BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
|
|
- Hendra Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis Teori Stakeholder Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Hadi, 2011). Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal seperti pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan (Hummels, 2011). Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, investor, kreditur, karyawan, supplier, masyarakat, pemerintah dan lain-lain). Corporate Social Responsibility merupakan salah satu strategi dari perusahaan untuk memuaskan keinginan para stakeholder. semakin baik perusahaan mengungkapkan, maka stakeholders akan merasa makin terpuaskan sehingga mereka akan mendukung secara full atas segala akivitas baik
2 yang dilakukan ataupun yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan mereka yaitu meningkatkan laba perusahaan. Menurut the Clarkson Centre for Business Ethics (dalam Faradilla, 2012) stakeholder perusahaan dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu primary stakeholder dan secondary stakeholder. Primary stakeholder merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko. Pihak-pihak yang termasuk dalam golongan ini adalah investor, kreditor, karyawan dan komunitas lokal. Namun di sisi lain pemerintah tergolong dalam primary stakeholder walaupun secara tidak langsung mempunyai hubungan secara ekonomi akan tetapi hubungan keduanya bersifat non-kontraktual. Sedangkan secondary stakeholder adalah pihak-pihak dimana sifat hubungannya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh stakeholder bentuk ini. Pihak-pihak yang termasuk dalam golongan ini adalah media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya Teori Legitimasi Selain teori stakeholder yang mendasari terbentuknya corporate social responsibility yang telah dijelaskan sebelumnya, ada teori lain yang mendasari corporate social responsibility yaitu Teori Legitimasi. Menurut Gray et al (dalam Hadi, 2011: 88) bahwa: legitimation is a system-oriented view of organization and society.. permits us to focus on teh role of information and disclosure in the relationship between organization, the state, individual and group.
3 Definisi di atas mengisyaratkan bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat (Gray at el, 1996; dalam Hadi, 2011). Praktek corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk menyelaraskan diri dengan norma masyarakat. Dengan adanya pengungkapan Corporate Social Responsibility yang baik, maka diharapkan perusahaan akan mendapat legitimasi dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja yang bertujuan untuk pencapaian keuntungan perusahaan. Dowling dan Pfeffer (dalam Hadi, 2011: 91) menyatakan bahwa aktivitas organisasi perusahaan hendaknya sesuai dengan nilai sosial lingkungannya. Terdapat dua dimensi agar perusahaan memperoleh dukungan legitimasi, yaitu: aktivitas oganisasi perusahaan harus sesuai (congruence) dengan sistem nilai di masyarakat serta pelaporan aktivitas perusahaan juga hendaknya mencerminkan nilai sosial. Pattern (dalam Hadi, 2011: 92) menyatakan bahwa upaya yang diperlukan oleh perusahaan dalam rangka mengelola legitimasi agar efektif, yaitu denga cara: 1. Melakukan identifikasi dan komunikasi dengan publik. 2. Melakukan komunikasi tentang masalah nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan serta membangun persepsinya tentang perusahaan.
4 3. Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan terutama terkait dengan masalah social responsibility. Berkembangnya tingkat kesadaran dan peradaban masyarakat membuka peluang meningkatnya tuntutan terhadap kesadaran kesehatan lingkungan. Wibisono (dalam Hadi, 2011:92) menyatakan bahwa social responsibility memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan reputasi perusahan, menjaga image dan strategi perusahaan Corporate Social Responsibility Kegiatan sosial perusahaan bukan hanya sekedar cara untuk mencapai hasil ekonomi, namun juga dapat mengembangkan hubungan baik dengan stakeholders. Dengan demikian secara tidak langsung dapat menciptakan citra positif bagi perusahaan. Corporate Social Responsibilty merupakan elemen penting dalam keragka keberlanjutan perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Sebuah organisasi dunia World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang dikutip oleh Wibisono (dalam Hadi, 2011:47) yang menyatakan bahwa: Continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. Definisi di atas menunjukkan bahwa corporate social responsibility merupakan suatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi bersamaan dengan
5 meningkatkan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas. Selain pengertian corporate social responsibility yang telah dikemukakan oleh WBCSD, Badan Standarisasi Internasional yakni ISO (dalam Agustin, 2012) juga mengemukakan pernyataan mengenai definisi corporate social responsibility, yaitu: Responsibility of an organization for the impact of its decisions and activities and society and the environment, through transparent and ethical behaviour that contributes to sustainable development, health, and the welfare on society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with aplicable law and consistent with internasional norms of behaviour; and is integrated throughhout the organization and practiced in its relationship. Pernyataan di atas berarti bahwa corporate social responsibility adalah tanggug jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusankeputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Pelaksanaan corporate social responsibility merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan pembentukan citra positif perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya melihat corporate social responsibility bukan sebagai pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit center) di masa mendatang. Tanggung jawab sosial perusahaan memberikan keuntungan
6 bersama bagi semua pihak, baik perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan. Menurut Nugroho (dalam Iryanie, 2009) jika dipahami dengan baik maka banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan ini baik bagi perusahaan, masyarakat, lingkungan maupun negara, antara lain: 1. Bagi perusahaan, usahanya akan lebih sustainable atau berkesinambungan karena pekerjanya sejahtera dan merasa layak bekerja disana sehingga menjadi produktif, bahan bakunya terjamin karena lingkungannya terjaga, mempunyai nama baik karena dukungan sosial dari masyarakat sekitar. Maka pada akhirnya kinerja perusahaan baik dalam bidang keuangan dan dalam bidang pasar juga akan terjaga. 2. Bagi masyarakat, praktik yang baik akan meningkatkan nilai tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, serta meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai sebagai pekerja. Jika ada masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktik akan menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut. 3. Bagi lingkungan praktik akan mencegah eksploitasi berlebihan akan penggunaan sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan disini perusahaan terlibat dalam memperbaharui lingkungannya. 4. Bagi negara, praktik yang baik akan mencegah apa yang disebut dengan corporate misconduct atau malpraktik bisnis yang banyak
7 terjadi seperti penyuapan pada aparat Negara atau aparat hukum yang memicu tingginya memicu tingginya korupsi. Menurut Crowther David (dalam Hadi, 2011) mengurai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial menjadi tiga, yaitu: 1. Sustainability. Artinya bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. 2. Accountability. Artinya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas akivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para pemangku kepentingan. Tingkat akuntabilitas dan tanggung jawab perusahaan menentukan legitimasi stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi saham perusahaan. 3. Transparancy. Merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan. Transparansi merupakan satu hal yang amat penting bagi pihak eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan. Setelah penerapan corporate social responsibility, perusahaan juga hendaknya melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang
8 lebih dikenal dengan istilah corporate social disclosure index (CSDI). CSDI merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Pratiwi dan Djamhuri (2004) mengartikan pengungkapan sosial sebagai suatu pelaporan atau penyampaian informasi kepada stakeholders mengenai segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Hasil penelitian di berbagai negara membuktikan, bahwa laporan tahunan (annual report) merupakan media yang tepat untuk menyampaikan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan umumnya menggunakan konsep Global Reporting Initiative (GRI) sebagai acuan dalam penyusunan pelaporan mereka. Konsep pelaporan yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep sustainability development. Dalam sustainability report digunakan metode triple bottom line. Konsep triple bottom line didasari tiga prinsip dasar yang terdiri dari profit, artinya perusahaan tetap haru berorientasi untuk mencari keuntungan secara ekonomi yang memungkinkan agar dapat beroperasi lebih lanjut dan berkembang. Yang kedua adalah people, artinya perusahaan harus mempunyai rasa kepedulian dan terhadap kesejahteraan manusia. Prinsip dasar yang terakhir adalah planet, artinya perusahaan peduli dengan lingkungan hidup dan keberlanjutan keanekaragaman hayati. Dengan berpedoman tiga prinsip dasar tersebut maka seharusnya perusahaan tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibat
9 dari adanya 3 dampak operasi perusahaan yang dilihat dari dimensi economy, dimensi environment dan dimensi social. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 79 item pengungkapan yang terdiri dari dimensi economy (9 item), lingkungan (30 item), dan dimensi sosial (40 item) yang dibagi lagi menjadi dimensi praktek tenaga kerja (14 item), hak asasi manusia (9 item), sosial (8 item), dan tanggungjawab produk (9 item) Corporate Social Responsibiliy Dimensi Economy Corporate social Responsibility dimensi economy adalah pengukuran corporate social responsibility secara spesifik yang berdasarkan atas aspek ekonomi dari keberlanjutan yang terjadi akibat dampak organisasi terhadap kondisi perekonomian stakeholders di tingkat sistem ekonomi lokal, nasional dan global. Indikator kinerja ekonomi ini sendiri menunjukkan aliran dana di antara stakeholders serta dampak ekonomi utama terhadap masyarakat sekitar. Dimensi economy menurut global reporting initiative guide versi 3 mempunyai tiga aspek yang terdiri dari kinerja ekonomi, presensi pasar serta dampak ekonomi tidak langsung. Dimensi economy menurut GRI guide mempunyi 9 item pengungkapan Corporate Social Responsibiliy Dimensi Environment Corporate social Responsibility dimensi environment adalah pengukuran corporate social responsibility secara spesifik yang berdasarkan atas dimensi lingkungan dari keberlanjutan yang mempengaruhi dampak organisasi terhadap sistem alami hidup termasuk ekosistem, tanah, air dan udara. Dimensi environment menurut global reporting initiative guide versi 3 mempunyai sembilan aspek yang terdiri dari bahan; energi; air; keanekaragaman hayati; emisi,
10 limbah dan sampah; produk dan jasa; kepatuhan; transportasi dan keseluruhan. Dimensi lingkungan ini menurut GRI mempunyai 30 item pengungkapan Corporate Social Responsibiliy Dimensi Social Corporate social responsibility dimensi social adalah pengukuran corporate social responsibility secara spesifik berdasarkan atas dimensi sosial. Dimensi social ini berasal dari keberlanjutan membahas sistem sosial organisasi dimana dia beroperasi. Menurut global reporting initiative, indikator kinerja sosial mengidentifikasi kunci aspek kinerja yang meliputi praktek tenaga kerja; hak asasi manusia; masyarakat atau sosial; dan tanggung jawab produk. Sehingga corporate social responsibility dimensi social ini mempunyai 40 item pengungkapan Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah suatu prestasi kerja yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang merupakan hasil dari proses kerja yang terjadi dalam periode tersebut. Menurut Febryani dan Zulfadin (dalam Indrawan, 2011) kinerja perusahaan merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan karena kinerja merupakan cerminan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya perusahaan tersebut. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham. Laporan tahunan (annual report) merupakan salah satu sumber informasi guna mendapatkan gambaran kinerja perusahaan. Informasi yang diberikan oleh
11 pihak manajemen perusahaan merupakan salah satu cara untuk memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan mereka kepada para stakeholder. Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (dalam Dahlia dan Siregar, 2008), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Motivasi para investor melakukan investasi adalah harapan untuk memperoleh return yang sesuai. Tanpa adanya return, tentunya para investor tidak akan bersedia melakukan investasi. Jadi, dalam hal ini tujuan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk memperoleh return baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan return merupakan imbalan yang diharapkan investor akan diperoleh atas investasi yang dilakukan di suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan Cummulative Abnormal Return yang merupaakan proksi dari stock return. Stock return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor atas investasi yang mereka lakukan di pasar modal berupa real return dan expectation return. Abnornal return adalah selisih antara perhitungan dari real return dengan expectation return pada periode yang sama. Return disebut normal jika actual return sama atau mendekati expectation return. Abnormal return dapat dikatakan
12 positif bila selisih antara real return dengan expectation return hasilnya positif. Dan abnormal return dapat dikatakan negatif jika sebaliknya Hubungan Kontrol dengan Corporate Social Responsibiity dan Kinerja Perusahaan kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dikacaukan oleh pengaruh faktor luar yang tidak diteliti. Jadi variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dikontrol. Dengan demikian diharapkan bahwa variabel yang memberi keragaman terhadap variabel dependen hanyalah variabel independen yang ingin dipelajari pengaruhnya. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan yang diproksikan oleh stock return yang tercermin dalam abnormal return. Abnormal return memiliki kemungkinan dipengaruhi oleh variabel spesifik perusahaan yang lainnya seperti ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth) dan risiko (risk) (Jogiyanto, 2010:617). Dalam penelitian ini, variabel kontrol yang digunakan adalah price book to value (PBV) dan leverage atau debt equity ratio (DER). Price book to value merupakan proksi dari growth. Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi diharapkan akan memberikan profitabilitas yang tinggi di masa depan. Dengan demikian kinerja pasar akan lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki growth (Dahlia dan Siregar, 2008:16). PBV yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sehingga mampu meningkatkan laba, harga saham dan lainlain serta akan direspon positif oleh investor. Perusahaan yang berjalan baik,
13 umumnya rasio PBVnya mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar sahamnya lebih besar daripada nilai bukunya. kontrol kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage atau debt equity ratio. Debt equity ratio merupakan proksi dari risk. Menurut Endrian (dalam Retno, 2012) Debt equity ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan atas proposri dalam penggunaan utang dalam membiayai investasi. Tingginya tingkat DER suatu perusahaan menunjukkan bahwa hutang perusahaan lebih tinggi daripada ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat DER suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi perusahaan, sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu berpengaruh negatif terhadap return (Dahlia dan Siregar, 2008:15) Penelitian Terdahulu Pada tabel 1 (halaman 22) akan disajikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini berpedoman kepada penelitian Muid (2011). Kesamaan penelitian ini dengan Muid terletak pada variabel dependennya yaitu stock return serta variabel kontrolnya yaitu debt equity ratio dan price to book value. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel independennya. Dalam penelitian ini, variabel independennya terdiri dari dimensi economy, dimensi environment dan dimensi social. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muid, hanya mempunyai dua variabel independen yaitu dimensi sosial dan
14 dimensi lingkungan. Selain itu, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama rentang waktu tiga tahun dari taun sedangkan penelitian Muid hanya dua tahun dari tahun Nama Penulis Judul penelitian Metode Statistik Hasil Penelitian Brammeri et al (2007) Corporate Social Performance and stock dependen : return saham independen : (environmen) (employment) (community) Analisis regresi linear berganda dimensi (environment, employment berpengaruh negatif sedangkan community berpengaruh positif. Dahlia dan Siregar (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan dependen : ROE CAR independen : Corporate social disclosure index Analisis regresi linear berganda Tingkat pengungkapan berpengaruh positif terhadap ROEt+1 sedangkan tingkat pengungkapan tidak berpengaruh terhadap CAR Tabel 1 Penelitian Terdahulu Titisari et al (2010) Corporate Social Responsibility dan Kinerja Perusahaan dependen : return saham diproksi dengan CAR independen : (environmen) (employment) (community Analisis regresi linear berganda environment & community berkorelasi positif dengan CAR sedangkan employment berkorelasi negatif CAR dengan Sumber: data penelitian terdahulu yang telah diolah Dul Muid (2011) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Stock Return dependen : return saham diproksi dengan CAR independen : (environment) (social) Analisis regresi linear berganda social berpengaruh positif terhadap stock return sedangkan variabel environment tidak berpengaruuh terhadap stock return Penulis (2012) Peengaruh Corporate Social Ressponsibility terhadap Kinerja Perusahaan dependen : return saham diproksi dengan CAR independen : dimensi economy dimensi environment dimensi social Analisis regresi linear berganda Sedang dalam proses
15 2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan uraian-uraian di atas sebelumnya dan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka rerangka pemikiran penelitian ini adalah: Independen dimensi economy dimensi environment dimensi social Kontrol Price to Book Value Debt-Equity Ratio Dependen Stock Return Gambar 1 Rerangka Pemikiran Pengaruh Coporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan 2.3 Perumusan Hipotesis Pengaruh Dimensi Economy terhadap stock return Penelitian Gao (dalam William, 2011) membuktikan bahwa komponen ekonomi di dalam pelaksanaan merupakan komponen yang paling penting di di dalam perusahaan-perusahaan yang beroperasi di China, sementara komponen legal dan etichal issues kurang menjadi bahan perhatian dari perusahaanperusahaan di China. Menurut penelitian William (20011) pengungkapan dimensi economy terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan. Para investor maupun stakeholders melihat adanya pengungkapan dimensi economy di dalam laporan tahunan perusahaan dapat membantu meningkatkan nilai
16 perusahaan dan menjadi bahan pertimbangan di dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah : H 1 : dimensi economy berpengaruh terhadap stock return Pengaruh dimensi environment terhadap stock return Suratno, dkk (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki environmental performance yang baik merupakan good news bagi investor dan calon investor. Oleh karena itu perusahaan cenderung akan meningkatkan dimensi environment dalam laporan tahunannya. Semakin tinggi tingkat dimensi environment maka akan semakin tinggi pula respon positif oleh investor yang dapat dilihat melalui fluktuasi harga saham perusahaan. Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H 2 : dimensi environment berpengaruh terhadap stock return Pengaruh Dimensi Social terhadap Stock Return Lingkup sosial merupakan indikator yang erat kaitannya dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Indikator kinerja sosial menurut GRI terdiri dari tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat/sosial, dan tanggung jawab produk. Keberadaan perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat
17 sebagai lingkungan eksternalnya. Dilihat dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi positif secara langsung kepada masyarakat yaitu dengan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan karyawannya. Sehingga perusahaan mempunyai reputasi yang baik dan direspon positif sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan masyarakat dan karyawan merupakan bagian dari stakeholders. Penelitian Anggraini (2006) menemukan bahwa pengungkapan tertinggi pada tanggung jawab ke masyarakat (community). Tanggung jawab ke masyarakat merupakan bagian dari indikator social. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian dari Titisari, dkk (2010) serta penelitian dari Muid (2011) yang menyebutkan bahwa (community) berpengaruh positif terhadap stock return yang diproksi oleh CAR. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah : H 3 : dimensi social berpengaruh terhadap stock return.
BAB I PENDAHULUAN. sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dunia bisnis mempunyai dampak dua sisi yang berlawanan. Artinya, selain memberikan kontibusi positif bagi masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Atika Rahmani atika.rahmani@hotmail.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, dimana menurut pendekatan teori akuntansi tradisional,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory) Teori Stakeholder ini berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal
PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir seluruh perusahaan yang ada di setiap negara berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menggunakan dana yang ada dari para pemilik modal dan besarnya return
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dibangun pada dasarnya memiliki tujuan dan salah satu hal yang menjadi tujuan tersebut adalah efektivitas kinerja perusahaan. Keefektifan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, pasar saham merupakan instrumen penting dalam suatu perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah menguraikan secara sistematis hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan suatu perusahaan berdiri adalah untuk memperoleh laba (profit) yang sebesar-besarnya. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Beberapa Penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu : a. Ni Wayan Rustiarini 2010 Penelitian ini di lakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan hubungan antara pihak manajemen sebagai agent dengan pemilik modal sebagai principal. Teori ini pertama kali dikemukakan
Lebih terperincistakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan perusahaan (Freeman and McVea,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
Lebih terperinciBAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia pasar modal saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan oleh investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) masih kurang popular dikalangan pelaku usaha nasional, karena masih banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut British Broadcasting Corporation pada tahun 2015 dengan dibentuknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut British Broadcasting Corporation pada tahun 2015 dengan dibentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), persaingan dunia usaha semakin kompetitif karena semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura tahun 2013 yang berlangsung di Jakarta antara menteri koordinator bidang perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian media. Namun, tentunya media tidak bisa meliput setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam perusahaan. Keberadaan media tentu membawa dampak bagi perusahaan, baik yang bersifat positif maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan hal penting bagi investor dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para investor dapat
Lebih terperinciTanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaporan merupakan komponen penting dalam setiap kegiatan, baik sebagai media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring bagi perusahaan terbuka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Fenomena yang sering terjadi belakangan ini adalah isu lingkungan dan sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan sektor industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, sektor bisnis juga semakin berkembang. Tetapi, sebagian besar perusahaan di Indonesia masih fokus untuk mengungkapkan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) banyak dibahas. Perusahaan di dunia maupun di Indonesia juga semakin banyak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Perusahaan harus
27 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Jama an (2008), mengungkapkan Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia mengalami babak baru dalam beberapa waktu terakhir.perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan dari proses produksinya. Selain proses produksi yang digunakan perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap masyarakat ataupun lingkungan di sekitarnya. Dampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Corporate Social Responsibility. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility Definisi dari Corporate Social Responsibility telah dikemukakan oleh banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah berkembang sejak era
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Urian Teoritis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan diikuti oleh perkembangan perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi bisnis dalam negara tersebut. Perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Megawati Cheng dan Yulius Jogi Christiawan (2011)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 1. Megawati Cheng dan Yulius Jogi Christiawan (2011) Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan
68 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan banyak perusahaan di Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan reputasi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1970an, yang secara umum dikenal dengan teori stakeholder artinya sebagi
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya
Lebih terperinciRepositori STIE Ekuitas
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-21 Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan CSR (Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun dalam menjalankan perusahaannya diperlukan sebuah tanggung jawab social dan peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan penelitian Oksidea (2013) adalah untuk menjelaskan dan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Oksidea (2013) Tujuan penelitian Oksidea (2013) adalah untuk menjelaskan dan mengevaluasi implementasi PSAK No. 64 (2011) tentang Aktivitas Eksplorasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Definisi teori legitimasi adalah suatu kondisi atau status, yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholders Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi
Lebih terperinci17 BAB 1 PENDAHULUAN
17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade terakhir ini kesadaran publik terhadap peran perusahaan di masyarakat semakin meningkat. Perusahaan dianggap telah memberi kontribusi bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) akan terjamin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai lingkungan di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri, terlebih lagi mengenai dampak yang diakibatkan oleh kegiatan operasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasa yang akan datang. Signalling theory menjelaskan tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signalling Theory Informasi merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis lainnya, karena pada dasarnya informasi menyajikan gambaran atau keterangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan usaha menuntut banyak perusahaan di Indonesia untuk lebih transparan dalam mengungkap informasi perusahaan (Fuad,2006). Dalam menghadapi dampak
Lebih terperinciPENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN
PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Esistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mengurangi keuntungan perusahaan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu entitas yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini semua orang pasti mengetahui bagaimana parahnya pencemaran yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA HIPOTESIS DAN HIPOTESIS
11 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA HIPOTESIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Legitimacy Theory Teori legitimasi adalah organisasi bukan hanya harus terlihat memperhatikan hakhak investor namun secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya yang berdampak pada perubahan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan alam menjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia usaha. Agar perusahaan dapat lebih bersaing, maka harus lebih
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban masyarakat yang semakin tahun semakin meningkat mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup dengan lebih baik. Hal tersebut, sejalan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Implementasi perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara umum perjanjian ini bertujuan
Lebih terperinci