BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan pendapatannya guna mendorong perekonomian dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan pendapatannya guna mendorong perekonomian dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu lembaga perekonomian memiliki peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Setiap perusahaan baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta diharapkan untuk selalu dapat meningkatkan pendapatannya guna mendorong perekonomian dalam suatu Negara. Namun untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan tidaklah mudah, terutama bagi perusahaan yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). BUMD merupakan perusahaan yang berorientasi sosial. Sebagai perusahaan yang berorientasi sosial, BUMD memiliki tugas utama yaitu memberi pelayanan masyarakat dan memperoleh keuntungan. Tugas pelayanan masyarakat dimaksudkan untuk lebih menjamin tersedianya pelayanan tersebut dalam jumlah yang cukup. Sementara itu, tugas kontribusi ke Anggaran Pendapatan Daerah (APBD), kontribusi BUMD dapat memberikan sumbangan dalam APBD termasuk kategori Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai bagian laba perusahaan milik daerah atau bagian laba BUMD. Perusahaan daerah harus mampu untuk mengelola aset milik daerah, di samping itu juga setiap BUMD diharuskan mampu untuk memberikan kontribusi laba pada pemerintah daerah. 1

2 PDAM Sleman merupakan perusahaan daerah yang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Sleman. PDAM Sleman merupakan salah satu BUMD yang berorientasi sosial. Seperti yang telah disebutkan bahwa perusahaan yang berorientasi sosial pada umumnya tidak bertujuan untuk mengejar keuntungan semata, tetapi juga berorientasi kepada pelayanan masyarakat. Di sisi lain keuntungan merupakan persyaratan kelangsungan hidup bagi sebuah perusahaan. Sehingga PDAM sebagai salah satu BUMD yang berorientasi sosial dituntut untuk tetap memberikan kontribusi laba terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). PDAM Sleman juga harus mampu untuk membiayai diri sendiri dan harus mengembangkan tingkat pelayanan umum serta mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). PDAM Sleman memiliki fungsi sebagai lembaga penyediaan air bersih bagi Kabupaten Sleman melalui penyediaan air bersih, penyaluran air bersih, dan penghasil sumber pendapatan asli daerah. Untuk menjalankan fungsi tersebut diperlukan kondisi kinerja yang sehat pada PDAM Sleman baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Sehat dalam arti ekonomi dapat diukur melalui penilaian kinerja ekonomi yang umumnya digunakan dalam menilai kesehatan atau kinerja perusahaan, sedangkan sehat dalam arti sosial diukur dari tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan pelayanan kepada masyarakat. Kinerja dapat dijadikan sebagai sebuah nilai yang menjadi tolak ukur berhasil atau setidaknya suatu perusahaan menjalankan 2

3 suatu perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan dilakukan penilaian kinerja, maka segala pengambilan keputusan dapat ditelaah apakah sudah dilakukan secara tepat dan objektif. Hal ini juga berguna untuk mematuhi dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja berikutnya sehingga apabila terjadi peningkatan atau penurunan produktifitas bisa ditunjukkan dengan kegiatan ini. Mengukur suatu kinerja dalam perusahaan diperlukan sebuah analisis keuangan. Analisis keuangan tidak terlepas dari anggaran. Anggaran yang disusun dengan baik akan menentukan kinerja yang maksimal bagi sebuah perusahaan sehingga perusahaan telah dianggap berhasil dalam menjalankan perencanaan yang telah dibuat. Anggaran memegang peranan penting dalam dunia usaha dikarenakan anggaran menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan dalam satu periode agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Anggaran merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan khususnya pihak manajemen untuk menjalankan kegiatan operasional dalam suatu perusahaan. Salah satu jenis anggaran menurut Munandar (2000: 3) yaitu anggaran operasional. Anggaran operasional merupakan anggaran yang sangat penting dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Salah satu bagian terpenting dari anggaran operasional yaitu anggaran pendapatan. Anggaran pendapatan merencanakan secara terperinci mengenai 3

4 pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Anggaran pendapatan mengandung unsur ketidakpastian yang sangat besar. Anggaran pendapatan bagi PDAM Sleman akan menentukan seberapa besar kontribusi laba yang akan diberikan untuk Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan pada PDAM Sleman berasal dari pendapatan penjualan air, pendapatan non air, dan pendapatan lain-lain. Pendapatan dari penjualan air di PDAM Sleman meliputi harga air, administrasi, dana meter, dan pendapatan penjualan air lainnya. Pendapatan yang berasal dari non air di PDAM Sleman meliputi pendapatan yang berasal dari sambungan baru, pendaftaran pasang baru, penyambungan kembali, buka kembali pasang baru, denda, penggantian meter rusak serta non air lainnya seperti geser meter, pipa distribusi dan lain lain. Anggaran pendapatan pada PDAM Sleman akan menyajikan seberapa besar pendapatan yang berasal dari penjualan air, non air maupun pendapatan lainnya di masa yang akan datang. Untuk melakukan evaluasi terhadap anggaran pendapatan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis varians. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan membandingkan hasil realisasi pendapatan dengan anggaran pendapatan yang sudah dtetapkan sebelumnya oleh PDAM Sleman. Berdasarkan uraian di atas, mengingat pentingnya anggaran pendapatan bagi PDAM Sleman maka penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti dalam bentuk tugas akhir dengan judul Analisis Anggaran dan Realisasi Pendapatan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman Tahun

5 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana penyusunan anggaran pendapatan di PDAM Sleman? b. Apakah terjadi penyimpangan menguntungkan atau merugikan terhadap hasil realisasi anggaran pendapatan di PDAM Sleman? c. Hal apa saja yang menyebabkan terjadinya penyimpangan menguntungkan atau merugikan terhadap hasil realisasi anggaran pendapatan di PDAM Sleman? 1.3 Batasan Masalah Untuk mendapatkan alur pembahasan yang lebih baik, maka ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Penelitian ini dibatasi pada penganalisisan terhadap anggaran pendapatan dan realisasinya di PDAM Sleman, b. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggaran dan realisasi anggaran tahun , c. Metode pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis anggaran adalah analisis varians kualitatif. 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana teknik penyusunan anggaran pendapatan di PDAM Sleman, 5

6 b. Untuk mengetahui hasil realisasi anggaran pendapatan di PDAM Sleman, c. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara anggaran dengan realisasi pendapatan di PDAM Sleman. 1.5 Manfaat Penulisan a. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dan untuk lebih mengetahui tentang anggaran dan realisasi pendapatan. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan: - Sebagai bahan pertimbangan / masukan dalam menyempurnakan fungsi anggaran pendapatan sebagai alat ukur untuk menentukan kebijakan perusahaan - Sebagai bahan kajian dalam menyempurnakan kekurangan menuju perbaikan c. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pembinaan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. 6

7 1.6 Kerangka Penulisan Kerangka penulisan menjelaskan kerangka pikir yang digunakan oleh penulis untuk menggambarkan arah penelitian dalam bentuk skema berikut ini. Laporan Laba Rugi Konsolidasi PDAM Sleman Tahun Anggaran Pendapatan Realisasi Pendapatan Analisis Hasil Kesimpulan Gambar 1. Kerangka Penulisan Dari kerangka penulisan di atas, dapat dijelaskan bahwa PDAM Sleman menetapkan suatu anggaran pendapatan beserta realisasinya ke dalam laporan laba rugi konsolidasi PDAM Sleman. Penulis membandingkan dan menganalisis antara anggaran pendapatan dan realisasinya sehingga diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan mencari tahu apa penyebab terjadinya penyimpangan tersebut serta bagaimana anggaran tersebut disusun. 7

8 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Pada Bab Pendahuluan berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kerangka penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Gambaran Umum Penulisan Pada Bab Gambaran Umum Penulisan berisi tentang profil perusahaan sebagai objek penelitian, tinjauan pustaka yang berisi teori-teori mengenai anggaran pendapatan, dan metodologi yang terkait dengan penelitian. BAB III Analisis dan Pembahasan Pada Bab Analisis dan Pembahasan berisi tentang pembahasan mengenai permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini meliputi, penyusunan anggaran di PDAM Sleman, realisasi anggaran pendapatan di PDAM Sleman, dan penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan realisasi anggaran pendapatan di PDAM Sleman. 8

9 BAB IV Kesimpulan dan Saran Pada Bab Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PDAM Sleman. 9

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998, Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Karena segala aktifitas masyarakat di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Karena segala aktifitas masyarakat di berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan air bersih merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi berbagai lapisan masyarakat. Sebagai produk kebutuhan masyarakat, maka air bersih yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pendirian perusahaan pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan ini merupakan sesuatu yang tidak terjadi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) Nama : Achmad Satibi NPM : 49210923 Fakultas : D3 Bisnis dan Kewirausahaan Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin cepat dan banyaknya persaingan dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Di samping itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha, maka penting sekali bagi manajemen dalam menentukan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan memiliki pola kegiatan dan jenis usaha yang berbedabeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dilaksanakan melalui berbagai arah kebijakan, utamanya adalah: berbagai lembaga ekonomi dan masyarkat di daerah;

BAB I PENDAHULUAN. daerah dilaksanakan melalui berbagai arah kebijakan, utamanya adalah: berbagai lembaga ekonomi dan masyarkat di daerah; 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Sesuai dengan GBHN 1999 UU no 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 sampai 2004 adalah bahwa perwujudan otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrasi pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrasi pemerintahan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrasi pemerintahan, pembangunan maupun pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu upaya peningkatan stabilitas

Lebih terperinci

BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH Menimbang: a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BANGGAI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Berdasarkan prosedur penyusunan anggarannya, yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Berdasarkan prosedur penyusunan anggarannya, yaitu : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran penjualan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. mampu mewujudkan otonomi daerah. Permasalahan tentu tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. mampu mewujudkan otonomi daerah. Permasalahan tentu tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 diharapkan lebih sesuai dengan aspirasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, pengadaan air merupakan masalah yang paling peka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat persaingan yang semakin ketat mendorong pemerintah untuk melakukan perubahan yang penting dan mendasar dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima seharusnya dapat menjawab keluhan-keluhan tersebut, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima seharusnya dapat menjawab keluhan-keluhan tersebut, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui reformasi anggaran sudah dilakukan oleh pemerintah, tuntutan agar terwujudnya pemerintah yang amanah dan didukung oleh instansi pemerintah yang efektif,

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Januari 2016, h. 1-11 ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, tingkat pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat sangat cepat, sehingga tingkat kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH (INVESTASI) KE DALAM PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, terlihat dari pelaksanaan pembangunan dari segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA KOTA PANGKALPINANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PDAM Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan dalam menjaga dan mengembangkan kelangsungan usahanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Administrasi Perpajakan. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah Kegiatan Intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri agar memberikan pengalaman

Lebih terperinci

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT.

ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT. ABSTRAK Dian Oktafiani Anwar, 2012. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sul-sel, Sul- Tra, dan Sul-Bar) (dibimbing oleh Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu badan usaha ataupun perusahaan pasti melakukan suatu kegiatan perekonomian. Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian tersebut, pada dasarnya tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup segala bidang yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Rusyadi, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan Pemerintah Daerah untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non profit yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum berupa peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan vital bagi setiap orang. Arti penting air diatur oleh pemerintah dalam aturan utama negara yang berbentuk undang-undang dasar. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemimpin dan seluruh pegawai

BAB I INTRODUKSI. kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemimpin dan seluruh pegawai BAB I INTRODUKSI 1.1. Latar Belakang Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. Sistem pengendalian internal berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalilasi perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi arus globalisasi saat ini, perusahaan berupaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu landasan yuridis bagi pengembangan Otonomi Daerah di Indonesia adalah lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pengganti

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI TIRTA KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan keuntungan usaha agar dapat mempertahankan eksistensinya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya untuk mendapatkan keuntugan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya untuk mendapatkan keuntugan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dunia usaha yang penuh dengan dinamika dan situasi yang tidak pasti akan banyak terjadi perubahaan-perubahan. Perusahaan atau badan usaha sebagai pelaku ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya instansi pemerintahan yang menggunakan dana APBN maupun APBD

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya instansi pemerintahan yang menggunakan dana APBN maupun APBD BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan sangat majemuk. Banyaknya instansi pemerintahan yang menggunakan dana APBN maupun APBD mengharuskan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan menyelenggarakan roda pemerintahan. Beberapa sumber pendanaan negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang berwujud maupun yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aset secara umum merupakan barang yang mempunyai nilai ekonomis, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan, organisasi, badan usaha atau individu.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 17 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 17 TAHUN 2015 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA BEKASI KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja sektor publik, bahkan bisa dikatakan tidak mungkin ada negara tanpa kehadiran sektor publik.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTAWENING KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 19 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 19 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KE DALAM MODAL PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada keuntungan maksimal dan ada yang tidak, misalnya dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada keuntungan maksimal dan ada yang tidak, misalnya dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin cepat dan banyaknya persaingan dalam menentukan kebijaksanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Disamping itu, dengan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Bagi manusia, air merupakan prioritas utama untuk menjalankan segala aktivitasnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja dimana mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan. Magang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, pengadaan air merupakan masalah diantara yang paling peka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (laba) yang maksimal pada setiap periodenya. Untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (laba) yang maksimal pada setiap periodenya. Untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan, baik perusahaan yang berskala kecil, menengah, ataupun besar tentunya memiliki tujuan utama yang akan dicapai, yakni untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua manusia. Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. semua manusia. Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi semua manusia. Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek kehidupan manapun memerlukan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki hak,

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki hak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki hak, wewenang, dan kewajiban daerah

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah suatu badan usaha yang keberadaannya sangat relevan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah suatu badan usaha yang keberadaannya sangat relevan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Koperasi adalah suatu badan usaha yang keberadaannya sangat relevan dengan keadaan ekonomi rakyat Indonesia seperti disebutkan dalam pasal 33 ayat (1)

Lebih terperinci

WALIKOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN WALIKOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 6 TAHUN 2014 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PDAM TIRTAULI DAN KE DALAM MODAL PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan keuangan saja

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT, NOMOR: (8 - TAHUN TENTANG PENETAPAN 3TANDAR PENYERTAAN MODAL ICEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT, NOMOR: (8 - TAHUN TENTANG PENETAPAN 3TANDAR PENYERTAAN MODAL ICEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH BUPATI MALUKU TENGGAJRA BARAT PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: (8 - TAHUN 2015. TENTANG PENETAPAN 3TANDAR PENYERTAAN MODAL ICEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

yang namanya Otonomi Daerah. Otonomi daerah di Indonesia sangat memegang peranan penting dalam

yang namanya Otonomi Daerah. Otonomi daerah di Indonesia sangat memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara besar yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Menjaga persatuan dan keutuhan bangsa sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap perkembangan dan perubahan banyak negara di dunia. Hal tersebut terjadi dalam berbagai aspek antara lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1.1 Pengertian APBD Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Kota Bandung, menimbulkan permintaan akan kebutuhan air bersih mengalami peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA PADA PDAM KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA PADA PDAM KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA PADA PDAM KOTA SURAKARTA DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xii ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam pembangunan nasional sangat didukung oleh pembiayaan yang berasal dari masyarakat, yaitu penerimaan pajak. Segala bentuk fasilitas umum seperti

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM INTAN BANJAR PROGRAM MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Penjualan melibatkan dua

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Penjualan melibatkan dua BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penjualan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan laba atau tidaknya atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Penjualan melibatkan dua peran penting pelaku

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, PT. SERANG BERKAH MANDIRI, PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha selalu mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Pada masa sekarang ini, pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga Anggaran Pendapatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada daerahnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada daerahnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada daerahnya untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yang sesuai dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya era reformasi yang di prakarsai oleh mahasiswa 10 tahun silam yang ditandai dengan tumbangnya resim orde baru di bawah pimpinan Presiden Suharto, telah membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD) Kabupaten Sleman sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD) Kabupaten Sleman sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dalam menunjang keefektivan sistem pengadaan kendaraan pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD) Kabupaten Sleman sesuai dengan otonomi daerah yang diterapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE ejournal Administrasi Bisnis, 0, () : 7-9 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org Copyright 0 EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 7 TAHUN 999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini di Indonesia pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh sebab itu, dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah instrumen yang digunakan untuk menilai hasil akhir pelaksanaan kegiatan terhadap target dan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dalam dunia lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelangan yang ada di internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Menurut Halim (2004:15-16) APBD adalah suatu anggaran daerah, dimana memiliki unsur-unsur

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL KE DALAM MODAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BUMD) dan sekarang bekerja sama dengan pihak swasta memiliki tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. (BUMD) dan sekarang bekerja sama dengan pihak swasta memiliki tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan sekarang bekerja sama dengan pihak swasta memiliki tujuan. Tujuan tersebut dirinci ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya masalah tersebut maka harus diperlukan sebuah pengelolaan yang dapat

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) PG. MOJO SRAGEN SKRIPSI

ANALISIS ANGGARAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) PG. MOJO SRAGEN SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) PG. MOJO SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat berperan pada saat ini baik itu dalam melakukan pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN POSO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK JABAR BANTEN, 1 (SATU) PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Musi Palembang adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan pada tanggal 3 April 1976 berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci