Fenomena Clubbing. (Studi Kasus di Q-Corn Pub Quality Hotel Kota Gorontalo) Teffi Andaru Alwi, Farid Th. Musa S.Sos., MA, Funco Tanipu S.T.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fenomena Clubbing. (Studi Kasus di Q-Corn Pub Quality Hotel Kota Gorontalo) Teffi Andaru Alwi, Farid Th. Musa S.Sos., MA, Funco Tanipu S.T."

Transkripsi

1 Fenomena Clubbing (Studi Kasus di Q-Corn Pub Quality Hotel Kota Gorontalo) Teffi Andaru Alwi, Farid Th. Musa S.Sos., MA, Funco Tanipu S.T., MA Program Studi Sosiologi ABSTRAK Clubbing merupaka suatu fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat perkotaan, clubbing identik dengan dunia malam yang hura-huran dan penuh dengan kegelamoran. Sebuah fenomena menarik yang timbul atas kepenatan aktivitas yang di jalani oleh masyarakat perkotaan yang menyebabkan clubbing menjadi salah satu hiburan malam yang di pilih bagi mereka kaum penikmat dunia malam atas jawaban dari kepenatan yang dirasakan yang mengiinkan suatu hiburan yang menarik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi untuk dapat menggambarkan sifat-sifat individu, kelompok, dan keadaan atau kehidupan sosial budaya. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di Q-Corn Pub Hotel Quality Kota Gorontalo. Wawancara dilakukan dengan para Clubber yang menjadi objek penelitian, serta unsur-unsur lain yang dianggap mampu memberikan informasi tentang Fenomena clubbing di Kota Gorotalo.. Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa kehidupan clubbing muncul atas dasar keinginan masyarakat perkotaan akan sebuah hiburan malam yang menyediakan kesenagan dan kebebasan berekspresi untuk jawaban bagi kepenatan yang di alami masyarakat perkotaan atas rutinitas keseharian yang di angap membosankan. Penikmat hiburan malam clubbing pada khusunya berasar dari kalangan mahasiswa dan para eksektif muda yang sudah memiliki kehidupan mapan sehingga dngan mudah bisa mengakses kehidupan glamor dan hura-hura yang di sediakan bagi mereka para penikmat clubbing. Dalam menikmani hiburan di clubbing mereka menghasiskan waktu dengan ngobrol-ngobrol, minum dan dugem. Pola konsumsi simboit dan kelas sosial nampak entah disadari maupun tidak dari prilaku yang mereka timbulkan pada saat melakukan interaksi dalam ruang lingkup clubbing itu sendiri Kata Kunci : Gaya Hidup, Clubbing, Gorontalo

2 Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya. Hal ini di dukung dengan perubahan yang cepat dalam teknologi informasi yang telah merubah budaya sebagian masyarakat dunia terutama yang tinggal di perkotaan. Khususnya masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi, merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat di peroleh melalui media cetak massa maupun elektronik, internet, televisi, dan berbagai teknologi yang sudah tersedia, sehingga memberikan kemudahan pada masyarakat dalam menentukan gaya hidup yang diinginkan. Menyadari akan arti penting penampilan, maka para anggota budaya modern menghadirkan kepentingan yang besar untuk memantau penampilan diri mereka sendiri dan juga orang lain yang dapat mereka kontrol. 1 Mempertahankan gaya hidup untuk di ikuti menjadi salah satu ciri khas dari masyarakat perkotaan, dimana mereka mencoba menguasai orang lain menggunakan apa yang mereka miliki untuk menjadi panutan orang lain. Dalam hal ini sebagaimana lazimnya yang bisa kita lihat bahwa kemajuan wilayah perkotaan menjadi salah satu faktor pendorong berbagai macam pembangunan, salah satunya yaitu dalam bidang indistri hiburan, aneca macam jenis hiburan telah bermunculan dari yang biasa-biasa (yang bisa di jangkau semua orang seperti tempat rekreasi dan taman hiburan) sampai yang luar biasa (tempat hiburan yang hanya bisa di nikmati orang-orang tertentu seperti pub dan diskotik), semua tempat hiburan memiliki ciri khas masing-masing dan juga para penikmat yang berbeda. 1 Lihat Douglas Chaney dalam, Susanto, Budi (Editor); Penghiburan Masa lalu dan budaya hidup masa kini indonesia. KANISIUS, Yogyakarta Hal 56

3 Kuhshus untuk pub maupun diskotik biasanya hanya di buka pada malam hari. Fenomena diskotik sebenarnya sudah muncul pada tahun 1970-an dan terus berkembang hingga sekarang, lebih lanjut di jelaskan bahwa pada awal perkembanganya di indonesia pada awal dekade 1970-an, diskotik dan hiburan dunia malam merupakan hiburan yang hanya dinikmati oleh orang tua saja dan hanya sebatas live musik dan karaoke. Namun akhirnya dimasuki oleh kaum muda dengan mencipta dunia malam mereka sendiri dengan gaya mobile disco. Memasuki era 80-an, diskotik dan dunia malam semakin berkembang serta mengalami perubahan gaya yang terkenal dengan sebutan breake dance atau tari kejang. Dari era 90-an hingga sekarang, dunia malam dan diskotik terus berkembang, para penikmat dunia malam sekarang sudah dapat memilih antara live music, karaoke dan dance, karna tempatnya sudah tersendiri dan para penikmatnya tidak hanya sebatas anak muda. 2 Banyaknya tempat-tempat hiburan malam khusunya diskotik merupakan jawaban dari perkembangan suatu kota yang mengharuskan para warganya menghabiskan waktu keseharian dengan pekerjaan sehingganya dengan bepergian ke tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik merupakan salah satu ekpresi mereka untuk menghilangkan kepenatan aktivitas keseharian. Setiap individu atau kelompok dalam stratum sosial tertentu akan memiliki gaya hidup yang khas yang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi sosial. Gaya hidup ini dapat dilihat dari barang-barang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya bersifat modis, cara berperilaku (etiket), sampai bahasa yang digunakan tidak untuk tujuan berkomunikasi semata-mata, tetapi juga untuk simbol identitas. Pencarian identitas diri dengan gaya hidup tertentu dilalui remaja dengan beragam jalan. Terdapat suatu kasus mengenai gaya hidup remaja saat ini, yaitu aktivitas mereka pergi ke klub malam, atau yang diistilahkan dengan clubbing. Retno mengungkapkan bahwa clubbing saat ini merupakan kehidupan malam anak muda perkotaan yang sedang menjadi tren. 3 2 Liyansyah, Muhhamad. Dugem Gaya Hidup Para Clubbers. Skripsi, Universitas Sumatra Utara. Hal 67 3 Dimitri, Nindyastari, Gaya Hidup Remaja yang Melakukan Clubbing, Skripsi: Universitas Gunadarma, Hal: 3

4 Pola hidup konsumtif yang gencar di promosikan oleh produsen dengan berbagai cara untuk meraih keuntungan dalam hal bisnis, hal ini terlihat dari bagaimana berbagai fasilitas yang di sediakan produsen untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu memenuhi hasratnya dalam hal mencari hiburan sebagai ajang menghilangakan kepenatan dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Hiburan malam menjadi sebuah pilihan tepat bagi mereka yang mengiinkan kesenangan yang berbeda dari kebanyakan khalayak, diantara Cafe, Karaoke, dan Diskotik yang masing-masing menyediakan sarana hiburan yang berbeda-beda. Kata Clubbing berasal inggris yang di bentuk dari kata club yang berarti perkumpulan. Istila clubbing yang terdapat dalam kamus tersebut bermakna berkumpul. Istilah Clubbing yang dapat kita pahami adalah berkumpul-kumpul pada malam untuk menikmati hiburan di tempat-tempat yang menawarkan hiburan, kenyamanan dan kenikmatan biasanya dilakukan pada akhir pekan untuk menghilangkan kepenatan dan semua beban ritual sehari-hari. 4 Clubbing juga merupakan istilah khas anak muda yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat. Melalui clubbing khususnya anak muda merasa menemukan jati diri, di sana mereka bisa lompat-lompat sebebasnya, meneguk alkohol dan narkoba. Melalui clubbing mereka bias menemukan komunitas bergaulnya. Singkatnya clubbing adalah just having fun, sekedar hurahura dan membutuhkan banyak uang, Perdana Clubbing, adalah sebuah kata yang cukup akrab di telinga para remaja, khususnya remaja. 5 Clubbing merupakan salah satu ajang pergaulan remaja saat ini. Para kawula muda rela menghabiskan waktu dengan memadati diskotik-diskotik ternama hanya untuk sekedar menikmati musik, bergoyang di lantai disko sambil meminum minuman favorit dari non-alkohol sampai minuman beralkohol, banyaknya tempat hiburan publik seakan memang di sediakan untuk memenuhi 4 Liyansyah, Muhhamad. Dugem Gaya Hidup Para Clubbers. Skripsi, Universitas Sumatra Utara. Hal 3 5 Ibid hlm 3

5 keinginan dan kebutuhan kaum muda untuk memenhi kebutuhan gaya hidup mereka. Tempat-tempat hiburan yang ada seperti café-café, mega mall, diskotik, bioskop dan lain-lain, seakan-akan memang disediakan bagi mereka para kaum muda. Mayoritas tempat-tempat tersebut di penuhi oleh para kaum muda yang sedang menikmati masa mudanya, Gaya hidup glamor dan serba enak itu melekat kuat pada citra kaum muda itu sendiri. 1. Kondisi Q-Corn Pub Quality Hotel Gorontalo Ketika masuk kedalam Q-Corn Pub kita akan langsung disuguhkan dengan desain ruangan yang elit anda akan menemui dua seting tempat duduk yang berbeda yang pertama dengan seting biasa hanya ada kursi-kursi tersendiri yang mengelilingi meja bundar tanpa penghalang dan seting kursi panjang yang saling berhadapan yang memiliki penghalang yang membuat tempat tersrbut memiliki ruang privasi tersendiri ketimbang yang biasa, selanjutnya seting cahaya lampu yang minim dan hanya ada satu lampu disko dan beberapa lampu sorot berwarna yang akan selalui bergantian menerangi setiap bagian ruangan Q-Corn Pub. Satu tempat di bagian depan dengan setingan lantai lebih tinggi dari kursi-kursi disediakan khusus untuk DJ ( Disc Jockey ) untuk memaikan dentuman musiknya, kemudain tepat di depan tempat DJ adalah lantai dansa untuk para pengunjung yang ingin melakukan Dugem dan tepat di depan pintu masuk dan keluar tempat bartender, pemesanan minuman dan kasih berada. Q-Corn Pub biasanya buka pada jam-jam Wita sampai dengan wita, dalam pengelolaan waktu pihak Q-Corn membaginya ke dalam beberapa sesi untuk pembuka biasanya disajukan live music yang diisi oleh band-band lokal gorontalo pada hari-hari biasa di luar iven-iven, setelah itu masuk ke sesi music DJ yang juga di isi oleh DJ lokal gorontalo pada hari-hari biasa di luar iven-iven kemudian kembali dilanjutkan dengan live music smpai jam setelah itu kembali diisi oleh DJ sampai jam 04.00, dalam hal ini Q-Corn Pub melihat situasi dan kondisi yang ada untuk menentukan pembagian antara live musik dan DJ. Dengan pembagian waktu antara live musik dan Dj merupakan penjelasan bahwa dalam peraktek Clubbing di Kota Gorontalo belum menjadi bagian dari

6 gaya hidup dari kebanyakan masyarakat perkotaan yang menempatkan hiburan malam khusunya Clubbing menjadi sebuah kebutuhan dan ketagihan. 6 Dimana dalam praktek pemenuhan kebutuhan masyarakat perkotaan mengiinkan suatu hiburan yang bisa menghilangkan kepenatan dari segala rutinitas kerja. 2. Pekerja di Q-Corn Pub Dalam sebuah tempat-tempat hiburan memiliki beberapa item yang tidak dapat di pisahkan sebagai suatu kesatuan seperti pekerja dan konsumen. Dalam hal ini pekerja yang merupakan bagian tak terpisahkan memiliki peranan tersendiri, Q-Corn Pub itu sendiri memiliki 12 pegawai tetap untuk menjalankan oprasionalnya, dengan rincian sebagai berikut: 1. Manejer Q-Corn Pub yang bertugas untuk mengontrol secara keseluruhan agar oprasional Pub berjalan sebagai mana mestinya. 2. Bartender yang bertugas untuk memberikan minuman yang sudah ada maupun meracik minuman baru untuk konsumen. 3. Kasih yang bertugas untuk menghendel masalah pembayaran dalam segala bentuk transaksi yang terjadi di dalam Pub. 4. Whaiters yang bertugas untuk melatani permintaan para konsumen. 5. Security atau pengamanan yang bertugas untuk mengamankan situasi dan kondisi Pub agar berjalan sebagai mana mestinya. Dengan pembagiab tugas yang telah diatur sebagi mana mestinya sehingga diharapkan segala bentuk oprasional yang telaah di rancang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Para pekerja yang berada di Q-Corn Pub itu sendiri didominasi oleh orang-orang Gorontalo itu sendiri, mereka masuk sesuai jam oprasional yang telah di tentukan dar jam Wita sampai dengan 04.oo Wita. 3. Para Penikmat Hiburan di Q-Corn Pub Kehidupan Dunia Gemerlap malam khusunya Clubbing merupakan tempat hiburan yang tidak dapat di akes oleh semua orang, pada umumnya mereka dari 6 Abdul, Hattib, Geliat Dugem sebagai Ritual Baru pada Tubuh Kaum Urban (studi kasus para clubbers di Hugo s Cafe), dalam Jurnal Mahasiswa Universitas Gajah mada Edisi 40 tahun 2006 hal 62

7 masyarakat kalangan menegah dan elit yang dapat mengakses tempat hiburan malam khususnya Clubbing. 7 Mereka para penikmat hiburan malam khusunya dunia Clubbing di Kota Gorontalo kebanyakan dari para pengusaha atau pekerja dari luar Kota Gorontalo yang mencari hiburan untuk melepaskan kepenatan kerja yang mereka lakukan sehari-hari, menjadi hal yang wajar ketika rutinitas kerja yang padat selalu menghantui keseharian mereka secara otomatis keinginan menghilangkan kepenatan timbul dari dalam diri dan Clubbing menjadi salah satu pilihan, para pengujung lokal yang datang pun biasanya mereka yang memiliki usaha atau kemampuan finansial lebih yang bisa mengakses hiburan di Q-Corn Pub. Para pekerja di Q-Corn Pub sendiri didominasi oleh orang lokal Gorontalo sebagai Waithers, DJ, Bartender hinga Manager. 4. Jenis-jenis Minuman, Aliran Music dan Dj di Q-Corn Pub Dunia gemerlap malam yang mempunyai tingkat keprivasian tinggi seperti Diskotik dan Pub yang tidak dapat diakses oleh setiap kalangan masrakat dengan mudah, menimbulkan konotasi negatif dari sebagain besar kalangan msyarkat. Kegiatan-kegiatan seperti bergoyang bersama Seksi Dancer, minum-minuman berakohol dan dentuman musik Dj menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas Clubbing pada umumnya Q-Corn Pub sebagai bagian dari tempat hiburan malam yang menyediakan berbagai fasilitas penunajang seperti minum-minuman beralkohol diantaranya : Jenis minuman Botol di Q-Corn Pub Jenis Minuman Racikan Jenis Minuman Harga Satuan/Botol Bartender Long Island Rp. 1, Long ial ilusen Chivas Reagal Rp. 1,500,000 Rez iz Red Label Rp Leming bikini Jack Daniels Rp Ibid. Hal. 55

8 Tequilla Rp. 1, Martel Rp Tabel II (jenis-jenis Minuman dan harganya) Sumber : Hasil wawancara dengan Bartender Q-Corn Pub Dj (Disk Jockey) merupakan elemen penting dalam pelengkap suasana di dalam diskotik maupun pub, dengan adanya dentuman music Dj dapat membuat suasana dalam Pub menjadi lebih cair dan dinikmati oleh para pengunung untuk melakukan dugem. Music Dj itu sendiri secara umum terbagi kedalam berbagai jenis daiantaranya: Ambient, Techno, Progressive Trance, Cybertrance, House, Jungle, Drum n base, Techtep, Garage dan Big beat. 8 di Q-Corn Quality dalam hal pembagian jenis music belum dapat dilakukan mengingat ketertarikan masyarakat Kota Gorontalo terhadap kehidupan Clubbing tidak sebesar kota-kota besar lainya yang sudah melakukan pembagian-pembagian jenis music sesuai tema perminggu seperti di diskotik-diskotik Bandung dan surabaya. 5. Aktivitas Kehidupan Clubbing Kota Gorontalo Ngobrol dan Minum Aktivitas yang sering di jumpai dalam kegiatan Clubbing mereka biasa saling menghabiskan waktu mereka dengan melakukan berbagai macam obrolanobrolan dari hanya sekedar berbicara mengenai rutinitas keseharian, bercanda dalam berbagai topik hingga berbicara mengenai bisnis dan berbagai hal lainya. Pada umumnya tempat yang di sediakan oleh Q-Corn Pub itu sendiri terbagi dalam dua jenis diantaranya rungan yang di kategorikan VIP dengan adanya pembatas seperti didinding agar kenyamanan pengunjung dalam melakukan aktivitas pembicaraan dan lainya terjaga, untuk mendapatkan fasilitas tersebut pengunjung harus merogoh kocek sekitar Rp ,00 s.d ,00 karna dari pihak Q-Corn itu sendiri sudah menyediakan paket sekalian dengan fasilitas tertentu dari masing-masing paket yang sudah di sediakan. Sedangkan untuk menggunakan meja yang biasa pengunjung tidak dikenakan biaya untuk itu. Dalam hal konsumsi tidak dapat di katakan bahwa pengunjung yang menempati 8 Ibid. Hal.l 56

9 rungan VIP memiliki tingkat konsumsi yang tinggi terkadang mereka yang hanya menggunakan meja biasa tingkat konsumsinya bisa lebih tinggi. Selain ngobrol-ngobrol rasanya tidak lengkap bagi pengunjung atau para penikmat dunia Clubbing bila tidak minum, ada yang hanya minum miniman non alkohol hingga yang beralkohol tapi kebanyakan para penikmat Clubbing lebih menikmati aktivitas Clubbing mereka dengan mengkonsumsi minum-minuman beralkohor, harganyapun bervariasi dari yang Rp ,00 s.d ,00, pihak Q-Corn sendiri menyediakan paket-paket tertentu bagi para Clubber yaitu paket enjoy yang di bandrol dengan harga ,00 dan paket Complet ,00. Walaupun tidak dapat dipastikan semua pengunjung Q-Corn mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Dugem Dugem merupakan aktivitas yang tidak dapat di pisahkan dengan mereka para penikmat Clubbing, hal itu dikarnakan suasana Pup yang hingar bingar dengan suara dentuman musik dari Disk Jockey yang menghentak-hentak mengugah gairah para penikmat Clubbing untuk bergoyang mengikuti duntuman musik tersebut di tambah lagi seting lampu yang gelap dan gemerlap menambah suasana lebih menikmati suasana yang ada, faktor penting yang tidak bisa di pisahkan tentunya faktor pengaruh minuman beralkohol yang membuat fikiran gembira dan selalu ingin menikmati setiap dentuman musik yang ada dan para wanita baik itu pengunjung maupun seksi dance yang di sediakan pihak Pup menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat dunia Clubbing dari kaum adam untuk lebih menikmati suasana. Rutinitas minum dan berjoget-joget tentunya adalah hal lumrah dan sering kita jumpai dalam setiap tempat-tempat hiburan malam khususnya di Diskotikdiskoti dan Pup. Untuk menjaga peminat dunia gemerlap Malam (dugem) di Kota Gorontalo tidak jarang pihak Q-Corn Pub tidak segan-segan mengundang Disk Jockey dari luar Gorontalo untuk lebih menarik minat para pengunjung, tak kalah menarik juga apabila ada iven-iven yang dilakukan di Q-Corn Pub dengan mendatangkan para seksi dance dan yang cantik dan seksi dan festival band untuk mengubah suasana namun terkadang.

10 Perkelahian dan Narkotika Hiburan malam yang mnyediakan berbagai macam kesenangan bagi para pemikmatnya merupakan suatu tawaran hiburan yang sangat sayang bila dilewatkat khususnya untuk para penikmat Diskotik dan Pub, para penikmat Clubbing pastinya sangat sayang untuk meninggalkan setiap momen dalam menikmati hiburan yang ada namun seolah tidak dapat di hndari lagi hal-hal negatif yang timbul karna terlalu bebas seringkali menyebabkan perkelahian diantara sesama penikmat Clubbing persoalanya tidak jauh dari pengaruh minuman beralkohol yang menguasai pikiran mereka, pada saat melakukan dugem biasanya terjadi kontak langsung atau saling senggol antara pengunjung yang tidak jarang berakhir dengan perkelahian antar sesama penikmat Clubbing. Narkobapun merupakan bagian pelengkap bagi mereka yang mengiinkan sensasi lain yang di timbulkan dari barang tersebut untuk menikmati hingar bingar lampu Pub dan dentuman musik dari Diks Jockey, dimana ketika seseorang mengkonsumsi Narkoba jenis apapun akan menikmati dunianya dan sensasi tersendiri berbeda dengan efek yang di timbulkan oleh minuman keras, jenisjenisnya pun beragam dari sabu-sabu, ganja, heroin, ekstasi dan masih banyak lagi. Dalam prakteknya di Q-Corn Pub baru satu orang yang positif kedapatan menggunakan narkota ketika sedang menikmati suasana Pub. 6. Faktor Pendorong Melakukan Clubbing Menurut pandangan David Chaney gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dan orang lain. Gaya hidup tergantung pada kultural yang masing-masing merupakan gaya, tatakrama, cara menggungakan barang dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu individu dan kelompok. Dalam memenuhi kebutuhan maupun kepuasan individu dan kelompok mereka mencoba mencari berbagai jenis aktivitas hiburan yang ada, dalam hal ini dunia gemerlap malam menjadi satu pilihan yang menjamur di kota-kota besar sebagai ajang hiburan yang bisa memberikan kepuasan tersendiri. Hal ini di dukung perubahan yang cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian masyarakat dunia terutama yang tinggal di perkotaan. Khususnya masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi, merupakan

11 kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat di peroleh melalui media cetak massa maupun elektronik, internet, televisi, dan berbagai teknologi yang sudah tersedia, sehingga memberikan kemudahan pada masyarakat dalam menentukan gaya hidup yang diinginkan. Ragam hiburan yang tersedia di kota-kota besar tidak memusingkan mereka untuk menentukan hiburan apa yang merek ingingkan Clubbing menjadi salah satu pilihan hiburan bagi mereka yang mengiinkan kesenangan yang menarik walaupun biaya yang di keluarkan relatif mahal. Kegiatan kantor yang begitu banyak dan membosankan menjadi alasan kuat bagi mereka para pekerja kantoran yang setiap hari bergelut dengan segala hal yang berurusan dengan rutinitas kantor. Tak beda jauh dengan kalangan mahasiswa yang mengjadikan rutinitas perkuliah dan berbagai macam tugas menjadi alasan mereka untuk menikmati hingar bingar kehidupan malam yang penuh dengan kesengan, bukan hanya rutinitas kuliah saja yang menjadi faktor pendorong para mahasiswa tersebut menjani penikmat Clubbing namun faktor patah hati karna gagal dalam proses percintaanpun mrnjadi alasan mereka pergi melakukan Clubbing. Sarana hiburan malam khususnya Clubbing telah menjadi pilihan bagi para kaum muda yang mengiinkan kebebasan berekspresi tanpa harus takut dengan dengan apapun, menghilangkan sejenak kepenatan rutinitas keseharian yang di angap sangat membosankan dengan minum-minuman beralkohol berjoget-joget dan hanyut dalam dentuman musik dari DJ yang menengelamkan para penikmat Clubbing dalam suasana yang bebas. 7. Pola Konsumsi dan Kelas Sosial dalam kehidupan Clubbing Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang identik dengan masyarakat perkotaan, hal tersebut sangat di dukung dengan ketersedian berbagai usaha yang menyediakan berbagai barang dan jasa untuk memenuhi gaya hidup perkotaan yang serba instan, pola konsumsi simbolik menjadi sesuatu yang menarik dalam hal proses konsumsi pada umumnya. Berdasarkan proses konsumsi maka dapat di lihat bahwa bahwa konsumsi juga dapat bersifat citra ( image ) dimana citra yang di pancarkan oleh suatu produk ( seperti pakaian dan makanan ) merupakan alat

12 ekspresi dari kelompok yang mampu menegaskan keberadaanya dan identitasnya. 9 Kegiatan Clubbing pada umumnya merupakan sarana bagi para penikmat hiburan malam yang mengiinkan suatu kesenangan dan kebebasan guna menghilangkan kepenatan dalam menjalani rutinitas keseharian. Dugem, minumminum merupakan rutinitas utama dalam kegiatan clubbing, dengan melakukan dugem dan minum-minum diharapkan bisa melepas kepenatan dan memberi kesengan bagi para penikmatnya, namun dengan seiringanya waktu dan terus terjadinya rutinitas tersebut bisa juga lepas dari tujuan mereka menjadi ajang pembuktian diri atau menunjukan identitas atau status sosial mereka pada masyarakat. Pola konsumsi simbiolis mereka para penikmat dunia Clubbing terlihat dari bagaimana mereka mengkonsumsi barang bukan dalam hal memenuhi kebutuhan untung menunjang kegiatan Clubbing yang mereka lakukan. Dalam hal ini para penikmat dunia malam Clubbing mengkonsumsi barang dan jasa untuk menunjukan identitas mereka dalam kelompok sosial, hal ini terlihat jelas pada bagi mereka para penikmat Clubbing saat mengkonsumsi minuman yang tersedia dalam Pub maupun Diskotik, bagi mereka minuman apa yang terletak di meja mereka merupakan bentuk penjelasan atas identitas dan keberadaan mereka. Fenomena diatas menegaskan bahwa mereka yang mengkonsmsi minuman Jack Daniels ataupun Chivas Regal memiliki keunggulan tersendiri dan secara tidak langsung menegaskan bahwa mereka merupakan penikmat Clubbing dari kalangan atas bagaimana tidak untuk bisa mengkonsumsi minuman Jack Daniels ataupun Chivas Regal meraka harus mengeluarkan uang minimalnya Rp ,00 perbotol, dengan terjadinya pergeseran makna dari makna awal bahwa dengan mengkonsumsi minuman beralkosol seperti Jack Daniels bisa menyebabkan sensasi memabukan namun ada makna simbolis lain yang muncul yakni kebanggaan para penikmat minuman Jack Daniels lebih percaya diri dibandingkan dengan penikmat minuman bir biasa. 9 Lihat Abdullah dalam Skripsi Muhhamad Liyansyah. Dugem Gaya Hidup Para Clubber. Universitas Sumatra Utara

13 Para penikmat Dunia Clubbing juga dapat di bedakan dengan penggunaan fasilitas yang di sediakan, setinga ruangan Q-Corn Pub yang membagi dua tempat duduk yang satu tempat duduk seperti sofa panjang dan memiki penghalang dari ruang satu dengan yang launya dan juga meja biasa berbentuk bundar dan kursikursi besi berpasangan. Dalam hal ini bagi mereka yang menggunakan fasilitas ruangan dan sofa tadi, dapat di pandang sebagai para penikmat dunia Clubbing dari kalangan atas. Secara tidak sadar mereka di berikan gambaran kemewahan dari praktek konsumerisme yang di tawaekan pihak Q-Corn kepada para pengunjung. Praktek konsumsi tersebut tidak terlepas dari peran kapitalis yang terusmenerus melakukan pencitraan terhadap berbagai jenis barang untuk merauf keuntungan. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi informasi yang hampir menghapus karang ruang yang waktu dengan pertukaran informasi yang sangat cepat. Dalam hal pencitraan mengenai barang konsumsi para kaum kapitalis menggunakan media masa sebagai sarana pembentuk karakter konsumen untuk meniru atau mengikuti keinginan dari pihak kapitalis untuk terus menerus mengkonsumsi barang-barang secara simbolis tampa memperhitungkan kembali nilai guna dari suatu barang maupun jasa. 8. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian di lapangan penulis menarik beberapa kesimpulan tentang Fenomena Clubbong di Kota Gorontalo : 1. Kehidupan Clubbing di Kota Gorontalo terjadi karena situasi dan kondisi yang di timbul dari kebosan maupun kenatan masyarakat Kota Gorontalo dalam menghadapi berbagai macam kesibukan pekerjaan, dengan

14 sendirinya kebutuhan atas hiburan membawa mereka untuk memilih Q- Corn Pub sebagai satu-satunya Pub yang terdapat di Kota Gorontalo untuk melepas penat dan kebosanan ladam menjalani rutinitas kerja sehari-hari. 2. Para penikmat kehidupan malam di Kota Gorontalo khususnya mengenai kehidupan Clubbing sebagian besar datang dari luar daerah yang datang ke Kota Gorontalo untuk bekerja. Mereka biasa menghabiskan waktu lenggang di Q-Corn Pub untuk menghilangkan kepenatan maupun hanya sekedar mencari hiburan. 3. Pola hidup Konsumsi sudah menjadi bagian dari gaya hidup pada kehidupan Clubbing. Kegiatan konsumsi itu sendiri terlihat dari segi jenis konsumsi yang mereka lakukan dalam kegiatan Clubbing dimana dalam berbagai konsumsi mereka melihat secara sadar maupun tidak mengenai nilai-nilai dari jenis konsumsi yang mereka lakukan. Mengacu pada kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa kesimpulan dari penulis. 1. Kehidupan Clubbing seharusnya janganlah timbul atas dasar sebagai pemenuhan kebutuhan atas kepenatan kegiatan sehari-hari saja, melaikan sebagai bagian dari rutinitas dalam hal memenuhi kebutuhan hiburan. 2. Untuk lebih menggairahkan suasana kehidupan Clibbing di Kota Gorontalo sudah seharusnya dilakukan publikasi lebih luas, perbaikan sarana Clubbing danbahkan penambahan tempat-tempat hiburan serupa di berbagai tempat di Kota Gorontlo. 3. Melihat praktek konsumsi yang berlebih telah menjadi kebiasaan bagi mereka para penikmat Clubbing harus adanya sebuah pemahaman mengenai pola konsumsi yang ada sehingga mereka akan lebih selektif untuk melakukan konsumsi barang dan jasa. DAFTAR PUSTAKA

15 Susanto, Budi (Editor); Penghiburan Masa lalu dan budaya hidup masa kini indonesia. KANISIUS, Yogyakarta Muhhamad Liyansyah; Skripsi 2009 Dugem Gaya Hidup Para Clubbers. Universitas Sumatra Utara Dimitri Nindyastari, Skripsi Gaya Hidup Remaja Yang Melakukan Clubbing. Universitas Gunadarma Abdul Kadir, Hattib, Geliat Dugem sebegai Ritual Baru pada Tubuh Kaum Urban. Dalam jurnal Mahasiswa Unuversitas Gadjah Mada, edisi 40 tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri. Gaya hidup telah menjadi bagian dari kehidupan sosial sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, dan semakin banyak pula sosok-sosok yang melakoni kehidupan dalam dunia malam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kata konsumsi berasal dari bahasa inggris Consumption yang berarti

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kata konsumsi berasal dari bahasa inggris Consumption yang berarti BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Konsumtif Kata konsumsi berasal dari bahasa inggris Consumption yang berarti memanfaatkan atau menikmati sesuati yang bersifat mateiral maupun non material. Mary Douglas dan

Lebih terperinci

BAB I I.1. Latar Belakang

BAB I I.1. Latar Belakang BAB I I.1. Latar Belakang Fokus dalam penelitian ini akan membahas bagaimana penggambaran gaya hidup remaja melalui film Not For Sale. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah gaya hidup remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kultur Clubbing lahir pada akhir dekade 80-an di Eropa. Kemajuan dalam

I. PENDAHULUAN. Kultur Clubbing lahir pada akhir dekade 80-an di Eropa. Kemajuan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kultur Clubbing lahir pada akhir dekade 80-an di Eropa. Kemajuan dalam teknologi suara sintetis dan narkoba (obat-obatan terlarang) melahirkan music techno/house dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah

BAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena paling besar yang merupakan bagian dari gaya hidup hedonis dikalangan anak muda perkotaan adalah gaya hidup dugem alias dunia gemerlap. Dimana dugem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda. Perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Kost Melakukan Seks Bebas 1. Adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yaitu dengan adanya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

semua kalangan usia. Tetapi biasanya pelanggan terbesarnya adalah para anak anak muda. Kota Bogor memiliki banyak potensi untuk dijadikan tempat

semua kalangan usia. Tetapi biasanya pelanggan terbesarnya adalah para anak anak muda. Kota Bogor memiliki banyak potensi untuk dijadikan tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang ini kebutuhan hiburan setiap orang sudah semakin beragam, tidak hanya berdiam diri di rumah sambil menonton televisi, medengarkan musik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, yang mengakibatkan munculnya gaya hidup yang hedonis. Demi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, yang mengakibatkan munculnya gaya hidup yang hedonis. Demi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan gaya hidup modern di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh arus globalisasi, yang mengakibatkan munculnya gaya hidup yang hedonis. Demi menjalani gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen adalah raja begitulah kata pepatah, karena konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen adalah raja begitulah kata pepatah, karena konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen adalah raja begitulah kata pepatah, karena konsumen merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah industri bisnis. Tanpa konsumen sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya arus globalisasi, masyarakat saat ini lebih memilih mall untuk menghabiskan waktu liburannya, daripada mengunjungi tempat tempat wisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula yang

BAB I PENDAHULUAN. formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gorontalo sebagai bangsa lahir dan berdiri berkat nasioanalisme lokal. Sebelum berdiri formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Silsila Karya Abadi atau Stupa Group adalah perusahaan yang bergerak di industri Food & Beverage.Stupa Group memiliki 2 buah gerai F&B yaitu, Downtown Bistro yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang makin maju seperti saat ini, rokok adalah suatu barang yang tidak asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini alat transportasi mulai menjadi perhatian bagi setiap orang, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang semakin bervariasi. Terkadang orang ingin bertemu di tempat yang tidak hanya menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kota memberikan dampak tersendiri, dimana perkembangan kota secara alamiah melahirkan kegembiraan untuk menjadi daya tarik dan pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah gambaran kehidupan dunia malam mahasiswa clubbers di tempat hiburan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah gambaran kehidupan dunia malam mahasiswa clubbers di tempat hiburan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Potret Potret menurut Hartono (1997:789) merupakan gambaran sebuah keadaan yang fluktuatif, sedangkan yang dimaksud potret oleh peneliti dalm penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota BAB II LANDASAN TEORI II. A. Pria Metroseksual II. A. 1. Pengertian Pria Metroseksual Definisi metroseksual pertama kalinya dikemukakan oleh Mark Simpson (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat 78 BAB V KESIMPULAN Warung kopi merupakan salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat merepresentasikan gaya hidup masayarakat Aceh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari modernisasi yang memposisikan pencitraannya sebagai suatu bentuk globalisasi yang terus bergulir. Selaras

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, akan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin modern, teknologi yang berkembang pesat serta kehidupan manusia yang dinamis selalu berubah diiringi dengan tingkat pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri

Lebih terperinci

PERILAKU MAHASISWI DALAM DUNIA GEMERLAP (DUGEM) DI KOTA MANADO RILYA SENDUK NIM

PERILAKU MAHASISWI DALAM DUNIA GEMERLAP (DUGEM) DI KOTA MANADO RILYA SENDUK NIM Jurnal Holistik, Tahun X No. 18 / Juli - Desember 2016 PERILAKU MAHASISWI DALAM DUNIA GEMERLAP (DUGEM) DI KOTA MANADO RILYA SENDUK NIM 1108175014 ABSTRACT Modernization have made values modern enter into

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi ditandai dengan semakin luasnya jaringan televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup manusia pada umumnya dalam bersosialisasi dapat membedakan

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup manusia pada umumnya dalam bersosialisasi dapat membedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ruang lingkup manusia pada umumnya dalam bersosialisasi dapat membedakan status sosial mereka. Perkembangan lifestyle sekarang ini begitu bervariasi dan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai indikator awal untuk menentukan perilaku konsumen masyarakat. perusahaan bisa melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yang juga secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap

Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia itu tida.k dilahirkan dengan suatu sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi sikap tersebut dibentuk sepanjang perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. persaingan merek untuk memberikan citra khusus bagi pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. persaingan merek untuk memberikan citra khusus bagi pelanggan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan didalam dunia bisnis yang semakin ketat, membuat perusahaan berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya, agar produk diminati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobil mengenai gaya hidup hedonis dalam film street society (2014).

BAB I PENDAHULUAN. mobil mengenai gaya hidup hedonis dalam film street society (2014). BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Fokus penelitian ini mengenai penerimaan anggota komunitas mobil mengenai gaya hidup hedonis dalam film street society (2014). Fenomena gaya hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Dua aspek inilah yang sekarang menjadi konsentrasi pembangunan yang diinisiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota selalu identik dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju, khususnya Kota Medan yang digolongkan sebagai kota metropolitan. Hal ini dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang,

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010.

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010. BAB IV KESIMPULAN Eating out merupakan salah satu alternatif kegiatan waktu luang pada masyarakat perkotaan. Eating out didefinisikan sebagai kegiatan mengkonsumsi makanan yang dilakukan di luar rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota yang terletak di tengah-tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta dikenal banyak orang dengan sebutan Kota Budaya. Dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk

1. PENDAHULUAN. Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh yang berasal dari luar Indonesia. Globalisasi merupakan istilah yang semakin gencar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, tren-tren baru mulai bermunculan di masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out (bercengkerama). Kebiasaan hang-out

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa banyak pengusaha membuka bisnis ritel di berbagai pusat perbelanjaan. Tak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar,

BAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah pada sektor industri hiburan. Berbagai tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Café Double dipps dirikan pada tanggal 11 juli 2011 dibawah kepemilikian ibu Lisye Irawati, Café Double dipps merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awalnya, para produsen menawarkan produknya dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Mereka membuat sebuah produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunikan suatu produk, merupakan salah satu cara yang sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan daya saing produknya, karena semakin unik suatu produk, maka konsumen

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis A. Gaya Hidup Hedonis Hedonisme dikembangkan oleh dua orang filosof Yunani, Epicurus (341-270 SM) dan Aristippus of Cyrine (435-366 SM). Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kata atmosphere, berasal dari bahasa Inggris yang berarti suasana. Secara umum, pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu. Akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak pertama kali Sistem Tanam Paksa oleh pemerintah Belanda, mulanya minum kopi merupakan kebiasaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci