Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Dalam Mendorong Pusat Pertumbuhan Baru Di Wilayah Perbatasan Kota Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Dalam Mendorong Pusat Pertumbuhan Baru Di Wilayah Perbatasan Kota Medan"

Transkripsi

1 Available Online at Book of Proceedings published by (c) SEMINAR NASIONAL EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI (SNEMA) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG ISBN: SNEMA-2015 Padang-Indonesia. Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Dalam Mendorong Pusat Pertumbuhan Baru Di Wilayah Perbatasan Kota Medan Oktarini Khamilah Siregar Universitas Pembangunan Panca Budi Jl. Jend.Gatot Subroto Km 4,5 Medan Telp: Abstract The purpose of this study was to see how many districts that have the potential as a center of the new growth model and the location quotient scalogram Medan border region that would potentially increase local revenues. And saw the influence of regional pendapatn (taxes, fees, profit enterprises, DAU, DAK, DBH) to GDP in current prices in Medan City Government. By using analysis scalogram in 21 districts of Medan there are 5 order. Every year the order has fluctuated because of a growing population as Medan Johor. Analysis of location quotient there is new growth centers such as increasing industrial KIM became 5 subdistrict of Medan Deli despite being in Deli Serdang. The construction of hotels, housing, supermarkets and restaurants in the area subdistrict of Medan Sandpaper, Tembung Medan, Medan Denai due Kualanamo Airport. Construction of residential, hotel, restaurant in Medan Tuntungan because adjacent to the Polytechnic School of Health and the region towards mountain tourism, while Medan Sunggal increasing residential properties and shops. Then, with the simultaneous test that taxes, levies, profit enterprises, DAU, DAK, DBH effect on GDP in current prices in Medan City Government. Growth center is a supporting factor in the advancement of local revenue that would have an impact on economic development in the city of Medan. Keywords: Growth Center, Local Taxes, Levies, profit enterprises, DAU, DAK, DBH 1. PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi disuatu daerah merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan yang dijalankan secara bersama-sama baik itu pemerintah, masyarakat dan pihak swasta untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi dilakukan sebagai langkah untuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasil output-nya sehingga menciptakan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Teori Friedmann populer dengan istilah center-periphery theory atau teori pusat pertumbuhan, dimana penetapan pusat-pusat perumbuhan sebagai prioritas dalam pembangunan diasumsikan akan memberi efek positif bagi pengembangan wilayah belakangnya. Untuk kasus Indonesia, teori Friedmann banyak diikuti sebagai pendekatan pengembangan wilayah mengingat luasnya dan banyaknya desa dan kota yang harus ditangani sementara alokasi dana pembangunan yang tersedia relatif terbatas. Dalam kenyataan ada kota-kota cenderung berkembang dengan pesat tetapi daerah di sekitarnya kurang bisa berkembang. Kasus yang ada di Indonesia contohnya adalah fenomena Jakarta. Karena Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, politik maka banyak dari penduduk Indonesia yang berduyun-duyun pergi ke sana dengan tujuan mencari kerja atau mendapatkan pekerjaan. Sehingga dalam kenyataannya, sekarang ini 80 % perputaran kegiatan ekonomi Indonesia adalah terjadi di Jakarta. Karena dalam kenyataannya metropolitanisasi lebih cenderung menghambat pembangunan wilayah. Harus ada kesesuaian proporsi yang dikeluarkan pemerintah untuk membangun kota dan daerah. Margelov (2012) mengatakan perdagangan dan kerjasama ekonomi adalah tujuan utama dari SCO. Disini dapat kita melihatnya bahwa kebijakan pusat pertumbuhan baru sangat penting dikembangkan demi memacu dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Kota Medan merupakan kota metropolitan,

2 Oktarini Khamilah Siregar dimana banyaknya masyarakat yang imigrasi ke Medan. Kota Medan memiliki pusat industri di wilayah perbatasan Kota Medan, seperti daerah KIM (Kawasan Industri Medan) Mabar, Belawan, Tanjung Morawa. KIM sekarang terdiri dari 3 tempat yang letaknya masih satu kelurahan dan sekarang sesuai dengan permintaan pasar maka KIM bertambah menjadi 5 tempat. Disini pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola investasiinvestasi yang masuk supaya tidak berpusat di kota saja akan tetapi jika ada investasi didaerah maka daerah akan bisa berkembang dan masyarakat memperoleh kesejahteraan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengidentifikasi seberapa banyak kecamatan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan baru dengan model location quotient dan scalogram di wilayah perbatasan Kota Medan. Melihat pengaruh pendapatan daerah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui potensi pusat pertumbuhan yang ada di Kota Medan dengan menggunakan metode location quotient dan scalogram sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Bertambahnya pusat pertumbuhan akan dapat mempengaruhi pendapatan daerah melalui pajak daerah, retribusi daerah dan laba BUMD, dari sudut pandang akuntansi sektor publik dan perpajakan sektor publik. 2. TELAAH LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pusat pertumbuhan ialah wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga karena kepesatannya itu dijadikan sebagai pusat pembangunan yang memengaruhi kawasan-kawasan lain di sekitarnya. Menurut David L. McKee (2008) layanan yang menyediakan stabilitas maka berkontribusi terhadap proses pertumbuhan, dan mungkin merupakan pusat-pusat pertumbuhan sendiri seperti di pasar uang dan asuransi. Anonymous (2009) mengemukakan dengan inovasi sumber daya manusia dan mutakhir yang kuat di India, dengan pengetahuan dan teknologi memperoleh keunggulan kompetitif yang nyata sehingga ekspor akan naik. Sistem moneter internasional tidak lagi didominasi oleh mata uang tunggal sebagai pergeseran kekuatan ekonomi, dan membantu mendorong pertumbuhan di negara-negara berpenghasilan rendah melalui lintas batas transaksi komersial dan keuangan. Manolis Christofakis, Christofakis, M. P.A dan I.O. Manyanhaire (2011) berpendapat membentuk dan menerapkan strategi pembangunan perkotaan melalui pengembangan dan pemograman spasial, berdasarkan model pusat pertumbuhan yang kompleks dan konsep ini memberikan kritik terhadap kendala untuk pengembangan pusat pertumbuhan. Sebagian besar pusat pertumbuhan dipengaruhi faktor ekonomi sosial. Sedangkan Yan Liu dkk, menemukan bukti efek spillover pertumbuhan, permintaan dominan dari kota tetangga atas efek aglomerasi bayangan. Reza Kheyroddin dan Nattapon SANG ARUN (2012) bahwa pembangunan perkotaan langsung pada sumbu preferensial urbanisasi dan transportasi dan perkembangan daerah spasial. John Speakman dan Marjo Koivisto, Viktor Komarovskiy, dan Daniel Dranca(2013) bahwa mempertahankan dan mempercepat kinerja pertumbuhan pada mengembangkan wilayah dengan keunggulan komparatif, "titik pertumbuhan" sebagai dasar untuk penyediaan pertumbuhan ekonomi daerah serta dalam memilih kutub pertumbuhan nasional, tidak didasarkan pada penelitian empiris. Pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. Sumber Pendapatan daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 terdiri atas: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah,Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan Lain-lain PAD yang sah. b. Pendapatan Dana Perimbangan meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. c. Lain-lain penerimaan yang sah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana potensi masing-masing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan baru dengan model location quotient dan scalogram di wilayah perbatasan Kota Medan. Dan bagaimana pengaruh pendapatan daerah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Kota Medan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1: Terdapat potensi masing-masing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan baru dengan model location quotient dan scalogram di wilayah perbatasan Kota Medan Hipotesis 2: Terdapat pengaruh pendapatan daerah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Kota Medan. 3. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD di Pemerintah Kota Medan dimana yang menjadi sampel penelitian yaitu 21 kecamatan di pemerintah Kota Medan. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan data sekunder meliputi fasilitas-fasilitas ekonomi, PDRB atas harga berlaku, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Laba BUMD, DAU, DAK dan DBH (tahun 2006 s.d 2013), dan buku dan jurnal mengenai topik penelitian. 56

3 Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Metodologi digunakan berupa pendekatan analisis kuantitatif yang digunakan untuk menemukan potensi pusat pertumbuhan baru dalam peningkatan pendapatan daerah yang berpengaruh terhadap PDRB dalam harga berlaku di pemerintah Kota Medan dengan menggunakan 3 (tiga) analisis yang terdiri analisis location quotient, analisis scalogram, dan analisis regresi berganda. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Scalogram Jumlah Penduduk termasuk menentukan pusat pertumbuhan ekonomi dengan cara menentukan orde suatu pusat pertumbuhan. Berikut ini tabel jumlah penduduk dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 per kecamatan di Pemerintah Kota Medan. Tabel 1 Jumlah Penduduk Kota Medan Pada Kecamatan dari Tahun 2012 s/d 2013 No Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2012 Jumlah Penduduk Tahun Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Sumber: BPS Kota Medan, 2015 Untuk menentukan ordenya digunakan rumus Sturges (Tarigan, 2005), yaitu banyaknya orde (k) = 1 + 3,3 log n, dimana n adalah banyaknya kecamatan, maka: k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36, Sehingga diperoleh jumlah orde adalah 5, dengan interval adalah ( A B )/ k, dimana bahwa A adalah Jumlah penduduk terbanyak dan B adalah Jumlah Penduduk terendah. Sehingga nterval tahun 2012 = ( )/5 = dan Interval tahun 2013 = ( )/5 = Diperoleh orde berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut berdasarkan interval kelas diatas Untuk orde tahun 2012 berdasarkan interval kelas maka pembagian orde diatas diperoleh adalah Orde I adalah Medan Deli, Medan Helvetia, Medan Denai dan Medan Marelan, Orde II adalah Medan Johor, Medan Amplas, dan Medan Tembung, Orde III adalah Medan Area, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Labuhan, dan Medan Belawan, Orde IV adalah Medan Tuntungan, Medan Kota, dan Medan Barat dan Orde V adalah Medan Baru, Medan Maimun, Medan Polonia, dan Medan Petisah. Untuk orde tahun 2013 berdasarkan interval kelas berdasarkan pembangian orde diatas diperoleh adalah Orde I adalah Medan Deli, Medan Helvetia, Medan Denai, dan Medan Marelan, Orde II adalah Medan Amplas, dan Medan Tembung, Orde III adalah Medan Area, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Labuhan, Medan Belawan, dan Medan Johor, Orde IV adalah Medan 57

4 Oktarini Khamilah Siregar Tuntungan, Medan Kota, dan Medan Barat, Orde V adalah Medan Baru, Medan Maimun, Medan Polonia, dan Medan Petisah 4.2 Analisis Location Quotient Setelah dilakukan analisis tersebut diperoleh daerah atau kecamatan yang memiliki nilai LQ yang lebih dari 1 artinya daerah atau kecamatan tersebut memiliki sektor basis pada komoditi tersebut, daerah tersebut mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan dapat memberikan tambahan kepada daerah lain, untuk dapat mengetahui potensi dari kegiatan/komoditi yang ada di masing-masing wilayah kecamatan. Setelah dilakukan analisis location quotient di 9 sektor lapangan usaha pada beberapa kecamatan di Kota Medan maka sektor yang memiliki LQ > 1 untuk tahun Untuk sektor pertanian terdapat pada. Kecamatan yang memiliki penghasilan disektor pertanian yang tertinggi dilihat dari nilai LQ yaitu Medan Johor sebesar 18,81. Di sektor pertambangan dan penggalian terdapat pada Medan Barat dengan nilai LQ sebesar 3,35. Di sektor listrik, gas dan air bersih terdapat pada Medan Belawan. Sektor bangunan dengan nilai LQ sebesar 3,59 dan 3,13 yaitu Medan Helvetia dan Denai. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terdapat pada Medan Area merupakan daerah yang memiliki nilai LQ tertinggi sebesar 3,36. Sektor Pengangkutan dan komunikasi terdapat pada dengan nilai LQ sebesar 3,69 kecamatan Medan polonia. Sedangkan sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan terdapat pada Medan Baru memiliki hasil nilai LQ sebesar 3,22 yang menjadi daerah sebagai lapangan usaha disektor jasa. Dari hasil analisis location quotient bahwa 21 kecamatan di Kota Medan masing-masing memiliki keunggulan di setiap sektor lapangan usaha ditahun Maka Kota Medan untuk setiap kecamatan memiliki potensi pusat pertumbuhan ekonomi secara menyebar di seluruh wilayah Kota Medan baik itu diperbatasan wilayah Kota Medan. Tetapi Kota Medan untuk tanaman makanan masih mengambil dari daerah lain dikarenakan begitu banyak jumlah penduduk setiap tahun makin bertambah maka hasil produksi tanaman makanan tidak cukup untuk konsumsi masyarakat Medan. Hasil analisis location quotient per kecamatan di Kota Medan pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2. Selanjutnya akan dilihat apakah setiap kecamatan di Kota Medan dapat mempertahankan keunggulan sektor lapangan usahanya, atau pindah ke sektor lapangan usaha lainnya. Maka peneliti akan mengolah data kembali dengan menghitung analisis location quotient di 9 sektor lapangan usaha pada beberapa kecamatan di Kota Medan dimana sektor yang memiliki LQ > 1 untuk tahun Hasil analisis location quotient ditahun 2013 bahwa dimasing-masing kecamatan dalam 9 sektor lapangan usaha yang memiliki LQ >1 adalah untuk sektor pertanian terdapat di daerah yang memiliki keunggulan disektor pertanian dengan nilai LQ sebesar adalah Medan Johor. Sektor pertambangan dan penggalian terdapat di daerah yang LQ tertinggi sebesar 3.47 di kecamatan Medan Barat. Pada Sektor listrik, gas dan air bersih terdapat diwilayah dengan nilai LQ yang tertinggi sebesar 6.88 di wilayah kecamatan Medan Belawan. Sektor Bangunan terdapat diwilayah nilai LQ yang tertinggi sebesar 3.53 terdapat di Medan Helvetia. Sektor perdagangan, hotel dan restoran terdapat diwilayah dengan nilai LQ sebesar 5.04 terdapat diwilayah kecamatan Medan Area. Selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi terdapat di wilayah kecamatan Medan polonia memiliki keunggulan disektor ini dengan nilai LQ sebesar Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat dinilai LQ tertinggi sebesar 3.77 terdapat di kecamatan Medan Area. No Tabel 2 Analisis Location Quotient PDRB Harga Berlaku per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2012 Kecamatan Pertani an Pertamba ngan dan penggali an Industri pengola han Listrik, Gas dan Air bersih LQ Bangu nan Perdagan gan, Hotel dan Restoran Pengangk utan dan komunika si Keuangan,p ersewaan dan jasa perusahaan 1 M.Tuntungan 7,93 53,36 0,03 0 0,46 2,06 0,06 0,42 1,3 2 M.Johor 18, ,82 0,33 5,15 1,45 0,68 0,3 0,46 1,83 3 M. Amplas 0,78 0 0,68 0 2,4 0,85 0,51 0,19 2,56 4 M.Denai 1,41 0 0,48 0 3,13 1,5 0,16 0,72 1,22 5 M.Area 0 0 0,24 0 1,35 3,36 0,3 2,4 2,63 6 M.Kota 0 0 0,23 2,14 0,63 2,48 0,34 0,39 0,93 7 M.Maimun 0 0 0,04 0 0,6 2,57 0,02 1,5 0,3 8 M.Polonia 0,02 0 0,01 0 0,18 0,46 3,69 0,26 0,99 9 M.Baru ,4 0,57 0,17 2,07 3,22 10 M.Selayang 6,35 54,97 0,12 0 1,28 1,06 0,19 1,32 1,62 Jasa -jasa 58

5 Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram 11 M.Sunggal 2,79 0,33 0,06 4,41 1,25 0,84 0,55 1,63 1,38 12 M.Helvetia 0,06 0 0,02 0 3,59 1,04 0,15 1,05 1,37 13 M.Petisah 0 0 0,04 0 0,62 2,03 0,1 1,41 1,54 14 M.Barat 0 0 3,35 1,45 0,33 0,41 0,15 1,81 0,61 15 M.Timur 0 0 0,04 0 0,45 0,71 3,28 0,49 0,51 16 M.Perjuangan 0 0 0,12 0 1,01 2,21 0,05 0, M.Tembung 0,02 0 0,27 0 1,33 1,9 0,54 0,66 1,11 18 M.Deli 0,68 0 1,61 0 1,75 1,05 1,3 0,04 0,4 19 M.Labuhan 11,31 0 1,98 0 0,17 1,01 0,11 0,38 0,81 20 M.Marelan 14,69 0 1,69 0 0,44 0,94 0,03 0,26 0,65 21 M.Belawan 13,28 0 0,46 7,05 0,05 0,26 1,5 0,29 0,9 Sumber: data diolah, 2015 Sedangkan sektor jasa-jasa terdapat diwilayah dengan nilai LQ tertinggi sebesar 4,18 terdapat dikecamatan Medan Area. Berdasarkan perbandingan analisis LQ selama 2 tahun dari tahun 2012 dan 2013, maka dapat menyimpulkan keunggulan sektor lapangan usaha sesuai dengan kecamatan masing-masing dan daerah tersebut tetap mempertahankan potensi daerahnya sendiri. Data dapat dilihat pada Tabel 3. Menurut peraturan daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah Kota Medan, bahwa Kecamatan Medan Marelan diprioritaskan sebagai pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok dan pusat rekreasi serta wisata, tetapi berdasarkan data yang diperoleh BPS bahwa ada 8 kecamatan yang menghasilkan sektor pertanian salah satunya masih tetap kecamatan Medan Marelan yang merupakan wilayah perbatasan Kota Medan dekat dengan Hamparan Perak (Kabupaten Deli Serdang) merupakan penghasil tanaman sayuran. Di kecamatan Medan Marelan ini sekarang selain sebagai tempat pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok, juga sebagai pusat properti bangunan dan pusat industri pengolahan dikarenakan daerahnya berdekatan dengan pelabuhan laut. Kecamatan Medan Belawan masih tetap sebagai pusat pelayanan transportasi laut, pusat bongkar muat ekspor-impor, pusat pelayanan pertahanan keamanan, pusat kegiatan industri dan pusat kegiatan perikanan (sektor pertanian). Kecamatan Medan Labuhan tetap masih sebagai pusat kegiatan jasa dan pedagangan, pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan kesehatan. Tabel 3 Analisis Location Quotient PDRB Harga Berlaku per kecamatan di Kota Medan Tahun 2013 No Kecamatan Pertan ian Pertamban gan dan penggalian Indus tri pengo lahan Listrik, Gas dan Air bersih LQ Bang unan Perdagan gan, Hotel dan Restoran Pengan gkutan dan komuni kasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1 M.Tuntungan 8,46 50,45 0,02 0 0,46 1,91 0,06 0,42 1,29 2 M.Johor 22, ,87 0,33 5,07 1,38 0,6 0,32 0,43 1,75 3 M. Amplas 0,94 0 0,66 0 2,36 0,8 0,57 0,19 2,53 4 M.Denai 1,34 0 0,44 0 2,79 1,26 0,16 0,65 1,1 5 M.Area 0 0 0,27 0 1,34 5,04 0,52 3,77 4,18 6 M.Kota 0 0 0,24 2,18 0,62 2,29 0,37 0,38 0,92 7 M.Maimun 0 0 0,04 0 0,59 2,38 0,02 1,48 0,3 8 M.Polonia 0,02 0 0,01 0 0,18 0,43 4,09 0,26 0,98 9 M.Baru ,38 0,53 0,18 2,05 3,18 10 M.Selayang 7,08 65,26 0,13 0 1,25 0,97 0,21 1,29 1,59 11 M.Sunggal 3 0,38 0,06 4,49 1,23 0,78 0,6 1,61 1,36 12 M.Helvetia 0,08 0 0,02 0 3,53 0,96 0,17 1,04 1,35 13 M.Petisah 0 0 0,05 0 0,61 1,88 0,11 1,39 1,52 Jasajasa 59

6 Oktarini Khamilah Siregar 14 M.Barat 0 0 3,47 1,47 0,32 0,38 0,17 1,79 0,61 15 M.Timur 0 0 0,04 0 0,44 0,66 3,64 0,48 0,5 16 M.Perjuangan 0 0 0,12 0 0,99 2,04 0,66 0,48 1,98 17 M.Tembung 0,03 0 0,24 0 1,32 1,77 0,6 0,65 1,1 18 M.Deli 0,81 0 1,48 0 1,78 1 1,48 0,04 0,4 19 M.Labuhan 10,79 0 2,42 0 0,16 0,9 0,12 0,36 0,77 20 M.Marelan 16,97 0 1,63 0 0,42 0,85 0,03 0,25 0,62 21 M.Belawan 13,95 0 0,5 6,88 0,04 0,24 1,68 0,29 0,92 Kecamatan Medan perjuangan dan Medan Tembung sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pelayanan olahraga. Kecamatan Medan Area sebagai pusat pelayanan ekonomi, pusat pelayanan transportasi. Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Petisah sebagai pusat pelayanan ekonomi dan transportasi. Kecamatan Medan Selayang sebagai pusat kegiatan perdagangan dan pusat pendidikan. Sedangkan Kecamatan Medan Timur dan Medan Deli sebagai pusat perdagangan, pusat transportasi dan pusat sosial budaya serta pertahanan keamanan. Sehingga masing-masing kecamatan masih tetap bertahan dalam keunggulan sektor lapangan usahanya sesuai dengan PERDA Pemerintah Kota Medan, tetapi setiap kecamatan tidak memiliki 1 keunggulan sektor lapangan usaha saja melainkan lebih dari satu. Ini berarti pusat pertumbuhan menyebar kesegala daerah dengan berbagai keunggulan produksi sektor lapangan usahanya maka akan dapat meningkatkan pendapatan Pemerintah Kota Medan melalui pembangunan perekonomiannya sesuai dengan kemajuan teknologi sekarang. 4.3 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Pemerintah Kota Medan a) Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Gambar 1 Histogram Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pada Tampilan grafik histogram, data distribusi nilai residual menunjukkan berdistribusi normal, hal ini dinyatakan pada gambar berbentuk bel yang hampir sempurna (simetris). Uji statistik untuk menguji normalitas residual pada penelitian ini dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnof (1-sampel K-S test). Tabel 4. One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 14 Normal Parameters a Mean, Std. Deviation , Most Extreme Differences Absolute,142 Positive,142 Negative -,123 Kolmogorov-Smirnov Z,533 Asymp. Sig. (2-tailed),939 a. Test distribution is Normal. 60

7 Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Dari hasil uji statistik diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.939, dan tidak signifikan pada α = 0.05 (asymp.sig = > 0.05) sehingga hipotesis Ho diterima, yang mengatakan data residual berdistribusi normal. 2) Uji Multikolinieritas Hasil uji statistik nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10, dan demikian juga hasil perhitungan Variance Infllation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10. Tabel 5 Collinerity Statistics Collinearity Statistics Toleranc Model T Sig. e VIF 1 (Constant ),464,657 X1 1,381,210,118 8,510 X2 1,077,317,136 7,358 X3 -,875,410,038 7,641 X4 4,612,002,086 9,671 X5 2,190,055,127 7,851 X6 -,495,635,321 3,115 a. Dependent Variable: Y 3) Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar scatterplots menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, yang mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 3. Scatterplot 4) Uji Autokorelasi Tabel 6 Uji Durbin Waston Model Summary b Change Statistics Adjusted R R Std. Error of the Square F Sig. F Durbin- Model R R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson 1,993 a,986, ,29041,986 81, ,000 2,285 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X5, X2, X4, X3 b. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel diatas didapat nilai Durbin Waston sebesar 2.285, maka angka DW berada diantara - 2 sampai +2 hal ini tidak terjadi autokorelasi. 4.4 Pengujian Hipotesis 1) Uji Simultan (Uji F) 61

8 Oktarini Khamilah Siregar Tabel 7 Uji Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1,368E16 6 2,280E15 81,862,000 a Residual 1,950E14 7 2,785E13 Total 1,387E16 13 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X5, X2, X4, X3 b. Dependent Variable: Y Dari hasil Output SPSS, hasil uji Anova diperoleh F-hitung sebesar 81,862, F-tabel (7:0.05) = 3.79 dengan tingkat probabilitas Dengan demikian disimpulkan, p = < α = 0.05, bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Laba BUMD, DAU, DAK dan DBH secara simultan berpengaruh terhadap pusat pertumbuhan ekonomi (PDRB). 2) Uji Parsial (Uji-t) Tabel 8 Uji Parsial Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) , , ,464,657 X1,021,015,181 1,381,210 X2,067,062,131 1,077,317 X3-1,654 1,890 -,202 -,875,410 X4,065,014,706 4,612,002 X5,305,139,275 2,190,055 X6 -,014,028 -,039 -,495,635 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel diatas diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut; PDRB = , ,021 PD + 0,067 RD 1,654 LB BUMD + 0,065 DAU + 0,305 DAK 0,014 DBH. Kemudian hasil uji parsial dalam penelitian ini adalah Pajak daerah tidak berpengaruh terhadap PDRB, Retribusi daerah tidak berpengaruh terhadap PDRB, Laba BUMD tidak berpengaruh terhadap PDRB, DAU berpengaruh terhadap PDRB, DAK berpengaruh terhadap PDRB dan DBH tidak berpengaruh terhadap PDRB. 3) Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Change Statistics Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1,993 a,986, ,29041,986 81, ,000 a. Predictors: (Constant), X6, X1, X5, X2, X4, X3 Dari hasil output diatas, bahwa diperoleh nilai R Square sebesar dan nilai Adjusted R Square sebesar Hal ini menunjukkan bahwa 97,40 % variabel PDRB di jelaskan oleh variabel Pajak daerah, retribusi daerah, Laba BUMD, DAU, DAK dan DBH sedangkan sisanya 2,60% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti Inflasi, Belanja Pemerintah, Investasi dan lainnya. 4.5 Pembahasan Pusat pertumbuhan merupakan suatu wilayah yang berkembang secara pesat khususnya kegiatan ekonomi sehingga menjadi pusat pembangunan daerah. Berdasarkan analisis scalogram di Kota Medan maka terdapat 5 orde pusat pertumbuhan pada masing-masing kecamatan. Dimana posisi yang paling tinggi terdapat pada orde 1, setiap tahunnya posisi orde untuk masing-masing kecamatan berbeda disebabkan karena jumlah 62

9 Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram penduduk Kota Medan setiap tahun bertambah seperti Kecamatan Medan Johor ditahun 2012 berada pada posisi orde ke 2 kemudian ditahun 2013 naik ke orde 1 disebabkan jumlah penduduk di Medan Johor bertambah karena angka kelahiran atau urbanisasi penduduk. Sedangkan dengan menggunkan analisis location quotient masing-masing kecamatan memiliki nilai LQ >1, LQ =1 dan LQ < 1 dari 9 sektor lapangan usaha. Dimana kecamatan memiliki keunggulan produksi sektor lapangan usaha lebih dari 1, namun Kota Medan masih kekurangan produksi di sektor pertanian khususnya tanaman makanan karena jumlah penduduk yang setiap tahun makin bertambah sehingga tidak mampu memenuhi konsumsi masyarakat di Kota Medan. Maka solusinya Pemerintah Kota Medan untuk memenuhi kebutuhannya dalam subsektor tanaman makanan (sayur-mayur) diperoleh di daerah lain yaitu Kabupaten Tanah Karo dan Kabupaten Deli Serdang yang merupakan wilayah perbatasan Kota Medan. Berdasarkan Perda Kota Medan No.13 tahun 2011 bahwa masingmasing kecamatan masih bisa mempertahankan keunggulan sektor lapangan usahanya. Perbatasan Kota Medan khususnya diwilayah kecamatan Medan Johor, Medan Selayang dan Tuntungan sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan pertanian (hasil perkebunan buah-buahan), penggalian, perdagangan, hotel, restoran serta jasa perusahaan. Wilayah kecamatan ini sangat dekat dengan wilayah objek wisata di Kabupaten Tanah Karo sehingga prospek dalam bidang bisnis akan dapat meningkatkan perekonomian para investor. Untuk Kecamatan Medan Amplas, Tembung dan Denai sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan bangunan, jasa, perdagangan, hotel dan restoran karena daerah ini dekat dengan Bandara Kaulanamo Internasionl sehingga masyarakat sibuk pindah ke daerah ini, disebabkan daerah yang strategis dalam berbisnis, tetapi Kecamatan Medan Denai juga sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan subsektor perkebunan buah-buahan. Dengan adanya bandara tersebut maka membantu meningkatkan pendapatan daerah Kota Medan dalam Bidang Transportasi khususnya angkutan rel (Kereta Api) dan Jalan Raya ( Bus Damri). Kecamatan Medan Marelan sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan pertanian pada subsektor tanaman makanan (sayur) dan industri pengolahan, kecamatan berbatasan dengan daerah hamparan perak (Kabupaten Deli Serdang) sebagai penghasil pertanian dalam subsektor tanaman sayur. Kondisi kecamatan Medan Marelan saekarang sudah mulai maju karena terdapatnya mall di kawasan ini dan banyak dibangun properti sehingga tanaman untuk lahan pertanian akan hilang. Kecamatan Medan Deli sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan industri pengolahan, perdagangan, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi. Kecamatan ini merupakan pusat Kawasan Industri Medan yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, sesuai dengan permintaan KIM sekarang menjadi 5 yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan kecamatan Medan Sunggal sebagai pusat pertumbuhan dalam kegiatan pertanian pada subsektor perkebunan, listrik, dan air bersih, bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dimana kecamatan ini merupakan perlintasan jalur sumatera perbatasan antara Kabupaten Deli Serdang dan Menuju Pemerintah Kota Binjai. Kota Medan merupakan Kota metropolitan yang memiliki bertambah penduduk setiap tahunnya dan daerah tempat pusat perdagangan dari beberapa daerah Pemerintah Kabupaten dan Kota di Indonesia. Sebagai Kota perdagangan pemerintah Kota Medan haruslah dapat memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana serta infrastruktur yang lebih baik, karena ini akan mempengaruhi siklus bisnis di Kota Medan dan berdampak pada pembangunan perekonomian Kota Medan. Dalam konsep pusat pertumbuhan bahwa Kota Medan merupakan sebagai tempat sentral berhierarki tujuh karena daerah Kota Medan merupakan kawasan yang luas jangkauanya di berbagai kawasan lainnya dan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara. Jadi pusat pertumbuhan di Kota Medan menyebar kesegala wilayah kecamatan Kota Medan. Dengan semakin pesatnya pusat pertumbuhan maka akan membantu dalam meningkatan pendapatan daerah dan membuka lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Sekarang ini pusat pertumbuhan khususnya pembelanjaan yaitu Mall di Kota Medan semakin bertambah, kemudian dipusat kota makin bertambahnya gedung-gedung besar yaitu hotel berbintang dan bangunan perkantoran dan transportasi. Pusat pertumbuhan merupakan faktor pendudkung untuk kemajuan pendapatan daerah sehingga peneliti akan melihat apakah dengan semakin tumbuhnya pusat pertumbuhan di Kota Medan akan mempengaruhi pendapatan daerah dan secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi menjadi meningkat. Diperoleh hasil secara simultan bahwa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (pertumbuhan ekonomi) di Pemerintah Kota Medan. 5. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil analisis scalogram terdapat 5 orde pada kecamatan dimana posisi tertinggi terletak pada Orde 1, dan setiap tahun terjadi fluktuasi posisi orde pada setiap kecamatan disebabkan oleh semakin meningkat jumlah penduduknya seperti Kecamatan Medan Johor. b. Hasil analisis location quotient bahwa terdapat pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan Kota Medan seperti kecamatan Medan Deli bertambahnya Kawasan Industri Medan menjadi 5 meskipun berada di Kabupaten Deli Serdang tetapi membuka lapangan pekerjaan, dan Medan Amplas Medan Denai dengan dibangunnya hotel daerah menuju Bandara Kualanamo. Medan Tembung dibangunya properti swalayan 63

10 Oktarini Khamilah Siregar (bisnis), Medan Tuntungan, Medan Johor dan Medan Selayang bertambahnya properti bangunan, hotel dan restoran karena daerah tersebut terdapat sekolah Politeknik Kesehatan dan kawasan menuju wisata pegunungan dan Kecamatan Medan Sunggal bertambahnya properti bangunan perumahan dan pertokoan. Kemudian pusat pertumbuhan baru di pusat kota adalah adanya transportasi jalan raya dan kereta api disebakan karena adanya Bandara Kualanamo dan dibangunnya hotel dan pusat perbelanjaan seperti Center Point serta properti perumahan dan pertokoan di Kecamatan Medan Helvetia, Medan Marelan dibangunnya properti perumahan dan pertokoan (bisnis). c. Bahwa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, DAU, DAK dan DBH berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB dalam harga berlaku). Berdasarkan uraian simpulan di atas, sejumlah saran yang dapat diberikan antara lain: a. Pemerintah Kota Medan harus dapat mengontrol perkembangan pusat pertumbuhan di Kota Medan sesuai dengan Perda Kota Medan pada setiap kecamatan yang memiliki potensi sektor lapangan usahanya dan pembuatan cluster dari keunggulan sektor lapangan usaha. Karena masing-masing kecamatan masih menguasai sektor lapangan usaha yang lain sehingga tidak ada konsentrasi untuk sektor lapangan usaha tersebut. Untuk kecamatan Medan Marelan, pemerintah menetapkan sebagai pusat pelayanan kebutuhan pokok yaitu pertanian dalam tanaman makanan, tetapi dengan perkembangan pusat pertumbuhan daerah ini lebih mendukung properti dan jumlah penduduk yang bertambah membuat lahan pertanian menjadi sempit karena diganti dengan bangunan properti maka disini pemerintah harus dapat lebih tegas dalam peraturan daerah tersebut. b. Pemerintah Kota Medan harus memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana (infrastruktur) yang akan mempengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan di Kota Medan khususnya seperti jalan dan lainnya berdampak dalam pembangunan perekonomian Kota Medan. c. Pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan metode yang berbeda seperti metode cluster atau pengembangkan variabel penelitian dari variabel yang telah digunakan oleh peneliti. REFERENSI David, McKee. (2008). Services, Growth Poles And Advanced Economies. Service Business (2008) 2: DOI /s y. Daniel Dranca. (2013). Cluj-Napoca Metropolitan Zone: Between A Growth Pole And A Deprived Area, Transylvanian Review of Administrative Sciences: No. 40 E, pp Christofakis M, And Papadaskalopoulos A.(2011). The Growth Poles Strategy In Regional Planning: The Recent Experience Of Greece), Theoretical and Empirical Researches in Urban Management: Volume 6, Issue 2. I.O. Manyanhaire, R.Rwafa and J. Mutangadura.(2011). A Theoretical Overview Of The Growth Centre Strategy: Perspectives For Reengineering The Concept In Zimbabwe, Journal of Sustainable Development in Africa (Volume 13, No.4), ISSN: V John Speakman Marjo Koivisto. (2013). Growth Poles: Raising Competitiveness and Deepening Regional Integration: World Economic Forum. Kheyroddin.Reza and Piroozi. Reza. (2012). Suburbanization To The Suburban Growth Poles, From Planning To Implementation, A Study Of Paris Metropolitan Area : Association De Science Régionale De Langue Française. E Kholish Kurniawan. (2013). Pengaruh Dari Pertumbuhan Suatu Kota Terhadap Perkembangan Ekonomi Di Wilayah Sekitarnya Mankiw. (2006). Makro Ekonomi :Penerbit Erlangga. Medan dalam angka tahun 2012 dan Nattapon SANG ARUN. (2012). Development Of Regional Growth Centres And Impact On Regional Growth: A Case Study Of Thailand s Northeastern Region: Urbani izziv, volume 24. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. 64

11 Penerapan Model Location Quotient Dan Scalogram Peraturan Daerah Kota Medan No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun Sukirno, Sadono. (2008). Teori Pengantar Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Perkasa: Jakarta. Sjafrizal. (2009). Teknik Praktisi Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Baduose Media: Padang (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. PT. Raja Grafindo Perkasa: Jakarta Tarigan, Robinson.(2005). Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi Edisi Revisi : PT.Bumi Aksara Jakarta. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Yudistri Pebriana, Intan.(2005). Analisa Pusat Pertumbuhan Ekonomi pada Tingkat Kecamatan di kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Bidang Ekonomi : Vol 4 No.1 tahun Viktor Komarovskiy.(2013). The Role Of The Concept Of Growth Poles For Regional Development. Journal Of Public Administration, Finance And Law:Issue 4. Yan Liu dkk. (2011). Do bigger cities contribute to economic growth in surrounding areas? Evidence from county-level data in China. National Natural Science Foundation of China ( ). 65

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah)

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA 2009-2011 (dalam jutaan rupiah) Sampel Tahun Daerah PAD DAU DAK DBH BM 1 2009 Asahan 21,076 446,552 77,532 53,572 94,289

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dari hasil pengumpulan data sekunder mengenai Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA 2010-2015 Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Septi Eka Wulandari : 2A214142

Lebih terperinci

diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul WIB 1di Medan

diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul WIB 1di Medan Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Edisi 1. Cetakan Kedua. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta http://www.djpk.depkeu.go.id/linkdata/apbd2009/a2009.htm

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan atas data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan

Lebih terperinci

: Niken Kurniawati NPM :

: Niken Kurniawati NPM : PENGARUH PAD, DAU, DAK DAN SiLPA TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA MODAL DAN BELANJA OPERASI PADA KABUPATEN/KOTA PROVINSI PULAU SULAWESI Nama : Niken Kurniawati NPM : 28211356 Jurusan Pembimbing : Akuntansi

Lebih terperinci

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM. Nama : Nurmala Ekatami NPM : 25212513 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM. ANALISIS PENGARUH PENDANAAN DARI EKSTERNAL PERUSAHAAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS

Lebih terperinci

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics LAMPIRAN 3 HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Deskripsi Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TA 42 3.386499 8.013065

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Nurlita NPM :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi di Indonesia dan periode pengamatan untuk sampel yang di ambil adalah tahun 2011-2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel Kriteria No Nama Kabupaten / Kota 1 2 Sampel 1 Kota Binjai Sampel 1 2 Kota gunung Sitoli X X - 3 Kota Medan Sampel 2 4 Kota Pematang Siantar Sampel 3 5 Kota Sibolga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Winnie Adisty (28212243) FE. Akuntansi Pembimbing : 1. Prof. Suryadi H.S., SSi., MMSI 2. Diana Sari,

Lebih terperinci

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI ANALISIS PENGARUH PERIODE PERPUTARAN HUTANG DAGANG DAN RASIO LANCAR, TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur sektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012)

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota 58,25 66,09 74,57 24,14 27,38 30,66 23,78 26,43 28,68 29,58 36,27 36,27 119,35 136,05 150,45 35,59 40,61

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat Syarat

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah) LAMPIRAN 1 Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A 2011-2014 (dalam jutaan rupiah) Surplus/Defisit APBD DAERAH 2011 2012 2013 2014 Kab. Nias -58.553-56.354-78.479-45.813

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN Nama : Dian Ayu Lestari NPM : 12212022 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Neltje F.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

CHAIRUNNISA NURSANI

CHAIRUNNISA NURSANI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING MANAGEMENT, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi pada Emiten Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Pada penelitian ini dilakukan analisis hasil pengumpulan data penelitian dari 34 provinsi di Indonesia. Data yang digunakan meliputi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Sampel No Nama Provinsi Sampel 1 2 3 4 1 Provinsi Aceh 1 2 Provinsi Sumatera Utara 2 3 Provinsi Sumatera Barat 3 4 Provinsi Riau 4

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 1. Jadwal Penelitian Bulan No. Kegiatan Penelitian April 2013. Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013. M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 1 Pengajuan

Lebih terperinci

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA SYIFA SEPRIANI 27212271 AKUNTANSI PEMBIMBING : Dr.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai variabel - variabel yang menjadi sampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Dengan menggunakan laporan penerimaan pajak yang dimiliki oleh Suku Dinas Pelayanan Pajak Kota Administrasi Jakarta Pusat, maka dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA NAMA : Khairul Adianto Pratomo NPM : 21209957 JURUSAN : AKUNTANSI JENJANG : S1 PEMBIMBING : ANI HIDAYATI,SE.,MMSI.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data yang dapat disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut agar lebih

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK Nama : Rival Ardiansyah NPM : 18212368 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Teddy Oswari Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Deskripsi data bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menampilkan data agar data tersebut bisa dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan dengan mudah. 159

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM. PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh : Nama : Lonella

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan informasi karakteristik variabel-variabel dan data penelitian. Data yang digunakan pada tabel statistik deskriptif

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan, selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris independen, leverage,

Lebih terperinci

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No Kabupaten dan Kota Populasi Kriteria Pemilihan Sampel Sampel 1 2 1 Kabupaten Asahan 1 - - 2 Kabupaten Dairi 2 Sampel 1 3 Kabupaten Deli Serdang 3 Sampel

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS, DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI Nama : Dhony

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian, baik variabel dependen maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan : BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisa deskripsi semua variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan informasi karakteristik variabelvariabel dan data penelitian. Data yang digunakan pada tabel statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Hasil yang telah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 DAFTAR SAMPEL No Kota Populasi Kriteria Sampel 1. Kota Banda Aceh Sampel 1 2. Kota Sabang 3. Kota Lhokseumawe Sampel 2 4. Kota Langsa 5. Kota Subulussalam Sampel 3 6. Kota Binjai Sampel 4 7.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio solvabilitas dan opini auditor, maka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode 99 LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode 2009-2013. NO KODE PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN 1 ASII PT. Astra International, Tbk 2 AUTO PT. Astra Auto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran I JADWAL PENELITIAN kegiatan Sep-15 okt 2015 Nov-15 des 2015 Jan-16 peb 2016 Mar-16 Apr-16 mei 2016 juni2016 pengajuan judul penyetujuan judul penulisan proposal bimbingan proposal penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Profitabilitas merupakan kemampuan bank dalam mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2015 1 Kab. Banjarnegara 10,56 13,03 10,99 2 Kab. Batang 10,26 12,26

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Tabungan Wadiah PT Bank BNI Syariah 2010-2016 Tabungan wadi ah adalah simpanan dana pihak ketiga yang bisa diambil kapan saja berdasarkan kesepakatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Deskripsi Inflasi Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Inflasi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Inflasi 36 3.35 8.79 6.5892 1.44501

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum analisis data dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai

Lebih terperinci

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Uji Statistik Deskriptif Statistika deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN. EVA (Rp) EVA (Rp) EVA (Rp)

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN. EVA (Rp) EVA (Rp) EVA (Rp) LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA.AALI 2007 28,000 2008 2,322,65 5,503,624 5.96% 3.24%,443,635 5,435,000 6,986,53 8,448,847 9,800-65.00% 2009,805,596 6,632,423 4.67% 30.83%,495,758 35,83,250 9,80,622 26,650,628

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN TOTAL ASET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN Lampiran i DAFTAR SAMPEL PENELITIAN No Kabupaten/Kota Kriteria Sampel Penelitian 1 2 Sampel 1 Kab. Banyuasin Sampel 1 2 Kab. Empat Lawang Sampel 2 3 Kab. Lahat Sampel 3 4 Kab. Muara Enim - 5 Kab. Musi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Statistik Tabel di bawah ini memperlihatkan deskripsi statistik (jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi) dari sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Objek Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari IDX dan IICG, diketahui bahwa perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dalam bab ini penulis akan menggambarkan tentang hasil dari penelitian nya pada Provinsi Jawa Timur pada setiap daerah yang ada pada propinsi tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci