BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Selain sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sektor pertanian juga berperan sebagai penyumbang devisa negara serta sebagai penyedia kebutuhan pangan dalam negeri. Produk pertanian mempunyai peranan penting bagi masyarakat. Salah satunya adalah sebagai bahan baku dalam kegiatan industri, baik industri besar, industri menengah, industri kecil maupun industri rumah tangga. Pada umumnya, masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan merupakan masyarakat petani, artinya pertanian menjadi sektor mata pencaharian hidup utama.pertanian itu pun masih dilakukan secara tradisional. Adapun bidang-bidang lainnya seperti pedagang, pengrajin gula merah yaitu industri kecil rumahan yang pada umumnya dilakukan hampir oleh setiap keluarga, dan jasa masih kurang mendapat perhatian. Seperti yang mereka kerjakan setiap harinya yang berprofesi sebagai pembuat gula merah. Masyarakat desa memandang hidup secara sederhana, dan tidak diliputi oleh bermacam-macam pikiran yang menyulitkan. Mereka lebih memilih hidup sederhana dan menyerah terhadap keadaan sehingga kehidupan terlihat apa adanya. 1

2 2 Dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam lingkungan desa masyarakat mengandalkan sumber daya alam yang tersedia seperti bertani, berkerbun dan bahkan menjadi pengrajin atau pembuat gula merah yang pada umumnya dilakukan juga oleh para petani sebagai pekerjaan sampingan. Dalam pembuatan gula di desa biasanya menggunakan cara-cara pembuatan yang masih sederhana atau tradisional. Industri pembuat gula merah di desa Sekarmayang yang terletak di Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap dapat membantu perekonomian masyarakat yang mayoritas sudah berprofesi sebagai pembuat gula merah. Kegiatan tersebut sudah lama dilakukan oleh penduduk desa Sekarmayang, bahkan sudah ada yang berpuluh-puluh tahun melakukan kegiatan menjadi pembuat gula merah.gula merah selain untuk dikonsumsi sendiri juga dijual.nilai ekonomis yang tinggi menjadi salah satu faktor banyaknya orangorang membuat gula merah, sehingga menjadi budaya turun temurun, pembuat gula merah sudah berlangsung dari dulu hingga sekarang. Sebagai barang konsumsi, gula mempunyai peranan penting dalam sistem pangan manusia, selain sebagai penyedia rasa manis, gula menjadi pemasok kalori yang cukup penting. Penyedia kalori paling besar untuk tubuh sebenarnya adalah beras dan makanan tepung lain. Dalam kehidupan sehari-hari kehadiran pemanis sangat penting. Banyak sekali jenis bahan pangan dan minuman yang harus diberi tambahan pemanis karena jika tidak, maka makanan dan minuman tersebut akan terasa hambar dan tidak nikmat lagi untuk disantap. Penggunaannya dalam

3 3 kehidupan sehari-hari telah menyebabkan komoditas ini memperoleh kedudukan yang baik, selain itu juga telah menjadi salah satu bahan kebutuhan pokok di Indonesia. Dapat dipastikan tingkat kebutuhan pemanis di negara akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dan semakin berkembangnya bidang industri pangan. Semakin meningkatnya permintaan gula seiring lajunya pertumbuhan penduduk, maka terdapat sebagian masyarakat yang membuat gula sendiri di rumah untuk kebutuhannya sehari-hari dan sebagiannya dapat dijual salah satunya adalah gula merah. Ada sebagian masyarakat yang menjadikan pembuatan gula merah ini sebagai suatu kegiatan usaha sehari-hari mereka atau sebagai mata pencaharian mereka. Di desa Sekarmayang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, banyak sekali tanaman kelapa sehingga masyarakat di sana banyak yang mengolahnya sendiri menjadi gula merah karena bahan dasar dari pembuatan gula merah itu sendiri adalah terbuat dari air badheg. Banyak perubahan yang terjadi setelah mereka beralih profesi dari sebagai petani dan kemudian berpindah menjadi pembuat gula merah. Menurut penduduk desa Sekarmayang berprofesi sebagai pembuat gula merah memang sangat menguntungkan. Pendapatan memang di atas rata-rata dibandingkan dengan para petani biasa. Dengan keuntungan yang mereka peroleh sangat besar, teryata menjadikan penduduk desa Sekarmayang sedikit banyak perubahan kehidupan sosial ekonomi mereka. Dari yang dulunya mereka hidup sederhana sekarang mereka berubah menjadi pola yang

4 4 konsumtif tetapi tetap terkontrol dan dari ekonomi yang lemah menjadi ekonomi yang tinggi atau mapan. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis akan akan melakukan penelitian dengan judul penelitiannya, yaitu Kehidupan Sosial Budaya Pembuat Gula Merah di Desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Tahun B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Sejarah desa Sekarmayang dan kondisi desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 2. Perkembangan pembuatan gula merah di desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 3. Kehidupan sosial budaya pembuat gula masyarakat di Desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap sebagai berikut: 1. Sejarah desa dan kondisi desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap. 2. Perkembangan pembuatan gula merah di desa Sekarmayang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap.

5 5 3. Kehidupan sosial budaya pembuat gula masyarakat di Desa Sekarmayang Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian yang akan datang dan bahan kajian lebih lanjut. b. Memberikan bekal kepada pembuat gula merah agar dapat memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan bekal pengetahuan pada masyarakat tentang gagasan kehidupan sosial budaya pembuat gula merah, sehingga dapat bermanfaat untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. b. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi para pembuat gula merah dalam meningkatkan dan mengembangkan home industry. c. Sebagai masukan pada para pedagang agar mengupayakan alat transportasi dan komunikasi yang lebih baik agar pemasaran gula merah ke konsumen dapat lebih lancar. E. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kehidupan sosial budaya pembuat gula merah teryata baru pertama kali dilakukan, namun penelitian yang berkaitan dengan kehidupan sosial budaya sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu

6 6 antara lain, dalam penelitian Mulyana (2002) yang berjudul Penyesuaian Nilai Sosial Budaya di Desa Pandansari, Kec. Kejobong, Kab. Purbalingga. Pada penelitian ini menjelaskan tentang sosial budaya dari kisah Nyi Pandansari dan Ki Kramat, yang dapat memberi contoh kepada masyarakat sekarang bagaimana cara bergaul dengan sesama, agar tidak memperlihatkan kesombongan, dengan melestarikan kebudayaan yang sudah ada seperti nanggap wayang. Banyak bukti sejarah atau petilasan dari Nyi Pandansari yang terletak di desa Pandansari, kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga diantaranya makam Nyi Pandansari, Makam Nyi Gendhuk Wasiyah, Makam Ki Kramat, Makam Nyi Rr Juminten, Makam Ki Kebo Kuning, Sumur Mas, Sebuah lingga tinggi 55 cm, keliling lingkar 57 cm. Dalam penelitian Winarno (2003) yang berjudul Pendapat Kepala Keluarga Tentang Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Dalam Pembangunan Sosial Budaya di Desa Karangsalam Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.Dalam penelitian ini menjelaskan tentang membangun sosial budaya di desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas. Kepala Desa di desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas telah berhasil membangun sosial budaya di desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, dan hambatan-hambatan pelaksanaan tugas Kepala Desa di desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas dapat diatasi dengan dilandasi rasa ikhlas dalam melaksanakan tugas tugas yang diembaninya.

7 7 Perbedaan dari penelitian Mulyana (2002) yang berjudul Penyesuaian Nilai Sosial Budaya di Desa Pandansari, Kec. Kejobong, Kab. Purbalingga adalah penelitian yang meneliti tentang kehidupan sosial dari seorang tokoh masyarakat di desa Pandansari sedangkan, penelitian Winarno (2003) yang berjudul Pendapat Kepala Keluarga Tentang Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Dalam Pembangunan Sosial Budaya di Desa Karangsalam Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas adalah penelitian yang meneliti tentang membangun sosial budaya dan hambatan-hambatan pelaksanaan tugas kepala desa. Dalam penelitian diatas menyimpulkan bahwa sosial budaya dalam masyarakat sangat berperan penting dalam perubahan nilai sosial budaya sebab dengan adanya kajian-kajian sosial budaya dapat memberi contoh pada masyarakat tentang cara bergaul dengan sesama, melestarikan kebudayaan, dan akan berdampak pada perubahan sosial. F. Landasan Teori dan Pendekatan 1. Landasan Teori Kehidupan sehari-hari kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia, Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua

8 8 bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal (Soejono, 1989:158). Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar diberbagai penjuru dunia (Warsito, 2012:51). Ketujuh unsure kebudayaan tersebut adalah : 1. Sistem bahasa, 2. Sistem pengetahuan, 3. Sistem sosial, 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi, 5. Sistem mata pencaharian hidup, 6. Sistem religi, 7. Sistem kesenin (Warsito, 2012:71) a. Sistem Bahasa Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia (Warsito, 2012:73)

9 9 b. Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri-ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya (Warsito, 2012:75) c. Sistem Sosial Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah

10 10 kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya (Warsito, 2012:72) d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akanselalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik (Warsito, 2012:71) e. Sistem Mata Pencaharian Hidup Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana caramata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya (Warsito, 2012:72). Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Di Indonesia terdapat berbagai macam mata pencaharian untuk mensejahterakan penduduk di Indonesia.

11 11 Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di luar mata pencaharian pokok. Mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Industri menurut Hartanto (1987) adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang meningkatkan nilai guna dari bahan atau barang dengan mengarahkan suatu teknologi dan ketrampilan fisik maupun sumber alam yang ada. Pengembangan merupakan sutu jalur kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu (Arsyad, 1992) Industri sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk

12 12 termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri kecil adalah jenis usaha mikro dengan modal dasar dibawah 500 juta, dengan menggunakan peralatan yang sederhana untuk proses produksinya (Peraturan Presiden No 28 Tahun 2008) Ada dua industri kecil yang ada di Indonesia. Pertama, industri kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Biro Pusat statistik (BPS), usaha kecil identik dengan usaha kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang, (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang, (3) industri menengah dengan pekerja orang, (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999). Usaha kecil meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah usaha yang belum terdaftar, dan belum berbadan hukum. Usaha kecil informal meliputi petani, penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Semntara usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana

13 13 yang telah digunakan turun temurun, atau berkaitan dengan seni dan budaya (Sutrisno, 2002:47-48) Istilah industri biasanya menimbulkan gambaran dalam pikiran akan adanya pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi dengan menggunakan alat-alat seperti mesin-mesin dan lain-lain, yang dilayani karyawan dengan kecakapan tertentu (Swasta dan sukotjo 2001:10). Adapun ciri-ciri industri kecil yaitu: (1) Modal yang ada kecil, (2) Alat-alat dan cara-cara ymasih sederhana, (3) Dilakukan di rumah (perusahaan kecil), (4) Umumnya merupakan tambahan mata pencaharian disamping usaha agraris, (5) Pengetahuan khusus tidak banyak, (6) Membuat barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari. Kebudayaan yang terdapat pada masyarakat desa masih tergolong masuk dalam kategori yang belum maju dan masih sederhana. Kebanyakan orang menganggap bahwa masyarakat desa khususnya masyarakat petani masih dianggap secara umum yang mana mereka dianggap seragam atau sama antara masyarakat petaniyang satu dengan yang lain. Kenyataannya malah berbanding terbalik dimana masing-masing petani memiliki ciri yang berbeda misalnya saja pada tingkat perkembangan masyarakatnya, jenis tanaman yang ditanam, teknologi atau alat-alat pertanian yang mereka pergunakan, sistem pertanian yang mereka pakai, dan juga topografi atau bentuk kondisi fisik geografisnya. Masyarakat petani

14 14 bisa dibagi menjadi dua yaitu antara masyarakat petani tradisonal dan petani modern, yang membedakan antara keduanya adalah bagi kelompok petani yang pertama mereka masih tergantung dan ditentukan oleh alam karena masih rendahnya teknologi dan pengetahuan mereka, produksi yang mereka hasilkan hanya untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menghidupi keluarganya, dan tidak mengejar keuntungan sedangkan kelompok petani yang ke dua mereka lebih mengutamakan mendapatkan keuntungan, mereka juga menggunakan teknologi dan sistem pengelolaan yang modern dan menanam tanaman yang laku di pasaran. Pertanian merupakan suatu usah apengolahan tanah, pengelolaan air, pemupukan terhadap suatu komoditas tanaman tertentu guna memperoleh hasil yang dapat dinikmati oleh manusia baik secara langsung maupun melalui tahap pengolahan. Komoditas yang dihasilkan dapat berupa tanaman pangan maupun tanaman perkebunan. Oleh karena, terdapat spesies tanaman yang menjadi komoditas pangan dunia seperti padi, gandum, jagung, tebu, kentang, kedelai,kacang tanah, pisang dankelapa dan lain-lain. Maka keberlanjutan pertanian menjadiisu penting bagi pemenuhan kebutuhan primermanusia (Jurnal pertanian ilmu-ilmu pertanian diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang

15 15 Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta volume 6, nomor 2, desember 2010) f. Sistem Religi Asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitive (Warsito, 2012:76). g. Kesenian Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula daripenelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni

16 16 tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat (Warsito, 2012:73). William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang materiil maupun yang immaterial, dengan terutama menekankan pengaruh yang besar dari unsure-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur immaterial. Kingsley Davis mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (Soerjono, 1989:284) Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, kelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soerjono, 1989:285) Menurut (Soekanto, 1989:390) menyatakan bahwa faktorfaktor yang mendorong jalannya perubahan yaitu: (1) Sistem pendidikan yang maju, (2) Sikap menghargai hasil karya seseorang dalam keinginan-keinginan untuk maju, (3) Toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang, (4) Sistem yang terbuka dalam masyarakat, (5) Penduduk yang heterogen, (6) Ketidak puasan

17 17 masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, (7) Sikap mudah menerima hal-hal baru. Kalau bicara tenteng status dan perubahan sosial, kecenderungan masyarakat merujuk pada kondisi ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitanya dengan jabatan (kekuasaan), dan peran yang bersangkutan didalam masyarakat dimana ia menjadi anggota atau partisipan. Dengan demikian, pengertian tentang status sosial cenderung memperlihatkan tingkat kedudukan seseorang dalam hubunganya dalam status orang lain berdasarkan ukuran tertentu. Ukuran itu yang menjadi tolak ukur adalah mencakup tingkat pendapatan, pendidikan atau kekuasaan. Seperti telah dibicarakan diatas, maka terjadi suatu lapisanlapisan dalam suatu masyarakat ada suatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Menurut (Soekanto,1982:231) ukuran atau kriteria yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam lapisan-lapisan tersebut adalah ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan dibidang yang lain, seperti yang tejadi pada perubahan sosial.

18 18 2. Pendekatan Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi dan ekonomi. Pendekatan sosiologis yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, seperti golongan sosial mana yang berperan, nilai-nilai yang dianutnya, serta hubungannya dengan hubungan lain (Kartodirdjo, 1994:4). Pendekatan sosiologi melihat suatu gejala dari aspek sosial yang mencakup hubungan sosial, interaksi, jaringan hubungan sosial, yang kesemuanya mencakup dimensi sosial kelakuan manusia (Kartodirdjo, 1992:87). Melalui pendekatan sosiologi akan dijelaskan tentang perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat. Roucek dan Werren (Soerjono, 1982:16) mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompoknya. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Soerjono, 1982:16), menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial, norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisanlapisan sosial. Menurut (Soekanto 1982 : 61) Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk di

19 19 dalamnya perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang kategoris, murni, abstrak, berusaha memberi pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum. G. Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam tulisan ini yaitu metode sejarah.metode sejarah adalah suatu cara seorang sejarawan mendekat objek penelitiannya dengan langkah-langkah yang terstuktur sehingga akan mempermudah dalam perolehan data sejarah. Dalam penelitian sejarah data berkedudukan sangat penting sebab tanpa data sejarah tidak mungkin ditulis (nodata, no history). Data menjadi harga mati bagi para peneliti (sejarawan peneliti) untuk mengungkap suatu fenomena sejarah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi (Priyadi, 2013:111) Metode penelitian historis menurut Notosusanto (1978:35-43; bdk.gottschalk, 1983:34) meliputi (1) heuristik (mencari sumber-sumber), (2) kritik atau analisis (menilai sumber-sumber), (3) interprestasi atau sintesa (menafsirkan keterangan sumber-sumber), dan (4) historiografi (penulisan sejarah). Langkah pemilihan topikdianggap sebagai langkah awal. Hal itu wajar saja karena tanpa ada topik atau sasaran studi, maka sejarawan tidak akan mungkin langsung melakukan pengumpulan sumber. Meskipun dianggap langkah para penelitian, tetapi perlu dipertimbangkan sebagai langkah awal dalam penelitian sejarah (Priyadi, 2011:3)

20 20 Data merupakan harga mati bagi para peneliti (sejarawan peneliti) untuk mengungkap suatu fenomena sejarah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Peristiwa akan meninggalkan jejak sejarah yang dapat diamati dari proses pencarian dan penemuan. Jika sebuah peristiwa telah kehilangan jejaknya, maka sejarah sangat sulit untuk diteliti dan ditulis. (priyadi, 2013:111) 1. Heuristik Penulis mengumpulkan sumber-sumber dari pelaku pembuat gula merah (orang mengetahui tentang pembuat gula merah). Pengumpulan data dan informasi mengenai pembuatan gula merah melalui wawancara atau sejarah lisan. Sejarah lisan adalah karya sejarah atau historiografi didominasi oleh sumber sejarah lisan.sumber sejarah lisan disebut dominan apabila lebih dari 50 % sumber yang dipakai sumber yang dipakai adalah non-dokumen dan non benda (Priyadi, 2014:15). Dalam mengumpulkan sumber penulis melakukan wawancara dengan informan yaitu pembuat gula merah di desa Sekarmayang. Penulis melakukan wawancara dan dokumentasi dengan beberapa pembuat gula merah untuk mendapatkan data yang relevan. 2. Kritik Sejarah lisan diperoleh, sejarawan harus melakukan langkah kritik atau verifikasi.verifikasi berusaha menilai apakah data itu benar-benar asli atau tidak selanjutnya biasa dipercaya. Di sini, ada dua hal yang dituntut, yaitu keotetikan melalui kritik ekstern dan kekreabilitasan

21 21 dengan cara kritik intern. Keotetikan melihat dari sisi luar data, kekredibilitasan mengkritik hal-hal berkaitan dengan isi data (Priyadi, 2013:118). Langkah selanjutnya setelah penulis menemukan fakta-fakta mengenai data, kemudian penulis melakukan suatu penilaian terhadap data tersebut.penilaian dilakukan untuk memastikan data-data tersebut asli atau palsu. a. Kritik ekstern Kritik ekstern digunakan untuk mencari keotentikan (keaslian) sumber. Dan kritik ekstern yang menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitas (kebisaan untuk dipercaya) atau tidak (Priyadi, 2011:75) Dalam hal ini penelitian berusaha mencari dan menguji sumber-sumber yang akan dijadikan reverensi terhadap penelitian yang disusun, apakah sumber yang didapat itu benar-benar asli atau tidak. Peneliti akan menguji mengenai kejiwaan, umur, dan pola pikir sumber atau tokoh yang terlibat langsung dalam pembuatan gula merah. b. Kritik Intern Dalam kritik intern, yang dilakukan peneliti yaitu dengan memperhatikan informasi yang telah diperoleh dan membandingkan kesaksian dari berbagai sumber atau informan agar sumber dapat dipercaya (Priyadi, 2011:81)

22 22 Tahap selanjutnya penulis melakukan kritik intern yaitu dengan membandingkan dan menyeleksi informasi yang telah diperoleh. Kritik intern ini dilakukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatanya dan tanggung jawab. 3. Interpretasi atau Penafsiran Peneliti mendeskripsikan fakta sejarah. Deskripsi ini dilakukan oleh peneliti agar fakta-fakta yang sudah diperoleh akan saling berkaitan. Fakta yang satu akan menjelaskan kedudukan fakta yang lain. Setelah dianalisis, sejarawan kemudian akan merangkai atau menyusun hasilhasil analisis fakta yang berdiri sendiri sehingga fakta-fakta tersebut akan saling menyulam, dan saling membentuk jaringan atau teks akan saling menguatkan (Priyadi, 2013:122) Penulis mendeskripsikan data-data telah diperoleh agar saling berkaitan sehingga dapat menjelaskan fakta-fakta sejarah yang diperoleh. Setelah penulis menganalisis kemudian data-data tersebut dirangkai menjadi sebuah penelitian atau karya ilmiah. 4. Historiografi Langkah terakhir atau puncak metode sejarah yaitu penulisan sejarah atau sering disebut historiografi. Pada tahap penulisan peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan (Priyadi, 2011:92)

23 23 Proses penyusunan fakta-fakta sejarah dari berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk rekonstruksi sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data yang ada, sejarawan harus menyadari bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetati untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu peneliti perlu mempertimbangkan struktur gaya bahasanya. H. Sistematika Penyajian Pada penyusunan skripsi ini, peneliti menyajikan bagian demi bagian dengan sistematika sebagai berikut : Bab Pertama Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan pendekatan, metode penelitian sejarah serta sistematika penulisan. Bab Dua Sejarah desa Sekarmayang dan kondisi wilayah desa Sekarmayang. Bab ini menjelaskan tentang keadaan geografis dan keadaan demografis. Bab Tiga Perkembangan pembuatan gula merah di desa Sekarmayang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten cilacap. Bab ini menjelaskan tentang awal munculnya pembuat gula merah, perkembangan pembutan gula merah dari tahun , proses penyadapan atau pengambilan nira kelapa (nderes), proses pengolahan nira menjadi gula kelapa. Bab Empat Kehidupan sosial budaya pembuat gula merah di desa Sekarmayang kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap dari tahun

24 24 Bab ini menjelaskan tentang kehidupan sosial budaya dan kehidupan sosial ekonomi. Bab Lima simpulan dan saran yang berisi mengenai uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran untuk berbagai pihak berkait dengan pembuat gula merah di desa Sekarmayang, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada dalam kelompok, komunitas, atau masyarakatnya (Mutakin, 2002:1). Tentu saja manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (SR. Parker, 1992:78).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor, dengan kekayaan alam dan penduduk yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1958 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Nasionalisasi perusahaan asing. Salah satunya Pabrik Gula (PG) Karangsuwung yang berubah status menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang peranan penting bagi keseluruhan perekonomian Nasional. Hal ini, dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun ada aspek yang penting dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat terdiri dari berbagai aspek yang antara aspek satu dengan aspek yang lainnya terdapat keterkaitan yang

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Antropologi Psikologi Wujud dan Unsur Kebudayaan Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Wujud Kebudayaan Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan ada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Dilihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Bahasa selalu menggambarkan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan; lebih dalam lagi bahasa

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya dengan daerah-daerah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri suatu negara dapat dijadikan salah satu indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah berlangsung di negara maju menunjukkan

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, makanan tidak sekedar bermakna

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, makanan tidak sekedar bermakna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern seperti saat ini, makanan tidak sekedar bermakna sebagai kata benda yang berfungsi hanya mengisi dan mengenyangkan perut. Namun, pemahamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa memiliki peran penting bagi perkembangan bangsa itu sendiri. Hal ini menunjukkan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan dan holtikultura adalah pengembangan komoditas. lokal maupun nasional masih sangat tinggi permintaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan dan holtikultura adalah pengembangan komoditas. lokal maupun nasional masih sangat tinggi permintaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintahan saat ini adalah pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Salah satu prioritas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN Oleh: Suyatno, Ir., MKes. KEBUDAYAAN??? KE BUDAYA AN BUDAYA Sosioantro 2 adaptasi tantangan manusia Alam : (REAKSI) KEBUDAYAAN Geografis, Geologis, Iklim,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jawa Barat dikenal sebagai daerah yang mempunyai iklim sejuk dan wilayahnya yang mempunyai banyak pegunungan sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk yang mayoritas tinggal di pedesaan dan bekerja pada sektor primer khususnya pertanian. Karakteristik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh sebab itu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa bergantung kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sosial di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari aspek demografisnya, karena negara ini merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri yang berkembang sangat pesat saat ini. Selain menjadi sorotan dunia, pariwisata juga mampu menjadi andalan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan kemajemukan dilihat dari berbagai aspek segi dan dimensi. Dari kemajemukan yang banyak ini, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Menurut Davidson (1991:2) warisan budaya merupakan produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang terkenal dengan sebutan Dataran Tinggi Tanah Gayo. Hal ini dikarenakan daerah ini didominasikan oleh penduduk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang

BAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Nek Sawak terdapat satu sekolah dasar bernama SD N 11 Nek Sawak, meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang ingin melanjutkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanah memiliki arti yang sangat penting bagi setiap individu dalam masyarakat, karena mempunyai hubungan yang erat dengan keberadaan tiap manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang berlangsung selama kurang lebih 32 tahun. Dalam memerintah, Soeharto terkenal dengan ketegasannya. Di bawah pemerintahannya

Lebih terperinci

BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception

BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception 88 BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN A. Analisis Resepsi 1. Pengertian Resepsi Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris),

Lebih terperinci

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan masalah sosial yang saling berkaitan dengan faktor lainnya seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT 50 BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT A. Dampak Bidang Sosial Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik dampak langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rengasdengklok merupakan satu kota kecil di Kabupaten Karawang yang memiliki peran penting baik dalam sejarah maupun bidang ekonomi. Kabupaten Karawang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah

Lebih terperinci

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN berikut : FAO dalam Arsyad (2012:206) mengemukakan pengertian lahan sebagai Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan

Lebih terperinci