PENGARUH AKTIVITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi

1 PENGARUH AKTIVITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Randi Kurniawan 1, Listiana Sri Mulatsih 2, Rika Desiyanti 2 1 Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Padang 2 Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta 1 randi.kurniawan14@gmail.com, 2 economiciana@yahoo.com 2 Rikadyanti@yahoo.com ABSTRAK Working capital is one element that is very important asset in the company, because without the working capital companies can not meet the needs funds to run its activities. The purpose of this research was to determine the effect of activity (working capital turnover), profitability (return on investment), solvability (debt to equity ratio) toward working capital on Automotive and Components companies listed in Indonesia Stock Exchange. In this research object is an Automotive and Components companies that listed in Indonesia Stock Exchange in The method of analysis used in this research regression and the classical assumption of normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test, autocorrelation test and test the hypothesis is F test and T test were processed through Eviews program. Based on the result of hypothesis testing found that activity (working capital turnover) significant positive effect on the working capital to Automotive and Components companies, profitability (return on investment) significant negative effect on the working capital to Automotive and Components companies, solvability (debt to equity ratio) does not significant effect on the working capital to Automotive and Components companies. Keywords : Activity (working capital turnover), profitability (return on investment), solvability (debt to equity ratio), and working capital PENDAHULUAN Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja dimulai dari awal kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, yang kurun waktunya kurang dari satu tahun atau jangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi dalam penggunaan modal kerja. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja (Riyanto, 2011). Pengelolaan modal kerja memerlukan peran manajer keuangan dalam merencanakan beberapa penggunaan dana sebaik-baiknya untuk dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan, sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit berkembang. Kekurangan modal kerja yang 1

2 terus menerus yang tidak segera diatasi tentu menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya, dan lebih dari itu perusahaan bisa mengalami kebangkrutan. Jadi pembiayaan jangka pendek seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya operasional lainnya berdampak pada tingkat likuiditas. Semakin meningkat likuiditas perusahaan maka semakin terpenuhi modal kerjanya maka dengan terpenuhinya modal kerja perusahaan dapat memaksimalkan perolehan labanya. Untuk menjalankan aktivitasnya setiap perusahaan membutuhkan dana, baik dana berasal dari pinjaman maupun modal sendiri. Pada umumnya modal atau dana itu digunakan dua hal yaitu, pertama untuk keperluan investasi. Maksudnya, dana dapat digunakan untuk membiayai atau membeli aktiva tetap yang sifatnya jangka panjang dan dapat dilakukan secara berulang-ulang misalkan pembelian tanah, bangunan, mesin, dan aktiva tetap lainnya. Kedua, untuk membiayai modal kerja yaitu untuk pembiayaan operasional perusahaan dalam jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah karyawan, dan biaya operasional lainnya (Kasmir, 2010). TINJAUAN PUSTAKA Modal Kerja Menurut Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan modal kerja sebagai keseluruhan aset pada jangka pendek (aset lancar) yang komponen didalamnya berupa aktivitas jual beli, persediaan, piutang usaha. 2 Menurut Sutrisno (2009) Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk menjalankan aktivitasnya. Rasio Menurut Fahmi (2012) rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk menunjang aktivitas perusahaan. Menurut Harmono (2011) Rasio aktivitas merupakan rasio keuangan yang mencerminkan perputaran aktiva mulai dari kas dibelikan persediaan, untuk perusahaan manufaktur persediaan tersebut diolah sebagai bahan baku sampai menjadi produk jadi kemudian dijual baik secara kredit maupun tunai yang pada akhirnya kembali menjadi kas lagi. rasio aktivitas diukur dengan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover) yang berpengaruh terhadap modal kerja. Untuk mengukur rasio ini menggunakan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2013) : Rasio Profitabilitas Menurut Fahmi (2011) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur efektifitas manajemen keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubunganya dengan penjualan maupun investasi. Rasio profitabilitas juga merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

3 mencari keuntungan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2010). Dengan ini rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Semakin baik rasio profitabilitas maka akan semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas diukur dengan Return on Investment (ROI) karena pada penelitian sebelumnya Return on Investment (ROI) paling berpengaruh terhadap modal kerja. Rasio Return on Investment (ROI) menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Return on investment (ROI) diproksikan dengan membagi pendapatan setelah pajak dengan total aktiva, dirumuskan sebagai berikut (Harmono, 2011): ( ) Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2013). Rasio solvabilitas menunjukkan proporsi atas penggunaan utang membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Sartono, 2010). Rasio solvabilitas adalah mengukur 3 seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang, penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang (Fahmi, 2012). Solvabilitas diukur dengan Debt to Equity ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dan total equity (total modal sendiri). Dengan rumus sebagai berikut (Fahmi, 2012) : Kerangka konseptual teoritis H1 (+) H2 (+) H3 (+) Rasio (ROI) Rasio Profitabilitas (ROI) Rasio Solvabilitas (DER) Modal Kerja (CASH)

4 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Rasio aktivitas yang diukur dengan perputaran modal kerja (working capital turnover) berpengaruh positif signifikan terhadap modal kerja. H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on Investment (ROI) berpengaruh positif signifikan terhadap modal kerja. H3: Rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan terhadap modal kerja. Variabel Dependen ( Y ) Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu modal kerja. Tabel 1 Variabel Independen ( X ) (WCT) ( X1) Profitabilitas (ROI) ( X2 ) 4 Solvabilitas (DER) ( X3 ) METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2014). Jenis data sekunder yang digunakan adalah gabungan antara time series dan cross section data yang disebut pooling data (Shochrol, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sub sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang berjumlah 12 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Ket N Minim Maxim Ratarata um um WCT ROI DER CASH Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah data yang diolah sebanyak 48 selama 4 tahun pengamatan. Nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), (mean). dan rata-rata

5 Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data (setelah normal) Variabel Probabi lity Alpha Ket (WCT) 0,43 0,05 Normal Profitabilitas (ROI) 0,57 0,05 Normal Solvabilitas (DER) 0,20 0,05 Normal Modal Kerja (CASH) 0,15 0,05 Normal Dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian telah berdistribusi normal karena memiliki nilai probability di atas 0,05 sehingga dapat diikutsertakan untuk pengolahan data selanjutnya. Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah adanya korelasi antar varaibel independen. Tabel 4 Hasil Pengujian Multikolinearitas Korelasi (WCT) Profitabilitas (ROI) (WCT) Solvabilitas Koefisien Cut korelasi off 0.31 < 0, < 0,80 Kesimpulan Tidak Terjadi Tidak Terjadi 5 (DER) Profitabilitas (ROI) Solvabilitas (DER) < 0,80 Tidak Terjadi Terlihat bahwa semua variabel independen pada penelitian ini telah memiliki koefisien korelasi < 0,80 sehingga dapat disimpulkan masing-masing variabel independen terbebas dari gejala multikolinearitas sehingga tahapan pengelolaan data lebih lanjut dapat segara dilakukan. Pengujian Heteroskedastisitas Dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Tabel 5 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.43 Probability 0.20 Obs*Rsquared Probability 0.20 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa nilai probability 0.20 > alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelelitian yang akan dibentuk dalam regresi terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

6 Pengujian Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji korelasi antara anggota observasi yang diurutkan berdasarkan waktu. Tabel 6 Hasil Pengujian Autokorelasi Model DW Durbin Watson 1.00 Berdasarkan uji autokorelasi yang telah dilakukan maka diperoleh nilai durbin-watson sebesar Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi terbebas dari gejala autokorelasi karena nilai durbin-watson berada diantara dua kuadrat yaitu Sehingga tahapan pengelolaan data yang lebih lanjut dapat dilakukan. Analisis Model Regresi dan Pengujian Hipotesis Setelah seluruh variabel terbebas dari masing-masing gejala asumsi klasik maka pembentukan model regresi berganda dapat dibentuk dengan menggunakan model pool least square. F-Prob 0.07 R-Square 0.14 an Terlihat bahwa masing-masing variabel telah memiliki nilai koefisien korelasi sehingga dapat dibentuk kedalam model regresi berganda sebagai berikut : Y = X X2 3.12X3 Model regresi berganda digunakan untuk melihat arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan negatif atau positif. Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Pada tabel 7 menunjukkan nilai dari koefisien determinasi sebesar Hal ini menunjukkan semua variabel independen yaitu aktivitas (WCT), profitabilitas (ROI), Solvabilitas (DER) memberikan kontribusi dalam mempengarahi variabel dependen yaitu Modal Kerja (CASH) sebesar 14.5% sedangkan sisanya 85.5% lagi dipengaruhi oleh model lainnya yang tidak digunakan dalam model penelitian ini. Tabel 7 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Koefisien Korelasi (Constant a) (WCT) 1.54 Profitabili tas (ROI) Solvabilit as (DER) Pro Alph Kesimp b a ulan ,1 Signifik an 0,1 Signifik an 0,1 Tidak Signifik 6 Uji F (Goodness of Fit) Uji model F-statistik dilakukan untuk mengetahui ketepatan dalam pemilihan variabel yang dibentuk kedalam sebuah model regresi. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menunjukkan nilai probability sebesar Sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan nilai probability yang dihasilkan

7 lebih kecil dari pada nilai alpha, dimana nilai alpha yang digunakan adalah 0,1 (10%) yang dapat dituliskan sebagai berikut 0.07 < 0,1. Maka keputusanya adalah H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini diterima. Uji Hipotesis dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Pertama Pengujian hipotesis pertama yang menggunakan variabel (WCT) diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1.54 dengan nilai probability hasil pengujian t-statistik sebesar Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai probability sebesar 0.01 < alpha 0,1 maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas (WCT) berpengaruh positif signifikan terhadap Modal Kerja (CASH) pada perusahaan Otomotif dan Komponen. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua yang menggunakan variabel profitabilitas (ROI) diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar dengan nilai probability hasil pengujian t-statistik sebesar Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai probability sebesar < alpha 0,1 maka keputusannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabiltas (ROI) berpengaruh negatif signifikan terhadap Modal Kerja pada perusahaan Otomotif dan Komponen. 7 Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ketiga yang menggunakan variabel solvabilitas (DER) diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 3.12 dengan nilai probability hasil pengujian t-statistik sebesar Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai probability sebesar 0.29 > alpha 0,1 maka keputusannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa solvabilitas (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (CASH) pada perusahaan Otomotif dan Komponen. PENUTUP Kesimpulan 1. Disimpulkan bahwa aktivitas (WCT) berpengaruh signifikan dengan hubungan positif terhadap Modal Kerja (CASH) pada perusahaan Otomotif dan Komponen dengan nilai probability sebesar 0.01 < alpha 0,1. 2. Profitabiltas (ROI) berpengaruh signifikan dengan hubungan negatif terhadap Modal Kerja (CASH) pada perusahaan Otomotif dan Komponen dengan nilai probability sebesar 0.06 < alpha 0,1. 3. Solvabilitas (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Modal Kerja (CASH) pada perusahaan Otomotif dan Komponen dengan nilai probability sebesar 0.29 > alpha 0,1. Keterbatasan Penelitian

8 1. Hasil pengujian nilai dari koefisien determinasi diperoleh sebesar 14,5%. Hal ini menunjukkan masih terdapat sejumlah variabel yang mempengaruhi modal kerja perusahaan yang tidak digunakan dalam model penelitian. 2. Keterbatasan waktu penelitian yaitu tahun penelitian yang mencakup periode (empat tahun). Saran Sesuai dengan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diajukan beberapa saran untuk penelitian berikutnya yaitu : 1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi Modal Kerja perusahaan seperti Profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan dan variabel lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Daftar Pustaka Harmono Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard, Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Bumi Aksara : Jakarta. Kasmir Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 1, Kencana : Jakarta. Kasmir Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grasindo Persada : Jakarta Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE-YOGYAKARTA : Yogyakarta. Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. BPFE- YOGYAKARTA:Yogyakarta. Shochrol, R.Ajija dkk Cara Cerdas Menguasai Eviews. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Sugiyono Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta: Bandung. Sutrisno Manajemen Keuangan Teori Konsep Dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Ekonisia, Yogyakarta. Brigham, Eugene, F & Houston, Joel F Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku I. Salemba Empat : Jakarta. Fahmi, Irham Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta : Bandung. Harahap, S.S Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1, Rajawali Pers : Jakarta. 8