DAFTAR PUSTAKA. Badan Pertanahan Nasional Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun Jakarta. BPN.
|
|
- Herman Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 105 DAFTAR PUSTAKA Badan Pertanahan Nasional Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun Jakarta. BPN Dinamika Pertanahan Bogor. BPN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun Jakarta. Bappeda Rencana Detail Tata Ruang Kota (Kecamatan Bogor Selatan) Tahun Jakarta. Bappeda. Badan Pusat Statistik Kecamatan Bogor Selatan Bogor. BPS. Bahari, Syaiful Petani dalam Perspektif Moral Ekonomi dan Politik Ekonomi dalam Menuju Keadilan Agraria: 70 Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan Akatiga. Dianto Bachriadi, et. al Ketika Penyelenggaraan Pemerintahan Menyimpang (Mal Administrasi di Bidang Pertanahan). Yogyakarta. LAPERA Pustaka Utama dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY. Fajryah, Andini Sistem Penguasaan Tanah dan Peran Tanah Bagi Petani Miskin. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Fauzi, Noer Petani dan Penguasa. Yogyakarta. INSIST, KPA, dan PUSTAKA PELAJAR. Haris, Syamsuddin Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press. Husodo, Siswono Yudo Penataan Keagrariaan dan Pertanahan Wujud Kesinambungan Pembangunan Pertanian dalam Menuju Keadilan Agraria. Bandung. Yayasan AKATIGA.
2 106 Hutagalung, Arie Sukanti dan Markus Gunawan Kewenangan Pertanahan di Pulau Batam dalam Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Ilham, Nyak Perkembangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya. Diakses tanggal 19 Maret 2009, pukul WIB. Imawan, Riswandha Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press. Indrawan, Rubyani Konversi Lahan dan Dampak yang Ditimbulkan Terhadap Implikasi Tata Guna Lahan Pada Masyarakat Perkotaan. Skripsi. Program Sarjana Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tidak Iqbal, Muhammad Alih Fungsi Lahan Sawah dan Strategi Pengendaliannya di Provinsi Sumatera Selatan. deptan.go.id/ind/pdffiles/wp_92_ 2007.pdf. Diakses tanggal 19 Maret, pukul WIB. Jabar, Aryuni Salpiana Dampak Kelompok Masyarakat Sadar dan Tertib Pertanahan Terhadap Proses Sosial Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Agraria. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Jayadinata, Johana T Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Edisi ketiga. Bandung. ITB. Kelurahan Mulyaharja Monografi Kelurahan Mulyaharja Tahun Kelurahan Mulyaharja. Tidak Monografi Kelurahan Mulyaharja Tahun Kelurahan Mulyaharja. Tidak Kustiawan, Iwan Konversi Lahan Pertanian di Pantai Utara Jawa. Jakarta. Prisma PT. Pustaka LP3ES
3 107 Moeliono, Tristam Pascal Sumber Sengketa Penataan Ruang dan Tanah dalam Tanah Masih Dilangit. Jakarta. Program Kerjasama Yayasan Kemala The Ford Foundation. Munir, Misbahul Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani. Skripsi. Program Sarjana Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Nasoetion, Lutfi Ibrahim Konversi Lahan Pertanian: Aspek Hukum dan Implementasinya. Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian. Jakarta. Badan Pertanahan Nasional. Purwandari, Heru Perlawanan Tersamar Organisasi Petani: Upaya Memahami Gerakan Sosial Petani. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Rasyid, Ryaas Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press. Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33 Ayat 3. Jakarta. Republik Undang-Undang Pokok Agraria Tahun Jakarta. Republik Undang-Undang Nomor 5 Tahun Jakarta. Republik Intruksi Presiden Nomor 13 Tahun Jakarta. Republik Undang-Undang Nomor 24 Tahun Jakarta. Republik Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun Jakarta. Republik Undang-Undang Nomor 22 Tahun Jakarta. Republik
4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Jakarta. Republik Undang-Undang Nomor 26 Tahun Jakarta. Republik Sekretariat Menteri Dalam Negeri Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun Jakarta. Sekretariat Menteri Dalam Negeri. Sekretariat Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor dan Nomor 503/KPTS/1985. Jakarta. Sekretariat Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum. Sekretariat Menteri Pekerjaan Umum Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 640/KPTS/1986. Jakarta. Sekretariat Menteri Pekerjaan Umum. Sekretariat Jenderal MPR-RI TAP MPR Nomor 1/MPR/1988 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Jakarta. Sekretariat Jenderal MPR-RI. Sekretariat Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun Jakarta. Sekretariat Pemerintah Republik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun Jakarta. Sekretariat Pemerintah Republik Setyawan, Dharma Otonomi Daerah: dalam Perspektif Lingkungan, Nilai, dan Sumberdaya. Cetakan Keenam. Jakarta. Djambatan. Sri Wahyuni, Ekawati Pedoman Teknis Menulis Skripsi. Bogor. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sihaloho, Martua Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria. Tesis. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Silalahi, S.B Perkembangan Penggunaan dan Penyediaan Tanah Mendukung Ketahanan Pangan. Makalah pada Diklat Penataan Ruang dan Manajemen Lahan Departemen Dalam Negeri. Jakarta. Komite Agraria DPN HKTI.
5 109 Sinaga, Nursia Dampak Penyempitan Aksesibilitas Penguasaan dan Penggunaan Lahan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Akibat Pengaruh Perkembangan Industri (PT. TPL, Tbk). Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Sitorus MTF Penelitian Kualitatif Suatu Pengantar. Bogor. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial (DOKIS) Lingkup Agraria dalam E. Sukendar et. al. Menuju Keadilan Agraria : 70 tahun Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan AKATIGA. Sukendar, Endang, et. al Menuju Keadilan Agraria : 70 tahun Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan AKATIGA. Taufik, Mohammad Aspek-aspek Hukum Lingkungan. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Tauhid, Mochhammad Masalah Agraria, Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Bagian Kedua. Jakarta. Cakrawala. Utomo, Muhajir. et. al Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Diakses tanggal 20 April 2009, pukul WIB. Wafda, Reti Masalah Pertanahan Sebagai Penghambat Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Tesis. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Wiradi, Gunawan Pola Penguasaam Tamah dan Reforma Agraria dalam Sediono M.P. Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi (Ed): Dua Abad Penguasaan Tanah (Pola Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa). Jakarta. PT. Gramedia Reforma Agraria Yang Belum Berakhir. Yogyakarta. Insist Press, KPA & Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU. Abdurrahman Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Bandung: Alumni
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Abdurrahman. 1983. Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Pembebasan Tanah Di Indonesia, Bandung: Alumni Alting, Husen. 2011. Dinamika Hukum Dalam Pengakuan Dan Perlindungan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan. sebagai berikut :
115 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan perndaftaran tanah pertanian hasil redistribusi tanah Absentee dalam
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arief Budiman, Fungsi Tanah dalam Kapitalisme, Dalam Jurnal Aanalisis Sosial: Madani, Jakarta: IAIN Press, 2000, hal. 5.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Arief Budiman, Fungsi Tanah dalam Kapitalisme, Dalam Jurnal Aanalisis Sosial: Penerbit Yayasan Akatiga, Edisi 3/Juli 1996, hal. 14 (dalam bentuk PDF). Arkal Salim, Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Alvi Syahrin, Beberapa Masalah Hukum, PT.Sofmedia, Cetakan Pertama, Medan, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Daftar buku-buku referensi A. Sodiki, 1994, Penataan Pemilikan Hak Atas Tanah Didaerah Perkebunan Kabupaten Malang (Studi Tentang Dinamika Hutan), Disertasi, Universitas Airlangga Surabaya.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arief, Nezar Patria dan Andi Antonio Gramsci Negara & Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
99 DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Arief, Nezar Patria dan Andi. 2003. Antonio Gramsci Negara & Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Budiman, Arif. 1996. Fungsi Tanah dan Kapitalis. Jakarta: Sinar Grafika Bungin,
Lebih terperinciVIII. DAFTAR PUSTAKA
VIII. DAFTAR PUSTAKA Anugrah F. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Institut Astuti DI. 2011. Keterkaitan Harga
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. lewat proses penjualan atau pun melalui penyewaan. Alih fungsi lahan pertanian ke
BAB IV KESIMPULAN Kesimpulan dari pokok penelitian ini adalah bahwa proses alih fungsi lahan di kampung Sorowajan terdiri dari proses konversi lahan sawah yang dilakukan oleh petani pemilik lahan dan proses
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku buku Ilmiah Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005. AP. Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung: Mandar Maju,
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanah Sebagai Sumberdaya Agraria 2.1.1.1 Fungsi Tanah Bagi Kehidupan Petani, Pemerintah, dan Swasta Tanah merupakan salah satu jenis sumber agraria.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman manusia Indonesia hidup bertani dan menetap, dimulai pola penguasaan tanah secara adat dan berlangsung turun temurun tanpa memiliki tanda bukti kepemilikan.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
DAFTAR PUSTAKA Buku Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. Arizona, Yance. (2014).
Lebih terperinciLand Bulletin LMPDP ISSN 1978-7626 9 771978 762634 Media Pengembangan Kebijakan Pertanahan Edisi 07, Mei - Juli 08 Peran Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Lahan Abadi Pertanian dan Reforma Agraria Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Proses Penerbitan Izin Perubahan Pengunaan Tanah (IPPT) di Kabupaten Bantul yang
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Proses Penerbitan Izin Perubahan Pengunaan Tanah (IPPT) di Kabupaten Bantul yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan Bantul berdasarkan kewenangan yang di berikan oleh
Lebih terperinciKEPUTUSAN PETANI TAMBAK MENJUAL LAHAN TAMBAK DI DESA MANYAREJO KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK SKRIPSI
KEPUTUSAN PETANI TAMBAK MENJUAL LAHAN TAMBAK DI DESA MANYAREJO KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : Norma Yunita Artin
Lebih terperinciIMPLIKASI PEMBARUAN AGRARIA TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA DAN SISTEM AGRIBISNIS.
IMPLIKASI PEMBARUAN AGRARIA TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA DAN SISTEM AGRIBISNIS. Oleh: Syahyuti @ 2003 Pembaruan agraria, atau sering juga digunakan istilah reforma agraria sebagai pengganti istilah Agrarian
Lebih terperinciBAB IV HAMBATAN PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBYEK LANDREFORM DAN UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN DI KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH
63 BAB IV HAMBATAN PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBYEK LANDREFORM DAN UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN DI KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH A. Hambatan Pelaksanaan Redistribusi Tanah Obyek Landreform
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arsip, Buku, Artikel dalam Buku, Skripsi, Thesis, dan Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Arsip, Buku, Artikel dalam Buku, Skripsi, Thesis, dan Jurnal Arsip Desa Sumbermulyo, Surat Inventarisasi Tanah Pertanian Absentee No. 592.11/532/84, 1984. Arsip Desa Sumbermulyo, Turunan
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA S I L A B I
A. IDENTITAS MATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA S I L A B I NAMA MATA STATUS MATA KODE MATA JUMLAH SKS DOSEN : HUKUM AGRARIA : WAJIB : HKT 4006 : 3 (TIGA) SKS : 1. Prof. Dr. Moch. Bakri, SH, MS
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan Pemerintah di. Bidang Pertanahan. Jakarta:Rajawali Press, 2008
73 DAFTAR PUSTAKA BUKU Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan. Jakarta:Rajawali Press, 2008 Arie S. Hutagalung, Asas-asas Hukum Agraria, Tidak diterbitkan,
Lebih terperinciSILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Hukum Agraria Bobot sks Tim Penyusun : : 3 SKS 1. Prof. Dr. Moch. Bakri, SH, MS 2. Dr. Suhariningsih, SH, SU 3. Dr. Iwan Permadi, SH, MH 4. Imam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 alenia IV dijelaskan tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA BUKU. Al Marsudi, Subandi, 2001, Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA BUKU A. Baso Ence, Iriyanto, 2008, Negara Hukum dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi (Telaah Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi), Bandung: Alumni. Ali Safa at, Muchamad,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan tanah yang jumlahnya tetap (terbatas) mengakibatkan perebutan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara Konstitusional dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 pada pasal 33 ayat (3) yang menyatakan bahwa: Bumi dan air dan kekayaan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. permasalahan dalam bab- bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan,
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dan berdasarkan permasalahan dalam bab- bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan, 1. Bahwa secara Normatif pengaturan pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia seperti untuk
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah dapat digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia seperti untuk sandang, pangan dan
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: POLITIK PERTANAHAN. Nama Dosen : TIM : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Fakultas : Program Studi :
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH: POLITIK PERTANAHAN Nama Dosen : TIM Institusi : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Fakultas : Program Studi : 2015 RANCANGAN PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah :
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanah dan Penggunaan Tanah Tanah sebagai sumberdaya pada dasarnya diperlukan bagi semua kegiatan kehidupan dan penghidupan. Tanah sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Batam, Provinsi Kepulauan Riau telah mewujudkan kepastian hukum dan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemberian hak guna bangunan di atas tanah hak pengelolaan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau telah mewujudkan kepastian hukum dan perlindungan hukum berdasarkan
Lebih terperinciREFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM GUNAWAN SASMITA DIREKTUR LANDREFORM ALIANSI PETANI INDONESIA JAKARTA 10 DESEMBER 2007 LANDASAN FILOSOFI TANAH KARUNIA TUHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketimpangan struktur agraria, kemiskinan dan ketahanan pangan, dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reforma agraria merupakan jawaban yang muncul terhadap masalah ketimpangan struktur agraria, kemiskinan dan ketahanan pangan, dan pembangunan pedesaan di berbagai belahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai penegasan Kepala BPN RI: Program Pembaharuan Agraria Nasional (PPAN) bukanlah sekedar proyek bagi-bagi tanah, melainkan suatu program terpadu untuk mewujudkan keadilan sosial dan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah
8 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Tanah Obyek Landreform 2.1.1 Pengertian Tanah Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah permukaan bumi atau lapisan bumi yang diatas sekali;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Maka perumahan termasuk kebutuhan dasar disamping pangan dan sandang. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKEBIJAKAN LAHAN ABADI UNTUK PERTANIAN SULIT DIWUJUDKAN
KEBIJAKAN LAHAN ABADI UNTUK PERTANIAN SULIT DIWUJUDKAN Syahyuti Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jalan. A. Yani No. 70 Bogor. 16161 PENDAHULUAN Satu kebijakan terakhir yang paling
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Sumberdaya Lahan Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT MAJOR KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT STRATA S1 (SARJANA) GARIS-GARIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan tanah untuk melangsungkan kehidupan. Begitu pentingnya tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan. Manusia hidup dan tinggal diatas tanah dan memanfaatkan tanah
Lebih terperinciIlham, N., Syaukat Y., & Friyatno S Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.
105 Daftar Pustaka Anna, Alif Noor & Kaeksi, Retno Woro. 2010. Pertumbuhan Penduduk, Alih Fungsi Lahan, dan Perubahan Struktur Mata Pencaharian Penduduk Tahun 1997 Dengan 2002 di Daerah Sukoharjo. Diakses
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda pembaruan agraria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 salah satunya adalah melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan dari berbagai dinamika masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan terhadap pembangunan untuk
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 054/KPTS-II/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 054/KPTS-II/2000 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 704/KPTS-II/1999 TENTANG PEMBENTUKAN TIM FASILITASI PELAKSANAAN OTONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maka pembangunan harus dilaksanakan secara berkelanjutan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran daerah atau desentralisasi merupakan sebuah aspirasi masyarakat untuk kemajuan daerahnya sendiri dimana daerah otonom baru mempunyai kewenangan sendiri untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat manusia beraktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, Yogyakarta, 2012, hlm. 4 3 Elza Syarief, Menuntaskan Sengketa Tanah melalui Pengadilan Khusus Pertanahan, ctk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian bangsa dan pengakaran nilai-nilai budaya sebagai salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah mempunyai peran yang sangat strategis sebagai sarana pembinaan keluarga dan pendidikan dasar dan juga berfungsi dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa
Lebih terperinciLex Administratum, Vol.I/No.3/Jul-Sept/2013
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG PERTANAHAN DI ERA OTONOMI DAERAH 1 Oleh : Gabriela Georgeinia Voges 2 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah mempunyai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pendelegasian Wewenang. Kepegawaian.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pendelegasian Wewenang. Kepegawaian. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG
Lebih terperinciUndang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENDATAAN, PERENCANAAN, DAN PENGELOLAAN TANAH DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pelaksanaan Penetapan dan
54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pelaksanaan Penetapan dan redistribusi TOL di Kecamatan Kota Agung Timur, dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdillah Pius, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya.
- 106 - DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdillah Pius, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya. Ashshofa, Burhan, 2001, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta. Harsono, Boedi, 1999,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah disadari bersama bahwa masalah agraria adalah masalah yang rumit dan peka, menyangkut berbagai aspek kehidupan. Hal ini terjadi dikarenakan masalah agraria sudah
Lebih terperinciAria Alantoni D2B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
EVALUASI IMPLEMENTASI PERDA KOTA SEMARANG NO.5 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG (Kajian Terhadap Fungsi Pengendali Konversi Lahan Pertanian di Kota Semarang) Aria Alantoni D2B006009
Lebih terperinci(The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25 of 2007 regarding the Investment)
DESENTRALISASI PENYELENGGARA PENANAMAN MODAL (SUATU TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL) (The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hubungan
Lebih terperinciDAFTAR KEPUSTAKAAN. Arifin, Bustanul Ketahanan Pangan Indonesia Mencemaskan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonym. Pemetaan kemiskinan dan Strategi Pengentasannya Berbasis Institusi Lokal dan Berkelanjutan di Era Otonomi Daerah di provinsi Sumatera Barat. Anak Bangsa Peduli (2006) Laporan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan dalam angka Makassar.
DAFTAR PUSTAKA [BADAN LITBANG] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Pedoman umum produksi benih sumber kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta [BADAN LITBANG] Badan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kepentingan umum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 adalah
87 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kepentingan umum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 adalah kepentingan bangsa, Negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan kehidupannya pada manfaat tanah dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sedangkan Slamet Riyadi menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Menurut Saul M. Katz pembangunan adalah usaha perubahan dari suatu keadaan dari tingkat kondisi kemasyarakatan tertentu ke dalam suatu keadaan dan kondisi kemasyarakatan
Lebih terperinciSumarma, SH R
PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DIBIDANG PERTANAHAN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAI WUJUD KEBIJAKAN NASIONAL DIBIDANG PERTANAHAN RINGKASAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Made Yuni Lestari I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciSILABUS. I. Mata Kuliah : HUKUM AGRARIA Kode : HTN 028 Fakultas : Syari ah Program Studi : Hukum Tata Negara Program : S.1
SILABUS I. Mata Kuliah : HUKUM AGRARIA Kode : HTN 028 Fakultas : Syari ah Program Studi : Hukum Tata Negara Program : S.1 Bobot : 2 SKS Sifat : Pilihan II. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini hendak
Lebih terperinciPERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (15) PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) 11 November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor
Lebih terperinciPENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PERTANAHAN
PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PERTANAHAN Oleh : Ir. Iwan Isa, M.Sc Direktur Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan Nasional PENGANTAR Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kesejahteraan bangsa
Lebih terperinciPENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai
105 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Lembaga perwakilan rakyat yang memiliki hak konstitusional untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Dewan Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu kekayaan agraria yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Sumberdaya lahan memang merupakan aset yang tidak ternilai harganya. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adi, A.C., Kusharto, C.M., Hardinsyah, dan Susanto, J Konsumsi dan
DAFTAR PUSTAKA Adi, A.C., Kusharto, C.M., Hardinsyah, dan Susanto, J. 1999. Konsumsi dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Menurut Tipe Agroekologi di Wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Media Gizi dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan terhadap penulisan yang berjudul Upaya Pelindungan Hukum Terhadap Andaliman (Merica Batak) sebagai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Quran Karim dan Terjemahan Isinya. UII PRESS, Yogyakarta HRT. Sri Soemantri M, Otonomi Daerah. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
160 DAFTAR PUSTAKA Buku-buku: Quran Karim dan Terjemahan Isinya. UII PRESS, Yogyakarta. 2010. HRT. Sri Soemantri M, Otonomi Daerah. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 2014. H. Bagir Manan, Menyongsong Fajar
Lebih terperinciBAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan
BAB III Penutup A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan maksimal oleh PT. KAI. PT. KAI tidak mengganti kerugian atas barang yang hilang karena kecelakaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. BUMDES Karangrejek telah berhasil memberi dampak yang positif bagi peningkatan perekonomian desa dan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ali, Achmad. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legis Prudence). Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaku sepenuhnya dari kedaulatan rakyat Indonesia, Presiden sebagai kepala
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu perubahan mendasar dari UUD 1945 pasca amandemen adalah kedudukan Presiden yang bukan lagi sebagai mandataris dari MPR. Sebelum amandemen, MPR merupakan
Lebih terperinciRoad Map Pembaruan Agraria di Indonesia
Road Map Pembaruan Agraria di Indonesia Agraria di Indonesia merupakan persoalan yang cukup pelik. Penyebabnya adalah karena pembaruan agraria lebih merupakan kesepakatan politik daripada kebenaran ilmiah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk berarti jumlah kebutuhan menjadi lebih besar, salah satunya kebutuhan pada lahan. Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia bermatapencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu Tinjauan Falsafah Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Sebagai makhluk sosial, dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya tadi manusia
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ariani, D.W., 2004, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif. dalam Managemen Kualitas), Yogyakarta: Penerbit ANDI.
DAFTAR PUSTAKA Ariani, D.W., 2004, Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Managemen Kualitas), Yogyakarta: Penerbit ANDI. Aritonang, Irianto., 2000, Pemantauan Pertumbuhan Balita,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil-BPN Provinsi Kalimantan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil-BPN Provinsi Kalimantan Selatan dalam penertiban dan pendayagunaan tanah Hak Guna Usaha yang telantar sudah dilaksanakan sesuai dengan
Lebih terperinciStruktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Skala Kecil Di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang. B.
A. PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini Indonesia menghadapi masalah pangan yang serius. Kondisi ini diperkirakan masih akan kita hadapi beberapa tahun ke depan. Stok pangan masih terbatas dan sangat
Lebih terperinci2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.155, 2013 PERTAHANAN. Pengadaan. Pembangunan. Badan Pertanahan Nasional. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Lebih terperinciJurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA Buku Asshiddiqiie, Jimly, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika., 2009. Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer., 2007. Pokok-pokok
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Huruf e Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan. Lahan Pertanian Pangan yang mengamanatkan pembentukan bank bagi
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor-faktor yuridis yang mendorong pembentukan bank pertanian terdiri dari 2 (dua) faktor yuridis. Faktor yang pertama adalah amanat Pasal 63 Huruf e Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciDaftar Pustaka. C.S.T Kansil dan Kansil.cristine,Kitab Undang-Undang Hukum Agraria,Jakarta: Sinar
Daftar Pustaka Buku : C.S.T Kansil dan Kansil.cristine,Kitab Undang-Undang Hukum Agraria,Jakarta: Sinar Grafika 2001, Boedi Harsono. Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan tentang pengaruh modal kerja, pengalaman usaha, perilaku kewirausahaan,
Lebih terperinci21 Januari 2017 PENYEDIAAN LAHAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL Pontianak, 21 Januari 2017 SEMINAR NASIONAL DALAM RANGKA RAPAT KERJA NASIONAL TAHUNAN PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Agraria Isi dan Pelaksanaannya Jilid I Hukum Tanah Nasional, (Jakarta : Djambatan, 2005), hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dalam wilayah Negara Republik Indonesia merupakan salah satu sumber daya alam utama, yang selain mempunyai nilai batiniah yang mendalam bagi rakyat Indonesia,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bogor.Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA I. BUKU AMAN, World Agroforestery Centre (ICRAF), Forest People Programme (FPP). 2003. Satu Yang Kami Tuntut: Pengakuan. Bogor.Indonesia. Ahmad Redi. 2014. Hukum Sumber Daya Alam Dalam Sektor
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2004. Armen Yasir, Hukum Perundang-Undangan, Cetakan Pertama, Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN ANDALAS
J URNAL TEKNOLOGI PERTANIAN ANDALAS Fakultas Teknologi Pertanian FATETA UNAND Volume 18, No. 1 Maret 2014 DIDUKUNG OLEH : PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN INDONESIA (CABANG SUMATERA BARAT) PERHIMPUNAN AHLI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi, air dan ruang angkasa atau kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan oleh
Lebih terperinciKEWENANGAN BIDANG PERTANAHAN DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
159 KEWENANGAN BIDANG PERTANAHAN DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Oleh: Supriyanto Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstract Implementation of regional autonomy that is now almost
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat yang dilakukan di seluruh wilayah baik
Lebih terperinciMengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) dan pasal 18A ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 Perubahan Kedua (Amandemen II);
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakan Negara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak berlakunya otonomi daerah, kabupaten/kota memiliki kewenangan yang besar, kemudian disertai dengan transfer kepegawaian, pendanaan dan aset yang besar
Lebih terperinci