Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang"

Transkripsi

1 5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang produksi WIKA dengan spesifikasi tiang pancang berbentuk bulat berongga dan mutu beton K-600. Dari BAB IV telah dihitung perencanaan pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm, panjang 16 m. Untuk menganalisa pondasi tiang pancang untuk membuat perbandingan direncanakan untuk kedalaman yang bervariasi. Yaitu untuk kedalaman 16 m, 13 m, dan 9 m. Berikut ini perhitungan untuk masingmasing kedalaman yang bisa dibuatkan tabel. Untuk perhitungan seperti telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tabel 5.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi tiang pancang Dari perhitungan teknis yang dilakukan dengan penambahan alternatif kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang yang digunakan didapat seperti table di atas. Dari table diatas dapat dilihat dengan penambahan kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang, dukung satu tiang akan bertambah. Penambahan daya dukung akan mempengaruhi jumlah tiang pancang dalam satu group, sehingga dimensi poer akan menjadi lebih kecil. Demikian juga dengan beban ijin satu group tiang akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman pondasi dan perubahan diameternya. Berkaitan dengan analisa ekonomi yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya, maka diperlukan metode pelaksanaan yang jelas. Adapun urutan pelaksanaan dari pondasi tiang pancang diuraikan di bawah ini : 1. Pemancangan tiang pancang. Pemancangan tiang pancang sebanyak 84 buah tiang pancang. Pekerjaan ini menggunakan satu buah alat pile driver dan satu buah crane. Pelurusan tiang pancang menggunakan theodolit sebanyak satu buah dan satu alat bandul. 2. Pemotongan pile cap Pemotongan pile cap diasumsikan sebanyak 10 % dari total panjang tiang pancang. Pemotongan menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu. Untuk pemotongan tulangan tiang pancang, bila diperlukan, menggunakan las listrik. 3. Galian poer Galian poer menggunakan satu buah alat berat excavator dan dua dump truck. Pembuangan tanah hasil galian berjarak 1 km, sehingga tidak dibutuhkan terlalu banyak drump truck. 4. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditekuk dan dirangkai. 5. Begisting poer Begisting ini menggunakan batako, sehingga begisting tidak dibongkar setelah dilakukan pengecoran. 6. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Pada alternatif ini ada tiga variasi kedalaman pondasi tiang pancang yang ditinjau. Dari ketiga variasi kedalaman tersebut dapat dikelompokkan dalam satu table adalah sebagai berikut. Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Kedalaman Biaya Waktu yang di tempuh 16 m hari 13 m hari 9 m hari Dari table diatas dapat dilihat bahwa dengan variasi kedalaman yang berbeda akan diperoleh biaya yang berbeda pula. Semakin dalam tiang pancang akan semakin murah biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk lama pengerjaan terpengaruh dengan banyaknya jumlah tiang pancang dalam satu poer. Hal ini semakin banyak luasan pembesian dalam satu poer dikarenakan dimensi poer yang semakin besar pula. Dari semua analisa yang telah dilakukan didapat hasil yang dapat dicantumkan dalam table sebagai berikut : 15

2 Tabel 5.8 Hasil Perhitungan pondasi tiang pancang 5.2 PO NDASI TIANG BOR Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 1. Galian pada poer pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : t Vt TP n Perkiraan perhitungan excavator tipe PC adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) 0.9 Produksi per siklus kb x bf 0.5 x m 3 b) Waktu siklus (CT) Waktu menggali dan memuat PC menit Lain-lain 0.5 menit Faktor kembang Material 1.2 Waktu siklus 1 x menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah TP m 3 /jam b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (q l ) 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l ) 4.00 m 3 Faktor bucket (k) 0.9 Jumlah siklus excavator C 1 q 1 k b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) 1.2 menit Jarak angkut (D) 1.0 km Kecepatan muat (v l ) 40 km/jam Kecepatan kosong (v 2 ) 60 km/jam Waktu buang (t l ) 0.5 menit Waktu muat (t 2 ) Waktu siklus n Cms + D 60 + t v 1 + D 60 + t 1 v menit c) Jumlah siklus dump truck (m) Jumlah siklus dump truck 0.35 menit Cmt n Cms d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja m 3 Produktivitas per jam (Q) TP n m C 1 60 E Cmt m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat, yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat produktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : t Vt jam 5 jam Banyak dump truck yang digunakan : Vt n dump truck TP t Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada poer adalah kg Produksi kerja satu hari. Qt kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam 16

3 Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 1 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 5 orang Lama penyelesaian hari Volume total pembesian pada tiang bor adalah kg Produksi kerja satu hari. Qt kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 1 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 5 orang Lama penyelesaian hari hari 2. Beton K 225 untuk poer Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 350 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam, Q 1 V Fa Ts m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt Q 1 x jam eff m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam Kebutuhan Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 3 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 10 orang Lama penyelesaian hari 7 hari Beton K 300 untuk tiang bor Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 450 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam. Q 1 V Fa Ts m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt Q 1 x jam eff 19.6 m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 3 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 10 orang Lama penyelesaian 9.25 hari 10 hari Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 17

4 Tabel 5.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor 18

5 Tabel 5.10 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Tiang Bor Tabel 5.11 Bobot Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Berikut ini akan dihitung waktu dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. Semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 19

6 Tabel 5.12 Durasi Pekerjaan Pondasi Tiang Bor Gambar 5.2 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Tiang Bor Tabel 5.13 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Tiang Bor Analisa Teknis Perhitungan Daya dukung Pondasi Tiang Bor Sama seperti alternatif pondasi tiang pancang. untuk alternatif pondasi tiang bor juga dibuatkan alternatif penambahan kedalaman dan diameter tiang bor. karena dalam perhitungan diameter tiang minimal adalah m. Akan digunakan diamerter minimal dengan penambahan kedalaman agar dipenuhi syarat yaitu daya dukung ijin tiang bor lebh besar dari beban kerja. Perhitungan tersebut bisa ditabelkan dengan perhitungan sama dengan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 20

7 Tabel 5.14 Perhitungan daya dukung pondasi tiang bor Dari alternatif perhitungan pondasi tiang bor seperti tabel diatas diberikan tiga alternatif kedalaman dan diameter dari pondasi tiang bor. Dilihat daya dukung akibat gesekan tiang semakin besar kedalaman tiang gesekan yang bertambah besar. Berikut ini diuraikan urutan metode pelaksanaan untuk alternatif pondasi tiang bor. Sama sepeti pada sub bab sebelumnya. metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pemboran tanah Pemboran tanah ini diasumsikan kapasitas pembor 2-3 bor tiap hari. Pemboran ini menggunakan satu buah alat berat pemboran tanah. 2. Pembuangan tanah hasil pemboran Pembuangan tanah ini menggunakan dua buah drump truck. jarak pembuangan tanah berjarak 1 km. sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan drump truck. 3. Pemasangan tulangan dump truck. Pemasangan tulangan tiang bor menggunakan satu alat crane untuk menggangkat tulangan dan dipasang pada tiang bor. 4. Pengecoran tiang bor Pengecoran tiang bor menggunakan ready mix dan cara pengecoran adalah dengan system corong. jadi corong yang panjang akan sampai ke dasar tiang bor kemudian menuangkan ready mix 5. Galian poer Galian poer dan sloof sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. Pekerjaan ini menggunakan satu buah excavator dan dua buah dump truck. 6. Begisting poer Begisting poer dan sloof sama seperti pada pondasi tiang pancang. yaitu denga menggunakan batako. jadi tidak perlu membongkar setelah pengecoran. 7. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan. kemudian ditekuk dan dirangkai. 8. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Bor Seperti pada alternatif pondasi tiang pancang. pada alternatif ini juga terdapat variasi kedalaman dan dimensi tiang bor yang digunakan. Ada 3 variasi kedalaman dan dimensi dari tiang bor yang ditinjau. Perbandingan dari ketiga variasi tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut. Tabel 5.15 Perhitungan Biaya dan Waktu pondasi tiang bor. Diameter (cm) Kedalaman (m) Biaya Waktu yang di tempuh hari hari hari Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kedalaman dan diameter akan mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan proyek. Semakin dalam tiang yang akan di bor semakin mahal ini dikarenakan perhitungan pemasangan tiang bor yang per meter. Sedangkan untuk metode pelaksanaan. pada alternatif ini sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar yang bersebelahan dengan gedung sekolah dan kecamatan. Pada alternatif ini tidak membuat suara gaduh yang bisa mengganggu lingkungan sekitar. Seperti juga pada alternatif pondasi tiang pancang. alternatif pondasi tiang bor telah dilakukan analisa. Hasil dari analisa tersebut dapat dicantumkan pada tabel di bawah ini : Tabel 5.16 Hasil Perhitungan pondasi tiang bor 5.3 PO NDASI PELAT Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Telapak Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 21

8 1. Galian pada pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : t Vt n TP Perkiraan perhitungan excavator tipe PC adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) 0.9 Produksi per siklus kb x bf 0.5 x m 3 b) Waktu siklus (CT) Waktu menggali dan memuat PC menit Lain-lain 0.5 menit Faktor kembang Material 1.2 Waktu siklus 1 x menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah Tp m 3 /jam b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (q l ) 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l ) 4.00 m 3 Faktor bucket (k) 0.9 Jumlah siklus excavator C 1 q 1 k b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) 1.2 menit Jarak angkut (D) Kecepatan muat (v l ) Kecepatan kosong (v 2 ) Waktu buang (t l ) Waktu muat (t 2 ) Waktu siklus n Cms + D 60 + t v 1 + D 60 + t 1 v menit km 40 km/jam 60 km/jam 0.5 menit 0.35 menit c) Jumlah siklus dump truck (m) Jumlah siklus dump truck Cmt n Cms d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja m 3 Produktivitas per jam (Q) m C 1 60 E Cmt m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat. yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat prodktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : t Vt TP n jam 155 jam Banyak dump truck yang digunakan : n dump truk Vt TP t Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada pondasi adalah kg Produksi kerja satu hari. Qt kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam Kebutuhan tenaga : Mandor (Qt x M) / jam efektif 1 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 2 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 4 orang Lama penyelesaian hari hari 2. Beton K 225 untuk pondasi Alat yang digunakan : Concrete mixer Kapasitas alat, V 450 m 3 Faktor effisiensi alat, Fa 0.83 Waktu siklus. Ts : - Memuat 2.5 menit - Mengaduk 2.0 menit - Menuang 2.0 menit - Tunggu 1.5 menit Total 8.0 menit Produksi/jam, Q 1 V Fa Ts

9 2.80 m 3 / jam Produksi beton dalam satu hari,qt Q 1 x jam eff 19.6 m 3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M jam Tukang. T jam Pekerja. P jam Kebutuhan Mandor (Qt x M) / jam efektif 2 orang Tukang (Qt x T) / jam efektif 5 orang Pekerja (Qt x P) / jam efektif 15 orang Lama penyelesaian hari 6 hari Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut : 23

10 Tabel 5.17 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Pelat 24

11 T abel 5.18 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Pelat Tabel 5.19 Rencana Bobot Pekerjaan Pondasi Pelat Tabel 5.20 Durasi Pekerjaan Pondasi Pelat 25

12 Gambar 5.3 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Pelat Tabel 5.21 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Pelat 26

13 5.3.3 Analisa Teknis Perhitungan Daya Dukung Pondasi Pelat Pada alternatif pondasi pelat ini tidak dilakukan penambahan alternatif kedalaman atau ukuran dari pondasi. Alternatif pondasi pelat yang direncanakan pada pembangunan gedung berdimensi 5 x 5 x 0.2 m. Dari hasil perhitungan antara lain : 1. Beban yang bekerja pada dasar pondasi sebesar 5.19 t/m 2 2. Daya dukung pada pondasi didapat sebesar t/m 2. Perhitungan ini lebih besar dari beban yang bekerja pada dasar pondasi. maka pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung. 3. Perhitungan penurunan konsolidasi telah tercantum dalam tabel 4.3. Dimana didapat penurunan total sebesar 65.2 cm Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Pelat Pada alternatif ini tidak ada penambahan variasi kedalaman seperti pada dua alternatif pondasi yang lain. Dimensi pondasi pelat langsung ditentukan. Berikut adalah tabel perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat. Tabel 5.21 Perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat Alternatif ini paling lama pengerjaannya. dan biaya yang dikeluarkan besar. Hal ini karena pengecoran dengan volume yang besar. Dan harus menggunakan ready mix karena volume yang terlalu besar tidak bisa menggunakan tenaga manual pekerja. Pada alternatif pondasi pelat tidak dilakukan penambahan variasi kedalaman ataupun dimensi. karena dengan penambahan variasi tersebut pasti akan meperbesar biaya yang dikeluarkan 5.4 ANALISA PERBANDINGAN KETIGA ALTERNATIF Dari analisa teknis yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman, analisa daya dukung ijin tiang pancang telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5 % dari beban maksimum yang bekerja. 2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor. analisa daya dukung ijin tiang bor telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5% dari beban yang bekerja. 3. Analisa daya dukung pondasi pelat telah memenuhi persyaratan batas maksimal dari beban ijin yang bekerja. Pada analisa ekonomi yang juga telah diuraikan pada sub bab sebelumnya didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman tersebut diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Dengan diameter tiang pancang 20 cm, kedalaman 16 m diperoleh biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan ini sebesar Rp dengan lama pengerjaan 31 hari. 2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Diameter yang digunakan adalah 1 m dengan kedalaman 11 diperoleh biaya untuk pekerjaan ini sebesar Rp dan lama pengerjaan 32 hari. 3. Pada alternatif pondasi pelat tidak ada penambahan variasi kedalaman maupun dimensi, jadi untuk alternatif ini hanya diperoleh hasil yaitu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp dengan lama pengerjaan 61 hari. Ketiga alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan ketiga alternatif tersebut antara lain : 1. Alternatif Pondasi Tiang Pancang b. Kelebihan : - Beban tiang group relatif mendekati dari beban kolom. hanya sekitar 1.46 %. - Waktu yang dibutuhkan lebih cepat. - Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada yang lain. c. Kelemahan : - Mobilisasi tiang pancang yang memerlukan biaya dan waktu. - Untuk metode pelaksanaan, alternatif ini kurang sesuai dengan lingkungan. Hal ini karena pekerjaan ini akan membuat suara yang gaduh. - Kemungkinan tiang patah saat pengerjaan. Hal ini membuat harus diganti baru tiang yang patah tersebut, ini akan menambah biaya dan waktu. 2. Alternatif Pondasi Tiang Bor a. Kelebihan: 28

14 - Diameter yang besar maka memperkecil kedalaman yang diperlukan. - Perbandingan daya dukung dengan beban pada kolom adalah sebesar 2.23%. - Untuk metode pelaksanaannya sesuai dengan lingkungan sekitar. yaitu tidak membuat suara yang dapat mengganggu. b. Kelemahan : - Untuk metode pelaksanaan, pada tempat kerja akan lebih kotor karena adanya pengalian tiang bor. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan langsung membuang galian dengan dump truck. - Biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini dikarenakan volume beton dan pembesian lebih besar. 3. Alternatif Pondasi Pelat a. Kelebihan : - Kedalaman penggalian tidak perlu terlalu dalam. - Proses pembesian dan pengecoran bisa dikerjakan secara langsung. b. Kelemahan : - Penurunan yang cukup besar dari hasil perhitungan. - Biaya yang dikeluarkan terlalu besar. Dengan memperhatikan analisa teknis dan ekonomi yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka penulis membandingkan dari ketiga alternatif pondasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ketiga alternatif pondasi telah memenuhi syarat batasan daya dukung ijin. 2. Untuk analisa ekonomi. biaya yang dikeluarkan dari ketiga alternatif pondasi diperoleh alternatif pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm dan kedalaman 16 m yang paling murah dan lama pengerjaan yang singkat. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dari analisa pembahasan yang telah dilakukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pondasi ditinjau dari segi teknis yang meliputi faktor daya dukung, waktu dan biaya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pondasi tiang pancang didapat dimensi 20 cm dengan panjang 16 m berjumlah 4 tiang dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp ,00 selama 31 hari, untuk pondasi tiang bor didapat dimensi 100 cm dengan panjang 11 m berjumlah 1 dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp ,00 selama 32 hari, sedangkan untuk pondasi plat didapat dimensi 5 x 5 x 0,2 m 3 dengan biaya sebesar Rp ,00 selama 61 hari. Adapun hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk alternatif pondasi tiang pancang adalah pondasi tiang pancang dipilih diameter 20 cm dengan kedalaman 16 m dan berjumlah 4 dalam satu poer. Daya dukung ijin yang terjadi sebesar 30476,71685 kg. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp ,00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 6.2 SARAN Untuk mendapatkan hasil perbandingan pemilihan alternatif yang lebih baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih banyak agar didapat pemilihan pondasi yang sesuai. Misalnya kondisi lingkungan sekitar proyek, apakah akan berpengaruh kalau dilakukan pemancangan. 2. Pengujian tanah dilakukan sebanyak mungkin agar didapat parameter-parameter tanah yang mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan serta mempermudah perhitungan. DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph, E, 1988, Analisa dan Desain Pondasi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Das, Braja, M. 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Fatena, Susy, R, 2002, Alat Untuk Proyek Konstruksi, Jakarta, P.T Rineka Cipta. Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Pondasi 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum. I Nyoman Pujawan. 1995, Ekonomi Teknik. Jakarta:Gunawidya Jumikis, Alferd, R, 1971, Foundation Engineering, University of California : Intext Educational Publishers. N. Zaenal, dan Sri, Respati, 1995, Pondasi, Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

15 Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum. Santoso, Budi, 2009, Manajemen Proyek, Yogyakarta, Graha Ilmu. Sosrodarsono, S. dan Kazuto, Nakazawa, 2000, Mekanika Tanah dan Pondasi, Jakarta, Pradnya Paramita. Syafriandi, dan Lynna A.L, Putri, Aplikasi Microsoft Project, Yogyakarta, C.V Andi Offset. Wahjudi, Herman, 1999, Daya Dukung Pondasi Dalam, Surabaya : ITS. 30

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF J ENIS PO NDASI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG POWER PLANT GEO TH ERMAL ULU UMBU NUSA TENGGARA TIMUR

ABSTRAK ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF J ENIS PO NDASI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG POWER PLANT GEO TH ERMAL ULU UMBU NUSA TENGGARA TIMUR ABSTRAK ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF J ENIS PO NDASI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG POWER PLANT GEO TH ERMAL ULU UMBU NUSA TENGGARA TIMUR Penyusun : Rosi Apriyanto N.R.P : 3109.106.022 Dosen Pembimbing : I Putu

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH Dedy Fachrurrazi 1, Chairil Anwar 2, Afdhal Hasan 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KEGIATAN : PEKERJAAN : DESA : KECAMATAN : KABUPATEN : TA. : NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA 1 I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. II PEKERJAAN SALURAN III PEKERJAAN LAIN-LAIN

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan. BAB VI PEMBAHASAN Menyusun rencana anggaran biaya proyek merupakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga harus dilakukan dengan seteliti dan secermat mungkin agar diperoleh biaya

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA BIAYA

BAB VII ANALISA BIAYA BAB VII ANALISA BIAYA 7.1 ANALISA BIAYA STRUKTUR DERMAGA 7.1.1 HARGA MATERIAL DAN UPAH Harga material dan upah diambil dari Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Surabaya Th 2005 dan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017 Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1. UMUM Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA 32+375 STA 35+400 Oleh : 1. PRAHARINTA CHOIRONY ZULVAN W 3111030030 2. AGUS RENANTO ROSIDY 3111030006 Dosen Pembimbing : Ir. SULCHAN

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAA PELAKSANAAN Faisal Estu ulianto, ST. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Madura Pamekasan, ft_sikom@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163 EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 163-168 ANALISIS PEKERJAAN BASEMENT (PEKERJAAN GALIAN DAN DIAPHRAGM WALL) PADA METODE TOP - DOWN DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT (Studi Kasus proyek pembangunan gedung Laboratorium Terpadu BALITTAS Malang) NASKAH

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA Analisa EI-21 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN NAMA KEGIATAN : DAK Transportasi Perdesaan No. PAKET KONTRAK : NAMA PAKET PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan /Sidrap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii MOTO DAN PERSEMBAHAN iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Tiang Pancang dan Tiang Bor Studi Kasus Perencanaan Rumah Sakit Kelas B Bandung

Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Tiang Pancang dan Tiang Bor Studi Kasus Perencanaan Rumah Sakit Kelas B Bandung Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Tiang Pancang dan Tiang Bor Studi Kasus Perencanaan Rumah Sakit Kelas B Bandung Felix Cahyo Kuncoro Jakti Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT LAPORAN KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT Disusun oleh : AJENG NURJAYANTI (41113010027) AHMAD BAHTIAR.R (41113010081) FAKULTAS

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Hotel 2 Basement, 10 Lantai : Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat Peruntukan : Hotel Bintang 3 Luas Bangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses analisis perbedaan waktu dan biaya akibat perubahan dari desain sheet pile baja menjadi

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6 Bab 6 6 Estimasi Biaya Penanganan Kerusakan Dermaga Studi Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 6.1 Umum Perkiraan biaya konstruksi Pekerjaan Perbaikan Dermaga Konvensional A s/d I dan pemasangan sistem

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT Wowo Afif Fathurohman 1 Asri Wulan 2 Tri Handayani 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT 1 Wowo Afif Fathurohman 2 Asri Wulan, ST., MT 3 Tri Handayani, ST., MT 1 Afief_fathuroman@rocketmail.com 2 Asr_wulan@yahoo.com

Lebih terperinci

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Laurensia Nadia 1, Cindy Aristia 2, Indriani Santoso 3, and Budiman Proboyo

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM PONDASI PADA GEDUNG KAMPUS ABC BALIKPAPAN-KALTIM DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM PONDASI PADA GEDUNG KAMPUS ABC BALIKPAPAN-KALTIM DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU TUGAS AKHIR ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF SISTEM PONDASI PADA GEDUNG KAMPUS ABC BALIKPAPAN-KALTIM DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU D I S U S U N O L E H B R I L L I A N T AT H T H A A R I Q N

Lebih terperinci

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap BAB VI PEMBAHASAN Menyusun rencana anggaran biaya proyek merupakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga harus diiakukan dengan teliti dan secermat mungkin agar diperoleh biaya bangunan

Lebih terperinci

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN 7.1 PENDAHULUAN Perencanaan estimasi biaya dimulai dari pembuatan WBS (Work Breakdown Structure). Untuk tugas akhir ini, terdapat dua buah WBS, yaitu

Lebih terperinci

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN EXCAVATOR DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM DAYEUH MANGGUNG Robby Maulana Sopa 1, Sulwan Permana 2, Ida

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah

KOEFISIEN SATUAN UPAH (A) BAHAN (B) (A + B) SATUAN. (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) (Rp.-) 3. Jumlah BIDANG PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM KEGIATAN : DAFTAR ANALISA SATUAN JENIS PEKERJAAN Pembangunan Turap/ Talud/Bronjong KABUPATEN TOBA SAMOSIR PEKERJAAN : 0 NOMOR : SUB SEKTOR : PROGRAM : LOKASI : 0 KODE

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N

PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N PEMERINTAH KOTA TARAKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN JALAN PULAU KALIMANTAN NOMOR 1 T A R A K A N POKJA JASA KONSTRUKSI BERITA ACARA Addendum Dokumen Pengadaan Nomor: 02.D/ADD.DOC/POKJA-GEDUNG SEKOLAH/DISDIK/VI/2013

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Perencanaan pondasi tiang a. Perencanaan tiang bored pile diameter 0,6 m 1) Kapasitas dukung tiang bored pile diameter 0,6 m Direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C )

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C ) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN : KUTAI KARTANEGARA SUMBER DANA : APBD II KAB. KUTAI KARTANEGARA

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartemen Farizal Fani, dan I Putu

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR RC

PROYEK AKHIR RC PERENCANAAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GEOMATIKA FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MAHASISWA 1 MIFTA AFIATA NRP. 3111030053 MAHASISWA 2 FARIZ WIDYA HARWANTO NRP.

Lebih terperinci

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN

BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN BAB VIII TAHAP PELAKSANAAN 8.1 Umum Dalam bab pelaksanaan ini akan diuraikan mengenai itemitem pekerjaan konstruksi dan pembahasan mengenai pelaksanaan yang berkaitan dengan penggunaan material-material

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Cristian Halim 1, Maximillian M. S. D. 2, Budiman Proboyo 3, dan Indriani Santoso 4 ABSTRAK : Biaya merupakan salah

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL Lilya Susanti, Suroso, As ad Munawir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Jeremy August Tambayong 1, Budiman Proboyo 2, dan Indriani Santoso 3 ABSTRAK : Proses konstruksi sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup

1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Konstruksi Oprit dengan Pile Slab 4. Metode Pelaksanaan 5. Analisa Biaya 6. Penutup 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Batasan Masalah 1.5

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER RUAS PORONG-GEMPOL PAKET 3A 41 + 571.5 s.d STA 41+968.5 KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT Disusun oleh: Prahasta

Lebih terperinci

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER Ega Julia Fajarsari 1 Sri Wulandari 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1 ega_julia@student.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Daya dukung beban rencana yang ditetapkan untuk satu buah fondasi tiang pancang pada Studi Kasus Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok adalah 400 ton (dari hasil wawancara

Lebih terperinci

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG Pengertian Pondasi Adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas mendukung seluruh beban

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN OLEH : AINUL YAQIEN 3109030055 AYU OCTAVIA 3109030059 DIPLOMA III TEKNIK SIPIL FTSP ITS TAHUN AJARAN 2011-2012 Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran.

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran. Judul : Analisis Perbandingan Pondasi Tiang Pancang Dengan Pondasi Sumuran Pada Jembatan Pagotan Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Ditinjau Dari Segi Biaya, Kekuatan, Dan Metode Pelaksanaannya Nama

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project) OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project) Annisa Citra La Shinta, Harimurti, M. Hamzah Hasyim Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-1 JURNL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 nalisa Perbandingan Metode ottom-up dan Metode Top-Down Pekerjaan asement pada Gedung Parkir partemen Skyland City Education

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya BAB VI PEMBAHASAN Menyusun Anggaran biaya proyek mempakan langkah awal dalam proses pembangunan suatu proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya bangunan yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI

ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI ANALISA PENGGUNAAN PONDASI STROUSS DAN PONDASI TELAPAK DITINJAU DARI BIAYA PELAKSANAANNYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DUA LANTAI Faisal Estu Yulianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Madura

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN OLEH : Farizal Fani 3110105029 DOSEN PEMBIMBING : I P utu Artama Wiguna,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : 050.401.012 / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2018 KODE BARANG URAIAN

Lebih terperinci

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR Oleh : HAZMAL HERMAN 06 972 019 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Struktur beton bertulang

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Ghonsume Lokasi : Desa Ghonsume Tahun Anggaran : 2013 Total Panjang Fisik : 1,650 Km NO. DIVISI Uraian Jumlah

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BOX CULVERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE DI SALURAN SEMOLOWARU KOTA SURABAYA

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BOX CULVERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE DI SALURAN SEMOLOWARU KOTA SURABAYA PRESENTASI PROYEK AKHIR METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN BOX CULVERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE DI SALURAN SEMOLOWARU KOTA SURABAYA disampaikan oleh : MUCHAMAD YUSUFIAN NRP. 3108 040 707 Program

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN GEDUNG TRAINING CENTRE UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1) LIONY DWI PUTRI TAKAREDAS, 2) ARFAN UTIARAHMAN 1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR 6. BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR RAB memuat analisa harga satuan pekerjaa struktur yang dihitung secara konvesional. Data harga satuan upah dan bahan diambil dari harga satuan pekerjaan Bahan

Lebih terperinci