BAB II TINJAUAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Massa 1. Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa bila diadopsi dari bahasa Inggris, komunikasi massa atau mass communication kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Dalam artian komunikasi yang bermassa atau komunikasi yang ber mass mediated. Komunkasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media (Effendy, 1993:80). Pool dalam Wiryanto (2003:3) mendefinisikan komunikasi massa sebagai Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesanpesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi. 2. Karakteristik Komunikasi Massa (Effendy, 1993:81) a. Komunikasi bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda tercetak, film, radio dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam 20

2 lingkungan organisasi tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa. b. Komunikasi bersifat Heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, memiliki pekerjaan yang berbeda, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. c. Media Massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksudkan dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya beda dalam keadaan terpisah. 3. Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek (effect). Menurut (Wiryanto, 2003:3) Harold D Lasswell untuk memahami komunikasi massa, harus dipahami unsur-unsur yang diformulasikan dalam bentuk penayangan, who, says what in which channel to whom and with what effect. 21

3 a. Unsur who (sumber atau komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Di Indonesia, surat kabar, radio, film, televisi, dan komunikasi maya (cyber communication) dapat diusahakan oleh pemerintah atau swasta. Dengan demikian, yang juga menarik dari unsur who menyangkut perihal ownership dari organisasi komunikasi itu. Dari sisi lain, yang penting bukan wartawan, bukan sutradara atau pemain film, bukan juga penyiar yang meneruskan pesan-pesan komunikasi lewat pemancar radio atau televisi, melainkan pemilik yang membayar mereka untuk melaksanakan kemauannya dalam bentuk tulisan atau keragaman surat kabar, film, acara-acara radio atau program-program televisi. Dengan kata lain pemilik organisasi sangat berkuasa. Ia yang sesungguhnya mempengaruhi jutaan ribu penonton film, pembaca surat kabar, pendengar radio atau pemakai internet. 22

4 b. Unsur says what (pesan) Charles Wright dalam Wiryanto (2003:5) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut : Publicy Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada perorangan-perorangan terntentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua orang mengetahui dan menerima pesan yang sama dan disampaikan. Rapid Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu singkat. Pesan-pesan dibuat secara massal dan tidak seperti fineart yang dapat dinikmati berabad-abad. Transient Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen. c. Unsur in which channel (saluran atau media) Unsur saluran menyangkut peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat, luas dan 23

5 stimulan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, radio, film, televisi, dan internet. d. Unsur to whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : Large Besarnya mass audience adalah relatif dan menyebar dalam berbagai lokasi. Ukuran untuk large biasanya digunakan suatu prinsip pihak komunikator pada dasarnya tidak dapat mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak. Prinsip ini penting sebab yang dimaksud dengan mass audience adalah perorangan-perorangan yang tidak terikat oleh tempat yang sama. Mereka dapat tersebar diberbagai tempat yang relatif luas. Heterogen Heterogen adalah semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya. Mass audience disini adalah sasaran-sasaran yang menduduki berbagai posisi. Anonim Anonim diartikan anggota-anggota dari mass audience pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator. 24

6 e. Unsur with what effect (unsur efek atau akibat) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audiens sebagai akibat keterpaan pesan-pesan media. David Berlo mengklasifikasikan efek ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku yang nyata. Ketiga jenis perubahan itu biasanya tidak berlangsung secara berurutan. Perubahan perilaku biasanya diawali dengan perubahan sikap dan perubahan sikap didahului dengan perubahan pengetahuan. Perubahan efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik (feedback). Jadi, umpan balik merupakan sarana untuk mengetahui efek. 2.2 Film Pengertian Film Pengertian sederhana dari film adalah gambar yang bergerak (moving picture). Yang dimaksudkan peneliti dengan film disini adalah film yang berjenis teatrikal. Film teatrikal adalah film yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung pertunjukan atau gedung bioskop (cinema). Film jenis ini berbeda dengan film televisi (television film) atau sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi (Effendy 1993 : 201). Film merupakan penemuan teknologi yang baru muncul pada abad ke 19, tapi apa yang diberikan sebenarnya tidak terlalu dilihat dari segi sisi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang 25

7 digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menjadikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respons terhadap penemuan waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Film sebagai media massa memiliki kelebihan antara lain dalam jangkauan, realism, pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat. Film juga memiliki kelebihan dalam segi kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu singkat dan mampu memanipulasi kenyataan tanpa kehilangan kredibilitas. Kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi dan propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Fenomena semacam itu mungkin juga bersumber dari keinginan untuk memanipulasi (McQuail, 2003:14). Film menjadi lebih bebas untuk memenuhi kebutuhan akan sajian yang berbau kekerasan, mengerikan dan pornografis. Terlepas dari adanya iklim yang bebas seperti itu, yang disebabkan oleh adanya perubahan norma-norma sosial, film masih tetap tidak mampu menikmati hak-hak politik dan ekspresi artistik secara penuh 26

8 dan masih banyak Negara yang tetap mempertahankan sistem pemberian izin, sensor dan pengendalian terhadap film. 8 Film mengalami integrasi besar-besaran dengan media lainnya, terutama dengan penerbit buku, musik popular, dan bahkan dengan televisi sendiri. Terlepas dari kenyataan menurunnya jumlah penonton film, justru mampu mencapai kekhususan tertentu, yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang televisi dan film seri serta lagu. Dengan demikian dewasa ini film berperan sebagai pembentuk budaya massa, bukan semata-mata mengharapkan media lainnya sebagaimana peran film pada masa kejayaannya yang lalu. (McQuail, 2005:15) Film sebagai Media yang Berpengaruh Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan (Effendy 1993 : 209)

9 Sebagai salah satu bentuk media massa, film dinilai paling berpengaruh terhadap kejiwaan para penontonnya. Pertama-tama disebabkan oleh suasana didalam gedung bioskop sendiri dan keduanya dikarenakan sifat dari media massa itu sendiri. 9 Suasana bioskop membuat para penonton memusatkan segenap perhatian dan mencurahkan seluruh perasaannya kepada film itu. Tak ada pengaruh lain yang menganggu perhatiannya. Dalam keadaan bioskop yang gelap, penonton dapat tertawa sekenanya, menangis sepuasnya, duduk senang semuanya tanpa gangguan siapapun. Tak ada orang yang melihatnya dan menegurnya. 10 Dalam hal ini orang-orang film pandai selalu menimbulkan emosi penonton. Teknik perfilman, baik peralatannya maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar-gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam gedung bioskop itu penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah benar-benar terjadi dihadapannya

10 Sehubungan dengan itu dalam ilmu jiwa social terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis. Dalam melihat atau lebih tegas lagi, dalam menghayati sebuah film kerap kali penonton menyamakan (mengidentifikasikan) seluruh pribadinya dengan salah seorang pemegang peranan dalam film itu. Ia bukan saja dapat memahami atau merasakan apa yang dipikirkan atau dialami pemain itu dalam menjalankan peranannya, tetapi lebih lagi dari pada itu : antara pemain dan penonton hamper tidak ada lagi perbedaan (Effendy 1993 : 207) Kualitas Film Menurut Effendy (1993 : 226) film yang bermutu dan berkualitas adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi Trifungsi Film Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan. Filmnya sendiri sudah merupakan saran hiburan. Orang yang menonton film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film itu membuat tertawa, mencucurkan air mata, atau membikin gemetar ketakutan. Kalau saja film ini membawakan pesan yang sifatnya mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi salah satu unsur bermutu. 29

11 2. Konstruktif Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang bersifat deskruktif, yakni film dimana perilaku aktor atau aktris serba negatif yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama mudamudi. Andai kata sebuah film tidak mempertontonkan adegan seperti itu, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur lain dari film bermutu. 3. Artistik-etis-logis Film memang harus artistik itulah sebabnya, film sering disebut hasil seni. Kalau saja sebuah film membawakan cerita yang mengandung etika, lalu penampilannya memang logis, film seperti itu dapat dinilai sebagai memenuhi ciri ketiga dari kriteria film bermutu. 4. Persuasif Film yang bersifat persuasif ialah film yang ceritanya mengandung ajakan secara halus, dalam hal ini sudah tentu ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, national and character building yang sedang dilancarkan Pemerintah. Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa abad XXI merupakan abad komunikasi atau informasi berbagai penemuan penting dalam pola hubungan atau interaksi antar manusia, dari berbagai belahan bumi. Dengan dukungan teknologi komunikasi seperti teknologi satelit, serat optik serta teknologi digital dengan kompensasinya, maka percepatan perkembangan 30

12 teknologi dan informasi makin meningkat tajam terutama dalam mendukung berbagai aspek kehidupan manusia namun banyak diketahui bahwa semakin canggih sarana komunikasi maka semakin tidak ada hubungan tatap muka antara pemberi informasi dengan penerima informasi, sehingga komunikasi yang terjadi cenderung bersifat satu arah. Akibatnya berbagai pengaruh yang disebarkan oleh sarana komunikan seperti itu tidak bisa dihindari. Ikatan satu arah tersebut diperkuat oleh daya tariknya yang luar biasa. Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang diberikannya sebenarnya tidak terlalu baru dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respon terhadap penemuan waktu luang di luar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Jadi, film membuka kemungkinan bagi kelas pekerja untuk menikmati unsur budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berbeda di atas mereka. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi perkembangan fenomenalnya, akan terbukti bahwa peran yang dimainkan oleh film dalam memenuhi kebutuhan tersembunyi memang sangat besar. Karakterisasi masalah film sebagai usaha bisnis pertunjukan baru dalam pasar yang kian berkembang belumlah mencakup segenap 31

13 permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat tiga tema besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting. Tema pertama ialah pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Tema ini penting terutama dalam kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Hal tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan popularitas yang hebat. Kedua tema lainnya dalam sejarah film ialah muculnya beberapa aliran seni film (Huaco, 1963) dan lahirnya aliran film dokumentasi sosial (Denis McQuail : 1987). 2.3 Analisis isi Menurut Wazer dan Weiner (Bulaeng, 2004:171), analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Dan alat untuk menganalisis pesan dari komunikator tertentu sebagai pengganti menginterview orang atau meminta mereka untuk menjawab kuesioner (Tankard, 2005:40). Menurut Ashadi Siregar (2006:15) asumsi tentang analisis isi: Kajian isi media disebut obyektif jika ketentuan-ketentuan dalam instrumen yang digunakan dirumuskan dengan kriteria yang dapat menghindari multi interpretasi, sehingga pengkaji berbeda dengan menjalankan instrumen yang sama atas obyek yang sama akan memperoleh data dan kesimpulan yang sama, dengan derajat eror yang rendah. Dengan kata lain, melalui kriteria kerja, interpretasi subyektif dari person-person yang berbeda dapat menghasilkan hal yang sama. Sedangkan pengertian 32

14 sistematik merupakan seleksi dan analisa data didasarkan pada langkahlangkah terencana dan tidak bisa. Sementara unsur kuantitatif yang menjadi ciri kajian analisis isi terlihat dari hasilnya yang diwujudkan dalam angka, dapat berupa distribusi frekuensi, tabel kontingensi koefisien korelasi, atau lainnya. Analisis isi terbagi atas 2 jenis yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis kualitatif. 1. Analisis isi kuantitatif Menurut Barelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer Dominick, 2003:135). Sedangkan menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi pelaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. a. Prinsip Sistematik Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus ada pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset. b. Prinsip Objektif Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang 33

15 sama dengan prosedur yang sama, makanya hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda. c. Prinsip Kuantitatif Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. d. Prinsip Isi yang Nyata Yang diriset dan di analisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak. Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat dan tujuan. Mc Quail dalam buku Mass Communication Theory (2000:305) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah : Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media. Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial. Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat. Mengetahui fungsi dan efek media. Mengevaluasi media perfomance. Mengetahui apakah ada bias media. 34

16 2. Analisis Isi Kualitatif Analisis isi kualitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau manifest). Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (latent). Oleh karena itu diperlukan analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks sosial/realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan (teks, simbol, gambar dan sebagainya adalah produk sosial dan budaya masyarakat. Inilah yang disebut dengan analisis kualitatif. Al theide (1996 : 2) mengatakan bahwa analisis isi kualitatif disebut pula Enthnografic Content Analysis (ECA), yaitu perpaduan analisis isi obyekstif dengan observasi partisipan. Analisis kualitatif ini bersifat sistematis, analisis tapi tidak kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi hanya dipakai sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama proses riset. Periset dalam melakukan analisis bersikap kritis terhadap realitas yang ada dalam teks yang dianalisis. 2.4 Originalitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang sama dengan yang akan teliti. Ada beberapa penelitian tentang film yang serupa dengan penelitian penulis. Agar penulis bisa mengetahui hasil-hasil dari penelitian yang penulis ambil. 35

17 Tabel 2.2 Originallitas Penelitian atau Penelitian Sebelumnya No. Peneliti Judul Tujuan Metodologi Hasil 1. Angelita P. Kandungan Unsur Mendsekripsikan Analisis Isi Film - Adegan Sex Hamantara Sex, Mistis dan seberapa sering Tali Pocong merupakan adegan Kekerasan Film isi yang Perawan yang paling Tali Pocong menyangkut seks, banyak Perawan (Analisis kekerasan, mistis - Adegan mistis Isi Film Tali ditampilkan didominasi dengan Pocong Perawan. dalam film Tali visualisasi yaitu Pocong Perawan. penampakan makhluk halus - Bentuk adegan kekerasan yang paling menonjol adalah kekerasan fisik - Motif tidak disengaja - Banyak laki-laki dari pada perempuan. 2. Dwi Motif Gratifikasi Mendeskripsikan Deskripsi - Motif Integrasi Mardikowati Dalam Menonton motif-motif Eksploratif. Sosial dalam Film Ayat-Ayat gratifikasi yang keinginan Cinta. terpenuhi setelah menonton film menonton film Ayat-Ayat Cinta. Ayat-Ayat Cinta. - Motif terbesar kedua adalah 36

18 Motif Afeksi. - Motif Kognisi dan Motif Hiburan masing-masing hanya berpengaruh kecil. - Perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh dalam penulisan ini. 3. Ayundra Analisis Isi Mendeskripsikan Analisis Isi Film - Adegan seks visual Rizki Adegan Seks bagaimana isi Basahhh lebih banyak Rengganis Dalam Film yang menyangkut ditampilkan. Basahhh seks dalam film - Dalam adegan komedi remaja Film Basahhh Basahhh banyak menyimpang dari peraturan Komisi Penyiaran Indonesia. - Lebih banyak adegan eksploitasi keindahan tubuh wanita. - Film memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi remaja. 37

19 4. Satrio Putra Analisis Isi Unsur Mendeskripsikan Analisis Isi Film -????? Yuganto Kekerasan Dalam seberapa sering 9 Naga. Film 9 Naga. isi yang menyangkut kekerasan yang ditampilkan dalam film 9 Naga. 2.5 Sinopsis Film 9 Naga Film 9 Naga menceritakan tiga orang pembunuh bayaran dengan satu kepala geng. Tiga orang ini sudah bersahabat dari kecil, Marwan, Leni dan Doni, mereka tergabung dalam pembunuh bayaran. Mereka tinggal di suatu daerah padat penduduk. Mereka mempunyai masalah ekonomi sendirisendiri. Doni mempunyai adik yang masih duduk di bangku SMA, membutuhkan biaya sekolah yang tidak sedikit. Doni yang kesehariannya tidak mempunyai aktivitas untuk mendapatkan uang. Marwan yang setiap harinya selalu mendapatkan uang lebih, Marwan mencoba untuk menawarkan pekerjaan haram ini kepada Doni. Doni yang sedang membutuhkan uang, ia mencoba pekerjaan yang ditawarkan oleh Marwan. Marwan mempunyai istri dan seorang anak. Keseharian Marwan tidak pernah bersinggah dirumah. Marwan pulang hanya memberikan uang kepada istrinya lalu bersiap-siap untuk bekerja sebagai pembunuh bayaran. Di sebuah perkampungan kecil yang selam, mereka bertiga tinggal. Marwan yang selalu menawarkan pekerjaan kepada Doni. Di sebuah 38

20 warung tuak mereka bertiga menyempatkan diri mampir untuk meminum segelas tuak. Di warung tersebut, mereka memulai untuk melakukan pekerjaannya. Mereka menculik korban dan membawanya ke sebuah tempat untuk melakukan penembakan. Korban yang sudah mati, dimasukan dalam karung dan dibuang ke sungai. Setelah pekerjaan mereka selesai, mereka nongkrong disebuah gang sambil meminum minuman keras. Keesokan harinya, Doni bilang kepada Marwan kalau Doni ingin berhenti untuk beberapa waktu. Doni dan adiknya Adi, ingin membuka usaha sablon. Akhirnya mereka bertiga singgah di warung tuak langganannya. Doni mengeluarkan gambar Naga, yang telah digambar oleh Adi. Mereka berdua berinspiransi oleh sebuah komik 9 Naga terakhir di Bumi. Leni setuju dengan Doni yang ingin membuka usaha sablon. Tapi Marwan tidak setuju karena menurut Marwan, penghasilan yang didapat tidak banyak. Setelah Doni bercerita dengan Marwan dan Leni. Doni kembali pulang kerumahnya dan Doni menceritakan apa yang ia ceritakan kepada teman-temannya. Ternyata Adi mengetahui pekerjaan kakaknya Doni. Doni menceritakan kenapa ia begitu patuh dengan Marwan. Pada waktu kecil, Doni diselamatkan oleh Marwan dan Leni saat Doni di rampas uangnya oleh preman. Dari saat itu lah Doni berteman dengan Marwan dan Leni. Dan pada saat itu juga, Doni tidak bisa melupakan kejadian yang pernah ia alami. Ketika Doni bercerita tentang kisahnya, Adi tidak peduli dengan semuanya. 39

21 Marwan yang kesehariannya tidak pernah pulang, akhirnya Marwan pulang untuk melihat anak istrinya. Anak istrinya yang membutuhkan sosok Ayah dan Suami. Pagi harinya, Marwan dihubungi via handphone oleh bosnya untuk melaksanakan tugasnya lagi sebagai pembunuh bayaran. Pada saat itu juga Marwan menghubungi kedua temannya. Doni yang tadinya ingin berhenti beberapa waktu, akhirnya ikut lagi dalam pekerjaannya. Dalam hati kecil, Doni terpaksa melakukan pekerjaan ini karena terdesak oleh keadaan. Leni yang selalu patuh dengan Marwan, ia tidak berpikir panjang ikut pekerjaan Marwan. Akhirnya mereka bertiga menemui bosnya untuk melaksanakan pekerjaan yang sudah menunggu. Mereka berangkat ketika hari sudah gelap. Mereka berangkat ke suatu Restoran untuk membidik salah satu tamu restoran tersebut. Dengan keahlian Marwan, akhirnya Marwan menembakkan pistol ke arah target dan ternyata tembakan Marwan kali ini meleset. Suasana restoran menjadi ricuh dengan suara tembakan. 12 Marwan terus mengejar target dengan terus menembakkan ke arah target sedangkan Doni mengikuti Marwan untuk mendapatkan target. Target yang terus menghindar dan masuk ke dalam dapur yang akhirnya menemukan pintu keluar untuk meloloskan diri. Ketika Marwan mengejar target, polisi patroli mendengar suara tembakan. Akhirnya Polisi mengejar Marwan dan Doni sampai ke belakang restoran

22 Marwan mengetahui bahwa dirinya dikejar Polisi, akhirnya Marwan bersembunyi disuatu tempat. Marwan menunggu saat-saat Polisi mendekati Marwan, saat Marwan keluar dari persembunyian dan menembakkan peluru, ternyata yang ia tembak temannya sendiri, Doni. Marwan kaget dan langsung memeluk Doni, dan hanya bisa menangis di hadapan Doni. Marwan mengambil gambar Naga dan Komik yang selalu dibawa oleh Doni. Ketika itu Leni yang sedang menunggu di dalam sebuah mobil, langsung menyalakan mobil dan pergi. Setelah kejadian itu Marwan dan Leni pergi ke suatu sungai sambil membawa Doni untuk dibuang agar jejak mereka tidak diketahui oleh Polisi. Sungai ini biasa untuk membuang mayat oleh mereka. Target-target yang mati, dibuang di sungai ini. Setelah kejadian itu, Marwan dan Leni bingung bertemu dengan adiknya Doni, Adi. Marwan hanya bisa merenung dan terus merenung. Sedangkan Leni yang hanya bisa mabuk dengan menghabiskan beberapa gelas tuak di warung, sambil merenungkan sahabatnya yang kini telah tiada. Mereka bingung harus berbuat apa dengan Adi adik Doni. Adi terus menunggu kedatangan kakaknya yang sudah lama tidak pulang. Akhirnya Marwan memberanikan diri untuk bertemu dengan Adi. Marwan memberikan gambar Naga dan komik yang ia bawa kepada Adi. Adi langsung menangis dan memukuli Marwan. Istri Marwan ingin sekali pindah rumah, menurut ia lingkungan rumahnya tidak baik untuk anak kesayangannya itu. Keesokan harinya Marwan pergi ke suatu developer perumahan untuk membeli sebuah rumah. 41

23 Dengan uang yang ia bawa, tidak cukup untuk memenuhi pembelian rumah. Akhirnya Marwan, datang ke bosnya untuk meminta uang hasil kerjanya. Saat Marwan meminta bosnya marah-marah karena menurut bosnya, kerja Marwan tidak tuntas. Marwan tidak terima dengan perkataan si bos. Marwan langsung membunuh dan mengambil setumpuk uang yang ada di lemari. Marwan langsung kabur dari kantor dan anak buah bosnya mengetahui kalau bosnya sudah mati. Akhirnya Marwan pulang dan berkemas membawa anak dan istrinya ke rumah Leni. Marwan langsung membawa uang curiannya ke developer, untuk membeli sebuah rumah untuk anak dan istrinya. Ketika itu, Marwan masih dicari oleh anak buah bosnya dan di sebuah gang kecil, Leni diculik oleh anak buah bosnya. Marwan mengetahui kalau Leni diculik. Akhirnya Marwan menyerahkan diri dengan Leni karena menurut Marwan, pencurian uang bosnya tidak ada kaitannya oleh Leni. Penculik meminta Marwan untuk mengembalikan uang yang ia curi. Di malam hari, Marwan menyerahkan diri dan membawa tas berisi uang yang ia curi dan barter dengan Leni. Ketika Marwan dan Leni bertemu, Marwan memberikan sebuah kunci rumah baru untuk istri dan anaknya. Akhirnya Marwan masuk ke dalam ruangan, yang didalamnya penculik meminta untuk membuka tas yang berisi uang. Ternyata, tas yang ia bawa, sudah diganti Marwan dengan sobekan kertas koran. Marwan hanya tertawa dan penculik akhirnya menembak Marwan. 42

24 2.6 Kerangka Pikir Penelitian Komunikasi Massa FILM 9 NAGA Analisis Isi : Transkrip Koding Tabulasi Kuantitaf Statistik Deskriptif Kualitatif Deskripsi Kandungan Unsur Kekerasan Bentuk Tampilan Kekerasan Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian 43

25 Dari Bagan 2.1 kerangka pikir penelitian dalam dijelaskan sebagai berikut: Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media, salah satunya melalui Film. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi dari film 9 Naga dengan menggunakan transkrip, koding, dan tabulasi sebagai alat dan cara untuk menganalisis film tersebut. Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti untuk menganalisis film 9 Naga adalah dengan metode kuantitatif statistik deskriptif yang akan menganalisis isi yang menyangkut kandungan unsur kekerasan dalam film 9 Naga dan metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan isi yang menyangkut tampilan dari film 9 Naga. 44

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal ini membuat komunikasi pada saat ini dapat dilakukan, dimanapun, kapanpun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola

BAB III METODOLOGI. gejala atau fenomena. Hasil dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola 35 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka Teori adalah menggambarkan dari teori yang mana suatu problem riset berasal (seperti dalam beberapa studi eksperimental), atau dengan teori yang mana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Holliwood.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai Holliwood. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perfilman Tahun 1906 sampai tahun 1916 merupakan periode paling penting dalam sejarah perfilm-an di Amerika Serikat, karena pada dekade ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam ciri fisik manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication, yang artinya sama-sama di sini maksudnya sama maknanya (Effendi, 1993:9). Laswell menerangkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk memberikan gambaran, menjelaskan dan menefsirkan hasil penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi massa merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa seperti surat kabar, majalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu perilaku interaksi yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia yang hidup memerlukan media massa. Masyarakat mendapat informasi dengan membaca surat kabar, menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cinta merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Sebagai salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

Yetti Wira Citerawati SY

Yetti Wira Citerawati SY maratus-iklan-20112006... khatulistiwa.net By Yetti Wira Citerawati SY Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannyadikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media saat ini baik elektronik maupun cetak banyak disorot oleh banyak kalangan sebagai salah satu penyebab utama hancurnya moral umat manusia termasuk golongan remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia terus berkembang dan Mengalami kemajuan di semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor informasi dan komunikasi, dengan pertumbuhan segala jenis media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman. Televisi itu sendiri telah banyak menyentuh kepentingan masyarakat dunia. Siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian komunikasi khususnya media massa kompas TV dengan menggunakan analisis isi kualitatif untuk memahami produk isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, budaya dan gaya hidup yang di sebabkan dari media massa baik media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era global ini persaingan antar dunia perfilman yang semakin ketat membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi setiap minggunya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa seperti halnya televisi dan film mempunyai dampak tertentu bagi para penontonnya. Dalam banyak penelitian tentang dampak serial televisi dan film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini adalah tentang pendeskripsian sebuah persepsi khalayak terhadap program sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekah. Sudut Pandang dalam penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film adalah sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film yang dibuat untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar / Umum Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Analisis Isi Perilaku Prososial dan Antisosial Dalam Film Arisan2 KARYA ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Ilmu Komunikasi Oleh ALMANDA KIRANA INDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut symbol, komunikasi symbol dapat berupa gambar yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan media lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam penyampaian pesan dan komunikasi, di zaman sekarang manusia tidak lagi harus bersusah payah untuk bertemu atau menggunakan alat komunikasi telegram.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian isi pesan seolah olah langsung antara komunikator dan. karena jelas terdengar dan terlihat secara visual.

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian isi pesan seolah olah langsung antara komunikator dan. karena jelas terdengar dan terlihat secara visual. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi sebagai alat komunikasi yang sifatnya istimewa dibanding alat komunikasi lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya. Televisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA & ANAK DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA Pada masa perkembangan teknologi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu Click to edit Master title style Komunikasi massa dan efek media terhadap individu Click to edit Master subtitle style *Rahmawati Z Komunikasi massa Sistem komunikasi massa Oleh komunikator professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. mungkin hingga mampu menembus ruang dan waktu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa di era globalisasi saat ini semakin berkembang cepat seiring dengan majunya teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai dengan adanya penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan, melalui media sebagai alat yang menjembatani pesan untuk sampai kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang lebih tua,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama, karena manusia berkomunikasi setiap hari. Dimana manusia sebagai mahluk sosial yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Televisi sebagai media yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki sebuah peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci