DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Umum 1.2. Tugas Dan Fungsi 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Umum 1.2. Tugas Dan Fungsi 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Umum 1.2. Tugas Dan Fungsi 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum BAB 2 KONDISI DAN TANTANGAN 2.1. Kondisi Umum 2.2. Tantangan dan Isu Strategis BAB 3 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 3.1. Visi Dinas Pekerjaan Umum 3.2. Misi Dinas Pekerjaan Umum 3.3. Tujuan Dinas Pekerjaan Umum 3.4. Sasaran Dinas Pekerjaan Umum Sasaran Strategis Sasaran Rinci 3.5. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum BAB 4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 4.1. Arahan RPJP dan RPJMD Dinas Pekerjaan Umum 4.2. Arah Kebijakan Daerah 4.3. Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum 4.4. Strategi Strategi Pengembangan Wilayah dan Dukungan Terhadap Lintas Sektor Strategi Pembangunan berwawasan Lingkungan dan Antisipasi terhadap perubahan iklim (Climate Change) 4.5. Kebijakan Operasional BAB 5 PROGRAM DAN KEGIATAN 5.1. Program dan Kegiatan Pendanaan 5.3. Penataan Aparatur BAB 6 PENUTUP Penutup 1

2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Umum Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum disusun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasonal, yang mengamanatkan bahwa setiap SKPD diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD), yang merupakan dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif (lihat Gambar 1.1). Gambar 1.1 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU Nomor 25 Tahun 2004)

3 Memasuki tahapan pelaksanaan pembangunan jangka menengah ketiga ( ), tatanan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun telah memiliki landasan hukum yang kuat dengan ditetapkannya Peraturan Bupati Karimun Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun. Berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah tersebut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum. Sesuai Peraturan Daerah tersebut Dinas Pekerjaan Umum termasuk ke dalam kelompok kedinasan dalam rangka menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam penjabaran tugas dan fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun. Fungsi dari masing-masing dinas adalah melakukan: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup bidang tugasnya; b. Pengawasan secara teknis pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugasnya. Penyusunan Renstra ini, disamping berdasarkan pada tugas dan fungsi Kedinasan, juga berlandaskan pada pemetaan kondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang serta mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Susunan Renstra dimulai dengan pemaparan tentang kondisi dan tantangan penyelenggaraan bidang pekerjaan umum; visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum; strategi penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum; serta program dan kegiatan. Renstra Dinas Pekerjaan Umum ini selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana aksi masing-masing bidang di 3

4 lingkungan Dinas Pekerjaan Umum serta Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Pekerjaan Umum tahun 2012, 2013, 2114, 2015, dan Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum sebagai salah satu Dinas dalam Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum. Adapun fungsi Dinas PU dalam Peraturan Bupati tersebut adalah: perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup bidang tugasnya; pengawasan secara teknis pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dalam lingkup tugasnya. Dalam menyelenggarakan mandat, tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai kewenangan sebagai berikut: merumuskan perencanaan kebijakan teknis dan pelaksanaan koordinasi, pengendalian dibidang Pekerjaan Umum; melaksanakan teknis operasional di bidang Pekerjaan Umum; melaksanakan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan; melaksanakan pengelolaan UPTD; melaksanakan kegiatan lain dibidang Pekerjaan Umum yang ditugaskan oleh Bupati. Secara garis besar pelaksanaan tugas pokok masing-masing bagian/bidang adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas. Kepala dinas mempunyai tugas merumuskan perencanaan kebijakan teknis dan pelaksanaan koordinasi, pengendalian dibidang pekerjaan umum; melaksanakan teknis operasional dibidang pekerjaan umum; melaksanakan pelayanan teknis administrasil ketatausahaan; melaksanakan pengelolaan UPTD; melaksanakan kegiatan lain dibidang pekerjaan umum yang ditugaskan oleh Bupati. 4

5 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas merencanakan teknis pelayanan ketatausahaan Dinas; melaksanakan pelayanan ketatausahaan surat menyurat kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dan di luar Dinas; mengelola urusan rumah tangga Dinas; mengelola keuangan Dinas; mengelola urusan kepegawaian di lingkungan Dinas; merumuskan perencanaan dan pelaporan kegiatan Dinas; melaksanakan urusan lain di bidang ketatausahaan yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Sekretaris, membawahi terdiri dari : 2.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana teknis ketatausahaan Dinas; menyusun surat menyurat Dinas; melayani surat menyurat Dinas; menyusun kearsipan surat menyurat Dinas; melayani kerumah tanggaan Dinas; melayani perlengkapan Dinas; menyusun rencana pengembangan karir pegawai di lingkungan Dinas; melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepegawaian Dinas; memeriksa syarat syarat kelayakan kenaikan pangkat pegawai Dinas; mengusulkan kenaikan pangkat pegawai Dinas kepada bagian Kepegawaian Daerah; mengusulkan tindakan pembinaan pegawai Dinas Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana pengelolaan keuangan Dinas; melayanai keuangan Dinas; mengkoordinasikan penyusunan keuangan dinas dengan Bagian Keuangan pada sekretariat Daerah; menghimpun dan memeriksa keseluruhan bukti pengeluaran keuangan Dinas; menyusun laporan keuangan Dinas; menyusun perencanaan kegiatan Dinas; menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Dinas; 5

6 melaksanakan tugas perencanaan dan keuangan lain yang ditugaskan oleh sekretaris. 3. Bidang Bina Marga Bidang Bina Marga mempunyai tugas merumuskan perencanaan, program dan evaluasi keseluruhan sub Dinas Bina Marga; merumuskan dan melaksanakan petunjuk teknis operasional pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pelayanan informasi dan perizinan penggunaan jalan dan pengukuran tanah dan pemetaan; melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan, pelayanan informasi dan perizinan jalan serta pengukuran jalan dan pemetaan; merumuskan persiapan sarana dan prasarana untuk menunjang pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pelayanan informasi, pemberian izin jalan serta pengukuran tanah dan pemetaan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan kebinamargaan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Dinas dalam rangka pengembangan kebinamargaan Bidang Bina Marga terdiri dari : 3.1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas; melakukan perumusan rencana dan program pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan; melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan; mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain yang mendukung pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan; melakukan pendataan jalan dan jembatan yang perlu dibangun; melaksanakan 6

7 rekayasa teknologi untuk mempermudah pembangunan jalan dan jembatan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas melakukan perumusan rencana dan program pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; melaksanakan pemeliharaan jalan dan jembatan; mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain yang mendukung pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan; melakukan pendataan jalan dan jembatan yang perlu dibangun; melaksanakan rekayasa teknologi untuk mempermudah pemeliharaan jalan dan jembatan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang 3. Bidang Cipta Karya Bidang Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan perencanaan, program dan evaluasi keseluruhan kegiatan Cipta Karya; merumuskan dan melaksanakan petunjuk teknis operasional penertiban bangunan, perumahan dan penyehatan fisik lingkungan bangunan dan perumahan, serta pemberian izin dan pelayanan informasi; melaksanakan penertiban bangunan dan perumahan serta menjamin penyehatan dengan lingkungan bangunan dan perumahan; merumuskan persiapan sarana dan prasarana untuk menunjang penertiban bangunan, perumahan, dan penyehatan lingkungan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan urusan Cipta Karya; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh 7

8 Kepala Dinas dalam rangka pengembangan urusan Cipta Karya Bidang Cipta Karya terdiri : 4.1. Seksi Bangunan Seksi Bangunan Mempunyai Tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program penataan, pengawasan dan pengendalian bangunan dan penyehatan fisik lingkungan bangunan; melaksanakan penataan, pengawasan dan pengendalian bangunan dan penyehatan fisik lingkungan bangunan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait untuk menunjang pelaksanaan tugas penataan, pengawasan dan pengendalian bangunan serta penyehatan fisik lingkungan bangunan; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang 4.2. Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program penataan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan penyehatan fisik lingkungan perumahan; melaksanakan penataan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan penyehatan dan fisik lingkungan perumahan; melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait untuk menunjang pelaksanaan tugas penataan, pengawasan dan pengendalian perumahan serta penyehatan fisik lingkungan perumahan; melaksabakan tugas lain yang ditugaskan oleh kepala Bidang 5. Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman mempunyai tugas menyusun petunjuk teknis operasional penataan kota dan pengembangan permukiman; 8

9 melaksanakan kegiatan operasional penataan kota dan pengembangan permukiman; melakukan persiapan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan penataan kota dan pengembangan permukiman; merumuskan evaluasi dan pelaporan penataan kota dan pengembangan permukiman; mengkoordinasikan pelaksanaan operasional penataan kota dan pengembangan permukiman; melaksanakan tugas lain dibidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman yang ditugaskan oleh Kepala Dinas. Bidang Tata Kota dan Pengembangan Permukiman terdiri dari : 5.1. Seksi Peruntukan dan Pengendalian Permukiman Seksi Peruntukan dan Pengendalian Permukiman mempunyai tugas merumuskan perencanaan petunjuk teknis operasional peruntukan dan pengendalian permukiman; melakukan Kegiatan operasional peruntukan dan pengendalian permukiman; melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menserasikan kegiatan operasinal perencanaan, penataan, peruntukan pengembangan dan pengendalian permukiman; melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh kepala Bidang Seksi Penataan Kota dan Pengembangan Tata Ruang Seksi Penataan Kota dan Pengembangan Tata Ruang mempunyai tugas merumuskan perencanaan teknis operasional penataan kota dan pengembangan tata ruang; melakukan kegiatan teknis operasional penataan kota dan pengembangan tata ruang; melakukan pengkajian awal penataan kota dan pengembangan tata ruang yang kondusif; melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melaksanakan penataan kota dan pengembangan tata ruang; memberikan pelayanan informasi penataan kota dan 9

10 pengembangan tata ruang yang ditugaskan oleh Kepala Bidang. 6. Bidang Pengembangan Sumber Daya Air Bidang Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pelaporan penataan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan; melaksanakan penataan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan; melaksanakan pengembangan dan rehabilitasi penataan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan; melaksanakan Kegiatan operasi dan pemeliharaan pengairan; melaksanakan perizinan pemanfaatan pengairan; melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait dalam upaya penataan dan pengembangan Sumber Daya Air dan Pengairan; melaksanakan tugas lain di bidang Pengairan yang ditugaskan oleh Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Sumber daya Air terdiri dari : 6.1. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pembnagunan sarana dan prasarana pengairan; menyiapkan petunjuk teknis dan bahan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pengairan; melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pengairan; melaksanakan tugas lain di bidang Pembangunan dan Rehabilitasi Pengairan yang ditugaskan oleh Kepala Bidang Seksi Operasi dan Pemeliharaan Seksi Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pengelolaan dan penataan aliran air pengairan yang teratur dan terpadu; menyiapkan 10

11 petunjuk teknis dan bahan penataan pengairan yang teratur; melaksanakan pemeliharaan fasilitas pengairan; melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penataan pengairan yang teratur dan pemeliharaan fasilitas pengairan; melaksanakan pemberian izin pemanfaatan pengairan; melakukan rekayasa teknologi pengairan untuk meningkatkan produksi pertanian dan perikanan; melaksanakan kegiatan penataan pengairan lain yang ditugaskan oleh Kepala Bidang. 7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) mempunyai tugas melaksanakan pengujian komponen bahan, penetrasi, daktilitas, titik aspal, titik nyala, titik baker, berat jenis bitumen keras, pengujian dan penelitian tanah; meneliti konsistensi dan kemudahan pengerjaan; melakukan pengendalian mutu lapangan; keseimbangan atau stabilitas tanah; melakukan penelitian visual; melakukan penyelidikan lapangan dan laboratorium. Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum KEPALA DINAS SEKRETARIS KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KASUBBAG PERENCANAAN KEUANGAN DAN PELAPORAN BIDANG SUMBER DAYA AIR BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA BIDANG TATA KOTA 11

12 1.3. Peran Infrastruktur Pekerjaan Umum Memasuki era milenium ketiga dewasa ini, Indonesia dan seluruh negara di dunia memasuki era kompetisi antar-negara yang ketat. Dapat dikatakan bahwa posisi dan peran suatu bangsa dalam konstelasi perekonomian dunia akan banyak ditentukan oleh daya saingnya secara relatif terhadap bangsa lain. Semakin baik daya saing suatu bangsa maka semakin diperhitungkan pula peran dan posisi bangsa tersebut serta semakin besar peluang untuk menarik investasi asing. Salah satu faktor yang menentukan daya saing nasional adalah ketersediaan dan kualitas infrastrukturnya. Bagi Kabupaten Karimun, infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan daya saing di dunia internasional, disamping sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan energi. Melalui kebijakan dan komitmen pembangunan infrastruktur yang tepat, maka hal tersebut diyakini dapat membantu mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi persoalan kesenjangan antar-kawasan maupun antar-wilayah, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah pengangguran dalam suatu negara. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum mempunyai manfaat langsung untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan, karena semenjak tahap konstruksi telah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus menggerakkan sektor riil. Sementara pada masa layanan, berbagai multiplier ekonomi dapat dibangkitkan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur. Infrastruktur pekerjaan umum yang telah terbangun tersebut pada akhirnya juga akan dapat memperbaiki kualitas permukiman. Disamping itu, infrastruktur PU juga berperan sebagai pendukung kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan. Pembangunan infrastruktur PU karenanya berperan sebagai stimulan dalam 12

13 mendukung perkembangan ekonomi wilayah yang signifikan. Oleh karenanya, upaya pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan daerah dan nasional pada umumnya, termasuk kaitannya dengan pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mendatang. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai 3 (tiga) strategic goals, yaitu: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan c) meningkatkan kualitas lingkungan. Perwujudan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman tersebut terlihat melalui: (i) Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang berperan untuk mendukung distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun pembentuk struktur ruang wilayah; (ii) Infrastuktur sumber daya air yang berperan dalam penyimpanan dan pendistribusian air untuk keperluan domestik (rumah tangga), industri, dan pertanian guna mendukung ketahanan pangan, dan pelaksanaan konservasi sumber daya air, serta pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; dan (iii) Infrastruktur permukiman yang berperan dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan, infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan dan revitalisasi kawasan serta pengembangan kawasan agropolitan. Seluruh penyediaan infrastruktur tersebut diselenggarakan berbasiskan penataan ruang. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains), menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), 13

14 meningkatkan layanan publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 14

15 BAB 2 KONDISI DAN TANTANGAN 2.1. Kondisi Umum Kondisi infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman saat ini menunjukkan tingkat yang beragam. Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) belum optimal dalam mendukung pencapaian kinerja pembangunan bidang pekerjaan umum secara keseluruhan, seperti kinerja layanan jaringan irigasi yang ada dalam mendukung pemenuhan produksi pangan. Seluas ha jaringan sawah beririgasi dari total lahan ha sudah seluruhnya berfungsi. Namun demikian, masih ada jaringan irigasi yang belum terbangun, tercatat mencapai lebih kurang %, di daerah irigasi di Kecamatan Kundur Utara dan Kundur Barat. Belum dibangunnya jaringan irigasi tersebut disebabkan oleh kurangnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan sawah. Selain itu, kondisi debit sungai yang airnya digunakan untuk kebutuhan irigasi sangat fluktuatif antara musim hujan dan musim kemarau. Dalam hal potensi daya rusak air, terjadi perluasan dampak kerusakan akibat banjir yang disebabkan oleh air hujan dan luapan air laut dan kekeringan (seperti banjir di wilayah kecamatan kundur yang berada di wilayah sungai jepun dan sungai sengko, sungai sebesi, parit muda, dan parit tanjung sari, di kecamatan karimun berada di kawasan pelipit, sungai lakam, dan sungai teluk air, di kecamatan meral sering melanda di kawasan baran dan sungai pasir, kecamatan tebing di kawasan teluk uma dan permukiman kapling. Dan kekeringan sering terjadi di Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Meral dan sebagian kecamatan tebing). Selain itu juga terdapat fenomena meluasnya kerusakan pantai akibat abrasi yang mengancam keberadaan permukiman dan pusat-pusat perekonomian di sekitarnya (seperti kerusakan pantai di wilayah pesisir pantai pulau durai, pulau akat, pulau 15

16 sanglar, pulau semembang dan pulau sandam di kecamatan durai, wilayah pesisir pantai bagian utara dan timur di pulau buru, di sepanjang pesisr pantai di bagian utara dan timur laut pulau sugi, sugi bawah, pulau bahan dan pulau combol di kecamatan moro dan sepanjang pesisir barat dan timur pulau kundur. Untuk infrastruktur jalan, dari panjang jalan nasional yang sampai saat ini telah mencapai km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 90 % (2010), kondisi baik 75 %, rusak ringan 10 %, sedang 15 %, dan rusak berat 0 %. Untuk jalan provinsi, total panjang jalan adalah km, tercatat kondisi jalan mantap mencapai 90 % (2010), kondisi baik 65 %, rusak ringan 5 %, sedang 25 %, dan rusak berat 5 %. Sedangkan total panjang jalan kabupaten adalah Km. tercatat kondisi jalan mantap mencapai 78 % (2010), kondisi baik 60 %, rusak ringan 15 %, sedang 18 %, dan rusak berat 7 %. Sampai pertengahan tahun 2011, jalan pesisir pantai (coastal area) dan panggung rakyat yang belum beroperasi baru mencapai 78.8 % dengan total panjang 5.25 km. Sejumlah kendala jalan peisir memang masih terus menghambat yaitu masalah pembebasan tanah. Hingga akhir tahun 2010, persentase desa/kelurahan yang telah memiliki jalan ekonomi sudah terealisasi 100 % atau sudah 54 desa/kelurahan yang telah memiliki jalan ekonomi. Infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup sub bidang penyehatan lingkungan yang meliputi program air bersih, drainase Dan sub bidang bangunan yang meliputi pengembangan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan menunjukkan pula kondisi yang beragam. Untuk program air bersih, kabupaten karimun telah memiliki 3 unit usaha air bersih (UUAB), yang mana untuk UUAB tanjung balai karimun telah terpasang 50 ltr/dt di waduk bati kecamatan tebing dengan kapasitas produksi m3/tahun dengan jumlah pelanggan pelanggan. UUAB tanjung batu telah terpasang 10 ltr/dt dengan kapasitas produksi m3/tahun dengan jumlah pelanggan 450 pelanggan. UUAB moro telah terpasang 10 ltr/dt dengan 16

17 kapasitas produksi m3/tahun dengan jumlah pelanggan 500 pelanggan. Untuk kondisi air bersih dengan non perpipaan atau memanfaatkan sumber air permukaan, pemerintah daerah kabupaten karimun melalui dinas pekerjaan umum memiliki agenda dalam pemenuhan kebutuhan air masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari dengan melakukan kegiatan pembangunan sumur umum dan MCK serta kegiatan pembangunan solar water cell. Kegiatankegiatan ini diprioritaskan pada daerah pulau yang memiliki akses/ jangkauan jauh serta sulit. Kabupaten karimun memiliki 32 pulau yang dikategorikan sebagai pulau kecil terpencil atau 12.7% dari jumlah keseluruhan pulau yang berada pada di kabupaten karimun yaitu sebanyak 251 pulau. 32 pulau kecil terpencil ini ditargetkan sebanyak 100% yang mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari melalui kegiatan pembangunan sumur umum dan MCK. Realisasi sampai dengan tahun 2010 sebanyak 90 %. 10 % dari pulau-pulau tersebut belum memiliki sumber air yang benar-benar dapat diandalkan untuk kebutuhan sehari-hari, sumber air masih mengandalkan air hujan disebabkan sumber air tanah masih banyak bercampur dengan air laut, sehinga dari warna, bau, dan rasa tidak layak untuk memenuhi kebutuhan air harian masyarakat. Hingga akhir tahun 2010 jumalh sumur bor yang telah terbangun sebanyak 7 unit, jumlah MCK sebanyak 25 unit, sumur umum sudah 27 unit dan solar water cell sudah 2 unit dengan total yang terlayani 750 jiwa. Dalam penanganan drainase di kabupaten karimun hingga akhir tahun 2010, panjang saluran drainase yang lancar sepanjang 25.1 km Tantangan dan isu strategis Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa 17

18 datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Isu-isu strategis kabupaten Karimun adalah: Optimalisasi Free Trade Zone (FTZ) Di seluruh Indonesia, hanya ada empat kawasan FTZ yaitu Sabang, Batam, Bintan, dan Karimun. Jelaslah bahwa FTZ merupakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dimiliki kabupaten Karimun. Sebagai keunggulan komparatif, tentunya diperlukan upaya sungguhsungguh sehingga keunggulan ini benar-benar berbuah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain soal kelembagaan pengelola FTZ yang perlu senatiasa diperkuat kapasitasnya, beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk optimalisasi FTZ adalah (i) hanya sebagian wilayah dari Pulau Karimun yang dijadikan kawasan FTZ sehingga menhadapi tantangantantangan seperti pengawasan penyelundupan, (ii) FTZ perlu dipahami bukan hanya sebagai insentif ekonomi tetapi juga beban pembiayaan terutama pada penyediaan infrastruktur yang memadai karena ketersediaan infrastruktur juga menjadi satu penentu keputusan investor Mengatasi kawasan kumuh Menghadapi tantangan di atas, maka diperlukan pendekatan pembangunan yang bersifat kawasan dan direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan ekonomi dan sosial serta ketersedian infrastruktur suatu wilayah agar infrastruktur 18

19 pekerjaan umum dapat mendukung pengembangan ekonomi dan wilayah secara efisien dan efektif a. Bidang Sumber Daya Air (SDA) 1. Tantangan pembangunan bidang SDA Mengendalikan ancaman ketidakberlanjutan daya dukung SDA, baik untuk air permukaan maupun air tanah sebagai dampak dari laju deforestasi dan eksplorasi air tanah yang berlebihan yang telah menyebabkan land subsidence dan intrusi air asin/laut. Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum. Penyediaan air baku untuk mendukung penyediaan air minum belum dapat mencukupi sepenuhnya dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari jumlah penduduk Indonesia harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air minum. Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, kekeringan, serta abrasi pantai. Melakukan upaya dan langkah mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim. 2. Isu Strategis pembangunan bidang SDA Kinerja pelayanan jaringan irigasi yang belum optimal, dimana dari 428 ha luas daerah irigasi yang telah dibangun diperkirakan masih sekitar 198 ha daerah irigasi yang belum dapat berfungsi secara optimal karena belum adanya jaringan irigasi, dan masih rendahnya keterlibatan petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan jaringan irigasi. 19

20 Perubahan garis pantai akan menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas wilayah Negara. Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami kerusakan karena bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya pengembangan infrastruktur SDA b. Bidang Bina Marga (Jalan) Tantangan pembangunan bidang pembangunan dan peningkatan jalan Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan dan jembatan yang mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan free trade zone dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan dan jembatan di daerah perkotaan dan perdesaan yang mendukung pusat-pusat produksi di 9 wilayah kecamatan untuk mendorong pembangunan daerah serta mengurangi kesenjangan antara kota dan desa. Peningkatan kemampuan struktur dan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan di daerah perkotaan dan perdesaan di 9 wilayah kecamatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Isu strategis bidang pembangunan dan peningkatan jalan Jaringan jalan di 4 (empat) pulau besar, yaitu Pulau Karimun, Pulau Kundur dan pulau Sugi bawah (Moro) masih belum memadai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. 6 (enam) ruas jalan nasional dan 10 (sepuluh) ruas jalan provinsi masih sangat kurang dalam mendukung pengembangan potensi wilayah. 20

21 Jaringan jalan kawasan pesisir pantai (coastal area) yang masih belum tersambung dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sebagian ruas-ruas jalan baru yang dibangun di kawasan free trade zone belum dapat berfungsi karena hambatan penyediaan tanah dan kekurangan alokasi dana. Meningkatkan aksesibilitas bagi daerah terisolasi dan terpencil, serta jaringan jalan di kawasan perbatasan dan di pulau-pulau terdepan/terluar terutama pintu gerbang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena belum sepenuhnya berfungsi untuk mendukung transportasi lintas pulau dan melayani mobilitas dan aksesibilitas masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga pertahanan nasional. Meningkatkan koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan antara penyelenggaraan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota serta penyelenggaraan regulasi, kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat, ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan). Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan dengan amanat RTRW, yang meliputi pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer. c. Sub Bidang ke-cipta Karya-an Tantangan pembangunan bidang ke-cipta Karya-an Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga kawasan yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi. 21

22 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengembangan drainase serta meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kawasan kumuh dan nelayan di 6 wilayah kecamatan. Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis. Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan dan desa sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan air untuk kebutuhan seharihari di daerah perkotaan dan perdesaan (khususnya rawan air bersih perkotaan dan perdesaan). Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air bersih. Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global. Mendorong kualitas lingkungan dan vitalitas kawasan perekonomian perkotaan dan perdesaan, serta tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional melalui jalan lingkungan (semenisasi) di 9 wilayah kecamatan. meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas umum yang modern, berkualitas dan fungsional dan memenuhi standar keselamatan dan handal serta efektif dan efisien. 22

23 Isu strategis bidang ke-cipta Karya-an Terbatasnya prasarana perumahan dan pemukiman, serta tingkat penyediaan Kawasan Siap Bangun (Kasiba), Lingkungan Siap Bangun (Lisiba), Rumah Rusun (Rusun), Rumah Sederhana (RS) Masyarakat miskin masih kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari terutama di daerah pulau-pulau kecil-terpencil. Belum optimalnya kawasan permukiman yang memenuhi standar kehidupan dengan lingkungan yang sehat dan nyaman melalui penyediaan jalan lingkungan, pengelolaan sanitasi dan pengembangan drainase. d. Bidang Penataan Ruang. Tantangan pembangunan bidang penataan ruang Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan. Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Mewujudkan pemanfaatan ruang yang nyaman dan harmonis sejalan dengan pembangunan perumahan dan permukiman, transportasi, sumberdaya air, dan infrastruktur perkotaan dan perdesaan. Isu strategis bidang penataan ruang. Perlu segera menyelesaikan peraturan operasionalisasi Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri. 23

24 Pentingnya menyelesaikan Perda RTRW provinsi/kabupaten/kota sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Menyelenggarakan upaya-upaya sosialisasi yang lebih memadai guna meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan penataan ruang, baik dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang. Menyelaraskan pola penyusunan RTRW Kabupaten Karimun dalam rangka menjaga keserasian antardaerah dan antartingkatan RTRW. 24

25 BAB 2 VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN 3.1. VISI DINAS PEKERJAAN UMUM Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang: Terwujudnya Keselarasan Prasarana Wilayah Dan Pemukiman Yang Mantap Dan Berkelanjutan. Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal dan berkelanjutan seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat. Makna dari keselarasan prasarana wilayah dan permukiman yang mantap dan berkelanjutan yang penjabarannya meliputi: 1) Keselarasan Prasarana Wilayah Keselarasan prasarana wilayah menggambarkan kondisi prasarana wilayah yang dapat melayani kebutuhan masyarakat secara aman dan nyaman. Adanya keselarasan prasarana wilayah diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat menumbuh kembangkan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam. 2) Permukiman Yang Mantap Artinya kawasan permukiman yang memenuhi standar kehidupan dan dapat dijadikan modal investasi bilamana diperlukan, dengan 25

26 lingkungan yang sehat dan nyaman termasuk pelayanan air bersih, drainase, sanitasi, jalan, fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terjangkau dengan kawasan permukiman yang peduli terhadap keindahan lingkungan, dan ketertiban masyarakat. Permukiman yang mantap juga mengandung arti diwujudkannya prasarana dan sarana dasar permukiman dengan jalan mendorong kemandirian masyarakat untuk proaktif dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan serta pemeliharaan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman, sehingga dengan terciptanya permukiman yang mantap dalam lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan perwujudan masyarakat yang sejahtera. 3) Berkelanjutan Artinya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya wilayah perkotaan dan perdesaan dilakukan secara bijaksana dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan, sehingga pembangunan dan pengembangan wilayah dapat berlangsung secara terus menerus MISI DINAS PEKERJAAN UMUM Berdasarkan mandat yang diemban oleh Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Bupati Karimun Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, maka untuk mencapai Visi Dinas Pekerjaan Umum Terwujudnya Keselarasan Prasarana Wilayah Dan Pemukiman Yang Mantap Dan Berkelanjutan, ditetapkan Misi Dinas Pekerjaan Umum tahun , yaitu: 1. Meningkatkan kualitas sumber daya air yang berkelanjutan untuk dimanfaatkan semaksimalnya. 2. Meningkatkan kualitas prasarana dan permukiman yang layak, nyaman, tertib dan terpelihara. 26

27 3. Meningkatkan kualitas jaringan jalan dan jembatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat TUJUAN DINAS PEKERJAAN UMUM Sebagai penjabaran atas visi Dinas Pekerjaan Umum, maka tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam periode lima tahun ke depan adalah: 1) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. 2) Meningkatkan keandalan sistem infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten, ketahanan pangan dan daya saing. 3) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Meningkatkan pembangunan kawasan Free Tread Zone (FTZ), wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 5) Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum SASARAN DINAS PEKERJAAN UMUM Sasaran Strategis Sasaran strategis Dinas Pekerjaan Umum dalam periode secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut: 27

28 1. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui pembangunan dan peningkatan kapasitas jalan di kawasan Free Tread Zone (FTZ). 2. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Bupati tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN. 3. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangunan/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan waduk, sungai, pintu air, turap, tanggul serta prasarana penyediaan air baku dan jaringan irigasi. 4. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi. 5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui peningkatan jalan kawasan permukiman (semenisasi), pengembangan sistem jaringan penyediaan air bersih untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan. 28

29 Sasaran Rinci Adapun sasaran secara lebih rinci berdasarkan 5 (lima) tujuan Dinas Pekerjaan Umum yang akan dicapai meliputi: 1.Tujuan 1 Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Sasaran : 1. Meningkatnya pemahaman pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagai acuan bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan. 2. Terfasilitasinya perwujudan penataan ruang kabupaten melalui perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. 3. Terwujudnya penyelenggaraan penataan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. 4. Tersedianya perangkat perundang-undangan bidang penataan ruang sebagai pedoman bagi pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang. 5. Meningkatnya perencanaan penyelenggaraan jalan di kawasan industri secara berkelanjutan yang berbasis rencana tata ruang dan berwawasan lingkungan. 6. Tersusunnya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) bidang pengembangan permukiman. 7. Tersusunnya Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman (RPKP) di perkotaan dan perdesaan. 8. Terlaksananya pendampingan penyusunan rencana tindak penanganan kawasan kumuh di perkotaan. 9. Tersusunnya NSPK bidang penataan bangunan dan lingkungan oleh Pemerintah Kabupaten Karimun. 10. Terlaksananya pengembangan NSPK bidang pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Karimun. 29

30 11. Terselenggaranya layanan teknis untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang (termasuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim). 2.Tujuan 2 Meningkatkan keandalan sistem infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten, ketahanan pangan dan daya saing. Sasaran : 1. Meningkatnya luas dan tingkat layanan jaringan irigasi melalui pembangunan, peningkatan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas penggunaan jalan melalui pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan. 3. Meningkatnya panjang jaringan jalan kabupaten dengan spesifikasi jalan kolektor primer. 4. Meningkatnya dukungan IPTEK siap pakai untuk keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum. 5. Bertambahnya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) untuk keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum. 6. Terselenggaranya layanan teknis melalui monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur Pekerjaan Umum. 3.Tujuan 3 Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran : 1. Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan, perdesaan dan industri. 2. Terwujudnya penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan. 30

31 3. Terlaksananya pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan permukiman baru. 4. Terwujudnya penataan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan dan lingkungan. 5. Terwujudnya penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau. 6. Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur drainase. 7. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Perkotaan. 8. Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan. 4.Tujuan 4 Meningkatkan pembangunan kawasan Free Tread Zone (FTZ), wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. Sasaran : 1. Meningkatnya kapasitas jaringan jalan dan jembatan di kawasan Free Tread Zone (FTZ)untuk mendukung kawasan industri, dan pengembangan wilayah, serta sarana mobilitas manusia, barang dan jasa. 2. Meningkatnya kapasitas tampung sumber air melalui pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan waduk, dan bangunan penampung air lainnya, serta terlindunginya kawasan sumber air di kawasan FTZ 3. Berkurangnya kawasan terkena dampak banjir melalui pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan sarana/prasarana infrastruktur di kawasan FTZ 4. Terlindunginya garis pantai dari abrasi melalui pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan sarana/prasarana pengaman pantai di kawasan FTZ 5. Meningkatnya preservasi dan peningkatan kapasitas jalan dan jembatan di kawasan FTZ. 31

32 6. Terselenggaranya penanganan kawasan permukiman dan RUSUNAWA untuk mendukung FTZ. 7. Bertambahnya NSPK untuk percepatan pembangunan di kawasan FTZ. 5.Tujuan 5 Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum. Sasaran : 1. Terlaksananya komunikasi dan koordinasi antar pengelola data bidang infrastruktur Pekerjaan Umum. 2. Meningkatnya dukungan koordinasi, pengaturan, pembinaan serta pengawasan manajemen jalan dan fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah secara efektif dan efisien. 3. Menurunnya temuan hasil pemeriksaan dari temuan tahun lalu. 4. Meningkatnya jumlah pengaduan masyarakat yang dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur. 5. Meningkatnya dokumen rancangan dan hasil monitoring dan evaluasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang ke-pu-an yang dimanfaatkan. 6. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemograman, penganggaran, koordinasi program, pembinaan administrasi serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. 7. Meningkatnya kualitas organisasi dan tata laksana serta perencanaan SDM aparatur yang profesional dan berkompeten sesuai dengan jabatan dan bidang tugasnya. 8. Meningkatnya kualitas pengelolaan data dan kemudahan akses untuk memperoleh informasi bidang pekerjaan umum secara elektronik. 9. Meningkatnya kompetensi aparatur Dinas PU melalui pendidikan dan pelatihan. 32

33 3.5. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil utama dari masing-masing bidang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun adalah: 1. Bidang Sumber Daya Air. a. Kapasitas tampung sumber air yang dibangun dan dijaga/dipelihara. b. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang dibangun/ditingkatkan dan dijaga/dipelihara. c. Rasio jaringan irigasi. d. Luas cakupan layanan jaringan reklamasi rawa yang dibangun/ ditingkatkan dan dijaga/dipelihara. e. Kapasitas debit layanan air baku untuk air bersih yang dibangun/ ditingkatkan. f. Luas target kawasan yang terlindungi dari bahaya banjir. g. Panjang garis pantai yang terlindungi dari abrasi pantai. h. Cakupan penghijauan wilayah tangkapan air. i. Cakupan penghijauan wilayah sumber mata air. 2. Bidang Bina Marga. a. Panjang jalan beraspal (km) b. Prosentase jalan nasional dengan kondisi mantap. c. Prosentase jalan Provinsi dengan kondisi mantap. d. Prosentase jalan Kabupaten dengan kondisi mantap. e. Panjang jalan lingkar pulau yang dilalui roda 4 (empat). f. Proporsi panjang jaringan jalan lingkar pulau dalam kondisi baik. g. Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk (minimal dilalui roda 4). 3. Bidang Cipta Karya. a. Suplai air baku untuk kebutuhan industri. b. Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih. c. Persentase luas permukiman yang tertata 33

34 d. Rasio rumah layak huni e. Jumlah perumahan yang dibangun 4. Bidang Tata Ruang. a. Dokumen RTRW. b. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang kawasan (RDTR). c. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). d. Kebijakan penataan ruang kelautan. e. Rasio Bangunan Ber-IMB per satuan bangunan. 34

35 BAB 4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 4.1. Arahan RPJP dan RPJMD Dinas Pekerjaan Umum Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) Kabupaten Karimun , Visi pembangunan Daerah tahun adalah: TERWUJUDNYA KABUPATEN KARIMUN YANG MAJU, MANDIRI, ADIL, DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA. Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 6 (enam) Misi yang dijabarkan ke dalam sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun yaitu : 1. Mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan kelautan berbasis ekonomi kerakyatan dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah; 2. Meningkatkan pertumbuhan industri kecil, menengah, dan besar serta koperasi dengan struktur yang kuat melalui keterkaitan antar sektor dan antar industri, serta mewujudkan pusat perdagangan dan jasa modern dengan dukungan agrobisnis dan agroindustri sehingga mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing kuat; 3. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Karimun yang beriman dan bertakwa, berbudaya, memiliki etos kerja tinggi, berdisiplin, berkualitas, trampil, cerdas, jujur, berjiwa sosial, dan bergotong royong, sehat dan sejahtera, menguasai sains dan teknologi, sesuai dengan perkembangan jaman; 4. Mewujudkan rasa aman dan damai, supremasi hukum dan HAM, demokrasi dan pemerintahan yang tertib, efektif, dan efisien menuju terwujudnya good governance (ketatapemerintahan yang baik); 35

36 5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan pedesaan serta kawasan pesisir dan perbatasan sehingga terlaksana pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang berkelanjutan; 6. Mewujudkan peningkatan daerah yang telah memenuhi syarat untuk dimekarkan guna untuk pemerataan pembangunan dan memperpendek rentang kembali pemerintahan Strategi dan Arah Pembangunan Daerah Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi pertama dan kedua. Strategi yang harus dilajankan untuk mencapai misi pertama dan kedua adalah: Menghimpun sumber daya dari kegiatan ekspor (terutama perikanan laut dan pertanian dengan didukung prasarana pelabuhan dan Free Trade Zone dan pengembangan pariwisata disertai dengan investasi pembangunan terutama peningkatan kemampuan SDM) yang dibiayai oleh pajak dan retribusi daerah yang didukung partisipasi swasta agar dapat memanfaatkan peluang antara lain kerjasama IMSGT, penerapan Otonomi Daerah (termasuk pemberian Dana Alokasi Umum/DAU), agar dapat mensejahterakan masyarakat. Arah pembangunan jangka panjang untuk Misi pertama dan kedua adalah: 1. Perekonomian dikembangkan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi sehingga terjamin kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainya penanggulangan kemiskinan. 2. Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di dalam menyusun 36

37 kerangka regulasi dan perijinan yang efisien, efektif, dan non diskriminatif. 3. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hakhak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan non diskriminasi. Sejalan dengan proses demokratisasi, pemenuhan hak dasar rakyat diarahkan pada peningkatan pemahaman tentang pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga diarahkan pada peningkatan mutu. 4. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengambangkan wilayah-wilayah perdesaan dan pesisisr sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dandapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Perlu pula dilakukan penguatan ketertarikan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah lainnya di Propinsi Kepulauan Riau dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi seperti misalnya pembentukan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan lain sebagainya. 5. Mengembangkan potensi sumberdaya kelautan dengan memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat luas. Berhubung cakupan dan prospek sumberdaya kelautan sangat luas, maka arah pemanfaatannya harus dilakukan melalui pendekatan multisektor, integratif, dan komprehensif agar dapat meminimalisasi konflik dan tetap menjaga kelestariannya. Disamping itu mengingat kompleksnya permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan pulaupulau kecil, maka pendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan perencanaan menjadi prasyarat utama 37

38 dalam menjamin keberlanjutan proses ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi. 6. Mendayagunakan pertanian, perikanan, dan kelautan, harus dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dan efisien dengan mendayagunakan seluruh potensi dan manfaat secara seimbang. 7. Struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukan sektor industri sebagai motor penggerak dan didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. 8. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing baik di pasar lokal maupun internasional dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Struktur industri dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar lainnya melalui penegakan persaingan usaha yang sehat dan prinsipprinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar (good corporate governance). Struktur industri dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan industri kecil dan menengah sebagai basis industri yang sehat, mampu tumbuh, dan terintegrasi dalam matarantai pertambahan nilai dengan industri hilirnya dan dengan industri ber skala besar. 9. Pemgembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berbasis IPTEK, dan berdaya saing dengan produk impor khususnya dalam penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat banyak, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian 38

39 domestik. Untuk itu, pengembangan UKM dan koperasi dilakukan melalui peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat. Pengembangan UKM dan koperasi secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam modernisasi agrobisnis dan agroindustri, termasuk yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). 10. Koperasi didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya., baik produsen maupun konsumen di beberapa sektor kegiatan ekonomi, sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Sementara itu, pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha. 11. Pembinaan dan perlindungan bagi tenaga kerja dilakukan secara terprogram, dimulai dari perekrutan sampai dengan peningkatan karir. 39

40 Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi ketiga. Strategi yang dilakukan untuk mencapai misi ketiga adalah: Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat serta aktualisasi ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat dengan tetap menjaga eksistensi budaya sehingga dapat mewujudkan insan yang cerdas, sehat dan berakhlak yang dapat mendorong pembangunan di segala sektor. Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah: 1. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkkan pula untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. 2. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas masyarakat sehingga mampu berdaya saing dalam era Global dengan tetap berlandaskan pada norma agama, adat istiadat tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis dan jenjang perlu disediakan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bagi keluarga tidak mampu dengan pola subsidi silang. 3. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya 40

41 kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, dan globalisasi dengan semangat kemitraan, dan kerjasama lintas sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif dan preventif. 4. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif, menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. Disamping itu, penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Sistem admnisitrasi kependudukan penting pula dilakukan untuk mendukung perencanaan dan pelakksanaan pembangunan serta mendorong terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan sosial. 5. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak diberbagai bidang pembangunan; pemberantasan tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak. 6. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, IPTEK dan politik serta mengembangkan rasa cinta generasi muda terhadap budaya daerah sebagai 41

42 bagian dari rasa cinta tanah air. Disamping itu, pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya olah raga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat. 7. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk pemberdayaan sosial yang tepat guna bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan didukung oleh peraturan perundangan dan perlindngan sosial, peningkatan kualitas SDM, kesejahteraan sodial, serta penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan juga dilakuakn dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil atau wilayah terkena bencana. 8. Mengambangkan dan melestarikan kegiatan seni budaya lokal diarahkan untuk melakukan penyaringan masuknya budaya asing dan menumbuhkembangkan seni budaya melayu sehingga dikenal baik di Kabupaten Karimun, maupun di tingkat nasional dan internasional. 9. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul. Jati diri tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa-seperti religius, kebersamaan dan persatuan- dan nilai modern yang universal-seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan jati diri bangsa tersebut dilakukan melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya bangsa yang mempunyai potensi unggul dan menerapkan nilai modern yang membangun. Untuk memperkuat jati diri dan kebanggaan 42

43 bangsa, pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya dan prestasi olah raga Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi keempat. Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi keempat adalah: Menyusun perencanaan yang baik di segala sektor terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan terarah. Menjaga kelestarian lingkungan hidup, peningkatan kualitas SDM, pengelolaan dan pemafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berwawasan lingkungan. Serta menciptakan iklim berusaha yang kondusif untuk investor dan melindungi HAM, maka dapat diraih peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Karimun melalui pemanfaatan potensi geografis Karimun terhadap daerah sekitar dan pemanfaatan programprogram pemerintah. Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah: 1. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab serta profesional yang mampu mendukung pembangunan nasional. 2. Menciptakan aparatur pemerintah yang profesional, bersih berwibawa dan bertanggung jawab, yang diarahkan terhadap pencapaian penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semua kegiatan; pemberian sanksi kepada pelaku penyalahgunaan kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pemberian penghargaan bagi yang berprestasi. 3. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya 43

44 sisitem hukum Nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif. 4. Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkan hukum birokrasi yang profesional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya kemandirian Nasional. 5. Peranan pemerintah daerah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai fasilitator regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar. 6. Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,,mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta terciptanya kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindungan hukumnya. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait KKN. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan materi hukum, dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban, dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin tertib, teratur, lancar, serta berdaya saing global. 44

45 7. Demokrasi yang berlandaskan hukum adalah landasan penting untuk tercapainya pembangunan yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi di Kabupaten Karimun akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat serta transparansi. Sedangkan hukum pada dasarnya memastikan munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat aspek negatif dari kemanusiaan. 8. Penerapan hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi aspirasi masyarakat secara optimal. 9. Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; melakukan pembenahan struktur hukum di daerah dan meningkatkan budaya hukum, dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil. 10. Penataan proses politik, yang di titik beratkan pada proses pengalokasian/ representasi kekuasaan yang diwujudkan dengan: (a) Meningkatkan secara terus menerus kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbuka bagi para pejabat politik dan publik; (b) Mewujudkan komitmen politik yang tegas terhadap pentingnya kebebasan media masa di Karimun, keleluasaan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat setiap warga negara berdasarkan aspirasi politiknya masingmasing yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. 11. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada proses penanaman nilai-nilai demokratis yang diupayakan melalui: (a) Penciptaan kesadaran budaya dan 45

46 penanaman nilai-nilai politik demokratis terutama peghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai persamaan, anti kekerasan serta nilainilai toleransi melalui berbagai wacana dan media;(b) Upaya mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memelihara persatuan bangsa. 12. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang di tekankan pada proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik yang dilakukan dengan : (a)mewujudkan kebebasan pers yang lebih mapan dan terlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol jalannya penyelenggaraan negara secara cerdas dan demokratis ; (b) Mewujudkan pemerataan informasi yang lebih besar dengan mendorong munculnya media-media masa daerah yang independen; (c) Menciptakan jaringan informasi yang lebih bersifat interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat luas; (d) Menciptakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menghubungkan seluruh link informasi yang ada di pelosok daerah sebagai suatu kesatuan yang mampu mengikat dan memperluas integritas Kabupaten Karimun; (e) Memanfaatkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif agar mampu memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat meletakkan Karimun pada posisi politik yang menyulitkan. 13. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya sistem hukum di Kabupaten Karimun yang mantap bersumber pada Pancasila dan UUD 1945, yang mencakup pembangunan materi hukum serta perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya 46

47 hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum, menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang makin tertib dan teratur, serta penyelenggaraan pembangunan daerah yang makin lancar. 14. Pembangunan materi Peraturan daerah diarahkan untuk melanjutkan pembaruan produk hukum yang mampu mendorong tumbuhnya kreativitas dan keterlibatan masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945, yang mencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian dan pengembangan hukum. Kualitas dan kemampuan aparatur hukum dikembangkan melalui peningkatan kualitas dan profesionalisme melalui sistem pendidikkan dan pelatihan dengan kurikulum yang akomodatif terhadap setiap perkembangan pembangunan; dan pemngambangan sikap aparatur hukum yang menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, keterbukaan, dan keadilan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta bertanggung jawab dalam bentuk perilaku teladan. 15. Penerapan dan penegakan hukum dan HAM dilaksanakan secara tegas, lugas, dan profesional dengan tetap berdasarkan pada penghormatan terhadap HAM, keadilan, dan kebenaran, terutama dalam proses 47

48 penyelidikan, penyidikan, dan persidangan yang transparan dan terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial, sehingga mendukung pembangunan serta memantapkan stabilitas yang mantap dan dinamis peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi terus ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap segala informasi yang dibutuhkan masyarakat, memberikan akses kepada masyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai proses pengembilan keputusan pelaksanaan pembangunan daerah, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta terbentuk perilaku warga negara Indonesia yang mempunyai rasa memiliki dan taat hukum. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi harus didukung oleh pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat dengan biaya yang terjangkau, proses yang tidak berbelit dan penetapan putusan yang mencerminkan rasa keadilan masyarakat. 16. Penuntasan penanggulangan penyelahgunaan kewenangan aparatur negara dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semua kegiatan.pemberian sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahgunaan kewewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat; peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemeintahan yang baik. 48

49 17. Keberpihakan pemerintah daerah kabupaten Karimun harus ditingkatkan untuk mengembangkan wilayahwilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. 18. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi ke dalam (inward looking) menjadi berorientasi keluar (outward looking), sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangaan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan yang dilakukan selain menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatan kesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan pula bagi pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama ini luput dari perhatian. 19. Peningkatan kerjasama antar daerah akan terus ditingkatkan dalam rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif masing-masing daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan, serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.pembangunan kerja sama antar daerah melalui sistem jejaring antar daerah akan sangat bermanfaat sebagai sarana berbagi pengalaman, saling berbagi keuntungan dari kerjasama, maupun saling berbagi dalam memilkul tanggung jawab pembiayaan secara proporsional, baik dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, maupun untuk pembangunan lainnya. 49

50 Strategi dan Arah Pembanguna Daerah untuk mencapai misi kelima Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi kelima adalah: Dengan memanfaatkan kehadiran PDAM dan PLN, bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, serta masukknya PDMN maupun PMA, maka diharapkan dapat mengatasi masalah air bersih, ketersediaan listrik, sarana prasarana pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, transportasi sehingga diharapkan dapat bersaing dengan perkembangan yang terjadi di negara tetangga. Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah: 1. Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang handal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat dipenuhi. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia. Terwujudnya konservasi sumberdaya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumberdaya air. 2. Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel serta terwujud Kabupaten Karimun tanpa pemukiman kumuh dan liar. 3. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas 50

51 kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari. 4. Terpeliharanya ekayaan leragaman jenis dan kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing kabupaten Karimun, serta pembangunan daerah. 5. Meningkatkan kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan. 6. Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang, dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui political trading yang saling menguntungkan.menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antar armada angkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan peanfaatan e-commerce dalam konteks paperless document; dan tersedianya pusat pelayanan informasi terpadu. 7. Menyeleraskan pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada: (1) pengembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Nasional dan kehandalannya untuk memulihkan kemampuan pasokan sistem ketenagalistrikan nasional yang memadai melalui rehabilitasi dan repowering pembangkit yang ada serta pembangunan pembangkit baru terutama pembangkit listrik non-bbm; (2) Penyempurnaan struktur industri penyediaan tenaga listrik, yang memberikan peluang lebih luas bagi investasi swasta secara lebih terbuka, kompetitif, profesional, dan terarah serta terpisah dari misi sosial, dan bagi badan usaha pemerintah daerah; pemerintah pusat dan masyarakat untuk wilayah nonkomersil; (3) Diversifikasi energi untuk pembangkit listrik; terutama gas dan batu 51

52 bara, juga mulai dapat diterapkannya pembangkit listrik tenaga surya dan energi terbarukan dalam skala besar. 8. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayahwilayah strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan matarantai proses industri dan distribusi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antarsektor, antarpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukungg peluang berusaha dan investasi di daerah. 9. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukunganya diarahkan pada: (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana pemukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien; (2) penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukunya yang mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; dan (3) pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. 10. Mendayagunakan SDA yang terbarukan.sda terbarukan seperti hutan, pertanian, perikanan, dan perairan, harus 52

53 dikelola dan dimanfaatkan secara rasional, optimal, efisien, dan bertanggung jawab dengan mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang. Pengelolaan SDA terbarukan yang sudah berada dalam kondisi kritis, diarahkan pada upaya untuk merehabilitasi dan memulihkan daya dukungnya, dan selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkan kemampuannya sebagai modal bagi pembangunan yang berkelanjutan. Hasil atau pendapatan yang berasal dari pemanfaatan SDA terbarukan diinvestasikan kembali guna menumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan untuk kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. 11. Mengelola SDA yang tidak terbarukan. Pengelolaan SDA tak terbarukan seperti bahan tambang, mineral, dan sumber daya energi diarahkan untuk tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai input untuk proses produksi berikutnya yang dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal. Output-nya diarahkan untuk dijadikan sebagai kapital kumulatif. Hasil atau pendapatan yang diperoleh dari kelompok SDA ini diarahkan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dengan diinvestasikan pada sektor-sektor lain yang produktif, juga untuk upaya reklamasi, konservasi, dan memperkuat pendanaaan dalam pencarian sumber-sumber energi alternatif dan atau bahan substitusi yang terbarukan seperti biomasa, biogas, mikrohidro, energi matahari, arus laut, dan tenaga angin yang lebih ramah lingkungan. Di samping itu, pengembangan energi juga mempertimbangkan harga energi yang memperhitungkan biaya produksi dan menginternalisasikan biaya lingkungan, serta kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan demikian, pembangunan 53

54 energi terus diarahkkan kepada penganekaragaman energi, konservasi energi, dengan memperhatikan pengendalian lingkungan hidup. Pengembangan energi juga dilaksannakan dengan memperhatikan komposisi pengguna energi yang optimum bagi tiap jenis energi. 12. Menjaga dan melestarikan sumberdaya air. Pengelolaan sumberdaya air diarahkan untuk menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah; mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui pendekatan demand management yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dan konsumsi air dan pendekatan supply management yang ditujukan untuk meningkaykan kapasitas dan keandlaan pasokan air; memperkokoh kelembagaan sumber daya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. 13. Mengembangkan potensi sumberdaya kelautan.arah pembangunan dalam 20 tahun ke depan perlu memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat luas. Cakupan dan prospek sumber daya kelautan dangat luas, maka arah pemanfaatannya harus dilakukan melalui pendekatan multisektor, integratif, dan komprehensif agar dapat meminimalisasi konflik dan tetap menjaga kelestariannya. Di samping itu, mengingat kompleksnya permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan pulaupulau kecil, maka pendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan perencanaan menjadi prasyarat utama dalam menjamin keberlanjutan proses ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi. 54

55 14. Kebijakan dan pengelolaan pembangunan kelautan harus merupakan keterpaduan penataan ruang antar sektor lautan dan daratan serta menyatu dalam strategi pembangunan Nasional sehingga kekuatan darat dan laut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat kabupaten Karimun. 15. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang. Pembangunan ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidak mempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran lingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup dipriorotaskan pada upaya untuk meningkatkan daya dukung lingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup. Kebijakan ini diarahkan terutama bagi generasi muda, sehingga tercipta SDM yang berkualitas yang peduli terhadap isu SDA dan lingkungan hidup. Dengan demikian kedepan mereka mampu berperan sebagai penggerak bagi penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Karimun telah merumuskan new deal pembangunan ekonomi Kabupaten Karimun yang secara prinsip memuat triple track strategy, yaitu: pro-growth, pro-job, dan propoor. Track pertama dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengutamakan pertumbuhan 55

56 ekonomi yang berkualitas dan investasi. Track kedua dilakukan dengan menggerakkan sektor riil untuk menciptakan lapangan kerja. Dan track ketiga, dilakukan dengan merevitalisasi sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi perdesaan untuk mengurangi kemiskinan (secara diagramatis, triple track strategy dapat dilihat pada Gambar 4.1.). Sejalan dengan prinsip tersebut, maka peran pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dalam pembangunan nasional pada dasarnya sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan. Gambar 4.1. Triple Track Strategy Dukungan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya terutama: (i) program-program pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesempatan kerja; (ii) program-program pembangunan infrastruktur untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah, dukungan terhadap kawasan perbatasan dan

57 kawasan terpencil serta terisolir; dan (iii) program-program pembangunan infrastruktur PU yang berbasiskan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan dilaksanakan melalui upaya-upaya: (i) penerapan prinsip-prinsip green construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan infrastruktur PU; (ii) mendorong pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan infrastruktur PU yang berbasiskan penataan ruang; dan (iii) pembangunan infrastruktur PU dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim. Secara diagramatis, peran infrastruktur PU dalam pembangunan daerah dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut ini. Gambar 4.2. Peran Infrastruktur Pu Dalam Pembangunan Daerah Berdasarkan agenda, prioritas pembangunan, strategi dan arah pembangunan daerah, maka arah kebijakan umum pembangunan infrastruktur pekerjaan umum adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Free trade Zone (FTZ), strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana, serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal RENCANA STRATEGIS TAHUN 2012- DINAS PUP-ESDM DIY VISI layanan pekerjaan umum yang memadai, jumlah rumah layak huni, serta sumber daya mineral yang ramah 1. Makna dari big pekerjaan umum yang andal memadai,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan. 1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan

Lebih terperinci

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

- 6 - SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. - 6-3. BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu 3. Penetapan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Visi Pemerintah 2014-2019 adalah : Terwujudnya Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan : VISI Terwujudnya kualitas layanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang memadai, peningkatan jumlah rumah layak huni, serta pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang ramah lingkungan 1.

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun berdasarkan Rencana Strategis 2011 2016 dan Rencana Kerja Tahun 2014. Adapun Capaian Sasaran Dinas Bina Marga tahun 2014 tampak sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air

Lebih terperinci

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai

- 26 - PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai - 26 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT A. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN SUB BIDANG SUB-SUB BIDANG PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA DPU TAHUN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Semanggi No. 19 Telepon (0370) 633095 - Mataram RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM 2011-2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH - 11 - C. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air di 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak hidup

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

LAMPIRAN IX. 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem mempunyai tugas : 172 LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Dinas Pekerjaan Umum 1. KEPALA DINAS Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem

Lebih terperinci

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN. LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 10 TAHUN 2007 TANGGAL : 28 Desember 2007 A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN. 1. Kebijakan : 1.1. Kebijakan dan Standar : a. Penetapan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA SUMBER DAYA AIR, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Kabupaten Ciamis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi BPTPM Kota Serang Dengan semangat otonomi daerah serta memperhatikan tugas dan fungsi yang diemban oleh Badan Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kedudukan susunan organisasi, tugas dan fungsi Pemerintah Kecamatan dengan berlakunya Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 32 T a h u n 2 0 0 4 t e l a h

Lebih terperinci

MENJADI PROVINSI YANG BERDAYA SAING MENUJU SUMATERA UTARA SEJAHTERA

MENJADI PROVINSI YANG BERDAYA SAING MENUJU SUMATERA UTARA SEJAHTERA BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI SKPD 4.1.1. Visi Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian terhadap sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa akan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN I. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PASAR KOTA MADIUN Isu-isu strategis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci