KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO. Ronal, Prof. Dr. Yulianto Kadji.,M.Si, Agil Bachsoan, S.Ag., M.Ag Jurusan Pendidikan Ekonomi
|
|
- Iwan Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KINERJA GURU TERSERTIFIKASI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO Ronal, Prof. Dr. Yulianto Kadji.,M.Si, Agil Bachsoan, S.Ag., M.Ag Jurusan Pendidikan Ekonomi Abstract The Performance of Certified Teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Study Program of Economics Education, Departemen of Economics Education, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Prof. Dr. Yulianto Kadji, M.Si and the co-supervisor was Agil Bachsoan, S.Ag, M.Ag. The research was conducted based on the problem statement how is the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo?. The research aimed to find out the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. The sources of the data were the headmaster and certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo. The research applied qualitative method with phenomenological approach. The research resulted that, generally, the performance of certified teachers in SMA Negeri 2 Gorontalo was good enough. It was showed by the teachers preparation before learning activity was began, also there was an evaluation and follow-up activity of learning actifity although it did not reach the expected optimization level yet. The efforts which had been done in increasing the performance of certified teachers as follows; a. implementing an effective learning management in class; b. engaging the teachers regularly in training activity; c. supervising actifity was needed in increasing the quality of learning; d. improving the quality of education. Keyword : Performance, Certification
2 PENDAHULUAN Upaya peningkatan kinerja adalah sebagai tufoksi utama guru dalam menjalankan tugas dan profesinya, untuk menjalankan tugas profesinya pemerintah meluncurkan kebijakan sertifikasi guru. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga menjadi professional dalam menjalankan tugasnya. Untuk mendukung kebijakan ini maka pemerintah menerbitkan Permen Diknas No. 13 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru. Permen ini merupakan payung hukum diberlakukannya sertifikasi terhadap guru sekaligus diberikan tunjangan. Kinerja guru yang baik tentunya memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompotensi, sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan yang paling pentingnya mampu mengatasi beban kerja seperti merencanakan pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta mampu melaksanakan pembelajaran sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam satu minggu. tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya, Dengan pemahaman mengenai konsep kinerja sebagaimana dikemukakan di atas, maka akan nampak jelas apa yang dimaksud dengan kinerja guru. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki keahlian dan kwalifikasi tertentu sebagai guru. Uraian tersebut secara ekspilisit menunjukan sertifikasi sesungguhnya merupakan upaya untuk memberikan penghargaan terhadap guru atas ketekunan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan atas hal tersebut guru diberikan tunjangan untuk memperbaiki kesejahteraannya. Namun realitas yang terlihat bahwa belum semua guru tersertifikasi memiliki kinerja yang tinggi. Dalam konteks ini
3 kinerja guru tersertifikasi masih sangat bervariasi dan cenderung lebih didominasi oleh guru yang memiliki kinerja yang rendah. Berdasarkan realitas yang diamati khususnya di SMA Negeri 2 Gorontalo menunjukan bahwa kondisi guru bersetifikat datang dan pulang tepat waktu, sebelum melakukan pembelajaran mereka melakukan program pembelajaran, sebagian disiapkan secara mandiri dan sebagian lagi melalui kegiatan MGMP. Melalui kegiatan tersebut seluruh mata pelajaran merumuskan secara bersama program tahunan, program semester, dan RPP yang akan digunakan selama satu semester. Dalam kegiatan tersebut para guru saling tukar pengalaman tentang mekanisme ideal dalam menyusun program tahunan serta perangkat lainya. Sehingga dijadikan pola acuan dalam melaksanakan kegiatan dikelas. Di SMA Negeri 2 Gorontalo memiliki jumlah seluruh guru yaitu 47 (empat puluh tujuh) orang, laki-laki 16 (enam belas) dan perempuan 31 (tiga puluh satu). Diantara empat puluh tujuh tersebut yang tersertifikasi yaitu berjumlah 39 (tiga puluh Sembilan) orang guru. Mencermati realitas tersebut maka perlu diadakan penelitian ilmiah untuk mengetaui kondisi riil kinerja guru tersertifikasi. Berdasarkan pemikiran dan permasalahan tersebut peneliti akan melakukan pendekatan fenomenoligis, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dengan melihat beban kerja guru, serta kualifikasi yang ada. maka Penelitian ini di formulasikan dengan judul Kinerja Guru Tersertifikasi Di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk kinerja guru tersertifikasi, dan mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi di SMA N 2 Gorontalo. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian yaitu segenap guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan fenomenologis, yaitu suatu pendekatan di mana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa
4 dalam situasi tertentu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Selanjutnya untuk mendapatkan data penelitian peneliti menggunakan teknik partisipatoris, dimana peneliti menjadi instrument untuk mendapatkan data penelitian. Penyelidikan fenomenologis bermula dari diam. Keadaan diam merupakan upaya menangkap apa yang dipelajari dengan menekankan pada aspekaspek subjektif dari perilaku manusia. Fenomenologis berusaha bisa masuk ke dalam dunia konseptual subjek nya agar dapat memahami bagaimana dan apa makna yang disusun subjek tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Singkatnya, peneliti berusaha memahami subjek dari sudut pandang subjek itu sendiri, dengan tidak mengabaikan membuat penafsiran, dengan membuat skema konseptual. Ppeneliti menekankan pada hal-hal subjektif, tetapi tidak menolak realitas di sana yang ada pada manusia dan yang mampu menahan tindakan terhadapnya. Para peneliti kualitatif menekankan pemikiran subjektik karena menurut pandangannya dunia itu dikuasai oleh angan-angan yang mengandung hal-hal yang lebih bersifat simbolis dari pada konkret. Jika peneliti menggunakan perspektif fenomenologi dengan paradigma definisi sosial biasanya penelitian ini bergerak pada kajian mikro. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden diperoleh gambaran tentang kinerja guru tersertifikasi sebagai berikut: A. Pentingnya sertifikasi guru Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam bentuk formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Berdasarkan hal tersebut sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompotensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Jadi pentingnya sertifikasi guru itu, merupakan hal yang sangat penting bagi calon guru, karena sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah calon seseorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.
5 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara ( ), Ibu Miska Rauf selaku guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa sertifikasi itu sangatlah penting, mengingat bahwa sertifikasi pendidik mempunyai manfaat dalam pengawasan mutu dan penjaminan mutu. Antara lain sertifikasi itu bertujuan untuk melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompoten, membantu dan melindungi lembaga penyelenggaraan pendidikan, membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. Hal ini diperkuat oleh Wibowo dalam bukunya Mulyasa (2011). Melengkapi uraian diatas Jalal (2001: ), dan Tilaar (2003: ), mengungkapkan bahwa proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru. Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat berbentuk ijasah dan sertifikat kompotensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium. Namun, sertifikasi kompotensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin memasuki profesi guru. 2. Faktor yang menentukan kinerja guru tersertifikasi Dalam hal ini dikemukakan apabila para guru mempunyai kinerja yang tinggi, mereka akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuanya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku disekolah sehingga diperoleh hasil kinerja yang maksimal. Namun dengan adanya faktor
6 dilingkungan kinerja seperti yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas. 3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya atau usaha untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mulai dijalankan dengan baik. Sesuai hasil wawancara dengan kepalah sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo bahwa terdapat langka yang strategis yang dilakukan dalam usaha meningkatkan kinerja guru tersertifikasi yaitu: a. Penerapan manajemen pembelajaran yang efektif dikelas Hasil penelitian menunjukan bahwa di SMA Negeri 2 Gorontalo mulai diterapkan sistem manejemen pembelajaran yang efektif. Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa penerapan manajemen ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Manajemen pembelajaran ini menjadi inspirasi bagi guru-guru yang tersertifikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. b. Mengikutsertakan guru secara rutin dalam kegiatan pelatihan pembelajaran atau dalam kegiatan ilmiah tentang mata pelajaran yang diajarkan Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa strategi lainya yang tempuh dalam usaha untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi adalah dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan atau kegiatan ilmiah yang membahas tentang pembelajaran. Kegiatan ini sebagian besar didanai oleh sekolah sehingga lebih memotivasi kepada guru untuk mengikutinya. c. Mengadakan supervisi guna peningkatan kualitas pembelajaran Pelaksanaan supervisi secara rutin merupakan bagian lain dari aktivitas kepala sekolah untuk me ningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja guru. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi motivasi guru untuk lebih meningkatkan
7 kemampuanya dalam membelajarkan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun beberapa tindakan yang perlu dikerjakan guru untuk meningkatkan kinerjanya. a. Persiapan guru dalam pembelajaran Temuan hasil penelitian bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah memiliki persipan yang cukup matang sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, sesuai hasil wawancara dengan bapak/ibu guru yang bersertifikasi, bahwa bentuk persipan dalam pembelajaran, evaluasi serta blanko penilaian kerja siswa pada pembelajaran. Persipan pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dilaksanakan secara rutin. Pada kegiatan MGMP tersebut seluruh guru mata pelajaran merumuskan secara bersama-sama bentuk RPP yang akan digunakan selama satu semester, dalam kegiatan ini pula antara guru mata pelajaran yang ada saling tukar pengalaman tentang mekanisme ideal dalam menyusun program tahunan serta perangkat lainya, dalam rangka menghasilkan persiapan pembelajaran yang maksimal. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai pola acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sesuai hasil wawancara dengan wakasek kurikulum, ibu Aisah lamondo menggungkapkan selain persipan perangkat pembelajaran sebelum mengajar guru di SMA Negeri 2 Gorontalo juga menyiapkan media pembelajaran ini dimaksutkan untuk lebih memberi maknakan konsep yang diterima oleh peserta didik, namun diakui bahwa media yang disedikan selama ini belum maksimal sehingga cukup mempengaruhi aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Berdasarkan temuan penelitian tersebut jelas bahwa persipan kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan dengan cukup baik. Temuan ini sekaligus menunjukan bahwa guru mata pelajaran khususnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah menyiapkan rancangan pembelajaran guna memaksimalkan kegiatan belajar siswa.
8 b. Pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru yang bersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo serta pengamatandilapangan menunjukan, bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 2 Gorontalo senantiasa mengacu pada program serta rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dan jam mengajar guru yang tersertifikasi masing-masing dalam seminggu adalah 24 sampai 36 jam mengajar. Adapun guru yang mengajar 24 jam seminggu pada SMA Negeri 2 Gorntalo mereka ada jadwal mengajar disekolah lain, sehingganya semua guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo masing-masing memiliki 24 jam mengajar dalam seminggu, sebagaimana kriteria guru tersertifikasi dan guru yang profesional. Dalam aktualisasi kegiatan pembelajaran dikelas terdapat beberapa strategi utama yang dikembangkan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Melaksanakan kegiatan inquiry untuk menentukan topik pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Menciptakan masyarakat belajar melalui belajar secara kelompok. 5. Menghadirkan model pembelajaran yang relavan dengan materi yang diajarkan. 6. Mengaktualisasikan materi sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan siswa. 7. Mengadakan penilaian autentik untuk menilai keberhasilan dan kinerja guru tersertifikasi. c. Evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan perbandingan dari pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dengan demikian maka penilaian merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang
9 dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan cukup baik. Kegiatan penilaian yang dilaksanakan meliputi penelian proses dan penilaian hasil belajar siswa, namun aspek penekanan penilaian dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan selalu menekankan pada penilaian hasil. Sementara penilaian proses belum dilaksanakan secara maksimal. Temuan ini menunjukan adanya sedikit kepincangan dalam kegiatan penilaian yang dilaksanakan, sehingga kegiatan penilaian dilakukan secara berimbang baik antara proses maupun dengan hasil akhir. Hal ini disadari oleh pandangan bahwa hasil akhir dari nilai siswa sangat ditentukan oleh proses yang dilakukan dengan demikian maka untuk meningkatkan kualitas penilaian terhadap hasil belajar siswa perlu dilakukan penilaian proses dan hasil secara berimbang. Terkait dengan temuan diatas maka perlu peningkatan kualitas penilaian serta tindak lanjut dalam penelitian. Dalam hal ini perlu perbaikan terhadap proses pembelajaran serta tindak lanjut yang telah dilaksanakan, namun demikian diakui sebagian besar siswa yang diremedial mampu menunjukan hasil belajar yang cukup baik. Melalui perbaikan terhadap aspek ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru tersertifikasi. Kinerja guru tersertifikasi perlu mendapatkan perhatian, mengingat bahwa kinerja guru memegang peranan yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Dengan kinerja guru yang maksimal akan membentuk perilaku kerja yang dinamis dalam mendidik siswa. Istilah kinerja berasal dari kata motif yang dapat diartikansebagai daya pengerak dari dalam diri subyek untuk melakukan suatu aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka kinerja dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah aktif. Kinerja yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
10 Temuan di atas menunjukan bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mampu menunjukan kinerja guru yang cukup baik. Dalam konteks ini pada umumnya guru memiliki persipan mengajar mulai dari program tahunan, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta perangkat evaluasi yang diperlukan. Persipan yang cukup baik yang dilakukan guru ini menunjukan bahwa pada umumnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah berusaha secara maksimal dalam menjalankan tugas dan profesinya sebagai pendidik. Hal ini ditunjukan oleh persiapan guru secara matang dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas bahwa secara umum kinerja guru tersertifikasi ditunjukan dengan adanya persipan yang cukup matang dalam pembelajaran, adanya pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan pola pembelajaran yang efektif serta adanya evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran meski belum mencapai titik optimalisasi. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara umum kinerja guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo Cukup baik, yang ditunjukan dengan persiapan sebelum kegiatan pembelajaran serta adanya evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran meski belum mencapai titik optimalisasi yang diharapkan. 2. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi antara lain dengan: a. Menerapkan manajemen pembelajaran yang efektif di kelas b. Mengikutsertakan guru secara rutin dalam kegiatan pelatihan c. Adanya kegiatan supervise guna meningkatkan kualitas pembelajaran d. Perbaikan kualitas pendidikan yang diberikan
11 Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kinerja guru tersertifikasi perlu terus ditingkatkan guna memperoleh hasil yang maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Dalam tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran dalam bentuk remedial perlu dilakukan guru secara rutin untuk menuntaskan materi yang dipelajari siswa. 3. Peningkatan kinerja guru tersertifikasi melalui kegiatan pelatihan atau penataran perlu dilakukan secara rutin untuk lebih memutakhirkan kemampuan guru. 4. Guru harus menjadi sosok panutan, ia harus bertanggungjawab terhadap pertumbuhan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Daftar Rujukan Burhanudin, Kinerja Dalam Belajar. Jakarta: Remaja Karya Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. Tarsito Supartini, Kinerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di Sekolah. (Online).
BAB I PENDAHULUAN. meluncurkan kebijakan sertifikasi guru. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kinerja adalah sebagai tufoksi utama guru dalam menjalankan tugas dan profesinya, untuk menjalankan tugas profesinya pemerintah meluncurkan kebijakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo, dengan pengukuhan surat keputusan menteri
38 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Latar Penelitian Adapun yang menjadi objek dalam penelitian yaitu segenap guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo, dengan pengukuhan surat keputusan menteri
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL
PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan dengan berbagai masalah, terutama untuk membantu guru-guru mencapai hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan, salah satunya yang saat ini sedang hangat dibicarakan
Lebih terperinciOLEH. : Sriyulyanti Mahadjani. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Pendidikan Ekonomi Perkantoran. : Dra. Hj. Salma Bouwtha, M.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TARI BAMBU PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII 1 DI SMP NEGERI 1 MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO OLEH Nama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
STUDI KOMPARATIF PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMA NEGERI 2 PAREPARE Kiki Reski Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Guru IPS Pasca Sertifikasi di SMP Negeri Kota Tarakan
Analisis Kinerja Guru IPS Pasca Sertifikasi di SMP Negeri Kota Tarakan Sukono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Tarakan Email: Sukono nono@yahoo.com Abstract: The approach in this research was quantitative
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK
ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK Eka Dewi Sartika, Sri Zulhartati, dan Husni Syahrudin Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan
Lebih terperinciWangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145
PERBEDAAN KOMPETENSI GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI DAN YANG BELUM SERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA SE-KABUPATEN SIDOARJO THE DIFFERENCE OF CERTIFIED AND NOT CERTIFIED TEACHER COMPETENCIES
Lebih terperinciAkhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied
Lebih terperinciPEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN
38 Jurnal Hanata Widya, Vol. 5 No. 7 Tahun 2016 PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN COMPETENCY PROFESSIONAL TEACHER GUIDANCE BY
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adanya perubahan paradigma baru tentang pendidikan, yaitu pendidikan untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas usia, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan akan sumber daya manusia unggul yang memiliki kompetensi yang tinggi merupakan kebutuhan mendesak dalam menyelesaikan berbagai krisis yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUIPENYUSUNAN PTKBAGI GURU- GURU SMA DI GUBUG, GROBOGAN
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUIPENYUSUNAN PTKBAGI GURU- GURU SMA DI GUBUG, GROBOGAN oleh Wiyaka, Siti Lestari,, Th.Cicik Sophia B., Entika Fani Prastikawati FPBS Universitas PGRI Semarang alex_wiyaka@yahoo.com
Lebih terperinciABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru
ABSTRAK Anita Krisnawati: Evaluasi Kegiatan Lesson Study dalam Program SISTTEMS untuk Peningkatan Profesionalisme Guru. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca sarjana, universitas Negeri Yogyakarta, 2009. Penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
350 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan program supervisi akademik pengawas SMK di Kabupaten Bandung khususnya program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Kinerja Guru 1. Kinerja Pegawai/Guru Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010:
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1 PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE
ISSN 2302-0156 5 Pages pp. 224-228 MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1 PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE Nora Feri, 1 Cut Zahri Harun, 2 Nasir Usman 2 1 Magister Administrasi Pendidikan Program Banda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, persoalan yang berkaitan dengan guru. senantiasa menjadi salah satu topik perbincangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, persoalan yang berkaitan dengan guru senantiasa menjadi salah satu topik perbincangan yang begitu menarik. Sehubungan dengan tingkat
Lebih terperinciDESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK
DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2011 TENTANG SISTEM STANDAR MUTU PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, UJIAN, SERTA SERTIFIKASI PELAUT KAPAL PENANGKAP IKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan penegasan istilah yang meliputi; kinerja guru, guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Untuk itu masalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN
EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN Aprilia Nia Permatasari Burhanuddin Ahmad Yusuf Sobri E-mail: aprilianiania@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap
resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui penelitian tersebut penulis menarik kesimpulan dari data dan fakta yang diperoleh, serta memberikan saran/rekomendasi yang diharapkan bisa menjadi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengajaran adalah suatu aktivitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau terbelakangnya suatu Negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dan memiliki sumber daya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN Udiyono* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PROGRAM SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI PAMRIYAN KEC. GEMUH KAB. KENDAL
PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PROGRAM SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI PAMRIYAN KEC. GEMUH KAB. KENDAL Tesis Diajukan kepada Program Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej STUDI TENTANG KESIAPAN GURU FISIKA SMA DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Tentang Sertifikasi Profesi 2.1.1.1 Sertifikasi Profesi Guru Dalam UU RI No 14/2005 pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah akan memberikan sertifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI
PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI Putri Mandasari, Yon Rizal, Samsi Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract: This
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG
PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciOrganisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin
Organisasi Profesi Keguruan Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan Indikator: Hakikat Organisasi Profesi Keguruan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan Tujuan Organisasi Profesi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE
Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 213, hal 6-65 STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 1
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil
A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian otonomi kepala sekolah dalam pengembangan mutu pembelajaran di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciKINERJA GURU SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI GURU DI SMU NEGERI I POSO. Serlia R. Lamandasa *)
KINERJA GURU SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI GURU DI SMU NEGERI I POSO Serlia R. Lamandasa *) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja guru sebelum dan sesudah sertifikasi di SMU Negeri
Lebih terperinciPenerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:
Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menjelaskan Konsep PDB, PDRB, PNP, dan Pendapatan Nasional Kelas
Lebih terperinciPENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL
Pencapaian Standar Kualifikasi... (Septantya Budi Saputra) 53 PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL TEACHER QUALICATION STANDARD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan. Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Keberhasilan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Sertifikasi Guru 2.1.1 Pengertian Sertifikasi Sertifikasi berasal dari kata certification yang berarti diploma atau pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku
Lebih terperinciAnalisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Proses Pembelajaran Biologi Pada Materi Protista Di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Liza Yulia Sari Program Studi
Lebih terperinci2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang sekolah menengah yang mengembangkan kemampuan siswanya pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah
Lebih terperinciKESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH
288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat
Lebih terperinciAndreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT
ANALYSIS PERFORMANCE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHER, IN THE IMPLEMENTATION GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM AT SMP N IN KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH YEAR OF 2012-2013 Andreas Setiawan (andreasstw@gmail.com)
Lebih terperinciIsmiyatun UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN TEKNIK KELOMPOK (MEETING) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DI GUGUS V NAKULA KECAMATAN SERENGAN SURAKARTA Ismiyatun UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi, memformulasi, mengemas,
Lebih terperinciABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3
ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3 Supervisors in performing their duties had not been implemented to the maximum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bagi suatu bangsa, peningkatan kualitas pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas pertama. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, sebab hanya manusia
Lebih terperinci: Irfangi,Suyitno Program studi Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhamadiyah Purworejo. :
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE PROBLEM BASE LEARNING (PBL) PADA KOMPETENSI MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR DI SMK GIRIPURO SUMPIUH BANYUMAS Oleh Email : Irfangi,Suyitno Program studi Pendidikan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKAN Volume: 2 No.2 Juli - Desember 2017 ISSN:
JURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKAN Volume: 2 No.2 Juli - Desember 2017 ISSN: 2502-7067 PENGARUH AKREDITASI SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN KOPANG Zulnika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga pendidik sebagai Tenaga Profesional, seperti
Lebih terperinciBAB li KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB li KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 1. Sertifikasi Guru a. Pengertian Sertifikasi Guru Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bab IV tentang kualifikasi, kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam era globalisasi menuntut manusia menjadi motor-motor penggerak
Lebih terperinci(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)
PROFESIONALISME GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Kardiawarman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl. Setiabudi No. 229-Bandung, Jawa Barat e-mail: yaya_kardiawarman@yahoo.com (Invited Speaker dalam Seminar
Lebih terperinciPADA SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMAN 1 BARABAI TAHUN PELAJARAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MATERI JURNAL PENYESUAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMAN 1 BARABAI
Lebih terperinciDoktor Ekonomi, Kekhususan Manajemen Bisnis Penyelenggara Fakultas Ekonomi
Doktor Ekonomi, Kekhususan Manajemen Bisnis Penyelenggara Fakultas Ekonomi Pengelola Program Ketua Program : Prof. Dr. Sucherly, SE., MS Sekretaris Bidang Akademik : Prof.Dr. Rina Indiastuti, MSIE Sekretaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not educate, that there are teachers who do not successfully educate. No teacher who did not manage to educate,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING CONSULTANT TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI EDUCATION LABORATORY BANDUNG
EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING CONSULTANT TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI EDUCATION LABORATORY BANDUNG Elsa Hayanin Lubis, Rudi Susilana, Muthia Alinawati Departemen Kurikulum
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI SMA NEGERI DAN SWASTA KABUPATEN PRINGSEWU. (Artikel Ilmiah) Oleh NUR HAYATI
ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI SMA NEGERI DAN SWASTA KABUPATEN PRINGSEWU (Artikel Ilmiah) Oleh NUR HAYATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciPEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:1-8 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK Hari Amanto Amat Mukhadis
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan bahwa: 6.1.1 Kepala sekolah
Lebih terperinciVolume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :
Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK
Lebih terperinciDalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan No Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Perkembangan Jumlah Guru Sumber: Balitbang 2004 Jenjang Pendidikan Tahun 2000/2001 2001/2002 2002/2003 1 TK 102,503
Lebih terperinciDAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SLTA NEGERI (SMA, MA, SMK) SE BANDAR LAMPUNG. Jurnal. Oleh INDRI JULIANTI AFNIL
DAMPAK KURIKULUM 2013 TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SLTA NEGERI (SMA, MA, SMK) SE BANDAR LAMPUNG Jurnal Oleh INDRI JULIANTI AFNIL 1113051044 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah lama berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Telah muncul pula kesadaran bahwa tidak ada pendidikan yang bermutu,
Lebih terperinciWidanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...
1 Penerapan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi di SD Negeri Mumbulsari
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN
Lebih terperinci