BAB I PENDAHULUAN. 1 Buku Putih Sanitasi adalah buku yang berisi hasil pemetaan mengenai
|
|
- Ida Harjanti Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya menyejahterakan masyarakat, Pemerintah Indonesia telah membuat banyak program yang dipromosikan melalui kampanye sosial. Hal serupa dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung mencanangkan berbagai program, salah satunya adalah program yang berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Program ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk melakukan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat, contohnya melalui Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dan lain-lain ( diakses pada tanggal 17 November 2014, pukul WIB). Selain itu, ada gagasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan yaitu untuk menyatukan dua program yakni Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Caranya dengan mengimplementasikan PPSP melalui pilar-pilar STBM. Dua kota telah dipilih sebagai lokasi proyek percontohan tersebut yakni di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh (Kelurahan Pusong dan Kelurahan Tumpok Teungoh) dan Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat (Kelurahan Cipageran & Kelurahan Citeureup) ( pada 16 Desember 2014, pukul WIB). Oleh karena itu, pada penjelasan selanjutnya, peneliti turut menggunakan Buku Putih Sanitasi 1 Kota Cimahi sebagai salah satu referensi. 1 Buku Putih Sanitasi adalah buku yang berisi hasil pemetaan mengenai kondisi sanitasi suatu kabupaten / kota pada waktu tertentu. Pemetaan kondisi sanitasi tersebut diperoleh berdasarkan hasil dari serangkaian studi yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kabupaten / Kota yang bersangkutan dan menjadi Baseline bagi perumusan strategi pembangunan sanitasi skala kabupaten / kota untuk lima tahun kedepan.. 1
2 Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal 9 menjelaskan bahwa setiap orang wajib mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ( diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul WIB). Namun, sayangnya kesadaran masyarakat untuk turut menjaga dan bertanggung jawab akan kebersihan dan kesehatan belum sepenuhnya terjadi, terutama pada sektor sanitasi. Sanitasi merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan hidup sehari-hari dan berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Di Indonesia sendiri, sanitasi belum menjadi prioritas pembangunan. Hal ini terlihat dari rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan sanitasi bagi masyarakat. Tantangan terbesar pada isu sanitasi adalah masih banyak masyarakat yang tidak menyadari jika kebiasaan bersanitasinya itu salah. Hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam mengelola sanitasi, kurangnya koordinasi antara pihak yang berkepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah, dan kurangnya minat dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi. Dalam Buku Putih Sanitasi Kota Cimahi (2012), disebutkan bahwa di ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-6, yaitu tepat berada dibawah Vietnam dan diatas Myanmar dalam urusan kondisi sanitasi. Padahal, kondisi sanitasi suatu wilayah menjadi salah satu indikator kualitas kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Buku Putih Sanitasi Kota Cimahi (2012) juga menerangkan bahwa pada tingkat nasional akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana sanitasi masih rendah, dimana 70 juta penduduk masih melakukan praktek buang air besar sembarangan (BABS), 92% Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah masih bersifat open dumping, ton tinja dan m3 urine terbuang setiap harinya ke badan air, tanah, danau dan pantai. Situasi demikian menyebabkan tingginya tingkat pencemaran dan meningkatkan dampak resiko kesehatan bagi masyarakat. Karena sanitasi merupakan hal yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari, maka banyak sektor-sektor lainnya yang terkena imbas dari 2
3 buruknya sanitasi. Sebagai contoh dampak langsung dari sanitasi yang buruk adalah keadaan kesehatan masyarakat. Di Indonesia, diare merupakan penyebab kedua terbesar kematian balita. Menurut Agung Laksana, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat menyebutkan bahwa sebanyak 1,4 juta anak menderita diare setiap tahunnya dengan kerugian yang terjadi pada sektor kesehatan yaitu sebesar Rp 29 triliun ( diakses pada 4 November 2014, pukul WIB). Buku Putih Sanitasi Kota Bandung (2010) menerangkan bahwa berdasarkan catatan medis di puskesmas dan rumah sakit, penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) selalu menempati peringkat tertinggi disusul diare untuk tingkat kejadian (prevalensi) penyakit, terutama pada kelompok umur balita. Keduanya merupakan jenis penyakit akibat saniasi buruk. Angka penyakit pada kelompok umur balita mempunyai arti penting karena balita belum mempunyai kekebalan tubuh yang sempurna sehingga rawan terkena penyakit dan balita mempunyai ketergantungan terhadap kelompok orang dewasa dalam upaya melakukan pencegahan dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu tingginya angka penyakit ISPA dan diare pada kelompok umur 0-5 tahun menunjukkan kondisi sanitasi yang buruk di lingkungan tempat tinggalnya. Selain dari sisi kesehatan, sanitasi buruk juga berdampak pada pariwisata suatu daerah. Hal ini dilaporkan oleh Studi Economic of Sanitation Intervention atau ESI yang menyatakan bahwa presentase terbesar (hampir 50%) sekaligus alasan utama wisatawan tidak ingin kembali adalah karena fasilitas sanitasi yang tidak memadai 2. Kerugian yang ditimbulkan akibat buruknya sanitasi terhadap pariwisata mencapai Rp 1,4 triliun (World Bank : 2011). Sebagaimana dimaklumi, pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat menguntungkan 2 Economic Assessment of Sanitation Interventions in Indonesia, A sixcountry study conducted in Cambodia, China, Indonesia, Lao PDR, the Philippines and Vietnam under the Economics of Sanitation Initiative Phase 2 (ESI-2), The Water and Sanitation Program of the World Bank, November
4 bagi suatu daerah dan penduduknya. Oleh karena itu sangat disayangkan apabila sanitasi di suatu tempat wisata merupakan alasan utama bagi para wisatawan enggan kembali atau tidak merekomendasikannya kepada pihak lain sebagai tujuan wisata. Grafik 1. 1 Efek Sanitasi Terhadap Pariwisata dan Bisnis Tidak ada keperluan Biaya Tidak aman Sanitasi Bisnis Turis 0% 10% 20% 30% 40% 50% Sumber : Studi ESI 2 Water and Sanitation Program World Bank Dampak yang lebih besar lagi yaitu pada perekonomian negara. Setiap tahunnya, Indonesia mengalami kerugian sebanyak Rp. 56 triliun dengan biaya kesehatan per tahun mencapai Rp per orang akibat sanitasi yang buruk (health.detik.com, diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul WIB). Pemerintah Indonesia berusaha memperbaiki keadaan ini dengan melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat. Program ini dimaksudkan untuk menjadikan pembangunan sanitasi sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan di daerah. Program ini dijalankan dengan mengerahkan berbagai sumber daya, yaitu dari masyarakat, swasta, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat agar pembangunan sanitasi permukiman dilakukan lebih tepat sasaran. Program PPSP diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional yang merupakan lembaga lintas sektor terdiri dari 8 kementerian, yaitu BAPPENAS, 4
5 Kementerian PU, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Perindustrian. Demikian pula di tingkat provinsi dan kota atau kabupaten dibentuk Pokja AMPL Provinsi dan Pokja AMPL Kota atau Kabupaten. Ada 6 tahapan PPSP yang harus dijalankan oleh Pokja AMPL. Advokasi dan kampanye merupakan langkah pertama dari pelaksanaan Program PPSP. Caranya adalah dengan melakukan berbagai pendekatan kepada para pemangku kepentingan guna membangun kesadaran bahwa Sanitasi adalah urusan bersama seluruh pihak. Advokasi dan kampanye sanitasi dilakukan secara serempak baik pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten / kota yang dilakukan oleh Pokja AMPL. Demikian pula Pokja AMPL Kota Bandung sebagai pelaksana Program PPSP di Kota Bandung menjalankan kegiatan serupa. Advokasi dan kampanye yang dilakukan oleh Pokja AMPL dimaksudkan untuk mensosialisasikan sanitasi yang baik dan benar dengan sasaran yaitu meningkatnya kepedulian para pemangku kepentingan terhadap layanan sanitasi pemukiman. Dalam melakukan advokasi dan kampanye, diperlukan strategi komunikasi yang tepat agar penyampaian pesan kepada pihak yang dituju berjalan efektif dan mendapat umpan balik yang positif. Dalam merumuskan strategi komunikasi, diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak (Arifin, 1984 : 59). Tahapan proses PPSP kedua adalah Pengembangan Kelembagaan dan Peraturan. Sedangkan yang ketiga adalah Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang didahului oleh penyusunan Buku Putih Sanitasi. Guna menyusun Buku Putih Sanitasi dan SSK, Pokja AMPL kabupaten/ kota melakukan berbagai studi yang terdiri dari studi untuk mengumpulkan data primer, yaitu: 5
6 1) Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/ EHRA); 2) Studi komunikasi dan pemetaan media, 3) Studi penyedia layanan sanitasi (Sanitation Supply Assessment/ SSA); dan 4) Studi pemberdayaan masyarakat, gender, dan kemiskinan. Studi lainnya adalah melalui pengumpulan data sekunder yang berasal dari laporan-laporan atau dokumen pendukung lainnya, yaitu studi kelembagaan dan studi keuangan. Setelah data didapatkan, maka Pokja AMPL melakukan analisa dan pengkajian guna memetakan kondisi sanitasi Kota Bandung. Hasil pemetaan tersebut disajikan dalam Buku Putih Sanitasi (Sanitation White Book). Dinamakan Buku Putih Sanitasi adalah untuk memberikan makna bahwa substansi di dalamnya merupakan fakta yang menunjukkan kondisi sanitasi apa adanya. Buku putih sanitasi inilah yang menjadi bahan dasar (baseline) dalam menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK). Buku Putih Sanitasi merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena menyediakan data dasar yang esensial dan komprehensif mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi kota. Setelah menyusun Buku Putih Sanitasi dan SSK, Pokja AMPL Kota Bandung kemudian menyusun Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Dijelaskan dalam dokumen MPSS, bahwa MPSS itu merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK). Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) juga merupakan terminal program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi kota yang dilaksanakan untuk pemerintah kota, provinsi, pusat, dan masyarakat setempat dalam kurun waktu lima tahun yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber yaitu APBN, APBD Provinsi, APBD kota, PD Kebersihan, PDAM, hibah/hutang, swasta, dan masyarakat. 6
7 Pendanaan untuk program PPSP sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu untuk kegiatan non fisik dan kegiatan fisik. Pada kegiatan non fisik, pemerintah bertanggung jawab dalam menyediakan informasi mengenai kebersihan dan risiko kesehatan terkait sanitasi. Sedangkan kegiatan fisik, yaitu pemerintah menyediakan sarana pembangunan sanitasi secara fisik bagi publik. Sebagai obyek penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih penyelenggraan program PPSP di Kota Bandung dengan alasan sebagai berikut: 1) Kota Bandung merupakan salah satu dari empat kota pertama (Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor dan Kota Cirebon) yang menjadi peserta PPSP di Indonesia sejak tahun Dengan demikian Pokja AMPL Kota Bandung telah melewati fase yang lengkap selama 5 tahun periode pelaksanaan PPSP sebagaimana dituangkan dalam SSK Kota Bandung. Advokasi dan kampanye pada program PPSP di Kota Bandung periode pertama yang telah berjalan sejak tahun 2010 hingga 2014 memerlukan evaluasi secara sistematis dan menyeluruh. Evaluasi ini diperlukan untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil yang telah diperoleh. 2) Pokja AMPL Kota Bandung saat ini sedang mempersiapkan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan SSK periode kedua ( ). Salah satu input startegis yang diperlukan untuk bahan perbaikan adalah hasil evaluasi pelaksanaan PPSP, khusunya strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada periode sebelumnya. 3) Kota Bandung saat ini dengan semboyan Bandung Juara sedang menggalakan berbagai program yang mendukung pelestarian lingkungan seperti membangun taman tematik, Bandung bebas asap rokok ( diakses pada 12 Januari 2015, pukul WIB), membentuk detektif lingkungan ( diakses pada 12 Januari 2015, pukul WIB), membuat Gerakan Pungut Sampah yang dilaksanakan 7
8 pada hari Senin, Rabu, dan Jumat ( diakses pada 12 Januari 2015, pukul WIB), dan lain-lain. Setiap program tersebut menuntut perhatian dan partisipasi para pemangku kepentingan di Kota Bandung sehingga dipastikan mengimplementasikan strategi komunikasi advokasi dan kampanye. Hasil evaluasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada program PPSP Periode 1 dapat dimanfaatkan untuk merumuskan strategi yang sama pada program-program tersebut. 4) Dalam hal pengelolaan air limbah domestik, Kota Bandung merupakan satu dari sedikit kota di Indonesia yang memiliki sistem pengolahan limbah domestik yang lengkap, yaitu sistem pengolahan terpusat (off-site sewerage system) dan sistem pengolahan setempat (on-site system) dengan tangki septik di setiap halaman rumah penduduk. Tapi pada sisi lain ada fakta masih banyaknya masyarakat yang secara tidak sadar melakukan praktek BABS (open defecation), yaitu dengan menyalurkan pipa buangan toilet langsung ke sungai Cikapundung dan sungai-sungai lainnya. 5) Kota Bandung juga sering kali dihadapkan dengan permasalahan sampah yang menumpuk di tempat penampungan sementara (TPS). Hal ini menujukkan belum efektifnya peran masyarakat dalam mengurangi volume sampah yang dibuang melalui program 3R (Reduce, Reuse & Recycle). 6) Rendahnya kesadaran dan peran masyarakat dalam mengelola sampah juga berakibat pada seringnya kejadian banjir pada saat hujan lebat akibat penyumbatan saluran drainase oleh sampah yang dibuang sembarangan. 7) Penulis yang merupakan warga Kota Bandung bermaksud memberikan kontribusi pemikiran bagi peningkatan efektivitas program perbaikan lingkungan, khususnya dalam mengevaluasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada program PPSP yang ditangani oleh Pokja AMPL Kota Bandung. 8
9 Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Dalam Advokasi dan Kampanye Sanitasi (Studi Evaluatif Pada Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Oleh Pokja AMPL Kota Bandung). 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menetapkan fokus penelitian, yaitu : bagaimana efektivitas implementasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kota Bandung. Dalam penelitian ini, masalah yang ingin diangkat oleh peneliti adalah : 1. Bagaimana implementasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kota Bandung pada periode tahun ? 2. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh Pokja AMPL Kota Bandung dalam mengimplementasikan strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP periode tahun ? 3. Bagaimana efektivitas strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP di Kota Bandung ditinjau dari alokasi anggaran pendanaan dan kepedulian masyarakat dalam bentuk peningkatan cakupan pelayanan sanitasi selama periode tahun ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, yakni : 1. Untuk memahami strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP di Kota Bandung 2. Untuk mengatahui hambatan dari pelaksanaan strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP di Kota Bandung 3. Untuk mengetahui efektivitas implementasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada Program PPSP di Kota Bandung ditinjau dari alokasi anggaran pendanaan dan kepedulian 9
10 masyarakat dalam bentuk peningkatan cakupan pelayanan sanitasi 1.4 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis (Keilmuan) Manfaat secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan serta menjadi referensi dalam penelitian ilmu komunikasi selanjutnya. Terutama mengenai pemahaman strategi komunikasi dan aplikasinya pada pembangunan sektor sanitasi dan lingkungan Aspek Praktis Manfaat praktis bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk memperdalam ilmu komunikasi, menambah pengetahuan baru mengenai strategi komunikasi pada kegiatan sosial, dan menambah pengetahuan baru mengenai sanitasi. Sedangkan bagi Pokja AMPL Kota Bandung, penelitian ini bermanfaat sebagai kontribusi pikiran mengenai efektivitas strategi komunikasi untuk merumuskan strategi yang sama pada periode berikutnya. Hal ini diharapkan dapat memaksimalkan efek kegiatan kampanye guna meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan bagi pembangunan sanitasi serta menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya sanitasi. Manfaat bagi pembangunan sanitasi secara umum, penelitian ini meningkatkan efek advokasi dan kampanye di lingkungan akademik bahwa sanitasi merupakan urusan kita bersama 1.5 Tahapan Penelitian Penelitian ini akan meneliti bagaimana strategi komunikasi dalam advokasi dan kampanye program PPSP yang dilakukan oleh Pokja AMPL Kota Bandung pada periode pertama, sehingga akan didapatkan apa saja kelebihan dan kekurangan dari strategi komunikasi tersebut, yang pada akhirnya akan memberikan rekomendasi kepada Pokja AMPL dalam 10
11 melakukan advokasi dan kampanye program PPSP pada periode selanjutnya. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan menentukan topik yang akan dibahas dan diteliti. Peneliti juga memperdalam pengetahuan mengenai topik yang akan diteliti melalui berbagai sumber seperti website resmi PPSP, berita pada media online, Dinas Kesehatan Kota Bandung, fasilitator program PPSP, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan program PPSP. 2. Proses Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengkaji fenomena yang disajikan secara deskriptif, bukan berupa data statistik sebagaimana yang didapat dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2012 : 56). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi evaluatif guna mengkaji keberhasilan suatu program. Penelitian evaluatif ingin melihat hubungan dan juga efektivitas pencapaian tujuan suatu program yang diteliti. Peneliti ingin mengevaluasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye pada program PPSP di Kota Bandung (periode pertama) yang telah berjalan selama lima tahun sejak tahun Data yang terkumpul merupakan hasil dari proses penelitian melalui metode wawancara semistruktur yang dilakukan kepada Pokja AMPL Kota Bandung, observasi non-partisipan, dan dokumentasi yang didapat selama melakukan proses penelitian untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis data. Pada metode wawancara semistruktur, pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaanpertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan (Kriyantono, 2012 : 101). 11
12 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bandung dengan mengevaluasi strategi komunikasi advokasi dan kampanye sosial oleh Pokja AMPL Kota Bandung serta melakukan penelitian di tiga kelurahan yang ada Kota Bandung, yaitu Kelurahan Tamansari, Kelurahan Cipadung, dan Kelurahan Kujangsari Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret Selama periode tersebut, peneliti akan mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan hingga menjadi sebuah laporan penelitian. 12
PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinciPOKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013
CATATAN KEGIATAN PERTEMUAN POKJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PPSP TAHUN ANGGARAN 2013 Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan : Kick off Meeting PPSP : Aula Wiratanubaya, Bappeda Kab. Tasikmalaya Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK
Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciRangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1
BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan
STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN
DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,
Lebih terperincib. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran
Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Strategi percepatan pembangunan sanitasi berfungsi untuk mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat
Lebih terperinciKERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015
KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1
1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah
Lebih terperinciTabel Deskripsi Program / Kegiatan
Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)
4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap
Lebih terperinciTersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017
Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 30% penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), baik langsung maupun tidak langsung 18,1% diantaranya di perkotaan. Genangan di permukiman dan
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinciDESKRIPSI PROGRAM UTAMA
DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,
Lebih terperinciPEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO
PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO Bertempat di Ruang Puri Manggala Bakti Kantor Pemerintah Kota Probolinggo pada hari Selasa, 30 Nopember 2010 telah diselenggarakan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciMemorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik
Lebih terperinciRingkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016
Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA
1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada
Lebih terperinciKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP- STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP- STBM Disampaikan oleh : F. Eko Saputro, SKM, M.Kes - Ketua PIU AE Pada Kick Off PPSP tahun 2015 10-11 Maret 2015, Bappenas Jakarta ROADMAP PPSP 2015-2019 TAHAPAN
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI
DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang 1-1
Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi
Lebih terperinciBAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi
BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan
Lebih terperinciL-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1
L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana
Lebih terperinci1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi
Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN
BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Tahun
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kota Bontang Tahun 0 05. Program dan kegiatan ini disusun sesuai dengan strategi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Aceh Singkil merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG
BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan
Lebih terperinciBAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
BUKU TIH SANITASI KABUPATEN NATUNA 2014 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Lebih terperinciA. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya
Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu
Lebih terperinciKOTA TANGERANG SELATAN
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciSTARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Pasaman ( Refisi 2012 )
Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah. Disamping itu isu strategis memiliki positioning
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah
BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN 4.1 Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian 4.1.1 Air limbah 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA
WALIKOTA PALANGKA RAYA KEPUTUSAN WALIKOTA PALANGKA RAYA NOMOR 268 Tahun 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan bidang sanitasi di Kabupaten Pati telah dilakukan oleh SKPD sesuai dengan tupoksinya dan stakeholder terkait melalui serangkaian program dan kegiatan dalam
Lebih terperinciPPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak
Lebih terperinci2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal
Lampiran 5 Diskripsi Program Utama A. Komponen Air Limbah Domestik 1. Program Penyusunan Outline Plan Air Limbah Kota sabang belum memiliki Qanun atau Peraturan Walikota; mengenai pengelolaan air limbah,
Lebih terperinciI Pendahuluan
1.1. Pendahuluan Secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat
Lebih terperinci