PERAN BANK BTPN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA NASABAH MELALUI PROGRAM DAYA NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN BANK BTPN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA NASABAH MELALUI PROGRAM DAYA NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PERAN BANK BTPN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA NASABAH MELALUI PROGRAM DAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelas Magister dalam Ilmu Manajemen Oleh : Nama : Suci Winarta NIM : P PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3 PERAN BANK BTPN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA NASABAH MELALUI PROGRAM DAYA Oleh Suci Winarta 1, Rina Trisnawati 2, Syamsudin 3 1 Staf Bank BTPN 2 Staf Pengajar UMS Surakarta 3 Staf Pengajar UMS Surakarta ABSTRACT The purpose of this study to determine the effectiveness of program implementation DAYA bank as measured by the Bank's Customer Satisfaction Index (CSI), Net Promotar Score (NPS), the increase in turnover, repayment rate, an increase in credit scores and scale. The total sample of 30 respondents microentrepreneurs. Data collection by questionnaire. Based on the data analysis of this study concluded that the program provides empowerment programs such as business development training, buying and selling information and new business opportunities. Power bank Bank's Implementation program is very effective in measuring the increase debtors in improving customer satisfaction levels. Power training program with the debtor could obtain knowledge properly manage the business with the hope of growing the business with the debtor satisfied hike, giving advice regarding the Bank's banking products, increase turnover, smooth installment awake, the opportunity to get top up loan (additional ceiling) as well as increase its scale Keywords: Customer Satisfaction Index (CSI), Net Promotar Score (NPS), turnover, repayment rate, credit score and scale. A. Pendahuluan Program DAYA dilaksanakan oleh bank BTPN sebagai bentuk penyempurnaan/integrasi dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan. Bank BTPN sebagai salah satu bank umum nasional, melaksanakan program implementasi dari CSR, dengan memberikan layanan kepada nasabah antara lain pusat informasi dan konsultasi kesehatan. Tujuan dari layanan ini adalah para nasabah/pensiunan dapat menjalani masa pensiun dengan sehat dan sejahtera. Tahun 2008 BTPN memperluas cakupan CSR dengan mengembangkan UPV (Unique Value Proposition) disebut Capacity to Growth sesuai dengan tanggung jawab moral (Payne, 2002) yaitu 1

4 2 program pemberdayaan usaha mikro melalui pusat informasi usaha, pelatihan dan pengembangan ketrampilan serta peluang usaha baru. Program ini diberikan bagi seluruh nasabah BTPN yang tergabung dalam Mitra Usaha Rakyat (BTPN MUR) yaitu usaha mikro yang mendapatkan fasilitas kredit usaha produktif dari bank PTPN. Manfaat yang dirasakan dari implementasi CSR ini bagi nasabah dan pengembangan usaha mikro sangat positif, karenanya pada 19 Juli 2011, bank BTPN mengeluarkan program DAYA yang merupakan program terintegrasi antara BTPN Pensiunan dengan BTPN MUR dalam memberikan kesempatan kepada semua stakeholder BTPN untuk berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia. Berdasarkan pencapaian program DAYA yang sudah dilaksanakan oleh bank BTPN sejak Juli 2011 untuk memberdayakan usaha mikro, bank BTPN mempunyai perbedaaan dengan bank lain yaitu Daya sebagai UVP (Uniqe Value Proposition) the best mass market bank. Dimana melalui Program Daya debitur bisa meningkatkan usaha dari sisi omzet, menjaga angsuran atau kewajiban tetap lancar serta peningkatan skala usaha melalui peningkatan pembiyaan besaran kredit. Program ini perlu diukur efektifitasnya dalam memberdayakan kelompok usaha mikro tersebut. Karenanya, bank BTPN memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat program DAYA terutama dalam meneliti implementasi dari program tersebut dan perlunya perbaikan berkelanjutan terhadap program DAYA. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil permasalahan berikut : Bagaimana efektifitas implementasi program DAYA bank BTPN yang diukur dari Customer Satisfaction Index (CSI), Net Promotar Score (NPS), kenaikan omzet usaha, repayment rate, peningkatan nilai kredit dan skala usaha? B. Tinjauan Pustaka Definisi mengenai CSR atau tanggungjawab social perusahaan sekarang ini sangat luas dan beragam. Definisi mengenai CSR atau

5 3 tanggungjawab social perusahaan sekarang ini sangat luas dan beragam. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR didefinisikan sebagai komitmen yang berkelanjutan dari bisnis untuk bersikap etis dan membantu pertumbuhan ekonomi sekaligus memperbaiki kualitas kehidupan dari para pekerja beserta keluarganya sebagaimana layaknya komunitas lokal dan sosial secara luas (SWA Sembada, 2005). Menurut Hopkins (2003) pengertian : CSR is concerned with treating the stakeholders of the firm ethically or in a responsible manner. Hopkins memaparkan bahwa CSR berkaitan dengan bagaimana memperlakukan para stakeholder perusahaan secara etis atau dengan cara yang bertanggung jawab. Konsep CSR melibatkan tanggungjawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat serta komunitas setempat (local). Kemitraan ini tidaklah bersifat statis dan pasif. Kemitraan ini merupakan tanggungjawab bersama secara sosial antar stakeholders. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting yang berisi pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya didalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global Reporting Initiative (2008), ditemukan peningkatan yang signifikan jumlah perusahaan yang mengungkapkan CSR dalam laporan keungannya yaitu dari sekitar 300 perusahaan pada tahun 1996, dan sejumlah 3100 perusahaan pada tahun 2008 (Swa, 2010). Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa pelaporan CSR lebih banyak dilakukan sebagai pengungkapan sukarela dan tidak wajib. Oleh karena itu, bentuk pelaporan keberlanjutan dan format bervariasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Menurut Suharto (2006), konsep CSR sebagai sebuah tanggung jawab sosial perusahaan, kini semakin diterima dengan luas. Walaupun ada

6 4 beberapa pihak yang menganggapnya masih kontroversial, dimana mereka beragumen bahwa perusahaan sebagaai pencari laba telah membayar sejumlah uang berupa pajak kepada negara untuk disalurkan kepada publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan, (Fitria, 2010). Sementara, pihak yang berseberangan menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari individu yang terlibat didalamnya, seperti pemilik dan karyawan. Oleh karena itu, sudah bukan saatnya perusahaan hanya memikirkan keuntungan finansial semata, tetapi juga harus memperdulikan hak dan kepentingan publik, khususnya yang berada di sekitar perusahaan. Secara umum CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab yag dilakukan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis dan memenuhi seluruh aspek ekonomi, social dan lingkungan dengan baik demi pembangunan yang berkelanjutan (Wibisono, 2007). Dari sisi filosofi konvensional, terdapat beberapa teori yang melatarbelakangi pelaksanaan CSR dalam perusahaan, yaitu: 1. Teori Kapitalisme Milton Friedman (1967) Apabila perusahaan melakukan aktivitas CSR di luar kepentingan para pemegang sahamnya, maka itu menyalahi tujuan perusahaan. Satusatunya kewajiban perusahan dan termasuk CSR didalamnya adalah memberikan kemakmuran kepada pemegang saham. Aktivitas donasi dibolehkan jika dirasa dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 2. Teori Kontrak Sosial Perusahaan hanya dapat berusaha dengan baik jika ia didukung oleh masyarakat sekitarnya (Moir, 2001). Sehingga dalam hal ini perusahaan akan dianggap sebagai institusi social yang harus berkontribusi kepada lingkungan sosialnya 3. Teori Instrumen CSR dipandang sebagai alat strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sehingga menurut teori ini perusahaan dalam melakukan

7 5 aktivitas CSRnya memiliki tujuan tertentu seperti menciptakan reputasi positif, kehumasan atau manfaat sejenis lainnya (Burke dan Logsdon, 1996). 4. Teori Legitimasi Perusahaan akan melakukan aktivitas CSR dikarenakan adanya tekanan sosial, politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga perusahaan akan menyeimbangkan tuntutan tersebut dengan melakukan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang diharuskan oleh peraturan (Deegan, 2002). 5. Teori Stakeholder Aktivitas CSR menurut teori ini dilakukan untuk mengakomodasi keinginan dan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga perusahaan dapat beraktivitas dengsn baik dengan seluruh dukungan pemangku kepentingan tersebut (Clarkson, 1995). Studi Pendahuluan yang Dilakukan Industri perbankan di Indonesia saat ini tumbuh cukup pesat, ditambah dengan masalah pengungkapan praktik CSR dan lebih intens, Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi semakin menonjol dalam akuntansi sosial dan tata kelola perusahaan. Tingkat partisipasi perusahaan dalam CSR dapat dijelaskan ke dalam berbagai motivasi seperti motivasi accruistic strategis (Lanros, 2001; Udayasankar, 2007), motif ekonomi (Hillman dan Keim, 2001), motif moral (Payne, 2002), reaksi konsumen (Mc William dan Siegel, 2010), mengurangi risiko bisnis perusahaan (Bourin dan Savarina, 2004). Untuk alasan ini, CSR telah mengisyaratkan kepada perusahaan bahwa partisipasi mereka dalam CSR akan direspon oleh publik sehingga terdorong untuk meningkatkan kinerja. Penerapan CSR pada industri perbankan juga telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Trisnawati (2011) melakukan analisis pengungkapan CSR pada 27 bank konvensional di Indonesia. Dimensi yang diteliti mencakup (1) Profile and organization strategy (2) Economics scope (3) Environmental

8 6 scope dan (4) Social scope. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya terdapat 2 bank yang tidak mengungkapkan CSR. Pada dimensi sosial, yang merupakan dimensi implementasi CSR, Hasil penelitian menunjukkan semua bank melaporkannya, namun kebanyaknnya hanya dalam lingkup yang sangat terbatas. Implementasi CSR lebih kepada kegiatan kegiatan yang `seremonial` seperti donor darah, khitanan masal, jalan sehat dan hal hal lain yang lebih menonjolkan citra organisasi. Selanjutnya Fitria (2010), melakukan penelitian terhadap 3 bank konvensional dan 3 bank syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR bank konvensional lebih baik dibandingkan bank syariah. Menurut Afda Maulihazmi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Kegiatan Corporate Responsibility Bank Rakyat Indonesia BRI (Persero) melalui Program BRI Pesat (Peduli Pasar rakyat), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang dan tujuan diadakannya kegiatan CSR melalui BRI Pesat oleh BRI adalah untuk menyadarkan seluruh elemen pasar tradisional agar mau dan mampu meningkatkan daya saingnya terhadap pasar modern, mengenai pemaknaan CSR melalui program tersebut ternyata dimaknai sama oleh pihak pihak yang bekerja sama dengan BRI tersebut yakni sebagai kegiatan sosial yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional, serta model manajemen startegis perusahaan yang meliputi analisis lingkungan, formulasi strategi, serta adanya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan CSR melalu program BRI Pesat. Terkait penelitian mitra sebelumnya, Pada akhir 2011, bank BTPN (bekerjasama dengan Manajemen Bisnis Institut pertanian Bogor MBIPB) telah melakukan survey terhadap 316 responden yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengukur keberhasilan program DAYA. Indikatornya diukur dengan Customer Satisfaction Index. Hasilnya adalah: kegiatan yang dilaksanakan seperti di pusat informasi, dialog interaktif dan layanan kesehatan telah memberikan kepuasan sebesar 87.06% pada triwulan1,skor

9 % pada triwulan 2, skor 87.72% pada triwulan 3 dan skor pada triwulan 4. Untuk pelaksanaan program program dari DAYA tumbuh usaha pada BTPN MUR tahun 2011 menghasilkan nilai Customer Satisfaction Index untuk program pelatihan usaha sebesar 78.48%, program informasi bisnis 73.65% dan peluang usaha baru sebesar 78.13%. Kesemuanya diatas target skor 60%. C. Metode Penelitian Penelitian dirancang kualitatif dan kuantitatif untuk formulasikan model pemberdayaan ekonomi usaha mikro dan pra sejahtera sejahtera produktif melalui program DAYA bank BTPN. Jumlah populasi adalah 347 nasabah usaha mikro dan pra sejahtera produktif yang telah menikmati program DAYA tumbuh usaha. Jumlah sampel 30 responden secara proportional cluster sampling. Indikator yang digunakan untuk menilai efektifitas implementasi program DAYA bank BTPN adalah : 1. Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan indeks untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut atribut yang diukur. Pengukuran ini diukur menggunakan kuesioner. Persepsi nasabah diukur dengan skala 1 5 yang mencakup: pemahaman terhadap materi pelatihan, kemampuan fasilitator, kepuasan terhadap pelayanan kantor cabang dan kepuasan terhadap isi program pelatihan, rekomendasi terhadap nasabah baru. 2. Net Promoters Score merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesetiaan (loyalitas) nasabah kepada bank BTPN, di mana nasabah memberikan nilai yang mencerminkan tingkat keinginan mereka untuk merekomendasikan bank BTPN kepada keluarga atau teman, berdasarkan pengalaman mereka. Pengukuran ini sudah dilaksanakan oleh Area Daya Specialist (ADS) bank BTPN. Skor diperoleh dari nilai rekomendasi dari peserta pelatihan terhadap peserta baru.

10 8 NPS = Jumlah skor jawaban responden Skor tertinggi yaitu 4 3. Kenaikan omzet usaha merupakan perubahan naik atau turun omset sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Diukur dari perubahan penjualan (sales) responden sebelum mengikuti pelatihan program DAYA dan sesudah mengikutinya. Kenaikan omzet usaha = penjualan setelah pelatihan penjulan sebelum pelatihan 4. Repayment rate adalah tingkat pengembalian pinjaman. Diukur dari tingkat keterlambatan responden membayar pinjaman. Jika tepat waktu maka repayment rate terjaga. Repayment rate dibagi dalam 3 kategori: Lancar : Nasabah membayar kewajiban tepat waktu Kurang lancar : Tunggakan nasabah atas kewajiban antara 1 90 hari Tidak lancar : Tunggakan nasabah atas kewajiban > 90 hari 5. Peningkatan nilai kredit merupakan nilai plafon yang diterima nasabah dari awal memperoleh pinjaman sampai sekarang. Diukur dari kenaikan jumlah (Rp) penerimaan kredit yaitu sejak pertama kali memperoleh kredit dari bank BTPN hingga sekarang. Peningkatan nilai kredit = plafon kredit nasabah saat ini plafond kredit pertama kali pinjaman 6. Peningkatan skala usaha merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas usaha yang dijalankan menjadi lebih baik. Diukur dari kepesertaan responden yaitu nasabah Usaha Mikro menjadi Nasabah Usaha Kecil/Menengah. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Terdapat 3 jenis Program Pelatihan Tumbuh Usaha yang diberikan kepada debitur sebagai berikut :

11 9 1. Pelatihan untuk Mengembangkan Usaha a. Bang Handal, Kiat praktis mengembangkan usaha dan modal. b. Kak Citra, pelatihan kepada debitur agar usahanya lebih dikenal dan bisa menarik calon pembeli. c. Kak Laris, kiat praktis meningkatkan penjualan. 2. Informasi Jual Beli Bank BTPN memberikan informasi atau iklan usaha debitur secara gratis, sehingga usaha debitur akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dengan harapan akan membantu peningkatan sales atau omzet. Selain itu debitur juga memperoleh informasi mengenai harga jual dan harga beli suatu komoditi sesuai dengan jenis usaha yang dikelola sdengan demikian debitur bisa memantau perkembangan harga di pasaran. 3. Peluang Usaha Baru (PUB) Memberikan informasi kepada debitur untuk menambah pendapatan melalui program Pulsamu dan Asuransimu, artinya debitur diberikan pengetahuan tentang pengembangan usaha (diversifikasi usaha) Gambaran tentang distribusi dari 30 responden diperoleh dari data diri atau identitas responden meliputi jenis kelamin, jenis usaha, besarnya plafond pinjaman dan besarnya omset perbulan yang disajikan berikut : 1. Dalam responden penelitian ini dari 30 debitur yang memiliki jenis kelamin laki laki sejumlah 16 atau 53 % dan sisanya adalah perempuan. Kenyataan yang ada dapat diketahui bahwa kebanyakan kaum lak laki mendominasi menjadi pengusaha mikro pengelola usaha baik yang berlokasi di pasar maupun di pedesaan. 2. Sejumlah 21 orang atau 70 % adalah sebagai pedagang atau memiliki usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, diikuti usaha jasa sebanyak 7 orang atau 23 % dan 2 orang atau 7 % jenis usaha yang dikelola pengusaha mikro adalah industri kecil.

12 10 3. Responden paling banyak memiliki plafond pinjaman kurang atau sama dengan 25 juta rupiah adalah 13 orang atau 43 %, 10 orang atau 33 % memiliki plafond pinjaman antara 25 juta rupiah sampai dengan 50 juta rupiah, 3 orang atau 10 % memiliki plafond pinjaman antara 50 juta rupiah sampai dengan 100 juta rupiah, sisanya responden memiliki plafond diatas 100 juta rupiah. Namun rata rata Plafond pinjaman di bank BTPN responden yang kami teliti mayoritas mikro yakni di atas 70 % dari total responden, penentuan plafond pinjaman dilihat kemampuan debitur dalam mengangsur kewajiban dengan menganalisa kredit yang benar. 4. Omzet/penjualan responden mencapai kisaran 10 juta sampai 100 juta per bulan, di mana besar omzet responden mencerminkan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban. Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui dari 30 responden paling banyak memiliki omset per bulan antara 25 juta rupiah sampai dengan 100 jura rupiah adalah 13 orang atau 43 %, 10 orang atau 33 % memiliki omset per bulan antara 10 juta rupiah sampai dengan 25 juta rupiah, 4 orang atau 14 % memiliki omset per bulan di atas 100 juta rupiah, sisanya responden memiliki omset per bulan kurang dari 10 juta rupiah. E. Hasil Analisis Data 1. Customer Satisfaction Index (CSI) Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa yang mempersepsikan mengenai program DAYA terdiri dari responden yang merasa sangat puas yaitu 10 orang atau 33,3%. merasakan puas yaitu sebesar 24 orang atau 81,3 % dan 6 orang atau 18,7 % menyatakan tidak puas. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa secara umum responden merasa puas dengan program DAYA berdasarkan indikator CSI 2. Net Promotor Score Berdasarkan hasil analisis CSI diketahui bahwa sebagian besar jumlah responden yang menyatakan sangat puas atau bahkan sangat puas

13 11 Hasil analisis berdasarkan responden yang menjawab puas dan sangat puas, lebih dari 50% responden dalam hal ini adalah peserta pelatihan Program Daya telah merekomendasikan ke nasabah baru. 3. Kenaikan omzet usaha Omzet atau penjualan dari 30 responden mayoritas mengalami kenaikan rata rata 8 % dari sebelum mengikuti pelatihan Program Daya bank BTPN, hanya ada 7 atau 23,3 % responden yang tidak mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan jenis usaha yang dikelola responden bersifat musiman dan harga produk dipasaran mempunyai harga yang cukup stabil. 4. Repayment Rate Dampak dari pelatihan tersebut dari 30 responden yang termasuk kategori angsuran atau kewajibannya kurang lancar sebelum dilakukan pelatihan sebanyak 5 responden atau 16,7 %, namun setelah mengikuti pelatihan responden yang menunggak menjadi 2 orang atau 6,7%. Hal ini menunjukkan bahwa program DAYA dapat mengurangi tunggakan angsuran pada bank BTPN 5. Peningkatan Nilai Kredit (Top up) Peningkatan nilai kredit diukur dari kenaikan jumlah (Rp) penerimaan Plafond kredit dari awal memperoleh pinjaman dari bank BTPN hingga sekarang. Diketahui kenaikan plafond kredit atau top up didasarkan pada ketepatan angsuran dan juga kenaikan omzet penjualan, dari 30 responden sebagian besar berhak memperoleh fasilitas tambahan plafond kredit, besarnya fasilitas tambahan plafond kredit rata rata 10 % bahkan ada hanya mencapai 50 % dari plafond kredit awal, namun ada 3 debitur dari responden tidak berhak memperoleh fasilitas tambahan plafond kredit dikarenakan sebelum mengikuti pelatihan sudah menunggak angsuran dan setelah mengikuti pelatihan belum menampakkan kenaikan omzet penjualan.

14 12 6. Peningkatan Skala Usaha Peningkatan skala usaha diukur dari kepesertaan responden yaitu responden usaha mikro menjadi usaha kecil atau menengah. Diketahui peningkatan skala usaha didasarkan pada jumlah omzet, tenaga kerja yang dikelola dan manejemen usahanya. Dari 30 responden diperoleh sebanyak 6 atau 20 % debitur yang skala usahanya naik dari pengusaha mikro ke pengusaha kecil, dan sebanyak 3 atau 10 % usaha kecil naik ke pengusaha menengah. Denagan demikian dari 30 responden debitur yang mengalami kenaikan skala usaha sebanyak 9 atau 30 %. F. Penutup Program Daya bank BTPN merupakan pemberdayaan mass market yang berkelanjutan dan terukur, dimana berdasarkan hasil analisis penelitian pelatihan program Daya Bank BTPN dapat disimpulkan bahwa program ini tidak dimiliki oleh bank lain, sehingga Program Daya ini yang membedakan Bank BTPN dengan bank lain. Program daya memberikan program pemberdayaan berupa pelatihan pengembangan usaha, informasi jual beli dan peluang usaha baru. Implementasi Program Daya bank BTPN sangat efektif dalam mengukur peningkatan debitur dalam meningkatkan tingkat kepuasan nasabah, karena debitur bank BTPN membeli produk kredit berarti membeli produk PaketMu, artinya debitur selain memperoleh fasilitas pinjaman berupa dana tetapi juga mendapatkan Asuransi Jiwa Kredit dan Pelatihan Program Daya. Dengan mengikuti pelatihan Program Daya debitur bisa memperoleh ilmu mengelola usaha dengan baik dengan harapan usaha tumbuh dengan kenaikan debitur puas, memberikan rekomendasi perihal produk bank BTPN, kenaikan omzet, kelancaran angsuran terjaga, kesempatan memperoleh top up pinjaman (tambahan plafond) serta kenaikan skala usahanya

15 13 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa debitur merasa puas atas produk PaketMu, dimana debitur selain memperoleh fasilitas pinjaman juga memperoleh asuransi jiwa kredit serta Pelatihan Program Daya. Disarankan materi atau modul pelatihan perlu dikembangkan dengan mengikuti perkembangan ekonomi terkini agar debitur bisa tumbuh dan berkembang. Untuk pemberdayaan berupa Peluang Usaha Baru, agar ditambahkan untuk skala usaha yang lebih besar (skala menengah) misalnya usaha franchcise. Agar lebih efektif pelaksanaan pelatihan program daya, peserta dikelompokkan berdasarkan jenis usaha maupun skala usahanya DAFTAR PUSTAKA Afda Maulihazmi Kegiatan Corporate Social Responsibility Bank Rakyat Indonesia BRI (Persero) Melalui Program BRI Pesat (Peduli Pasar Rakyat). Undergraduate Theses from JBPTUNPADFIKOM Amy J. Hillman and Gerald D. Keim Shareholder Value, Stakeholder Management, and Social Issues: What s the Bottom Line?. Strategic Management Journal. Vol 22 No. 2. pp As'ad, M Psikologi Industri, Seri Umum. Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Liberty, Yogyakarta. Bank BTPN. 2012, Jurnal Program Daya. Bank BTPN. Jakarta. Burke, L. and Logsdon, J. M 'How Corporate Social Responsibility Pays Off', LRP, Vol 29 No 4, p Chambers, 1995, People centered, participatory, empowering, and subtainable. Clarkson, B. E. M A stakeholder framework for analysing and evaluating corporate social performance. Academy of Management Review, Deegan, C 2002, Introduction: The legitimizing effect of social and environmental disclosure a theoretical foundation, Accounting, Auditing & Accountability Journal, vol.15, no. 3, pp Kotler, Philip Marketing Management, Pearson Prentice Hall, New York. Makalah SWA Sembada No. 26/XXI/19 Desember 2005.

16 14 Makalah SWA Sembada No. 15/XXVI/15 28 Juli Mathis, R dan Jackson, W Human Resources Development (Track MBA series/terjemahan). Prestasi Pustaka. Jakarta. Michael Hopkins The Planetary Bargaun, Corporate Sosial Responsibility Matters. London: Earthscan Publications Ltd. Muhammad Yunus, 2007, Bank Kaum Miskin. PT. Cipta Lintas Wacana. Jakarta. Payne, Adrian. 2002, The Essence of Service Marketing, Andy Offset, Yogyakarta. Sen dan Bhattacharya Does Doing Good Always Lead to Doing Better? Consumer Reaction to Corporate Sosial Responsibility. Journal of Marketing Research. Vol XXXVIII. Pp Simamora, Henry. 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE, Yogyakarta. Simanjuntak, Payaman, J Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Suharto, Edi Kebijakan Sosial, Makalah Seminar. Bandung. Udayasankar, Khrisna Corporate Social Responsibility and Firm Size. Journal of Business Ethics (2008) 83: Wibisono Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Media Grapka. Surabaya. Williams, A., Siegel, D. S. & Wright, P. M Corporate Social responsibility: Strategic implications. Journal of Management Studies, 43 (1), 1 18

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility (selanjutnya disebut CSR) merupakan wacana yang makin umum dalam dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era yang serba modern ini, perkembangan bisnis dan persaingannya sangatlah ketat. Semua manajer ingin mengunggulkan perusahaannya dengan cara apapun agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community development merupakan cikal bakal dari munculnya CSR. Community development (comdev) dengan berbagai istilah banyak dikenal dengan community empowerment developing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa pada tahun 1950-an, melalui tulisan Milton Friedman tentang bentuk tunggal tanggungjawab sosial

Lebih terperinci

Business Ethic and Good Governance

Business Ethic and Good Governance Modul ke: 05Fakultas Pascasarjana Business Ethic and Good Governance Program Studi Magister Manajemen Dr. Ir. Sugiyono,MSi. Pokok Bahasan : The Corporate Social Responsibility Kewirausahaan Sosial: Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan

BAB I PENDAHULUAN. selama beberapa tahun terakhir ini. Banyak orang berbicara tentang CSR dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang selanjutnya disebut CSR menjadi topik hangat yang sering dibicarakan selama beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan dominasi mesin sebagai alat produksi (Kartasasmita, 1996). Revolusi ini melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan serta keberlanjutan suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat sebagai lingkungan eksternal, ada hubungan timbale balik antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perubahan dunia yang begitu pesat telah membuat produsen dan para penjual berpikir keras agar mampu bertahan dalam persaingan usaha. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang lainnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan dampak positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin populer dalam dunia bisnis di Indonesia, di mana fenomena ini dipicu dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial atau yang biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan wujud tanggungjawab dan sikap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan dan kemanusian sehingga perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000),

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan mempunyai beberapa kewajiban yang harus senantiasa dipenuhi, kewajiban tersebut tidak hanya pada pemegang saham namun kewajiban terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai corporate social responsibility yang selanjutnya bisa disingkat CSR semakin berkembang pesat seiring banyak fakta yang terjadi dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan donimasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) sudah lama muncul di berbagai negara, hal ini terlihat dari praktik pengungkapan corporate social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan. Perusahaan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu menarik yang sedang menjadi perhatian dunia adalah masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang berkaitan dengan etika dan tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan bisnis semakin berkembang dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan teknologi dunia yang semakin canggih. Salah satu kegiatan bisnis yang terus berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang terus berlomba melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendapatkan perhatian stakeholdersnya. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Perusahaan harus

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Perusahaan harus 27 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY STRATEGI DAN KEBIJAKAN Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam bentuk kepedulian Bank Riau Kepri dengan menyediakan dana bagi kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya Wibisono

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya Wibisono BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan sosial ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan adanya revolusi perubahan bagi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah meningkatkan nilai perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan Economic Value Added (EVA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan diikuti oleh perkembangan perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi bisnis dalam negara tersebut. Perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk meningkatkan kualitas layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, menyebabkan banyak sekali perusahaan yang melakukan segala cara agar dapat menekan biaya produksi serendah-rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusiindustri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut. 1. Variabel kualitas interaksi berpengaruh tidak signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama setengah abad terakhir ini, dunia bisnis telah menjadi institusi paling berkuasa. Setiap institusi yang paling dominan di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan tidak lagi berfokus pada Profit Oriented, melainkan berfokus pada Customer Oriented, dimana perusahaan berfokus pada semua keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk

Lebih terperinci

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi pemilik modal saja (investor dan kreditor). Sementara, pihak-pihak lain yang juga membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci