PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Academia-Industry Linkage OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
|
|
- Leony Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TECHNO-KOMPAS TEKNOLOGI KOMPAS GEOLOGI DIGITAL DAN KLINOMETER SERBA BISA UNTUK AKUISISI DATA PENGUKURAN STRIKE- DIP PADA BIDANG GEOLOGI, GEOFISIKA, DAN ARKEOLOGI Eka Dhamayanti 1*, Khairani Alkatiri 1, Gusti Warman 1, Yuniar Rizky 2 Doni Prakasa Eka Putra 1 1 Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia 2 Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia *corresponding author: ekadhamayanti40@gmail.com ABSTRAK Indonesia adalah negara dengan kompleksitas seting tektonik yang unik. Keberadaan cekungan dan deretan gunung api aktif menyebabkan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang menakjubkan (Cadangan panas bumi terbesar didunia, penyuplai minyak, dan batubara dunia). Potensi luar bisa ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dalam bidang energi. Untuk mencari potensi-potensi sumber daya alam Indonesia, dibutuhkan survey geologi yang tepat, salah satunya adalah pengampilan data lapangan. Tools yang sangat penting dalam pengambilan data lapangan diantaranya adalah Kompas Geologi, Palu Geologi, Lup, dan GPS. Kompas geologi memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang geologi, geofisika, dan arkeologi sebagai alat yang selalu dipakai dalam pengukuran, atau pemetaan suatu objek singkapan yang diamati. Akan tetapi, kompas geologi pada umumnya masih menggunakan pembacaan nilai pengukuran secara manual. Sehingga hal ini bergantung pada kemampuan setiap pengamat (subjektif) yang mengakibatkan hasil pengukuran menjadi kurang akurat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dirintislah TECHNO-KOMPAS sebagai kompas geologi digital dan klinometer serba bisa untuk akuisisi data pengukuran strike-dip. Alat ini menggabungkan berbagai tools geologi seperti pengukur jurus bidang (strike), kemiringan perlapisan (dip), GPS untuk mengetahui koordinat, Lup untuk mengamati mineral dalam batuan, sehingga pekerjaan lapangan menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien. Teknologi TECHNO-KOMPAS menggunakan beberapa unsur seperti unit GPS, Sensor, Lup, Kamera sebagai pengambilan data, unit Arduino Uno sebagai pengolah data, unit LCD sebagai penampil data, unit micro SD sebagai penyimpan data, dan unit baterai/power bank sebagai penyuplai daya. Metode pelaksanaan meliputi perencanaan dan persiapan, pembuatan Techno Kompas, Pengujian tingkat akurasi dan presisi, sosialisasi ke pengguna, dan evaluasi. I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan yang luar biasa, baik kekayaan alam, sosial, maupun budaya dengan segala keanekaragaman yang dimiliki. Ditinjau dari kekayaan alam, salah satunya adalah potensi sumber daya energi terbarukan berupa panas bumi yang mencapai 40% dari potensi panas bumi di dunia (peringkat 1 dunia), potensi CBM Indonesia sangat besar yaitu 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon (Rovicky, 2010), potensi shale gas yang mencapai 574 TCF (DEN, 2014) dan potensi lain seperti minyak dan gas bumi, batubara, dan pertambangan, tidak terlepas dari kompleksitas tektonik Indonesia dimana Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng besar dunia yaitu lempeng Eurasia, Hindia - Australia, dan Pasifik. Hal ini mengakibatkan pergerakan yang sangat dinamis dan kompleks sehingga memungkinkan kulit bumi dapat tersingkap ke permukaan bumi. Fenomena tersebut menjadi bahan yang sangat membantu para ilmuwan di bidang geologi, geofisika, dan arkeologi untuk meneliti secara lebih detail mengenai komposisi, bahkan sejarah bumi itu sendiri. Pengamatan lapangan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat kompleksnya objek yang diamati notabene berumur ratusan bahkan jutaan tahun yang lalu dengan segala dinamika 1
2 II. proses yang telah dialami. Akurasi dan presisi alat yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi objek yang diamati menjadi hal penting dalam melakukan pengamatan atau penelitian sebagai langkah awal pada eksplorasi SDA. Atas dasar permasalahan tersebut, dirintis sebuah alat yang dapat mengoptimalkan hasil pengukuran pengukuran pada pengamatan lapangan yakni TECHNO-KOMPAS. Sebuah kompas geologi dan klinometer berbasis digital untuk meningkatkan akuisisi data pengukuran strike-dip pada bidang geologi, geofisika, dan arkeologi yang dilengkapi alat pendukung lapangan lainnya seperti GPS, lup, dan Kamera. Metode yang digunakan yaitu uji pustaka kemudian melakukan pembuatan alat dan uji kualitas dan akurasi, sehingga alat tersebut layak digunakan dalam mendukung pekerjaan lapangan. KAJIAN TEORI Kompas Geologi Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis (bentuk kenampakan kompas dapat dilihat pada Gambar 1). Klinometer Digital Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah III. titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi. Dengan kata lain fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi obyek secara tidak langsung. Dengan teknologi digital. Klinometer tersebut dimodifikasi sehingga tidak lagi menggunakan busur dan bandul sebagai pemberat tetapi dapat mengukur sudut elevasi lebih akurat. Strike dan Dip Strike atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dan sebagainya (sketsa/gambaran strike dan dip dapat dilihat pada Gambar 2). APLIKASI TECHNO-KOMPAS Kompas geologi merupakan alat yang sangat penting di bidang geologi, geofisika, arkeologi dan bidang lain yang berbasis lapangan. Kompas geologi yang ada saat ini masih menggunakan pembacaan secara manual sehingga resiko kesalahan pembacaan cukup tinggi apabila penggunanya tidak teliti maupun kurang paham dalam penggunaannya. TECHNO-KOMPAS merupakan sebuah kompas geologi yang telah dimodifikasi menjadi lebih digital sehingga sangat mempermudah pekerjaan lapangan dan meminimalisir kesalahan pengam-bilan data. Dengan fungsi tersebut, TECHNO- KOMPAS dapat berpe-luang besar untuk dapat digunakan secara global dengan permintaan pasar yang tinggi dan dapat dipatenkan 2
3 sebagai salah satu karya anak bangsa. Ditinjau dari segi penggunanya, TECHNO-KOMPAS dapat digunakan oleh minimal 3 bidang keilmuan, antara lain: 1. Geologi Geologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang sangat dekat dengan pekerjaan lapangan dan salah satu alat yang tidak pernah dilupakan adalah kompas geologi. Kompas geologi digunakan selain untuk menentukan arah mata angin juga digunakan untuk menentukan lokasi dan kedudukan suatu bidang atau garis. Dengan TECHNO-KOMPAS, pengu-kuran kedudukan bidang atau garis dapat dilakukan dengan mudah, selain itu alat ini juga dilengkapi dengan perangkat tambahan sehingga dapat mempermudah pekerjaan lapangan dan lebi efisien karena semua tergabung dalam satu alat. 2. Geofisika Geofisika merupakan cabang dari ilmu fisika yang dalam pekerjaannya nanti sangat dekat dengan geologi. Ilmu geofisika juga menggunakan kompas geoogi dengan fungsi yang tidak jauh dari geologi. 3. Arkeologi Arkeologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari barang-barang peninggalan sejarah (artefak) baik itu berupa situs, alat, maupun peninggalan sejarah yang lain. Artefak tersebut sebagian besar telah terkubur di bawah permukaan tanah dan berada diantara perapisan batuan. Oleh sebab itu sangat diperlukan pendataan perlapisan batuan yang mengandung artefak tersebut sehingga dapat diperkirakan kemenerusan dari artefak yang ditemukan.dengan menggunakan TECHNO-KOMPAS, pengukuran kedudukan suatu erlapisan batuan dapat diketahui dengan mudah dan para ahli arkeolog juhga dapat mengambil data lain diantaranya adalah tebal perlapisan, dan koordinatnya. 4. Pekerja lapangan IV. Pekerja lapangan dimak-sud adalah semua orang yang notabennya bekerja di lapangan seperti pendaki gunung, penjelajah hutan, dll. Para pekerja lapangan tersebut menggunakan kompas geologi sebgai salah satu alat navigasi yang dapat digunakan untuk menentukan posisi. TECHNO-KOMPAS dapat digunakan untuk menentukan posisi yang lebih mudah dan akurat. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengambil data geologi yang sewaktuwaktu dibutuhkan. METODE PENELITIAN Sebelum melakukan serang-kaian pembuatan, dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang alat yang telah ada sehingga mengetahui kendalakendala yang dialami oleh pengguna. Dimulai dengan mencoba sendiri alatnya berupa kompas geologi dan aplikasi strike/dip, dan dengan melakukan survey terhadap mahasiswa khususnya mahasiswa geologi mengenai alat yang sudah ada. Selain itu dilakukan perbandingan alat lainnya yang berbasis analog dan digital. Hasilnya menunjukkan alat yang sudah ada memiliki beberapa kekurangan yaitu : 3
4 Kompas Geologi Aplikasi Strike/Dip PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8 Pengukuran secara manual Subjektif (tergantung pengguna) Tidak dapat mengukur sudut kemiringan yang kecil Tingkat Presisi dan Akurasi Rendah Membutuhkan gadget android yang notabene memiliki harga yang mahal menggunakan alat lain yaitu kompas geologi dan aplikasi android untuk mengukur strike/dip. Selain itu dimulai melakukan pengujian kualitas dengan meminta beberapa pengguna mencoba alat kami dan hasilnya diisikan pada kuisioner yang telah dibagikan. Pengujian Kuantitas Presisi Akurasi Kualitas Testimoni pengguna Desain Setelah melakukan studi literatur dilakukan perancangan mulai dari mencari alat-alat elektronis seperti sensor, microcontroller, dan alat pendukung lain yang dibutuhkan untuk merealisasikan alat TECHNO-KOMPAS. Kemudian, dilanjutkan dengan desain mekanik mulai dari casing dan penutup yang simple sehingga tidak mengurangi estetika. Perancangan Pemrosesan ini yakni dengan merakit semua alat yang sudah didapatkan dan berusaha merakit seminimalis mungkin. Setelah itu dilakukan pemrograman terhadap microcontroller sehingga semua alat dapat terintegrasi dan dapat digunakan dengan maksimal. Pengujian Tahap ini dilakukan setelah semua alat sudah dirakit dan diprogram sebagaimana dibutuhkan. Dilakukan pengujian titik koordinat dan pengukuran strike/dip menggunakan TECHNO-KOMPAS dan membandingkannya dengan hasil pengukuran V. CAPAIAN TECHNO-KOMPAS Pencapaian Segi Produk Alat TECHNO-KOMPAS telah selesai dibuat, kompas telah berfungsi dengan baik untuk mengukur strike/dip maupun menentukan titik koordinat dimana kompas tersebut berada. Komponen elektronis pendukung juga telah berfungsi dengan baik. Tahap yang belum dikerjakan adalah pencetakan rangka luar berupa akrilik sebagai body dari TECHNO- KOMPAS, akrilik dipilih karena proses pengerjaan yang relatif cepat (1 hari) dan bobotnya yang ringan dan simple. Pencapaian Kualitas dan Kuantitas TECHNO- KOMPAS Hasil Pengujian TECHNO-KOMPAS untuk mengetahui tingkat akurasi/presisi dan kebermanfaatan bagi pengguna dapat dilihat pada Tabel 1. 3 Hasil dari table 1 dapat dirangkum menjadi diagram di bawah ini: 4
5 Tingkat kebermanfaatan bagi pengguna Dari 10 kuisioner yang dibagikan pada 10 Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang telah mencoba TECHNO-KOMPAS didapatkan hasil sebagai berikut : Diagram Perbandingan Tingkat Akurasi Tools Pengukur Strike/Dip Tingkat Akurasi Strike/Jurus Tingkat Akurasi Dip/Kemiringan Kompas Geologi Aplikasi Android Techno Kompas Diagram Tingkat Kepuasan Pengguna TECHNO-KOMPAS Hasil diatas menunjukkan bahwa 60% mahasiswa yang mencoba TECHNO-KOMPAS menilai luar bisa, 30% menilai sangat baik, dan 10 % menilai baik. VI. KESIMPULAN TECHNO-KOMPAS memi-liki beberapa potensi untuk dikembangkan di masa depan, yaitu sebagai berikut : Menjadi alat yang praktis untuk memudahkan dalam pekerjaan lapangan bagi ahli geologi, geofisika, dan arkeologi Dapat meningkatkan tingkat akurasi dan presisi data lapangan sehingga memudahkan inter-pretasi dalam bidang penelitian dan eksplorasi Meningkatkan minat ahli geologi dan mahasiswa terhadap pekerjaan lapangan sehingga meningkatkan kuantitas SDM yang mau bekerja di lapangan Dapat diproduksi secara massal dan mendapatkan hak paten VII. ACKNOWLEDGEMENT Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan paper ini. Terimakasih kami sampaikan kepada DIKTI karena telah membiayai semua kebutuhan selama proses pembuatan TECHNO KOMPAS. Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada Dosen pembimbing atas segala masukan yang membangun pemikiran dan ide-ide kami selama ini. DAFTAR PUSTAKA Adiyuwono, N.S Teknik Membaca Peta dan Kompas. Bandung : Angkasa Brander, Patricia, et al. Compas, Manual from Human Right Education with Young People Hungari : Council of Europe Publishing Dewan Energi Nasional Outlook Energi Indonesia Tidak dipublikasikan Sutardi, Idi Ilmu Ukur Tanah. Bandung : Tidak dipublikasikan Daftar Unduhan Internet 5
6 Anonim, 2011 (a), Steike dan Dip, allcoma.blogspot.com, diunduh pada tanggal 22 September 2015 pukul WIB Anonim, 2015 (b), Karya Perdana Mandiri, diunduh pada tanggal 22 September 2015 pukul WIB TABEL Tabel 1. Hasil Pengujian Tingkat Akurasi Beberapa Jenis Tools Pengukur Strike/Dip Nilai Strike/Dip Bidang Hasil Pengukuran Sesungguhnya Aplikasi Android Kompas Geologi TECHNO-KOMPAS Strike/Dip Strike Dip Strike Dip Strike Dip Strike Dip , , , , , , , , ,7 * Standard deviasi yang diperbolehkan +/- 5 GAMBAR Gambar 1. Kompas Geologi (Anonim, 2015 (b)) 6
7 Gambar 2. Strike dan Dip suatu bidang perlapisan (Anonim, 2011 (a)) Gambar 3. Desain TECHNO-KOMPAS (Rizky, 2015) Gambar 4. Kuisioner TECHNO-KOMPAS (Dhamayanti, 2015) 7
8 Gambar 5. Pengujian TECHNO-KOMPAS (Rizky, 2015) Gambar 6. Produk TECHNO-KOMPAS yang Telah Jadi (Dhamayanti, 2015) 8
BAB. I Kompas Geologi
BAB. I Kompas Geologi 1.1Pengertian Kompas geologi Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil dewasa ini masih menjadi primadona sebagai energi terbesar di dunia, namun minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi incaran utama bagi para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batubara merupakan salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan memegang peranan penting saat ini. Peranannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bismillahirrahmanirahim Assalamu alaikum Wr. Wb.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-nya laporan akhir yang berjudul Pengenalan Alat Alat Survey Dapat di selesaikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari 3 lempeng tektonik yang bergerak aktif, yaitu lempeng Eurasia diutara, lempeng Indo-Australia yang menujam dibawah lempeng Eurasia dari selatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan memegang peranan penting saat ini. Peranannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciStrike dan Dip Lapisan Batuan
1 2.1 Pengertian Strike dan Dip Strike dan Dip Lapisan Batuan Strike dan Dip adalah metode yang menggambarkan orientasi pesawat dalam tiga dimensi. Biasanya diterapkan pada miring orientasi lapisan batu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang besar, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Hindia- Australia, dan Lempeng
Lebih terperinciANALISA BENTANG ALAM
ANALISA BENTANG ALAM A. Definisi Bentang Alam Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh yang dihasilkan
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR. Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng
PENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Lebih terperinciPETA TOPOGRAFI. Oleh Ign. Sudarno
PETA TOPOGRAFI Oleh Ign. Sudarno Ilmu Kebumian (IK): Terminologi yang sering digunakan sebagai sinonim geologi. Bumi menjadi pokok yang dipelajari dlm IK Bumi dipelajari alam disiplin ilmu seperti Geologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksploitasi cadangan minyak bumi dan gas di bagian Barat Indonesia kini sudah melewati titik puncak kejayaannya, hampir seluruh lapangan minyak di bagian barat Indonesia
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinci12.1. Pendahuluan Peta Geologi Definisi
12 Peta Geologi 12.1. Pendahuluan Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN
KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN 1950-2013 Samodra, S.B. & Chandra, V. R. Diterima tanggal : 15 November 2013 Abstrak Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan tempat yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau diterbangkan secara mandiri yang dilakukan pemrograman terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan 2/3 wilayahnya adalah lautan dan memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di darat
Lebih terperinciGEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani
GEOLOGI STRUKTUR PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi By : Asri Oktaviani http://pelatihan-osn.com Lembaga Pelatihan OSN PEDAHULUAN Geologi : Ilmu yang mempelajari bumi yang berhubungan
Lebih terperinciPEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi
PEMETAAN GEOLOGI A. Peta Geologi Peta geologi merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. geologi, seperti data kekar dan cermin sesar, untuk melukiskan karakteristik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada pengambilan data unsur struktur geologi, seperti data kekar dan cermin sesar, untuk melukiskan karakteristik hubungan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia Merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng dunia (Ring Of Fire) yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier. Dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan busur belakang yang berkembang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kiblat berasal dari bahasa Arab, yaitu Qiblah adalah arah yang merujuk ke suatu tempat dimana bangunan Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Ka'bah juga sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul Hubungan Persebaran Episenter Gempa Dangkal dan Kelurusan Berdasarkan Digital Elevation Model di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta I.2.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Penerapan Algoritma Flood Fill untuk Menyelesaikan Maze pada Line Follower Robot [1]
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang digunakan sebagai acuan dan pendukung dalam merealisasikan perancangan sistem pada skripsi ini. 2.1. Kajian Pustaka a. Penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam bahan galian, yang kemudian bahan galian tersebut dimanfaatkan oleh industry pertambangan untuk memnuhi kebutuhan
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI
ILMU UKUR TANAH Oleh: IDI SUTARDI BANDUNG 2007 1 KATA PENGANTAR Ilmu Ukur Tanah ini disajikan untuk Para Mahasiswa Program Pendidikan Diploma DIII, Jurusan Geologi, Jurusan Tambang mengingat tugas-tugasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi tektonik Indonesia terletak pada pertemuan Lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik. Indonesia dilalui sabuk vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA
BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA 3.1 Kebutuhan Peta dan Informasi Tinggi yang Teliti dalam Pekerjaan Eksplorasi Tambang Batubara Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pulau Jawa merupakan busur gunungapi memanjang barat-timur yang dihasilkan dari pertemuan lempeng Eurasia dan Hindia-Australia. Kondisi geologi Pulau Jawa ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Daerah Rembang secara fisiografi termasuk ke dalam Zona Rembang (van Bemmelen, 1949) yang terdiri dari endapan Neogen silisiklastik dan karbonat. Stratigrafi daerah
Lebih terperinci3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman
BAB I Bab I merupakan pendahuluan usulan proyek akhir. Pendahuluan memaparkan latar belakang dan permasalahan dari proyek akhir serta tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan proyek akhir. A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas Indonesia memiliki potensial yang cukup besar di bidang sumber daya alam, khususnya cadangan minyak dan gas
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kepulauan Indonesia merupakan salah satu daerah dengan kegiatan vulkanisme yang aktif. Suatu hubungan yang erat antara vulkanisme dan tektonik dicerminkan oleh adanya
Lebih terperinci: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.
URUSAN PEMERINTAHAN : 2.03. - ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : 2.03.01. - DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362 Jumlah 2.03.2.03.01.00.00.4. PENDAPATAN 2.03.2.03.01.00.00.4.1. PENDAPATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh tektonik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi geologi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh tektonik yang cukup kuat, menghasilkan jenis struktur geologi dengan pola yang sama maupun berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciPERUMUSAN MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan oleh berbagai kalangan masyarakat. Pemanfaatan dari berbagai jenis sistem berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan perekonomian secara global dapat mempengaruhi kondisi ekonomi pada suatu negara. Salah satunya adalah nilai tukar uang yang tidak stabil, hal tersebut dapat
Lebih terperinci3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam akuisisi data adalah seperangkat alat geolistrik supersting R8/IP, yang terdiri dari:
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang mempunyai letak geografis 1 0 06 44 2 0 12 53 LS dan anatar 120 0 05 09 120
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinamika aktivitas magmatik di zona subduksi menghasilkan gunung api bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989). Meskipun hanya mewakili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan tatanan geologi Indonesia berada pada tiga pertemuan lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Bemmelen, 1949).
Lebih terperinciAnalisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010
Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010 Emilia Kurniawati 1 dan Supriyanto 2,* 1 Laboratorium Geofisika Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman 2 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Data geomagnet yang dihasilkan dari proses akusisi data di lapangan merupakan data magnetik bumi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu pengukuran yang digunakan sebagai dasar dalam segala aktivitas yang dilakuan oleh manusia. Contohnya, pada saat membangun sebuah rumah maka
Lebih terperinciKEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA
KEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA HUBUNGANNYA DENGAN MASALAH MASALAH 1. GEOLOGI TEKNIK
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik. Pada daerah di sekitar batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan
Lebih terperinciTEORI LEMPENG TEKTONIK
TEORI LEMPENG TEKTONIK ABSTRAK Teori tektonik lempeng merupakan teori yang sangat penting untuk dipelajari, karena teori ini mampu menjelaskan teka-teki geologi yang sebelumnya masih menjadi perdebatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian dalam penelitian geologi permukaan adalah dengan menganalisis fasies lingkungan pengendapan yang didapat dari singkapan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Android merupakan sistem operasi y.ang berbasis Linux, dan dapat diimplementasikan untuk telepon seluler seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet. Android
Lebih terperinciGambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008
4.1. Geoteknik Tambang Bawah Tanah Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design tambang. Data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsiasumsi
Lebih terperinciMenentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat. Abstrak
Menentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat Lia Maryani Geofisika, Universitas Padjadjaran Abstrak Telah dilakukan penelitian struktur patahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik
Lebih terperinciJGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50 PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA TEREKA CV. KOPERASI PEGAWAI NEGERI BUMI LESTARI KECAMATAN SEBULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Tri Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian Utara, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Inj
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan berkembang lanjut yang memungkinkan analisis cermat tentang bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum New Guinea yakni adanya konvergensi oblique antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Hamilton,
Lebih terperinciAPLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA
APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Kevin Gardo Bangkit Ekaristi 115.130.094 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII)
Lebih terperinciSebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun
Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun 1977 2010 Fitri Puspasari 1, Wahyudi 2 1 Metrologi dan Instrumentasi Departemen Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini semakin banyak orang-orang yang memiliki garasi mobil di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini semakin banyak orang-orang yang memiliki garasi mobil di rumah-rumah mereka. Dari hal ini dapat dilihat bahwa tingkatan hidup manusia Indonesia telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gambar I.1 Lokasi daerah penelitian. Daerah Penelitian
I. PENDAHULUAN I.1 Lokasi Penelitian Daerah MA Tonle Sap terletak di daratan negara Kamboja berdekatan dengan danau Tonle Sap, sekitar 165 Km dari kota Pnom Penh ke arah barat laut (Gambar I.1). Daerah
Lebih terperinciS e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!!
S e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!! 14 Mei 2011 1. Jawa Rawan Gempa: Dalam lima tahun terakhir IRIS mencatat lebih dari 300 gempa besar di Indonesia, 30 di antaranya terjadi di Jawa. Gempa Sukabumi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Video shooting adalah serangkaian kegiatan pengambilan gambar bergerak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Video shooting adalah serangkaian kegiatan pengambilan gambar bergerak dan suara secara bersamaan menggunakan kamera video yang dilakukan secara digital maupun analog.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya berjumlah sekitar satu juta jiwa. Tercatat dua buah sungai yang mempunyai aliran panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di setiap tempat di permukaan bumi berbeda-beda, disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki tatanan geologi yang cukup komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar I.1). Indonesia dibatasi
Lebih terperincibatuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi karena pergeseran batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik. Pergerakan tiba-tiba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bencana alam pada awalnya merupakan gejala alam biasa. Fenomena tersebut dikatakan sebagai bencana apabila mengakibatkan korban jiwa dan kerugian material yang besar.
Lebih terperinciPeta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta
Pendahuluan Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. geologi khususnya mempelajari tentang batuan sebagai objek utama, prosesproses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Geologi merupakan salah satu cabang ilmu kebumian yang membahas berbagai aspek dan fenomena khusus yang ada di bumi. Dalam perkembangannya geologi khususnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)
3.1 Diagram Alur Pengolahan Data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi) Pemilahan data geolistrik dan GPS Pemodelan 1D Pemodelan 2D Pemodelan 3D
Lebih terperinciDISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN
DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN Mekanisme Sesar 1. Pengenalan a) Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan
Lebih terperinciDISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN
DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN Mekanisme Sesar 1. Pengenalan a) Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari kian pesat, hal tersebut dapat kita lihat dan kita rasakan di sekeliling kita secara
Lebih terperinciBAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D)
BAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D) 2.1 Pengaturan Dasar 3D Sebelum melakukan penggambaran 3D dengan AutoCAD, Anda perlu melakukan beberapa pengaturan yang berkaitan dengan proses penggambaran. Pengaturan-pengaturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang letaknya tepat pada ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Selain itu, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah pertemuan antar
Lebih terperinciCara mempelajari Struktur geologi
Cara mempelajari Struktur geologi Tahapan cara mempelajari : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi II. Rekaman data III. Analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya bahan baku konsumsi kegiatan manusia sehari-hari masih belum dapat tergantikan dengan teknologi maupun sumber daya
Lebih terperinciUNIT X: Bumi dan Dinamikanya
MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN UNIT X: Bumi dan Dinamikanya I Introduction 5 Latar Belakang Pada K-13 Kelas VII terdapat KD sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyediaan energi dimasa depan merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa, karena bagaimanapun juga kesejahteraan manusia dalam kehidupan
Lebih terperinciGeologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menunjang pembangunan di Indonesia, dibutuhkan sumber energi yang memadai, hal ini harus didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang cukup. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya mineral merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal inilah yang melatarbelakangi adanya pencarian lokasi sumber mineral baru. Setelah adanya
Lebih terperinciROCKSQUARE: ANDROID APP RECORDING DATA LAPANGAN
M4O-06 ROCKSQUARE: ANDROID APP RECORDING DATA LAPANGAN Syera Afita Ratna 1*, Nadia Putri Ariani 1, Burhanuddin Rabbani 2, Salahuddin Husein 1 1 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciPENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA
PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA Haerani Jafar*, Makhrani, S.Si, M.Si, Syamsuddin S.Si, MT * Alamat korespondensie-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu : lempeng Hindia-Australia di sebelah selatan, lempeng Eurasia di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kab. Hulu Sungai Utara (Kalimantan Selatan) merupakan salah satu daerah andalan sektor Pertanian di Indonesia, terus membangun Pertanian baru guna mendukung rencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya
Lebih terperinciMODUL ONLINE 19.3 TEORI LEMPENG TEKTONIK PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI
MODUL ONLINE 19.3 TEORI LEMPENG TEKTONIK PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi
Lebih terperinci