PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2014

2 PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN SOSIAL HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG BAGI LANJUT USIA KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA 2014 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 i

3 ii Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

4 KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi pemikiran, sehingga Buku Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang bagi Lanjut Usia dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Buku Pedoman ini digunakan sebagai petunjuk penggunaan dana hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang bagi lanjut usia, lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia, Dinas sosial dan masyarakat. Adanya buku ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang pengelolaan dana hibah bagi upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia di Indonesia. Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Jakarta, 2014 Direktur Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tutiek Haryati Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 iii

5 iv Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

6 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... iii v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud Dan Tujuan... 2 C. Landasan Hukum... 3 D. Pengertian... 5 E. Sasaran Buku... 8 BAB II MEKANISME PENGELOLAAN A. Prinsip Dana Hibah... 9 B. Persyaratan C. Prosedur Pengajuan D. Pemanfaatan Bantuan E. Proses Penyaluran BAB III PENGENDALIAN A. Monitoring B. Evaluasi C. Pelaporan D. Pengaduan LAMPIRAN Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014 v

7 vi Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lanjut usia sangat komplek dan bervariasi. oleh sebab itu pelayanan sosial lanjut usia juga memerlukan perhatian dan kesungguhan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Upaya pelayanan lanjut usia telah diatur dalam berbagai peraturan dan perundangan, diantaranya dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia. Dalam peraturan perundangan tersebut, dengan jelas ditunjukkan peranan pemerintah dan masyarakat melalui Lembaga Kesejahtearan Sosial (LKS), dimana LKS didefinisikan sebagai organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Keberadaan LKS ini memberikan nilai positif bagi keberlangsungan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), khususnya bagi para lanjut usia. Saat ini terdapat 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian Sosial dan 70 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik pemerintah daerah dan 282 LKS milik masyarakat yang menangani lanjut usia. Pelayanan yang diberikan kepada lanjut usia dalam lembaga mencakup penyediaan tempat tinggal yang layak, jaminan hidup berupa makan, pakaian dan pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang, bimbingan Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

9 mental, sosial, keterampilan dan agama serta pengurusan pemakaman. Keberhasilan pelayanan tersebut selain ditentukan oleh sumber daya manusia, metode, sumber dana, juga ditentukan pula oleh tersedianya sarana dan prasarana lembaga. Jumlah UPT maupun UPTD dalam penyediaan pelayanan lanjut usia masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan LKS yang dikelola oleh masyarakat. Namun demikian, LKS lanjut usia yang dikelola oleh masyarakat seringkali menghadapi hambatan yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Hambatan tersebut diantaranya dikarenakan keterbatasan pembiayaan. Salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang yang dapat diberikan kepada lanjut usia yang memiliki risiko sosial agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar. LKS dapat memanfaatkan bantuan sosial yang bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang melalui Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang selanjutnya diteruskan ke Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial c.q. Direktorat Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS). B. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang dimaksudkan sebagai panduan, acuan, pegangan atau tuntunan guna menyamakan persepsi bagi setiap penyelenggara kesejahteraan sosial lanjut usia dalam menyalurkan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri 2 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

10 dalam bentuk uang dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial cq Direktorat Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS) kepada lanjut usia, LKS lanjut usia, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/ kota. 2. Tujuan a. Tersedianya pedoman kerja bagi para petugas pelaksana dan para pihak yang terkait dalam pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang bagi lanjut usia; b. Terlaksananya pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang bagi lanjut usia secara efektif, efisien dan akuntabel berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku; c. Terwujudnya kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang mengalami risiko sosial. C. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

11 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia; 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 763); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 861); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian/ Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 563); 9. Peraturan Menteri Sosial RI No. 14 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang; 10. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor : 237/LJS/12/2012 tentang Kriteria Risiko Sosial bagi Penerima Bantuan Sosial yang Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang. 4 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

12 D. Pengertian 1. Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang adalah dana yang berasal dari masyarakat secara langsung diterima oleh Kementerian Sosial dan diperuntukkan bagi kepentingan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 2. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. 3. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau Jasa. 4. Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. 5. Masyarakat adalah perorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial dan atau organisasi kemasyarakatan. 6. Keluarga lanjut usia adalah keluarga yang memiliki, merawat, dan mengurus lanjut usia yang sehari-hari mengalami hambatan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar, perawatan, pengembangan kapasitas, serta pemenuhan kesejahteraan sosial lanjut usia. 7. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

13 8. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. 9. Pelaku Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah individu, kelompok, lembaga kesejahteraan sosial, dan masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 10. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi Lanjut Usia yang dibentuk oleh masyarakat dan berbadan hukum. 11. Bantuan Sosial adalah upaya pemberian pertolongan baik berupa uang dan/atau barang kepada pihak yang membutuhkan, agar yang bersangkutan mampu mempertahankan hidup, melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar serta terlindunginya dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. 12. Risiko Sosial adalah ancaman penurunan kesejahteraan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat karena mengalami guncangan dan kerentanan sosial yang meliputi siklus hidup, lingkungan, ekonomi, dan sosial sehingga menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial. 6 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

14 13. Pemohon Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang adalah Lanjut Usia, keluarga lanjut usia, LKS Lanjut Usia, dinas/ Dinas sosial provinsi/ kabupaten/ kota. 14. Penerima Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang secara langsung adalah lanjut usia, kelompok lanjut usia, dan keluarga lanjut usia yang mengalami kondisi rentan dan/ atau karena sebab-sebab tertentu, guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. 15. Penerima Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang secara tidak langsung adalah Dinas pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota dan lembaga kesejahteraan sosial yang diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial lanjut usia. 16. Pengelolaan Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang adalah serangkaian kegiatan menyalurkan bantuan sosial berupa uang kepada penerima bantuan secara langsung dan/atau tidak langsung mulai dari pengusulan, pencairan, penyerahan, monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian/ pengawasan. 17. Penyandang Masalah Kesejahteran Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar. Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

15 18. Kedaruratan adalah situasi darurat baik yang diakibatkan oleh bencana maupun bukan bencana yang menyebabkan kerugian harta benda,pengungsian, terbatasnya akses terhadap bantuan kemanusiaan, rusaknya struktur keluarga dan sosial, terkikisnya nilai-nilai tradisional, terbatasnya akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan perlindungan yang dapat menyebabkan kegagalan dalam memberikan perlindungan terhadap lanjut usia dari kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi, dan penelantaran, ketidakberdayaan. E. Sasaran Buku Buku Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang diperuntukkan bagi: 1. LKS Lanjut Usia baik milik Pemerintah maupun masyarakat; 2. Dinas/ Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/ Kota; 3. Kementerian Sosial RI. 8 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

16 BAB II MEKANISME PENGELOLAAN A. PRINSIP DANA HIBAH 1. Dana hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang adalah dana yang berasal dari masyarakat secara langsung diterima oleh Kementerian Sosial dan diperuntukkan bagi kepentingan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, bersifat sementara dan sebagai pendukung dana APBN atau APBD. 2. Pemberian bantuan sosial dari hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang mempunyai prinsip: a. Tanggung jawab negara; b. Melindungi terjadinya risiko sosial; c. Tidak terus menerus dan tidak mengikat; d. Selektif terhadap penerima bantuan dan yang tidak teralokasikan atau tidak tercukupi melalui APBN/ APBD; e. Diberikan kepada perorangan, kelompok dan masyarakat. 3. Penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang, digunakan untuk bantuan sosial yang diberikan secara langsung kepada perorangan, kelompok, keluarga dan atau masyarakat sedangkan bantuan tidak langsung dilaksanakan melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial/ Dinas/ Dinas Sosial yang di butuhkan guna terlindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

17 4. Unit Kerja Eselon I sesuai tugas dan fungsi masing-masing menyusun perencanaan penggunaan hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial pada poin 1 (satu) yang akan datang dengan mengacu pada proses perencanaan yang diajukan kepada Menteri Sosial selaku Pengguna Anggaran c.q. Sekertaris Jenderal. 5. Estimasi kebutuhan penggunaan hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial mengacu pada besaran penggunaan dana hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana kerja kementerian sosial persetujuan hibah pada tahun yang akan datang. 6. Dalam hal penyusunan rencana bantuan sosial dari hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang, unit kerja eselon 1 sebagai bagian tidak terpisahkan dari target rencana kerja pemerintah (RKP) UKE 1 (satu), dan mengalokasikan dana pendampingan program melalui anggaran pendapatan dan belanja negara yang akan datang. 7. Dalam hal penyusunan rencana bantuan sosial dari hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang yang dilaksanakan Pemerintah Daerah perlu dana pendampingan dari APBD. Pengajuan dana hibah harus sesuai dengan target sasaran, apabila program tersebut berkelanjutan maka dapat didukung oleh dana APBN atau APBD. 10 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

18 8. Pengajuan perencanaan pengunaan hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang untuk bantuan sosial yang diajukan kepada sekertaris jenderal selanjutnya ditelaah bersama Dirjen Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial sebagai dasar penetapan besaran pagu persetujuan hibah masing-masing Unit Kerja Eselon 1 (satu) sebagai dasar untuk pelaksanaan bantuan sosial pada tahun yang akan datang. 9. Penetapan persetujuan hibah yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dapat berubah bilamana terjadi situasi kedaruratan berdasarkan surat pernyataan kedaruratan dari pejabat yang berwenang. B. PERSYARATAN Pemohon penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang dapat diajukan oleh; perorangan (Lanjut Usia) dan/ atau keluarga yang memiliki lanjut usia, Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU), UPTD Lanjut Usia, dan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/kota. Adapun kriteria dan persyaratannya adalah sebagai berikut: 1. Perorangan (Lanjut Usia) dan / atau keluarga yang memiliki lanjut usia Mengajukan surat permohonan bantuan kepada Menteri Sosial RI dengan melampirkan persyaratan dan kelengkapan sebagai berikut : a. Proposal; b. Surat Pengantar dan hasil Verifikasi Dinas Sosial Provinsi /Kabupaten/Kota; c. Surat rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi / Kabupaten/Kota; Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

19 d. Identitas pemohon (nama, tempat, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi); e. Rincian biaya yang diminta/dimohon (peruntukan dan rencana anggaran biaya); f. Memberi keterangan dengan jelas permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia; g. Surat keterangan miskin dari kelurahan/kepala desa h. Copy identitas diri (KTP atau SIM) yang masih berlaku i. Copy Kartu Keluarga; j. Rekening Bank atas nama yang lanjut usia bersangkutan atau joint account dengan keluarga/ kerabat. 2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU) LKS-LU yang melaksanakan pelayanan sosial bagi Lanjut Usia yang memiliki kriteria Berbadan Hukum dan minimal telah melaksanakan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia selama 2 tahun. Syarat permohonan hibah yang diajukan oleh LKS-LU harus disertai proposal. Pengajuan ditujukan kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota, untuk selanjutnya Dinas Sosial Kabupaten/Kota mengajukan kepada Menteri Sosial dengan dilengkapi Rekomendasi Dinas Sosial Provinsi, dengan dilampirkan persyaratan yang terdiri atas: a. Identitas pemohon (nama, tempat, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi); b. Waktu pelaksanaan kegiatan; c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan; d. Kondisi awal; e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan bantuan; 12 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

20 f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan; g. Jumlah anggaran yang sudah tersedia atau yang dapat disediakan oleh pemohon; h. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan; i. Analisis biaya dan manfaat; j. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima manfaat dan bantuan berdasarkan by name by address; k. Daftar susunan kepanitiaan, perkumpulan dan/ atau susunan pengurus organisasi; l. Dasar hukum pembentukan atau pendirian kepanitiaan, perkumpulan, dan organisasi; (Akte Notaris/Surat Ijin Operasional); m. Jenis pelayanan sosial yang diberikan kepada Lanjut Usia; n. Rencana kerja; dan o. Nomor rekening bank dan NPWP atas nama lembaga pemohon bantuan. 3. Dinas Sosial Provinsi Dinas Sosial Provinsi yang mengajukan permohonan bantuan kepada Menteri Sosial untuk mendapatkan Bantuan Dana Hibah, guna disalurkan kepada Lanjut Usia/ LKS-LU yang melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial diwilayahnya yang mengalami risiko sosial. Permohonan bantuan dana hibah yang diajukan oleh Dinas Sosial Provinsi, disampaikan kepada Menteri Sosial dengan melampirkan proposal dan kelengkapan persyaratan : Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

21 a. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi); b. Waktu pelaksanaan kegiatan; c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan; d. Dokumentasi awal; e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan bantuan; f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan; g. Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang dimohon/ diminta; h. Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah dan akan dilaksanakan; i. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan; j. Analisis biaya dan manfaat; dan k. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima manfaat dari bantuan berupa by name by address. Catatan : Pengajuan dilakukan oleh Dinas Sosial/ Intansi Sosial bukan oleh Kepala Daerah. 4. Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten /Kota Dinas Sosial Kabupaten /Kota yang mengajukan permohonan bantuan kepada Menteri Sosial untuk mendapatkan Bantuan Dana Hibah, selanjutnya guna disalurkan kepada Lanjut Usia/LKS-LU yang melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial diwilayahnya yang mengalami risiko sosial. Permohonan bantuan dana hibah yang diajukan oleh Dinas Sosial kabupaten/kota disampaikan kepada Menteri Sosial dengan melampirkan proposal, setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi yang kelengkapan persyaratan lainnya memuat: 14 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

22 a. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi); b. Waktu pelaksanaan kegiatan; c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan; d. Dokumentasi awal; e. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan bantuan; f. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan; g. Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang dimohon/ diminta; h. Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah dan akan dilaksanakan; i. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan; j. Analisis biaya dan manfaat; dan k. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima manfaat dari bantuan berupa by name by address; l. Rekomendasi dari Dinas Sisial Provinsi. Catatan : Pengajuan dilakukan oleh Dinas Sosial/ Intansi Sosial bukan oleh Kepala Daerah 5. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lanjut Usia Syarat permohonan hibah yang diajukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lanjut Usia harus disertai proposal. Pengajuan ditujukan kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota, untuk selanjutnya Dinas Sosial Kabupaten/Kota mengajukan kepada Menteri Sosial dengan dilengkapi Rekomendasi Dinas Sosial Provinsi, dengan dilampirkan persyaratan yang terdiri atas : a. Surat Pengantar dari Dinas Sosial Provinsi; b. Identitas pemohon (nama lembaga/ Dinas, tempat, alamat, dan nomor telepon yang dapat dihubungi); Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

23 c. Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan; d. Waktu pelaksanaan kegiatan; e. Dokumentasi awal; f. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan penggunaan bantuan; g. Keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan; h. Anggaran yang tersedia dan jumlah bantuan yang dimohon/diminta; i. Langkah-langkah dan pola penanganan yang telah dan akan dilaksanakan; j. Besaran hasil atau manfaat bagi penerima bantuan; k. Analisis biaya dan manfaat; dan l. Data sasaran yang akan dibantu sebagai penerima manfaat dari bantuan berupa by name by addres; m. Lokasi kegiatan. C. PROSEDUR PENGAJUAN 1. Pemohon Perseorangan atau LKS-LU mengajukan permohonan kepada Menteri Sosial RI dalam bentuk proposal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana hibah, dilengkapi rekomendasi dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan Dinas Sosial Propinsi serta persyaratan lainnya yang telah ditentukan. 2. Pemohon dari Dinas Sosial Kabupaten / Kota mengajukan permohonan kepada Menteri Sosial dalam bentuk Proposal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana hibah, dilengkapi rekomendasi dari Dinas/ Dinas Sosial Propinsi serta persyaratan lainnya yang telah ditentukan. 16 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

24 3. Pemohon dari Dinas Sosial Propinsi mengajukan permohonan kepada Menteri Sosial dalam bentuk Proposal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana hibah. Dilengkapi persyaratan lainnya yang telah ditentukan. 4. Pemohon dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Lanjut Usia mengajukan permohonan kepada Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam bentuk Proposal yang bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana hibah, dilengkapi persyaratan lainnya yang telah ditentukan. 5. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia melaksanakan seleksi, verifikasi, dan telaahan terhadap usulan yang diajukan oleh pemohon. 6. Telaahan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dan disampaikan kepada; a. Menteri Sosial RI, untuk nilai usulan bantuan lebih dari Rp ,- (lima puluh juta rupiah), guna mendapatkan persetujuan. b. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, untuk nilai usulan bantuan kurang dari Rp ,- (lima puluh juta rupiah), guna mendapatkan persetujuan. Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

25 D. PEMANFAATAN BANTUAN Penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang digunakan hanya untuk bantuan sosial yang diberikan secara langsung kepada perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat sedangkan bantuan tidak langsung dilaksanakan melalui LKS-LU, Dinas Sosial Provinsi/kabupaten/kota yang membutuhkan guna melindungi lanjut usia dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Dana bantuan dimanfaatkan sesuai dengan usulan rencana penggunaan bantuan sebagaimana dalam proposal yang diajukan, dan mengacu pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 14 Tahun 2012, tentang Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Negeri dalam Bentuk Uang khususnya Pasal 1, ayat 8 yang menyebutkan bahwa belanja hibah merupakan pengeluaran yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Selain itu (Pasal 4 huruf b dan c yang menyebutkan pemberian bantuan sosial dari hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang mempunyai prinsip melindungi terjadinya risiko sosial, tidak terus-menerus dan tidak mengikat ). Pasal 8 ayat (2) menyebutkan bahwa penggunaan hibah langsung tidak dapat digunakan untuk biaya operasional, honor, transport, sewa peralatan, seminar, dan untuk pembangunan gedung. Dana Hibah Langsung Dalam Negeri Dalam Bentuk Uang dapat dimanfaatkan untuk: a. Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, adalah bantuan yang diberikan bagi Lanjut Usia guna memenuhi kebutuhan dasarnya, yang meliputi antara lain: 18 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

26 1) Pemberian paket sembilan bahan pokok antara lain; beras/sagu/jagung, gula, sayur/ buah, daging, minyak goreng/ margarin, susu, telur, garam, dan minyak tanah/gas elpiji. 2) Pemberian paket sandang lansia antara lain; baju, kain sarung, pakaian olah raga, pakaian dalam, pakaian ibadah, dan pampers. 3) Pemberian alat bantu antara lain; kursi roda, kruk,tongkat kaki 1,3 dan 4,walker,alat bantu dengar, dan alat bantu baca. b. Bantuan usaha ekonomis produktif, adalah bantuan yang diberikan kepada Lanjut Usia untuk memperbaiki, dan atau memulihkan kondisi usaha ekonominya sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bantuan tersebut diberikan berupa modal usaha kepada Lansia yang telah memiliki usaha dan untuk pengembangan usaha. c. Bantuan Rehabilitasi Rumah Lansia (Bedah Rumah) Esensi Bedah Rumah adalah adanya kerjasama, partisipasi, kesetiakawanan sosial dan nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat untuk merehabilitasi rumah lansia yang tidak layak huni. Rehabilitasi rumah lansia didasari oleh semangat gotong royong, kepedulian, dan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Hasil akhir dari pelaksanaan bedah rumah adalah tersedianya rumah yang sehat, yang memungkinkan lansia hidup layak di usia emasnya. Pelaksanaan bedah rumah sepenuhnya dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat yang dikoordinasikan oleh Dinas Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

27 Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota. Bantuan yang diberikan untuk bedah rumah dimanfaatkan untuk pembelian material/bahan-bahan bedah rumah. Dana tersebut tidak dapat digunakan untuk biaya konsumsi, operasional maupun ongkos kerja bedah rumah. d. Bantuan Sarana Prasarana Lingkungan Bantuan sarana prasarana lingkungan adalah bantuan yang diberikan dalam mendukung pelaksanaan bedah rumah. Bantuan sarana prasarana tersebut bersifat primer, seperti ; tempat tidur, lemari, meja, dan peralatan dapur. Bantuan tersebut dapat pula digunakan untuk perbaikan sarana lingkungan rumah, seperti saluran air, aliran listrik, kamar mandi, kakus, dan dapur. e. Bantuan lansia dalam Situasi Darurat Bantuan perawatan, pelayanan dan perlindungan bagi lansia yang berada dalam situasi darurat; seperti bencana alam, bencana sosial, dan lansia yang mengalami keterlantaran. Bentuk bantuan yang diberikan berupa : bantuan permakanan, biaya kesehatan, biaya hidup, dan biaya pemulangan ke tempat asal. Indeks bantuan dimaksud di atas terlampir. E. PROSES PENYALURAN 1. Besaran Bantuan yang diberikan a. Besaran bantuan yang diberikan mengacu pada harga satuan terlampir. b. Harga satuan yang tercantum pada lampiran, merupakan harga tertinggi dalam penyaluran bantuan sosial yang bersumber dari dana hibah langsung dalam bentuk uang dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. 20 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

28 c. Apabila jenis bantuan yang diusulkan tidak ada dalam harga satuan terlampir, maka perhitungan dalam pemberian bantuan digunakan azas kelayakan dan kepatutan. 2. Penyaluran Bantuan a. Usulan yang telah mendapatkan persetujuan oleh Menteri Sosial / Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial diinformasikan Direktorat PPSDBS kepada Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia, untuk dilaksanakan persiapan penyaluran bantuan. b. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia menyiapkan dan merencanakan pelaksanaan penyaluran bantuan, serta mengajukan permohonan pencairan dana kepada Direktorat jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial cq. Direktorat Pengumpulan dan Pengelola Sumber Dana Bantuan Sosial melalui surat yang ditandatangani Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial/ Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia. c. Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia atas nama Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial menyerahkan bantuan sosial kepada pemohon. d. Penyerahan bantuan diserahkan secara langsung kepada pemohon bantuan. Penyerahan berupa barang diserahkan langsung kepada pemohon baik di lokasi tempat tinggal penerima atau di kemensos. Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

29 22 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

30 BAB III PENGENDALIAN A. Monitoring Monitoring merupakan rangkaian kegiatan pengamatan secara terus menerus untuk mengetahui perkembangan, hambatan yang dihadapi serta dukungan yang diperoleh dari berbagai pihak dalam pelaksanaan bantuan sosial. 1. Ruang lingkup monitoring a. Ketepatan penggunaan bantuan sosial; b. Ketepatan pemanfaatan bantuan sosial; c. Proses pelaksanaan bantuan sosial; d. Kendala dan upaya yang ada dalam pelaksanaan bantuan sosial. 2. Tujuan Monitoring Tujuan pelaksanaan monitoring adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan bantuan sosial dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi serta upaya penangannya di lapangan. 3. Sasaran Monitoring a) Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota, LKS sebagai pelaksana penanggung jawab / pengelola penyaluran bantuan sosial kepada Lanjut Usia. b) Lanjut Usia penerima bantuan sosial. 4. Pelaksana Monitoring Monitoring dilakukan oleh petugas: a) Kementerian Sosial RI; b) Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota; Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

31 5. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan monitoring dapat dilaksanakan mulai dari proses persiapan hingga akhir pelaksanaan bantuan sosial. Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan turun ke lapangan maupun tidak langsung yaitu melalui media komunikasi atau laporan dari pelaksana. B. Evaluasi Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan penilaian dan pengukuran terhadap seluruh pelaksanaan bantuan sosial mulai dari pelaksanaan sampai dengan hasilnya. 1. Tujuan Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan bantuan sosial dan untuk menilai tingkat keberhasilan bantuan sosial sebagai bahan acuan dalam pengembangan dan penyempurnaan program selanjutnya. 2. Sasaran Sasaran evaluasi adalah para pengelola, pelaksana, dan LKS penerima bantuan Hibah. 3. Pelaksana Evaluasi dilakukan oleh petugas Dinas sosial: a. Kementerian Sosial RI; b. Dinas/Dinas sosial Provinsi/Kabupaten/Kota. 4. Waktu Pelaksanaan Evaluasi pelaksanaan dapat dilaksanakan secara berkala sesuai dengan kebutuhan. Waktu pelaksanaan evaluasi dilaksanakan setelah proses pelaksanaan bantuan sosial berakhir. 24 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

32 C. Pelaporan Pelaporan merupakan suatu kegiatan penyusunan dan penyampaian hasil monitoring maupun hasil kegiatan evaluasi. Pelaporan digunakan sebagai bahan pengendalian dan perbaikan dan optimalisasi kegiatan bantuan selanjutnya. 1. Tujuan a. Untuk memberikan gambaran tentang pemanfatan bantuan sosial yang dapat dipertanggung jawabkan. b. tersedianya fakta, data, dan informasi lengkap tentang pemanfaatan bantuan sosial sesuai peruntukannya. 2. Pelaksana Pelaporan Setiap penerima bantuan dana hibah wajib membuat laporan pertanggung jawaban baik Dinas Sosial Provinsi/ Kabupaten/Kota atau LKS-LU maupun perseorangan. 3. Laporan Pertanggungjawaban. Laporan pertanggung jawaban meliputi : a. Jumlah dana bantuan yang diterima; b. Pertanggungjawaban realisasi penggunaan bantuan; c. Jika jumlah dana bantuan yang diterima dan rincian realisasi penggunaan bantuan terdapat sisa dana bantuan dan /atau jasa giro maka : 1) Sisa dana bantuan harus dikembalikan ke Kementerian Sosial untuk disetorkan ke Kas Negara; 2) Pengembalian sisa dana bantuan dan jasa giro bank disetor melalui surat setoran bukan pajak ke kas negara; Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

33 3) Bukti setor sisa dana bantuan dan /atau jasa giro diserahkan kepada Direktorat Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PPSDBS) sebagai bukti pertanggung jawaban keuangan. d. Berita Acara serah terima bantuan yang ditandatangani oleh sasaran/ penerima bantuan dan diketahui oleh Dinas/dinas sosial setempat; e. Copy faktur/kuitansi pembelian/ pengadaan barang sesuai peruntukan dalam proposal yang diajukan; f. Perkembangan/ hasil target fungsional penggunaan dana bantuan; g. Dokumentasi pemanfaatan bantuan. 4. Waktu Pelaporan Laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial hibah langsung dalam negeri dalam bentuk uang disampaikan paling lambat 30 hari kalender setelah bantuan diterima. Laporan dibuat 3 (tiga) rangkap dan 1 (satu) rangkap ditujukan kepada Menteri Sosial RI c.q. Direktur Pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial, 1 (satu) rangkap kepada Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia, dan 1 (satu) rangkap kepada Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota. D. Pengaduan Dalam hal pelaksanaan penggunaan bantuan sosial hibah dalam negeri dalam bentuk uang, partisipasi masyarakat sangat diharapkan. Bentuk partisipasi tersebut, yaitu menyampaikan informasi dan melaporkan apabila terjadi penyimpangan atau permasalahan di lapangan. Penyampaian informasi, pengaduan dan laporan tersebut ditujukan kepada: 26 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

34 Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Direktorat Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Jl. Salemba Raya 28 Jakarta Pusat Nomor Telepon / Fax : pslu@kemsos.go.id Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

35 28 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

36 NO JENIS BANTUAN 1. Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar 2. Bantuan Usaha Ekonomis Produktif 3. Bantuan Rehabilitasi Rumah (Bedah Rumah) 4. Bantuan Sarana Prasarana Lingkungan untuk Aksesibilitas Lansia LAMPIRAN PEDOMAN BANTUAN SOSIAL DANA HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG RINCIAN Pemberian paket sembilan bahan pokok antara lain; beras/sagu/jagung, gula, sayur/ buah, daging, minyak goreng/ margarin, susu, telur, garam, dan minyak tanah/gas elpiji Pemberian paket sandang Lanjut Usia antara lain; baju, kain sarung, pakaian olah raga, pakaian dalam, pakaian ibadah, dan pampers. Alat Bantu Alat Bantu Dengar (Hearing Aid ) Alat Bantu Penglihatan (kacamata) INDEKS SATUAN BIAYA Rp ,- Rp ,- Rp ,- s/d Rp ,- per unit Rp , s/d Rp ,- per unit Alat Bantu gerak: - Tongkat - Rp ,- - Tongkat kaki tiga (tripod) - Rp ,- - Tongkat kaki empat - Rp ,- - Kursi Roda - Rp ,- Bantuan pengembangan Rp usaha Bahan bahan bangunan yang diperlukan dan/ sarana kamar Lanjut Usia Bantuan sarana berupa : Kasur, lemari, meja, dan peralatan dapur Bantuan Prasarana lingkungan berupa : perbaikan saluran air, aliran listrik, kamar mandi, kakus, dan dapur Rp ,- per rumah Rp ,- per orang KRITERIA SASARAN Lansia miskin, Lansia Terlantar --sda-- Lansia yang mengalami hambatan komunikasi Lansia yang mengalami gangguan pengelihatan Lansia yang mengalami rehabilitasi mobilitas -Lansia Potensia - Telah memiliki usaha Lansia Miskin -Lanjut Usia di dalam masyarakat - Lanjut Usia didalam panti KETERANGAN Dikerjakan secara gotong royong atau mendapat dukungan dari Pemda setempat. Disesuaikan dengan kebutuhan Lanjut Usia Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung

37 5. Bantuan Lanjut Usia dalam Situasi Darurat 6. Bantuan Lanjut Usia dalam Ketelantaran Perjalanan Bantuan perawatan, pelayanan dan perlindungan bagi Lanjut Usia yang berada dalam situasi darurat Binaan Penting Rp ,- per orang perhari Rp ,- per orang -Lansia yang berada di daerah pengungsian, rawan bencana, konflik, dsb. Lamanya pemberian bantuan tergantung dari masing masing kasus Disesuaikan dengan jarak dan transportasi yang digunakan 30 Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Hibah Langsung 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 411, 2014 KEMENSOS. Sosial. Lembaga Kesejahteraan Sosial. Lanjut Usia. Asistensi. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ASISTENSI

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI DALAM BENTUK UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa sumber dana masyarakat yang diterima oleh Kementerian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1880, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Barang Hadiah. Tidak Tertebak. Tidak Diambil. Pengelolaan. Undian Gratis. Berhadiah PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PERATURAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2015 KESRA. Sumbangan. Masyarakat. Pengumpulan. Penggunaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2075, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran. Kegiatan. Program. Rencana. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan L No. 9, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. BPSU. e-warong KUBE PKH. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN PENGEMBANGAN SARANA USAHA MELALUI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.862, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Pelayanan Sosial. Lanjut Usia. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN SOSIAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2015 KEMENSOS. Anggaran. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Rencana Program. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat : : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58 / HUK /2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA KESEJAHTERAAN SOSIAL MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TAHUN TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN DEKONSENTRASI DAN PENUGASAN TUGAS PEMBANTUAN KEPADA DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.913, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. Lembaga Kesejahteraan Sosial. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un No.1443, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca bencana. Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat. Hibah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS)

PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) KEMENTERIAN SOSIAL RI DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2014 PEDOMAN ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA MELALUI LEMBAGA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERMAKANAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2147, 2016 KEMENKEU. Belanja Bantuan Sosial. K/L. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial.

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 148 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.907, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Insentif Daerah. Tahun Anggaran 2012. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

2017, No Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);

2017, No Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449); BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1126, 2017 KEMENSOS. Sumbangan Masyarakat bagi Fakir Miskin. Juklak. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.91, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Instansi Sosial. Provinsi. Kabupaten/Kota. Pelimpahan Kewenangan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 212/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI PROGNOSA DEFINITIF TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA UNTUK SETIAP DESA DI KABUPATEN SERUYAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Taruna. Siaga Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM TARUNA SIAGA BENCANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1733, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERA. Rumah Khusus. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.834 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA

PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA PETUNJUK PELAKSANAAN UJI COBA FAMILY SUPPORT KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA KEMENTERIAN SOSIAL RI DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI, TUNJANGAN KHUSUS, DAN TAMBAHAN PENGHASILAN GURU PEGAWAI

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jln. Kusumanegara No. 9 Yogyakarta Telepon ( 0274 ) 512063 Faximile 581335 Website : disperindag.jogjaprov.go.id Kode Pos

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN, DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata No.1359, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penetapan. Tahun 2018. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.103, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Standar. Lembaga. Rehabilitasi Sosial. Narkotika. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.184, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bantuan Operasional. Sekolah. Daerah Terpencil. Pedoman Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PMK.07/2012 TENTANG

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 No.403, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. BSPS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2018 2018 TENTANG BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN HASIL JARING ASPIRASI MASYARAKAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 211/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI PROGNOSA DEFINITIF DANA TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 dan Pasal 99 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1821, 2016 KEMSOS. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Pelimpahan Kewenangan. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1339, 2015 KEMEN-PUPR. Perumahan Swadaya. Bantuan Stimulan. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PRT/M/2015

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan.

KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan. No.1128, 2014 KEMENAG. Pajak. PNBP. Nikah. Rujuk. Di Luar KUA. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN TOLITOLI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.93, 2013 KEMENSOS. Pekerja Migran. Tenaga Kerja Indonesia. Bermasalah. Pemulangan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMULANGAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12 /MEN/2008 TENTANG BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12 /MEN/2008 TENTANG BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12 /MEN/2008 TENTANG BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.567, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pendataan. Pengelolaan Data. Penyandang. Masalah Kesejahteraan Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN LUWU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN HIBAH DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN KEPADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH KEPADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNIK PAL SURABAYA UNTUK BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI PESERTA DIDIK YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA SUBSIDI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BANJARNEGARA DARI

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu No.722, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA NAGARI SETIAP NAGARI YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci