PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR RC PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA MUHAMMAD RIDHA NRP Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST. MSc Yusronia Eka Putri RW, ST. MT JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 011 S 13

2 PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Nama Mahasiswa : Muhammad Ridha NRP : Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II : : M. Arif Rohman, ST. MSc Yusronia Eka Putri RW, ST. MT Abstrak Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian proyek (Soeharto,1997). Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode pelaksanaan, penggunaan alat dan penjadwalan. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan peralatan berat diperlukan perencanaan yang akurat agar bisa dicapai suatu proyek dengan biaya dan waktu pelaksanaan yang optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu analisa terhadap pemakain alat berat yang akan digunakan, sehingga dapat dihasilkan alternatif alat berat yang tepat untuk pembangunan suatu proyek. Salah satu pekerjaan yang penting dalam pembangunan proyek adalah pekerjaaan pembetonan. Untuk itu diperlukan pemilihan peralatan berat yang tepat untik pelaksanaan pekerjaan tersebut. Pada Proyek Pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin RSU Haji Surabaya peralatan yang digunakan untuk pekerjaan struktur atau beton adalah tower crane (TC) dan Concrete Pump (CP), sedangkan Mobile Crane(MC) sendiri direncanakan sebagai pengganti tower crane dalam pelaksanaan pekerjaan struktur. Langkah perhitungan dibagi menjadi dua tahap, yaitu perhitungan waktu pelaksanaan peralatan dan perhitungan biaya peralatan. Dalam menghitung waktu pelaksanaan langkah yang diambil adalah menghitung dan menentukan beban kerja alat, kapasitas dan produktivitasnya dari perlatan yang digunakan. Sedangkan dalam menentukan biaya pelaksanaan yang diperhitungkan adalah biaya sewa, biaya mobilisasi dan demobilisasi, biaya peralatan penunjang serta biaya operasi alat yang meliputi bahan bakar, pelumas, pemeliharaan dan operator. Dari perhitungan waktu dan biaya pelaksanaan alat dan ditinjau dari segi waktu dan biaya pelaksanaan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk pemakain kombinasi tower crane dan Concrete Pump dalam pelaksanaan pekerjaan struktur atas adalah 533,84 jam dengan biaya Rp ,00, sedangkan waktu yang diperlukan untuk pemakain kombinasi mobile crane dan Concrete Pump dalam pelaksanaan pekerjaan struktur atas adalah 695,19 jam dengan biaya Rp ,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu tercepat untuk pekerjaan pengecoran dan pengangkat material adalah kombinasi Tower Crane dan Concrete Pump dengan selisih 161,35 jam dan biaya termurah adalah kombinasi Mobile Crane dengan selisih biaya Rp ,00. Alat Berat, Biaya, dan Waktu, Tower Crane, Mobil Crane, Concrete Pump, Mobilisasi dan Demobilisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian proyek Soeharto (1997). Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode pelaksanaan, penggunaan alat dan penjadwalan. Pemilihan peralatan yang tepat memegang peranan yang sangat penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi atau optimal tetapi dengan biaya yang rendah. Alat konstruksi atau sering juga disebut dengan alat berat menurut Asiyanto (008), merupakan alat yang sengaja diciptakan/ didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi/ kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti : mengangkut, mengangkat, memuat, memindah, menggali, mencampur, dan seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman. Alat Berat yang sering dipakai dalam pelaksanaan proyek bangunan gedung antara lain : Tower Crane (TC), Concrete Pump (CP), Material Lift (ML), Mobil Crane (MC), Truck Mixer (TM), dan lain lain. Masing masing alat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda dari segi kapasitas operasi dan pembiayaan yang dikeluarkan. Pelaksanaan pembangunan suatu proyek dapat menggunakan alat berupa tower crane untuk pelaksanaan struktur seperti pengecoran sedangkan pada proyek lain dengan pertimbangan pertimbangan tertentu tidak dikehendaki penggunaan tower crane tetapi dapat menggunakan gabungan alat concrete pump, material lift untuk pelaksanaan strukturnya, yaitu concrete pump untuk pengecoran, material lift untuk mengangkat material. Rumah Sakit Haji Surabaya merupakan salah satu dari banyak rumah sakit di Surabaya. Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Haji Surabaya merupakan gedung baru yang akan didirikan sebagai fasilitas kesehatan bagi masyarakat umum khususnya masyarakat dari golongan menengah ke bawah atau kurang mampu karena banyaknya pelanggan dari golongan tersebut yang mengunjungi rumah sakit haji sehingga membuat pihak rumah sakit menambahkan fasilitasnya. Pada Pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Haji Surabaya dimungkinkan untuk menggunakan alat berat seperti tower crane, mobil crane, material lift, concrete pump, excavator dan alat berat lainnya yang biasa digunakan pada suatu proyek pembangunan gedung. Pembangunan Rumah Sakit Haji sendiri berada pada area rumah sakit yang masih aktif melakukan kegiatannya sehingga dibutuhkan penyelesaian yang cepat untuk mengurangi intensitas gangguan pada saat pelaksanaan pembangunannya. Saat ini pembangunan gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit haji Surabaya direncanakan menggunakan tower crane sebagai alat pengangkatan dan pemindahan material pada pekerjaan struktur. Pada penelitian tugas akhir ini dianalisa pemakaian alat berat tower crane dengan mobil crane sebagai alat pengangkatan dan pemindahan material, pemakaian mobil crane sendiri selain memiliki sebuah crane sebagai alat pengangkat atau pemindah material, mobil crane mampu berpindah tempat atau bermobilitas dalam melakukan pengangkatan maupun pemindahan material sehingga penggunaan mobil crane dimungkinkan lebih cepat pada saat pelaksanaan pekerjaan struktur. Mengacu pada kondisi tersebut masing masing alat mempunyai kelebihan dan kekurangan serta memiliki pertimbangan pertimbangan tertentu dalam pemilihan peralatan, sehingga diharapkan dapat mencari hasil terbaik yang ditinjau dari segi waktu dan biaya pelaksanaan. Dengan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil yang tepat yang dilihat dari segi waktu dan biaya pemakaian alat berat crane untuk proses pengangkatan dan pemindahan material bagi proyek pembangunan Gedung IGD Bedah Sentaral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Haji Surabaya. 1.. Rumusan Masalah

3 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Berapa biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaaan struktur dengan menggunakan pemakaian mobil crane?. Bagaimana memilih alat berat yang paling efisien menurut biaya dan waktu pada proyek pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Haji Surabaya? 1.3. Tujuan Tugas Akhir Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan tower crane.. Mengetahui biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan mobil crane. 3. Mengetahui pemakaian alat berat yang paling efisien dari segi waktu dan biaya Batasan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini batasan masalah yang diambil adalah : 1. Analisa terhadap Penggunaan peralatan dimulai pekerjaan struktur pada lantai satu sampai dengan lantai enam.. Alat berat yang diamati yaitu kombinasi pemakaian tower crane, dan concrete pump dengan kombinasi pemakaian mobil crane, dan concrete pump karena kombinasi alat berat tersebut biasa atau lazim digunakan pada suatu proyek pembangunan gedung. 3. Posisi tower crane disesuaikan dengan posisi peralatan yang sebenarnya di lokasi proyek, sedangkan untuk posisi peralatan alternatifnya yaitu mobile crane direncanakan sesuai dengan lahan yang tersedia di lokasi proyek 4. Analisa terhadap penggunaan alat-alat berat berdasarkan kapasitas dan mekanisme kerja operasinya. 5. Perhitungan peralatan berdasarkan jam kerja, waktu dan biaya (sewa dan operasionalnya) Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas akhir ini adalah : 1. Dapat diketahuinya pemilihan peralatan berat yang tepat sesuai dengan kondisi proyek.. Masukan bagi Tugas Akhir lanjutan di bidang alat berat konstruksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah ide atau gagasan menjadi menjadi suatu kenyataan fisik. Bisa dikatakan bahwa proyek adalah proses untuk mewujudkan sesuatu yang tidak ada menjadi ada dengan biaya tertentu dan dalam batas waktu tertentu (Nugraha dkk,1985). Menurut Soeharto (1995), proyek memiliki ciri ciri sebagai berikut : a. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan. c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. d. Non rutin, tidak berulang ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 5.. Konsep Biaya..1 Biaya Proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan, bahan, dan tenaga kerja yang dipakai. Dengan adanya persaingan harga dalam suatu tender maka perlu adanya estimasi yang tepat dan akurat, dan harus dimulai sejak pelaksanaan tender dimulai, sebab biaya yang disetujui dalam kontrak tidak dapat diubah tanpa adanya sebab yang tepat. Untuk itu diperlukan perhitungan analisa, dan pengalaman kerja yang banyak supaya tidak mengalami kerugian di kemudian hari. Menurut Ervianto (00), Biaya konstuksi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, sebagai berikut : 1. Biaya Langsung Adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi atau bangunan yang didapat dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya langsung terdiri atas : a. Biaya bahan bangunan b. Upah Buruh c. Biaya Peralatan. Biaya Tak Langsung Adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak langsung meliputi : a. Biaya overhead, adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha di lapangan. b. Biaya tak terduga, adalah biaya untuk kejadian yang mungkin terjadi atau tidak terjadi. c. Keuntungan, adalah hasil jerih payah keahlian ditambah hasil dari faktor resiko... Biaya Peralatan Biaya peralatan meliputi biaya sewa alat, biaya mobilisasi dan demobilisasi, biaya erection (Pasang), biaya dismantle (bongkar), biaya peralatan penunjang serta biaya pengoperasian alat, yaitu : 1. Pembelian bahan baker FOM = FW x PB x DK Dimana: FOM = Faktor operasi mesin/siklus waktu operasi FW = Faktor waktu/ waktu efisiensi operasi PB = Kondisi standart pemakaian bahan bakar per DK - bensin = 0,06 gal /DKRG = 0,3 liter / DK / jam - Diesel = 0,04 gal /DKRG = 0, liter / DK /jam DK = standar mesin. Pembelian pelumas Jumlah minyak pelumas yang digunakan oleh mesin akan berubah ubah terhadap ukuran mesin. Kebutuhan pelumas tiap jamnya berbanding lurus dengan kekuatannya : Q = DKxf C 195,5 t Q = jumlah pemakaian galon perjam DK = daya kuda standart mesin C = kapasitas karter mesin f = faktor pengoperasian t = lama penggunaaan pelumas 3. Biaya Operator Biaya operator meliputi upah serta biaya ekstra untuk asuransi bila ada. Biaya operator perjam dapat dihitung dengan pendekatan rumus (Sulistiono, 1996 : 154 ) 4. Biaya Perbaikan Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam makin besar pula biaya operasinya. 5. Biaya Pembelian Suku Cadang Biaya pembelian suku cadang merupakan biaya yang dikeluarkan di lapangan apabila terjadi kerusakan/penggantian komponen peralatan pada saat pelaksanaan pekerjaan.

4 6. Mobilisasi dan Demobilisasi Biaya mobilisasi dan mobilisasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat mendatangkan peralatan ke tempat tujuan dan mengembalikan ke tempat asal peralatan. 7. Dan lain-lain Konsep Waktu Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Proses perencanaan nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan dan selanjutnya sebagai tolak ukur untuk pengendalian proyek. Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan. 1. Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu: a. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek. b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan. c. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan. d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek : a. kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. b. keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya. c. alasan sosial politik lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah. d. kondisi alam dan lokasi proyek. e. keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya. f. ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut. g. kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung. h. produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis. i. cuaca, musim dan gejala alam lainnya. j. referensi hari kerja efektif..4 Alat Berat.4.1 Pemilihan Alat Berat Menurut Benjamin (1991), Pemilihan peralatan untuk suatu proyek harus sesuai dengan kondisi dilapangan, agar dapat berproduksi seoptimal dan seefisien mungkin. Faktor faktor yang mempengaruhi yaitu : 1. Spesifikasi alat disesuaikan dengan jenis pekerjaanya, seperti pemindahan tanah, penggalian, produksi agregat, penempatan beton.. Syarat syarat kerja serta rencana kerja yang tertulis dalam kontrak. 3. Kondisi lapangan, seperti keadaan tanah, keterbatasan lahan. 4. Letak daerah/ lokasi, meliputi keadaan cuaca, temperature, angin, ketinggian, sumber daya. 5. Jadwal rencana pelaksanaan yang digunakan. 6. Keberadaan alat untuk dikombinasikan dengan lat yang lain. 7. Pergerakan dari peralatan, meliputi mobilisasi dan demobilisasi. 8. Kemampuan satu alat untuk mengerjakan bermacam macam pekerjaan..4. Sumber Peralatan Dalam pelaksanaan pembangunannya, suatu proyek dapat memperoleh peralatan dengan jalan menyewa maupun membeli. Pada kondisi tertentu, pembelian perlatan akan menguntungkan secara financial, sedangkan pada kondisi yang lain akan lebih ekonomis dan efisien untuk menyewanya. Terdapat tiga alternatif dalam kepemilikan alat, yaitu: 1. Membeli alat konstruksi, umumnya untuk peralatan dengan pemakaian yang rutin sehingga dengan membeli alat maka biaya penggunaan alat per jamnya akan lebih rendah.. Menyewa peralatan konstruksi (biasanya dengan perjanjian leasing). Umumnya untuk peralatan konstruksi yang hanya digunakan untuk pekerjaan dengan waktu relatif singkat. Dengan menyewa,biaya penggunaan alat per jamnya akan lebih tinggi tetapi resiko terhadap kontraktor lebih rendah. 3. Menyewa peralatan konstruksi dan merencanakan akan membelinya kelak. Umumnya disebabkan kondisi keuangan yang kurang memungkinkan untuk membeli peralatan. Tetapi diharapkan bila kondisi keuangan dimasa mendatang diperkirakan membaik, maka alternatif pembelian dapat dilakukan..4.3 Data Peralatan Tower Crane Definisi Menurut Rostiyanti (00), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set Jenis Tower Crane Menurut Rostiyanti (00), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri Yaitu : 1. Free Standing Crane Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka kadang kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang.. Rail Mounted Crane Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang datar sehingga tiang tidak menjadi miring. 3. Climbing Tower Crane Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative penggunaan crane climbing 4. Tied In Crane Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus

5 ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal. ( a ) F re e Sta n d in g C ra n e ( b ) T ied in C ra n e ( c ) C lim b in g C ra n e Gambar.1. Jenis jenis Tower Crane (a)free Standing Crane,(b)Tied in Crane, (c)climbing Crane Bagian bagian Tower Crane Tiga tipe tower crane tersebut memiliki komponen komponen yang mempunyai fungsi yang sama yaitu : l k g keterangan: c a. base b. base section c. mast section d. climbing frame e. support seat f. cat head g. jib b h. counter jib i. counter weight j. cabin set k. trolley l. hook a 1. Base Merupakan tempat kedudukan tower crane berfungsi menahan gaya aksial dan gaya tarik di balok beton / tiang pancang.. Base Section Bagian /segmen paling dasar dari badan tower crane yang langsung dipasang / dijangkar ke pondasi. 3. Mast Section Bagian dari badan tower crane yang berupa segmen kerangka yang dipasang untuk menambah ketinggian tower crane. 4. Climbing Frame Bagian dari tower crane yang berfungsi sebagai penyangga saat penambahan mast. 5. Support Seat Merupakan kedudukan /tumpuan yang menyokong slewing ring dalam mekanisme putar, terdiri dari bagian atas (upper) dan bagian bawah (lower). 6. Slewing Ring Mast yang ikut berputar 360, berperan dalam mekanisme putar. 7. Slewing Mast Mast yang ikut berputar bersama jib, terletak dibawah cat head 8. Cat Head Puncak tower crane yang berfungsi sebagai tumpuan kabel penahan jib dan counter jib. j f e d h i 9. Jib Lengan pengangkut beban dengan panjang bermacam macam tergantung kebutuhan 10. Counter Jib Lengan penyeimbang terhadap beban momen lattie jib 11. Counter Weight Blok beton yang merupakan pemberat, yang dipaksa pada ujung counter jib. 1. Cabin set Ruang Operator pengendali tower crane. 13. Acces Ladder Tangga vertical yang berfungsi sebagai akses bagi operator menuju cabin set, terletak dibagian dalam mast section 14. Trolley Alat untuk membawa hook sehingga dapat bergerak secara horizontal sepanjang lattice jib. 15. Hook Alat Pengait beban yang terpasang pada trolley Mekanisme Kerja Mekanisme kerja tower crane terdiri dari : 1. Hoising Mechanism ( mekanisme angkat ) Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat beban. Gerakan ini adalah gerakan naik/ turun beban yang telah dipasang pada kait diangkat atau diturunkan dengan menggunakan drum/hook, dalam hal ini putaran drum disesuaikan dengan drum/hook yang sudah direncanakan. Hook digerakkan oleh motor listrik dan gerakan drum/hook dihentikan dengan rem sehingga beban tidak akan naik atau turun setelah posisi yang ditentukan sesuai dengan yang direncanakan. Slewing Mechanism ( mekanisme putar ) Mekanisme ini digunakan untuk memutar jib dan counter jib sehingga dapat mencapai radius yang diinginkan. 3. Trolley Traveling Mechanism ( mekanisme jalan trolley ) Mekanisme ini digunakan untuk menjalankan trolley maju dan mundur sepanjang jib. 4. Traveling Mechanism ( mekanisme jalan ) Mekanisme ini digunakan untuk menjalankan bogie (kereta) untuk traveling tower crane Metode Pelaksanaan Penggunaan Tower Crane melibatkan proses 1. Mobilisasi Proses pemindahan/pengangkutan komponen - komponen tower crane dari pool ke lokasi proyek.. Erection Proses merakit komponen dasar dari tower crane. 3. Operasional 4. Dismalting Proses pembongkoran/pelepasan komponen tower crane sehingga dapat dilakukan demobilisasi. 5. Demobilisasi Proses pemindahan/pengangkatan komponen komponen tower crane dari lokasi proyek ke pool Kapasitas Alat Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh tower crane telah diatur dan didapatkan dalam manual operasi tower crane yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat tower crane tersebut. Prinsip dalam penentuan beban yang bias diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi pada jarak dan ketinggian tertentu tower crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat linear. Perkalian panjang lengan dan daya angkat maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukkan kemampuan momen yang bias diterima oleh tower crane tersebut.

6 .4.3. Mobil Crane Definisi Mobile crane merupakan sebuah truck yang telah terpasang sebuah alat crane yang bisa digunakan untuk melakukan pengangkatan material baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau melakukan mobilitas. Mobil crane merupakan alat berat yang menggunakan bahan bakar dalam melakukan aktivitas pergerakannya seperti halnya kendaraan berat lainnya Jenis jenis Mobile Crane Menurut Rostiyanti (00), Jenis jenis dari mobil crane adalah : 1. Crawler Crane Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360. Dengan roda besi/crawler maka crane tipe ini dapat bergerak di dalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya.. Rough Terrain Crane Merupakan alat angkut peralatan berat beroda empat yang terbuat dari karet yang bergerigi seperti halnya crawler crane biasa digunakan pada lokasi bermedan berat. 3. Teleskopik Crane Merupakan Sebuah crane teleskopik yang terdiri dari sejumlah tabung dipasang satu di dalam yang lain yang bersistem tenaga hidrolik dan memperpanjang dan memperpendek panjang total boom. Teleskopik crane sering digunakan untuk proyek-proyek konstruksi jangka pendek. ( Gambar.3 Jenis jenis Mobile Crane (a) Crawler Crane, (b) Rough Terrain Crane, (c)teleskopik Crane Kapasitas Alat Kapasitas crane tergantung dari beberapa faktor. Yang perlu diperhatikan adalah jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka akan terjadi jungkir/roboh (Rosiyanti, 00 ). Oleh karena itu berat material yang diangkut sebaiknya sebagai berikut : 1. Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat.. Untuk mesin beroda ban karet adalah 85%, dari kapasitas alat. 3. Untuk mesin yang memiliki kaki (outringger) adalah 85% dari kapasitas alat. Sedangkan faktor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah berikut ini : 1. Ayunan angin terhadap alat.. Ayunan beban pada saat dipindahkan. 3. Kecepatan pemindahan material. 4. Pengereman mesin dalam pergerakannya Mekanisme Kerja Mekanisme kerja mobile crane terdiri dari : 1. Hoising mechanism ( Mekanisme angkat ) Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat beban. ( (. Slewing mechanism ( Mekanisme putar ) Mekanisme ini digunakan untuk memutar jib dan counter jib sehingga dapat mencapai radius yang diinginkan. 3. Traveling mechanism ( Mekanisme jalan ) Mekanisme ini digunakan untuk menurunkan beban yang telah diangkat Concrete Pump Definisi Concrete pump merupakan alat untuk menuangkan beton basah dari truck mixer ke tempat yang ditentukan. Concrete pump digunakan pada saat pengecoran balok, kolom, plat. Concrete pump banyak digunakan dalam pengecoran karena (Benjamin, 1991) : 1. Concrete pump dalam pelaksanaanya lebih halus dan lebih cepat dibanding metode lain.. Concrete pump dilengkapi dengan pipa delivery, sehingga sangat flexible untuk menempatkan beton segar dilokasi yang tidak dapat dijangkau oleh alat lain. Atau dapat dilihat pada Gambar.4 di bawah ini : Gambar.4 Concrete Pump Jenis concrete Pump Berdasarkan jenis pompanya terdapat tiga macam concrete pump, yaitu : 1. Piston Pump Menggunakan langkah piston untuk menghisap beton basah dari corong penerima (langkah hisap) dan mengeluarkannya melalui katup pengeluaran (langkah buang) ke pipa delivery.. Pneupatic Pump Menggunakan udara yang dimampatkan untik menghisap beton dan mengeluarkannya dari pembuluh tekan ke pipa delivery. 3. Squezze pressure Pump Menggunakan roda penggiling ( roller ) untuk menghisap beton basah. Memampatkannya, dan mengeluarkannya ke pipa delivery Penempatan Alat Dalam menentukan letak concrete pump, yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Terdapat ruang yang cukup untuk penyangganya ( outrigger ).. Terletak pada permukaan tanah yang horizontal dan solid / padat. 3. Terletak di posisi yang meminimumkan geraknya. 4. Terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh truck mixer Kapasitas Alat Kapasitas dari concrete pump tergantung pada : 1. Jenis concrete pump Masing masing pabrik pembuatnya mengeluarkan tipe dengan kapasitas cor yang berbeda beda.. Panjang Pipa Semakin panjang pipa kapasitas cornya semakin kecil. 3. Diameter pipa Semakin besar diameter pipa makan semakin kecil kapasitas cornya. 4. Nilai Slump

7 Semakin besar nilai slump maka kapasitas cornya semakin besar Truck Mixer Truck mixer adalah alat yang digunakan untuk membawa campuran beton basah dari pabrik pembuatan readyix (Batching Plan) ke lokasi poyek dengan sostem bak yang terus berputar dengan kecepatan yang sudah diatur sedemikian rupa supaya campuran beton selama dalam perjalanan tidak berkurang kualitasnya. Kapasitas truck mixer yang digunakan adalah 5m 3. Perhitungan biaya truck mixer berdasarkan harga beli tiap meter kubinya. Gambar.5 Truck Mixer Concrete Bucket Concrete bucket adalah yang digunakan untuk membawa atau menampung campuran beton dari truck mixer yang kemudian didistribusikan ke lokasi pengecoran baik oleh tower maupun mobile crane. Kapasitas concrete bucket yang digunakan diantaranya adalah 0,5 0,8 m 3. Perhitungan biaya genset berdasarakan dengan harga beli. Gambar.6 Concrete Bucket Generator Set ( Genset ) Generator Set merupakan alat pembangkit tenaga listrik dengan mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek. Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA. Perhitungan biaya genset berdasarkan dengan harga sewa perbulan. operasi merupakan komponen utama dalam perhitungan waktu pelaksanaan disamping beban kerja alat ( volume pekerjaan ). Pada umumnya peralatan yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Peralatan bertenaga non mesin Adalah peralatan yang dalam melakukan fungsinya menggunakan tenaga manusia.. Peralatan bertenaga mesin Adalah peralatan yang dalam melakukan fungsinya menggunakan tenaga mesin. Terdapat beberapa metode dalam menentukan kapasitas operasi peralatan, yaitu : 1. Kapasitas Angkat Perhitungan kapasitas angkat didasarkan pada: a. Volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. Rumus produksi perjam (Rochmanhadi : 1984). 60 Q qx xe Cm Dimana : Q = Produksi perjam q = produksi dalam satu siklus cm = waktu siklus E = efisien kerja b. Daya kuda ( Horse Power ) 1 Hp = 4575 kgm / menit ( Soedrajat, 1994 ) Kemampuan orang adalah 1/6 daya kuda ( HP ) Kemampuan peralatan mesin tergantung dari spesifikasi peralatan.. Kapasitas Cor ( Concrete Pump ) Langkah langkah dalam menentukan delivery capacity adalah a. Menentukan Horizontal Equivalent Length, yaitu perkalian panjang pipa dengan faktor horizontal conversion. Harga untuk horizontal conversion dapat dilihat dalam Tabel. dan Tabel.3. b. Dengan melihat Gambar.5 grafik hubungan antara delivery capacity dengan Horizontal Transport Distance sesuai dengan nilai slump dan diameter pipanya maka besarnya delivery capacity dapat ditentukan. c. Mengalikan produktivitas per jam (delivery capacity) dengan faktor efisiensi kerja yang tergantung pada kondisi operasi dan pemeliharaan mesin. Tabel.1 Horizontal Conversion Table of Boom Pipe Horizontal equivalent length (m) Boom Slump Slump Slump Position 5 10 cm cm 18 3 cm Symbol Horizontal LBH 45 o LB45 Vertical LBV Sumber : Instruction Manual For Concrete Pump Model IPF90B- 5N1 Gambar.7 Generator Set.5 Produktivits ( Kapasitas Operasi ) Peralatan.5.1 Dasar dasar Perhitungan Produksi Dalam Merencanakan proyek yang dikerjakan dengan alat alat berat, suatu hal yang sangat penting adalah menghitung kapasitas operasi peralatan tersebut. Hal ini karena kapasitas

8 Item Upward Pipe Taper Pipe Tabel. Horizontal Conversion Table of Transport Pipe Unit Per 1 m Per 5 A Nominal Dimension 100 A 15 A 150 A 175 A 150 A 150 A 15 A 15 A 100 A Horizontal equivalent length Slump 5 10 cm Slump cm Slump 18 3 cm Symbol V T Bent Pipe Per 90 o 4 R Fleksibel Hose Per 1 m F Sumber : Instruction Manual For Concrete Pump Model IPF90B-5N1 d. Biaya mobilisasi dan demobilisasi Biaya mobilisasi dan demobilisasi akan mempengaruhi perhitungan harga satuan produksi.. Menentukan pengaruh sifat fisik material terhadap produksi. Material pada pekerjaan konstruksi memerlukan suatu proses yang sangat dipengaruhi oleh sifat sifat dan metode penanganan material sehingga dalam perhitungan terhadap peralatan volume pekerjaan harus dikalikan dengan faktor yang disebut dengan faktor konvesi yang tergantung dari jenis material dan metode penanganannya. 3. Menentukan pengaruh pada realisasi pelaksanaan pekerjaan dengan bantuan peralatan. Dalam melaksanakan proses produksi pada dasarnya peralatan akan berkaitan dengan unsure mesin, manusia dan keadaan alam. Ketiga unsure tersebut akan mempengaruhi kinerja peralatan sehingga harus diperhitungkan dalam perhitungan produksi peralatan dengan suatu faktor yang disebut faktor koreksi..5. Metode Perhitungan Produksi Ada tiga faktor yang harus dilihat dalam menghitung produksi peralatan persatuan waktu, yaitu : 1. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi adalah kemampuan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu siklus lintasan operasi, dinyatakan dalam satuan volume tergantung dari jenis pekerjaan, cara penanganan material dan peralatan yang dipakai, yang dirumuskan sebagai berikut : Produksi per Satuan Waktu ( Rochmanhadi : 1984, 1) : Q = q x N x Efisiensi Kerja Sumber : Instruction Manual For Concrete Pump Model IPF90B-5N1 Gambar.8 Grafik Delivery Capacity Sebagai pedoman dasar untuk menghitung produksi suatu pekerjaan dilaksanakan dengan bantuan peralatan adalah sebagai berikut Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kebijaksanaan persediaan, antara lain : 1. Menentukan beberapa faktor yang berpengaruh pada perhitungan produksi dari peralatan berdasarkan tipe dan ukuran peralatan yang dipilih antara lain : a. Kapasitas standart produksi peralatan Dengan ditentukan tipe dan ukuran peralatan dapat diketahui kemampuan kapasitas produksi dan komponen peralatan untuk menangani pekerjaan. b. Biaya operasi dan perawatan peralatan Ukuran mesin dipakai sebagai dasar untuk menghitung konsumsi bahan bakar, dan bahan pelengkap lainnyabdalam proses produksi yang mempengaruhi perhitungan biaya harga satuan pekerjaan dengan bantuan peralatan. c. Kecepatan dalam berbagai gerakan operasi peralatan Dengan diketahui besarnya kecepatan dalam berbagai gerak operasi peralatan dapat ditentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dalam satu siklus pekerjaan. Dimana : Q q N = = produksi per satuan waktu = kapasitas produksi peralatan per satuan waktu T W. S (jumlah trip per satuan waktu) T = satuan waktu ( jam, menit, detik ) w.s = waktu siklus Ek = efisiensi kerja. Volume pekerjaan Volume pekerjaan adalah jumlah kapasitas pekerjaan yang harus diselesaikan dalam setiap pekerjaan. 3. Waktu siklus Jumlah waktu dalam satu waktu yang dipakai pada operasi individual atau kombinasi dengan peralatan lain tiap satu siklus yang tergantung pada : a. Lintasan operasi b. Kecaepatan pada berbagai gerakan c. Tinggi pengangkatan d. Kehilangan waktu untuk percepatan dan perlambatan e. Waktu menunggu f. Waktu yang dihabiskan untuk pindah posisi ke posisi berikutnya, dan sebagainya 4. Efisiensi Kerja Efisiensi kerja dinyatakan dalam suatu besaran faktor koreksi (Fk) yang merupakan suatu faktor yang diperhitungkan pengaruh unsur yang berkaitan dengan mesin, manusia dan keadaan cuaca dan faktor waktu kerja efektif terhadap pengoperasian peralatan yang dapat dilihat pada tabel tabel berikut ini : 1. Faktor kondisi kerja dan Manajemen /tata laksana

9 Kondisi Pekerjaan Kondisi Tata Laksana Baik Sekali Baik Sedang Jelek Baik Sekali 0,84 0,81 0,76 0,70 Baik 0,75 0,75 0,71 0,65 Sedang 0,7 0,69 0,65 0,60 Jelek 0,68 0,61 0,57 0,5 Sumber : Rochmanhadi, (1984). Faktor waktu kerja efektif Kondisi Waktu Kerja Efektif Efisiensi Kerja Baik Sekali 55 menit/jam 0,9 Baik 50 menit/jam 0,83 Sedang 45 menit/jam 0,75 Jelek 40 menit/jam 0,67 Sumber : Rochmanhadi, (1984) 3. Faktor keadaan cuaca Keadaan Cuaca Efisiensi Kerja Cerah 1,0 Cuaca debu/mendung / Gerimis 0,8 Sumber : Rochmanhadi, (1984) 4. Faktor ketrampilan dan crew Ketrampilan Operator dan Crew Efisiensi Kerja Sempurna 1,00 Rata -rata baik 0,75 Kurang 0,60 Sumber : Rochmanhadi, (1984) BAB III METODOLOGI 3.1. Umum Penelitian ini berupa analisa perbandingan pemakaian alat berat tower crane dan mobil crane untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan penggunaan alat berat dilakukan dalam tinjauan biaya dan waktu. Metodologi tugas akhir ini akan dimulai berdasarkan jenis data dan tahapan pelaksanaan. Bagan dari metodologi pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 flowchart 3. Alur Penyelesaian Penelitian Tugas Akhir Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka berikut adalah tahapan-tahapan dari penelitian Tugas Akhir ini Studi literatur dan lapangan Penggunaan literatur yang menunjang antara lain: buku tentang peralatan, buku petunjuk penggunaan alat berat, brosur dan lain lain, sehingga dapat dipelajari dan diketahui cara penggunaan dan spesifikasinya alat berat yang digunakan. Setelah itu perlu dilakukan pengamatan dan wawancra di lapangan untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja dan penempatan alat berat tersebut di lapangan. 3.. Studi Peralatan Mempelajari dengan detail hal-hal yang berhubungan dengan peralatan berat agar dapat mengetahui definisi, cara kerja,bagian-bagian, mekanisme kerja, dan tata letak atau penempatan peralatan berat TC, MC, dan CP di lapangan Pengumpulan Data Data data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, tidak hanya berasal dari proyek tetapi juga dari sumber lain sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun Data yang berasal dari proyek yang bersangkutan antara lain : - Gambar struktur proyek - Volume pekerjaan - Jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai Menentukan Metode Pelaksanaan Menentuan metode pelaksanaan pekerjaan antara penggunaan alat berat tower crane dan mobile crane berpengaruh terhadap waktu dan biaya pelaksanaan di lapangan Menganalisa dan mengolah data - Melakukan perhitungan volume pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan kolom, plat, balok, tangga dan shearwall - Menentukan posisi titik pusat pengecoran atau pusat segmen serta jarak perpindahan material dan penempatan material dari lokasi proyek dan peralatan - Melakukan perhitungan biaya peralatan Biaya peralatan yang dapat dihitung berdasarkan lamanya peralatan tersebut beroperasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Yang termasuk dalam biaya peralatan adalah : 1. Biaya sewa. Biaya operasional, upah operator dan yang terdiri dari pemakaian bahan bakar, minyak pelumas, upah operator dan crew pendukung peralatan Perhitungan waktu dan biaya pelaksanaan Setelah diketahui volume pekerjaan, posisi dan biaya peralatan maka waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan untuk penggunaan TC, MC dan CP dapat diperoleh Membandingkan Hasil Dari Perhitungan Setelah waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan dari kedua alat berat diperoleh, maka dibandingkan antara kedua alat berat tersebut manakah yang paling efisien dari segi waktu dan biaya Kesimpulan Studi Literatur a. Manajemen Konstruksi b. Perhitungan biaya pelaksanaan dengan menggunakan alat berat Mulai Pengumpulan Data Proyek Membandingkan Gambar. 3.1 hasil perhitungan Flow Chart kombinasi Metodologi antara TC,CP dan MC,CP Studi Lapangan a. Wawancara b. Mengamati cara kerja, letak dan spesifikasi alat Studi Peralatan Definisi, cara kerja, bagian bagian TC,MC,CP Menentukan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Menganalisa dan Mengolah Data Perhitungan volume pekerjaan, menetukan titik pusat segmen pekerjaan, jarak perpindahan, biaya peralatan Perhitungan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Menghitung waktu pelaksanaan dan biaya penggunaan TC, MC dan CP Kesimpulan Gambar. 3.1 Flow Chart Metodologi

10 BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 Umum Pada perencanaan penggunaan peralatan tower crane dan mobile crane dalam pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang terletak di daerah Surabaya timur. Di sebelah kanan kiri lokasi proyek yang akan dibangun terdapat bangunan rumah sakit yang masih aktif, sehingga kenyamanan pengunjung yang datang di sekitar lokasi proyek perlu diperhatikan. Pada pelaksanaan pembangunan proyek ini menggunakan peralatan berat salah salah satunya diantaranya adalah tower crane sebagai kondisi existing di lapangan. Dimana peralatan ini difungsikan sebagai pengangkat dan pemindah material dan perancah serta alat untuk melakukan pekerjaan pengecoran. Dari kondisi tersebut maka perlu dianalisa alternatif lain sebagai pembanding dalam penggunaan peralatan tower crane khususnya pada pekerjaan struktur, yaitu mobile crane. Dimana alat ini juga mempunyai kemampuan baik mengangkat, memindah maupun untuk pekerjaan pengecoran struktur, selain itu mobile crane memiliki mobilisasi dalam menjangkau lokasi yang akan dituju dengan merencanakan metode kerjanya yang disesuaikan lokasi pekerjaan. 4. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek : Pembangunan Gedung IGD, Bedah Sentral dan Rawat Inap Maskin Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Lokasi : Jl. Manyar Kertoadi Pemilik Proyek : Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Konsultan Perencana : PT. Isoplan Kontraktor Pelaksana : Adhi - Anak Negeri, JO Project Manager : Ir. Hari Mulyawan Fungsi Bangunan : Rumah Sakit Lingkup Pekerjaan : Struktur atas meliputi balok, plat, kolom, dan tangga. Struktur Bangunan : Cor setempat / Convensional Luas Tanah : 4190 m² Panjang Bangunan : ±100 m Lebar Bangunan : ±18 m Jumlah Lantai : 6 Lantai Tinggi perlantai : ±4m Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar layout denah, dan tampak pada lampiran tugas akhir 4.3 Data Volume Pekerjaan Proyek Semua data volume pekerjaan proyek ini didapatkan dari kontraktor pelaksana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1.a Volume Pekerjaan Kolom VOLUMEPEKERJAAN NOLANTAI PEKERJAAN SEGEMEN ZONA PENGECORAN( M3) TULANGAN( KG) BEKISTING( KG) PERANCAH( KG) I 1 KOLOM A 1 18,81 634,50 478,01 087,31 18,81 634, ,66 448,69 B 1 0, , , ,00 C 1 11, , ,4 1549,80 11, , , ,0 KOLOM A 1 16,11 438,74 439,63 087,31 16,11 438, ,1 448,69 B 1 17, ,67 863, ,00 C 1 1, , , ,80 1, , , ,0 3 KOLOM A 1 16, , ,04 087,31 16, , ,64 448,69 B 1 16, ,1 649, ,00 C 1 1,66 7, , ,80 1,66 7,08 366, ,0 4 KOLOM A 1 16,11 345,33 397,69 087,31 16,11 345, ,48 448,69 B 1 16, ,91 589, ,00 C 1 1,66 643,5 3763, ,80 1,66 643,5 3580,9 1474,0 5 KOLOM A 1 16,11 304,4 3973,15 087,31 16,11 304,4 4661,0 448,69 B 1 16,39 874,04 590,5 1848,00 C 1 11,46 3, , ,80 11,46 3, , ,0 6 KOLOM A 1 7, ,7 351,89 087,31 7, ,7 411,07 448,69 B 1 16, ,03 90, ,00 C 1 11,31 196,07 338,6 1549,80 11,31 196, , ,0 Tabel 4.1.b Volume Pekerjaan Balok NO LANTAI PEKERJAAN SEGEMEN ZONA VOLUME PEKERJAAN PENGECORAN ( M3 ) TULANGAN ( KG ) BEKISTING ( KG ) PERANCAH ( KG ) BALOK A 1 47, ,0 439,63 695,04 56, , ,1 813,96 B 1 31,50 366,47 863,73 399,33 C 1 38,8 8151,8 4161, ,80 44, , , ,03 3 BALOK A 1 4, ,1 4064,04 695,04 50,0 984,0 4767,64 813,96 B 1 9,73 883,57 649,50 399,33 C 1 4, ,5 3850, ,80 40, ,1 366, ,03 4 BALOK A 1 4, ,73 397,69 695,04 50, , ,48 813,96 B 1 9,73 975,34 589,95 399,33 C 1 4,63 745,8 3763, ,80 40, , ,9 6606,03 5 BALOK A 1 43, , ,15 695,04 51, , ,0 813,96 B 1 34,70 975,34 590,5 399,33 C 1 43,00 745,8 3764, ,80 40, , , ,03 6 BALOK A 1 4, ,48 351,89 695,04 49, ,99 411,07 813,96 B 1 63,06 447,39 90,19 399,33 C 1 69, ,70 338,6 6944,80 66, , , ,03

11 Tabel 4.1.c Volume Pekerjaan Plat NO LANTAI PEKERJAAN SEGEMEN ZONA VOLUME PEKERJAAN PENGECORAN ( M3 ) TULANGAN ( KG ) BEKISTING ( KG ) PERANCAH ( KG ) PLAT A 1 54, ,0 439,63 695,04 64,1 1118, ,1 813,96 B 1 5,0 366,47 863,73 399,33 C 1 50, ,8 4161, ,80 47, , , ,03 3 PLAT A 1 49, ,1 4064,04 695,04 58,1 984,0 4767,64 813,96 B 1 1,33 883,57 649,50 399,33 C 1 50, ,5 3850, ,80 47, ,1 366, ,03 4 PLAT A 1 49, ,73 397,69 695,04 58, , ,48 813,96 B 1 1,33 975,34 589,95 399,33 C 1 50,01 745,8 3763, ,80 47, , ,9 6606,03 5 PLAT A 1 51, , ,15 695,04 59, , ,0 813,96 B 1 1,33 975,34 590,5 399,33 C 1 50,01 745,8 3764, ,80 47, , , ,03 6 PLAT A 1 37, ,48 351,89 695,04 43,9 8337,99 411,07 813,96 B 1 35,88 447,39 90,19 399,33 C 1 91,6 6107,70 338,6 6944,80 87, , , ,03 Tabel 4.1.d Volume Pekerjaan Tangga NO LANTAI PEKERJAAN SEGEMEN ZONA VOLUME PEKERJAAN PENGECORAN ( M3 ) TULANGAN ( KG ) BEKISTING ( KG ) PERANCAH ( KG ) IV 1 TANGGA A 3,9 35,10 37,3 4,40 B 1 5,3 313,68 386,37 363,60 C 1 3,9 35,10 48,76 4,40 TANGGA A 3,6 37,8 37,3 4,40 B 1 4,83 316,59 386,37 363,60 C 3,6 37,8 48,76 4,40 3 TANGGA A 3,6 37,8 37,3 4,40 B 1 4,83 316,59 386,37 363,60 C 3,6 37,8 48,76 4,40 4 TANGGA A 3,6 37,8 37,3 4,40 B 1 4,83 316,59 386,37 363,60 C 3,6 37,8 48,76 4,40 5 TANGGA A 3,6 37,8 37,3 4,40 B 1 4,83 316,59 386,37 363,60 C 3,6 37,8 48,76 4,40 6 TANGGA A 0,00 0,00 0,00 0,00 B 1 4,83 311,88 386,37 363,60 C 3,6 33,75 48,76 4,40 Tabel 4.1.e Volume Pekerjaan Shearwall VOLUME PEKERJAAN NO LANTAI PEKERJAAN SEGEMEN ZONA PENGECORAN ( M3 ) TULANGAN ( KG ) BEKISTING ( KG ) PERANCAH ( KG ) V 1 SHEARWALL A 48, ,93 409,08 588, Penggunaan Tower Crane Spesifikasi Peralatan Tower Crane Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas operasi peralatan dan waktu pelaksanaan, serta biaya pelaksanaan. Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri : dengan Lifting capacity ;,4 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 8 ton dan memiliki jib radius 61,5 m yang karena mampu menjangkau 100% area proyek. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada brosur tower crane pada lampiran tugas akhir Rencana Penempatan Tower Crane Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat memperlancar kegiatan proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa kondisi lokasi proyek, diantaranya jalur mobilisai alat tersebut terhadap perencanan tata letak atau penempatan baik itu penimbunan material, gudang, kantor dan lainnya. Dimana penempatan alat ini harus mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses pelaksanaan proyek tersebut. Posisi operasional tower crane adalah penempatan tower crane pada suatu lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan pengangkatan, pengecoran dan lain lain. Dimana radius perputaran dari tower crane tersebut dapat mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga tower crane dapat menyelesaikan pekerjaan sefektif mungkin. Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata letak alat tower crane harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini : 1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari bangunan.. Harus tersedia ruang cukup untuk proses erection dan dismantling. 3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 % area gedung. Letak tower crane direncakan sebagai berikut : 1. Letak crane tepat ditengah tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja. 3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe tower crane yang digunakan. Pada tugas akhir ini letak penempatan tower crane sendiri sesuai dengan kondisi eksisting di lapangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini

12 Keterangan = radius dari tower crane = lokasi yang dikerjakan = lokasi existing 4.5. Pekerjaan Pengangkatan Bekisting Bekisting yang tersedia ada dua set, yaitu set I dipakai untuk lantai 1, 3, dan 5 sedangkan untuk set II dipakai untuk lantai, 4, dan 6. Untuk bekisting kolom diangkat dan diletakkan dilantai itu sendiri, sedangkan untuk bekisting plat dan balok diangkat diletakkan dilantai dibawahnya. Jarak angkatnya berbeda beda sesuai dengan ketinggian lantai Pekerjaan Pengangkatan Perancah Perancah ( scaffolding, pipe support, horybeam ) yang tersedia adalah set. Untuk pipe support ( pekerjaan kolom ), set I untuk kolom lantai 1, 3, dan 5 sedangkan untuk set II dipakai untuk lantai, 4, dan 6. Untuk scaffolding ( pekerjaan balok ) set I untuk kolom lantai 1, 3, dan 5 sedangkan untuk set II dipakai untuk lantai, 4, dan 6. Untuk horybeam ( pekerjaan plat ) set I untuk kolom lantai 1, 3, dan 5 sedangkan untuk set II dipakai untuk lantai, 4, dan 6. Letak scaffolding dan horybeam ada pada lantai dibawahnya sedangkan untuk pipe support ada pada lantai itu sendiri. Jarak angkatnya berbeda beda sesuai dengan ketinggian lantai Pekerjaan Pengecoran Pada proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level ± 0,00 sehingga jarak pengangkatan beton pada pekerjaan kolom, balok, plat, tangga dan shearwall berbeda beda sesuai dengan ketinggian lantai Pengecoran dilakukan dengan peralatan tower crane yang dilengkapi dengan concrete bucket dan concrete pump. Disini peralatan tower crane digunakan hanya untuk pekerjaan kolom sedangkan untuk plat dan balok menggunakan concrete pump. MULAI Gambar 4.1 Layout Posisi Penempatan Tower Crane Pelaksanaan Pekerjaan Struktur dengan Tower Crane Sebelum pekerjaan struktur ini dilakukan, perancah atau scafolding sampai dengan pembekistingan harus sudah selesai terlebih dahulu. Pada pekerjaan ini tower crane tidak banyak mengalami kesulitan dari perencanaan posisi penempatan truck mixer sampai pendistibusiannya. Pekerjaan yang perlu dipersiapkan dan direncanakan pada penggunaan tower crane adalah : 1. Perencanaan posisi untuk tower crane pada lokasi proyek.. Pekerjaan pondasi untuk tower crane. 3. Pengadaan alat bantu diantaranya concrete bucket dan generator genset. 4. Menghitung volume pekerjaan struktur(selain pondasi). Serta jarak jarak terhadap posisi tower crane. 5. Perencanaan letak dari penimbunan material, direksi keet, gudang dan lainnya, serta jalur keluar masuknya truck mixer dan posisinya. 6. Mengurutkan pekerjaan struktur sedemikian rupa dari lantai 1 sampai dengan lantai Alur Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas Dengan Menggunakan Tower Crane Pekerjaan Pengangkatan Tulangan Tulangan diambil pada tempat pembesian (tanah), yaitu level ± 0,00. Fabrikasi tulangan dilakukan di atas ( dimasing masing lantai ) sehingga diangkat di atas dalam bentuk besi potongan, kecuali untuk pekerjaan kolom, fabrikasi dilakukan di bawah ( di tempat pembesian ). Jarak angkatnya berbeda beda sesuai dengan ketinggian lantai. PEMBUATAN BEKISTING KOLOM, PLAT DAN BALOK PENULANGAN KOLOM PEMASANGAN BEKISTING PENGECORAN PEMBONGKARAN BEKISTING KOLOM PEMASANGAN BEKISTING BALOK DAN PENULANGAN BALOK DAN PLAT PENGECORAN BALOK DAN PLAT PEMBONGKARAN BEKISTING BALOK DAN PLAT CURING / PERAWATAN SELESAI Gambar 4. Diagram alur pelaksanaan pekerjaan struktur atas Adapun langkah langkah metode pelaksanaan pekerjaan disini yang diambil sebagai contoh adalah pekerjaan pengecoran dengan menggunakan tower crane, sebagai berikut : 1. Proses Muat penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam bucket yang disediakan.. Proses Pengangkatan Dalam proses pengangkatan terdapat beberapa proses yaitu : a. Proses Hoisting (angkat)

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latar Belakang Penggunaan Tower Crane Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

Tabel 5.7 Waktu Total Pelaksanaan Pengecoran Tower Crane. = Rp ,00 /jam. Harga Sewa Genset

Tabel 5.7 Waktu Total Pelaksanaan Pengecoran Tower Crane. = Rp ,00 /jam. Harga Sewa Genset Tabel 5.7 Waktu Total Pelaksanaan Pengecoran Tower Crane NO PEKERJN VOLUME STUN 1. KOLOM a. Tulangan 17,198 jam b. Bekisting 17,734 jam c. Perancah 5,65 jam d. Pengecoran 177,15 jam. BLOK a. Tulangan 34,154

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PROYEK 2.1.1. Pengertian Umum Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply 1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton merupakan campuran antara semen Portland, air, dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE Paulus Eric Hartono 1, Noviyanti 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Pada pelaksanaan proyek gedung bertingkat, Tower Crane (TC) merupakan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan pengangkat bahan digunakan unuk memindahkan muatan di lokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN JL. CIKINI RAYA NO 79 JAKARTA PUSAT Disusun oleh : FEBRIANA ZIARANTIKA ( 41110010011

Lebih terperinci

Kata kunci : metode bekisting table form

Kata kunci : metode bekisting table form 1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 PERALATAN 4.1.1 Alat Berat Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tangga meliputi excavator, tower crane, truck mixer, concrete pump, concrete

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS STATIC TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE DENGAN MODIFIKASI POSISI SUPPLY POINT Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA 3110.105.012

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1. Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan kekuatan sebuah bangunan dan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tower Crane Crane merupakan tipe mesin bantu manusia, umumnya digunakan bersama dengan alat angkat, sling dan rantai, yang secara bersama-sama untuk mengangkat dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN CRANE. 1. Crane Beroda Crawler

PENGERTIAN CRANE. 1. Crane Beroda Crawler PENGERTIAN CRANE Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA JIB CRANE

MEKANISME KERJA JIB CRANE JIB CRANE DEFINISI JIB CRANE Jib Crane adalah jenis crane di mana anggota horisontal (jib atau boom), mendukung bergerak hoist, adalah tetap ke dinding atau ke tiang lantai-mount. Jib dapat ayunan melalui

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamu alaikum Wr. Wb ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO DI PEKERJAAN UNDERPASS NATIONAL ROAD WARU STA 9 + 678 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nugraha dkk, 1995 dalam tugas akhir Perbandingan Biaya dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nugraha dkk, 1995 dalam tugas akhir Perbandingan Biaya dan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proyek Konstruksi Menurut Nugraha dkk, 1995 dalam tugas akhir Perbandingan Biaya dan Waktu Pemakaian Alat Berat Tower Crane dan Mobil Crane Pada Proyek Rumah Sakit Haji Surabaya

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV ALAT DAN BAHAN BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesiffikasi teknis yang telah dipersyaratan,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN EXCAVATOR DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM DAYEUH MANGGUNG Robby Maulana Sopa 1, Sulwan Permana 2, Ida

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA Sentosa Limanto 1 1 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Surabaya Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT Jl. R.A Kartini No.9, Cilandak - Jakarta Selatan Disusun Oleh : Candra Saputro 41113110085 Yusup Ramdani 41113110109

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PENGECORAN MENGGUNAKAN CONCRETE BUCKET DAN CONCRETE PUMP PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence T.

Lebih terperinci

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang 5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang

Lebih terperinci

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING : PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN WAKTU, BIAYA, MUTU DAN CONSTRUCTION SAFETY PADA PEMBANGUNAN PROYEK THE MILLENIUM BUILDING SD MUHAMMADIYAH 4 PUCANG SURABAYA DISUSUN OLEH : STEFANUS HENDY L. 3108.030.031

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS) LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS) Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : WAHYUDIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN Dalam bab ini dibahas mengenai analisis efisiensi dan efektifitas biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan dari penggunaan bekisting metode slip form pada pembuatan dinding

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen 1 Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan tender suatu proyek diukur dari memenangkan tender suatu proyek, biaya yang rendah serta jadwal yang lebih cepat mempengaruhi keberhasilan tender. Keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan alat mekanis pada bidang konstruksi yang membuat

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci