BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1: Kerangka Konsep

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1: Kerangka Konsep"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Tinitus Kualitas hidup pekerja pandai besi yang terpajan bising Gambar 3.1: Kerangka Konsep 3.2 Definisi Operasional Tinitus Tinitus merupakan suara berdenging pada telinga yang terdengar oleh penderita baik lebih ataupun kurang dari lima menit pada pekerja pandai besi di kota Medan yang terpajan bising Kualitas hidup Kualitas hidup adalah keadaan dimana individu dapat melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari tanpa adanya gangguan emosional, fungsional dan adanya aspek yang membahayakan yang seluruh gangguan ini diakibatkan oleh tinitus. a. Cara ukur : Angket b. Alat ukur : Kuesioner, yang terdiri dari 25 nomor pertanyaan. Pertanyaan nomor 03, 06, 10, 14, 16, 17, 21, 22 dan 25 mengevaluasi aspek emosional. Pertanyaan nomor 01, 02, 04, 07, 09, 12, 13, 15, 18, 20, dan 24 mengevaluasi aspek fungsional, dan pertanyaan nomor 05, 08, 11, 19, dan 23 mengevaluasi aspek yang membahayakan. Jawaban dari kuesioner ini terdiri dari tiga jawaban:

2 Jawaban Ya diberi skor 4. Jawaban Tidak diberi skor 0. Jawaban Kadang-kadang diberi skor 2. c. Kategori : Grade 1 (total skor 0-16). Grade 2 (total skor 18-36). Grade 3 (total skor 38-56). Grade 4 (total skor 58-76). Grade 5 (total skor ). d. Skala pengukuran : Skala ordinal. Grade Jumlah nilai Gangguan Tabel 3.1: Grading THI Grade Tidak ada hambatan (hanya mendengar di lingkungan yang tenang). Grade Ringan (mudah disembunyikan oleh suara lingkungan dan mudah dilupakan dengan kegiatan). Grade Sedang (mendengar meskipun dengan latar belakang yang bising, meskipun kegiatan sehari-hari masih dapat dilakukan). Grade Berat (hampir selalu mendegar, menyebabkan pola tidur terganggu, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari). Grade Membahayakan (selalu mendengar, mengganggu pola tidur dan menyebabkan kesulitan dengan kegiatan).

3 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan design penelitian cross sectional (potong lintang) Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di bengkel-bengkel besi di kota Medan. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan kurangnya perlindungan diri para pekerja pandai besi terhadap pajanan bising. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan November 2013 pada jam makan siang Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini merupakan semua karyawan yang secara langsung terpajan bising di toko besi di kota Medan Sampel Sampel yang diambil merupakan subjek dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling, yaitu total sampling. Sampel diambil dengan cara mengambil seluruh data responden yang mengalami tinitus subjektif berdasarkan anamnesis dan sesuai dengan kriteria inklusi mulai dari bulan September 2013 hingga bulan November 2013.

4 Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut: a. Kriteria inklusi 1. Karyawan toko besi yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 2. Telah bekerja 1 tahun. 3. Terpajan kebisingan 85 desibel. 4. Karyawan yang mengalami tinitus subjektif. b. Kriteria eksklusi 1. Karyawan yang memiliki hobi yang berkaitan dengan bising. 2. Karyawan yang mengonsumsi obat-obatan ototoksik lebih atau sama dengan 6 bulan. 3. Karyawan yang memiliki riwayat penyakit telinga yang berkaitan dengan tinitus Teknik Pengumpulan Data Data yang diambil dalam penelitian ini merupakan data primer melalui kuesioner yang secara langsung diisi oleh responden. Data yang didapatkan dari kuesioner adalah mengenai derajat gangguan kualitas hidup penderita tinitus akibat pajanan bising pada karyawan toko besi di kota Medan Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul telah ditabulasi dan kemudian telah diolah secara komputerisasi.

5 4.6. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel, seperti: 1. Keterbatasan waktu dalam pengambilan sampel 2. Kurangnya kerjasama pemilik bengkel besi Beberapa responden yang sudah setuju untuk dilakukan wawancara, mengundurkan niat mereka karena tidak diperbolehkan oleh pemilik bengkel tempat mereka bekerja. Peneliti telah melakukan pendekatan dengan pemilik bengkel, meng enai kerahasiaan yang terjamin, dan sebagainya, tetapi tetap tidak mendapat persetujuan pemilik bengkel.

6 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di kecamatan Medan Kota dan kecamatan Medan Selayang, tepatnya di Jalan Mahkamah, Jalan Wahidin, Jalan Sambas, dan Jalan Setia Budi. Jalan Mahkamah dan Jalan Sambas bertempat di kelurahan Masjid, kecamatan Medan Kota. Jalan wahidin terletak di kelurahan Pandau Hulu I, kecamatan Medan kota, dan Jalan Setia Budi terletak di kelurahan Asam Kumbang, kecamatan Medan Selayang Deskripsi karakteristik responden Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 51 orang yang merupakan pekerja pandai besi di kota Medan yang mengalami tinitus. Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Kelompok usia Jumlah (orang) Persentasi (%) tahun 21 41, tahun 15 29, tahun 7 13, tahun 5 9, tahun 3 5,9 Total ,0 Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 orang (41,2%) untuk kelompok usia tahun, 15 orang (29,4%) kelompok usia tahun, 7 orang (13,7%) untuk kelompok usia tahun, 5 orang (9,8%) untuk kelompok usia tahun, dan 3 orang (5,9%) untuk kelompok usia tahun.

7 Kualitas hidup penderita berdasarkan karakteristik reponden Tabel 5.2. Frekuensi Gangguan Kualitas Hidup Responden Gangguan Jumlah (Orang) Persentase (%) Tidak ada 10 19,6 Ringan 20 39,2 Sedang 9 17,6 Berat 6 11,8 Membahayakan 6 11,8 Total ,0 Responden dengan hasil tidak ada gangguan terhadap kualitas hidup terdapat sebanyak 10 orang (19,6%), gangguan ringan sebanyak 20 orang (39,2%), gangguan sedang sebanyak 9 orang (17,6%), gangguan berat dan gangguan yang membahayakan sebanyak 6 orang (11,8%). Tabel 5.3. Frekuensi Gangguan Kualitas Hidup Berdasarkan Usia Gangguan Kualitas Hidup Usia Tidak ada Ringan Sedang Berat Membahayakan Total (Tahun) J % J % J % J % J % J % ,9 9 17,6 6 11,8 2 3,9 2 3, , ,8 4 7,8 1 2,0 3 5,9 2 3, , ,0 2 3,9 2 3, ,9 7 13, ,0 3 5, , , ,0 2 3, ,9 Total 10 19, ,2 9 17,6 6 11,8 6 11, ,0 Berdasarkan tabel 5.3., persentase gangguan kualitas hidup terbesar berupa gangguan ringan yaitu 17,6% terjadi pada rentang usia tahun. Persentase gangguan terendah berupa tidak ada gangguan yaitu sebesar 2% terjadi pada rentang usia tahun.

8 Tabel 5.4. Frekuensi Gangguan Kualitas Hidup Berdasarkan Lokasi Lokasi Tidak ada Ringan Sedang Berat Membahayakan Total J % J % J % J % J % J % Medan Kota 10 19, ,4 6 11,8 3 5,9 6 11, ,4 Medan Selayang ,8 3 5,9 3 5, ,6 Total 10 19, ,2 9 17,6 6 11,8 6 11, ,0 Berdasarkan tabel 5.4., persentase gangguan kualitas hidup terbesar terdapat di kecamatan Medan Kota yaitu berupa gangguan ringan dengan jumlah 40 orang atau sebesar 29,4 % Persentase gangguan kualitas hidup terkecil terdapat pada kecamatan Medan Selayang yaitu berupa gangguan sedang dan berat yang masing-masing berjumlah tiga orang atau sebesar 5,9% Aspek-aspek kuesioner THI berdasarkan hasil jawaban responden Tabel 5.5. Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek Fungsional Kode Rata-rata F1 2,55 F2 2,78 F4 1,84 F7 1,22 F9 1,37 F12 1,33 F13 1,49 F14 1,73 F15 1,33 F18 2,16 F20 1,22 F24 1,57 Berdasarkan tabel 5.5., nilai rata-rata tertinggi terdapat pada pertanyaan F2 yaitu 2,78. Nilai rata-rata terendah terdapat pada pertanyaan F7 dan F20 yaitu 1,22.

9 Tabel 5.6. Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek Emosional Kode Rata-rata E3 2,12 E6 1,88 E10,55 E16 2,24 E17 1,41 E21,90 E22 1,53 E25 1,96 Berdasarkan tabel 5.6., nilai rata-rata terbesar pada aspek emosional terdapat pada pertanyaan E16 yaitu sebesar 2,24. Nilai rata-rata terendah terdapat pada pertanyaan E10 sebesar 0,55. Tabel 5.7. Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek yang Membahayakan Kode Rata-rata C5,82 C8 1,22 C11,94 C19 1,88 C23 1,02 Berdasarkan tabel 5.7., nilai rata-rata tertinggi dari aspek yang membahayakan terdapat pada pertanyaan C19 dengan nilai rata-rata sebesar 1,88. Nilai rata-rata terendah rerdapat pada pertanyaan C5 dengan nilai rata-rata sebersar 0,82.

10 Tabel 5.8. Nilai Rata-rata Setiap Pertanyaan, Disusun dari yang Terbesar Kode Pertanyaan Rata-rata F2 Apakah kuatnya suara telinga berdenging membuat anda kesulitan untuk mendengar orang lain? 2,78 F1 Apakah karena keluhan telinga berdenging, anda sulit berkonsentrasi? 2,55 E16 Apakah keluhan telinga berdenging membuat anda kesal? 2,24 F18 Apakah anda kesulitan untuk menghilangkan perhatian terhadap telinga berdenging dibandingkan hal yang lain? 2,16 E3 Apakah keluhan telinga berdenging membuat anda marah? 2,12 E25 Karena telinga berdenging anda merasa tidak aman? 1,96 E6 Apakah anda sangat mengeluhkan telinga berdenging ini? 1,88 C19 Apakah anda kesulitan mengontrol telinga berdenging anda? 1,88 F4 Apakah keluhan telinga berdenging membuat anda bingung? 1,84 F14 Karena telinga berdenging, anda merasa anda sangat terganggu? 1,73 F24 Apakah keluhan telinga berednging bertambah kuat saat anda dibawah tekanan? 1,57 E22 Karena telinga berdenging anda merasa cemas? 1,53 F13 Apakah telinga berdenging mengganggu pekerjaan anda? 1,49 E17 Apakah telinga berdenging membuat anda kesulitan menjaga hubungan dengan anggota keluarga dan teman anda? 1,41 F9 Apakah karena keluhan telinga berdenging, anda menjadi terganggu dengan aktivitas sosial anda? 1,37 F12 Apakah karena telinga berdenging anda kesulitan menikmati kehidupan anda? 1,33 C8 Apakah anda merasa tidak dapat menghilangkan dengingan pada telinga anda? 1,22 F20 Karena telinga berdenging anda merasa lelah? 1,22 C23 Apakah karena telinga berdenging anda merasa tidak dapat mengatasi keluhan tersebut? 1,02 C11 Karena telinga berdenging anda merasa menderita penyakit yang berbahaya? 0,94 E21 Karena telinga berdenging anda merasa depresi? 0,9 C5 Apakah keluhan telinga berdenging membuat anda putus asa? 0,82 E10 Karena telinga berdenging, anda merasa frustasi? 0,55 Berdasarkan tabel 5.8., nilai rata-rata terbersar secara keseluruhan terdapat pada pertanyaan F2 dari aspek fungsional yaitu Apakah kuatnya suara telinga berdenging membuat anda kesulitan untuk mendengar orang lain? dengan nilai rata-rata sebesar 2,78. Nilai rata-rata terkecil secara keseluruhan terdapat pada pertanyaan E10 dari aspek emosional yaitu Karena telinga berdenging, anda merasa frustasi? dengan nilai rata-rata sebesar 0,55.

11 5.2. Pembahasan Frekuensi gangguan kualitas hidup responden Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan gangguan kualitas hidup penderita tinitus dengan jumlah terbesar adalah gangguan ringan yaitu sebesar 39,2%, dilanjutkan dengan tidak adanya gangguan sebesar 19,6%, gangguan sedang sebesar 17,6%. Jumlah terkecil terdapat pada gangguan berat dan gangguan yang membahayakan dengan jumlah terkecil sebesar 11,8%. Hal ini menyerupai penelitian yang dilakukan oleh Steinmetz et. al. (2009), penderita tinitus dengan gangguan ringan terdapat sebersar 35% dan gangguan berat berjumlah <12%. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Handscomb pada tahun 2006, didapatkan persentase tertinggi gangguan kualitas hidup terdapat pada gangguan berat dan membahayakan yakni sebesar 39,8%. Persentase terkecil terdapat pada tidak adanya gangguan yakni sebesar 11,3%. Gangguan ringan (grade 2) dapat dengan mudah tertutupi dengan suarasuara sekitar yang lebih kuat dan dapat dengan mudah terlupakan ketika penderita sibuk bekerja (Steinmetz et. al., 2009). Faktor-faktor risiko tinitus yang berbeda pada masing-masing populasi seperti pajanan bising, penyakit penyerta, obat-obatan, trauma kepala, dan sebagainya (Engdahl, et. al., 2011) dapat memengaruhi hasil penelitian. Tinitus akibat pajanan bising, dapat memiliki hasil yang bervariasi disebabkan oleh faktor-faktor seperti jenis suara, lamanya pajanan terhadap bising, dan besarnya desibel (Axelsson & Deepak, 2000; Steinmetz et. al., 2009) Frekuensi Gangguan Kualitas Hidup Berdasarkan Usia Penderita tinitus terbanyak berada pada rentang usia tahun yaitu sebesar 41,2%. Persentase terkecil terdapat pada rentang usia tahun yaitu sebesar 3%. Persentase gangguan kualitas hidup terbesar berupa gangguan ringan yaitu 17,6% terjadi pada rentang usia tahun. Persentase gangguan terendah

12 berupa tidak ada gangguan yaitu sebesar 2% terjadi pada rentang usia tahun. Persentase gangguan ringan dan gangguan sedang (11,8%) terbesar terdapat pada rentang usia tahun. Persentase tidak adanya gangguan (9,8%) dan gangguan berat (5,9%) terbesar terdapat pada rentang usia tahun. Gangguan yang membahayakan memiliki persentase yang sama pada rentang usia tahun, yakni sebesar 3,9%. Hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerja yang berada pada rentang usia tahun. Sebagai contoh, salah satu provinsi di Indonesia memiliki data tenaga kerja terbanyak terdapat pada rentang usia tahun atau sebesar 13,67% (jabarprov.go.id). Pendidikan akhir merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah tenaga kerja pada usia tertentu dan juga menentukan produktivitas kerja. Tingkat pendidikan yang relatif rendah (dibawah SLTA) membuat peluang untuk mendapatkan pekerjaan di sektor-sektor formal dengan produktivitas tinggi menjadi terbatas. Persentase pendidikan akhir di kota Medan masih didominasi pada tingkat SLTA kebawah. Persentase terbesar terdapat pada tingkat SLTA yaitu sebesar 39,9%, pada tingkat SLTP sebesar 20,15%, dan tingkat SD sebesar 17,48%. Persentase tingkat pendidikan akhir S1 dan D3 masih relatif rendah dengan jumlah sebesar 9,06% dan 2,41% (pemkomedan.go.id) Frekuensi Gangguan Kualitas Hidup Berdasarkan Lokasi Berdasarkan distribusi frekuensi lokasi responden, 78,4% berasal dari kecamatan Medan Kota, dan 21,6% berasal dari kecamatan Medan Selayang. Berdasarkan hasil crosstab antara gangguan kualitas hidup dengan lokasi responden, didapatkan di kecamatan Medan Kota, persentase gangguan kualitas hidup terbesar berupa gangguan ringan sebesar 29,4%, dilanjutkan dengan tidak adanya gangguan sebesar 19,6%, gangguan sedang dan gangguan yang

13 membahayakan masing-masing sebesar 11,8%. Persentase gangguan kualitas hidup terkecil berupa gangguan berat sebesar 5,9%. Persentase gangguan kualitas hidup di kecamatan Medan Selayang, yang terbesar berupa gangguan ringan sebesar 9,8%, dilanjutkan dengan gangguan sedang dan berat yang masing-masing sebesar 5,9% Frekuensi Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek Fungsional Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada pertanyaan F2 yaitu 2,78. Nilai ratarata terendah terdapat pada pertanyaan F7 dan F20 yaitu 1,22. Responden yang menjawab ya pada pertanyaan F2 sebanyak 56,9%. Hal ini menggambarkan lebih dari setengah responden mengalami gangguan untuk mendengar orang lain ketika terjadi tinitus. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Baguley pada tahun 2003, pertanyaan F2 termasuk kedalam pertanyaan tiga terbanyak yang menjawab ya dengan nilai rata-rata 2,3. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zeng, et. al. (2010), pertanyaan F2 menempati urutan tiga terbawah dari seluruh pertanyaan. Perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan perbedaan lamanya serangan tinitus pada setiap individu. Tinitus kronik adalah tinitus yang bersifat persisten, diatas 6 bulan atau lebih (Folmer, et. al., 2004). Responden penelitian ini mengeluhkan tinitus yang terjadi hanya sekali-sekali dan tidak persisten atau yang disebut dengan tinitus akut Frekuensi Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek Emosional Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata terbesar pada aspek emosional terdapat pada pertanyaan E16 yaitu sebesar 2,24. Nilai rata-rata terendah terdapat pada pertanyaan E10 sebesar 0,55. Responden yang menjawab ya pada pertanyaan E16 adalah sebanyak 49%. Hal ini menunjukan hampir separuh responden yang merupakan penderita tinitus merasa kesal dengan tinitusnya.

14 Responden yang menjawab ya untuk pertanyaan E10 adalah 11,8%, sedangkan responden yang menjawab tidak sebanyak 43 orang atau sebesar 84,3%. Penelitian yang dilakukan oleh Zeng, et. al. (2010) memiliki hasil yang serupa dalam aspek emosional. E16 merupakan nilai dari aspek emosional tertinggi, dan E10 merupakan aspek emosional dengan nilai terendah Frekuensi Nilai Rata-rata Berdasarkan Aspek yang Membahayakan Nilai rata-rata tertinggi dari aspek yang membahayakan terdapat pada pertanyaan C19 dengan nilai rata-rata sebesar 1,88. Nilai rata-rata terendah rerdapat pada pertanyaan C5 dengan nilai rata-rata sebersar 0,82. Responden yang menjawab ya pada pertanyaan C19 adalah orang sebanyak 39,2%. Pertanyaan C19 menggambarkan kesulitan responden dalam mengontrol tinitus yang dialami. Responden yang menjawab ya pada pertanyaan C5 adalah sebanyak 19,6%. Pertanyaan C5 menggambarkan rasa putus asa yang dialami respondedn akibat tinitus. Serupa dengan penelitian yang dilakukan Zeng, et. al. (2010), nilai tertinggi dari aspek yang membahayakan terdapat pada pertanyaan C19 dan nilai terendah terdapat pada pertanyaan C Frekuensi Nilai Rata-rata dari Keseluruhan Pertanyaan Kuesioner Nilai rata-rata terbersar secara keseluruhan terdapat pada pertanyaan F2 dari aspek fungsional yaitu Apakah kuatnya suara telinga berdenging membuat anda kesulitan untuk mendengar orang lain? dengan nilai rata-rata sebesar 2,78. Nilai rata-rata terkecil secara keseluruhan terdapat pada pertanyaan E10 dari aspek emosional yaitu Karena telinga berdenging, anda merasa frustasi? dengan nilai rata-rata sebesar 0,55. Pertanyaan F1 menempati urutan kedua terbanyak dengan nilai rata-rata 2,55, dilanjutkan dengan E16 dan F18 dengan nilai rata-rata masing-masing 2,24

15 dan 2,16. Hal ini menunjukan, lima nilai tertinggi dari setiap pertanyaan di dominasi oleh aspek fungsional dan aspek emosional yang terganggu. Responden merasa kesulitan untuk mendengar orang lain dan berkonsentrasi ketika awal serangan, responden juga merasa kesal dan sulit untuk menghilangan tinitus yang dialami. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Handscomb (2006), Anderson & Baguley (2003), memiliki persamaan dalam pertanyaan F1 yang masuk kedalam lima nilai rata-rata tertinggi. Namun, terdapat perbedaan pada nilai rata-rata tertinggi. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada C19 dan C8 dimana terjadi kesulitan dalam mengontrol tinitus (Handscomb, 2006; Anderson & Baguley, 2003). Kesulitan untuk mengontrol tinitus yang terjadi pada penderita tinitus kronik (Zeng, et. al.,2010) menjadi dasar dari penderita untuk mencari pertolongan (Handscom, 2006). Pertanyaan E10, C5, E21, C11, dan C23 menempati urutan lima pertanyaan dengan nilai rata-rata terendah dengan nilai rata-rata masing-masing 0,55, 0,82, 0,9, 0,94, dan 1,02. Hal ini menggambarkan sedikitnya responden yang merasa frustasi, putus asa, depresi dan merasa bahwa tinitus adalah penyakit yang berbahaya dan sulit di kontrol.

16 6.1. Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan sebelumnya di dapatkan beberapa kesimpulan seperti berikut: 1. Pekerja pandai besi di kota Medan yang mengalami tinitus berjumlah 51 orang. 2. Pekerja dengan tidak ada gangguan terhadap kualitas hidup (grade 1) terdapat sebanyak 10 orang (19,6%), gangguan ringan (grade 2) sebanyak 20 orang (39,2%), gangguan sedang (grade 3) sebanyak 9 orang (17,6%), gangguan berat (grade 4) dan gangguan yang membahayakan (grade 5) sebanyak 6 orang (11,8%) Saran Beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak antara lain: 1. Hendaknya pekerja pandai besi dibekali dengan alat pelindung telinga sebagai upaya preventif kejadian tinitus. 2. Hendaknya jam kerja pekerja terhadap pajanan bising dikurangi. 3. Perlunya waktu yang lebih lama dalam melakukan penelitian. 4. Penderita tinitus hendaknya memeriksakan diri ke dokter THT 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan lama bekerja sebagai pandai besi dengan kejadian tinitus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara KUALITAS HIDUP PENDERITA TINITUSS PADA PEKERJA PANDAI BESI YANG TERPAJAN BISING DI KOTA MEDAN VALENSIA PUTRA 100100047 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KUALITAS HIDUP PENDERITA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional (belah lintang), yaitu penilitian dengan cara mengobservasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Semarang Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Semarang Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini menckup bidang ilmu kesehatan masyarakat. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan rancangan survei

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yang sering dijumpai dan umum dalam masyarakat. Hampir setiap orang pernah merasakan LBP dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di Panti Sosial Tresna Wedha (PSTW) Budi Pertiwi Bandung yaitu di Jalan Sancang No.2 Kelurahan Burangrang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Usia Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok: 1. Pengaruh orang tua 2. Pengaruh teman 3. Pengaruh faktor kepribadian 4 Pengaruh iklan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode rancangan cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional. Cross Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian cross sectional, dimana pengambilan data dengan potong lintang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mendeskripsikan/memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu survey deskriptif.penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan/memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah fisiologi khususnya fisiologi pendengaran serta fisiologi kerja 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN 70 Lampiran KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat. Keadaan Depresi perasaansedih 2. Persaan bersalah 3. Bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015. 39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian ini membagi sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti seseorang dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi pendengaran. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan desain potong lintang (Cross sectional) yang dilakukan secara satu waktu atau mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti yaitu kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional (studi potong lintang) yaitu penelitian yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Masyarakat Ruang Lingkup keilmuan Ilmu Forensik dan Medikolegal dan Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN 105 LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Adik Yth, Saya dr. Toety Maria Simanjuntak, saat ini menjalani pendidikan spesialis Neurologi di FK USU dan sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Undip pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Undip pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Anatomi, Kinesiologi dan Ergonomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih serasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif cross sectional terhadap data Visum et Repertum(VeR) perlukaan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul. A. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah ilmu kedokteran, khususnya Ilmu Psikiatri dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran penyakit dalam, jantung, dan kesehatan masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group. Sebelum intervensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian ini menguji hipotesis yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dimana pengukuran variabel-variabel baik bebas maupun terikat dilakukan dalam satu waktu. 34 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang lingkup bidang ilmu kesehatan jiwa. 4.2 Tempat dan waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Penilitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan tujuan untuk mempelajari korelasi antara faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150

BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember 2015. Dari 150 mahasiswa ini kemudian dinilai lama penggunaan telepon

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT).

Lebih terperinci