FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG"

Transkripsi

1 PENGARUH PERSEPSI SISWA ATAS KEDISIPLINAN GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X MAN BAWU JEPARA TAHUN AJARAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh NUR AMILATUS SA ADAH NIM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

2 NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (Empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi a.n. Sdr. Nur Amilatus Sa adah Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Assalamua alaikum Wr.Wb. Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi Saudara: Nama : Nur Amilatus Sa adah Nomor Induk : Jurusan : Pedidikan Agama Islam Judul Skripsi : PENGARUH PERSEPSI SISWA ATAS KEDISIPLINAN GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X MAN BAWU JEPARA TAHUN AJARAN Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqosyahkan Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Semarang, Pembimbing I Pembimbing II Abdul Kholiq, M. Ag Dra. Muntholi ah, M. Pd

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Tanggal Tanda Tangan Abdul Kholiq, M. Ag Dra. Muntholi ah, M. Pd

4

5 Motto - : Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehatmenasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr : 1-3). 1 1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur an Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : Karya Toha Putra, 1995 ), hlm

6 PERSEMBAHAN Skripsi yang sangat sederhana ini tidak akan berharga tanpa kehadiran mereka, maka penulis mempersembahkan karya ini kepada: 1. Ayahanda (Ahmad Syafawi, S.Pd. I) dan Ibunda (Siti Hidayatun) yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do anya yang tak henti-hentinya selalu menyertaiku. 2. Adik-adikku (Nur Muhammad Thoha, Muhammad Husni Mubarok, Ahmad Zainuddin Akmal dan si Bungsu Ahmad Musaddad ) yang tercinta dan tersayang yang selalu mendukung dan membantu terselesaikannya proses kuliah sampai skripsi ini. 3. Teman-teman PAI A Angkatan 2006, yang telah memberikan semangat dari awal proses kuliah sampai terselesaikannya skripsi ini. 4. Kawan-kawanku seperjuangan di Kos BPI K25 yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepadaku, semoga silaturrahim,kita tidak akan terputus hingga akhir zaman. 5. Sahabat-sahabatku di KMJS dan PMII yang selalu mewarnai hari-hariku di kampus IAIN Walisongo Semarang yang tercinta. 6. Segenap Civitas Akademika MAN Bawu Jepara yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah selalu meridhoi. 7. Semua pihak yang membantu atas terselesainya skripsi ini. 8. Pembaca yang budiman, semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah diberikan Allah kepada kita kritik dan saran penulis harapkan.

7 KATA PENGANTAR بسم االله الرحمن الرحيم Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa atas Kedisiplinan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X MAN Bawu Jepara Tahun Ajaran dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang jurusan Pendidikan Agama Islam. Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. 3. Bapak Abdul Khaliq, M. Ag, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Muntholi ah, M. Pd, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini. 5. Bapak Daviq Rizal, M. Pd, selaku dosen wali yang mebina dan memberi arahan selama kuliah.

8 6. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 7. Bapak Drs. Suprapto, selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 8. Ibu Iswati, S.Pd. I, selaku guru Aqidah Akhlak Kelas X1-X3 Madrasah Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini. 9. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu memberikan motivasi, semangat dan kasih sayang yang sangat melimpah. 10. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah peneliti berdo a, semoga bermanfa at adanya dan mendapat ridho dari-nya, Amin Yarabbal aalamin. Semarang, Juni 2010 Penulis Nur Amilatus Sa adah NIM

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DEKLARASI... xiii ABSTRAK... xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 4 C. Rumusan Masalah... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Persepsi... 8 a.pengertian persepsi.. 8 b.proses terjadinya persepsi.. 9 c.ciri-ciri persepsi d.aspek-aspek persepsi.. 10 e.prinsip-prinsip persepsi f. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Kedisiplinan Guru a.pengertian kedisiplinan 14 b.pengertian guru atau pendidik. 20 c.faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru 21 d.indikator persepsi terhadap kedisiplinan guru 23

10 3. Minat Belajar a.minat. 24 1) Pengertian minat. 24 2) Fungsi minat 25 3) Macam-macam minat ) Unsur-unsur minat ) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat.. 26 b.belajar 27 1). Pengertian belajar ). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar c.minat belajar siswa Pengaruh persepsi siswa pada kedisiplinan guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak B. Kajian Penelitian yang Relevan C. Pengajuan Hipotesis BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan penelitian B. Variabel penelitian D. Metode penelitian D. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel E. Teknik pengumpulan data F. Teknik analisis data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data hasil penelitian B. Pengujian hipotesis C. Pembahasan hasil penelitian D. Keterbatasan penelitian BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup... 76

11 DAFTAR PUSTAKA. 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS.. 94

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Data Responden Data Angket Persepsi Siswa terhadap Kedisiplinan Guru Aqidah Akhlak Data Angket Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Data Skor Nilai Variabel X ( Persepsi siswa tentang Kedisiplinan Guru ) Interval Nilai Variabel X Data Skor Nilai Variabel Y( MinatBelajar Siswa) Interval Nilai Variabel Y Tabel Kerja Koefisien Korelasi Untuk Menghitung Regresi Linier Sederhana Antara Variabel X dengan Variabel Y Kriteria Penafsiran/Pedoman Ancar-ancar... 69

13 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan, Semarang, Juni 2010 Deklarator, Nur Amilatus Sa adah NIM

14 ABSTRAK Nur Amilatus Sa adah (NIM ) Pengaruh Persepsi Siswa atas Kedisiplinan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X MAN Bawu Jepara Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang : Program Strata1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; 1) Persepsi siswa atas Kedisiplinan guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak kelas X di MAN Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010; 2) Minat belajar siswa Kelas X MAN Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak; 3) Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru pada minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas X Semester II MAN Bawu Jepara Tahun Pelajaran Penelitian ini menggunakan metode Kuosioner atau angket dengan teknik koresional. subyek penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik Quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei yang menggunakan kuesioner atau angket. Penyebaran angket/kuesioner dilakukan pada siswa kelas X1 sampai X3 MAN Bawu Jepara, di mana pengambilan angket atau kuesioner dilakukan secara langsung. 1. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa : (1) Persepsi siswa atas Kedisiplinan guru di MAN Bawu Jepara adalah ternilai baik. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan metode angket yang berisi 30 pertanyaan dan hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata angket sebesar 108,6 yang berarti ada pada interval ( ) sehingga ternilai baik. (2) Minat belajar siswa MAN Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah ternilai baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan metode angket yang berisi 30 pertanyaan dengan jumlah responden 30 siswa-siswi dan hasil yang diperoleh dari nilai ratarata angket sebesar 104, yang berarti ada pada interval (97-104) sehingga ternilai cukup. (3) Persepsi siswa atas kedisiplinan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas X di MAN Bawu Jepara tahun pelajaran Terbukti dengan hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan (nilainya sebesar 31,609), dikonsultasikan dengan Ftabel (Ft), baik pada taraf kepercayaan 95% maupun 99%. Freg 31,609> Ft(0,05 = 4,20) dan Freg 31,609 >Ft (0,01 = 7,64). Karena hasil Freg lebih besar dari Ft, berarti hasilnya ada pengaruh antara pesepsi siswa pada kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa.

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu aspek dalam pembelajaran agama Islam di Madrasah Aliyah. Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah merupakan peningkatan dari Aqidah Akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-nya, kitab-kitab-nya, rasul-rasul- Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asm al-husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak alkarimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan 2 untuk menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Selain itu untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilainilai aqidah Islam. 2 Permenag RI Nomor 2 Tahun 2008, Bab VIII, Pasal B, Ayat 2.

16 Guna mencapai tujuan pembelajaran aqidah akhlah tersebut, perlu dirancang desain pembelajaran yang sesuai. Metode pengajaran yang masih konvensional terkadang membuat para siswa merasa tidak nyaman di kelas. Rasa jenuh dan bosan pada saat pembelajaran agama merupakan tantangan yang berat bagi seorang guru. Intensitas perhatian terhadap mata pelajaran agama kini sudah mulai surut. Prioritas utama siswa adalah mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Terkadang pihak sekolah pun juga menomordua-kan mata pelajaran agama, seperti aqidah akhlak. Padahal, pelajaran agama merupakan filter utama atas hegemoni budaya yang negatif. Seperti yang kita tahu dalam teori belajar, bahwa belajar itu dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern dari siswa. Faktor intern misalnya, minat belajar, motivasi individu untuk belajar dan sebagainya. Faktor ektern misalnya guru (menyangkut penampilan guru, kedisiplinan guru, kemampuan atau pengetahuan guru, kecakapan guru dalam mengajar, dll), sarana dan prasarana sekolah, kondisi tempat belajar, dan lain-lain. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi keberhasilan pembelajarn adalah minat. Porsi pembelajaran agama di Madrasah Aliyah memang lebih banyak jika dibandingkan dengan di sekolah menengah atas, sudah sepantasnya jika siswa madrasah aliyah lebih memahami berbagai permasalahan agama dibandingkan dengan siswa SMA. Akan tetapi, banyaknya jam pelajaran belum menjadi jaminan tingginya pemahaman parea siswa. Hal ini disinyalir karena masih minimnya minat dan perhatian siswa pada mata pelajaran agama. Minat berangkat karena adanya motivasi, motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Sehingga minat menjadi sumber motivasi yang pokok. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang antar lain : jenis kelamin, intellegensi yang mengarah pada minat pendidikan 3, lingkungan, 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : Bulan Bintang, t. t,) hlm.64

17 kesempatan untuk mengembangkan minat 4, minat pada agama, minat pribadi, perasaan senang, perasaan tertarik, motivasi, dan perhatian. Minat belajar para siswa, salah satunya dibangun oleh profil guru saat mengajar dari sudut pandang siswa. Sebagai contoh di lapangan, seorang siswa akan malas mengerjakan pekerjaan rumah apabila Sang guru tidak pernah menanyakan kembali tugas tersebut. Fakta lain, siswa tidak merasa perlu datang lebih awal dalam pembelajaran karena Sang guru tidak datang tepat waktu. Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar adalah kecakapan guru. Interkasi edukatif antara siswa dan guru pun harus terbina dengan harmonis, agar timbul proses belajar mengajar yang penuh dengan kasih sayang dan menyenangkan. Jika profil seorang guru kurang baik di depan siswa, itu akan sangat mempengaruhi minat dan motivasi belajar para peserta didik. Tinggi rendah penilaian siswa terhadap guru sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar, khususnya minat belajar siswa. Apabila guru tersebut memiliki nilai yang cukup baik di mata siswa, maka para siswa pun akan menghormati dan menghargai kehadiran guru di kelas. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, guru harus selalu menjaga dan mempertimbangkan segala sikap dan perilakunya, baik itu di lingkungna sekolah maupun di luar waktu pembelajaran. Contoh kecil adalah dengan mengutamakan kedisiplinan guru dalam pembelajaran serta terus mengasah dan meningkatkan pengetahuan guru tersebut. Di sisi lain, perhatian dan kepedulian guru terhadap pembentukan moral peserta didiknya, kini memang sudah terkikis. Para guru sudah terpengaruh oleh paham Presentism 5 yaitu sibuk mengurusi tugas hari ini yang sifatnya jangka pendek, hasil bisa langsung dilihat dan dirasakan, misalnya 4 Abu Ahmadi & A. Rohani HM, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,1991), hlm Doni Koesoema A dan A. AriobimoNusantara, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan,(Jakarta : Grasindo, 2009), hlm. 139

18 bekerja sekedar memenuhi tuntutan agar siswanya lulus ujian. Persoalan pendidikan budi pekerti pun terabaikan. Beberapa argumen di atas lah yang melatarbelakangi niat penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa atas Kedisiplinan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X MAN Bawu Jepara Tahun Ajaran B. Penegasan Istilah Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang timbul dari seseorang atau benda yang akan membentuk watak dan kepercayaan atau perbuatan seseorang. 6 Yang dimaksud dalam skripsi ini adalah daya yang ditimbulkan oleh profesionalisme guru sehingga dapat memotivasi belajar siswa 2. Persepsi Siswa Persepsi adalah proses menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. 7 Persepsi menyebabkan dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretrasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya. 8 Siswa yaitu murid, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah, atau pelajar, yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan 9 3. Kedisiplinan Guru Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kata 6 Tim Penyusun Kamus, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1993), hlm Abdurrahman Saleh dan Muhib Abdul Wahib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta : Prenada Media, 2004), Cet.I, hlm Prof., Dr. Sondang P. Siagian, M. PA, Teori MOtivasi dan aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), Cet.3, hlm Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., hlm. 951.

19 disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Di antaranya, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. 10 Sedangkan pengertian guru adalah pendidik yang melakukan rekayasa pembelajaran. 11 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 12 Dalam informasi tentang wawasan wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab. 13 Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. 14 Kedisiplianan guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan luar guru tersebut Minat Belajar H. G. Tarigan berpendapat, bahwa minat merupakan kecenderungan watak seseorang untuk berusaha terus menerus dalam mencapai suatu tujuan. 16 Sedangakn dalam buku pengantar filsafat pendidikan, Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti dan dapat memenuhi kebutuhan kita Diambil pada 14 Februari 2010 Pukul WIB 11 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 3. hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), 13 Diambil pada 14 Februari 2010 Pukul WIB 14 Diambil pada 14 Februari 2010 Pukul WIB 15 D. Soemarmo, Pedoman pelaksanaan Disiplin Nasional dalam Tata Tertib Sekolah,i(Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1998), hlm Hadi Guntur Tarigan, Membaca dalam Kehidupan, (Bandung: Angkasa, tanpa tahun), hlm Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma arif, 1989), hlm.88

20 Minat belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah suatu perasaan atau rasa ketertarikan pada mata pelajaran atau proses belajar mengajar yang memunculkan perhatian pada diri siswa untuk mempelajarinya. Dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek minat sebagai indikator minat belajar Aqidah Akhlak. Indikator tersebut, antara lain, keinginan untuk berpartisipasi dalam belajar Aqidah Akhlak, dan keyakinan untuk mempelajarinya. Minat peserta didik juga dapat ditandakan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran. 5. Siswa Siswa yaitu murid, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah, atau pelajar, yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 18 Sedangkan siswa yang menjadi objek openelitian penulis adalah siwa kelas X-1 sampai X-3 MAN Bawu Jepara Semester II Tahun Ajaran C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Persepsi Siswa Kelas X atas kedisiplinan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN Bawu Jepara tahun ajaran ? 2. Bagaimana minat belajar siswa kelas X MAN Bawu Jepara tahun ajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak? 3. Adakah pengaruh persepsi siswa atas kedisiplinan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak terhadap minat belajar siswa kelas X di MAN Bawu Jepara tahun ajaran ? D. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak peneliti capai dalam skripsi ini adalah : 1. Bagi Madrasah yang menjadi fokus penelitian, hasil diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran di MAN Bawu Jepara. 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., hlm. 951.

21 2. Bagi pendidik dapat menjadi informasi persepsi siswa tentang tingkat kedisiplinan guru yang diharapkan untuk lebih meningkatkan kedisiplinan guru. 3. Bagi siswa dapat membantu menumbuhkan dan meningkatkan pelaksanaan minat belajar siswa MAN Bawu Jepara.

22 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan. 19 Perhatian merupakan syarat psikologis bagi individu dalam mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dengan demikian, maka apa yang diperhatikan akan benar-benar disadari oleh individu yang bersangkutan, karena itu kesadaran mempunyai korelasi yang positif. Semakin diperhatikan suatu objek akan semakin jelas bagi individu. Jadi apa yang diperhatikan benar-benar disadari dan berada pada pusat kesadaran. Hanif Ismail mengatakan persepsi adalah suatu proses mental memberi makna atau arti terhadap sesuatu atau hal setelah kita memperoleh informasi melalui indera. 20 Menurut Abdurrahman Saleh, persepsi merupakan proses menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. 21 Sedangkan Bimo Walgito mengkatagorikan persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan 19 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta : DEPDIKNAS, 2006), hlm Abdurrahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam (Jakarta : Prenada Media, 2004), Cet.I, hlm.88.

23 untuk dikembangkan sedemik,ian rupa sehingga dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Sedangkan Bimo Walgito mengkatagorikan persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris. 22 Persepsi adalah apa yang ingin dilihat seseorang yang belum tentu sesuai dengan fakta yang sebenarnya, yang menyebabkan dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretrasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya. 23 Dari beberapa pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan seseorang atas rangsangan yang diterimanya dengan melalui pencernaan rangsang oleh alat inderanya. b. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut ; objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. 24 Dua orang yang melihat hal dan kejadian yang sama di waktu yang sama mungkin mempunyai interpretasi yang berbeda. Hal ini berdasarkan atas persepsi mereka yang dipengaruhi oleh beberapa hal 22 Bimo walgito, Pengantar Oemar Hamalik, Psikologi Umum,(Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm Prof., Dr. Sondang P. Siagian, M. PA, Teori MOtivasi dan aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), Cet.3, hlm Bimo walgito, Pengantar Oemar Hamalik, Psikologi Umum,(Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm.71

24 yang menyangkut kondisi dari diri mereka sendiri, hal yang dilihat atau dialaminya serta kondisi lingkungan sekitarnya. c. Ciri-ciri Persepsi : Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna ada ciri-ciri tertentu dalam dunia persepsi : 1) Modalitas, yakni rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap indera (sahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu bagi rasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya) 2) Dimensi ruang sehingga dapat menyatakan atas-bawah, tinggirendah, latar depan-belakang. 3) Dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda. 4) Struktur konteks, yakni keseluruhan yang menyatu. 25 d. Aspek- aspek Persepsi: James F. Calhoun menyatakan, persepsi yang kita kenal mempunyai tiga dimensi yang menandai konsep diri 26, yaitu: 1) Pengetahuan Yaitu apa yang kita ketahui (atau kita angggap tahu) tentang pribadi orang lain dari wujud lahiriyah, perilaku, masa lalu, perasaan, motif, dan sebagainya. 2) Pengharapan Yaitu gagasan atau harapan kita terhadap seseorang kemauan kita ingin menjadi apa orang tersebut. 25 Aburrahman saleh dan Muhbib Abdul wahab, op Cit, hlm James F Calhoun, Psikologi Tentang Penyesuain dan hubungan Kemanusian (Semarang : IKIP Press, 1995), hlm.285

25 e. Prinsip-prinsip persepsi antara lain : 1) Persepsi itu relatif bukan absolut Dasar pertama dari perubahan rangsang dirasakan lebih besar dari pada rangsang yang datang kemudian. Keadaan ini tidak mutlak, mengingat faktor lain yang berperan, misalnya intensitas perhatian. 2) Persepsi itu selektif. Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsang saja pada saat tertentu. Ranangsan yang diterima tergantung pada apa yang pernah dipelajari, apa yang menarik perhatian, dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. 3) Persepsi itu mempunyai tatanan. Orang mempunyai rangsang dalam bentuk hubungan atau kelompok-kelompok, jika rangsang itu tidak lengkap, maka ia akan melengkapi agar menjadi jelas. 4) Persepsi dipengaruhi harapan dan kesiapan. Harapan dan kesiapan penerimaan pesan akan menentukan pesan mana yang dipilih untuk diterima dan diinterperetasikan. 5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan yang lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi akan ditelusuri karena adanya perbedaan individual, sikap dan motivasi. 27 Heterogenitas siswa dalam kelas memaksa seorang guru untuk memperhatikan minat serta perhatian setiap siswa dalam kelas (melakukan pendekatan individual). Mengingat tiap siswa bisa saja mempunyai tanggapan (persepsi) yang berbeda dengan siswa lainnya terhadap pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru di kelas. 27 Selameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Asdi Mahakarya, 2003), hlm.103

26 Guru juga perlu memperhatikan dan mengoptimalkan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi persepsi siswa sebagai pendukung kesuksesan tercapainya tujuan pembelajaran. f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi : Secara sederhana dapat dikatakan proses persepsi dimulai dengan diterimanya stimulus lewat indera, kemudian diorganisasikan dengan pengalaman-pengalaman masa lalu yang ada dalam diri seseorang dan membentuk penilaian atas suatu hal tertentu. Dari proses yang demikian tersebut tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga menyebabkan mengapa dua orang yang melihat suatu yang sama mungkin memberikan interpretasi yang berbeda atas apa yang telah dilihatnya. Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya : 1) Perhatian yang selektif Dalam kehidupan, manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu individu harus memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja, sehingga objek gejala yang lain tidak akan tampil ke muka sebagai obyek pengamatan. 2) Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil, yang kontras latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat.

27 3) Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding yang tidak seniman. Anak-anak di golongan ekonomi rendah meliohat koin lebih besar dari pada anakanak orang kaya. 4) Pengalaman Dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya. Cermin bagi kiita tentu bukan barang yang baru, namun hal yang telah lama berdampingan dengan kita. Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Krech dan Cructhfield dalam buku psikologi umum karya Alex Sobur, menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi 28 yaitu : 1) Faktor Fungsional Yaitu faktor yang dihasilkan dari kebutuhan, kegembiran (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu. 2) Faktor Struktural Yaitu faktor yang timbul atau dihasilkan dari stimulus bentuk dan efek netral yang ditimbulkan dari sistim syaraf individu. Maksud dari faktor ini adalah jika seseorang masuk ke dalam suatu kelompok hlm Alex Sobur, Oemar Hamalik, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2003),

28 maka persepsi orang tersebut dapat dipengaruhi oleh persepsi kelompoknya. 3) Faktor Situasional Yaitu faktor yang berkaitan dengan bahasa non verbal petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk para linguistik dan beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi. 4) Faktor Personal Yaitu pengalaman yang terdiri dari pengalaman motivasi dan kepribadian. 2. Kedisiplinan Guru a. Pengertian Kedisiplinan Guru Kedisiplinan berasal dari kata disiplin (dalam bahasa Inggris: Disciplined : mendisiplinkan) yang mendapat awalan dan akhiran ke-an yang mempunyai arti ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tata tertib. 29 Sedangkan menurut istilah: Disiplin mengandung arti sebagai suatu sikap menghormati, menghargai dan mentaati segala peraturan dan ketentuan yang berlaku. 30 Thomas Gordon mengatakan disiplin dipahami sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan, seperti misalnya disiplin dalam kelas atau disiplin sebuah tim bola basket yang baik. 31 Pendapat Ing Wardiman Djojonegoro, disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkai 29 Tim Penyusunu Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoneisa, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm Muhammad Surya, Bina Keluarga (Semarang : CV. Aneka Ilmu, 2003), Cet. I, hlm Thomas Gordon, Menggajar Anak Berdisiplin diri, terjemahan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), cet. I, hlm,3

29 perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. 32 Sedangkan Elizabeth B. Hurlock menyatakan ; Discipline is thus society s way of teaching the child the moral behaviour approved by the group 33. (Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak perilaku moral yang disetujui kelompok). Dari beberapa penjelasan tersebut kita mengetahui bahwa disiplin adalah sikap patuh atau taat terhadap peraturan yang merupakan cerminan kualitas moral seseorang, Dalam Islam banyak mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan. Seperti Firman Allah dalam QS. Al- Ashr ayat 1-3 yang berbunyi: (#θè=ïϑtãuρ (#θãζtβ#u t Ï%!$# ωî) A ô äz Å s9 z ΣM}$# βî) Î óçyèø9$#uρ Î ö9 Á9$Î/ (#öθ ¹#uθs?uρÈd,ysø9$$Î/(#öθ ¹#uθs?uρÏM ysî= Á9$# Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran. (Al Ashr: 1-3) 34 Dalam ayat lain dijelaskan pula: t(...( t Οä3ΖÏΒ Í ö F{$# Í<'ρé&uρΑθß 9$##θãè ÏÛr&uρ!$##θãè ÏÛr&#þθãΨtΒ#u Ï%!$#$pκš r' tƒ " Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu...(an Nisa 59) 35 Tata tertib (khususnya di sekolah) ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa. Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang tegang, cemas, dqan 32 D. Soemarmo, Pedoman pelaksanaan Disiplin Nasional dan tata tertib sekolah, (Jakarta : CV. Mini Jaya Abadi, 1997), hlm Elizabeth B. Hurlock, Child development Sixth Edition, (Mc. Hill. Inc, 1978), hlm Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur an, Al Qur an dan Terjemahnya Juz 1-15, (Kudus: Mubarokatan Thoyyibah, 2003), hlm Ibid, hlm. 601

30 antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggung jawab, kurang menghargai otoritas, dan egosentris. Sementara disiplin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa bahagia, perasaan tenang, dan sikap bekerja sama. 36 Dalam penerapan pendidikan kedisiplinan, harus memperhatikan pula penanaman nilai moral untuk pembentukan kepribadian anak, yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan lingkungan. Dalam ungkapan Dorothy Law Nolte dapat kita simak sebagai berikut 37 : Anak Belajar dari Kehidupannya Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, Ia belajar menyesai diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri Jika anak dibesarkan dengan dorongan, Ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, Ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan, Ia belajar menemukan cinta. 36 H. Syamsul yusuf, dkk, Toeri kepribadian, (Bandung: remaja Rosdakarya, 2007), Hlm Ibid, Hlm.28

31 Mengajarkan kedisiplinan kepada buah hati memang bukan pekerjaan mudah. Diperlukan kerja keras dan kesabaran ekstra untuk membuatnya memahami makna kedisiplinan dan tanggung jawab. Menurut Susan Stiffelman, seorang terapis, taktik disiplin Anda harus berubah seiring dengan proses tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk mendisiplinkan sang buah hati sesuai tingkat usianya: 1) Balita Alih-alih menghukum atau memarahi anak setelah dia berbuat nakal, lebih baik cari tahu bagaimana cara menghindari hal-hal yang memicunya berlaku seperti itu. Anak yang lapar, lelah, atau terlalu distimulasi lebih mungkin bertingkah nakal. Jika dia melakukan sesuatu yang salah, jelaskan menggunakan kalimat singkat yang positif. Misalnya, ketika anak bertingkah nakal dengan menendang kucing peliharaan Anda, katakan padanya, ''Kitty senang dibelai lembut.'' Lantas jika anak bersikap manis, jangan lupa untuk memujinya dan memperlihatkan penghargaan Anda. 2) Anak-anak Manfaatkan pertemuan keluarga untuk menetapkan rutinitas rumah tangga, tugas-tugas, dan memberitahukan apa yang diharapkan dari masing-masing orang. Cari cara untuk memberikan tugas kepada anak, seperti memberi makan ikan, menyapu halaman, atau memilahmilah cucian, untuk membantu mereka membangun rasa tanggung jawab. Daripada menguliahi anak secara panjang lebar atau memberikan hukuman atas kelakukan buruknya, lebih baik pancing dia untuk melakukan sesuatu yang Anda hargai. Katakan secara tulus bagaimana perilaku tertentu yang ditunjukkannya membuat Anda tersentuh. Misalnya, ''Ibu senang melihat kamu pulang sekolah tepat waktu dan langsung mengerjakan PR. Terima kasih, Sayang.''

32 3) Menjelang remaja Ketika beranjak remaja, anak akan sering memprotes jika Anda memperlakukannya seperti anak kecil. Jika Anda mengharapkannya melakukan sesuatu, bicaralah dengan tegas dan penuh percaya diri. Jelaskan kepada anak mengapa dia perlu melakukan apa yang Anda minta jika dia bertanya. Dengarkan keluhannya jika dia marah, tetapi jangan tergoda untuk terlibat dalam debat dan negosiasi. 4) Remaja Mendisiplinkan anak remaja berarti membimbingnya menemukan apa yang benar dan tepat untuk dilakukan, selagi mereka membangun arahnya sendiri. Ajarkan anak untuk bersikap terbuka dengan meminta pendapat mereka tentang berbagai hal, dan dengarkan tanpa menyela atau pun menghakimi. Berbicaralah kepada mereka dengan sikap menghargai dan keinginan tulus agar dapat lebih mudah memahami sudut pandang mereka. 38 Pendidikan kedisiplinan sangat penting dan sangat erat kaitannya dalam pembentukan moral. Moralitas berasal dari kata sifat Latin morali mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang moralitas suatu perbuatan, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. 39 Dalam sebuah artikel Harian Kompas, disebutkan pendapat Mawardi Effendi di Padang, Minggu (2/5/2010), seusai menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional. Mawardi Efendi berpendapat bahwa "Pendidikan moral itu mutlak diperlukan. Satu hal yang bisa memberikan bekal itu adalah dengan mengenyam pendidikan, baik mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan moral 38 mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2010/04/28/7/ajarkan-disiplinsesuai-usia. (Diambil pada pukul WIB) 39 (Diambil pada pukul WIB)

33 merupakan prioritas utama karena tujuan pendidikan itu adalah untuk memanusiakan manusia dan menjadikannya manusia yang memiliki kepribadian utuh. Pendidikan tidak hanya memprioritaskan kemampuan kognitif (intelektual), tetapi juga afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Pendidikan itu idealnya tidak hanya mementingkan satu ranah intelektual saja, tetapi juga dari segi sikap dan keterampilannya. Dengan pemberian pendidikan moral tersebut, diharapkan dapat membentuk individu yang berkualitas sehingga bisa membangun bangsa ini. 40 Pelaksanaan pendidikan moral ini sangat penting, karena hampir seluruh masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia, kini sedang mengalami patologi social yang amat kronis. Bahkan sebagian besar pelajar dan masyarakat kita tercerabut dari peradaban eastenisasi (ketimuran) yang beradab, santun dan beragama. Akan tetapi hal ini kiranya tidak terlalu aneh dalam masyarakat dan lapisan social di Indonesia yang hedonis dan menelan peradaban barat tanpa seleksi yang matang. Di samping itu system pendidikan Indonesia lebih berorientasi pada pengisian kognisi yang eqivalen dengan peningkatan IQ (intelengence Quetiont) yang walaupun juga di dalamnya terintegrasi pendidikan EQ (Emotional Quetiont). Sedangkan warisan terbaik bangsa kita adalah tradisi spritualitas yang tinggi kemudian tergadai dan lebih banyak digemari oleh orang lain di luar negeri kita, yaitu SQ (Spiritual Quetiont). Oleh sebab itu, perlu kiranya dalam pengembangan pendidikan moral ini eksistensi SQ harus terintegrasi dalam target peningkatan IQ dan EQ siswa. 41 b. Pengertian Guru atau Pendidik Pengertian Guru adalah pendidik yang melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku ni (Diambil pada pukul WIB) 41 (Diambil pada pukul WIB) 42 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 3

34 Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam pandangan masyarakat, guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga di amsjid, di suaru/musholla, di rumah, dan sebagainya. Guru memang menenpati kedudukan yang terhormat di masyarakat, karena kewibawaannya sehingga masyarakat tidak meragujkan lagi figure guru lah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang ynag berkepribadian mulia. Oleh karena itu, di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. 43 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 44 Berikut ini adalah syarat-syarat menjadi guru 45 : 1) Memiliki Bakat sebagai Guru 2) Memiliki Keahlian sebagai Guru 3) Memiliki Kepribadian yang baik dan terintegrasi 4) Memiliki Mental yang Sehat 5) Memiliki pengalaman dan Pengetahuan yang Luas 6) Berbadan Sehat 7) Guru adalah Manusia Berjiwa Pancasila 8) Guru adalah Seorang Warga Negara Yang Baik. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru Kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri orang tersebut juga dari lingkungannya. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan mengajar dari seorang guru 46 : 43 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: IKAPI, 2005), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bymu Aksara, 2009), hlm D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, (Jakarta : CV Mini Jayay Abadi, 1997), hlm.32

35 1) Faktor dari dalam : faktor dari dalam diri manusia mendorong manusia untuk menerapkan disiplin, antara lain : a) Faktor Fisik, fisik yang kuat, segar dan sehat bagi seorang guru akan sangat mempengaruhi kedisiplinan gurtu di sekolahan. b) Faktor psikis : keinginan guru untuk melaksanakan tugas menjgajar dengan sebaik mungkin dan adanya kebutuhan untuk memenuhi cara agar tugas mengajarnya berhasil dengan baik akan mendorong gur untuk berdisiplin dalam melaksanakan tugasnya. c) Adanya inisiatif untuk selalu memperbaiki proses mengajar maka akan mendorong guru berdisiplin dalam mengerjakan apa-apa yang menyangkut tentang keberhasilan mengajar. 2) Faktor dari luar a) Siswa Sifat dan karakteristik siswa akan mempengaruhi kedisiplinan guru dalam mengajar. Siswa yang rajin dan dapat diajak untuk membangun interkasi yang baik antara guru dan siswa akan menjadi motivasi tersendiri bagi guru untuk selalu disiplin dalam mengajar. b) Rekan-rekan guru Jika ada seorang guru yang menjunjung tinggi kedisiplinan, akan menggugah rekan guru yang lain untuk ikut menegakkan kedisiplinan, begitu pula sebaliknya. c) Tata tertib Peraturan sekolah yang longgar, memungkinkan guru untuk bersikap santai. Akan tetapi, apabila kedisiplinan menjadi hal utama dalam peraturan sekolah tersebut, niscaya kedisiplinan guru maupun siswa pun akan terbentuk.

36 Dolet Unaradjan mengatakan bahwa disiplin merupakan salah satu indikasi kematangan pribadi seseorang. 47 Telah dijelaskan bahwa perilaku disiplin adalah perilaku yang taat dan patuh pada peraturan (Matindas : 1987). Artinya, jika seseorang berperilaku disiplin, maka ia akan mempertimbangkan tingkah laku yang sesuai dan patuh pada peraturan-petaturan, larangan-larangan ataupun pembatasan-pembatasan dari lingkungan yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. 48 Dalam proses belajar mengajar, juga sangat diperlukan pribadi guru yang matang. Indikasi kematangan pribadi guru tentunya dapat kita lihat dari kedisiplinan diri dari guru tersebut, dengan melaksanakan berbagai tugasnya dalam mendidik, di antaranya: a) Menyerahkan kebudayaan pada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. b) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan citacita dan dasar Negara kita Pancasila c) Sebagai perantara dalam belajar (mitra siswa dalam belajar) d) Pembimbing ke arah kedewasaan e) Penghubung antara sekolah dan masyarakat. f) Penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal tata tertib dapat berjalan apabila guru dapat menjalani dahulu. g) Sebagai administrator atau manajer seperti membuat buku kas, daftar induk, rapor, daftar kehadiran, dsb. h) Perencana kurikulum. i) Sebagai pemimpin dan pembimbing para siswanya dalam menghadapi dan memecahkan permasalahannya. 47 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin, (Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003), hlm Ibid, hlm. 45

37 j) Sebagai Sponsor dalam kegiatan anak-anak seperti kegiatan ekstrakurikuler atau membentuk kelompok belajar. 49 Seorang guru dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi apabila mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagi pendidik dan pengajar sebagaimana dipaparkan di atas. d. Indikator Persepsi Siswa Terhadap Kedisiplinan Guru Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama : 1.) Seleksi : proses penyaringan oleh alat indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2.) Interpretasi: proses pengorganisasian informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. 3.) Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Kita dapat menyimpulkan bahwa indikasi persepsi seseorang dapat kita lihat dari sikap atau reaksinya terhadap rangsangan yang datang padanya. Persepsi 49 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm

38 seorang siswa terhadap kedisiplinan gurunya dapat kita amati dari sikap atau reaksinya dalam pembelajaran di kelas. Di antaranya : a) Intensitas perhatiannya terhadap penjelasan guru b) Prosentasi dan ketepatan kehadiran siswa c) Kekatifan dalam proses belajar mengajar d) Respon terhadap ucapan dan perilaku guru dengan pemberian penghormatan atau pengacuhan terhadap guru. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dengan mengubah persepsinya. 50 Jika kita ingin mengubah tingkah laku atau sikap para siswa terhadap guru, kita harus mengubah persepsi siwa tersebut, tentu dengan terlebih dahulu melakukan perubahan pada guru sebagai objek atau sasaran persepsi tersebut. Dari Beberapa Penjelasan di atas dapat kita tarik simpulan indikator Persepsi Siswa terhadap kedisiplinan guru: (1) Ketaatan pada peraturan sekolah dan lingkungan pendidikan. (2) Ketaatan pada saat jam masuk dan jam pulang sekolah. (3) Ketaatan pada saat jam istirahat. (4) Ketaatan terhadap sistem sekolah. (5) Pemberian sanksi bagi yang melanggar. (6) Konsisten dengan peraturan 3. Minat Belajar a. Minat 1) Pengertian Minat H.G.Tarigan berpendapat, bahwa minat merupakan kecenderungan watak seseorang untuk berusaha terus menerus dalam 50 Oemar Hamalik, Psikologi Umum,hlm.447

39 mencapai suatu tujuan. 51 Sedangakn dalam buku pengantar filsafat pendidikan, Ahmada D.Marimba menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti dan dapat memenuhi kebutuhan kita. 52 Dalam bukunya, Drs.Syaiful Bahri Djamarah mengutip pendapat Whiterington, bahwa minat merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang/suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. 53 2) Fungsi Minat Fungsi minat sebagai pendorong seseoorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sardiman, bahwa fungsi minat adalah: a) Mendorong manusia untuk berbuat, penggerak atau motor yang melepaskan energi b) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan. 54 Minat berangkat karena adanya motivasi, motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Sehingga minat menjadi sumber motivasi yang pokok. Elizabeth B. Hurlock menyatakan interest are sources motivation which drive people to do that they want to do H.G. Tarigan, Membaca dalam Kehidupan, (Bandung: Angkasa, tanpa tahun), hlm Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma arif, 1989), hlm Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hlm Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2001), hlm Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (London: Mc. Grow Hill International Book Company, tanpa tahun), hlm.420

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu aspek dalam pembelajaran agama Islam di Madrasah Aliyah. Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah merupakan peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

DAFTAR PUSTAKA. Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 DAFTAR PUSTAKA A, Doni Koesoema, dan A. AriobimoNusantara, Pendidik Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2009 Rohani HM, Bimbingan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah. KORELASI ANTARA PEMAHAMAN SHOLAT DENGAN KESESUAIAN GERAKAN DAN BACAAN SHOLAT MAKTUBAH (STUDI PADA SISWA KELAS VII MTs NURUL MUSLIM MINDAHAN BATEALIT JEPARA TAHUN AJARAN 2010 2011) SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran al-qur an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al- Qur an Hadits yang telah

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam POLA ASUH ORANG TUA PEKERJA PABRIK DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN ANAK YANG SEKOLAH DI MTS MIFTAHUL HUDA DESA NGASEM KECAMATAN BATEALIT KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKIS DARI ORANG TUA DENGAN AKHLAK MENYIMPANG SISWA KELAS XI MAN TEMANGGUNG

STUDI KORELASI ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKIS DARI ORANG TUA DENGAN AKHLAK MENYIMPANG SISWA KELAS XI MAN TEMANGGUNG STUDI KORELASI ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKIS DARI ORANG TUA DENGAN AKHLAK MENYIMPANG SISWA KELAS XI MAN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DENGAN KETAATAN BERIBADAH SERTA AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PELAKSANAAN SHALAT DHUHA TERHADAP AKHLAK SISWA KEPADA GURU DI SMP ISLAM ASY-SYAFI`IYYAH JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH PELAKSANAAN SHALAT DHUHA TERHADAP AKHLAK SISWA KEPADA GURU DI SMP ISLAM ASY-SYAFI`IYYAH JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH PELAKSANAAN SHALAT DHUHA TERHADAP AKHLAK SISWA KEPADA GURU DI SMP ISLAM ASY-SYAFI`IYYAH JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT (Studi Pada Lembaga Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN PENDEKATAN PEMBUATAN CATATAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LOGARITMA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I MA NU LIMPUNG BATANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG

MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG (Studi Analisis Bimbingan dan Konseling Islam) SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS V DI SDN KALISARI 3 KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF AL-QUR AN SANTRI TPQ DARUSSALAM KELURAHAN KEMBANG ARUM KECAMATAN SEMARANG BARAT TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan, binaan dan dorongan serta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh: STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM AKSELERASI DENGAN SISWA PROGRAM OLIMPIADE MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.

Lebih terperinci

KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA KEDUNGPATANGEWU KEDUNGWUNI PEKALONGAN (Studi tentang Remaja yang Pernah Bekerja Sebagai Buruh Konfeksi di Jakarta) SKRIPSI

KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA KEDUNGPATANGEWU KEDUNGWUNI PEKALONGAN (Studi tentang Remaja yang Pernah Bekerja Sebagai Buruh Konfeksi di Jakarta) SKRIPSI KEBERAGAMAAN REMAJA DI DESA KEDUNGPATANGEWU KEDUNGWUNI PEKALONGAN (Studi tentang Remaja yang Pernah Bekerja Sebagai Buruh Konfeksi di Jakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki beberapa makna teoritis dan makna praktis, yaitu Pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT MENONTON SINETRON TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VIII DAN IX DI MTs SHOLIHIYYAH KALITENGAH MRANGGEN DEMAK

PENGARUH MINAT MENONTON SINETRON TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VIII DAN IX DI MTs SHOLIHIYYAH KALITENGAH MRANGGEN DEMAK PENGARUH MINAT MENONTON SINETRON TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA KELAS VIII DAN IX DI MTs SHOLIHIYYAH KALITENGAH MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010 PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010 Proposal Penelitian Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI MTs TARBIYATUL ISLAMIYAH KLAKAHKASIHAN GEMBONG PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2009

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2009 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PESERTA DIDIK KELAS VIII A MTS FATAHILLAH BERINGIN

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin dipandang sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM BOARDING SCHOOL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS IBADAH SISWA ( Studi Kasus di MTs Roudlotul Muttaqin Bandungrejo Mranggen Demak )

EFEKTIVITAS PROGRAM BOARDING SCHOOL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS IBADAH SISWA ( Studi Kasus di MTs Roudlotul Muttaqin Bandungrejo Mranggen Demak ) EFEKTIVITAS PROGRAM BOARDING SCHOOL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS IBADAH SISWA ( Studi Kasus di MTs Roudlotul Muttaqin Bandungrejo Mranggen Demak ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP ISLAM ASY-SYAFI IYAH PEKALONGAN BATEALIT JEPARA DALAM PEMBELAJARAN PAI MATERI MENINGKATKAN KEIMANAN TERHADAP KITAB-KITAB ALLAH DENGAN PENGGUNAAN METODE

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN MEMAKAI JILBAB DENGAN PERILAKU SOSIAL DALAM PERGAULAN DI SMP NEGERI 3 PEMALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN MEMAKAI JILBAB DENGAN PERILAKU SOSIAL DALAM PERGAULAN DI SMP NEGERI 3 PEMALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KESADARAN MEMAKAI JILBAB DENGAN PERILAKU SOSIAL DALAM PERGAULAN DI SMP NEGERI 3 PEMALANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 MADRASAH TSANAWIYAH RAUDLATUL MA ARIF JUWANA PATI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN ( STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT ROEMANI )

SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN ( STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT ROEMANI ) SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2005-2010 DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN ( STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT ROEMANI ) Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) IAIN

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN ( Kajian Tafsir Tahlili Surat al-hujurat Ayat 11 dan 12 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI

MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Kependidikan Islam Oleh: IIS APRIANI

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS E-KOMIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LIMIT FUNGSI PADA SISWA KELAS XI JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN GURU TPQ TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR PADA TPQ HIDAYATUL MUBTADI IN KALIWUNGU SELATAN KABUPATEN KENDAL SKRIPSI

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN GURU TPQ TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR PADA TPQ HIDAYATUL MUBTADI IN KALIWUNGU SELATAN KABUPATEN KENDAL SKRIPSI PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN GURU TPQ TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR PADA TPQ HIDAYATUL MUBTADI IN KALIWUNGU SELATAN KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 KALIWUNGU SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PASAL 220 AYAT 2 ( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan salah satu istilah yang sangat populer dalam dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses kegiatan dalam rangka perencanaan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtida iyah PENGARUH MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) DAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK SISWA DI MI NU 27 WONOSARI KEC. PATEBON KAB. KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SMP N 23 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA

PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PENGARUH PENGUASAAN MUFRODAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VII DI MTS ARROSYIDIN MADUSARI KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN PUTERI AL HIKMAH TUGUREJO-TUGU SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN PUTERI AL HIKMAH TUGUREJO-TUGU SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN PUTERI AL HIKMAH TUGUREJO-TUGU SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA

Skripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA PENERAPAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Langsa Tahun Pelajaran 2012/2013) Skripsi Diajukan Oleh : HILDA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN RANAH AFEKTIF PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 2 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012

PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN RANAH AFEKTIF PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 2 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012 PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN RANAH AFEKTIF PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 2 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012

FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012 FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

KORELASI SIKAP SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DENGAN AKHLAK SISWA DI M.Ts. IRSYADUTH THULLAB TEDUNAN KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2013/2014

KORELASI SIKAP SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DENGAN AKHLAK SISWA DI M.Ts. IRSYADUTH THULLAB TEDUNAN KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2013/2014 KORELASI SIKAP SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) DENGAN AKHLAK SISWA DI M.Ts. IRSYADUTH THULLAB TEDUNAN KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DI SMP N 2 WARUREJA TEGAL

DI SMP N 2 WARUREJA TEGAL UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI POKOK SIFAT-SIFAT TERPUJI KELAS VIIC MELALUI METODE JIGSAW LEARNING DI SMP N 2 WARUREJA TEGAL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Prodi Kependidikan

Lebih terperinci

POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Oleh LAILA FATKHIYATUL

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah

Lebih terperinci

INOVASI GURU DALAM PENGGUNAAN METODE DAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN PAI DI SD NASIMA SEMARANG

INOVASI GURU DALAM PENGGUNAAN METODE DAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN PAI DI SD NASIMA SEMARANG INOVASI GURU DALAM PENGGUNAAN METODE DAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN PAI DI SD NASIMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KORELASI DISIPLIN KELUARGA DENGAN BUDI PEKERTI SISWA MI MIFTAHUL HUDA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

STUDI KORELASI DISIPLIN KELUARGA DENGAN BUDI PEKERTI SISWA MI MIFTAHUL HUDA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 STUDI KORELASI DISIPLIN KELUARGA DENGAN BUDI PEKERTI SISWA MI MIFTAHUL HUDA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEOTORITERAN ORANG TUA DAN TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN MORAL AGAMA ANAK USIA DINI TPA PLUS EDUKIDZ 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEOTORITERAN ORANG TUA DAN TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN MORAL AGAMA ANAK USIA DINI TPA PLUS EDUKIDZ 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEOTORITERAN ORANG TUA DAN TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN MORAL AGAMA ANAK USIA DINI TPA PLUS EDUKIDZ 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh: TRI WULANDARI NPM : 20090720172 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SKI ANTARA PESERTA DIDIK YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) DI KELAS IV SEMESTER II MI TAMRINUTH THULLAB SOWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul Sebelum menguraikan tesis ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian judul dengan maksud menghindari kesalahpahaman pengertian. Tesis ini berjudul

Lebih terperinci