BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi Definisi Investasi Irham Fahmi, 2006, mendefinisikan investasi sebagai bentuk dari pengelolaan dana dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan dapat memberikan tambahan keuntungan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (dalam Irham Fahmi, 2006), pemahaman akan asal usul investasi tidak harus berasal dari bagian keuangan. Investasi juga dapat berasal dari bagian pemasaran yaitu dengan cara membuka jaringan distribusi baru, atau investasi pada bagian produksi dengan cara mengganti mesin lama menjadi mesin baru. Mankiw, 2006, mendefinisikan investasi sebagai komponen GDP yang melibatkan masa kini dan masa depan. Pengeluaran investasi berperan penting dalam pertumbuhan jangka panjang dan juga pada siklus jangka pendek karena investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah. Ana, 2009, investasi atau penanaman modal terdiri atas dua bentuk yaitu : penanaman modal langsung (direct investment) dan penanaman modal tidak langsung (indirect investment). Penanaman modal langsung (direct investment) dilakukan berupa mendirikan perusahaan patungan (joint venture company) dengan mitra lokal, dengan melakukan kerja sama tanpa membentuk perusahaan baru, memberikan

2 bantuan teknis dan menajerial, memberikan lisensi. Penanaman modal tidak langsung (indirect investment) meliputi kegiatan transaksi di pasar modal dan pasar uang. Salim, 2007, menggolongkan investasi berdasarkan asset, pengaruh, ekonomi, menurut sumber, dan cara penanamannya. Investasi berdasarkan aset merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaannya. Investasi berdasarkan aset terbagi menjadi dua jenis yaitu real asset dan financial asset. Real asset merupakan investasi yang berwujud seperti gedung, kendaraan dan sebagainya, sedangkan financial asset merupakan dokumen klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Real asset bersifat kurang likuid daripada financial asset. Investasi menurut pengaruhnya didasarkan pada faktor yang mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Investasi ini dibagi menjadi dua yaitu investasi autonomus dan investasi induced. Investasi autonomus adalah investasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan,bersifat spekulatif. Contohnya membeli surat berharga. Sedangkan investasi induced adalah investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tinkat pendapatan. Contohnya penghasilan transitori yang didapat selain dari bekerja, seperti bunga. Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya didasarkan pada asal-usul perolehan investasi. Investasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu investasi yang bersumber dari modal asing (PMA) dan investasi yang bersumber dari dalam

3 negeri (PMDN). Investasi berdasarkan bentuknya adalah investasi yang didasarkan pada cara penanaman investasi tersebut. Investasi ini dibagi menjadi dua golongan yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan menggunakan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi langsung merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisi perusahaan. Menurut Willian F. Sharpe (dalam Irham Fahmi, 2006), dalam perekonomian primitif hampir semua investasi berbentuk investasi nyata sedangkan pada perekonomian modern lebih banyak dilakukan investasi keuangan. Jadi salah satu ukuran dalam melihat bahwa suatu negara disebut maju adalah keberadaan dan kualitas dari bursa efeknya yang diakui oleh para pebisnis Teori Investasi menurut Keynes (dalam Irham Fahmi, 2006) Teori investasi yang dikemukakan oleh Keynes adalah teori multiplier yang membahas tentang pengaruh anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Keynes dalam mempengaruhi jalannya perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran pengeluaran saat terjadi kelesuan ekonomi. Hal ini dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan akhirnya meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Perubahan yang diakibatkan oleh pengeluaran pemerintah tersebut akan mempengaruhi pendapatan nasional yang kemudian menimbulkan perubahan pada golongan pengeluaran tertentu dan pada akhirnya pendapatan nasional akan bertambah dan proses ini disebut proses multiplier.

4 Terjadinya multiplier effect akan memberi dampak pada perubahan ekonomi ke arah yang lebih dinamis yaitu terciptanya lapangan pekerjaan yang disebabkan tingginya pendapatan masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pada peningkatan kebutuhan masyarakat dan dibutuhkan sumber-sumber produksi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dan secara otomatis dibutuhkan pula sumber daya manusia untuk mengelolahnya. Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek. Hal ini dilihat dari pengembalian (return) yang diukur dengan capital gain. Pasar modal merupakan tempat yang menarik bagi para spekulator yang menyukai capital gain. Mereka dapat membeli pada saat harga turun dan menjual kembali pada saat harga naik Pasar Modal Definisi Pasar Modal Pasar modal menurut Mohamad Samsul, 2006 adalah sarana bertemunya permintaan dan penawaran instrumen keuangan berjangka panjang, dikatakan berjangka panjang karena waktunya lebih dari satu tahun. Menurut Undang- Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 (dalam Mohamad Samsul, 2006) disebutkan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

5 Menurut Fakhruddin, 2001, pasar modal merupakan pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen yang diperjualbelikan di pasa modal disebut efek, yaitu surat berharga berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran, produk turunan atau derivative Jenis-Jenis Pasar Modal Menurut Mohamad Samsul, 2006, pasar modal dapat dibedakan menjadi empat jenis pasar, yaitu: 1. Pasar Pertama / Perdana Pasar pertama merupakan sarana bagi perusahaan untuk pertama kalinya menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat, karena sebelumnya perusahaan milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan kini ditawarkan kepada masyarakat. Penawaran pertama ini disebut initial public offering (IPO), dan telah mengubah status perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk). Bersifat terbuka karena perseroan dapat dimiliki masyarakat, dan berkewajiban membuka informasi kepada pemegang saham dan masyarakat, kecuali informasi yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan.

6 Dalam pasar pertama jika terjadi kelebihan pesanan atau oversubscribed, dimana jumlah saham yang diminta lebih besar daripada jumlah saham yang ditawarkan maka akan dilakukan penjatahan pesanan secara proposional dengan jumlah pesanan atau dengan metode lain yang sesuai dalam buku Prospektus. Dan apabila jumlah saham yang diminta lebih kecil daripada jumlah saham yang ditawarkan ini berarti penawaran umum kekurangan pesanan atau undersubscribed, akibatnya seluruh pesanan dapat dipenuhi. Ciri-ciri pasar pasar pertama / perdana : a) Emiten menjual saham kepada masyarakat melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati oleh kedua pihak. b) Pembeli tidak dipungut biaya transaksi c) Terdapat ketidakpastiaan bagi pembeli untuk memperoleh jumlah saham yang diinginkan jika terjadi oversubscribed d) Investor dapat membeli saham dari penjamin emisis atau agen penjual e) Waktu pemesanan saham terbatas f) Penawaran melibatkan akuntan publik, notaris, konsultan hukum dan perusahaan penilai g) Pasar perdana disebut juga pasar primer dan pasar kesatu. 2. Pasar Kedua/ Sekunder Pasar kedua/sekunder merupakan sarana transaksi jual-beli antar investor dan harga yang dibentuk melalui perantara efek. Harga pasar dibentuk oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor.

7 Ciri-ciri pasar kedua/sekunder: a) Harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek (anggota bursa) yang berdaganga di Bursa Efek b) Terdapat biaya jual dan biaya beli dalam transaksi c) Jumlah pesanan dapat berjumlah tak terbatas d) Anggota bursa memasukkan tawaran jual/beli investor ke dalam computer perdagangan yang disediakan pihak bursa e) Anggota bursa beli menyelesaikan pembayaran dana kepada Sentral Kliring kemudian menerima saham dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kustodian dengan menunjukkan bukti pembayaran dari Sentral Kliring f) Anggota bursa jual menyelesaikan penyerahan saham kepada Sentral Kustodian, kemudian menerima dana dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kliring dengan menunjukkan bukti penyerahan efek dari Sentral Kustodian g) Pasar kedua disebut juga bursa efek 3. Pasar Ketiga Pasar ketiga adalah sarana transaksi efek antara market maker dan investor dimana harga dibentuk oleh market maker. Para investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik, karena satu jenis saham dapat dipasarkan oleh beberapa market maker. Pasar ketiga bukan Bursa Efek berskala kecil, tetapi berskala sangat besar. Dengan menggunakan teknik perdagangan paling canggih.

8 Ciri-ciri pasar ketiga: a. Harga dibentuk oleh market maker b. Para investor daoat munjual dan membeli saham dari dan ke market maker c. Jumlah market maker yang banyak dapat membantu investor dalam memilih harga terbaik d. Market maker berdagang dari kantor masing-masing melalui jaringan komputer e. Mesin utama ada di OTC Market Pusat yang terhubung dengan mesin di kantor market maker lainnya f. Mesin OTC terintegrasi dengan mesin di Sentral Kliring atau Sentral Kustodian g. Market maker menyelesaikan pembayaran dengan Sentral Kliring dan menyelesaikan penyimpanan efek dengan Sentral Kustodian h. Pasar ketiga disebut juga Over The Counter (OTC) market. 4. Pasar Keempat Pasar keempat yaitu sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Mekanisme perdagangan efek ini pernah terjadi pada abad ke-17. Mekanisme ini terjadi melalui electronic communication network (ECN) apabila para pelaku memenuhi syarat yaitu memiliki efek dan dana di Sentral Kustodian dan Sentral Kliring. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada dilakukan di pasar kedua/sekunder.

9 Ciri-ciri pasar keempat : a. Para investor bertransaksi lewat ECN b. Harga terbentuk dari proses tawar menawar antara investor beli dan investor jual c. Investor menjadi anggota ECN, Sentral Kustodian dan Sentral Kliring d. ECN terdaftar sebagai Bursa Efek Manfaat Pasar Modal Pasar modal memberikan manfaat baik bagi emiten, investor, lembaga penunjang maupun pemerintah. (Pandji Anoraga, 2001) 1. Manfaat bagi emiten : a. Dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus saat pasar pertama selesai c. Tidak ada convenant manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana d. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan e. Kecilnya ketergantungan emiten terhadap bank f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan g. Profesionalisme dalam manajemen meningkat 2. Manfaat bagi investor : a. Nilai investasi cenderung berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi

10 b. Memperoleh dividen bagi pemegang saham dan bunga bagi pemegang obligasi c. Mempunyai hak suara dalam RUPS dan RUPO d. Mudah mengganti instrumen investasi untuk meningkatkan keuntungan ataupun menghindari resiko e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen 3. Manfaat bagi lembaga penunjang a. Semakin professional dalam memberikan pelayanan b. Sebagai pembentuk harga dalam bursa parallel c. Likuiditas efek semakin tinggi d. Memberi variansi pada jenis lembaga penunjang 4. Manfaat bagi pemerintah a. Mendorong laju pembangunan b. Mendorong investasi c. Menciptakan lapangan kerja d. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN Saham Menurut Pandji, 2001, saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas. Faktor makro merupakan factor yang berada di luar perusahaan tetapi member pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan. Faktor makro ekonomi seperti tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kebijakan khusus pemerintah, kurs valuta asing,

11 tingkat bunga pinjaman luar negeri, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi, faham ekonomi, peredaran uang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan (Mohamad Samsul, 2006). Saham memiliki beberapa karakteristik, (Fakhruddin, 2001) antara lain : dividen akan dibayar selama perusahaan memperoleh laba, adanya hak suara dalam rapat umum pemegang saham, memiliki hak terakhir dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi, memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak mengalihkan kepemilikan sahamnya. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan yang bersifat finansial ataupun non-finansial. Dividen, capital gain dan saham bonus merupakan keuntungan yang bersifat finansial (Fakhruddin, 2001). Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen akan diberikan jika pemegang saham telah memegang saham tersebut dalam waktu yang relatif lama dan dividen inilah yang menjadi daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang. Dividen dapat diberikan secara tunai dalam jumlah rupiah ataupun berupa saham sehingga jumlah saham yang dimiliki pemegang saham akan bertambah. Selain itu adanya capital gain yaitu keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli. Capital gain terbentuk di pasar kedua/sekunder dan merupakan keuntungan yang berorientasi pada jangka pendek. Dan terakhir adalah saham bonus yang merupakan pembagian saham yang diambil dari agio saham. Agio

12 saham adalah selisih harga jual dengan harga nominal. Keuntungan lainnya bersifat non-finansial (Pandji, 2001) berupa adanya rasa kebanggan dan kekuasaan karena pemegang saham memperoleh hak suara dalam perusahaan. Prinsip saham yang high risk high return memiliki arti bahwa saham memberi peluang keuntungan yang tinggi tetapi berpotensi memiliki resiko yang tinggi pula. Gagal mendapat dividen merupakan risiko yang diperoleh, kegagalan ini disebabkan jika perusahaan sedang mengalami kerugian. Risiko selanjutnya adalah capital loss, ini terjadi karena harga jualnya berada di bawah harga beli. Investor akan menjual sahamnya dengan harga rendah dengan tujuan untuk menghindari kerugian yang semakin besar jika harga saham terus menurun. Jika perusahaan yang bangkrut maka saham-saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau disebut delist. Dalam kondisi ini pemegang saham akan diberi bagian jika masih ada sisa dari penjualan aset perusahaan, yang mana pembagian akan diberikan terlebih dahulu kepada kreditur dan pemegang obligasi. Proses dikeluarkannya saham dari bursa bukan hanya karena perusahaan penerbit saham tersebut bangkrut tetapi disebabkan juga karena kinerjanya yang buruk misalnya saham tersebut tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian dan tidak dapat membagikan dividen selama beberapa tahun. Tentunya saham tersebut tidak bisa dijual di bursa tetapi di luar bursa hanya saja jika di luar bursa patokan harga menjadi tidak jelas dan harga jual akan jauh dari harga sebelumnya.

13 Resiko lainnya adalah jika saham itu di suspend oleh Bursa efek. Suspend atau pemberhentian perdagangan saham tersebut dalam beberapa sesi perdagangan. Suspend dilakukan oleh otoritas Bursa Efek jika saham mengalami kenaikan harga yang luar biasa (Fakhruddin, 2001) Jenis- Jenis Saham Menurut Fakhruddin, 2001, saham dibedakan atas beberapa hal : 1. Berdasarkan cara peralihan hak, yaitu : a. Saham Atas Unjuk, yang berarti saham itu mudah dipindahtangankan ke investor lain karena pada saham itu tidak tertulis nama pemiliknya. b. Saham Atas Nama, merupakan saham yang nama pemiliknya ditulis dengan jelas 2. Berdasarkan hak tagihan atau klaim, yaitu : a. Saham Biasa, pemilik saham biasa akan ditempatkan paling terakhir dalam pembagian dividen jika perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Saham Preferen, merupakan gabungan antara obligasi dan saham biasa. Karena merupakan penggabungan antara obligasi dan saham biasa, maka saham preferen mempunyai kesamaan dengan obligasi dan saham biasa. Persamaannya dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan modal dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo dan membayar dividen. Persamaan dengan saham yaitu adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap, dan dapat ditebus atau ditukar dengan saham biasa.

14 3. Berdasarkan kinerja saham, yaitu : a. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, menjadi pemimpin di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stocks, yaitu saham yang memiliki kemampuan membayar dividen di atas rata-rata. c. Growth Stocks, yaitu saham dari perusahaan yang tidak menjadi pemimpin di dalam industri sejenis tetapi memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi. d. Speculative Stocks, yaitu saham yang tidak konsisten dalam memperoleh pendapatan, tetapi mempunyai kemampuan memperoleh pengahasilan tinggi di masa mendatang walaupun masih dalam ketidakpastian. e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak dipengaruhi kondisi makro ataupun situasi bisnis. Dalam kondisi resesi sekalipun, harga saham tetap tinggi dan mampu memberikan dividen yang tinggi. Perusahaan yang memiliki saham ini biasanya bergerak dalam produk yang selalu dibutuhkan masyarakat, contohnya adalah rokok. Strategi yang dilakukan para investor dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat adalah dengan melakukan penilaian terharap saham yang akan dipilih. Terdapat tiga jenis penilaian terhadap saham antara lain : (1) nilai buku yang merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham, (2) nilai pasar yaitu harga saham di pasar, (3) nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya (Tandelilin, 2001). Investor yang cerdik

15 akan membeli saham yang memiliki nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar (undervalued) dan akan menjual saham saat nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar (overvalued) IHSG Indeks harga saham gabungan (composite stock price index) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek (Mohamad Samsul, 2006). IHSG mengalami perubahan setiap hari, hal ini dikarenakan adanya perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan karena bertambahnya saham. Jika terjadi kenaikan IHSG, tidak semua jenis saham mengalami kenaikan harga juga. Tetapi hanya sebagian saham saja yang mengalami kenaikan harga. Begitu juga jika terjadi penurunan IHSG, maka hanya sebagian saham saja yang mengalami penurunan. Rumus penghitungan IHSG : Dimana : = Total harga semua saham pada waktu yang belaku = Total harga semua saham pada waktu dasar

16 Jika angka indeks berada di atas 100 berarti kondisi pasar sedang ramai dan sebaliknya jika angka indeks berada di bawah 100 berarti kondisi pasar sedang lesu. IHSG bernilai 100 berarti pasar dalam kondisi stabil. Selain IHSG, ada beberapa jenis indeks harga saham. Pertama Indeks harga saham individual yaitu dengan menggunakan indeks harga saham terhadap harga dasarnya. Kedua indeks harga saham sektoral, dimana indeks ini menggunakan saham dari masing-masing sektor. Indeks ini terbagi atas sembilan sektor yang terdiri dari : a. Sektor-sektor Primer (ekstraktif) 1. Pertanian 2. Pertambangan b. Sektor-sektor Sekunder (industri manufaktur) 3. Industri Dasar dan Kimia 4. Aneka Industri 5. Industri Barang Konsumsi c. Sektor-sektor Tersier (jasa) 6. Properti dan Real Estate 7. Transportasi dan Infrastruktur 8. Keuangan 9. Perdagangan, Jasa dan Investasi

17 Ketiga adalah indeks LQ 45, indeks ini terdiri dari 45 saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan juga kapitalisasi pasar saham. Pemilihan saham dilakukan setiap enam bulan (awal Februari dan Agustus) sehingga saham yang tergabung dalam indeks LQ 45 dapat berubah-ubah (Fakhruddin, 2001) Teori Jumlah Uang Beredar Definisi Uang Menurut Iswardono, 1990, uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran untuk pembelian barang dan jasa serta pembayaran utang. Sedangkan Putong, 2008, mendefinisikan jumlah uang beredar adalah total persediaan uang dalam suatu perekonomian pada suatu saat tertentu atau satu tahun anggaran. Nopirin, 1992, mendefinisikan uang secara berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya,antara lain : 1. M 1 adalah penjumlahan dari uang kertas, uang logam dan simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit) 2. M2 adalah penjumlahan dari M 1, tabungan (saving deposit) dan deposito berjangka (time deposit) pada bank umum 3. M3 adalah penjumlahan M 2, tabungan (saving deposit) dan deposito berjangka (time deposit) pada lembaga-lembaga non-bank. M1 merupakan uang yang paling likuid, sebab proses mengubah M 1 menjadi uang kas sangat cepat dan tanpa terjadi kerugian uang (artinya satu rupiah menjadi satu rupiah juga).

18 Sedangkan M 2 dan M 3 tingkat likuid nya lebih rendah daripada M 1, hal ini dikarenakan bagian M 2 dan M 3 mencakup deposito berjangka dan butuh waktu (3, 6, 12 bulan) untuk mengubahnya menjadi uang kas. Jika dilakukan sebelum waktu tersebut akan dikenakan denda sehingga terjadi kerugian nilai. Menurut teori Keynes terdapat tiga motif permintaan akan uang kas yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Dalam motif transaksi dan berjagajaga, permintaan akan uang kas dipengaruhi oleh pendapatan sedangkan motif spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bunga (Nopirin, 1992). Permintaan akan uang kas untuk motif spekulasi digunakan untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya spekulatif, misalnya membeli surat berharga baik obligasi atau saham. Permintaan uang kas untuk motif spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga. Artinya semakin tinggi suku bunga semakin sedikit jumlah uang kas yang diminta untuk motif spekulasi, dan sebaliknya. Sehingga jumlah uang yang beredar akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja saham ( Kriteria Uang (Iswardono, 1990) Iswardono menjelaskan kriteria uang sebagai berikut : 1. Acceptability dan Cognizability Persyaratan utama dari sesuatu menjadi uang adalah diterimanya secara umum dan diketahuinya secara umum. Diterima secara umum serta penggunaannya sebagai alat tukar, penimbun kekayaan, standar cicilan utang

19 tumbuh secara luas karena kegunaan dari uang untuk ditukarkannya dengan barang dan jasa. 2. Stability of Value Manfaat dari sesuatu yang menjadi uang memberikan adanya nilai uang maka diperlukan menjaga nilai uang agar tetap stabil ataupun berfluktuasi secara kecil karena jika tidak uang tidak akan diterima secara umum karena masyarakat mencoba menyimpan kekayaannya dalam bentuk barang-banrang yang nilainya stabil. Jika mata uang suatu Negara berrfluktuasi nilainya secara tajam, maka masyarakat Negara tersebut akan mengurangi fungsinya sebagai alat penukar dan satuan hitung. 3. Elasticity of Supply Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan perekonomian. Ketidakmampuan penyediaan uang untuk mengimbangi kegiatan akan mengakibatkan perdaganga terhambat dan pertukaran dilakukan seperti pada perekonomian barter, dimana barang ditukar dengan barang yang lain secara lain secara langsung. Karena itu bank sentral sebagai pencipta uang tunggal harus mampu melihat perkembangan perekonomian yang selanjutnya harus mampu menyediakan uang yang cukup bagi perkembangan perekonomian tersebut. Dan sebaliknya bank sentral harus bertindak dengan cepat seandainya uang beredar dirasa terlalu banyak dibandingkan dengan kegiatan perekonomian, dalam hal ini bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar. Jadi kemampuan bank sentral dan lembaga-lembaga keuangan yang lain dalam hal penyediaan uang harus dijamin tetap baikatau elastis.

20 4. Portability Uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari, bahkan transaksi dalam jumlah besar dapat dlakukan dengan uang dalam jumlah (fisik) yang kecil jika nilai nominalnya besar. 5. Durability Dalam pemindahan uang dari tangan yang satu ke tangan yang lain mengharuskan uang tersebut dijaga niali fisiknya. Jika tidak akan terjadi kerusakan sehingga menyebabkan penurunan nilainya dan mengurangi kegunaan moneter dari uang uang tersebut. 6. Divisibility Uang digunakan untuk memantapkan transaksi dari berbagai jumlah. Sehingga uang dari berbagai nominal harus dicetak untuk mencukupi atau melancarkan transaksi jual beli. Untuk menjamin dapat ditukarkannya uang satu dengan yang lainnya, semua jenis uang harus dijaga agar tetap nilainya Fungsi Uang (Nopirin, 1992) Dalam perkembangannya uang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran tetapi mempunyai fungsi lain sebagai berikut : 1. Uang sebagai satuan pengukur nilai Dengan adanya fungsi uang sebagai satuan pengukur nilai maka nilai dari suatu barang dapat diukur dan juga dapat diperbandingkan. Di Indonesia dasar yang digunakan dalam pengukuran nilai dari barang dan jasa yang

21 diperdagangkan di pasar adalah rupiah. Suatu barang dapat dinilai melalui rupiah dan dapat pula dibandingkan dengan barang lain melalui rupiah. 2. Uang sebagai alat tukar-menukar Adanya fungsi uang sebagai alat tukar-menukar dapat menghilangkan adanya keharusan kesamaan keinginan yang terjadi pada saat adanya barter. Proses yang terjadi adalah barang ditukar dengan uang, dan uang yang didapat tersebut dapat digunakan untuk membeli barang lain. Fungsi uang sebagai alat tukar-menukar ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual. 3. Uang sebagai alat penyimpan kekayaan Seseorang dapat memiliki kekayaan dalam bentuk barang dan uang. Dalam bentuk barang seperti rumah, tanah sedangkan dalam bentuk uang seperti uang kas dan surat berharga Nilai dari Uang (Nopirin, 1992) Nilai uang diukur dari kemampuannya membeli barang dan jasa (internal value) serta valuta asing (external value). Dengan kata lain besar kecilnya nilai uang ditentukkan oleh harga barang dan jasa. Jika harga barang dan jasa naik maka nilai uang akan turun, begitu pula sebaliknya. Terdapat tiga metode dalam mengukur nilai uang, metode tersebut antara lain : indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar dan juga GNP deflator. Indeks biaya hidup mencakup harga beberapa barang kebutuhan

22 pokok. Di Indonesia dikenal indeks harga sembilan bahan pokok, indeks harga 62 jenis barang. Sedangkan indeks harga perdagangan besar merupakan harga barangbarang yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator meliputi harga-harga barang yang lebih luas dibangding indeks biaya hidup mauoun indeks harga perdagangan besar. Cara menghitungnya adalah dengan membagi GNP nominal dengan GNP rill pada harga konstan. Ketiga indeks ini cenderung bergerak bersamaan meskipun pada tingkat yang berbedabeda Klasifikasi Uang Menurut Nopirin, 1992, uang dapat diklasifikasikan atas beberapa dasar yang berbeda-beda, misalnya: 1. Dilihat dari sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang 2. Dilihat dari instansi yang mengeluarkannya seperti pemerintah, bank sentral atau bank komersial 3. Dilihat dari hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang. a. Full Bodied Money Full bodied money merupakan uang yang nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Pada zaman dahulu uang itu berupa barang seperti beras, ternak, atau kain. Jenis uang seperti ini nilainya sebagai barang

23 akan sama dengan nilainya sebagai uang. Dan sekarang di zaman modern ini, jenis uang full bodied money ini berupa emas dan perak. Dalam memahami jenis uang full bodied money sering terjadi kesalahpahaman, oleh karena ada dua hal penjelasan untuk menjawab kesalahpahaman tersebut. 1. Full bodied money dikatakan uang yang nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang tidak berarti bahwa nilai sebagai uang tersebut akan tetap/konstan. Misalnya harga dari satu unit emas dinyatakan tetap dalam mata uang, maka tenaga beli (purchasing power) akan berbanding terbalik dengan harga barang lain. Tenaga beli uang emas akan turun separuh apabila harga barang lain naik dua kali. Jadi meskipun harga sebagai emas tetap, tenaga belinya dapat berubah-ubah tergantung pada harga barang lain. 2. Tidak selalu benar bahwa nilai uang (tenaga beli) ditentukan oleh jumlah barang (emas dan perak) yang dipergunakan untuk membuat uang tersebut serta permintaan untuk penggunaan barang tersebut sebagai non uang. Yang sebenarnya adalah nilai uang ditentukan oleh jumlah barang serta permintaan total (penggunaan barang sebagai uang dan non uang). Penggunaan barang sebagai uang merupakan bagian terbesar dari permintaan total tersebut. b. Representative Full Bodied Money Uang jenis ini terbuat dari kertas, dan ini berarti nilainya sebagai barang tidak ada. Uang jenis ini hanya mewakili dari sejumlah barang/logam yang mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang.

24 c. Credit Money Credit money adalah jenis uang yang nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilainya sebagai barang. Contohnya adalah uang kertas yang ada pada kehidupan sehari-hari. Untuk memelihara agar nilai sebagai barang ini lebih rendah dari nilai sebagai uang (tenaga beli) adalah dengan membatasai pembentukan uang. Pemerintah telah menentukan sejumlah tertentu dalam melakukan pencetakan uang. d. Token Coins (dikeluarkan oleh pemerintah) Token coins atau uang tanda adalah uang yang berbentuk logam dengan nilai nominal atau nilai sebagai uang lebih tinggi daripada nilai sebagai barang atau nilai instrinsik. Uang perak salah satu contoh token coin, harga perak yang relatif rendah sehingga sebagai token coin masih terjamin karena nilai nominalnya lebih ttinggi dari nilai intrinsik. Penggunaan perak yang semakin banyak mengakibatkan harga perak naik, akibatnya banyak uang perak dilebur menjadi batangan perak. e. Representative Token Money (dikeluarkan oleh pemerintah) Representative token money adalah jenis uang yang dijamin dengan logam atau coin yang nilai sebagai barang atau nilai intrinsik lebih rendah dari nilai nominal. Contohnya adalah sertifikat perak yang dikeluarkan Amerika Serikat tahun

25 f. Uang Kertas yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Jenis uang ini biasanya berbentuk uang kertas yang disebut fiat money. Kepercayaan masyarakat menjadi dasar penerimaan kertas sebagai uang. Pemerintah mencetak uang ini untuk membiayai deficit anggaran belanja terutama saat terjadi perang. g. Uang Kertas yang Dikeluarkan oleh Bank Sentral Uang kertas yang beredar di masyarakat, sebagian besar merupakan uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral. h. Demand Deposit (Uang Giral) Semakin maju perekonomian negara biasanya jumlah uang giral juga makin banyak. Uang giral merupakan simpanan di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain. Kelebihan uang giral adalah : jika uang giral tersebut hilang dapat dilacak kembali sehingga yang menemukan tidak bias mencairkannya. Dapat dipindahtangankan tanpa ongkos, tidak diperlukan adanya uang kembali sebab uang giral dapat ditulis sesuai transaksi Teori Kuantitas Uang (Nopirin, 1992) Teori Irving Fisher berpedoman pada falsafah hukum Say bahwa ekonomi selalu berada pada keadaan full employment. Irving Fisher merumuskan teori nya dalam suatu persamaan : MV = PT

26 Dimana : M = Jumlah uang beredar V = Perputaran uang dalam satu periode P = Harga barang T = Volume barang yang diperdagangkan Persamaan di atas merupakan persamaan identitas, karena persamaan itu selalu benar. Artinya jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harga (P) selalu sama dengan jumlah uang (M) dikalikan dengan perputaran (V). Marshall berpandangan sedikit berbeda dengan Irving Fisher. Dia tidak menggunakan perputaran uang dalam suatu periode melainkan menggunakan pendapatan yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. Teori Marshall dirumuskan sebagai berikut : M = k PY dimana k = 1/V Dimana k adalah bagian dari GNP dalam bentuk uang kas yang besar nya sama dengan. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai pengukur jumlah output tetapi menggunkan Y untuk menunjukkan GNP riil. Pada umumnya T lebih besar dari Y, karena T termasuk di dalamnya total transaksi barang akhir dan barang setengah jadi yang dihasilkan beberapa tahun yang lalu. Sedangkan GNP hanyalah barang akhir dan jasa yang dihasilkan pada tahun tertentu saja tidak termasuk barang setengah jadi. Menurut teori kuantitas uang, perubahan jumlah uang beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara proposional. Yang artinya kalau jumlah

27 uang naik dua kali maka harga akan naik dua kali juga. Pandangan tersebut didasarakan pada anggapan-anggapan sebagai berikut : a) Dalam persamaan MV = PT, T dianggap tetap karena selalu pada kondisi full employment b) Velocity juga dianggap tetap. Velocity berubah kalau terjadi perubahan pada kebiasaan masyarakat saat melakukan pembayaran, seperti menggunakan alat pembayaran baru. Membayar dengan kredit akan mendorong masyarakat lebih banyak melakukan transaksi sehingga velocity akan naik Tingkat Bunga (Nopirin, 1992) Teori Klasik Menurut teori klasik tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga berbanding lurus dengan tabungan. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan mendorong masyarakat untuk mengurangi pengeluaran untuk konsumsi yang bertujuan untuk menambah tabungan. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga, tetapi mempunyai hubungan yang berbanding terbalik. Makin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi semakin rendah. Hal ini dikarenakan tingkat bunga yang tinggi akan menambah pengeluaran investor karena tingkat bunga merupakan biaya dari penggunaan dana.

28 Tabungan dan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Tingkat Bunga Tabungan i ₁ i ₀ Investasi ₁ Investasi ₀ S₀ Jumlah Rupiah yang ditabung & diinvestasikan Gambar 2.1 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga Sumber : Nopirin, 1992, hal : 71 Keseimbangan tingkat bunga ada di titik Io, saat jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga naik menjadi I₁, jumlah tabungan lebih besar daripada jumlah invesatsi. Para penabung akan saling bersaing dalam meminjamkan dananya dan persaingan ini akan menekan tingkat bunga turun kembali ke posisi i₀. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun di bawah I₀ maka para investor akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang jumlahnya relatif lebih kecil. Persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik lagi ke I₀.

29 2.4.2 Teori Keynes Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi sehingga akan mempengaruhi GNP. Tingkat Bunga Jumlah Uang req Liquidity preference Jumlah uang & permintaan uang Gambar 2.2 Teori Keynes tentang Tingkat Bunga Sumber : Nopirin, 1992, hal : 92 Permintaan akan uang berhubungan negatif dengan tingkat bunga. Menurut Keynes, masyarakat berkeyakinan adanya tingkat bunga normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah normal maka masyarakat akan yakin bahwa tingkat bunga akan naik kembali ke tingkat normal. Pada saat kenaikan bunga ini, masyarakat menghindari kerugian dengan cara mengurangi pemegangan surat berharga dan hal ini akan menambah uang kas yang dipegang.

30 Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan biaya memegang uang kas bertambah, dan ini akan menyebabkan permintaan uang kas menurun. Kedua hal ini menjelaskan bagaimana tinggat bunga berpengaruh negatif dengan permintaan uang kas. Tingkat bunga keseimbangan (req) apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan penawarannya. Apabila tingkat bunga di bawah tingkat keseimbangan maka masyarakat menjual surat berharga. Dampak dari penjualan surat berharga ini adalah turunnya harga surat berharga sehingga tingkat bunga naik sampai ke titik keseimbangan dan begitu pula sebaliknya BI Rate ( BI Rate merupakan suku bunga instrumen yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur triwulan untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama. BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur secara diskresi dengan mempertimbangkan: rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi, dan berbagai informasi lainnya seperti leading indicators, survei, informasi anekdotal, variabel informasi, expert opinion, asesmen fakto risiko dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter. BI Rate diumumkan ke publik setelah ditetapkan dalam RDG sebagai sinyal stance kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan.

31 BI Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar Rata-Rata Tertimbang Suku Bunga SBI 1 bulan hasil lelang OPT (suku bunga instrumen liquidity adjustment) berada di sekitar BI Rate. Selanjutnya suku bunga SBI 1 bulan diharapkan mempengaruhi suku bunga PUAB dan suku bunga jangka yang lebih panjang. BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI Rate dilakukan terutama jika deviasi proyeksi inflasi terhadap targetnya (inflation gap) dipandang telah bersifat permanen dan konsisten dengan informasi dan indikator lainnya. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (SBI tenor 1 bulan) secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis points (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. Dengan adanya BI Rate sebangai sinyal kebijakan moneter diharapkan dapat lebih mudah dan lebih pasti dapat ditangkap oleh pelaku pasar dan masyarakat, dan karenanya diharapkan pula dapat meningkat efektivitas kebijakan moneter.

32 2.5. Kerangka Konseptual Dalam teori diketahui bahwa terdapat banyak variabel moneter yang dinyatakan mempengaruhi indeks harga saham gabungan. Namun, dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada variabel BI Rate dan jumlah uang beredar. Sedangkan variabel variabel yang lain dianggap konstan. Variabel Moneter Tingkat Bunga BI Rate Jumlah Uang Beredar IHSG Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Keterangan : Pada gambar di atas, variabel dependen (IHSG) dipengaruhi oleh variabel variabel moneter (tingkat bunga BI Rate dan Jumlah uang beredar). 2.6.Hipotesis Berdasarkan pada uraian di atas dan perumusan masalah yang telah ditetapkan, hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Tingkat bunga BI Rate berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan, 2. Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham gabungan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, yang termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Sektoral BEI (Bursa Efek Indonesia) merupakan sub indeks dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Market BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar & Pasar Modal Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar untuk menunjuk pada sejumlah

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

BAB II DAN HIPOTESIS

BAB II DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pasar Modal Pasar Modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan suatu negara, diperlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi kegiatan berinvestasi, yang efektif untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Pemahaman modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal kerja. Pengertian modal kerja yang berbedabeda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

EKONOMI MONETER (EM) OK--OK

EKONOMI MONETER (EM) OK--OK EKONOMI MONETER (EM) OK--OK Catatan : Dengan pertimbangan kemudahan pemahaman, materi dalam bahan kuliah ini diambil dari kombinasi berbagai literatur tentang Ekonomi Moneter, khususnya buku Ekonomi Moneter

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika investasi itu dianggap menguntungkan. Salah satu pilihan investasi yang menguntungkan yaitu perdagangan

Lebih terperinci

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM

BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM BAGAIMANA MENJADI INVESTOR SAHAM Saham Sebagai Pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di dalam pasar modal. Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Fungsi Pasar Keuangan

Fungsi Pasar Keuangan Pasar Finansial 1 Pasar Finansial Pasar tempat diperdagangkan sekuritas Tempat pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak kekurangan/membutuhkan dana. Pasar Finansial Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BI Rate 2.1.1. Pengertian BI Rate Menurut Bank Indonesia, BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut 4 Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Pengenalan Saham Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEJ yaitu JASICA (Jakarta Stock Exchange

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Kecenderungan Underpricing: Studi

BAB II URAIAN TEORITIS. Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Kecenderungan Underpricing: Studi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hayati (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Kecenderungan Underpricing: Studi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta

BAB I PENDAHULUAN. pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebagai masyarakat modern yang ingin diakui terlibat dalam hiruk pikuknya kehidupan globalisasi, tentu saja tidak bijaksana membiarkan harta yang dimiliki hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan berkaitan dengan topik yang serupa antara lain: 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI Sumber : http://www.adcg.ae/ Dalam dunia investasi tentunya sudah tidak asing dengan istilah pasar modal. Tidak seperti jenis pasar pada umumnya, pasar modal (capital

Lebih terperinci

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal.

KONSEP PASAR MODAL. Pengertian Pasar Modal. KONSEP PASAR MODAL Pengertian Pasar Modal. Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Bank Sentral di Indonesia Bank Sentral merupakan suatu bank yang tidak menerima simpanan masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA 2.1 Seasoned Equity Offerings (SEO) Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) negara dalam perekonomian modern seperti saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat

Lebih terperinci

yang efisien selama periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka

yang efisien selama periode waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Investasi Secara sederhana, menurut (Yogiyanto. 1998:5 ) investasi diartikan sebagai suatu kegiatan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang

Lebih terperinci