KOMPARASI HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITY DAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN CAHAYA
|
|
- Sri Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMPARASI HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR ACTIVITY DAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN CAHAYA Lina Kurniawati*, Hadi Sutanto, Ellianawati Jurusan Fisika FMIPA UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Gedung D.7Lt.2 Kode Pos 50229, Indonesia ruliennae@gmail.com ABSTRAK Salah satu faktor yang menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang digunakan. Materi pembelajaran akan lebih dapat dipahami, jika siswa aktif dan dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain outdoor activity dan problem solving. Pada model pembelajaran outdoor activity siswa diajak belajar langsung ke lapangan, sedangkan untuk model pembelajaran problem solving, siswa diberikan permasalahan dan berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan membandingkan dan menganalisis model pembelajaran manakah diantara outdoor activity dan problem solving yang tepat diterapkan pada siswa kelas VIII SMP N 6 Pati pokok bahasan cahaya supaya hasil belajar lebih optimal. Pada penelitian dipilih dua kelas. Kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity dan kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran outdoor activity baik untuk meningkatkan hasil belajar psikomotorik, dan model pembelajaran problem solving baik untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, dan afektif siswa. Jadi keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih optimal, kedua model pembelajaran ini dapat dipadukan dan dikombinasikan. Kata kunci: model pembelajaran outdoor activity, problem solving, hasil belajar siswa. PENDAHULUAN Salah satu materi yang terdapat dalam IPA adalah fisika. Kemampuan berpikir yang runut selalu dilibatkan dalam mempelajari fisika. Pembelajaran fisika lebih berkesan dan terasa nyata jika siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran. Menurut Whirta dan Rapi (2008 :17) pada masa lalu pembelajaran untuk mata pelajaran fisika kurang fokus pada siswa. Mengajar masih menjadikan siswa sebagai obyek pembelajaran yang pasif. Tujuan pembelajaran seharusnya bukan hanya sekedar memahami konsep dan prinsip saja tetapi siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipahami. Hasil observasi di SMP Negeri 6 Pati menunjukkan terdapat beberapa materi pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa dan salah satunya yaitu materi fisika pokok bahasan cahaya. Guru mata pelajaran fisika menyatakan bahwa nilai ratarata mata pelajaran fisika pokok bahasan cahaya kurang dari tujuh. Sesungguhnya materi cahaya merupakan materi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang menganggap materi cahaya ini sebagai materi yang paling susah dipahami. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai belajar karena siswa kesulitan memahami konsep. Penerapan model pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar baik pada hasil belajar ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar akan lebih optimal jika model pembelajaran yang digunakan membuat siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Salah satu cara menarik minat siswa yaitu
2 melaksanakan pembelajaran di luar ruang kelas dengan menerapkan model pembelajaran outdoor activity. Model pembelajaran outdoor activity merupakan suatu model pembelajaran dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungan (Widayanti, 2009). Pada model pembelajaran ini, proses belajar cenderung fleksibel, lebih mengutamakan kreativitas dan inisiatif berdasarkan daya nalar siswa dengan menggunakan alam sebagai media. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah. Palumbo (1990) dalam Portoles menyatakan bahwa problem solving as a situational and context-bound process that depends on the deep structures of knowledge and experience Menurut definisi tersebut, problem solving dapat dikatakan sebagai suatu model pembelajaran yang merupakan proses kognitif untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan cara memecahkan permasalahan yang bergantung pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Sedangkan menurut Suparno (2007:98) model pembelajaran problem solving atau disebut juga dengan model pembelajaran dengan pemecahan masalah merupakan cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk dipecahkan oleh siswa dan bukan hanya melihat hasil akhirnya Dalam pemecahan masalahnya, menurut Polya (1957:5-6) empat langkah yang harus dilakukan yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahannya, menyelesaikan masalah sesuai rencana, memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back) Jadi, kedua model pembelajaran tersebut memiliki kesamaan yaitu merupakan suatu model pembelajaran yang membuat siswa aktif, dapat membuat siswa termotivasi dan tertantang dalam melaksanakan. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan dibandingkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Pati tahun ajaran 2009/2010 dengan penerapan model pembelajaran outdoor activity dan problem solving pada materi fisika pokok bahasan cahaya. kelas VIII-A sampai VIII-F yang masing-masing kelasnya kira-kira terdiri dari 32 siswa. Sedangkan sampel diambil dua kelas dan akan dijadikan sebagai subyek penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII- B (kelas eksperimen) dan siswa kelas VIII-E (kelas kontrol) SMP Negeri 6 Pati tahun ajaran 2009/2010 yang masing-masing kelasnya berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mendapatkan data-data siswa yang meliputi profil siswa, prestasi, dan hasil belajar. Metode tes (pretest dan posttest) untuk mengetahui hasil belajar kognitif. Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa seperti aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran yang berlangsung, peneliti menggunakan angket respon siswa baik untuk kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity maupun kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving. Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan kali ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan membandingkan hasil belajar antara model pembelajaran outdoor activity dan problem solving. Dari kedua model pembelajaran tersebut dapat diketahui model pembelajaran manakah yang lebih baik diterapkan untuk pokok bahasan cahaya. Konsep dari materi cahaya ini dapat dituliskan dalam bagan di bawah ini : METODE PENELITIAN Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Pati tahun pelajaran 2009/2010. Kelas VIII terdiri dari enam kelas yaitu Gambar 1. Diagram Alur Materi cahaya Penelitian ini terdiri dari empat pertemuan dalam proses pembelajarannya dan dua
3 pertemuan untuk pretest dan posttest. Hal tersebut berlaku baik pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity maupun pada kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil Belajar Kognitif Tabel 1. Data hasil belajar kognitif siswa Hasil Belajar Afektif Tabel 2. Data hasil belajar afektif siswa Selama proses pembelajaran, observasi dilaksanakan sebanyak tiga kali. Hasil Belajar Psikomotorik Tabel 3. Data hasil belajar psikomotorik siswa Selama proses pembelajaran, observasi dilaksanakan sebanyak tiga kali. Respon Siswa Respon atau tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang diberikan dapat dilihat dari hasil pengolahan angket respon siswa. Untuk kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran outdoor activity total persentase tanggapan siswa mencapai 86,25% dan ini termasuk dalam kategori baik sekali, sedangkan pada kelas kontrol yang mendapatkan model pembelajaran problem solving total persentase tanggapan siswa mencapai 85,31% dan ini termasuk dalam kategori baik sekali. Jadi respon siswa pada kedua kelas menunjukkan hasil yang positif terhadap model pembelajaran yang digunakan. Pembahasan Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran outdoor activity dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran problem solving, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata. Pada penelitian didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai posttest pokok bahasan cahaya untuk kelas eksperimen adalah 70,09 dan untuk kelas kontrol adalah 72,13. Sedangkan rata-rata hasil belajar afektif pada kelas eksperimen sebesar 71,56 dan untuk kelas kontrol sebesar 75,36. Selanjutnya untuk rata-rata hasil belajar psikomotorik pada kelas eksperimen sebesar 73,13 dan untuk kelas kontrol sebesar 71,98. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran outdoor activity yang diterapkan pada kelas eksperimen lebih unggul pada aspek psikomotorik. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran outdoor activity siswa belajar di lapangan dan langsung mempraktikkan materi pembelajaran yang didapatkan. Oleh sebab itu keterampilan siswa juga terus berkembang selama pembelajaran. Adapun alasan mengapa kemampuan kognitif dan afektif lebih baik jika diterapkan dengan model pembelajaran problem solving, hal ini dikarenakan model pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang membutuhkan kemampuan kognitif yang lebih pada saat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Selain itu kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran problem solving ini melaksanakan pembelajaran di ruang kelas dan di laboratorium sehingga pada waktu pembelajaran lebih mudah dikontrol dan tidak menghabiskan banyak waktu selama proses pembelajaran. Aspek afektif dengan model pembelajaran ini juga berkembang karena siswa diarahkan untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan cara mandiri sehingga siswa termotivasi dan keaktifan siswa mulai terbentuk. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Portoles (2007) bahwa problem solving dapat dikatakan sebagai suatu model pembelajaran yang merupakan proses kognitif untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan cara memecahkan permasalahan yang bergantung pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah dimiliki. Jadi selama pembelajaran berlangsung aspek kognitif, afektif,
4 psikomotorik siswa berkembang walaupun aspek psikomotorik kurang berkembang maksimal. Pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran outdoor activity, proses pembelajarannya membutuhkan banyak waktu karena pembelajaran dilaksanakan di alam terbuka sehingga untuk mengkondisikan dan mengontrol siswa juga memerlukan waktu yang lebih lama dan pada akhirnya waktu yang dapat digunakan untuk menyampaikan, mendiskusikan, dan membahas materi yang sedang dipelajari berkurang sehingga penyampaian materinya juga kurang. Namun selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat berminat dan antusias dalam mempelajari pelajaran fisika pokok bahasan cahaya ini. Hal ini sejalan dengan ungkapan Popov (2006) the goal of the outdoor activity: to increase students interest and motivation to study physics, to provide opportunities for learning authentic ways of knowledge acquisition sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran outdoor activity tercapai walaupun untuk hasil belajarnya masih kurang maksimal. Hasil Observasi Selama penelitian, pada pembelajaran pokok bahasan cahaya yang mencakup materi pemantulan, pembiasan, dan dispersi cahaya dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Dari keempat pertemuan ini dilaksanakan observasi sebanyak tiga kali. Observasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotorik. Observasi dilakukan pada pertemuan pertama, kedua, dan keempat. Adapun pertemuan ketiga tidak dilaksanakan observasi karena pada pertemuan ini digunakan untuk pendalaman materi, diskusi, dan demonstrasi sedangkan observasi dilaksanakan jika siswa melaksanakan praktikum sederhana, diskusi, dan menyampaikan hasil praktikum. Hambatan. Solusi, dan Respon siswa Pada kelas eksperimen, hambatan yang paling mendasar adalah kegiatan belajar di luar kelas yang kadang-kadang membuat siswa malas. Salah satu contohnya yaitu setelah turun hujan, tanahnya becek sehingga siswa malas diajak belajar di luar ruang kelas. Hal ini dapat diatasi dengan cara guru memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran walaupun keadaan lingkungan juga kurang mendukung. Pada kelas kontrol hambatan yang dihadapi adalah sulitnya mengkondisikan siswa untuk mandiri secara kelompok dalam melaksanakan pemecahan masalah. Pada kasus ini guru masih menjadi pembimbing saat melakukan pemecahan masalah. Respon dan tanggapan siswa diperlukan dalam penelitian yang dilaksanakan. Oleh karena itu, peneliti menyediakan angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Angket ini diberikan di akhir pertemuan dan dijadikan sebagai koreksi bagi peneliti dan guru. Dari perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tanggapan atau respon siswa dari kelas eksperimen terhadap model pembelajaran ourdoor activity dan kelas kontrol dengan model pembelajaran problem solving adalah baik sekali. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pokok bahasan cahaya pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran outdoor activity lebih baik untuk ranah psikomotorik daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran problem solving. Untuk ranah kognitif dan afektif lebih bagus kelas kontrol. Jadi kedua model pembelajaran ini efektif untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah dengan keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat lebih optimal jika kedua model pembelajaran ini dikombinasikan karena keduanya saling melengkapi, membuat siswa aktif dalam belajar, menarik minat siswa, dan siswa dapat belajar secara langsung. Cara mengkombinasikan kedua model pembelajaran tersebut yaitu dengan cara memadukan unsurunsur dan tahap-tahap pembelajarannya ke dalam suatu pembelajaran yang nyata. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan paper ini, penulis juga banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada. 1. Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam penyusunan paper ini. 2. Drs. Hadi Susanto, M.Si, dan Ellianawati, S.Pd. M.Si selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan paper ini.
5 3. Seluruh Dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis. 4. Drs. Priyono, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Pati yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 5. Kiswanto, S.Pd dan Samsuri, S.Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII-B dan VIII-E di SMP Negeri 6 Pati yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian. 6. Seluruh siswa kelas VIII-B dan VIII-E SMP Negeri 6 Pati tahun ajaran 2009/2010 yang telah menjadi subyek penelitian. 7. Pihak-pihak lain yang telah banyak memberikan dukungan hingga terselesaikannya paper ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Polya, George How To Solve It. Amerika : Stanford University [2] Popov, Oleg Journal of Physics Education Online : Developing Outdoor Activities And A Website As Resources To Stimulate Learning Physics In Teacher Education. [3] Portoles, Joan Josep Solaz, Vicent Sanjosé López Journal of Physics Education Online : Cognitive Variables In Science Problem Solving: A Review Of Research. [4] Suparno, Paul Metode pembelajaran Fisika. Yogjakarta : Universitas Sanata Darma. [5] Wirtha, Made dan Ni Ketut Rapi Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan : Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Lembaga Penelitian Undiksha [6] Widayanti, Ninik Efektifitas Pembelajaran Geografi Melalui Metode Out Door Study Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENERAPAN MODEL
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 4 (1) (2015) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP PENGEMBANGAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA LINTAS MINAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pendidikan sains di Indonesia mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sains dan teknologi melalui pengembangan keterampilan berpikir, dan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) DENGAN METODE RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 9 MALANG Agung Saputra, Sumarjono, Endang Purwaningsih
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 4 (3) (2015) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE LEARNING START WITH A QUESTION PADA SISWA
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION
391 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION Sri Wardani, Antonius Tri Widodo, Niken Eka Priyani Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat dari berbagai macam bidang pada era globalisasi abad 21 ini, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Persaingan yang terjadi pada era
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU
PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Albertus D Lesmono, Supeno, Tita Riani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5
ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id 1 EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dalam arti sempit adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciWardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Dalam belajar
Lebih terperinciElok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa X SMA Negeri 2 Sigi Dita Puspitasari,Marungkil Pasaribu, dan Yusuf Kendek e-mail: ditaphysic@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses
Lebih terperinciPENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015
PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1995:294)
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING
Eko Budi Susatyo, dkk., Peningkatan Hasil Belajar Melalui... 463 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING Eko Budi Susatyo,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA 1) Sandi Monica Rosalina, 2) Indrawati, 2) I Ketut Mahardika 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus
Lebih terperinciDosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP
476 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.2, 2009, hlm 476-483 PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP Supartono, Saptorini, Dian Sri
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi Abdan SMP Negeri 2 Poso Pesisir, Kab. Poso ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN
UJME 1 (3) (2013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN Ula Himatul Aliyah, Hardi Suyitno,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU
PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU Nurbaya, Nurjannah dan I Komang Werdhiana Nurbayaasisilyas@gmail.Com Program
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 5 (2) (2016) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PROSES PEMBELAJARAN MODEL PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP Hesti Rizqi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta
Lebih terperinciANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin
ISSN : 2527 5917, Vol.2 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengembangkan Budaya Ilmiah dan Inovasi terbarukan dalam mendukung Sustainable Development Goals
Lebih terperinciPENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto
CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SD Putri, T Subroto, W Sunarto
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE THE EFFECTIVENESS OF THE LABORATORY UTILIZATION TOWARD MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 6 (3) (2017) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej Studi Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep,
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 2 (1) (2013) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN GERAK
Lebih terperinciMahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED
Lebih terperinciPEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA Dowes Rahono 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 SMA Negeri
Lebih terperinciPENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran mata pelajaran fisika di SMA dimaksudkan sebagai sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki
Lebih terperinciJournal of Mechanical Engineering Learning
JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP
Lebih terperinciUniversitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS MELALUI PRAKTIKUM SKALA MIKRO
Sri Wardani, Pengembangan Keterampilan Proses Sains... 317 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS MELALUI PRAKTIKUM SKALA MIKRO Sri Wardani Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
Lebih terperinciKata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR LARNING DIINTEGRASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BINTAUNA (Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 5 (1) (2016) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej METODE DISKUSI BUZZ GROUP DENGAN ANALISIS GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA Anis Sulistyani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Biologi merupakan pembelajaran yang memiliki fungsi yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta inovatif, agar tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,
Lebih terperinciBioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN TEMA PENCEMARAN AIR PADA SISWA KELAS VII APPLICATION OF PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) LEARNING MODEL WITH THE THEME WATER POLLUTION
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan kegiatan penyelidikan atau eksperimen sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPTIK MELALUI TEKNIK INKUIRI TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPTIK MELALUI TEKNIK INKUIRI TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 Umrotun SMP N 3 Mranggen Demak Email : umrotun_yulum@yahoo.co.id
Lebih terperinciKegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut
Lebih terperinciJurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEKNIK POLYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATEMATIKA II Yul Ifda Tanjung yulifda84@gmail.com Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP BERORIENTASI GREEN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL SISWA SMA
366 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 366-372 PENGGUNAAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP BERORIENTASI GREEN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL SISWA SMA Ersanghono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA Jasimin,Sriyono, Nur Ngazizah. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan K.H.A. Dahlan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X Siti Asmaul Khusna, Lia Yuliati, Agus Suyudi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya daya saing sebagai indikator bahwa pendidikan belum mampu
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE STUDENT CENTERED LEARNING YANG BERBASIS FUN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
469 EFEKTIVITAS METODE STUDENT CENTERED LEARNING YANG BERBASIS FUN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Warlan Sugiyo, Ersanghono Kusuma, Purnami Tri Wahyuni Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal PENERAPAN MODEL DISCOVERY TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Info Artikel UPEJ (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL DISCOVERY TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan saraf perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan
Lebih terperinciJURNAL PEMBELAJARAN FISIKA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASILBELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 ARJASA ARTIKEL Oleh: Fresti Giyarna Vita NIM 070210192065
Lebih terperinciMubashiroh et al., Penerapan...
1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa IPA Biologi (Siswa Kelas VIID
Lebih terperinciISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017
VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan handa_yani08@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperincipembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.
134 BAB V ANALISA Pembelajaran dengan model GIL adalah pembelajaran yang bersifat mandiri yang dilakukan sendiri oleh siswa dalam melakukan suatu eksperimen. Adapun subjek pembelajaran pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciJurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI 1 BELITANG Arini Rosa Sinensis Dosen Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya adalah dalam hal melengkapi bahan ajar, meningkatkan kualitas pengajar, maupun
Lebih terperinciRIDA BAKTI PRATIWI K
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciPENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.eer.02 PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X 1, a) Karlina Arti Suprapto 1 Prodi Fisika FMIPA UNJ, Jl. Pemuda No. 10,
Lebih terperinciJCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa e-issn : 2407-795X p-issn : 2460-2582 Vol 2, No, 1 Januari 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 6 (2) (2017) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN IPA DI SMP Naelatul Izah, Wiyanto *, L. Handayani * Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciHASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI
244 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 244-249 HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI Wisnu Sunarto, Woro Sumarni, Eli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abad ke-21 dikenal dengan abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Di abad 21 ini kemampuan belajar, kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh semua orang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif, profil afektif, profil
Lebih terperinciANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA
ANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA Yudi Darma 1, Muhamad Firdaus 2, Andre Pratama 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI CAHAYA DI SMP
ISSN: 1693-1246 Januari 2009 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 28-32 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI CAHAYA
Lebih terperinciJurnal Pendidikan IPA Indonesia
JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM
PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL Oleh Rr. Laksmi Wulandari NIM 080210102002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Lebih terperinciKata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciMahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 21-28 KOMPARASI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM DAN
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi, telp: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting yang membawa dan menentukan kualitas suatu bangsa. Dimana kualitas yang akan dicapai suatu bangsa tercermin pada tujuan
Lebih terperinci