Meningkatkan Minat Belajar Sosiologi Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas Xi IPS 1 SMAN 1 Mejayan Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Meningkatkan Minat Belajar Sosiologi Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas Xi IPS 1 SMAN 1 Mejayan Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011"

Transkripsi

1 Meningkatkan Minat Belajar Sosiologi Dengan Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas Xi IPS 1 SMAN 1 Mejayan Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011 Oleh Drs. Waluyo, M.Pd. Guru SMAN 1 Mejayan Kabupaten Madiun waluyoks@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk: meningkatkan minat, aktifitas serta hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian tindakan. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru lain serta dengan kepala sekolah. Peneliti terlibat langsung dalam penelitian mulai dari awal sampai penelitian berakhir. Peneliti berusaha melihat, mengamati, merasakan, menghayati, merefleksi dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (obseving), dan refleksi (relecting). Mengacu pada hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini maka dapat disimpulkan bahwa : ada peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) dalam mata pelajaran sosiologi pada standar kompetensi menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Kata Kunci : Minat Belajar; Hasil Belajar; Pendekatan (Contextual Teaching and Learning/CTL) Kontekstual PENDAHULUAN Hasil belajar mata pelajaran sosiologi pada umumnya masih belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: minat belajar siswa masih rendah, kurikulum yang terlalu tinggi, sarana prasarana yang belum memadahi serta kondisi siswa dan guru. Salah satu dari sekian faktor tersebut adalah belum diberdayakannya potensi siswa sehingga hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

2 secara mendalam substansi materinya. Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berpijak pada keinginan untuk menghidupkan kelas dan menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar mengajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, sehingga diperoleh minat dan hasil belajar siswa yang optimal. Proses belajar mengajar di upayakan agar lebih optimal dan menarik dalam benak siswa SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun yang kondisi siswanya dari kalangan sosial ekonomi menengah, tingkat intelektualnya cukup, motivasi belajarnya masih kurang dan sarana pendukung pendidikan lainnya masih kurang mencukupi. Pendekatan mengajar yang diterapkan dalam PBM yaitu dengan menggunakan pendekatan konteks tual (Contextual Teaching and Learning / CTL) dimana siswa menggali dan menemukan pokok materi secara kelompok atau individu sehingga siswa lebih tertarik terhadap materi yang telah disampaikan. Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat bermanfaat dalam pembelajaran sosiologi, khususnya mendorong guru untuk lebih kreatif dan motivatif dalam memilih model pembelajaran sesuai dengan kondisi, situasi dan dinamika siswa. Pada akhirnya dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar serta mengoptimalkan kualitas siswa khususnya pada mata pelajaran sosiologi, melalui Pengunaan pendekatan konstektual dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan minat dan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun asumsi tindakannya adalah : Ada peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) dalam mata pelajaran sosiologi pada standar kompetensi menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

3 KAJIAN TEORI Sosiologi melihat makna dalam bahan diklat yang mereka pelajari dengan cara Sosiologi ditinjau dari sifatnya menghubungkan dengan konteks digolongkan sebagai ilmu pengetahu kehidupan mereka sehari-hari. an murni (pure science) bukan ilmu Pembelajaran kontekstual terjadi pengetahuan terapan (applied science). apabila siswa menerapkan dan Sosiologi dimaksudkan untuk mengalami apa yang sedang diajarkan memberikan kompetensi kepada dengan mengacu pada masalahmasalah peserta didik dalam memahami dunia nyata yang berhubungan konsep-konsep sosiologi seperti dengan peran dan tanggung jawab sosialisasi, kelompok sosial, struktur mereka sebagai anggota keluarga, sosial, lembaga sosial, perubahan warga negara, siswa dan tenaga kerja. sosial, dan konflik sampai pada Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem terciptanya integrasi sosial. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) akan membantu siswa melalui kedelapan Sebagai ilmu, sosiologi merupakan komponen utama pendekatan kumpulan pengetahuan tentang kontekstual yaitu : melakukan hubung masyarakat dan kebudayaan yang an bermakna, mengerjakan pekerjaan disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berfikir kritis sosiologi adalah cara berpikir untuk dan kreatif, memelihara/merawat mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. pribadi siswa, mencapai standart yang tinggi dan menggunakan assesment autenty (Johnson 2002:25 ). Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari faham progresivisme John Model Pembelajaran Konstekstual Dewey. Intinya siswa akan belajar Pembelajaran kontekstual dengan baik apabila apa yang mereka adalah suatu proses pendidikan yang pelajari berhubungan dengan apa yang bertujuan untuk membantu siswa Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

4 telah mereka ketahui serta proses belajar akan produktif jika siswa belajar yang optimal. Hasil belajar merupakan salah terlibat aktif dalam proses belajar satu bentuk penilaian dalam disekolah. Karakteristik pembelajaran pelaksanaan kurikulum (Bahar, 1996 : 13 ), dengan hasil belajar dapat kontekstual menurut Johnson diketahui keterbatasan belajar siswa (2002:24) adalah sebagai berikut :a) Melakukan hubungan yang bermakna dikelas. Menumbuhkan Minat Belajar (making meaningful connection), b) Sosiologi Melakukan kegiatan-kegiatan yang.minat adalah faktor yang signifikan ( doing signifikan work), c) penting dalam suatu usaha atau Belajar yang diatur sendiri (self kegiatan manusia yang sangat regulated learning), d) Bekerja sama (collaborating), e) Berfikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking), subjektif, dimana minat sebagai aspek psikis manusia mempunyai potensi besar untuk mencapai tujuan tertentu. f) Mengasuh atau memelihara pribadi Fuad hasan (1981:64) siswa (nurturing the individual), mengatakan Minat adalah adanya g)mencapai standart yang tinggi intensitas perhatian yang tinggi (reaching high standarts), h) seseorang terhadap suatu hal, Menggunakan penelitian autentik persistiwa, keadaan barang atau (using autentik assesment ) benda. Sedangkan As ad (1987:4) Dalam proses pembelajaran menyatakan, minat adalah sikap yang guru harus memperhatikan 4 hal (Roestiyah: 1982) yaitu mengusahakan membuat senang akan objek situasi atau ide ide tertentu, Hal ini diikuti keikutsertaan secara aktif siswa, oleh rasa senang dan kecenderungan menganalisa struktur materi, untuk mencari objek yang disenangi menganalisis urutan kerja siswa dan itu. memberi penguatan atau umpan balik. Menurut Soetimah (1978:71), Guru harus meningkatkan minat dan Minat adalah kesadaran seseorang, motivasi siswa untuk mencapai hasil bahwa sesuatu objek atau situasi Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

5 mengandung sangkut paut dengan perasaan, individu, aktifitas, dan dirinya. Rupa-rupa minat situasi. harusdipandang sebagai sambutan Menurut Hurlock (1990:16) yang sadar, sebab kalau tidak demikian minat tidak berarti apa-apa. minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek Sedangkan minat menurut kognitif didasarkan pada konsep yang Effendi (1976:71), Minat itu timbul dikembangkan individu mengenai apabila individu tertarik kepada bidang yang berkaiatan dengan minat. sesuatu, karena sesuatu itu dirasakan sangat bermakna bagi dirinya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kelas Minat secara umum diartikan sebagai suatu keadaan mental yang XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun yang berlokasi di menghasilkan respon terarah pada Kecamatan Mejayan Kabupaten situasi atau objek tertentu, yang Madiun. Kelas yang diteliti adalah menyenangka dan memberikan objek kepuasan kepadanya. Dengan demikian kelas XI.IPS.1 yang berjumlah 37 siswa. Subyek peneliti adalah guru minat dapat menimbulkan dan kelas pada mata pelajaran sosiologi merupakan sikap yang menunjukkan yang juga sebagai observer suatu kesiapan berbuat bila ada situasi khusus yang sesuai dengan keadaan (kolaborator). Persiapan Penelitian mental seseorang, Cony Semiawan Dalam persiapan penelitian (1982). Minat menyangkut aktivitasaktivitas yang dipilih secara bebas oleh langkah-langkah yang dilakukan yaitu: mempersiapkan instrumen yang akan individu, Doyles Frayer dalam digunakan dalam penelitian tindakan Nurkancana (1986:229) mengemuka kan bahwa minat atau interes adalah gejala psikis yang berkaitan dengan kelas yaitu : 1). Rencana pembelajaran, 2). Lembar observasi, 3). Penilaian kinerja, 4). Soal tes minat belajar. objek atau aktivitas yang menstimulis Sedangkan alur penelitian dapat perasaan. Dengan demikian minat senantiasa erat hubungannya dengan digambarkan dala skema sebagai Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

6 berikut: dalam rancangan pembelajaran dan mengamati pelaksanaannya. PERENCANAAN : Pelaksanaan tindakan kelas a. Perumusan masalah siklus I ditekankan pada aktivitas siswa b. Cara memecahkan masalah dan hasil belajar siswa dengan c. Pembuatan perencanaan pembelajaran d. Persiapan instrumen TINDAKAN I a. Pelaksanaan KBM b. Pembelajaran dengan guru, memberi aplikasi materi EVALUASI a. Kolaborasi hasil KBM penerapan (Contextual Teaching and Learning / CTL). Pada akhir tindakan dilakukan evaluasi dan refleksi sebagai masukan untuk melanjutkan siklus II (kedua). Pelaksanaan siklus II (kedua) berangkat dari hasil refleksi siklus I (pertama). Langkah-langkah siklus II (kedua) seperti halnya siklus I, yaitu: Dst 1). Refleksi siklus I (pertama), 2). Perencanaan tindakan, 3). Pelaksanaan Siklus Penelitian tindakan, 4). Evaluasi dan refleksi. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai Pebruari 2011 sampai Maret 2011 melalui 2 siklus. Secara umum siklus penelitian ini melalui langkah-langkah kegiatan : 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Metode Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah : a. Lembar Observasi, digunakan untuk memperoleh data tentang proses Pengamatan, 4). Refleksi. kegiatan belajar mengajar, Setiap siklus berlangsung sesuai digunakan untuk mengetahui dengan jumlah pertemuan dalam sub aktivitas guru dalam kegiatan konsep yang dipelajari. belajar mengajar. Tindakan yang dilakukan pada siklus I (pertama) ialah melaksanakan skenario pembelajaran yang terdapat b. Penilaian kinerja, digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

7 kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) evaluasi serta analisis dari dua siklus yang telah dilaksanakan, hal-hal yang c. Tes minat dan hasil belajar, dapat diungkap sebagai hasil penelitian digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat minat dan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Siklus I (pertama) Beberapa hal penting yang dapat pendekatan kontekstual (Contextual diamati oleh peneliti selama Teaching and Learning/CTL.). pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : 1) Suasana sedikit ramai Metode Analisis Data ketika berlangsung pengamatan Analisa dan Refleksi hasil penelitian dilakukan dengan langkahlangkah melalui VCD pembelajaran sosiologi diruang. Hal ini terjadi karena ada sebagai berikut : 1). beberapa siswa masih kurang tahu apa Merekam/medokumentasikan segala yang harus dikerjakan dan bagianmana hasil kegiatan pelaksanaan PTK, 2). Perkembangan minat siswa dianalisa berdasarkan perbandingan hasil angket siswa sebelum PTK dilakukan dengan hasil angket siswa setelah melakukan tindakan PTK, 3). Perkembangan hasil yang harus diamati, 2) Antusiasme siswa dalam kegiatan pengamatan tergolong tinggi, hampir semua siswa mengikuti dengan penuh semangat.3), Pada saat presentasi hasil pengamatan, masih ada sebagian siswa yang masih belajar siswa dianalisa berdasarkan ragu-ragu atau belum berani perbandingan ketuntasan Tes hasil mengungkapkan ide-idenya secara belajar sebelum PTK dilakukan dengan verbal. 4) Kegiatan pembelajaran ketuntasan tes hasil belajar sesudah berlangsung dalam waktu yang sangat PTK dilaksanakan. ketat. Siswa merasa terlalu sempit waktunya hingga terkesan tergesagesa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil refleksi dan Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

8 Data Hasil Penilaian Kinerja Hasil penilaian kegiatan siswa melalui penilaian peer assesment tampak sebagai berikut : No Kriteria Skor: Tabel 1 Penilaian Afektif Aspek Yang Dinilai Kehadiran Bertanya Kelengkapan alat tulis Kerjasama dalam kelompok Partisipasi Ketepatan waktu pelaporan 1. Baik = 3 2. Cukup = 2 3. Kurang = 1 Rata Skor 2,53 1,27 2,30 2,33 2,35 2,72 Tabel 2 Hasil Penilaian Psikomotor No Aspek Yang Dinilai Persiapan Melaksanakan tugas Mengamati Kriteria Skor: 1. Baik = 3 2. Cukup = 2 3. Kurang = 1 Tabel 3 Data Minat Belajar Rata-rata minat belajar 6,91 Rata Skor 2,14 2,21 1,95 Tabel 4 Nilai Laporan hasil Pengamatan NO KELOMPOK NILAI Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9 Siklus 2 (kedua) Rata-rata 76,44 a.. Deskripsi dan Data Pelaksanaan Pembelajaran Menyikapi hasil analisis siklus I (pertama), tindakan kelas yang dilakukan diantaranya menjaga agar antusiasme siswa dalam mengikuti KBM lebih tinggi, dan meningkatkan kerja sama kelompok serta melatih siswa berkomunikasi/mengungkapkan pendapatnya secara verbal. Peneliti menemukan beberapa hal penting selama pembelajaran, antara lain: 1) Kegiatan pembelajaran berlangsung sebagaimana yang diharapkan, suasana kelas aktif tetapi tidak seramai pada siklus 1. Tampak siswa sudah paham akan apa yang harus dikerjakan, 2). Pelaksanaan presentasi lebih meriah daripada siklus Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

9 1, beberapa pertanyaan kritis muncul dan siswa mulai aktif bertanya, 3). Penggunaan waktu lebih tertib dan lebih efisien, kesan terburu-buru tidak kelihatan lagi. b. Data Hasil Penilaian Kinerja Hasil penilaian kegiatan (aktivitas siswa) pada siklus 2 (kedua) tampak sebagai berikut: Tabel 5. Penilaian Afektif Siklus II No Aspek Yang Dinilai Kehadiran Bertanya Kelengkapan alat tulis Kerjasama dalam kelompok Partisipasi Ketepatan waktu pelaporan Keterangan : Kriteria Skor: Baik = 3 Cukup = 2 Kurang = 1 Tabel-6 Hasil Penilaian Psikomotor No Siklus II Aspek Yang Dinilai Persiapan Melaksanakan tugas Mengamati Ratarata Skor 2,62 1,56 2,30 2,41 2,44 2, Ratarata Skor 2,28 2,53 2,28 Keterangan : Kriteria Skor: 1. Baik = 3 2. Cukup = 2 3. Kurang = 1 Tabel-7 Data Minat Belajar Rata-rata minat belajar 7,62 Tabel 8 Nilai Laporan hasil Pengamatan NO KELOMPOK NILAI Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok Rata-rata,56 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Aktivitas Siswa dengan Pembelajaran kontekstual Dari gambaran hasil penelitian di atas, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual /CTL dapat dikatakan berlangsung dengan baik. Artinya tahapan-tahapan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah direncanakan. Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

10 Beberapa masalah yang muncul, seperti suasana kelas sedikit ramai pada saat pengamatan dan diskusi, tidak mengurangi kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa setiap model pembelajaran yang baru diterapkan akan senantiasa memuncul kan kendala. Masalah ketatnya waktu yang dirasakan oleh siswa merupakan konsekuensi logis akan tuntutan belajar secara aktif dan efisien, sehingga waktu belajar tidak banyak terbuang. Tentang antusiasme siswa yang tinggi selama mengikuti pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning menaarik perhatian siswa. Pada siklus 2 (kedua), aktifitas belajar siswa menunjukkan peningkatan walaupun masih digolongkan rendah, siswa mulai berani mengkomunikasikan hasil pengamatannya dan sudah berani mengungkapkan pendapatnya, terutama intensitas dan mutu pertanyaan. Indikator yang lainnya juga mengalami peningkatan. Temuan ini menunjukkan, pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dan mengaktifkan siswa seperti Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran lebih disukai oleh siswa. Ini sesuai dengan pendapat Degeng ( 1998 : 23 ) yang menyatakan bahwa penataan lingkungan belajar yang memberikan kondisi bagi adanya keterlibatan siswa sebagai subyek yang belajar sangat diperlukan. 2. Peningkatan Minat Belajar Siswa Data hasil belajar siswa menunjukkan, rata-rata minat belajar siswa pada akhir belajar pada siklus 1 (pertama) adalah 6,91. Sedangkan pada siklus 2 (kedua) rata-rata minat belajar siswa 7,62 ini menunjukkan peningkatan minat belajar siswa. Darai hasil penilaian diatas maka, hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini: Ada peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) dalam mata pelajaran sosiologi pada standar kompetensi menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

11 siswa kelas XI.IPS.1 SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan konstektual (Contextual Teaching and Learning) dapat mengoptimalkan minat belajar sosiologi, 2. Pembelajaran dengan konstektual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkat aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sosiologi 3. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran sosiologi pada standar kompetensi menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat multikultural, 4. Penerapan pembelajaran konstektual (Contextual Teaching and Learning) memberikan peluang kondisi hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lebih dekat sehingga suasana belajar Stress Free dapat tercipta. Saran saran Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning guru harus : 1) memiliki komitmen yang tinggi, kesabaran yang teguh, persiapan yang matang dan kreatifitas yang inovatif, 2) peran guru sebagai motifator, fasilitator dan organisator dalam Contextual Teaching and Learning harus lebih ditonjolkan agar hasil yang diperoleh bisa optimal, 3) Mengingat pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan gabungan bermacam-maca metode, maka perlu direncanakan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektifitas dan efesiensi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan (Action Research).Jakarta: Dirjen Dikdasmen dan Dikmenum. Degeng, I Nyoman Sudana Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

12 Mencari Paradigma Baru Pembelajaran Masalah Belajar: Dari Keteraturan Menuju Kesemrawutan (Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Malang.IKIP Malang. Depdikbud, Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah, Landasan, Program dan pengembangan. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas, 2003.Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Sosiologi. Jakarta : Depdikbud , Lampiran peraturan menteri pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 (Perment 22-23,2006) Herwindo Bagaimana Murid Belajar. Jakarta. Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Idianto. M Sosiologi Untuk SMA/SMK. Jakarta. Erlangga. Nurhadi,Dr.MPd Pembelajaran Contextual dan penerapannya dalam KBK.Universitas Negeri Malang. Usman,MU Menjadi Guru Profesionalisme. Bandung: Remaja Rosda Karya Media Prestasi Vol. XVII No.2 Desember 2016 /ISSN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING EFECTIVITY FOR INCREASING ABILITY OF OPEN ECONOMIC UNDERSTANDING

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING EFECTIVITY FOR INCREASING ABILITY OF OPEN ECONOMIC UNDERSTANDING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING EFECTIVITY FOR INCREASING ABILITY OF OPEN ECONOMIC UNDERSTANDING EFEKTIVITAS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PEREKONOMIAN TERBUKA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan pembelajaran harus dimulai dari sejak dini mulai dari pendidikan keluarga dan masyarakat (faktor intern ) dan pendidikan formal di sekolah / lembaga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran tradisional menitik beratkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi murid. Cara ini tidak

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 144-150 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Kiswadi 1, Widha Sunarno 2, Soeparmi 3 1 Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung 16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan biaya yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

TIWIS HERLINA P

TIWIS HERLINA P JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII-12 SMP NEGERI 1 TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK DENGAN PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER Dien Puspitawarti 1, Tri Saptuti Susiani 2, Kartika Chrysti

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC SMP N 2 NANGGULAN KULON PROGO Melinda Nur Hasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat. PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan sistem pendidikan. Dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai

Lebih terperinci

lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh Proses menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat

lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh Proses menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menulis Pada hakekatnya, menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

Lebih terperinci

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Pendidikan Indonesia KONSEP CTL Merupakan Konsep Belajar yang dapat Membantu Guru Mengaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK 312 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: khairul.asri@serambimekkah.ac.id

Lebih terperinci

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek 58 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN

Lebih terperinci

Peningkatan Keaktifan Belajar Subtema Kerjasama Ekonomi Internasional melalui Pendekatan Ekspositori pada Siswa Kelas IX

Peningkatan Keaktifan Belajar Subtema Kerjasama Ekonomi Internasional melalui Pendekatan Ekspositori pada Siswa Kelas IX Peningkatan Keaktifan Belajar Subtema Kerjasama Ekonomi Internasional melalui Pendekatan Ekspositori pada Siswa Kelas IX Ta awan (1) 1 SMP Negeri 1 Blitar, Email: 1 d_shin13@yahoo.com ABSTRAK Siswa di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Diskripsi Per Siklus 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1.Perencanaan Setelah berdiskusi dengan teman sejawat, peneliti menentukan pendekatan CTL (Contextual

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA DANENGSIH, S.Pd., NIP.196506051992032011 ABSTRAK Berdasarkan hasil pengamatan di SDN

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS Siti Maria Ulfah 23 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS Siti Maria Ulfah SDN Lopang I Kembangbahu Pos-el: sitimariaulfah277@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan kepada empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL Oleh: SUARDI 608311454745 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah* 1 IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR Oleh Arif Firmansyah* Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru. UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu alat untuk mengubah tingkah laku dan pola pikir manusia dari keadaan belum tahu menjadi tahu, dari keadaan tidak mampu menjadi mampu

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 3 Maret 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 3 Maret 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 3 Maret 2017 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH Nining

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 1 Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang secara luas dikenal di masyarakat adalah pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya dilakukan

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli Adi, Mestawaty, dan Minarni R. J Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk 1 Penerapan Pendekatan SETS Melalui Problem Based Instruction (PBI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Tlompakan 03 Tuntang Kabupaten Semarang. Mata pelajaran yang diteliti adalah IPA dengan materi energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar, 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Bodgan dan Taylor metodologi adalah proses, prinsif dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban sedangkan Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian tindakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh YAYUK WIDIASTUTI NIM.

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh YAYUK WIDIASTUTI NIM. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI MEMILIKI HARGA DIRI SEBAGAI INDIVIDU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIO DRAMA SISWA KELAS III SDN 3 KUNTI KECAMATAN SAMPUNG PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya (Hamalik, 2004:79). Mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.

Lebih terperinci

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok.

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok. Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Geografi Konsep Pedosfer Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Siswa Kelas X Sma Negeri I Klirong Kabupaten Kebumen Dwi Wurciptaningsih

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL Oleh : ENGRIPIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Tujuan utama sains termasuk fisika umumnya dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan proses pembelajaran di masa global ini, pembelajaran yang sangat sesuai untuk di terapkan pada kondisi siswa yang pasif adalah pembelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 1, Januari 2016 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG

Lebih terperinci

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Experiential Learning Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No 2 Ogoamas II Pada Sifat-sifat Balok Dan Kubus Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No 2 Ogoamas II Pada Sifat-sifat Balok Dan Kubus Menggunakan Pendekatan Kontekstual Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No 2 Ogoamas II Pada Sifat-sifat Balok Dan Kubus Menggunakan Pendekatan Kontekstual Rahmania, Muh. Rizal, dan Baharuddin Paloloang Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses Meningkatkan sikap belajar siswa dengan model problem based learning yang dikombinasikan dengan model cooperative learning pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Ressearch) model Hopkins (1993). Metode

Lebih terperinci

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 5 SDN LODOYONG 03 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya masih mempunyai persepsi bahwa sejarah merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai sekarang pendidikan sejarah

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang Mariana Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KRITIK SASTRA MAHASISWA UMTS PADANGSIDIMPUAN.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KRITIK SASTRA MAHASISWA UMTS PADANGSIDIMPUAN. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KRITIK SASTRA MAHASISWA UMTS PADANGSIDIMPUAN Oleh: Eli Marlina Harahap, 1 Lili Herawati Parapat 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Tri Haryanti SDN Inpres 5 Birobuli, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 87-94 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP PGRI SUDIMORO, KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah Dwi Nur Qori ah dan Dwi Avita

Lebih terperinci