Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja...1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja...1"

Transkripsi

1 Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja PENGARUH LIKUIDITAS, EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Agus Rahman Alamsyah Zainul Muchlas Dosen STIE ASIA Malang Abstract This study aims to determine how much influence the liquidity proxied current ratio (CR), the efficiency of working capital is proxied working capital turnover (WCT) and the leverage that proxy debt to equity ratio (DER) to profitability that proxy return on investment (ROI) on companies Manufacturing Sector Consumer Goods Industry listed in the Indonesia Stock Exchange. The results showed that the variable current ratio (CR) partially no effect on the return on investment (ROI), variable working capital turnover (WCT) partially significant effect on return on investment (ROI) variable debt to equity ratio (DER) is partial no significant effect on return on investment (ROI). Variable current ratio (CR), working capital turnover (WCT), debt to equity ratio (DER) simultaneously affect the return on investment (ROI) at manufacturing consumer goods industry sectors listed on the Jakarta Stock Exchange Keywords: liquidity, working capital efficiency, leverage, profitability Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas yang diproksikan current ratio (CR), efisiensi modal kerja yang diproksikan working capital turnover (WCT) dan leverage yang diproksikan debt to equity ratio (DER) terhadap profitabilitas yang diproksikan return on investment (ROI) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel current ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap terhadap return on investment (ROI), Variabel working capital turnover (WCT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI) Variabel debt to equity ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI). Variabel current ratio (CR), working capital turnover (WCT), debt to equity ratio (DER) secara simultan berpengaruh terhadap return on investment (ROI) pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Kata kunci: likuiditas, efisiensi modal kerja, leverage, profitabilitas Pendahuluan Menurut Harahap (2011:304) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mempunyai daya saing yang tinggi sehingga dapat menghasilkan laba yang diharapkan. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi, dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan mengharapkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur memerlukan perhatian yang lebih terhadap pengelolaan aktiva lancarnya agar lebih efisien. Hal ini karena proporsi aktiva lancar perusahaan manufaktur biasanya lebih dari setengah total aktiva. Oleh karena itu, return on investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan

2 2 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Agustus 2016 : 1-10 keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ROI adalah net operating profit rate of return atau operating earning power (Munawir, 1995:89). Efisiensi modal kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak kekurangan. Pengelolaan modal kerja yang efisien dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Efisiensi modal kerja dipengaruhi oleh perputaran modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang disebabkan rendahnya turnover persediaan dan piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Penurunan laba menunjukkan pendapatan yang menurun atau naiknya biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba. Perusahaan yang efisien dalam penggunaan modal kerjanya dinilai dengan membandingkan modal kerja dengan hasil laba yang didapatkan. Jika dinaikkan modal kerja yang digunakan sedangkan hasil laba yang didapatkan semakin berkurang maka perusahaan tersebut penggunaan modal kerjanya tidak efisien begitu pula sebaliknya (Riyanto, 2010:28). Pendanaan dengan utang secara langsung meningkatkan leverage perusahaan. Menurut Sjahrial (2007:147), leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap. Ada dua tipe leverage yaitu operating leverage (leverage operasi) dan financial leverage (leverage keuangan). Operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010:263). Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2001:84) memiliki tiga implikasi penting, yaitu: Pertama, memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Likuiditas sebagai alat pengukur seberapa besar kemampuan perusahaan didalam memenuhi kebutuhan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek maupun untuk membayai operasional sehari-hari sebagai modal kerja. Likuiditas mempunyai hubungan yang erat dengan profitabiltas, karena likuiditas menunjukkan tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional. Menurut Horne dan Machowicz (2005:313) dalam bukunya prinsipprinsip manajemen keuangan dikatakan bahwa kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Hal ini menjadi permasalahan dalam perusahaan yang dihadapkan pada persoalan bertolak belakangnya likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Bilamana perusahaan menetapkan aset yang besar, kemungkinan yang terjadi pada tingkat likuiditas akan aman, akan tetapi harapan untuk mendapatkan laba yang besar akan turun yang kemudian akan berdampak pada profitabilitas perusahaan ataupun sebaliknya. Makin tinggi likuiditas, maka makin baik posisi perusahaan dilihat dari kreditur oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak, ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyekproyek yang menguntungkan perusahaan. Penelitian Telasih (2014) meneliti tentang Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Size Perusahaan terhadap Tingkat Return on Investment pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Periode menunjukkan bahwa WCT, CR dan Size berpengaruh signifikan dan mempunyai koefisien positif terhadap ROI. Berbeda dengan penelitian Ima (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas menunjukkan bahwa hanya WCT yang berpengaruh signifikan terhadap ROI dan

3 Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja pengaruhnya adalah positif. Penelitian Sari (2010) meneliti tentang Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size terhadap Profitabilitas menunjukkan WCT, DER, CR dan Firm Size berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap ROA. Landasan teori 1. Likuiditas Menurut Sartono (2010:116) likuiditas adalah menunjukan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu yang mudah untuk di ubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Menurut Riyanto, (2010:25-26) masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus di penuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk menilai likuiditas perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current ratio sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan. Menurut Riyanto, (2010:28) current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar, maka setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau utang lancar baik masingmasing atau kedua-duanya, akan dapat mengakibatkan perubahan current ratio, yang ini berarti akan mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas. Current ratio yang tinggi menunjukkan posisi yang baik bagi para kreditor, oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Di lain pihak, ditinjau dari sudut pemegang saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang lebih dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang suatu current ratio yang rendah menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat (Tunggal, 2005:157). Munawir (2001:72) menyatakan current ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sawir, 2001:10): CR Aktiva Lancar x 100% Kewajiban Lancar 2. Modal kerja a. Pengertian modal kerja Menurut Kasmir (2010:250) Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). 2) Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau net working capital. 3) Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memeroleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, labapun

4 4 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Agustus 2016 : 1-10 akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian. b. Siklus modal kerja Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan masih beroperasi, modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena dipakai untuk membiayai operasi seharihari. Proses pemutaran modal kerja itu dinamakan lingkaran modal kerja, yang akan selalu berputar selama perusahaan merupakan going concern atau masih berjalan (Tunggal, 2005:91). Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas, uang kas ditanam dalam persediaan dan berbagai alat dan jasa, di samping dibiayai dari para pemasok dengan kredit, yang kemudian memerlukan pembiayaan dengan kas. Maka proses kas, persediaan-piutang-uang merupakan lingkaran modal kerja, dan akan berputar terus-menerus selama perusahaan itu berjalan. c. Efisiensi modal kerja Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja dalam aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran bagi perusahaan sendiri (Hakim, 2010:80). Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan (Hanafi dan Halim, 2005:125). Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja dalam penelitian ini adalah Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut (Sawir, 2001:16): WCT Penjualan Aktiva Lancar - Utang Lancar x 100% 3. Leverage Menurut Brigham dan Houston (2009:101) leverage adalah, seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Menurut Sutrisno (2009:217) rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank) (Salno dan Baridwan, 2000:103). Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Leverage suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, apabila perusahaan sekiranya dilikuidasikan (Riyanto, 2010:32). Pengertian leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang). Menurut Munawir (2002:32) leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Adapun rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to equity ratio. Menurut Kasmir (2010:156) debt to equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang lancar dengan seluruh utang ekuitas. Husnan dan Pudjiastuti (2006:70) berpendapat bahwa debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, debt to equity ratio (DER) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Adapun perhitungan ratio ini adalah sebagai berikut (Kasmir, 2010:158): DER Total Utang Ekuitas x 100% 4. Profitabilitas Menurut Harahap (2011:304) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

5 Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2012:196). Rasio profitabilitas menurut Brigham and Houston (2009:107) adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Rasio ini meliputi margin laba atas penjualan, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian atas total aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa. Menurut Kasmir (2012:197), tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak lain adalah: a. Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. b. Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. f. Mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. Menurut Kasmir (2012:198) manfaat pengukuran rasio profitabilitas yang diperoleh adalah: a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Adapun rasio yang diigunakan dalam penelitian ini adalah Return on investment (ROI). Rasio return on investment (ROI) atau ditulis juga dengan return on total asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yan ditanamkan atau ditempatkan (Fahmi: 2011:135). Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Analisa return on investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa return on investment (ROI) ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, return on investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ROI adalah net operating profit rate of return atau operating earning power (Munawir, 1995:89). Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Munawir, 2001:89): ROI Laba Setelah Pajak Total Aktiva x 100% Kerangka konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka konseptual 2. Hipotesis a. Current ratio (CR) terhadap return on investment (ROI) Current ratio (CR) termasuk ke dalam rasio likuiditas. Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang mempunyai kekuatan besar untuk membayar, sehingga mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang segera jatuh tempo (Moeljadi, 2006:68). Hasil penelitian dari Telasih (2014) secara parsial likuiditas berpengaruh positif dengan

6 6 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Agustus 2016 : 1-10 profitabilitas yang artinya apabila profitabilitas meningkat maka perusahaan akan dapat segera memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, dari uraian di atas maka hipotesis pertama penelitian ini adalah: H1: diduga current ratio (CR) berpengaruh terhadap return on investment (ROI) b. Working capital turnover (CR) terhadap return on investment (ROI) Penelitian Ima (2007) dan Penelitian Putri (2013) menunjukkan bahwa secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif terhadap profitabilitas, dari uraian di atas maka hipotesis kedua penelitian ini adalah: H2: diduga working capital turnover (WCT) berpengaruh terhadap return on investment (ROI) c. Debt to equity ratio (DER) terhadap return on investment (ROI) Penelitian Sari (2010) debt to equity ratio memiliki pengaruh positif terhadap return on investment (ROI), sehingga sesuai dengan teori yang diungkapkan Riyanto (2005:) yang menyatakan bahwa semakin tingginya return on asset maka akan menurunkan debt equity ratio karena debt equity ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, dari uraian di atas, maka hipotesis ketiga penelitian ini adalah: H3: diduga debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap return on investment (ROI) d. Current ratio (CR), working capital turnover (WCT) dan debt to equity ratio (DER) terhadap return on investment (ROI) Penelitian Husaini, et al. (2014) menunjukkan variabel WCT, CR, DTA secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap ROI, penelitian Telasih (2014) menunjukkan bahwa variabel WCT, CR dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan mempunyai koefisien positif terhadap ROI. Hal ini menunjukkan jika terjadi peningkatan WCT, CR dan ukuran perusahaan maka akan diikuti oleh kenaikan tingkat ROI, dari uraian di atas, maka hipotesis keempat penelitian ini adalah: H4: diduga current ratio (CR), working capital turnover (WCT) dan debt to equity ratio (DER) terhadap return on investment (ROI) berpengaruh secara simultan terhadap return on investment (ROI) Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik dengan mempelajari catatan atau dokumentasi yang berhubungan dengan permasalahan. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:146) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program. Dalam penelitian ini menggunakan data dari periode 2010 sampai Data keuangan perusahaan pada periode tersebut merupakan data terakhir yang dapat diakses oleh peneliti yang disajikan pada Tabel 1 di bawah ini: Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Regresi Berganda Adapun rekapitulasi pengujian analisis regresi disajikan pada tabel 2 di bawah ini: Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua lebih variabel independen satu variabel dependen. Dengan melihat tabel dapat disusun persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut.

7 Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Y = ,009X 1 + 0,025X 2-0,045 X 3 + e Dari persamaan regresi yang terbentuk di atas, penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Konstanta dihasilkan sebesar Hasil ini menunjukkan apabila diasumsikan semua variabel independen bernilai nol, maka ROI akan memiliki nilai sebesar b. Koefisien regresi dari variabel CR (X 1 ) diperoleh sebesar 0,009. Hasil ini menunjukkan apabila variabel nilai CR naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan diikuti oleh kenaikan ROI sebesar 0,009 satuan. c. Koefisien regresi dari variabel WCT (X 2 ) diperoleh sebesar 0,045. Hasil ini menunjukkan apabila variabel WCT naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lain tetap, maka akan diikuti oleh kenaikan ROI sebesar 0,045 satuan. d. Koefisien regresi dari variabel DER (X 3 ) diperoleh sebesar -0,025. Hasil ini menunjukkan apabila variabel tersebut naik sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel independen lain tetap, maka akan diikuti oleh penurunan ROI sebesar 0,025 satuan. 2. Pengujian Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi varibel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel independen. Besarnya nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini: Adjusted R 2 adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu persamaan regresi. Nilai Adjusted R 2 telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebebasan yang berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS seperti pada tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R²) yaitu sebesar 0,129 atau 12,9%. Hal ini menunjukkan variasi dari variabel independen yaitu nilai CR,WCT, DER mampu menjelaskan 12,9% variasi variabel dependen ROI, sedangkan sisanya sebesar 100%- 12,9% = 82,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dengan kata lain, masih ada variabelvariabel lain yang juga berperan dalam memberikan pengaruh terhadap ROI sebesar 82,1%. b. Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:88). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Pengujian ini akan menguji apakah CR, WCT, DER secara simultan mempengaruhi ROI. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama berpengaruh simultan variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari F hitung 4,659 lebih besar dibandingkan F tabel sebesar 2,73 (4,659 > 2,73) dan nilai signifikansi senilai 0,005 lebih kecil dari tingkat keyakinan (α) sebesar (0,005 < 0,050). Dengan demikian, ada pengaruh secara signifikan antara CR, WCT, DER terrhadap ROI. c. Uji t Uji t merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi dari variabelvariabel independen yaitu CR (X 1 ), WCT (X 2 ), DER (X 3 ) secara parsial terhadap ROI, sebagai berikut:

8 8 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Agustus 2016 : 1-10 Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan diperoleh bahwa nilai t tabel sebesar 1, Hasil analisis pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, sebagai berikut: 1) Current ratio (CR) mempunyai t hitung sebesar 1,563 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99394 (1,563 < 1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,122 lebih besar dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,122 > 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa Ha ditolak yang artinya CR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. 2) Working capital turnover mempunyai t hitung sebesar 3,632 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99394 (3,632 >1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,001 lebih kecil dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,001 < 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima yang artinya WCT berpengaruh signifikan terhadap ROI. 3) Debt to equity ratio (DER) mempunyai t hitung sebesar -1,517 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99394 (-1,517 < 1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,134 lebih besar dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,134 > 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa Ha ditolak yang berarti DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. Pembahasan 1. Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil analisis regresi uji parsial menunjukkan bahwa likuiditas (current ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (return on investment). Hal ini ditunjukkan pada t hitung sebesar 1,563 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99394 (1,563 < 1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,122 lebih besar dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,122 > 0,050). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dalam hal likuiditas tidak mampu memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya sehingga tidak mempengaruhi profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkenaan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar menjadi uang kas. Jumlah kas, jumlah persediaan dan piutang yang akan menjadi uang kas merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk membayar kewajiban lancar kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur likuiditas perusahaan dengan menggunakan current ratio dimana membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang harus dilunasi. Berdasarkan hasil laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi menunjukkan bahwa jumlah persediaan dalam memiliki nilai yang besar pada aktiva lancar. Jumlah persediaan itu sendiri sebagian besar berupa persediaan barang jadi. Jumlah persediaan yang cukup besar tidak menguntungkan bagi perusahaan. Persediaan yang cukup besar pada aktiva lancar menjadikan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan return on investement (ROI) karena persediaan membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk dapat diubah menjadi uang kas dan memberikan pengembalian keuntungan yang diharapkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Husaini (2014), Putri (2013) dan Ima (2007). Menurut Husaini (2014) likuiditas yang tinggi tidak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari penelitian Telasih (2014) menunjukkan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas (ROI). Menurut Telasih (2014) menyatakan bahwa apabila tingkat profitabilitas meningkat maka perusahaan akan dapat segera memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya dan investor akan menilai perusahaan dalam keadaaan likuid. 2. Pengaruh Efisiensi Modal Kerja (WCT) terhadap Profitabilitas (ROI) Berdasarkan hasil analisis regresi uji parsial menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja (working capital turnover) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (return on investment). Hal ini ditunjukkan pada t hitung sebesar 3,632 lebih besar dari t tabel sebesar 1,99394 (3,632 >1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,001 lebih kecil dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,001 < 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja mutlak dilakukan sehingga profitabilitas yang diperoleh perusahaan meningkat. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar, seperti kas, bank, surat-surat berharga,

9 Agus Rahman dan Zainul M : Pengaruh Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Dalam penelitian ini, untuk mengukur efisiensi modal kerja dengan menggunakan perputaran modal kerja dimana diukur dengan menbandingkan antara penjualan dengan modal kerja bersih (aktiva lancar dikurang hutang lancar). Tingkat perputaran modal kerja mengukur berapa kali aktiva lancar mampu berputar untuk menghasilkan penjualan. Semakin cepat modal kerja berputar semakin banyak penjualan yang berhasil tercipta. Perputaran modal kerja yang semakin cepat menunjukkan aktiva lancar yang diterima oleh perusahaan semakin cepat. Aktiva lancar yang cepat diterima perusahaan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi menunjukkan kinerja penjualan pada perusahaan tersebut tinggi untuk menghasilkan uang kas. Nilai penjualan yang besar sangat menguntungkan bagi perusahaan dan profitabilitas yang diterima perusahaan akan semakin besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Telasih (2014), Husaini (2014) dan Sari (2010). Menurut Telasih (2014) perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Du Pont, yang menyatakan bahwa perubahan laba dipengaruhi oleh perputran aktiva, semakin cepat perkembangan aktiva berarti semakin efektif perusahaan dengan akibat meningkatnya laba yang diperoleh. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2013) bahwa working capital turnover tidak berpengaruh disebabkan karena perusahaan belum efisie dalam mengelola modal kerja yang dimiliki dan dana yang diinvestasikan ke dalam aktiva tetap yang berlebih. 3. Pengaruh leverage (DER) terhadap profitabilitas (ROI) Berdasarkan hasil analisis regresi uji parsial menunjukkan bahwa leverage (debt to equity ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (return on investment). Hal ini ditunjukkan pada t hitung sebesar -1,517 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,99394 (-1,517 < 1,99394) dan nilai signifikansi senilai 0,134 lebih besar dari tingkat keyakinan (α) sebesar 0,050 (0,134 > 0,050). Hal ini berarti leverage (DER) tidak berdampak terhadap perubahan profitabilitas (ROI). Leverage menggambarkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan, artinya leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Dalam penelitian ini, untuk mengukur leverage dengan mengunakan debt to equity ratio dimana membandingkan antara total hutang dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil laporan keuangan, ekuitas yang dimiliki perusahaan manufaktur industri barang konsumsi lebih rendah daripada total hutang yang dimilikinya. Akibatnya nilai DER yang dimiliki perusahaan tinggi. Pada dasarnya perusahaan menambah jumlah utang untuk menambah modal untuk mengembangkan perusahaan. Ketidakseimbangan antara total hutang dan ekuitas yang terlihat pada nilai DER yang tinggi memiliki risiko yang tinggi pada perusahaan. Semakin tinggi hutang perusahaan maka perusahaan akan semakin besar beban yang ditanggung perusahaan dimana hutang selalu disertai dengan bunga pinjaman. Hal inilah yang mempengaruhi profitabilitas yang diperoleh perusahaan sebab ekuitas yang seharusnya juga digunakan untuk mengembangkan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas yang lebih besar, harus beralih digunakan untuk menutupi utang yang harus dipenuhi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sari (2010) bahwa leverage berpengaruh terhadap profitabilitas. Semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk berinvestasi, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba karena dana yang tersebdia perusahaan untuk kegiatan operasional semakin besar. 4. Pengaruh secara simultan likuiditas (CR), efisiensi modal kerja (WCT), leverage (DER) terhadap profitabilitas (ROI) Secara simultan dapat diketahui bahwa variabel independen yang digunakan yaitu variabel efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (CR), dan leverage (DER) berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas (ROI). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi senilai 0,005 lebih keci dari tingkat keyakinan (α) sebesar (0,005 > 0,050) dan koefisien determinasi (adjusted R²) yaitu sebesar 0,129 atau 12,9%. Hal ini menunjukkan variasi dari variabel independen yaitu nilai CR,WCT, DER mampu menjelaskan 12,9% variasi variabel dependen ROI, sedangkan sisanya sebesar 100%-12,9% = 82,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Hal ini menunjukkkan bahwa likuiditas, efisiensi modal kerja dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas.

10 10 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Agustus 2016 : 1-10 Pengelolaan likuditas, modal kerja dan leverage dalam perusahaan manufaktur harus dilakukan dengan baik untuk menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Dalam penentuan modal kerja uang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah pertukaran (trade off) antara faktor likuditas dan profitabilitas. Jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkian dapat meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan namun dapat menimbulkan dana-dana yang menganggur sebaliknya jika memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah besar, kesempatan untuk memperoleh profitabiltas menurun. Selain itu, pendanaan dengan utang lebih besar dari modal sendiri tentu akan beresiko karena beban bunga yang meningkat sehingga menurunkan profitabilitas. Simpulan dan saran Simpulan. Pengaruh secara simultan antara likuiditas (CR), efisiensi modal kerja (WCT), leverage (DER) terhadap profitabilitas (ROI) menunjukkan hasil pengaruh yang sangat besar dan signifikan, sedangkan pengaruh secara persial antara likuiditas (CR) dan efisiensi modal kerja (WCT), berpengaruh secara signifikan dan leverage (DER) terhadap profitabilitas (ROI) berpengaruh tetapi tidak signifikan. Saran Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa keuntungan perusahaan bisa dicapai jika perusahaan lebih mempertimbangkan keunggulan likuiditas dan pengefisiensian modal kerja. Bagi investor yang berminat berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan pada aspek likuilitas perusahaan dan modal kerja perusahaan yang listing di Bursa Efek. DAFTAR PUSTAKA 1. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 3. Fahmi, Irham Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta. 4. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. 5. Hakim, Abdul dkk Analisis Laporan Keuangan Jangka Panjang. Yogyakarta: Liberty. 6. Hanafi, M Mahmud dan Halim, Abdul Analisi Laporan Keuangan, Yogyakarta: AMP, YKPN. 7. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja grafindo Persada. 8. Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Management Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 10. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 11. Indriantoro dan Supomo Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Group Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 14. Muljadi Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: BFFE 15. Munawir Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Jogya 16., Akuntansi Keuangan dan Manajmen, Yogyakarta: BFFE Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: YPKN. 18. Riyanto, Bambang Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. 19. Salno, H. M. & Z. Baridwan Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Tesis Program Sarjana Master of Science. 20. Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BFFE. 21. Sawir, Agnes Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 22. Sjahrial, Dermawan Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 23. Sutrisno Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. 24. Tunggal, Amin Widjaja Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teoritis a. Profitabilitas Perusahaan Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YULIANA PRASMAWATI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja merupakan sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah digunakan dalam mendayagunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat);

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konseptual Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Modal Kerja 1.1.1. Pengertian Modal Kerja Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto, 1995: 57-58): 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

Farahiyah Sartika Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. Martorejo 52 Batu

Farahiyah Sartika Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. Martorejo 52 Batu PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011) Farahiyah Sartika Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN INDUSTRI BARANG KOMSUMSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat sangat penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut K.R.Subramanyam (2010:09), ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne dan Wachowicz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Indonesia selama periode Variabel dependen yang digunakan yaitu

BAB V PENUTUP. Indonesia selama periode Variabel dependen yang digunakan yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perputaran modal kerja, likuiditas, dan leverage terhadap profitabilitas dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan finansial yaitu perusahaan, seorang penganalisis laporan keuangan adanya ukuran atau yard stick

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Setyo Budi Nugr oho Jur usan Administrasi Bisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan yaitu: Pengertian Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1) Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Sofyan (2007) merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan sumber yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015 ABDUL HALIM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Sayekti 1) Sumarno Dwi Saputra 2) 1, 2) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Modal Kerja 2.1.1 Pengertian manajemen Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata manajemen berarti penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran atau pimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia Industri saat ini perkembang semakin cepat membuat banyak perusahaan muncul dan mengalami kemunduran bahkan memutuskan untuk tutup. Dengan begitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Jurusan Akuntansi OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Jurusan Akuntansi OLEH : PENGARUH TOTAL ASSETS TURNOVER, GROSS PROFIT MARGIN, TOTAL CURRENT RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI

Lebih terperinci

Syaiful Arif Raden Rustam Hidayat Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Syaiful Arif Raden Rustam Hidayat Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013) Syaiful

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rentabilitas Ekonomis Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013) NASKAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, berikut ini penyajian mengenai pengertian yang berkaitan dengan judul menurut beberapa ahli, hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri semen berperan vital dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Dengan sendirinya, industri semen adalah kunci bagi pergerakan perekonomian karena

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci