Minggu-3. Kerangka Teoritis Penyusunan Hipotesis. Metode Penelitian. (langkah 4 dan 5) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Minggu-3. Kerangka Teoritis Penyusunan Hipotesis. Metode Penelitian. (langkah 4 dan 5) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM"

Transkripsi

1 Metode Penelitian Minggu-3 (langkah 4 dan 5) Kerangka Teoritis Penyusunan Hipotesis By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : ailili1955@gmail.com 1

2 Pokok Bahasan Variabel Penelitian Definisi dan contoh Variabel Jenis Variabel Hubungan diantara Variabel Kerangka Teoritis Definisi Kerangka Teoritis Hal yang mendasar yang harus diperhatikan dalam Kerangka Teoritis Contoh diagram skematis Kerangka Teoritis

3 Topik Bahasan Pokok Bahasan Penyusunan Hipotesis Definisi Hipotesis Karakteristik Hipotesis yang baik Klasifikasi Hipotesis Perumusan Hipotesis Contoh Perumusan Hipotesis Uji Hipotesis Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian Hipotesis

4 Proses Penelitian 1 PENGAMATAN Mengidentifikasi minat bidang penelitian yang luas 2 PENGUMPULAN DATA AWAL Wawancara, Survey literatur 3 DEFINISI MASALAH Menentukan masalah penelitian 4 KERANGKA TEORITIS Mengidentifikasi dan menguraikan variabel dengan jelas 5 PENYUSUNAN HIPOTESIS 6 DESAIN PENELITIAN ILMIAH 7 PENGUMPULAN, ANALISI, DAN INTERPRESTASI DATA 8 DEDUKSI Hipotesis diterima? Pertanyaan penelitian terjawab? Tidak Ya 9 Penulisan laporan 10 Presentasi laporan 11 Pengambilan keputusan Manajerial 4

5 Kerangka Teoritis. Mengidentifikasi dan menguraikan variabel dengan jelas. Membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap penting untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. 5

6

7 Apa yang disebut Variabel? Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau yang dapat membawa variasi pada nilai. (Sekaran, 2007) Nilai : Dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama. Dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.

8 Contoh Variabel Unit Produksi. Skor Ujian. Angka ketidakhadiran. Motivasi.

9 Unit Produksi : Seorang buruh dalam departemen produksi mungkin memproduksi satu komponen per unit, buruh kedua dua komponen per unit, buruh ketiga lima komponen per menit. Mungkin juga buruh yang sama dapat memproduksi satu komponen pada menit pertama, lima komponen pada menit berikutnya. Jumlah komponen yang diproduksi mempunyai nilai yang berbeda, karena itu Unit Produksi disebut variabel. Skor ujian : Skor ujian seorang mahasiswa untuk sebuah mata kuliah tertentu dapat berbeda, atau skor ujian mahasiswa yang berbeda untuk mata kuliah yang sama bisa berbeda. Skor ujian memiliki nilai yang berbeda sehingga disebut variabel. 9

10 Absensi : Hari ini tiga staf dalam departemen penjualan absen, besok enam orang tidak masuk kerja, hari berikutnya tidak ada yang absen. Absensi memiliki nilai berkisar dari tidak ada yang absen sampai ke semua karyawan absen. Oleh karena itu absensi disebut variabel. Motivasi : Motivasi orang untuk belajar dalam kelas atau dalam tim kerja mempunyai nilai yang beragam yang berkisar dari sangat rendah ke sangat tinggi Oleh karena itu Motivasi disebut Variabel. 10

11 Jenis Variabel Variabel terikat (dependent variable). disebut juga variabel kriteria (criterion variable). Variabel bebas (independen variable). disebut juga variabel prediktor (predictor variable). Variabel moderator (moderating variable). Variabel antara (intervening variable).

12 Variabel terikat (dependent variable) Variabel yang menjadi perhatian utama peneliti dalam sebuah pengamatan/penelitian. Pengamat/peneliti akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam variabel terikat (dependent) beserta perubahannya yang terjadi kemudian.

13 Contoh Variabel Terikat Sorang manajer merasa prihatin bahwa penjualan sebuah produk yang baru saja diluncurkan setelah dilakukan uji pemasaran tidak memenuhi harapannya. Penjualan Produk disebut Variabel, Karena penjualan produk dapat bervariasi, bisa rendah, sedang, atau tinggi. Penjualan produk merupakan fokus utama manajer disebut variabel terikat (dependent variable).

14 Latihan Seorang peneliti terapan ingin meningkatkan kinerja anggota organisasi di sebuah Bank. Apa yang menjadi variabel terikat dalam kasus ini?. Seorang manajer pemasaran merasa bingung mengapa strategi periklanan baru-baru ini tidak berhasil. Apa yang menjadi variabel terikat dalam hal ini?.

15 Variabel bebas (independent variable) Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat (dependent variable), dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel terikat (dependent variable) nantinya. Variasi dalam variabel terikat (dependent variable) merupakan hasil dari variabel bebas (independent variable).

16 Contoh Hubungan antara Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent Variable) Keberhasilan pengembangan produk baru Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Yaitu, semakin sukses peluncuran produk baru, semakin tinggi harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan Variabel bebas (independent variabel) Varabel terikat (dependent variabel)

17 Latihan Tentukan jenis variabel di bawah ini yang mana variabel terikat (dependent variable) dan yang mana variabel bebas (independent variable), selanjutnya jelaskan mengapa demikian. Seorang manajer percaya bahwa supervisi dan pelatihan yang baik akan meningkatkan tingkat produksi kerja. Seorang manajer pemasaran percaya bahwa memilih juru bicara dan model yang menarik secara fisik untuk mendukung produk mereka, dapat meningkatkan persuasi dari sebuah pesan

18 Variabel Moderator (moderating variable) Varibel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable).

19 Contoh hubungan antara Variabel bebas (independent variable), Variabel terikat (dependent variable), dan Variabel Moderator (moderting variable). Ditemukan bahwa ada hubungan antara ketersediaan buku pedoman referensi yang dapat diakses oleh karyawan perusahaan manufaktur, dan produk cacat. Yaitu, jika pekerja mengikuti prosedur yang ditentukan dalam buku pedoman, mereka mampu menghasilkan produk yang tidak cacat. Ketersediaan buku pedoman referensi Produk cacat Variabel bebas (independent variable) Minat dan kecenderungan Variabel terikat (dependent variable) Variabel moderator (moderating variable)

20 Variabel Antara (intervening variable) Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable), tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel bebas (independen variable) dan variabel terikat (dependent variable), sehingga variabel bebas (independent variable) tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable).

21 Hubungan Variabel bebas (independent variable), Variabel moderator (moderating variable), Variabel antara (intervening variable) dan Variabel terikat (dependent variable) Keragaman Pekerja Variabel bebas (independent variable) Teori umum menjelaskan bahwa keragaman para karyawan (yang terdiri dari individu dengan asal etnis, ras, dan kebangsaan yang berbeda) memberikan kontribusi lebih terhadap efektivitas organisasi karena setiap kelompok membawa keahlian dan keterampilan masing-masing ke dalam tempat kerjanya. Sinergi tersebut dapat diperoleh hanya jika manajer mengetahui bagaimana memanfaatkan bakat-bakat khusus tersebut. Keahlian Manajerial Sinergi Kreatif Variabel antara (intervening variable) Variabel moderator (Moderating Variabel) Efektivitas Organisasi Variabel terikat (dependent variable) 21

22 Latihan Buatlah tigasituasi berbeda di mana motivasi kerja akan menjadi variabel bebas, variabel antara, dan variabel moderator. Tentukan jenis variabel dalam situasi berikut, jelaskan hubungan antar variabel, dan diagramnya. Kegagalan untuk mengutif prinsip-prinsip akuntansi menyebabkan kebingungan yang sangat besar, yang pada gilirannya menimbulkan sejumlah persoalan bagi organisasi. Tetapi, mereka mempunyai banyak pengalaman dalam tata buku mampu mencegah masalah dengan mengambil tindakan perbaikan yang tepat waktu.

23 Latihan Tentukan jenis variabel dalam situasi berikut. Jelaskan hubungan antara variabel dan diagramnya. Apa yang mungkin menjadi pernyataan atau definisi masalah untuk situasi di bawah ini? Manajer dari suatu perusahaan X mengamati bahwa bahwa moral karyawan dalam perusahaannya sangat rendah. Ia berfikir bahwa jika kondisi kerja mereka ditingkatkan, skala gaji dinaikkan, tunjangan liburan dibuat lebih menarik, maka moral karyawanpun akan meningkat. Tetapi ia ragu jika kenaikan gaji akan meningkatkan moral seluruh karyawan. Perkiraannya adalah bahwa mereka yang mempunyai penghasilan tambahan tidak akan terpacu oleh gaji yang lebih tinggi, dan hanya mereka yang tanpa penghasilan sampingan saja yang senang dengan kenaikan gaji dan menghasilkan peningkatan moral.

24

25 Apa itu Kerangka Teoritis? Kerangka Teoritis (kerangka berfikir), adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses wawancara, pengamatan, dan survey literatur (Sekaran:2010:80) Kerangka Teoritis, merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan yang akan menghasilkan kesimpulan berupa hipotesis. 25 MK/39

26 Hal Yang Menadasar Yang Harus Diperhatikan Dalam Kerangka Teoritis. (1) 1 Variabel-variabel yang diteliti dan yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan diamati dengan jelas dalam pembahasan. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain dan ada teori yang mendasarinya. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau negatif. 26 MK/44

27 Hal Yang Mendasar Yang Harus Diperhatikan Dalam Kerangka Teoritis. (2) Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan/diperlihatkan agar pembaca dapat melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan. 27 MK/44

28 Kerangka teoritis (kerangka berfikir) Assosiatif (hubungan) Komparatif (perbandingan) Contoh kerangka teoritis assosiatif : Jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi pula. 28

29 Contoh Kasus (1) 1 DELTA AIRLINES Dengan adanya deregulasi maskapai penerbangan, terjadi perang harga diantara berbagai maskapai penerbangan yang memangkas biaya dengan cara berbeda. Menurut laporan, Delta Airlines menghadapi tuntutan pelanggaran keselamatan penerbangan (airsafty violations) ketika hampir terjadi beberapa tabrakan di udara, dan sebuah kecelakan yang mengakibatkan 137 orang tewas pada tahun

30 Contoh Kasus (2) Empat faktor penting yang tampaknya mempengaruhi hal tersebut adalah komunikasi yang buruk diantara anggota kru kokpit sendiri, koordinasi buruk antara petugas bandara dan kru kokpit, pelatihan minimal yang diberikan kepada kru kokpit, dan fisolofi manajemen yang mendorong struktur yang terdesentralisasi. Akan berguna untuk mengetahui jika faktor-faktor tersebut benar-benar berperan terhadap pelanggaran keamanan, dan jika demikian, sampai sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh?

31 Contoh Diagram Skematis Kerangka Teoritis (1) Komunikasi antara Petugas kokpit Komunikasi/koordinasi antara petugas kontrol dan kokpit Desentralisasi Pelanggaran Keselamatan Penerbangan Variabel Pelatihan kru kokpit Terikat Variabel Bebas (independent variable) (dependent variable) Semakin sedikit komunikasi antar anggota kru kokpit, semakin besar kemungkinan terjadi pelanggaran keselmatan penerbangan. Semakin kurang koordinasi antara petugas kontrol bandara dan kru kokpit semakin besar terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan. Semakin besar derajat desentralisasi, semakin besar kemungkinan terjadinya pelanggaran keselamatan penerbangan. Semakin sedikit dan tidak memadainya pelatihan yang diberikan kepada kru kokpit memungkinkan semakin besar terjadinya pelanggaran keselamatan penerbangan. Hubungan negatif tersebut terjadi pada semua variabel bebas, kecuali desentralisasi dan variabel Terikat. Terdapat hubungan negatif antara desentralisasi dan komunikasi antar anggota kokpit (semakin tinggi desentralisasi semakin kurang komunikasi), dan antara desentralisasi dengan koordinasi /komunikasi antara petugas kontrol dan kokpit (semakin tinggi Desentralisasi, semakin kurang koordinasi).

32 Contoh Diagram Skematis Kerangka Teoritis Dengan Memasukan Variabel Antara (intervening variable) 2 Komunikasi antara Petugas kokpit Komunikasi antara petugas kontrol dan kokpit Pelanggaran Keselamatan Penerbangan Desentralisasi Pelatihan kru kokpit Kegugupan dan ketakutan Variabel Terikat (dependent variable) Variabel Bebas (independent variable) Variabel antara (intervening variable) Kurangnya pelatihan untuk kru kokpit dapat menyebabkan pilot gugup dan takut, dan hal tersebut akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan penerbangan Kegugupan dan ketakutan dari pilot merupakan variabel antara.

33 Diagram Skematis Kerangka Teoritis yang mencakup variabel moderator (moderting variable) Komunikasi antara Petugas kokpit Komunikasi antara petugas kontrol dan kokpit Desentralisasi Variabel Bebas (independent variable) Pelatihan Yang tidak memadai Variabel antara (intervening variable) Pelanggaran Keselamatan Penerbangan Variabel Terikat (dependent variable) Kurangnya Komunikasi antara petugas kokpit, komunikasi /koordinasi antara petugas kontrol dan kokpit dan desentralisasi bisa menyebabkan kegagalan keselamatan penerbangan hanya dalam kasus ketika pilot yang sedang bertugas tidak mendapatkan pelatihan yang mencukupi. Dalam kasus dimana pesawat dikemudikan oleh pilot yang dilatih dengan baik komunikasi, koordinasi dan desentralisasi tidak akan menimbulkan bahaya terhadap keselamatan penerbangan.

34 Latihan Kerangka Teoritis (1) Susunlah kerangka teoritis setelah menyatakan definisi masalah untuk situasi berikut ini. Seorang konselor keluarga yang membimbing pasangan suami-istri yang keduanya profesional menghadapi dilema. Ia menyadari bahwa fokus sesi konseling seharusnya pada kepuasan keluarga dan kepuasan kerja, tetapi ia tidak yakin bagaimana kedua hal tersebut dapat disatukan dalam keluarga yang berkarir rangkap. Suami yang lazim menjadi pencari nafkah, tampaknya memperoleh lebih banyak kepuasan kerja saat mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dalam pekerjaan dan juga menghabiskan lebih banyak waktu luang pada kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan.

35 Latihan Kerangka Teoritis (2) Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku dalam kasus wanita, yang memainkan peran ganda sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga. Tetapi, baik suami maupun istri tampaknya menikmati tingkat kepuasan keluarga yang tinggi jika mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama di rumah dan saling membantu dalam merencanakan kegiatan yang berorientasi keluarga.

36

37 Setelah : Mengidentifikasi variabel penting. Menetapkan hubungan antar variabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis Merumuskan pernyataan yang dapat diuji yang disebut Penyusunan hipotesis Menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya atau tidak melalui analisis statistik yang tepat (uji t, uji F). Diharapkan solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi 37

38 Apa yang disebut Hipotesis? Hipotesis adalah Suatu penjelasan sementara tentang perilaku, penomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro: 2003:48) Hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran :2010:87)

39 Karakteristik Hipotesis Yang Baik (1) Konsisten dengan penelitian sebelumnya. Hipotesis harus rasional. Mengikuti penelitian yang sudah ada dan mengundang penelitian berikutnya. Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek. Penjelasan yang masuk akal. Dapat diterima oleh nalar manusia. 39 MK/48 sam'11

40 Karakteristik Hipotesis Yang Baik (2) 2 Perkiraan yang tepat dan terukur. Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih) variabel secara jelas dan tepat, serta mengidentifikasi variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur. Dapat diuji. Dinyatakan dalam formulasi yang baik sehingga dapat diuji dengan uji hipotesis. 40 MK/48 sam'11

41 Klasifikasi Hipotesis (1) Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan) Dapat dibedakan : Hipotesis Induktif. Menyusun generalisasi berdasarkan observasi (dari yang khusus ke umum). Hipotesis Deduktif. Menggunakan perluasan logika dari penemuanpenemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang bersifat umum yang telah diterima kebenarannya (dari umum ke khusus). 41 MK/49

42 Klasifikasi Hipotesis (2) Bagaimana hipotesis dinyatakan. Pernyataan Jika-Maka (If-Then Statement). Untuk menguji apakah hubungan atau perbedan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak. Contoh: Jika karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti. 42 MK/49

43 Klasifikasi Hipotesis (3) Dapat diklasifikasikan : Hipotesisi Penelitian. Dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif). Hipotesisi Statistik. Dinyatakan dalam bentu hipotesis nol atau (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). 43 MK/49

44 Klasifikasi Hipotesis (4) Hipotesis penelitian. Menyatakan perkiraan hubungan atau perbedaan antara dua variabel Dapat berupa : Non-Directional Hypothesis ( hipotesis tanpa arah). «Hanya menyatakan bahwa terdapat hubungan atau perbedaan diantara dua Variable, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut «Meskipun diperkirakan terdapat hubungan yang signifikan tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut positif atau negatif. 44 MK/49

45 Klasifikasi Hipotesis (5) Contoh: «Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja «Terdapat perbedaan antara nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia 45 MK/49

46 Klasifikasi Hipotesis (6) Directional Hypothesis (hipotesis yang mengarahkan). «Menunjukkan sifat dari hubungan atau perbedaan diantara dua variabel. «Jika, dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok, menggunakan istilah-istilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari dan semacamnya. Contoh : Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja karyawan. Wanita lebih bermotivasi daripada pria. 46 MK/49

47 Klasifikasi Hipotesis (8) Hipotesis statistik (null hypothesis): H o Adalah proposisi yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua variabel. Hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu). Secara umum pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan (signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (signifikan) antara dua kelompok. 47 MK/49

48 Klasifikasi Hipotesis (10) Hipotesis alternatif (H A ) Merupakan kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara kelompok

49 Klasifikasi Hipotesis (11) Diperoleh/ diturunkan Deduktif Hipotesis Dinyatakan Induktif Penelitian Statistik Non Directional Directional Hipotesis nol H o Hipotesis Alternatif (H A )

50 Perumusan Hipotesis Dinyatakan dengan jelas dan ringkas. Menyatakan hubungan antara dua variabel. Menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.

51 Contoh perumusan hipotesis untuk penelitian eksperimental Seseorang yang yang memperoleh perlakuan tertentu akan dapat menyelesaikan tugas tertentu dengan lebih baik dari pada seseorang yang tidak memperoleh perlakuan tersebut. Para karyawan baru yang yang memperoleh bimbingan mempunyai hasil evaluasi prestasi tahunan lebih tinggi dari pada karyawan baru yang tidak memperoleh bimbingan.

52 Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatifnya Uji statistik yang tepat (uji t, uji F). Apakah hipotesis alternatif diterima atau tidak? yaitu ada perbedaan yang signifikan antar kelompok atau terdapat hubungan yang signifikan diantara variabel, sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis. 52

53 Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting di dalam penelitian, bagian ini yang menentukan apakah penelitian cukup ilmiah atau tidak. Peneliti harus menentukan sampel, mengukur instrumen, desain, dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan. Melakukan analisis data sehingga dapat dilihat validitas hipotesis. Analisis data yang dikumpulkan tidak menghasilkan hipotesis terbukti dan tidak terbukti, melainkan mendukung atau tidak mendukung hipotesis;

54 Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis (1) Menyatakan hipotesis nol dan alternatif. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametrik atau nonparametrik. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan ( = 0,05, atau lebih, atau kurang).

55 Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis (2) Memastikan : Jika hasil dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat sigifikansi terpenuhi. Jika, seperti dalam kasus analisa korelasi Pearson dalam piranti lunak Excel, tingkat signifikansi tidak muncul dalam print-out, perhatikan nilai kritis (critical value) yang menetapkan daerah penerimaan pada tabel yang sesuai [(t, F, X 2 )]. Nilai kritis tersebut membagi daerah penolakan dari daerah penerimaan hipotesis nol.

56 Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis (3) Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai t hitung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesisi nol diterima dan alternatif ditolak

57 Contoh Judul Penelitian, Kerangka Teoritis, Rumusan Masalah dan Hipotesis. 1. Judul Penelitian: Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja karyawan. (gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi kerja adalah variabel dependen (Y). 2 Rumusan Masalah a. Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? (bagaimana X?) b. Seberapa baik prestasi kerja karyawan? (Bagaimana Y). c. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan prestasi kcrja karyawan? (adakah hubungan antara X dan Y?). Butir c ini merupakan masalah assosiatif. 57

58 Contoh Judul Penelitian, Kerangka Teoritis, Rumusan Masalah dan Hipotesis. Bila sampel penelitiannya golongan I. II dan III maka rumusan masalah komparatifnya adalah: a. Adakah perbedaan persepsi antara karyawan Golongan I, II dan III tentang gaya kepemimpinan manajer? b. Adakah perbedaan persepsi antara pegawai Gol I, II dan III tentang prestasi kerja karyawan. 3. Kerangka teoritis (paradigma penelitian) : X Y 58

59 Contoh Judul Penelitian, Kerangka Teoritis, Rumusan Masalah dan Hipotesis. 4. Rumusan Hipotesis Penelitian a. Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer (X) ditampilkan kurang baik dan nilainya paling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan. b. Prestasi kerja karyawan (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65. c. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka akan semakin baik prestasi kerja karyawan. d. Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol, I, II dan III. e. Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara Gol, I, II dan III. 59

60 Contoh Judul Penelitian, Kerangka Teoritis, Rumusan Masalah dan Hipotesis. Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang akan didapatkan harus diangkakan. Untuk bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen yang memiliki Skala pengukuran. Untuk judul di atas ada dua instrumen, yaitu instrumen gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai. 60

61 61

62 Latihan Kerangka Teoritis Dan Hipotesis (1) Malam Panjang di Holiday Inn Baru beberapa tahun lalu Tom Oliver, Manajer Eksekutif Holiday Hospitality Corp, berusaha keras untuk membedakan diantara beragam fasilitas yang ditawarkan kepada tamu di bawah bendera Holiday Holiday Inn Select didesain untuk pelancong bisnis, Holiday Inn Express untuk turis hemat, dan Crowne Plaza Hotels, hotel mewah yang ditujukan bagi turis kaya. Oliver merasa bahwa pendapatan bisa naik empat kali lipat seandainya para tamu dapat membedakan hal tersebut. Karena sangat ingin mengembangkan strategi yang berhasil bagi Holiday Hospitality, yang mengalami kebingungan merek,tom Oliver mengadakan sebuah survei konsumen kepada mereka yang telah menggunakan masing-masing tipe fasilitas, dan menemukan hal berikut. 62

63 Latihan Kerangka Teoritis Dan Hipotesis (2) Pelanggan tidak memahami perbedaan diantara ketiga tipe hotel tersebut. Banyak yang mengeluh bahwa bangunannya tua dan tidak dirawat dengan baik, dan kualitas layanan serta faktor lainnya juga buruk. Lebih lagi, ketika tersebar isu bahwa salah satu strategi yang dipikirkan Oliver adalah perubahan nama untuk membedakan ketiga tipe hotel tersebut, para pewaralaba yang marah pun menolak keras. Selain hal tersebut, pesan yang campur aduk juga tidak memudahkan pelanggan untuk memahami perbedaannya. Oliver berpikir bahwa ia pertama-tama perlu memahami bagaimana klasifikasi perbedaan akan penting bagi beberapa golongan tamu, dan kemudian ia dapat memasarkan masing-masing tipe dan dengan pesat meningkatkan pendapatan. Secara bersamaan, ia mengetahui bahwa jika pemilik waralaba tidak sepenuhnya bekerja sama dengannya berkaitan dengan semua rencananya, maka semata-mata memperbaiki dan meningkatkan layanan konsumen tidak akan menambah pendapatan. 63

64 Latihan Kerangka Teoritis Dan Hipotesis (3) Untuk kasus tersebut di atas, buatlah : 1. Identifikasi masalah. 2. Kerangka Teoritis. 3. Hipotesis (empat hipotesis). 64

Minggu-2. Metode Penelitian. Identifikasai Bidang Masalah Yang Luas Pengumpulan Data Awal, Definisi Masalah (langkah 1 sampai 3)

Minggu-2. Metode Penelitian. Identifikasai Bidang Masalah Yang Luas Pengumpulan Data Awal, Definisi Masalah (langkah 1 sampai 3) Metode Penelitian Minggu-2 Identifikasai Bidang Masalah Yang Luas Pengumpulan Data Awal, Definisi Masalah (langkah 1 sampai 3) By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile : 08122035131 08112345541

Lebih terperinci

Pengukuran kualitatif dan kuantitatif

Pengukuran kualitatif dan kuantitatif Pengukuran kualitatif dan kuantitatif REFERENSI : NEUMAN, W. LAWRENCE. 2011. METODE PENELITIAN SOSIAL : PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUA NTITAIF, I N DEKS. JAKARTA Pengertian Variabel Penelitian Proses Dalam

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur PENGAMATAN mengidentifikasi minat bidang penelitian DEFINISI MASALAH menentukan masalah penelitian KERANGKA TEORITIS mengidentifikasi dan menguraikan variabel dgn jelas PENYUSUN- AN HIPOTE- SIS DESAIN

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori,

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Diresume dari presentasi Rahmanita Syahdan, Misnasanti, dan Rospala Hanisah Yukti Sari pada mata kuliah Metode Penelitian Penelitian pada Rabu 26 Oktober

Lebih terperinci

1. Variabel Penelitian 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis

1. Variabel Penelitian 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis 1. 2. Landasan Teori 3. Kerangka Pikir 4. Kajian Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis Afid Burhanuddin, M.Pd. Afid Burhanuddin, M.Pd. 1 Variabel? Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS] MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT-021235/2 SKS] Variabel dan Hipotesis DESAIN VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian: Gejala yang nilainya bervariasi. Gejala yang nilainya selalu tetap tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 4 KERANGKA TEORITIS

BAB 4 KERANGKA TEORITIS BAB 4 KERANGKA TEORITIS KONSEP CONSTRUCT KONSEP KERANGKA TEORITIS TEORI PROPOSISI VARIABEL TAHAP TEORITISASI CONSTRUCT TEORI HIPOTESIS PROPOSISI Definisi Operasional VARIABEL TAHAP EMPIRISASI HIPOTESISS

Lebih terperinci

Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis. Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma

Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis. Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma Pertemuan Keempat Landasan Teori dan Rumusan Hipotesis Metode Riset Dr. Muhamad Yunanto, MM. Fak. Ekonomi Universitas Gunadarma 1 OBSERVASI Identifikasi bidang Permasalahan 3 PENDEFINISI AN MASALAH Pembatasan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1. KERANGKA TEORITIS Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur (2) PENGAMATAN mengidentifikasi minat bidang penelitian DEFINISI MASALAH menentukan masalah penelitian KERANGKA TEORITIS mengidentifikasi dan menguraikan variabel dgn jelas PENYUSUN- AN HIPOTE- SIS DESAIN

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS VARIABEL HIPOTESIS

KERANGKA TEORITIS VARIABEL HIPOTESIS 1 KERANGKA TEORITIS VARIABEL HIPOTESIS A. Definisi Teori Menurut Kerlinger (1986), teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions)

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Pertemuan 3 Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Learning Outcome Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Merumuskan masalah penelitian dan paradigma penelitian. Menerangkan tentang

Lebih terperinci

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Pertemuan 4 Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan bentuk-bentuk hipotesis. Menguraikan tentang Kerangka Berfikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur

PENGUMPULAN DATA AWAL wawancara dan survei literatur (3) PENGAMATAN mengidentifikasi minat bidang penelitian DEFINISI MASALAH menentukan masalah penelitian KERANGKA TEORITIS mengidentifikasi dan menguraikan variabel dgn jelas PENYUSUN- AN HIPOTE- SIS DESAIN

Lebih terperinci

Minggu-5 Pengukuran Variabel, Definisi Operasional Dan Skala

Minggu-5 Pengukuran Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Metode Penelitian Minggu-5 Pengukuran Variabel, Definisi Operasional Dan Skala By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 08112345541 ailili1955@gmail.com 1 Topik Bahasan

Lebih terperinci

Pelatihan Jasa Marga 25 Januari 2010

Pelatihan Jasa Marga 25 Januari 2010 CONCEPTUAL FRAMEWORK Pelatihan Jasa Marga 25 Januari 2010 Agenda Theoritical Framework / Kerangka Teoritis Identifikasi Variabel dan Hubungan Variabel Pengembangan Hipotesis Proses Penelitian Observasi

Lebih terperinci

Bab IV Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Bab IV Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Bab IV Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Kompetensi Dasar: Setelah menyelesaikan materi ajar ini mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan peran teori dalam penelitian, menguraikan cara

Lebih terperinci

1. Pengertian Variabel dan Hipotesa 1. Jenis-jenis Variabel 2. Hubungan Antar Variabel

1. Pengertian Variabel dan Hipotesa 1. Jenis-jenis Variabel 2. Hubungan Antar Variabel Kuliah 5 & 6 page 01 1. Pengertian Variabel dan Hipotesa 1. Jenis-jenis Variabel 2. Hubungan Antar Variabel 2. Ciri-ciri i i i Hipotesa yang Baik 1. Hipotesa Penelitian dan Hipotesa Statistik 2. Cara Menulis

Lebih terperinci

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA PERTEMUAN III ISFENTI SADALIA Masalah Penelitian Tahap paling krusial, sebab tujuan akan menjawab permasalahan. Kalau permasalahan tidak jelas, penelitian tidak bisa

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI Nursaimatussaddiya Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Penentuan Judul Penelitian

Penentuan Judul Penelitian 1 Penentuan Judul Penelitian A. Pengantar Sebelum melakukan penelitian, pada umumnya mahasiswa perlu menentukan terlebih dahulu judul penelitian yang akan menjadi arah dan tujuan kegiatan penelitian. Tercakup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Tujuan Penelitian Peran Riset bagi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Tujuan Penelitian Peran Riset bagi Manajemen. BAB I PENDAHULUAN Definisi Penelitian. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung unsur unsur ilmiah atau keilmuan di dalam aktivitasnya. Ostle pada Nazir (1999), menyatakan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Lebih terperinci

Telaah Pustaka dan Hipotesis DOSEN : DIANA MA RIFAH

Telaah Pustaka dan Hipotesis DOSEN : DIANA MA RIFAH Telaah Pustaka dan Hipotesis DOSEN : DIANA MA RIFAH Tinjauan/ Telaah Pustaka Merupakan identifikasi dan analisis dari dokumen-dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS] MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT-021235/2 SKS] Peranan dan ruang lingkup riset PERBEDAAN METODE ILMIAH DENGAN LOGIKA Logika berhubungan dengan cara atau proses penalaran (reasoning), jika suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Desain Riset Metode Unit Analisis Penelitian Time Horizone T1 Deskriptif Survey T2 Asosiatif

Lebih terperinci

[1] [2]

[1]  [2] MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Rabu, 26 Oktober 2016 Diresume oleh Fevi Rahmawati Suwanto, 16709251005 S2 Prodi PMat Kelas A Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui persoalan atau keadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan sistematis yang hasilnya berguna untuk mengetahui persoalan atau keadaan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien

Lebih terperinci

Minggu-12. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1)

Minggu-12. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1) Product Knowledge and Price Concepts Minggu-12 Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email:

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANDRI HELMI M, SE., MM. ANDRI HELMI M, SE., MM. TEORI MERUPAKAN SUATU KUMPULAN CONSTRUCT ATAU KONSEP, DEFINISI, DAN PROPOSISI YANG MENGGAMBARKAN FENOMENA SECARA SISTEMATIS MELALUI PENENTUAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL DENGAN TUJUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan judul dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kausatif.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian ini sebagai variabel bebas (independent variable) pertama (X 1 ) adalah profitabilitas perusahaan dan variable

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap, akurat, dan up to date untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 61 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1.Jenis atau Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menjelaskan sebab - akibat dari suatu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara yang satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau Bab 3 Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau teknik penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat memecahkan masalah yang sudah

Lebih terperinci

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON Buku Acuan McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education.New York: Logman. Creswell, John W. 1994. Research Design, Qualitative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu cara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

Pemilihan Data. A. Pengantar. B. Tujuan Instruksional BAB 1 2 3

Pemilihan Data. A. Pengantar. B. Tujuan Instruksional BAB 1 2 3 BAB 1 2 3 Pemilihan Data A. Pengantar Pada bagian sebelumnya dijelaskan bahwa untuk menjawab masalah penelitian diperlukan pengujian fakta/empiris dengan menggunakan metodologi penelitian. Kegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Jenis dan Metode Tujuan Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Kausalitas Survei Individu Responden Cross Section T 2 Kausalitas

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

RESUME MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RESUME MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Kerangka Berpikir Kerangka pikir merupakan bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi rumusan hipotesis. Kerangka pikir menggambarkan alur pikiran peneliti dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan memanfaatkan faktor faktor produksi yang dimilikinya secara ekonomis, efektif dan effisien.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di P.T. RFK, beralamat di Jalan Mulawarman I Blok A/4, Kecamatan Manggar, Kotamadya Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. KAO Indonesia Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan item-item

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. mengontrol dari pengumpulan data di dalam penelitian yang sedemikian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. mengontrol dari pengumpulan data di dalam penelitian yang sedemikian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah suatu pengaturan dari syarat-syarat untuk mengontrol dari pengumpulan data di dalam penelitian yang sedemikian rupa. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Survei Untuk memperoleh data dari responden digunakan lembaran kuesioner yang disebar mulai bulan Agustus 2005 hingga September 2005. Adapun contoh kuesioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan dalam suatu organisasi. Hal ini menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan dalam suatu organisasi. Hal ini menyebabkan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi dan kemajuan jaman yang amat pesat telah membuat suatu perubahan dalam suatu organisasi. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya masalah dan tantangan

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB III Riset Pemasaran

BAB III Riset Pemasaran BAB III Riset Pemasaran Riset pemasaran atau marketing research adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

Minggu 11. Pengambilan Sampel. Metode Penelitian. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Metode Penelitian Minggu 11 Pengambilan Sampel By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile : 08122035131 08112345541 alili1955@gmail.com 1 Topik Bahasan Beberapa Istilah dalam pengambilan

Lebih terperinci

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. mansur@uny.ac.id 1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi. 3. Membahas sejumlah topik yang terkait dengan individu yang bekerja dalam manajemen olahraga.

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N

B A B 1 P E N D A H U L U A N B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dewasa ini semakin pesat, setiap pengusaha harus berfikir keras dalam menekuni konsentrasi bisnisnya. Konsentrasi bisnis baik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama bulan Mei Juni 2015. Penelitian ini untuk mengatahui Pengaruh Citra Merek dan Periklanan Terhadap

Lebih terperinci

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research). 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (2002), penelitian explanatory merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan global yang semakin kuat, pengelolaan kegiatan bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan bisnis

Lebih terperinci