaksanakan, tetapi kelemahannya adalah tidak ada hubungan antara besarnya iuran air dengan luas lahan. Hal ini karena belum tentu tanah yang luas menggunakan air yang lebih banyak. Iuran yang ditarik berdasarkan air yang dipakai anggota. Cara ini akan mendorong petani untuk mempergunakan air seefisien mungkin, karena semakin boros dia menggunakan air iuran yang harus dibayar juga semakin besar. Kelemahan cara ini adalah penanganan administrasi sulit sehingga menuntut operator dan tenaga administrasi yang trampil dan teliti. Gabungan antara kedua cara tersebut diatas, biaya tetap ditutup dengan iuran yang ditarik berdasarkan luas pemilikan lahan, sedangkan biaya tidak tetap diperoleh dengan iuran yang berdasarkan jumlah air yang dipakai. Contoh Perhitungan besarnya iuran Data dasar: Luas daerah Layanan Jumlah jam pemompaan Pemakaian bahan bakar Harga bahan bakar (solar) = 40 ha = 2475 jam/th = 8,71 liter/jam = Rp 600/liter Operator dan tenaga administrasi waktu kerja dianggap 1 tahun penuh Perhitungan biaya: A. Biaya tetap/tahun 1. Gaji operator (Rp x 12 bulan) = Rp ,- 2. Gaji tenaga administrasi (Rp x 12 Bulan) = Rp ,- 3. Biaya pemeliharaan (Rp x 40 ha) = Rp ,- Jumlah = Rp ,- 16

17 B. Biaya tidak tetap 1. Biaya operasi: Kebutuhan bahan bakar 8.71liter/jam x Rp.600/liter Lain-lain sebesar 15% dari kebutuhan bahan bakar = Rp. 5226,-/jam = Rp. 784,-/jam = Rp. 6010,-/jam 2. Biaya tambahan untuk P3A (10 % dari operasi) Besar biaya ini ditentukan dari kesepakatan anggota = Rp. 601,-/jam Jumlah = Rp. 6611,-/jam Perhitungan besar iuran: Cara I ( persatuan pemilikan lahan) Biaya tetap = Rp ,- Biaya tidak tetap 2475 jam x Rp. 6611,-/jam = Rp ,- = Rp ,- Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar: Rp / 40 ha = Rp /ha Cara II ( iuran perjam pemakaian) Biaya tetap (Rp ,-/2475 jam) Biaya tidak tetap = Rp. 2505,-/jam = Rp. 6611,-/jam = Rp. 9116,-/jam Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar = Rp.9116,-/jam Cara III ( Gabungan cara I dan II) 17

18 Biaya tetap (perluas pemilikan lahan) Rp /th /40 ha = Rp ,- Biaya tidak tetap (perjam pemakaian) = Rp ,- Besar iuran air Rp /ha/th dan biaya operasi perjam Rp.6.611,- Biaya Penggantian Pompa dan Mesin Pompa, mesin dan peralatan lainnya akan mengalami keausan setelah lama digunakan. Misalnya, mesin diesel diperkirakan umur ekonomisnya hanya sampai 7 tahun dan umur pompa 10 tahun. Awet tidaknya suatu peralatan ditentukan oleh baik tidaknya rancangan, waktu operasinya, kualitas pemeliharaan, kualitas pemakaian, dan ketrampilan operator. Jika peralatan telah habis umur ekonomisnya dan tidak dapat dipakai lagi, maka peralatan perlu diganti. Untuk penggantian tersebut tentu membutuhkan dana yang relatif besar. Cara untuk mendapatkan dana adalah dengan menyisihkan sebagian dari kekayaan organisasi secara teratur tiap tahun. Misalnya untuk membeli pompa air yang umurnya 10 tahun, uang yang perlu disisihkan setiap tahun sekurang-kurangnya 1/10 dari harga pompa air tersebut Demikian juga untuk membeli sebuah mesin diesel yang umurnya 6 tahun, perlu disisihkan danasekurang-kurangnya 1/6 dari harga mesin diesel tersebut Sengaja menggunakan kata "sekurang-kurangnya" karena harga akan cenderung mengalami kenaikan. 18

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Kondisi PATM Gorontalo merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat untuk pengembangan sumberdaya lokal berbasis pertanian agropolitan sehingga diperlukan inovasi

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Hidram Pompa merupakan salah satu jenis alat yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara

Lebih terperinci

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002)

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pompa Air Tanpa Mesin (PATM) 1. Deskripsi Pompa didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari level energi rendah ke level energi yang lebih

Lebih terperinci

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20 Bacalah buku petunjuk sebelum anda menggunakan mesin penyiang bermotor (power weeder) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO

MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO MAKALAH PELATIHAN PENGOPERASIAN MESIN SANGRAI MLINJO I b M KELOMPOK INDUSTRI KECIL PENGRAJIN EMPING MLINJO DI BEJI, PAJANGAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah 11 BAB II PEMBAHASAN MATERI Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah ke tempat lebih tinggi alau dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah suatu proses atau kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William)

Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William) Lampiran 1. Kondisi Pipa dan Nilai C (Hazen-William) pipa Koefisien Kehalusan C Pipa besi cor, baru 130 Pipa besi cor, tua 100 Pipa baja, baru 120 ~ 130 Pipa baja, tua 80 ~ 100 Pipa dengan lapisan semen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turbin angin pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya. Turbin angin

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan pertanian yang

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan tebu milik PT. Laju Perdana Indah (LPI), Palembang, Sumatera Selatan. Tempat ini berada pada elevasi

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan

Lebih terperinci

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting) 21 Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting) Bulan Periode Luas Tanaman Golongan I ( 1199 Ha ) Golongan II ( 1401 Ha ) Golongan III ( 1338 Ha ) LPR Q lahan FPR FPR Padi Tebu Polowijo jumlah Padi Tebu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Objek Penelitian Bengkel Bintang didirikan oleh bapak Agung Sudibjo yang beralamat di Jln.Sukodono Gesi Km 2, tepatnya di dukuh Siwalan Kelurahan Gesi. Bengkel

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Pada tahun 1960, Indonesia mengimpor beras sebanyak 0,6 juta ton. Impor beras mengalami peningkatan pada tahun-tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009 DRAFT-4 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa pertanian mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI Irma Wirantina Kustanrika ABSTRAK Terbatasnya pasokan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa peran sektor pertanian

Lebih terperinci

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA IRIGASI AIR TANAH DALAM LATAR BELAKANG Kekeringan yang menyebabkan terjadinya kegagalan usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan adalah penyebabnya. Menyadari

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang : Mengingat : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki BAB IV DATA HASIL 4.1 Data Komponen Awal Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : 4.1.1 Tutup Radiator Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki spesifikasi pembukaan katup dengan

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan yang berada di permukaan bumi. Tanpa adanya air tidak akan terjadi kehidupan. Air juga yang mempengaruhi proses produktifitas berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN ABSTRAK PENDAHULUAN

PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN ABSTRAK PENDAHULUAN PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN Delvi Yanti 1 dan Fadli Nizam Pratama 2 1 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas-Padang 25163

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai keberlanjutan sistem irigasi serta untuk

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 15A Tahun 2006 Lampiran : - TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG IRIGASI WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH, Menimbang : a. bahwa air mempunyai fungsi sosial dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 8 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa irigasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Modifikasi Dari hasil modifikasi mesin Honda CB 100 dengan mengunakan Honda Tiger yang bertujuan untuk perbandingan dari ketiga perbandingan yang berbeda yaitu kendaraan

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A... DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan Normatif...1 2.1 Produk Statuter...1 2.2 Produk Standar...1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Ketentuan Umum...2 5. KetentuanTeknis...2 5.1 Sarana Pengambilan Air

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci