HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMP N 1 PIYUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMP N 1 PIYUNGAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMP N 1 PIYUNGAN Erli Ermawati 1 dan Indriyati E.P 2 Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta ABSTRACT The aim of this research is want to know about the relationship between self concept with consumtive behaviour. This research include variable, consumtive behavior and self concept. The subject are the student of Piyungan Junior High School, class 1 and 2, years old. The research carried out testing. Scala consumtive behavior and self concept is used as the instrument. The analysis method is product moment. The Result Showed correlation coefisien (r) = -0,401, p = 0,000. It s the mean that there are the negative relation between self concept with consumtive behaviour. The hypothesis is accept. The category for self concept is rate (52,1%) there are 86 students and the category for consumtive behaviour is rate too (50,4%) there are 83 students. Key words: consumtive behaviour, self concept. PENDAHULUAN Perkembangan jaman yang semakin modern membawa dampak pada munculnya perilaku kunsumtif pada remaja. Gaya hidup konsumtif yang disaksikan remaja dapat membentuk remaja menjadi semakin konsumtif, sebagai 1 Penulis pertama adalah alumnus program studi S1 Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ( erly.erma@yahoo.co.id). 2 Penulis kedua dosen tetap di Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ( ind_psi_ust@yahoo.co.id). Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

2 contoh kebiasaan remaja merayakan hari-hari penting seperti Ulang tahun, pesta pernikahan di restoran. Selain perilaku konsumtif dampak lain yang muncul adalah perilaku-perilaku instan, yaitu perilaku yang tidak bertanggungjawab dan hanya memikirkan diri sendiri. Perilaku instan ini dapat mudah terjadi karena pada umumnya sifat orang modern itu ingin selalu serba cepat dan mudah, begitu juga sifat remaja zaman sekarang yang mudah mengambil jalan pintas agar tercapai apa yang diinginkan. Menurut Tambunan (2001) perilaku konsumtif didefinisikan sebagai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Servian (1998) yang mengatakan bahwa sikap konsumtif yang timbul di kalangan remaja berusia tahun dapat diartikan hidup dengan keinginan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperlukan. Perilaku konsumtif biasanya banyak dilakukan oleh remaja putri dari pada remaja putra. Seperti pendapat Kotgen & Specht (Lina & Rosyid, 1997) yang mengemukakan bahwa remaja putri membelanjakan uangnya 2 kali lebih banyak dari pada remaja putra. Siswa umumnya membeli secara konsumtif barang-barang seperti tas, sepatu, dan juga handphone. Bukan lagi kebutuhan yang diutamakan siswa untuk dibeli, siswa cenderung membeli barang-barang tersebut berdasarkan keinginannya. Saat peneliti melakukan wawancara dengan 3 orang siswa SMP Piyungan pada tanggal 16 Mei 2009, siswa menjelaskan bahwa para siswa sering meniru gaya remajaremaja yang ada di televisi. Jadi, meskipun para siswa tidak membutuhkan tas baru, namun saat ada model tas baru yang sering digunakan para artis, siswa cenderung untuk berusaha membelinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumtif pada remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Terkait dengan hal tersebut Swastha & Handoko (1997) menyatakan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi perilaku konsumtif pada remaja adalah konsep diri. Konsep diri menurut Rakhmat (2003) adalah pandangan atau hal penting yang akan menentukan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep diri yang positif berarti kemampuan memahami tentang kelebihan serta kekurangan yang Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

3 dimilikinya. Individu yang memiliki konsep diri positif tidak merasa rendah diri dengan kekurangannya, dan berusaha meminimalisir kekurangan yang dimilikinya. Konsep diri positif akan membuat individu merasa senang karena individu tersebut akan secara suka cita menerima kondisi diri. Sebaliknya konsep diri negatif adalah individu merasa rendah diri dengan kekurangan yang ada pada dirinya dan tidak memiliki pendirian teguh sehingga cenderung mudah terbujuk rayu untuk melakukan konformitas sesuai dengan kelompok referensinya. Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah tersebut maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja. A. Perilaku Konsumtif Pada Remaja Perilaku konsumtif adalah tindakan membeli sesuatu yang tidak terlalu diperlukan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Perilaku konsumtif ini didorong oleh keinginan atau kesenangan untuk mencari kepuasan, kesenangan fisik atau hanya mencoba sesuatu yang baru, bukan di dasari oleh faktor kebutuhan. Hurlock (1980) menyatakan bahwa pada masa remaja individu cenderung untuk mengikuti kelompoknya. Remaja ingin meniru apa yang sedang trend di kalangan kelompoknya. Remaja berusaha untuk melakukan imitasi dengan kelompoknya agar dapat diterima dengan baik dalam kelompok tersebut. Hal itu menyebabkan dalam membeli sesuatu, remaja sering melakukan pembelian sesuai dengan keinginannya bukan kebutuhannya. Konsumen remaja memunyai ciri-ciri tersendiri yang menyebabkannya lebih mudah dalam menggapai tawaran pasar. (Johnstone dalam Hastuti, 1993) ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: mudah terbujuk oleh rayuan iklan, mudah terbujuk oleh iklan dengan model iklan yang diperankan oleh artis, dan bentuk iklan yang dibuat semenarik mungkin, kurang bersifat hemat dan kurang realistis, romantis, dan impulsif. Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

4 Adanya ciri diatas menunjukkan bahwa remaja memang berpotensi untuk menjadi konsumtif. Hal ini sangat relevan dengan perilaku konsumtif itu sendiri yang sangat menonjolkan kesenangan, keinginan sesaat, dan kepuasan fisik atau hanya ingin mencoba sesuatu yang baru bukan didasari oleh faktor kebutuhan. Menurut Sumartono (dalam Ghifari, 2003) terdapat tiga macam aspek perilaku konsumtif yaitu: (1) Impulsive Buying (Pembelian secara impulsif). Menunjukkan bahwa seseorang yang berperilaku konsumtif semata-mata hanya didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa melalui pertimbangan, tanpa direncanakan, keputusan dilakukan di tempat pembelian. (2) Pembelian Tidak Rasional; pembelian yang didasari sifat emosional, yaitu Suatu dorongan untuk mengikuti orang lain atau berbeda dengan orang lain tanpa pertimbangan dalam mengambil keputusan dan adanya perasaan bangga. (3) Wasteful Buying (pemborosan), yaitu pembelian yang mengutamakan keinginan dari pada kebutuhan dan menyebabkan remaja mengeluarkan uang untuk bermacam-macam keperluan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif diidentifikasi oleh Klother (dalam Swasta, 1997) menjadi dua faktor yaitu: (1) Faktor Eksternal meliputi Kebudayaan, Kelas sosial, kelompok social, factor keluarga, dan besarnya uang saku. (2) Faktor Internal meliputi motivasi, persepsi, Konsep diri, keadaan ekonomi dan gaya hidup. Konsep diri adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumif. B. Konsep Diri Rakhmat (2003) mengatakan bahwa konsep diri adalah cara individu tersebut memandang atau melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan hal penting yang akan menentukan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep diri yang positif berarti bahwa semakin banyak individu Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

5 tersebut dalam memahami kelebihan serta kekurangannya. Konsep diri positif akan membuat individu merasa senang karena individu tersebut akan secara suka cita menerima kondisi diri. Konsep diri mencakup harga diri, dan gambaran diri seseorang. Mengingat konsep diri merupakan arah dari seseorang ketika harus bertingkah laku, maka perlu dijelaskan peran penting dari konsep diri. Menurut Fiske and Taylor (dalam Nirmala, 2000) Menurut Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa konsep diri erdiri dari aspek yang meliputi: 1) Pemahaman Aspek pertama dari konsep diri adalah pemahaman individu terhadap kelebihan serta kekurangan yang dimilikinya. Pemahaman tersebut juga berkaitan dengan apa yang diketahui mengenai diri, termasuk dalam hal ini jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, usia dan sebagainya. Individu saling memberikan julukan tertentu pada dirinya. 2) Pengharapan Pandangan tentang diri tidak terlepas dari kemungkinan menjadi apa di masa mendatang. Pengharapan dapat dikatakan diri ideal. Setiap harapan dapat membangkitkan kekuatan yang mendorong untuk mencapai harapan tersebut di masa depan. 3) Penilaian Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar individu menyukai diri sendiri. Semakin besar ketidak-sesuaian antara gambaran tentang diri yang ideal dan yang aktual maka akan semakin rendah harga diri individu. Sebaliknya orang yang punya harga diri yang tinggi akan menyukai siapa dirinya, apa yang dikerjakannya dan sebagainya. Dapat dikatakan dalam hal ini bahwa dimensi penilaian merupakan komponen pembentukan konsep diri yang cukup signifikan. Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

6 Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa transisi dari kehidupan kanak-kanak menuju kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan yang pesat baik dari segi fisik maupun psikis (Monks dkk, 2002). Pada masa ini pilihan aktivitas, teman dan pakaian menjadi penting agar remaja dapat diterima oleh temannya (Solomon, 2002). Dan menurut Monks dkk (2002) menyatakan bahwa permulaan masa remaja ditandai dengan kuatnya kohesi kelompok sehingga perilaku remaja benar-benar ditentukan oleh norma kelompoknya. Remaja menjadi konform terhadap nilai, kebiasaan, kegemaran, dan budaya kelompok teman sebayanya. Sehingga Apabila remaja memiliki konsep diri negatif yang ditunjukkan dengan penilaian negatif terhadap diri dengan menganggap dirinya kurang dapat diterima oleh individu lain, maka remaja tersebut cenderung membeli dengan tidak rasional hanya karena ingin dirinya dianggap sama dengan individu lain. Pada remaja yang memiliki konsep diri dengan memiliki pengharapan diri yang tinggi, menganggap dirinya dapat meraih masa depan yang baik. Hal itu membuat remaja tidak melakukan pembelian secara impulsif. Berdasarkan uraian diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis dari penelitian ini adalah, ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja. Semakin tinggi konsep diri maka, semakin rendah perilaku konsumtif pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah konsep diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif pada remaja. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel perilaku Konsumtif dan variabel konsep diri. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Konsumtif, merupakan tindakan membeli barang yang tidak terlalu diperlukan secara berlebihan dan semata-mata untuk mencari Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

7 kepuasan, kesenangan fisik serta sekedar mencoba sesuatu yang baru yang diukur dari aspek-aspek impulsif, pembelian tidak rasional dan pemborosan. 2. Konsep Diri, merupakan harapan seseorang dengan dirinya atau cara individu memandang dirinya sendiri dan cenderung untuk bersikap konsisten dengan pandanganya sendiri, yang diukur dengan aspek-aspek pemahaman tentang dirinya, adanya pengharapan untuk mencapai kesuksesan, penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Piyungan, kelas 1 dan 2 dan berusia tahun. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode testing. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku konsumtif dan konsep diri yang terbagi menjadi item favourable dan unfavourable. E. Validitas dan Reliabilitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997). Sehingga validitas yang digunakn dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau profesional judgement (Azwar) Seleksi item dilakukan berdasarkan corrected item total correlation sebesar 0,03. Skala konsep diri memiliki jumlah total item 50 dan skala perilaku konsumtif berjumlah 50 item. Item Skala Konsep Diri setelah uji coba yang gugur berjumlah 2 item. item favorabel yang sahih berjumlah 24 item, sedangkan item unfavorabel yang sahih juga berjumlah 24 item. Jumlah seluruh item pada Skala Perilaku Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

8 Konsumtif adalah 50 item, dan item yang gugur sejumlah 2 item yaitu item nomor 8 dan 9 sehingga aitem yang sahih 48 item. Hasil uji keandalan Skala Konsep Diri menunjukkan Alpha 0,964 yang berarti andal. Hasil uji keandalan Perilaku Konsumtif menunjukkan Alpha 0,959 yang berarti andal. Berdasarkan hasil uji keandalan yang telah didapat, maka diketahui bahwa hasil uji keandalan Skala Konsep Diri dan Perilaku Konsumtif adalah andal. Metode Analis Data Metode analis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment dari Pearson untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja. Pengolahan data dengan program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja di SMP Negeri 1 Piyungan Yogyakarta. Semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtif dan sebaliknya.hal tersebut dapat dilihat dari nilai r yang didapat yaitu -0,401, dengan p = 0,000. Siswa yang memiliki konsep diri tinggi, sebelum membeli sesuatu akan mempertimbangkannya terlebih dahulu kegunaan dari barang yang diperlukannya. Apa yang dibelinya cenderung sesuatu yang memang dibutuhkan dan tidak sembarang. Hal ini dapat meminimalisir terwujudnya perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Farhan (2005), yang menunjukkan bahwa konsep diri berpengaruh secara negatif dengan perilaku konsumtif. Penelitian tersebut dilakukan di SMA Negeri 1 Bantul dengan subjek penelitiannya adalah siswa SMA tersebut. Jumlah subjek penelitian sebanyak 80 orang. Besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh konsep diri terhadap perilaku konsumtif dalam penelitian tersebut sebesar 15,9%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat diketahui juga kondisi konsep diri yang berada dalam kategorisasi konsep diri Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

9 yang sedang (52,1%) yaitu sebanyak 86 orang dan kategorisasi perilaku konsumtif juga berada pada kategori sedang (50,4%) yaitu sebanyak 83 orang. Tingkat konsep diri yang sedang dapat disebabkan oleh adanya didikan yang baik dari para orangtua siswa karena mayoritas siswa tinggal bersama orangtua dirumah. Tingkat perilaku konsumtif yang sedang dapat disebabkan karena secara finansial, siswa SMP masih mendapatkan finansial dari orangtua sehingga untuk mewujudkan perilaku konsumtif masih kesulitan. Sumbangan efektif konsep diri terhadap perilaku konsumtif sebesar 16,1 % dan sumbangan variabel lain terhadap perilaku konsumtif 83,9 %. Hal ini menunjukan masih ada faktor lain yang memengaruhi perilaku konsumtif dan kontribusinya belum diteliti dalam penelitian ini. Kotler (dalam Swastha, 1997) menjelaskan bahwa faktor-faktor lain tersebut antara lain yaitu faktor eksternal (kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, keluarga, besarnya uang saku) dan faktor internal (motivasi, pengamatan dan belajar, kepribadian dan konsep diri, keadaan ekonomi, dan gaya hidup ). Data yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat mewakili realita yang ada karena subjek nampak bersikap terbuka dan tidak canggung atau tidak malu-malu dalam mengungkapkan dirinya apa adanya. Hal itu disebabkan sebelum meminta subjek untuk mengisi skala, peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada subjek penelitian. Keterbatasan peneliti menyebabkan peneliti tidak meneliti semua faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumtif, yang diteliti hanya salah satu faktor saja yaitu konsep diri. Peneliti selanjutnya selayaknya mampu meminimalisir kekurangan yang ada. Simpulan Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Semakin positif konsep diri, maka akan semakin rendah perilaku konsumtif dan sebaliknya. Hipotesis ini dapat diterima, artinya terdapat hubungan negatif dan sangat signifikan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

10 Saran Berkaitan dengan hasil penelitian ilmiah ini, maka penulis mencoba merekomendasikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi SMP Negeri 1 Piyungan, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan konsep diri para siswanya, mengingat bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa menurunkan perilaku konsumtif dapat dilakukan dengan cara meningkatkan konsep diri. Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan aspek dari konsep diri seperti pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan diri, pengharapan, serta penilaian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sepertiga dari jumlah siswa memiliki konsep diri yang tinggi, dan sepertiganya memiliki konsep diri yang rendah sehingga diharapkan kegiatan ekstra kulikuler yang ada di sekolah dapat lebih diefektikfan lagi untuk membantu meningkatkan konsep diri siswa. 2. Bagi Peneliti selanjutnya yang akan meneliti perilaku konsumtif disarankan untuk mempertimbangkan dan mengkaji faktor lain yang memengaruhi perilaku konsumtif. DAFTAR PUSTAKA Adi, A.C Profil dan Perilaku Remaja Konsumen Fast Food di Beberapa Restoran Fast Food di Surabaya. Anima Vol XIII No Ancok, D Psikologi Terapan: Menghapus Dinamika Kehidupan Umat Manusia. Yogyakarta: Darusalam. Ancok, D Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arisman, Gizi dalam Daur Kehidupan: buku ajaran ilmu gizi. Jakarta: EGC. Azwar, S Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daradjat, Z Psikologi Remaja di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

11 Departemen Kesehatan, Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes RI. Engel, J, F., dkk Perilaku Konsumen. Edisi VII jilid ke 1. Jakarta : Penerbit Bina Rupa Aksara Jakarta. Ernawati, Junk Food. Dalam Diakses Tanggal 7 April Farhan Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Siswa SMA Negeri 1 Bantul. Intisari skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Foster, D.W Prinsip-prinsi Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hadi, S Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset. Hastuti, V.E Perbedaan Efektivitas Pemberian Nama Merk Berdasarkan Arti Bahasa Terhadap Minat Membeli pada Remaja Siswa-siswi SMA BOPKRI I. Intisari skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hayati, M Hubungan Antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Fast Food pada Remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Wangsa Manggala. Hidayati N.K., Hubungan antara Harga Diri dan Kolektivitas dengan Kecendrungan Perilaku Konsumtif pada Remaja Siswa SMP N.1. Skripsi (Tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fak. Psikologi Universitas Gajah Mada. Hurlock, E.B Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta : Balai Pustaka. Lina & Rosyid, H.F., Psikologi Konsumtif Berdasar Locus of Control pada remaja Putri. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Pelatihan Psikologi. No.4 Tahun II, hal Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

12 Loudan, D.L. And Bitta, A.J.D Consumer Behavior: Consept and Application (2 nd ed). New York : Mc Grow Hill Inter Bok Company. May, R. (2007). Tayangan Import dan Generasi Fast Food. Dalam Diakses Tanggal 7 April Mappiare, A Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R Psikologi Perkembangan (Pengantar dalam Berbagai Bagiannya). Yogyakarta: Gajah mada University Press. Purnomo, M.U Menemukan Pasanagan Melalui Pengenalan Konsumen. Anima, VoI.22, Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Purnamasari, A Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Pusda Karya. Servian, Konsumerisme: Perlu atau Malu. Jakarta: Sinar Harapan. Solomon, M.R Consumer Behavior. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall. Swastha, B. & Handoko, T.H Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty. Swastha, B. & Handoko, H Analisa Perilaku Konsumen. Edisi I, cetakan II. Yogyakarta : Penerbit PT. BPFE. Tambunan R., Perilaku Konsumtif Remaja. Dalam Diakses Tanggal 7 April Yusuf, S Psikologi perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Pusda Karya. Jurnal Spirits Vol. 2 No.1, November 2011 ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN: MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR Nova Devisanti Titik Muti ah Nova_dikson@yahoo.com tmutiah2000@yahoo.com Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG Bagus Haryo Suseno Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR SKRIPSI. Oleh: Astika Yudha Pratiwi

HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR SKRIPSI. Oleh: Astika Yudha Pratiwi HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR SKRIPSI Oleh: Astika Yudha Pratiwi 08810107 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 HUBUNGAN ANTARA SELF CONTROL

Lebih terperinci

teknologi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan manusia. Pengaruh arus globalisasi dan semakin majunya dunia teknologi informasi telah menciptakan

teknologi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan manusia. Pengaruh arus globalisasi dan semakin majunya dunia teknologi informasi telah menciptakan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan manusia. Pengaruh arus globalisasi dan semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang terus berkembang memberikan perubahan pada perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, masyarakat seringkali

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abiatin, T.,Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika No. 6 Tahun III.

DAFTAR PUSTAKA. Abiatin, T.,Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika No. 6 Tahun III. DAFTAR PUSTAKA Abiatin, T.,Martaniah, S. M. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika No. 6 Tahun III. Ajayi. 1991. Buletin Psikologi, Tahun XI, No 1-6 Juni 2003.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila BAB III METODE PENELITIAN Kebenaran hasil dan kesimpulan dari suatu penelitian sangat ditentukan oleh metode yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila penelitian

Lebih terperinci

Key Words: Interpersonal Communication, Self Concept. Alumni Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 2

Key Words: Interpersonal Communication, Self Concept. Alumni Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 2 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA SATUAN LALULINTAS (SATLANTAS) POLRES BANTUL Suprastowo Damarhadi 1 Berliana Henu Cahyani 2 ABSTRACT The aim of this research are

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol. 3, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol. 3, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA SATUAN LALULINTAS (SATLANTAS) POLRES BANTUL Suprastowo Damarhadi 1 e-mail: maspras_njih@yahoo.com Berliana Henu Cahyani 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Wahyu Pranoto Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to empirically examine the relationship

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari luar) Skiner (Mukhamad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. menggunakan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. menggunakan metode penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Menurut Schiffman & Kanuk (2004), konsumen yang melakukan pembelian dipengaruhi motif emosional seperti hal-hal yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan variabel-variabel berikut: 1. Variabel Tergantung : Perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA Nama : Retno Bembi R. NPM : 17513450 Pembimbing : Yudit Oktaria K. Pardede, M.Psi., Psi. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. 56 DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu. Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan pendidikan akademis dengan belajar, yang berguna bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PUTRI DALAM PEMBELIAN KOSMETIK MELALUI KATALOG DI SMA NEGERI 1 SEMARANG I N T I S A R I Oleh : Sintiche Ariesny Parma M2A000064 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF REMAJA TERHADAP PAKAIAN ( Studi Kasus Pada Remaja Berstatus Sosial Ekonomi Rendah )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF REMAJA TERHADAP PAKAIAN ( Studi Kasus Pada Remaja Berstatus Sosial Ekonomi Rendah ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF REMAJA TERHADAP PAKAIAN ( Studi Kasus Pada Remaja Berstatus Sosial Ekonomi Rendah ) Dian Chrisnawati 1 dan Sri Muliati Abdullah 2 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : INTAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN PERILAKU KONSUMTIF PRODUK BERMEREK PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN PERILAKU KONSUMTIF PRODUK BERMEREK PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN PERILAKU KONSUMTIF PRODUK BERMEREK PADA REMAJA PUTRI Roro Silvia Yolanda Universitas Gunadarma, rorosilviayolanda@gmail.com Abstrak Remaja putri mempertahankan kecantikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang BABV PENUTUP BABV PENUTUP 5.1. Bahasan Kondisi depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ada di dalam dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang melakukan aborsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS PADA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI YANG BERBELANJA ONLINE

HUBUNGAN KONFORMITAS PADA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI YANG BERBELANJA ONLINE HUBUNGAN KONFORMITAS PADA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI YANG BERBELANJA ONLINE Nama : Khaulah Fauzia Hasan Faradina Lestari Wissa Putri NPM : 13511974 12511691 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang membandingkan perilaku konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4 Pekanbaru.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNTAN PONTIANAK

PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNTAN PONTIANAK PENGARUH BODY IMAGE TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNTAN PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh: RASAZ ANISA DEVI NIM F1032131047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada datadata numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru sehingga masyarakat Bandung memiliki banyak pilihan tempat untuk membeli barang-barang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. 1 A. Pendekatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua BAB III METODOLOGI A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan penekanan analisisnya menggunakan metode statistika dimana menurut Broot dan Cox (dalam Muhid,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00:3) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa

Lebih terperinci

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level Marketing dengan Perilaku Konsumtif dalam Pembelian Barang Kosmetik.

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level Marketing dengan Perilaku Konsumtif dalam Pembelian Barang Kosmetik. Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level Marketing dengan Perilaku Konsumtif dalam Pembelian Barang Kosmetik Puji Astuti Ira Puspitawati, S.Psi., M.Si Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana orang normal pada umumnya, mahasiswa berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, khususnya dalam perilaku membeli. Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diperoleh dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal tersebut digunakan karena penelitian ini menggunakan penghitungan statistik dalam penghitungan skala.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian (X) dengan motivasi bekerja pada mahasiswa (Y), maka penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelian suatu produk baik itu pakaian, barang elektronik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelian suatu produk baik itu pakaian, barang elektronik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelian suatu produk baik itu pakaian, barang elektronik dan lain sebagainya semakin mudah dilakukan pada era globalisasi sekarang ini. Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5). 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi serta faktor kontrol diri.

sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi serta faktor kontrol diri. 62 sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi serta faktor kontrol diri. DAFTAR PUSTAKA 63 Arief, H. 2005. Halamanku : Belanja Oh Belanja!.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan pokok atau primer maupun kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang semakin berkembang disertai dengan kemajuan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan di pasaran. Produk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. frekuensi berbelanja minimal 3x dalam sebulan. Namun mereka. orang tua, yaitu dari hasil kerja sambilan.

BAB V PENUTUP. frekuensi berbelanja minimal 3x dalam sebulan. Namun mereka. orang tua, yaitu dari hasil kerja sambilan. 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Banyak diantara mahasiswa UNY yang memiliki gaya hidup shopaholic. Gaya hidup shopaholic termasuk ke dalam salah satu bentuk perilaku konsumtif. Mereka tidak pernah puas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN STUDI KASUS

PENDAHULUAN STUDI KASUS PENDAHULUAN STUDI KASUS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI DENPASAR OLEH: Ni Made Ari Wilani, S.Psi, M.Psi. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci