PEDOMAN PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE)"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE) DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2014

2 PEDOMAN PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE) DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2014 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care i

3 ii Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

4 KATA PENGANTAR Partisipasi masyarakat khususnya melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia semakin meningkat sejalan dengan pergeseran paradigma pembangunan nasional dan menguatnya peranan masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia diwujudkan dalam berbagai program pelayanan diantaranya program Home Care. Agar dapat memiliki pemahaman yang sama mengenai program Home Care maka diperlukan sebuah buku pedoman yang menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelayanan Home Care. Dengan buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan LKS Lanjut Usia dalam program Home Care sehingga menjadi lebih terarah, terencana dan profesional. Buku pedoman ini disusun berdasarkan rujukan teori penyelenggaraan Home Care bagi lanjut usia di luar negeri dengan mempertimbangkan dan memasukan unsur-unsur lokal dimana pelayanan Home Care telah pula dilaksanakan di beberapa tempat di tanah air. Penggabungan teori dan praktik ini diharapkan semakin memperkaya informasi mengenai pelayanan Home Care. Untuk itu kepada tim penyusun dan semua pihak yang turut serta membantu merealisasikan buku ini diucapkan terima kasih. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi penyelenggara Home Care khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan lanjut usia di masa mendatang. Jakarta, 2014 Direktur Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tutiek Haryati Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care iii

5 iv Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

6 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... iii v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud Dan Tujuan... 3 C. Landasan Operasional... 3 D. Batasan Pengertian... 4 BAB II PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH A. Pengertian Home Care... 7 B. Pentingnya Home Care... 7 C. Tujuan Pendampingan dan Perawatan Sosial... 8 D. Sasaran Pelayanan... 8 E. Bentuk Pelayanan Home Care... 9 BAB III PENYELENGGARAAN A. Lembaga Penyelenggara B. Kriteria Lanjut Usia Penerima Program C. Struktur dan Tugas Pengelola D. Mekanisme Program E. Tugas dan Tanggung Jawab F. Sarana dan Prasarana G. Kemitraan Pelayanan H. Keuangan dan Stimulan Program Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care v

7 I. Mekanisme Penyaluran Dana Stimulan J. Pemberhentian dan Penggantian Penerima Home Care. 25 K. Sanksi BAB IV PELAKSANAAN A. Pendampingan dan Perawatan Sosial B. Tahapan Pendampingan C. Prinsip Pendampingan D. Kriteria Pendamping E. Fungsi dan Peran Pendamping F. Bentuk-Bentuk Pendampingan G. Mekanisme Pendampingan BAB V SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Supervisi B. Monitoring C. Evaluasi D. Pelaporan BAB VI PENUTUP LAMPIRAN vi Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia mempengaruhi jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun. Perubahan pola demografi dimana jumlah lanjut usia semakin meningkat juga diikuti dengan perubahan pada sistem nilai dan struktur sosial keluarga. Keluarga yang diharapkan dapat menjadi penyangga dan penyedia dukungan sosial bagi lanjut usia tidak lagi sepenuhnya dapat menjalankan fungsi dan peranannya. Konsekuensi dari perubahan tersebut adalah tidak sedikit lanjut usia yang berjuang mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan psikologis di rumah mereka sendirian tanpa kehadiran keluarga. Selain itu, peningkatan jumlah lanjut usia yang diikuti dengan beragam permasalahan sosialnya menuntut aneka ragam dan kualitas pelayanan sosial kepada lanjut usia. Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada lanjut usia masih memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu partisipasi masyarakat khususnya melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia dalam pelayanan sosial kepada lanjut usia semakin diperlukan terutama dalam memberikan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah. Hal lain adalah semakin diperlukannya kerjasama multidisiplin untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan memperbaiki kualitas hidup lanjut usia yang tinggal di rumah di lingkungan keluarga atau masyarakatnya. Program Pendampingan dan Perawatan Sosial bagi lanjut usia (Home Care) ini sebenarnya bukan baru sama sekali di Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 1

9 Indonesia. Hal ini karena program Home Care telah diperkenalkan sejak tahun 1974 oleh almarhum Ibu Jenderal A.H. Nasution yang ketika itu lebih berfokus pada pemberian makanan bergizi kepada lanjut usia. Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Rumah atau yang dikenal dengan Program Home Care kini telah berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini diikuti dengan keberagaman pelayanan dan perawatan sosial yang diberikan kepada lanjut usia sesuai dengan kebutuhan serta masalah yang ditemukan di lapangan. Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah tersebut diyakini akan dapat melengkapi alternatif model pelayanan lain yang telah diberikan kepada lanjut usia selama ini. Hal ini karena pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah (Home Care) bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental, sosial dan spiritual termasuk pelayanan untuk hidup mandiri tanpa bergantung kepada orang lain, dan senantiasa nyaman di rumah maupun di lingkungannya. Kementerian Sosial khususnya Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia telah menyelenggarakan ujicoba pelayanan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah (Program Home Care) dan telah dilaksanakan di 33 provinsi. Pelayanan tersebut belum dapat menjangkau populasi lanjut usia yang jumlahnya sangatlah banyak dan masih jauh dari harapan. Oleh karena itu dukungan berbagai pihak khususnya LKS Lanjut Usia untuk ikut serta dalam pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah sangat diperlukan. Agar pelaksanaan program pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di lingkungan rumah (Home Care) lebih 2 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

10 efektif dan efisien perlu adanya buku pedoman. Namun demikian disebabkan pada tahun 2014 terjadi perubahan kebijakan dan mekanisme penganggaran program Home Care secara dekonsentrasi maka PEDOMAN PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH yang sudah ada perlu dilakukan revisi dan penyempurnaan sehingga dapat menjadi acuan dalam penyelenggaraan Home Care oleh berbagai pihak. B. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Menjadi Acuan bagi pengelola program, pelaksana program dan pendamping agar memperoleh persamaan pemahaman dalam melaksanakan kegiatan pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah (Home Care). 2. Tujuan Tersedianya panduan bagi pengelola, pelaksana, pendamping maupun peranserta keluarga lanjut usia dan masyarakat dalam melaksanakan program pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah (Home Care). C. Landasan Operasional 1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Pasal 4 2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 19: Ayat (1) 3. Undang-Undang RI nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia 4. Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 3

11 5. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 6. Surat Keputusan Bersama Mendagri RI Nomor. 78 tahun 1993 dan Menteri Sosial Nomor 39/HUK/1993 tentang Pembinaan Orsos/LSM 7. Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor 67/HUK/2006 tentang Pedoman Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah (Home Care) 8. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI D. Batasan Pengertian 1. Lanjut Usia adalah seseorang, baik pria maupun wanita yang telah berusia 60 tahun ke atas. 2. Lanjut Usia yang dimaksud dalam pelaksanaan program Home Care adalah seseorang, baik pria maupun wanita, telah berusia 60 tahun ke atas, dengan kondisi terlantar, miskin, hidup sendiri, uzur, bedridden, pasca perawatan di rumah sakit dan mengalami hambatan dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari. 3. Pendampingan dan Perawatan sosial lanjut usia di rumah (Home Care) adalah bentuk pelayanan dan perawatan sosial di rumah sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia dengan mengutamakan peran serta keluarga dan masyarakat sekitarnya. 4. Pendamping adalah seseorang yang mempunyai kompentensi yang didapat baik melalui pelatihan maupun bimbingan teknis dalam memberikan pendampingan dan perawatan sosial kepada lanjut usia di rumah. 5. Perawatan Sosial adalah pelayanan sosial yang memadukan pelayanan kesehatan dengan praktek pekerjaan sosial kepada lanjut usia yang membutuhkan perawatan dengan jangka waktu lama. 4 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

12 6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah Organisasi Sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial yang di bentuk oleh masyarakat dan berbadan Hukum. 7. Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU) adalah Organisasi Sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan Sosial yang di bentuk oleh masyarakat dan berbadan Hukum yang menyelenggarakan pelayanan sosial kepada lanjut usia. 8. Panti Sosial adalah lembaga pelayanan kesejahteraan yang memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif, secara fisik, mental dan sosial. 9. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) adalah panti sosial yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 5

13 6 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

14 BAB II PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA DI RUMAH A. Pengertian Home Care Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Rumah atau Home Care Lanjut Usia adalah bentuk pelayanan bagi lanjut usia yang berada di rumah atau di tengah- tengah keluarga dengan didampingi oleh seorang pendamping dalam pemenuhan kebutuhannya. Pendamping mempunyai peran membantu serta melayani lanjut usia agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara layak dan manusiawi. Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah disesuaikan dengan kebutuhan lanjut usia yang memiliki karakteristik tersendiri. Home Care lanjut usia merupakan pelayanan pendampingan dan atau perawatan lanjut usia di rumah dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh keluarga, kerabat atau warga masyarakat setempat. Home Care lanjut usia memiliki beberapa fungsi antara lain pencegahan, promosi, rehabilitasi dan perlindungan serta pemeliharaan. B. Pentingnya Home Care Home Care Lanjut Usia sangat penting karena beberapa sebab diantaranya; 1. Lanjut usia berhak hidup di tengah-tengah keluarga dan/ atau kerabatnya. 2. Memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada lanjut usia untuk tetap tinggal di lingkungannya. 3. Perubahan dari keluarga besar menjadi keluarga inti yang menyebabkan lanjut usia tinggal sendiri. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 7

15 4. Terbatasnya kapasitas panti sebagai penyedia pelayanan sosial lanjut usia. 5. Budaya setempat yang kurang menerima penempatan lanjut usia dalam panti. 6. Tingginya biaya pengasuhan di panti. 7. Tidak adanya sarana pengasuhan jangka panjang (long-term care). 8. Biaya perawatan di rumah sakit cukup tinggi. 9. Keluarga, kerabat dan masyarakat setempat tetap memegang peran utama dalam pengasuhan lanjut usia. C. Tujuan Pendampingan dan Perawatan Sosial 1. Meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lanjut usia di lingkungan keluarga lanjut usia sendiri. 2. Meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif Lembaga Kejahteraan Sosial/Panti dalam pelayanan Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Rumah. 3. Memberikan pendampingan terhadap lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental, sosial, ekonomi dan spiritual sehingga lanjut usia dapat mengatasi masalahnya dan dapat hidup secara wajar. 4. Meningkatkan kemampuan lanjut usia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. 5. Menciptakan suasana yang menyenangkan seperti rasa aman, nyaman dan tentram bagi lanjut usia. D. Sasaran Pelayanan 1. Sasaran Langsung a. Lanjut usia yang tinggal sendiri, dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga, baik keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti tetapi tidak mampu. 8 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

16 b. Lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti lanjut usia sakit, lanjut usia penyandang cacat, lanjut usia uzur, bedriden dan lanjut usia yang memerlukan perawatan jangka panjang (long term care) termasuk lanjut usia yang menderita penyakit kronis dan atau penyakit terminal. c. Lanjut usia terlantar atau miskin di wilayah jangkauan binaan LKS/ Panti. d. Lanjut usia yang mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (ADL/IADL). 2. Sasaran Tidak Langsung a. Keluarga b. Masyarakat di lingkungan lanjut usia c. Lembaga yang ada di lingkungan lanjut usia E. Bentuk Pelayanan Home Care Pelayanan dalam program Home Care dilakukan dalam bentuk; 1. Perawatan Sosial Perawatan sosial adalah bentuk pelayanan sosial pada lanjut usia yang membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang lama. Bentuk perawatan sosial pada lanjut usia yang mengalami proses penuaan atau uzur dan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living). 2. Pendampingan 3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Lanjut Usia Pemenuhan kebutuhan dasar Lansia adalah suatu upaya untuk memnuhi kebutuhan yang meliputi diantaranya : kebutuhan fisik, keamanan, kenyaman, cinta dan kasih sayang, harga diri serta aktualisasi diri sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan untuk lansia non potensial peran keluarga menjadi sangat penting karena keluarga Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 9

17 merupakan sumber dukungan terbesar yang berguna untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia pada lansia. 4. Pelayanan perawatan sosial bagi lansia 5. Pelayanan Kegiatan sehari-hari (Activity of daily living services). 6. Perawatan medis /kesehatan bagi lansia di rumah a. Merawat Lanjut Usia yang menderita sakit, b. Merawat lanjut usia penyandang cacat, c. Merawat Lanjut Usia yang Uzur (bed ridden). 7. Konsultasi dan konseling 8. Pendampingan lansia di rumah 9. Pelayanan intervensi krisis dan rujukan 10. Advokasi hukum lansia di rumah 11. Pelayanan dalam menyatukan (reunifikasi) lanjut usia dengan keluarganya 12. Pelayanan melalui telepon 13. Pelayanan informasi 14. Pelayanan Pemberian Permakanan Pelayanan Pemberian Kebutuhan Dasar bagi Lansia dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan kebutuhan sandang yang berupa : Pakaian dan kelengkapan kebutuhan pangan yaitu berupa kebutuhan permakanan seperti : nasi, lauk pauk, susu, buah-buahan, makanan ringan, dll yang berkaitan dengan tambahan Gizi bagi lanjut usia. 15. Pelayanan Pemakaman 10 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

18 BAB III PENYELENGGARAAN A. Lembaga Penyelenggara Penyelenggara Home Care adalah Lembaga/Yayasan/Lembaga Sosial/Badan Sosial/Lembaga Swadaya Masyarakat/ Organisasi Sosial/Lembaga Kesejahteraan Sosial dengan persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki akte pendirian dari notaris b. Terdaftar sebagai badan hukum di Kementerian Hukum dan HAM c. Memiliki Surat Ijin Operasional dari instansi sosial setempat d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) e. Tercatat dan terdaftar di Dinas/Instansi Sosial Provinsi setempat f. Mendapatkan rekomendasi dari Dinas/Instansi sosial Propinsi/Kab/Kota g. Mempunyai alamat domisili yang jelas dan menetap h. Memiliki Lanjut Usia Binaan yang dibuktikan dengan data by name by address i. Memiliki SDM dan pendamping/relawan sosial yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis j. Bergerak di bidang penanganan masalah lanjut usia k. Memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran kegiatan l. Memiliki sumber keuangan mandiri m. Mempunyai rekening Bank Pemerintah yang masih berlaku dan difotokopi dan dilegalisir oleh Bank Pemerintah tersebut Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 11

19 B. Kriteria Lanjut Usia Penerima Program Penerima program Home Care harus memenuhi kriteria sebagai berikut; 1. Setiap penduduk yang berusia 60 tahun keatas 2. Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar 3. Ada keterbatasan melaksanakan ADL 4. Prioritaskan lanjut usia miskin dan telantar 5. Mempunyai identitas yang jelas dan terdaftar sebagai binaan di LKS lanjut usia C. Struktur dan Tugas Pengelola Program Home Care dikelola oleh satuan unit operasional tersendiri atau Unit Pelaksana Teknis dari Lembaga Penyelenggara. Unit operasional pengelola program Home Care dimaksud terdiri dari: a. Penanggung Jawab Program b. Koordinator lapangan c. Pendamping d. Tenaga Administrasi 12 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

20 Bagan Organisasi Penyelenggara Home Care adalah sebagai berikut: LKS ADMINISTRASI PENANGGUNG JAWAB KOORDINATOR LAPANGAN PENDAMPING LANJUT USIA 1. Penanggung Jawab Program 1) Bertanggung jawab secara hukum ke dalam maupun keluar tentang seluruh proses penyelenggaraan Home Care lanjut usia. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 13

21 2) Bertanggung jawab tentang pengadaan SDM yang meliputi : a. Rekruitmen tenaga pendamping dan tenaga fungsional b. Pelatihan pendamping, keluarga dan masyarakat. 3) Bertanggung jawab mengenai keuangan, meliputi : a. Menetapkan biaya pendampingan b. Pembayaran biaya-biaya pendampingan c. Pencarian dana d. Pembelian toolkit e. Menyusun laporan keuangan secara keseluruhan f. Berkoordinasi dengan instansi pemerintah/ swasta 2. Manager/Koordinator lapangan 1) Koordinator lapangan bertugas dan bertanggung jawab membantu Lembaga untuk mengkoordinasikan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mempertanggung jawabkan atas seluruh pelayanan Home Care yang diberikan Pimpinan Lembaga. Koordinator lapangan ditentukan dan ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga melalui Surat Tugas Pimpinan Lembaga. 2) Manager/Koordinator Lapangan sekurang-kurangnya memiliki kualfikasi serendah rendahnya berpendidikan SLTA dan telah mengikuti pelatihan atau bimbingan teknis penyelenggaraan program Home Care. 14 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

22 3) Bertanggung jawab tentang keseluruhan proses pendampingan yang meliputi : Administrasi kegiatan, meliputi : a. Membuat jadual kunjungan b. Penugasan kunjungan oleh pendamping c. Menerima laporan kunjungan d. Menyusun kegiatan perorangan maupun group Pemecahan kasus, meliputi : a) Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi lanjut usia b) Rujukan c) Penyusunan laporan kasus kelayan Monitoring, meliputi : a) Pemantauan tentang kunjungan/kehadiran pendamping pada lanjut usia maupun keluarga b) Keluarga tetangga lanjut usia Pembinaan, meliputi : a) Diskusi tentang metode-metode pelayanan Home Care lanjut usia b) Meningkatkan kemampuan/keterampilan pendamping c) Pengelolah administrasi, bertanggung jawab mengenai seluruh proses administrasi yang meliputi : 1) Pengurusan badan hukum 2) Ijin operasional 3) Surat Keputusan tenaga pendamping 4) Kontrak kerja tenaga pendamping Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 15

23 5) Menghimpun/menyusun laporan 6) Mengirimkan laporan kepada lembagalembaga koordinasi 7) Membuat perjanjian, kontrak pelayanan dengan lanjut usia/keluarga. 8) Mempromosikan kegiatan Home Care kepada instansi pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat. 9) Menggalang peran serta masyarakat 10) Hubungan masyarakat 4. Pendamping bertanggung jawab mengenai pelaksanaan pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia yang meliputi : 1) Penyusunan jadual kunjungan secara teratur 2) Pelaksanaan kunjungan 3) Penyusunan laporan kunjungan 4) Case conference (Manajemen Kasus) 5) Tindak lanjut pelayanan/rujukan 3. Administrasi 3.1. Setiap dokumen pelayanan wajib diadministrasikan secara tertib melalui file secara khusus (data base) 3.2. Persyaratan penerima program Home Care : a. Lanjut usia b. Adanya permohonan/persetujuan pelayanan Home Care oleh yang bersangkutan dan atau anggota keluarga/ wali yang ditunjuk secara lisan atau tulisan kepada lembaga penyelenggara. 16 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

24 c. Kesediaan untuk mentaati aturan lembaga penyelenggara dengan mengisi : 1) Surat perjanjian ( kontrak ) pelayanan 2) Pas foto calon kelayan ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar 3) Mengisi formulir pendaftaran 4) Mengisi formulir identitas diri 5) Kesanggupan keluarga untuk membantu pendamping dalam menjalankan tugas pelayanan 6) Menandatangani kartu kunjungan pelayanan oleh lanjut usia atau keluarga 7) Riwayat kesehatan kelayan 3.3. Dokumen yang perlu disediakan pada unit layanan Home Care meliputi : a Kearsipan dan perkantoran. b Berkas kelayan c Daftar Inventaris barang d Papan data tentang kelayan e Papan Struktur organisasi f Papan nama g Administrasi keuangan h. Administrasi kepegawaian i. Administrasi pertanggungjawaban j. Laporan pelayanan k. dan dokumen lainnya yang dianggap perlu. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 17

25 D. Mekanisme Program LKS mengajukan proposal sesuai kreteria yang telah ditetapkan, ditujukan kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 1. Dinas /Instansi Sosial/Kabupaten Kota : 1) Menelaah Proposal yang diajukan oleh LKS LU untuk dapat dikeluarkannya surat rekomendasi untuk pengajuan permohonan asistensi tersebut. 2) Melakukan verifikasi, menyeleksi dan mengusulkan penetapan LKS dalam pelaksanaan kegiatan Home Care kepada dinas/instansi sosial provinsi. 3) Memberikan rekomendasi dan usulan tentang LKS LU sebagai pelaksana kegiatan Home Care melalui dana dekonsentrasi kepada dinas/instansi sosial provinsi yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas/ Instansi Sosial Kab/Kota. 2. Dinas Sosial Provinsi : 1) Menghimpun dan mendata ulang usulan yg telah dikirim oleh Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. 2) Memverifikasi Calon LKS penerima Home Care dan menetapkan daftar calon Lembaga Kesejahteraan Sosial penerima Home Care Lanjut Usia berdasarkan data calon penerima dan alamat penerima program. 3) Dinas/Instasi Sosial Provinsi menyampaikan data hasil verifikasi ke Kementerian Sosial RI. 4) Dinas/Instasi Sosial Provinsi menetapkan LKS penerima Home Care lanjut usia melalui Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi berdasarkan data hasil verifikasi ulang Kementerian Sosial, dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI cq Direktur Pelayanan 18 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

26 Kemeneterian Sosial RI cq Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia, Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota dan LKS penerima. 3. Kementerian Sosial RI cq Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia : a. Menerima hasil verifikasi data LKS LU dan data lanjut usia by name by address oleh Dinas/Instansi Sosial Provinsi. b. Melaksanankan Validasi ulang data LKSLU dan data Lanjur Usia by name by address yang disampaikan oleh Dinas/Instasi Sosial Provinsi. c. Menerima hasil Penetapan LKS LU dari Dinas/Instansi Sosial Provinsi. Adapun proses penetapan pelaksana Home Care dapat digambarkan dalam diagram berikut; Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 19

27 E. Tugas dan Tanggung Jawab a. Kementerian Sosial 1. Kementerian Sosial c.q. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial yang secara teknis dilaksanakan oleh Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a) Menetapkan kebijakan penyelenggaraan Home Care Lanjut Usia melalui LKS. b) Menyusun dan menetapkan pedoman Kegiatan Pemberian Home Care Lanjut Usia. c) Merencanakan dan mengalokasikan anggaran. d) Melaksanakan supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. b. Lembaga/Instansi Sosial di Tingkat Provinsi Dinas/Instansi Sosial Provinsi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a) Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Home Care Lanjut Usia melalui LKS, di tingkat provinsi dan/ atau lintas kabupaten/kota. b) Menghimpun, mengolah, dan menverifikasi daftar usulan Lembaga Kesejahteraan Sosial calon pelaksana Home Care yang disampaikan oleh Dinas Sosal Kab/Kota. c) Menetapkan daftar LKS dan data lanjut usia calon penerima Home Care dengan Surat Keputusan Penetapan Kepala Dinas Sosial Provinsi dengan tembusan kepada Kementerian Sosial RI. 20 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

28 d) Membuat Surat Keputusan penetapan pencairan penerima Home Care Sosial Lanjut Usia melalui LKS yang ditanda tangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. e) Melaksanakan pencairan dana Home Care Lanjut Usia melalui KPPN Provinsi. f) Menghimpun laporan yang dikirimkan oleh LKS pelaksana Home Care. g) Membuat laporan tentang pelaksanaan Home Care Lanjut Usia melalui LKS kepada Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial RI. h) Merekap laporan pertanggungjawaban dana Home Care lanjut usia melalui LKS dan dikirimkan ke Kementerian Sosial RI, cq Direktorat Pelayanan Sosial lanjut Usia. i) Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi tentang pemanfaatan program Home Care. j) Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. k) Bertanggung jawab sepenuhnya secara legal-formal dan administratif, terhadap terjadinya penyimpangan penggunaan dana Home Care Lanjut Usia Melalui LKS berdasar ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut : 1) Sebagai penanggung jawab kegiatan Home Care Lanjut Usia pada tingkat kabupaten/kota. 2) Menghimpun, mengolah, dan melakukan seleksi daftar Lembaga Kesejahteraan Sosial calon penerima Home Care Lanjut Usia. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 21

29 3) Mengusulkan Lembaga Kesejahteraan Sosial calon penerima program Home Care Lanjut Usia melalui LKS untuk diusulkan kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 4) Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 5) Bertanggung jawab terhadap hasil seleksi calon penerima Home Care Lanjut Usia Melalui LKS. d. Pimpinan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab atas penggunaan dana Home Care Lanjut Usia melalui LKS. 2) LKS penerima bantuan mengusulkan kebutuhan lanjut usia perbulan sesuai dengan yang dibutuhkan kepada Dinas Sosial setempat. 3) Menyalurkan bantuan kepada penerima manfaat lanjut usia sesuai dengan peruntukannya. 4) LKS Membuat surat pernyataan kesanggupan melaksanakan Home Care Sosial Lanjut Usia melalui LKS ditujukan kepada Dinas Sosial Provinsi. 5) LKS bertangungjawab sepenuhnya bila mana dalam pelaksanaan Asistensis Sosial Lanjut Usia melalui LKS tidak sesuai peruntukannya. 6) LKS melakukan pengeluaran sesuai dengan ketentuan, mencatat semua pengeluaran dalam buku kas serta melaporkan dan menyimpan seluruh bukti pembayaran asli untuk keperluan pemeriksaan keuangan oleh pihak terkait. 7) Harus membuat pertanggungjawaban tertulis tentang pemanfaatan Home Care kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 22 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

30 8) Harus membuat laporan pertanggungjawaban keuangan secara tertulis yang kemudian dikirimkan kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi. 9) Laporan yang sudah di himpun oleh LKS wajib dikirimkan ke Dinas Sosial Provinsi dengan tembusan kepada Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota. F. Sarana dan Prasarana Agar program Home Care dapat berjalan dengan baik maka perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai. Fasilitas ini perlu disediakan untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan atas dasar pelayanan yang murah, cepat dan berkualitas. Fasilitas yang diperlukan antara lain : a. ruang/ kantor unit pelayanan Home Care; b. kendaraan operasional (jika ada); c. lemari untuk menyimpan arsip/file; d. kamera/handycam; e. alat komunikasi (telepon). G. Kemitraan Pelayanan Untuk mendukung terlaksananya pelayanan Home Care, LKS Lanjut Usia membutuhkan mitra kerja sebagai jaringan profesional. Mitra kerja dapat dilakukan dengan individu, kelompok, organisasi/ lembaga, instansi, badan usaha atau cara lainnya atas dasar saling menguntungkan. Agar kemitraan tersebut mempunyai kekuatan hukum maka setiap kemitraan perlu didukung dengan MOU secara tertulis, terutama yang berkaitan dengan kewenangan, tanggung jawab, hak dan kewajiban antar pihak. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 23

31 H. Keuangan dan Stimulan Program 1. Sumber keuangan pelayanan Home Care dapat berasal dari LKS, sponsor/donasi dan stimulan dari Pemerintah. 2. Penggunaan keuangan yang berasal dari stimulan pemerintah harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan keuangan yang akuntabel disertai dokumen yang sah. 3. Dana stimulan program Home Care diberikan kepada lanjut usia melalui LKS dan Pendamping diwujudkan dalam bentuk bingkisan/buah tangan kunjungan. I. Mekanisme Penyaluran Dana Stimulan 1. Penyaluran dana Home Care Lanjut Usia dari Dinas Sosial Provinsi dilaksanakan melalui KPPN setempat dengan melampirkan Surat Keputusan Penetapan Kepala Dinas Sosial Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Penyaluran dana Home Care dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan lanjut usia perbulan dan diusulkan ke Dinas Sosial Provinsi. 3. LKS melakukan pengeluaran sesuai dengan ketentuan, mencatat semua pengeluaran dalam buku kas serta melaporkan dan menyimpan seluruh bukti pembayaran asli untuk keperluan pemeriksaan keuangan oleh pihak terkait. 24 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

32 Adapun mekanisme penyaluran dana stimulan program Home Care dapat dilihat sebagai berikut: KEMENTERIAN SOSIAL RI DINAS/INSTANSI SOSIAL PROVINSI KPPN PROVINSI DINAS/INSTANSI SOSIAL KAB/KOTA LKS LANJUT USIA PENYELENGGARA HOME CARE LANJUT USIA PENERIMA PROGRAM HOME CARE Bagan 2: Bagan Mekanisme Penyaluran Dana Stimulan Program Home Care J. Pemberhentian dan Penggantian Penerima Home Care Pemberhentian penerima Home Care Lajut Usia melalui LKS dapat dilakukan apabila : 1. Penerima Home Care Lanjut Usia melalui LKS meninggal dunia, yang dinyatakan dengan surat keterangan kematian dari kepala desa/lurah. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 25

33 2. Penerima Home Care Lanjut Usia pindah alamat di luar wilayah kerja LKS. 3. Penggantian penerima Home Care Lanjut Usia dilakukan dengan cara penetapan ulang yang ditetapkan dengan surat keputusan Ketua LKS dan diketahui oleh dinas sosial setempat untuk diusulkan kembali ke Dinas Sosial Provinsi. 4. Masa berlaku penerima pengganti yaitu sisa waktu tahun anggaran sedang berjalan. K. Sanksi LKS yang tidak memenuhi aturan dapat dikenakan sanksi sebagai berikut : A. Sanksi diberikan kepada LKS apabila : 1. LKS tidak mengirimkan bukti fotokopi transfer penerimaan pertama Dana Program Home Care ke Dinas Sosial Provinsi paling lama setelah satu minggu uang masuk ke rekening LKS. 2. LKS tidak mengirimkan laporan pertanggung jawaban keuangan dan laporan kegiatan yang dilampirkan data - data dan foto penerima manfaat dan bukti rekening penerimaan uang masuk dan pengeluaran keuangan serta fotokopi rekening tabungan, penggunaan uang beserta kwitansi pembelian ke Dinas Sosial Provinsi. B. Jenis sanksi yang diberikan : - LKS tidak dapat diusulkan kembali untuk mendapatkan Home Care lanjut Usia LKS. C. Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota tidak memberikan Rekomendasi kepada LKS sebagai penerima program Home Care yang melanggar ketentuan yang tentang dana dekonsentrasi. 26 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

34 BAB IV PELAKSANAAN A. Pendampingan dan Perawatan Sosial Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia adalah suatu proses interaksi dalam bentuk ikatan sosial antara pendamping dengan lanjut usia dalam upaya memberikan kemudahan kepada lanjut usia untuk mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya melalui pencegahan, pemulihan dan pengembangan meliputi aspek fisik, sosial, mental emosional, intelektual, vokasional dan spiritual. B. Tahapan Pendampingan Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah dilakukan dengan tahap kegiatan sebagai berikut : 1. Penjajagan Kegiatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai lanjut usia dan peluang-peluang keterlibatan pihak-pihak yang terkait guna memperoleh dukungan kerjasama dalam pelaksanaan program Pendampingan dan Perawatan sosial Lanjut Usia di Rumah. 2. Seleksi Pendamping Kegiatan untuk menyeleksi calon pendamping yang akan melaksanakan progam pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah. Kegiatan ini dilakukan melalui wawancara dan pengisian formulir (terlampir). Pendamping yang terpilih perlu membuat perjanjian yang disepakati antara lembaga dan pendamping. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 27

35 3. Sosialisasi dan Pemantapan Pendamping Kegiatan pengenalan program pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah kepada pendamping yang melibatkan pihak-pihak terkait sebagai rujukan termasuk dinas kesehatan, dinas sosial, Kementerian Agama, pemerintah setempat, pekerja sosial, psikolog dan lain-lain. 4. Pelaksanaan Program Program Kegiatan Pendampingan dan Perawatan sosial lanjut Usia di rumah, dilaksanakan melalui tahapantahapan kegiatan; 1) Pengolahan data lanjut usia; 2) Pemilihan dan penetapan lanjut usia sesuai dengan kriteria yang ditetapkan; 3) Penetapan lanjut usia sebagai penerima program pendampingan; 4) Kontrak pelayanan antara lanjut usia dan keluarganya dengan pendamping; 5) Identifikasi kebutuhan lanjut usia oleh pendamping; 6) Pelaksanaan pendamping dan perawatan sosial lanjut usia. 5. Monitoring Program Kegiatan pemantauan pelaksanaan program pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di lapangan yang dilaksanakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial sebagai penyelenggara program. Monitoring dilakukan untuk mengetahui hambatan, dukungan dan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pelayanan. 28 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

36 6. Pelaporan Kegiatan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan program pendampingan dan perawatan lanjut usia oleh pendamping secara berkala. Isi pelaporan tersebut berupa perkembangan lanjut usia yang didampingi berdasarkan formulir yang tersedia (terlampir). C. Prinsip Pendampingan Prinsip Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia 1. Hak azasi dan Kehormatan Semua lanjut usia mempunyai hak azasi dan kehormatan yang sama. 2. Individualisasi Setiap lanjut usia mempunyai keunikan tersendiri, pemberian pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. 3. Kemandirian Lanjut usia perlu dimotivasi agar dapat lebih mandiri dalam berbagai bidang. 4. Hak menentukan diri sendiri Lanjut usia berhak menentukan pilihan dalam pengambilan keputusan dalam menjalankan kehidupannya. 5. Keluarga sebagai sumber pemecahan masalah. Lingkungan keluarga berperan sebagai sumber pemecahan masalah yang dihadapi lanjut usia. 6. Aksesibilitas Lanjut usia dapat memperoleh kemudahan dalam menggunakan berbagai fasilitas dan pelayanan. 7. Partisipasi Lanjut usia Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk terlibat dalam berbagai kegiatan. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 29

37 8. Penggunaan bahasa lanjut usia Pendamping harus mampu memahami bahasa lanjut usia. 9. Produktivitas Memberikan kesempatan bagi lanjut usia untuk produktif sesuai dengan kondisinya. 10. Perawatan diri sendiri dan keluarga Menyertakan lanjut usia dan keluarga dalam upaya pemeliharaan kesehatan lanjut usia. 11. Pelibatan masyarakat Setiap pendampingan lanjut usia di lingkungan keluarga diperlukan pelibatan masyarakat kehidupannya. D. Kriteria Pendamping Untuk dapat menjadi pendamping dalam program Home Care maka terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya : a. Sehat Jasmani dan Rohani dan berjiwa relawan sosial b. Pendidikan Minimal SMU c. Usia antara 25 s/d 55 tahun d. Mempunyai pengalaman dalam memberikan pelayanan kepada Lanjut Usia e. Memiliki komitmen, tanggung jawab sosial, motivasi dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya f. Berdomisili di wilayah setempat g. Mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap lanjut usia h. Bersedia dan sanggup mengikuti pelatihan/pemantapan pendampingan 30 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

38 E. Fungsi dan Peran Pendamping a. Fungsi pendamping adalah: 1) Fungsi pencegahan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah agar lanjut usia tidak mengalami kesulitan atau masalah. 2) Fungsi pemulihan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, mengatasi kesulitan, dan memecahkan masalah yang dialami lanjut usia. 3) Fungsi pengembangan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk menjaga dan atau meningkatkan kemampuan lanjut usia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari atau menyalurkan hobi dan bakat. b. Peran pendamping dapat dikelompokkan: 1) Pelayanan terhadap lanjut usia Memandirikan sesuai dengan kemampuan lanjut usia itu sendiri; Melaksanakan prinsip prinsip pendampingan lanjut usia; Melakukan komunikasi (berbicara/mendengar dan mengetahui bahasa tubuh); Memperhatikan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan lanjut usia; Melatih pergerakan tubuh / olah raga; Memperhatikan kondisi lanjut usia di tempat tidur (lama dan jadwal tidur). Dalam menunjang fungsi dan peran petugas pendamping tersebut harus dilengkapi dengan perangkat/instrumen kegiatan, antara lain: Jadwal kunjungan pendampingan; Formulir pendataan lanjut usia; Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 31

39 Formulir Seleksi sasaran rawatan; Formulir laporan pendampingan ; Formulir rujukan. 2). Kerjasama dengan keluarga Menjalin hubungan kerja (komunikasi) dengan keluarga adalah hal yang paling penting dalam hal ini keluarga turut dilibatkan dan diberikan kesadaran dalam pelaksanaan pendampingan terutama dalam hal petugas pendamping berhalangan. 3). Membentuk jaringan kemitraan dengan pihak terkait RT/RW dan Kelurahan untuk administrasi kependudukan Orsos orsos (PKK, PSM, BKL, PMI) untuk jejaring kerjasama kemitraan Puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan dan Rumah Sakit untuk rujukan Dunia usaha 4). Pelaporan tugas pendampingan Pelaporan tugas pendampingan kepada lembaga yang menugaskan dilakukan dengan menggunakan: Formulir laporan pendampingan satu kali setiap 1 bulan. Formulir monitoring dan evaluasi masing-masing satu kali setiap dua bulan dan satu tahun. Pertemuan koordinasi antara pendamping dan lembaga dilaksanakan satu kali setiap 1 bulan. 32 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

40 F. Bentuk-Bentuk Pendampingan 1. Pertemanan 2. Membantu perawatan diri dan aktivitas sehari-hari (ADL, IADL). Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 33

41 3. Menemani bepergian (menemani bepergian ke kegiatan kerohanian/spiritual dan rekreasi, menemani ke Puskesmas, dll). 4. Mengajak dan melakukan senam lansia bersama lanjut usia. 34 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

42 5. Advokasi kepada lanjut usia atau merujuk kepada pihak lain jika lanjut usia menghadapi masalah yang memerlukan pembelaan seperti masalah hokum. 6. Dengan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, seringkali pendamping menghadapi kasus dengan berbagai masalah seperti: Gangguan mental/psikososial Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 35

43 Gangguan penyakit yang bervariasi Kasus atau masalah hukum. Jika menghadapi hal-hal seperti ini maka yang perlu dilakukan oleh pendamping adalah mendampingi ketika dilakukan advokasi dan konsultasi dengan para ahlinya serta melakukan rujukan. G. Mekanisme Pendampingan Mekanisme pendampingan lanjut usia, sebagai berikut: a. Pendamping menyampaikan laporan hasil pendampingan dan perawatan sosial kepada Koordinator Lapangan/ Lembaga Penyelenggara. 36 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

44 b. Pendamping memberikan pendampingan dan perawatan sosial kepada lanjut usia. c. Pendamping melaporkan dan mengikutsertakan keluarga dalam pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia. d. Menjalin hubungan kerja dengan Puskesmas untuk rujukan perawatan medis. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 37

45 e. Menjalin hubungan kerja dengan pemerintah setempat dan lembaga-lembaga dalam pemberian fasilitas yang dibutuhkan lanjut usia. f. Menjalin hubungan kerja dengan instansi pemerintah dan swasta yang mempunyai program-program yang ditujukan kepada lanjut usia maupun keluarganya. g. Menjalin hubungan kerja dengan organisasi sosial lainnya seperti PKK, PSM untuk ikut serta secara aktif dalam pelayanan terhadap lanjut usia. 38 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

46 Mekanisme kerja pendamping Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 39

47 40 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

48 BAB V SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Supervisi Supervisi dilakukan untuk membantu kelancaran pelaksanaan program yang dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi. Inti dari kegiatan supervisi adalah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk agar program asisten sosial sesuai dengan arahan kebijakan Kementerian Sosial RI. Cakupan supervisi dilakukan oleh Kementerian Sosial kepada Dinas Sosial Provinsi. B. Monitoring. Kegiatan monitoring dilakukan dalam rangka untuk mengetahui perkembangan penggunaan dana asistensi sosial dalam pemenuhan tambahan makanan bagi lanjut usia yang diberikan kepada LKS Lanjut Usia agar sesuai dengan peruntukannya : 1. Sasaran. Sasaran monitoring meliputi : a. Ketepatan sasaran bantuan. b. Ketepatan waktu pelaksanaan. c. Ketepatan pemanfaatan bantuan. d. Prosedur pencairan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban berdasarkan ketentuan yang berlaku. e. Laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan bantuan. 2. Pelaksana. Monitoring dilakukan oleh : a. Secara berjenjang oleh Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia ke Dinas Sosial Provinsi/Kab/Kota ke LKS LU. b. Dinas Sosial Provinsi/Kab/Kota ke LKS LU. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 41

49 C. Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk melihat keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaan bantuan, sehingga dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan kegiatan selanjutnya. Sasaran Evaluasi meliputi : a. Jumlah dan jenis bantuan (input) b. Proses pelaksanaan pemberian bantuan c. Hasil yang dicapai (output/outcome) Pelaksanaan Evaluasi dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi, Dinas Sosial Kab/Kota dan Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia. D. Pelaporan Pelaporan merupakan serangkaian kegiatan penyusunan dan penyampaian hasil kegiatan baik kegiatan monitoring maupun hasil kegiatan evaluasi. Pelaporan digunakan sebagai bahan dokumentasi, pertanggung jawaban keuangan dan fungsional, menjadi bahan masukan bahkan sebagai bahan kontrol bagi upaya perbaikan dan optimalisasi kegiatan pemberian bantuan sosial. Mekanisme penyampaian laporan : 1. LKS mengirimkan laporan pertanggung jawaban keuangan dan kegiatan kepada Dinas Sosial Provinsi dengan tembusan Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Dinas Sosial Kabupaten/kota, lengkap dengan dilampirkan data - data dan foto penerima manfaat dan bukti rekening penerimaan uang masuk dan pengeluaran keuangan serta fotocopi rekening tabungan. 2. Dinas Sosial Provinsi menghimpun, menyusun laporan dan membuat rekapitulasi untuk dilaporkan ke Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia. 42 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

50 3. Batas waktu pelaporan bulanan diterima paling lambat pada minggu pertama bulan berikutnya. LKS yg belum membuat laporan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan menjadi catatan bagi Dinas Sosial sebagai dasar untuk menegur LKS tersebut. Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 43

51 44 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

52 BAB VI PENUTUP Pedoman ini merupakan salah satu petunjuk kerja dalam melaksanakan program pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah. Program Home Care ini untuk membantu pemerintah dalam memperluas jangkauan pelayanan yang diberikan kepada para lanjut usia, serta sebagai salah satu program yang mendorong tumbuh berkembangnya LKS/Panti dan masyarakat yang peduli terhadap permasalahan kelanjutusiaan dalam melaksanakan layanan lanjut usia terlantar untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Pelaksanaan program ini dilakukan dalam perspektif pekerjaan sosial sebagai dasar untuk mengimplementasikan konsep pelayanan sosial lanjut usia berbasis keluarga, yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. TEMPAT PALING UTAMA DAN MULIA BAGI PARA LANJUT USIA ADALAH TETAP DI RUMAH SENDIRI DAN DALAM LINGKUNGAN KELUARGA Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 45

53 46 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

54 Lampiran KOP LKS LANJUT USIA SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MELAKSANAKAN PROGRAM HOME CARE Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :.. Jabatan :.. Alamat :.. Bertindak untuk dan atau atas nama LKS Lanjut Usia ; Nama LKS :.. Jumlah Lanjut Usia :.. Provinsi :.. Dalam rangka membantu pemerintah dalam program pelayanan lanjut usia dengan ini menyatakan bersedia melaksanakan pelayanan program HOME CARE LANJUT USIA tahun 201. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui, Dinas/Instansi Sosial Kab/Kota Stempel Yang mebuat pernyataan Pimpinan LKS LU Stempel dan Materai Rp.6000,- ( ) ( ) Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 47

55 Lampiran 2 KOP LKS LANJUT USIA SURAT PERNYATAAN Penerima Program Home Care Tahun 201 Nomor :.. Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :... Jabatan :... Alamat :... Bertindak untuk dan atau atas nama LKS Lanjut Usia : Nama LKS :... Alamat :... Kab/Kota... Provinsi.... Pada hari.... Tanggal....bulan. tahun 201.., Menyatakan telah menerima Dana Stimulan Program Home Care tahun 201, dari Dinas Sosial Provinsi.. melalui : Bank :... No. Rekening :... Dana yang diterima Program Asistensi Sosial Lanjut Usia : Rp..,-x. =... Terbilang Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya Yang membuat pernyataan Kepala/Pimpinan Stempel & materai Rp. 6000,- ( ) 48 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

56 Lampiran 3 KOP LKS LANJUT USIA DAFTAR LANJUT USIA PENERIMA PROGRAM HOME CARE TAHUN.. NO NAMA L/P UMUR ALAMAT LENGKAP KETERANGAN Pimpinan LKS TTD dan Stempel ( ) Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 49

57 Lampiran 4 SURAT PERNYATAAN CALON PENDAMPING/PENDAMPING Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... Tempat, Tanggal Lahir :... Alamat :... :... Nomor Telpon dan Hp :... Menyatakan Bersedia dan sanggup mengikuti kegiatan pemantapan dan atau pelatihan Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di rumah Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tidak ada paksaan dari siapapun Mengetahui Yang Membuat Pernyataan, LKS-Lanjut Usia.. Pendamping 50 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

58 Lampiran 5 RENCANA PELAYANAN / KUNJUNGAN Nama Lanjut Usia :. Jenis Kelamin : L /P Masalah Tujuan/ Sarana Pela elayanan anan Pendamping endampingan an Frekuensi Tang anggal al Pendamping LKS :. :..... Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 51

59 Lampiran 6 CATATAN KUNJUNGAN DAN PERKEMBANGAN LANJUT USIA Nama Lanjut Usia : Umur : Alamat : Nomor KTP : Kunjungan Hari/ Catatan Kunjung unjungan/k an/kondisi Terkini Per ertama Kedua Ketiga Keempat 201 Pendamping ( ) 52 Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care

60 Lampiran 7 : Sistimatika Laporan LKS A. PENDAHULUAN Mencakup deskripsi latar belakang/kondisi nyata lingkungan di mana LKS Lanjut Usia berada, luas jangkauan/sasaran yang dilayani, serta alasan yang rasional dan obyektif LKS Lanjut Usia mengusulkan program HOME CARE. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud 2. Tujuan C. KEGIATAN HOME CARE 1. Jumlah lanjut usia yang dilayani 2. Bentuk Pendampingan dan Perawatan Sosial lanjut usia yang diberikan/disediakan 3. Sarana Prasarana Pendukung layanan 4. Jadwal program / Kegiatan layanan lanjut usia 5. Data Pendukung lainnya terkait dgn layanan lanjut usia 6. Hambatan dan pemecahan yang dilakukan E. DAMPAK (pengaruh positif yang diperoleh lanjut usia/keluarga lanjut usia setelah pelaksanaan program Home Care dilakukan) F. TINDAK LANJUT (hal yang dilakukan setelah Program Home Care ini selesai) G. LAMPIRAN 1. fotocopy rekening koran 2. Data Lansia by name by address 3. Laporan kunjungan perkembangan lanjut usia 4. Laporan pengeluaran bulanan Pedoman Pendampingan & Perawatan Home Care 53

PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS)

PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) KEMENTERIAN SOSIAL RI DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2014 PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 411, 2014 KEMENSOS. Sosial. Lembaga Kesejahteraan Sosial. Lanjut Usia. Asistensi. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ASISTENSI

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H No.790, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Habilitasi dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERMAKANAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA

PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA KEMENTERIAN SOSIAL RI DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

KATA PENGANTAR. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas telah tersusunnya Pedoman Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT) yang telah disempurnakan pada tahun 2016. ASLUT diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.43, 2015 KEMENSOS. Rehabilitasi Sosial. Profesi. Pekerjaan Sosial. Standar. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2017 KEMENSOS. Standar Rehabilitasi Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri No.220, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SOSIAL. Pengasuhan Anak. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6132) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR 54 / HUK / 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BANTUAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA TAHUN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 274/Menkes/SK/III/2008 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN TENAGA PELAKSANA VERIFIKASI DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM JAMINAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.913, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. Lembaga Kesejahteraan Sosial. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN REHABILITASI SOSIAL ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM OLEH LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.862, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Pelayanan Sosial. Lanjut Usia. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PERATURAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1410, 2015 KEMENSOS. Anak Penyandang Disabilitas. Pelayanan Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN SOSIAL BAGI ANAK

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA

PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2015 KESRA. Sumbangan. Masyarakat. Pengumpulan. Penggunaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL SALINAN NOMOR 29/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari angka harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA PERATURAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.93, 2013 KEMENSOS. Pekerja Migran. Tenaga Kerja Indonesia. Bermasalah. Pemulangan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMULANGAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL KEPADA ORANG YANG TERLANTAR DI PERJALANAN/ KEHABISAN BEKAL DI WILAYAH

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN

PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN PANDUAN PELAKSANAAN FASILITASI PEMBINAAN WANAWIYATA WIDYAKARYA TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu target RPJM tahun 2015 2019 Pusat Penyuluhan - BP2SDM adalah pembentukan 250 Lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 / HUK / 2007 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 / HUK / 2007 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 03 / HUK / 2007 TENTANG BANTUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PERMANEN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL NON POTENSIAL

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Nahar, SH, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Nahar, SH, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas Rahmat dan Karunia-Nya tim telah mampu menyelesaikan penyusunan Pedoman Kegiatan Pos Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1167, 2017 KEMENSOS. Standar Nasional SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN LANJUT DAN RUJUKAN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

DRAFT PETUNJUK TEKNIS DRAFT PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN DANA PENDIDIKAN PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK S-1/D-IV PADA JENJANG PENDIDIK ANAK USIA DINI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LINGKUNGAN PONDOK SOSIAL KEPUTIH PADA DINAS SOSIAL

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57 / HUK / 2010 TENTANG PENDIRIAN TAMAN ANAK SEJAHTERA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57 / HUK / 2010 TENTANG PENDIRIAN TAMAN ANAK SEJAHTERA SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57 / HUK / 2010 TENTANG PENDIRIAN TAMAN ANAK SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK /2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERIAN ASISTENSI SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS BERAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang S

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang S No.923, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Nasional Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. Pencabutan. PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSII DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.102,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Taman Anak Sejahtera. Pendirian. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TANGGAL 2 Pebruari 2011 TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG PENDIDIKAN Jenis bantuan sosial bidang Pendidikan, meliputi : I. Bantuan Pengembangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta

Lebih terperinci

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER Jl. Budi Murni III No. 66 Rt. 008/04 Ceger Cipayung Jakarta Timur Telp. 8445016 Fax. 8445016 TUGAS POKOK O DAN

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pe

2015, No Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pe BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.928, 2015 KEMENSOS. Rehabilitasi Sosial Anak. Hukum. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) TAHUN 2014

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) TAHUN 2014 PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) TAHUN 2014 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Jln.

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat : : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58 / HUK /2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA KESEJAHTERAAN SOSIAL MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS - 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2012, No.1156

2012, No.1156 5 2012, No.1156 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 72 Tahun 2006 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI

Lebih terperinci