LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DI UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA REMPANGA DI SUSUN OLEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DI UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA REMPANGA DI SUSUN OLEH"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DI UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA REMPANGA DI SUSUN OLEH 1. AGUSTIN SIGAR 2. ERNAH LISA 3. IRMAWATI 4. NOVAN IMANUEL.K SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 7 BERAU TAHUN AJARAN 2013/2014

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) SMK Negeri 7 Berau. Tempat pelaksanaan: UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Waktu Pelaksanaan : 26 Desember April 2013 Nama NIS 1. Agustin Sigar Ernah Lisa Irmawati Novan Imanuel. K 0018 BIDANG KEAHLIAN : ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan Hortikultura) Mengetahui : Pembimbing Internal Kepala UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga Endrawati, SP,MP Ir. Martinus Pattiwael, MMT NIP. _ NIP Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Berau Pembimbing Eksternal Drs. Fristiono Meirudi Padliansyah. NIP NIP ii

3 SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Ir. Martinus Pattiwael, MMT Jabatan : Kepala Instansi Instansi/DU/DI : UPTD BBI Padi dan Palawija Dengan ini Menerangkan bahwa 1) Nama : Agustin Sigar NIS : 0023 Kelas/Kompetisi Keahlian : XI/ATPH 2) Nama : Ernah lisa NIS : 0017 Kelas/Kompetisi Keahlian : XI/ATPH 3) Nama : Irmawati NIS : 0006 Kelas/Kompetisi Keahlian : XI/ATPH 4) Nama : Novan Imanuel.K NIS : 0018 Kelas/Kompetisi Keahlian : XI/ATPH iii

4 Telah melaksanakan Praktek Kerja Industri di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga, mulai tanggal 26 Desember 2013 sampai dengan 1 April Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Rempanga,1 April 2014 Yang membuat keterangan Kepala UPTD BBI Padi dan Palawija Ir. Martinus Pattiwael, MMT NIP iv

5 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin kepada kita semua, dan atas berkat serta Rahmatnya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini yang masih jauh dari sempurna. Laporan ini ditulis dan disusun dengan baik sebagai salah satu bukti bahwa kami telah menyelesaikan Praktek Kerja Industri ( prakerin ) selama 3 bulan dari 26 Desember 2013 sampai dengan 26 April Kami melaksanakan Praktek Kerja Industri ( prakerin ) di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga yang beralamatkan di JL. FL. Tobing Km 8.Desa Rempangan Kab. Kutai Karta Negara. Selama Praktek Kerja Lapangan ( prakerin ) Kami mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran baru, yang belum pernah diajarkan sebelumnya di sekolah, serta kami lebih mengetahui dan memahami tentang Dunia Industri. Selanjutnya, kami telah menyusun laporan dari hasil melaksanakan Praktek Kerja Industri ( prakerin ) di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga selama 3 bulan, dan laporan ini dibuat dalam bentuk buku laporan. v

6 Dalam penulisan laporan ini kami telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang terkait baik itu bantuan secara moril maupun materil, sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri ( prakerin ) dan membuat laporan ini dengan baik. Oleh karnanya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Fristiono Meirudi selaku sekolah SMK Negeri 7 Berau. 2. Ibu Endrawati, SP selaku ketua Prakerin dan pembimbing kami. 3. Bapak Ir. Martinus Pattiwael, MMT selaku Kepala UPTD BBI Padi Dan Palawija Rempanga. 4. Seluruh Staff dan Karyawan UPTD BBI Padi Dan Palawija Rempanga. 5. Rekan-rekan guru SMK Negeri 7 Berau. Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan khususnya bagi pembaca, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat memebangun agar menjadi lebih baik dihari yang akan datang. Rempanga,1 April 2014 Penyusun Laporan, KELOMPOK PRAKERIN vi

7 DAFTAR ISI Halaman Judul...i Halaman Pengesahan...ii Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Prakerin dari instansi/du/di...iii Kata Pengantar...v Daftar isi...vii Daftar Tabel...25 Daftar Gambar...32 Bab 1. PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Prekerin...1 B. Tujuan Prakerin...2 C. Tujuan Penyusunan Laporan...3 Bab 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI/DU/DI...4 A. Sejarah Dan Perkembangan Instansi/DU/DI...4 B. Profil Instansi/DU/DI...4 Tinjauan Umum...4 Visi dan Misi...5 Tugas Pokok dan Fungsi...6 Bab 3.PELAKSANAAN PRAKERIN...8 A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prekerin...8 B. Kegiatan Yang Dilaksanakan...8 C. Masalah Yang Dihadapi Prakerin dan Pemecahanya...20 Bab 4. PENUTUP...22 A. Kesimpulan...22 B. Saran...22 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...24 vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan mental siswa agar pada saat lulus dari SMK siap terjun dalam dunia kerja. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) merupakan perwujudan kebiksanaan dari metode Link and Match yang dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di sekolah dan di dunia industri. Hal ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) dalam mencapai tujuan yang relevan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa yang akan mengakhiri jenjang pendidikan kejuruan harus melaksanakan Praktek Kerja Industri ( Prakerin ) di industri-industri. Praktek Kerja Industri di laksanakan dengan harapan sebagai siswa yang telah lulus, dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diterima oleh sekolah, sehingga apabila di 1

9 kemudian hari siswa bekerja di perusahaan dapat mengembangkannya. Kegiatan penyelenggaraan Prakerin diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja. B. Tujuan Praktek Kerja Industri Sesuai dengan pengertian Praktek Kerja Industri (Prakerin) itu sendiri, maka pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) bertujuan untuk : 1. Menerapkan ilmu yang diterima di sekolah kemudian dipraktekkan di perusahaan-perusahaan atau lapangan kerja. Sebagai studi perbandingan antara yang diterima di sekolah dengan kenyataan di lapangan. 2. Memperluas wawasan siswa terhadap jenis-jenis karya yang ada pada bidang yang bersangkutan / tempat praktek. 3. Mempelajari organisasi perusahaan dari tempat praktek kerja. 4. Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta. 5. Membekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan guna menghadapi tantangan dalam dunia kerja dan masyarakat. 6. Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari pelajaran teori dan praktek. 7. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa. 2

10 8. Memperoleh umpan balik dari dunia kerja untuk pemantapan dan pengembangan program pendidikan. C. Tujuan Penyusunan Laporan Setiap laporan pasti mempunyai tujuan, demikian juga penyusunan laporan Praktek Kerja (Prakerin) ini. Penyusun mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Menginventarisir kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama praktek di perusahaan. 2. Melatih menggunakan / mengungkapkan data-data dan mengolah sesuatu yang dipraktekkan / dilakukan di lapangan yang disusun dalam suatu karya ilmiah. 3. Untuk melatih keterampilan siswa dalam menyusun karya ilmiah. 3

11 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah dan Perkembangan Instansi Pada awal pembentukannya, BBI Padi Rempanga yang terletak di Desa Rempanga, Jalan Dr.FL. Tobing km. 8 Desa Rempanga, Kecamatan Loa kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada tahun bernama Balai Benih Utama (BBU), Selanjutnya berubah menjadi Balai Benih Induk (BBI) Pusat tahun dengan biaya oprasional sepenuhnya dari APBN. Mulai tahun 2002 menjadi UPTD Dinas pertanian Tanaman Pangan prop. Kaltim dengan pembiayaan berasal dari APBN dan APBD I prop. Kaltim. B. Profil Instansi Tinjauan Umum Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Padi Dan Palawija merupakan institusi di bawah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur yang terletak di Desa Rempanga, Jalan Dr. FL. Tobing Km. 8 Desa Rempanga Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 59 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur 4

12 Kalimantan Timur Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Organisasi Dan Data Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pada Dinas Pertaniaan Tanaman Pangan UPTD BBI Padi dan Palawija merupakan penggabungan antara UPTD BBI Padi dan UPTD BBI Palawija. Dalam pengelolahan UPTD Balai Benih Induk dan Palawija, UPTD bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan baik secara operasional maupun administrasi dalam pengadaan dan penyediaan benih sumber adalah untuk memenuhi kebutuhan Benih Sumber di wilayah Kalimantan Timur. Secara umum lahan yang dimiiki BBI Padi dan Palawija luas seluruhnya 10 Ha, sekitar 1,8 Ha digunakan untuk gabungan dan 7,4 Ha untuk lahan pertanaman padi serta 0,8 Ha belum direploting. Topografi lahan masih bergelombang dengan ph tanah antara 4-5,5 dengan evelasi (tinggi dari permukaan laut) antara 0-5 dpl, Jenis tanah pada lahan tanaman adalah Podsolik Merah Kuning dengan tekstur tanah liat, sebagian lagi berupa tanah Organosol, sementara untuk perbanyakan benih sumber palawija lahan yang digunakan masih sewa. Visi dan Misi Visi Terwujudnya peningkatan swasembada pangan khususnya beras dan palawija dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dibidang ekonomi petani di Kalimantan Timur. 5

13 Misi 1. Menetapkan swasembada pangan khususnya beras, serta peningkatan produksi komoditi tanaman pangan lainnya yang mempunyai nilai ekonomi strategis. 2. Menjamin ketersediaan benih varietas unggul bermutu secara berkesiambungan ditinggkat petani. 3. Meningkatkan luas tanaman dan luas panen serta intensifikasi pertanian. 4. Meningkatkan kinerja aparat dan institusi benih dalam melayani masyarakat petani. 5. Mengembangkan jaringan kerja sama kemitraan petani dan pengusaha untuk mencapai pola agribisnis. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok 1. Melaksanakaan sebagian kegiatan teknis dan / atau kegiatan teknis penunjang dinas dibidang benih induk padi dan palawaija. 2. Pengadaan dan penyediaan benih sumber padi sawah BD dan BP. 3. Pengamatan teknologi, pengujiaan, pemumian varietas, pelatihan, dan inforamasi pembenihan. 6

14 Fungsi 1. Penyusunan recana teknis operasional Balai Benih Induk Padi dan Palawija. 2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional Balai Benih Induk Padi dan Palawija. 3. Pemantauan, evaluasi laporan Balai Induk Padi dan Palawija. 4. Pengelolahan urusan ketatausahaan. 5. Pembinaan kelompok jabatan fungsional. 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan dengan tugas dan fungsinya. 7

15 BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Prakerin Waktu pelaksanaan kegiatan prakerin dimulai dari tanggal 26 Desember sampai tanggal 1 April Adapun mengenai tempat pelaksanaan prakerin adalah di Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Induk (BBI) Padi dan Palawija Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Prakerin ini banyak memberikan manfaat, diantaranya siswa lebih bisa bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan, dapat memahami realita dilapangan sehingga menjadi tolak ukur pengaplikasian teori dibangku sekolah dan menunjang kualitas siswa menjadi lebih baik lagi. B. Kegiatan Yang Dilaksanakan Setelah melaksanakan Kegiatan Prakerin di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga dapat disampaikan beberapa hasil pelaksanaan kegiatan tersebut, antara lain Penolahan lahan Pemeliharaan (Pengedalian Gulma ), ( Pengendalian Hama dan Penyakit ), Penyeleksi Benih, Pemberian Pupuk, Penjemuran Benih dan Kegiatan Sortir Benih. Adapun keterangan atau pembahasan mengenai kegiatan perharinya dari daftar table pada lampiran. 8

16 Pembahasan : 1. Orientasi lapangan Ini dimaksudkan mengenalkan UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga khususnya areal lapangan seperti, varietas-varietas yang ditanam, lokasi gudang alat, pengenalan alat-alat, lokasi los bayangan, lokasi sortir benih, lokasi packing hasil panen, dll. Pengenalan ini bertujuan agar kami bisa mengenal dan mengetahui apa saja alat dan bahan yang akan kami gunakan dalam melaksanakan kegiatan dilapangan serta mengetahui apa fungsi dan tujuannya sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan kegiatan dilapangan. 2. Pengarahan kerja Merupakan petunjuk dari pemimpin instansi dan pembimbing lapangan untuk melaksanakan sesuatu. Pengarahan kerja yang dimaksud adalah berupa membersihkan gudang processing, membersihkan mesin alat panen, membersihkan kantor UPTD BBI, membersihkan halaman, dll. 3. Penyeleksian Benih 3.1 Pemilihan Benih Salah satu cara untuk memilih benih yang baik dan yang berhampa yaitu dengan cara benih direndam di dalam larutan garam yang telah di sediakan di dalam ember (takaran garam di sesuaikan dengan volume air). Ciri bahwa benih tidak hampa yaitu 9

17 benih tenggelam didalam larutan garam sedangkan benih yang hampa akan terapung. Benih yang tenggelam akan dipilih sebagai benih yang akan disemaikan, sedangkan benih yang masih terapung merupakan benih hampa/rusak/tidak sempurna, sehingga tidak layak untuk dijadikan bibit. 3.2 Merendam Benih Setelah pemilihan benih selesai benih direndam selama 24 jam. Tujuan dari perendaman benih ini adalah untuk membantu / mempercepat tumbuhnya calon akar, cirri bahwa benih selesai direndam yaitu benih membengkak. 3.3 Memeram Benih Setelah benih direndam selama 24 jam selanjutnya benih diperam selama 48 jam ditempat yang terlindung, alat untuk memeram benih sebaiknya yang menyerap air seperti karung goni. Selama pemeraman benih ataupun wadah benih harus selalu lembab, cirri bahwa pemeraman telah selesai yaitu muncul titik putih atau calon akar pada permukaan benih. Benih yang telah diperam akan memiliki daya tumbuh yang lebih cepat dan lebih baik disbanding dengan benih yang tidak diperam sehingga dalam persemaian akan tumbuh lebih sehat dan kuat. 10

18 3.4 Persiapan Bedengan persemaian Sebelum benih disemai dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m, tinggi cm, dan panjang disesuaikan, luas persemaian yaitu 3 5 % dari luas lahan yang akan ditanami, setelah itu dipupuk dengan pupuk organik. Untuk memperoleh bibit yang baik persemaian perlu dilakukan pemupukan berimbang dengan Urea 10 gr / m 2, KCL 5 gr / m 2, SP-36 sebanyak 7,5 gr / m ditabur merata pada bedengan 1-2 hari sebelum tabor benih. 3.5 Persemaian Apabila benih sudah berkecambah maka biji disebar dibedengan persemaian yang telah dibuat. Diusahakan agar penyebaran benih merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebabnya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata. Untuk menjaga kemungkinan serangan hama seperti burung, persemaian perlu ditaburkan racun (puradan) bersamaan dengan penaburan benih. 4. Persiapan Lahan 4.1 Pembersihan lahan Sebelum dilakukan pengolahan tanah jerami harus dipotong terlebih dahulu untuk memudahkan pengolahan tanah, jerami yang ada 11

19 dilahan dan gulma gulma yang ada dilahan dipotong lalu dibenamkan untuk menambah kesuburan tanah. 4.2 Pengolahan Tanah Sebelum tanah dibajak / diolah sebaiknya digenangi air terlebih dahulu beberapa hari agar pori pori tanah membuka dan tekstur tanah menjadi lembek, artinya tanah siap untuk diolah. Pembajakan / pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak traktor tangan. Proses pembajakan ini dilakukan dengan cara membalikkan lapisan olah tanah. 5. Penanaman Adapun teknik tanam yang dilakukan yaitu dapat dengan cara manual dan dengan cara mekanik (menggunakan alat tanam). Penanaman dilakukan pada saat tanaman telah berumur hst, dengan cara pindah cabut. jarak tanam yang biasanya digunakan yaitu: 20 x 20 cm, 20 x 25 cm, atau 25 x 25 cm, tergantung pada kesuburan tanah dan varietas yang ditanam. Penanaman dilakukan pada saat kondisi lahan macak macak atau becek supaya tanaman tidak mudah roboh. Jumlah bibit perlubang tanam sebanyak 1 2 bibit dengan kedalaman 3 5 cm. Kedalaman tanam jangan terlalu dangkal karena tanaman akan mudah roboh dan jangan terlalu dalam karena perkembangan anaknya lambat dan akan berkurang. 12

20 6. Pemupukan Pemupukan pada tanaman padi terbagi atas dua macam yaitu pupuk Dasar dan NPK, pemupukan dasar diberikan pada saat penanaman atau sebelum tanam sedangkan pemupukan NPK diberikan pada saat tanaman berumur hari dan hari dengan dosis Urea 200 kg/ha, SP kg/ha, dan KCL kg/ha. 1. Pupuk Urea (unsure nitrogen 46 %) diaplikasikan sebanyak 3 x yaitu 1/3 bagian (65 kg/ha) sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam (0 hst), Pemupukan kedua sebanyak 1/3 bagian (70 kg/ha) diberikan umur hst (fase anakan aktif) dan pemupukan ketiga 1/3 bagian (65 kg/ha) diberikan pada umur hst (fase akhir primordial). 2. Pupuk SP-36 (unsure pospor = P2O5) diberikan sebagai pupuk dasar 150 kg/ha (100%) pada tanaman padi umur 0-1 hst (hari setelah tanam). 3. Pupuk KCL (unsure kalium =K 2 O) diberikan sebagai pupuk dasar kg/ha (100%) pada tanaman padi umur 0-1 hst (hari setelah tanam). Untuk memudahkan pemupukan dan mempersingkat waktu pemupukan dilakukan dengan cara disebar. Pada saat pemupukan sebaiknya sawah jangan digenangi untuk mencegah agar pupuk tidak hanyut terbawa air hingga pupuk akan terbuang sia-sia. 13

21 Adapun rotasi pemupukan yang dilakukan dalam dosis per hektar antara lain sebagai berikut : 1. Pupuk Dasar Diberikan satu hari seebelum atau saat tanam terdiri 1/3 dosis Urea dan selebihnya Fosfat. 2. Pupuk Susulan 1 Pada umur 21 hari atau fase anakan aktif, diberikan 1/3 dosis Urea dan selebihnya pupuk kalium. 3. Pupuk Susulan 2 Pada fase primordial diberikan sisanya, 1/3 Urea lagi. 7. Pemeliharaan 1) Penyiangan Penyiangan dilakukan sebanyak 2-3 x yaitu pada saat tanaman serumur ±15 (tahap 1) hari, ±35 (tahap 2) dan ±45 (tahap 3) hari. Dua hari setelah dilakukan penyiangan tanaman dipupuk. Penyiangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Secara manual (Tradisional) yaitu dicabut dengan tangan 2. Dengan alat sederhana bulusan yang terbuat dari kayu (sekaligus untuk menggemburkan tanah). 3. Dengan Herbisida (penyemprotan menggunakan Gramaxone), 14

22 4. pada saat penyiangan sebaiknya lahan dikeringkan agar lebih mudah dalam penyiangan 8. Pengendlian Hama Dan Penyakit Untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman padi sebaiknya menggunakan teknik Pengendaliaan Hama Terpadu (PHT) sehingga aman bagi lingkungan dan kesehatan. Dan tidak dianjurkan menggunakan pestisida yang berlebihan karena akan muncul hama baru, hama menjadi lebih kuat dan musuh alami hama akan mati. Berikut Hama yang menyerang tanaman padi dan cara pengendaliannya : 1. Hama tikuss (Rattus - rattus spp) Tikus merupakan hama utama dan bersifat rakus, pemakan segala. Tikus berkembang biak sangat cepat setiap 3 bulan, setelah 21 hari melahirkan sudah mampu kawin dan beranak lagi. Tikus menyerang dengan cara merusak dan mengerat. Tikus dalam satu tahun mampu 4 x beranak, sehingga dalam 13 bulan satu pasang keturunannya mencapai 2048 ekor. Tikus dalam satu malam mampu merusak 11 Rpn padi / ekor, tikus hidup disemak semak belukar, pematang sawah, hutan rimba dan pepohonan. Tikus menyerang padi pada malam hari sedangkan pada siang harinya, tikus bersembunyi pada sarangnya ditanggul- tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan di daerah perkampungan dekat sawah. 15

23 Adapun tikus yang dimaksud disini yaitu tikus sawah, adapun cara pengendalian hama tikus ini adalah sebagai berikut : 1. Geropyokan merupakan pengendalian yang paling efektif untuk menekan populasi tikus. 2. Klerat 3. Kompor tikus 4. Sanitasi lingkungan 5. Rodentisida Selain menggunakan pengendalian dengan cara mekanis maupun protektif dengan pemasangan pagar plastic disekeliling perswahan, maka pengendalian dapat juga dilakukan dengan pengumpanan menggunakan Klerat - 0,005 BB untuk berbagi macam tikus baik disektor pertanian, perkebunan dan perumahan. 2. Hama Keong Mas (Golden applesail) Hama ini merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan ada bibit yang hilang dipertanaman. Bekas potongan daun dan batang yang di serang terlihat mengambang. Waktu kritis untuk mengendalikan keong mas adalah pada saat 10 hari setelah tanam pindah, atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Setelah itu laju pertumbuhan tanaman lebih basar daripada laju kerusakan oleh keong mas. Keberadaannya dilahan ditandai oleh adanya telur berwarna merah muda dan keong mas dengan berbagai ukuran dan warna. Keong 16

24 mas merupakan salah satu hama penting yang menyerang padi muda disawah. Adapun cara untuk mengendalikan hama keong ini adalah sebagai berikut : 1. Secara fisik, gunakan saringan berukuran 5 mm yang dipasang pada tempat air masuk dipematang untuk meminimalkan masuknya keong mas kesawah dan memudahkan pemungutan dengan tangan. 2. Secara mekanis, pungut keong dan hancurkan telur keong mas dihancurkan dengan kayu / bambu. 3. Bila suatu lokasi sudah diketahui bahwa keong mas adalah hama utama, sebaiknya tanaman bibit umur hari dan tanam lebih dari suatu bibit perumpun. 4. Bila diperlukan gunakan Pestisida yang berbahan aktif atau pestisida botani seperti lerak, deris, dan saponin. Biasanya untuk saponin akan ditaburkan sebelum dilakukan penanaman atau penebaran benih gunanya untuk menjaga serangan dari hama keong tersebut. 3. Penggerek Batang (Triporiza Spp) Hama ini paling penting untuk dibasmi pada tanaman padi yaitu hama penggerek batang, hama ini sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil panen yang tinggi. Hama ini merusak tanaman pada semua fase berbunga. Sampai saat ini 17

25 belum ada varietas yang dimulai dengan adanya invansi penerbangan ngengat (kupu kupu) kecil berwarna putih pada sore dan malam hari, Ngengat ini menuju daerah persemaian maupun pertanaman. Adapun cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengaturan pola tanaman dan pergiliran tanaman selain itu juga dapat dilakukan pengendalian secara mekanis maupun hayati. Jika hasil pengamatan menunjukkan populasi hama diatas ambang pengendalian yaitu : 10% rumpun memperlihatkan gejalah, maka gunakan penyemprotan dengan bahan aktifnya Virtako 300 SC dosis ml / ha. Penggunaan Varietas tahan dan penggunaaan benih unggul, pemupukan tepat berimbang pengolahan tanah secepatnya menggunakan lampu perangkap. 9. Penjemuran Hasil Panen Padi Ini juga tidak sembarang tempat, ada tempat yang khusus penjemuran dan menjemurnya pun tidak sembarangan, disesuaikan dengan varietas masing masing, begitu juga pada saat panen awal dan perontokan padi. 10. Packing/pengemasan benih padi Kegiatan pengemasan dilakukan setelah kegiatan sortir benih secara berulang ulang. Dengan kata lain benih telah benar-benar terseleksi dari kotoran-kotoran dan benih hampa, setelah itu barulah benih siap dimasukkan kedalam ruang penggemas. 18

26 11. Pemipilan/ perontokan biji jagung Sebelum biji jagung dirontok harus dijemur dahulu. Setelah dijemur sampai kering jagung telah siap dirontok/dipipil dari tongkolnya dengan menggunakan tangan atau alat pemipil/perontok bila jumlah produksi cukup besar. Untuk memudahkan pekerjaan pemipilan dilakukan pada tongkol kering dan kadar air bji 18%-20%. 12. Pembersihan dan sortasi benih jagung Setelah dipipil/dirontok, kegiatan selanjutnya ialah biji jagung dipisahkan dari sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dan kotoran. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari/menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Bahan benih membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran biji, sehingga pemisahan sangat penting. cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran yaitu dengan cara menggunakan alat/mesin sortir (seat cleaner). 13. Pengemasan/packing benih jagung Pengemasan dengan karung bersih dijahit bagian atasnya, berat netto maksimum 75 kg. dan tahan mengalami handling waktu pemuatan dan pembongkaran. Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dan jelas terbaca antara lain: nama varietas,daerah/tempat asal produksi,berat netto,dll. 19

27 14. Pembersihan dan Sortasi Benih Kedelai Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan benih kedelai dari sisa kotoran-kotoran yang terbawa pada saat pemanenan sehingga benih yang dihasilkan lebih bersih dan lebih mudah dikemas/packing. 15. Pemilihan/seleksi benih kedelai Setelah dilakukan penyortiran maka tahap selanjutnya yaitu menyeleksi benih kedelai, antara benih yang unggul/baik dari benih yang buruk/rusak. Karna dalam tahap penyortiran sebelumnya masih kurang maksimal. Dengan kata lain, masih ada biji yang buruk/rusak yang masih tercampur dengan biji yang unggul/baik. C. Masalah yang dihadapi prakerin dan pemecahanya Selama melaksanakan kegiatan prakerin, kendala dan hambatan yang didapatkan antara lain: 1. Keterbatasan waktu. Menghadapi masalah seperti yang terjadi di UPTD BBI Padi Dan Palawija Rempanga dalam kurun waktu ± 3 bulan merupakan waktu yang singkat dikarenakan masih ada beberapa kegiatan yang belum sempat terlaksanakan/dilakukan, oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang. 20

28 2. Alat/mesin yang belum dipelajari disekolah. Alat/mesin yang belum pernah dipelajari di sekolah merupakan menjadi suatu kendala/hambatan tersendiri bagi kami dalam melangsungkan kegiatan prakerin. Salah satu contohnya yaitu bagaimana cara menggunakan alat/mesin ( sortir benih, perontok biji jagung, penanam padi, dll ). Dengan adanya kendala/masalah yang dihadapi selama pelaksanaan prakerin, maka kami mencoba mengambil inisiatif pemecahan masalah yaitu: 1. Menyikapi masalah keterbatasan waktu. Cara pemecahan masalah keterbatasan waktu yang dapat kami lakukan yaitu dengan memaksimalkan beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga, sesuai pada waktu yang telah ditentukan di lokasi. 2. meminta petunjuk dari pembimbing lapangan. Dalam menanggapi masalah yang kedua maka kami mengambil inisiatif pemecahan masalah yaitu dengan cara meminta petunjuk dari pembimbing lapangan, yaitu bagaimana cara menggunakan alat/mesin yang belum pernah dipelajari disekolah tersebut, guna untuk menambah pengetahuan kami dan juga untuk memperlancar kegiatan prakerin di lokasi. 21

29 BAB IV PENUTUP 1) Kesimpulan Dari kegiatan prakerin yg dilaksanakan di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga, kami dapat mengambil kesimpulan antara lain : Kegiatan prakerin yang dilaksanakan dapat menambah pengetahuan siswa dan menunjang kemampuan siswa. Dengan adanya prakerin siswa dapat bertanggung jawab dan mandiri serta siswa dapat lebih mengenal dunia industri. Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor produksi untuk mendukung keberhasilan penigkatan produksi dalam usaha tani. Penigkatan produksi akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani, khususnya menyangkut perbenihan dalam menopang ketahanan pangan. Hanya dengan menggunakan benih unggul bermutu tinggi dapat menghasilkan produksi yang bermutu pula. Oleh sebab itu benih tanaman sebagai sarana produksi utama dalam budidaya tanaman perlu dijaga mutunya. 2) Saran Selama kami melaksanakan prakerin di UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga, terdapat beberapa hal yang yang disarankan sesuai dengan apa yang terlihat selama mengikuti prakerin. 22

30 Mudah-mudahan dapat diterima sebagai masukan-masukan : Semoga kegiatan praktek kerja industri (PRAKERIN) dapat dilaksanakan setiap tahunnya, karna dengan diadakannya prakerin, banyak memberikan pengalaman dan keterampilan bagi siswa baik didunia usaha maupun dunia industri. Selama sekolah masih berdiri, mantapkan mutu pelajaran dan memperbanyak bahan praktikum agar apa yang telah didapatkan tidak segan atau ragu-ragu untuk diterapkan ditengah-tengah masyarakat. Melakukan sesuatu pekerjaan harus teliti dan diamati terlebih dahulu agar dapat dimengerti dan dipahami sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh para peserta prakerin setiap harinya yang dibimbing guru selama praktek yaitu kedisiplinan, kerjasama, kekompakan, keterampilan, kebersamaan merupakan semua pengawasan yang ketat terhadap siswa dapat berjalan dengan lancar dan semua program berjalan dengan baik. Semoga pelaksanaan prakerin tahun depan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya hambatan. Ilmu yang telah diperoleh peserta prakerin, diharapkan dapat diterapkan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 23

31 Lampiran 24

32 Lampiran 1 Daftar Nama pegawai UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga NO Nama Jabatan Pendidikan Terakhir 1 Ir. Martinus Patiwael, MMT Kepala UPTD S2 NIP Ricky Feryadi, SP.MP Kasih Produksi S2 NIP Benih Padi 3 Ir. Mirono Kasih Produksi Sarjana NIP Benih Palawija 4 Hery Setyo Budi, SP,MP Kasubbag S2 NIP Tata Usaha 5 Padliansyah Staf STM NIP Suryanto, A.Md Staf Diploma III NIP Herlyan Prasetyo. A.Md Staf Diploma III NIP Syafriansyah Staf SMA NIP Yudia Wisnu Staf SMA NIP Rusliansyah Staf SMA NIP Khaidir Rakhman Staf SMTP NIP Mardianto Staf SPMA NIP Arief Burlian Staf SMA NIP Syarifudin Staf SLTP NIP Samsu Bahri Staf SLTP NIP Misrianto Staf SLTP NIP Suyono NIP Staf SLTP 25

33 Lampiran 2 STRUKTUR ORGANISASI UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA REMPANGA kepala UPTD Ir.Martinus Pattiwael, MMT Sub. Bagian tata usaha Hery Setyo Budi,SP,MP Herlyan Prasetio, A.Md Mardianto Syarifudin Seksi Produksi Benih Padi Ricky Feryadi, SP.MP Seksi Produksi Benih palawija Ir.Mirono Padliansyah Suryanto, A.Md Syafriansyah Arief Burlian Yudia Wisnu Khaidir Rakhman Rusliansyah Suyono Samsu Bahri Misrianto 26

34 Lampiran 3 Sistematik produksi benih padi bersertifikat menurut kualifikasi dan standar mutu 27

35 Lampiran 4 Jenis-jenis Benih Sumber yang pernah diperbanyak oleh UPTD BBI Padi dan Palawija Rempanga. Kapuas Tawoti IR 42 Dodokan Fatmawati IR 36 C22 Gilirang IR 65 Cisanggarung Situ Bagendit Krueng Aceh Cimalaya Muncul Cisadane Sintanur Bengawan Solo Membramo Ciliwung Batur IR 64 Mekongga Way Apoburu Ciherang Diah Suci Way Rarem Cibogo IR 46 Jatiluhur Cigeulis IR 48 Gajah Mungkur Maros Bogowonto 28

36 Lampiran 5 Adapun Kegiatan Yang Dilaksanakan Adalah : Hari/Tanggal Kegiatan Prakerin Senin, Selasa,31-12_2013 Kamis, Jum at, Sabtu, Orientasi Lapangan & Penjemuran Benih Padi Penyeleksian Benih Palawija (Jagung) Penyeleksian Benih Palawija (Jagung) Pengarahan Kerja Orientasi Lapangan Minggu Libur Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum at, Pengendalian Hama Pengarahan Kerja Mentreser (Merontokkan) Jagung Penyeleksian Benih Jagung & Penjemuran Padi Menghitung Kebutuhan Pupuk Sabtu & Minggu Libur Senin, Rabu, Kamis, Jum at, Pemberian Pupuk Pengemasan Benih Padi Pengarahan Kerja Pengarahan Kerja Sabtu & Minggu Libur Senin, Selasa, Rabu, Pengendalian Hama & Penyakit Menyiapkan Benih jagung Menyiapkan Benih jagung Kamis, Jum at, Menyiapkan Benih jagung Menyiapkan Lahan Sabtu & Minggu Libur 29

37 Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Menyiapkan Lahan Menyiapkan Lahan Menyiapkan lahan Gotong Royong Ju mat, Sabtu & Minggu Libur Senin, Selasa, Menyiapkan Benih Pemberian Materi Rabu Libur Kamis, Menyiapkan Benih Jum at, Sabtu, & Minggu Libur Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum at, Memupuk Menyiapkan Benih Menyiapkan Benih Pengendalian Hama Pengendalian Hama Sabtu & Minggu Libur Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum at, Pengendalian Hama & M. traktor Pengendalian Hama Pengendalian Hama Menanam Gotong Royong Sabtu & Minggu Libur Senin, Selas, Rabu, Kamis, Jum at, Menanam Menaman Menyiapkan Benih Menyiapkan Benih Pengendalian Hama 30

38 Lampiran 6 Dokumentasi : Pemupukkan : Pencampuran pupuk : Pupuk yang telah dicampur. UREA,KCL,NPK. Pemupukan pada tanaman padi dilakukan dengan cara disebar. 31

39 Dokumentasi : Pengendalian hama : Racun pestisida. Penyemprotan racun pestisida. Racun tikus (Klerat). Pemberian racun tikus/klerat disekitar pematang sawah. 32

40 Dokumentasi : Penyiapan lahan : Pencabutan rumput disawah. pengeringan air disawah. Pembuatan pematang. Pembuatan bedengan persemaian. 33

41 Dokumentasi : Persiapan persemaian: Membuat media persemaian. Mencacah tanah di media Persemaian. Tanah disiram dengan air. Tanah dirapikan dan dikeringkan. 34

42 Dokumentasi : Mengoprasikan Traktor: Pencucian Mesin traktor. Pemeliharaan mesin traktor. Pembajakan di sawah. 35

43 Dokumentasi : Orientasi Lapangan: Pak Padli sedang memberi pengarahan cara kerja di lapangan. 36

44 Dokumentasi : Penyortiran & Pembersihan benih palawija : Pemilihan/pengayakan benih jagung Penyortiran benih jagung. Pembersihan benih kedelai dengan Pengayakan benih kedelai. Cara dipukul. 37

45 Dokumentasi : Penyiapan Benih: Penyiapan benih padi yang akan Persemaian pada media tanam disemai. Pemberian puradan agar benih tidak penyiraman benih padi Diserang oleh burung Benih padi ditutup dengan daun pisang 38

PROFIL UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA

PROFIL UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA 2014 PROFIL UPTD BBI PADI DAN PALAWIJA *) Bahan Penilaian UPTD Berprestasi UPTD. BALAI BENIH INDUK PADI DAN PALAWIJA Jl.DR.FL. Thobing km 8 Desa Rempanga Kec. Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara Phone.(0541)

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! Persemaian padi sangat penting sekali sebelum kita melakukan penanaman. Untuk memperoleh hasil yang baik pertama tama kita menentukan jenis varietas Padi

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Desa Sidoagung secara administratif termasuk dalam Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sidoagung terletak

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia Latar Belakang Perubahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Adli Yusuf, Azman B, Burlis Han, Silman Hamidi, Assuan, Yufniati ZA,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika Basaruddin N. Tumarlan T. Penyunting Hermanto Ilustrasi Hendi Bachtiar Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN

RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT Oleh : Chairunas, Yardha,Adli Yusuf, Firdaus, Tamrin, M.Nasir Ali PENDAHULUAN Rendahnya produktivitas komoditas tanaman pangan dalam skala usahatani di lahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19 BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB 1 / 15 2 / 15 2011 SOP BUDIDAYA PADI ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI BIO~FOB (Semi organic dan Full organic) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan sawah berpengairan teknis, yang terletak di Desa Wijirejo, Kec. Pandak, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS Oleh: Silman Hamidy, Jamal Khalid, M. Adil, Hamdani PENDAHULUAN Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH Implementasi Budidaya Tanaman Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh : ASEP FIRMANSYAH Produksi padi nasional belum mencapai target sementara kebutuhan beras nasional terus meningkat Telah terjadi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI Keragaan usahatani pada penelitian ini dijelaskan secara deskriptif. Penjelasan keragaan usahatani meliputi penggunaan input dan cara budidaya padi dengan metode

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

Budi Daya Padi di Sumatera Barat Masalah dan Penanggulangannya. ~Ringkasan Proyek Peningkatan Teknologi Budi Daya Padi di Sumatera Barat 1~

Budi Daya Padi di Sumatera Barat Masalah dan Penanggulangannya. ~Ringkasan Proyek Peningkatan Teknologi Budi Daya Padi di Sumatera Barat 1~ Budi Daya Padi di Sumatera Barat Masalah dan Penanggulangannya ~Ringkasan Proyek Peningkatan Teknologi Budi Daya Padi di Sumatera Barat 1~ Keinginan, permasalahan, dan penanggulangannya terkait budi daya

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Basri AB, Tamrin, M.. Nasir Ali dan T.M. Fakhrizal PENDAHULUAN Kelebihan pemakaian dan atau tidak tepatnya

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil) Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R Luas areal padi sawah setiap tahun di Jawa Timur mencapai 1,62 juta ha berupa padi sawah dan padi gogo. Areal padi sawah irigasi maupun

Lebih terperinci