EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI"

Transkripsi

1 i EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 ii

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Rizky Nurkhaerani NIM G

4 ii ABSTRAK RIZKY NURKHAERANI. Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melakasnakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia. Dibimbing oleh HARI WIJAYANTO dan DAHRUL SYAH. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran umum mengenai karakteristik dan capaian kinerja dosen tersertifikasi, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen tersertifikasi, mengklasifikasikan dosen tersertifikasi berdasarkan faktor-faktor tersebut, serta membandingkan kinerja guru besar dengan dosen non guru besar. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum mengenai karakteristik dan capaian kinerja dosen tersertifikasi sedangkan metode CART digunakan untuk menentukan faktor yang berpengaruh serta mengklasifikasikan. Sebesar 79% dosen tersertifikasi di Indonesia telah melaksanakan kewajibannya. Rataan kredit total capaian dosen per tahun adalah sebesar sks sedangkan rataan untuk masing-masing bidang sebesar sks untuk pendidikan, 8.83 sks untuk penelitian, serta 6.72 sks untuk pengabdian masyarakat. Secara umum, faktor-faktor yang bepengaruh adalah faktor-faktor dari individu dosen sendiri, yaitu bidang ilmu, latar belakang pendidikan, jabatan fungsional, serta usia. Kata kunci: analisis deskriptif, classification and regression tree (CART), kinerja dosen, Tridharma Perguruan Tinggi ABSTRACT RIZKY NURKHAERANI. Exploration of performance certified lecturer in implementing Tridharma Perguruan Tinggi in Indonesia. Supervised by HARI WIJAYANTO and DAHRUL SYAH. The aim of this research was to provide a general overview of the characteristics and achievements of performance certified lecturer, determine the factors that affect the performance of certified lecturer, classify certified lecturer based on these factors, and compare the professor and lecturer nonprofessor s performance. Descriptive analysis is used to see a general overview of the characteristics and achievements of certified lecturer performance while the CART method is used to determine factors that affect the performance of certified lecturer and classify of them. Amounting to 79% of certified lecturers in Indonesia has been implementing its obligations. Mean total credits achievements of lecturer per year amounted to while the average for each area of credits for education, 8.83 credits for research, as well as 6.72 credits for community service. In general, the factors that affect are the factors of individual lecturers themselves, namely the field of science, educational background, functional, and age. Keywords: descriptive analysis, classification and regression tree (CART), certified lecturer performance, Tridharma Perguruan Tinggi

5 iii EKSPLORASI KINERJA DOSEN TERSERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA RIZKY NURKHAERANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 iv

7 v Judul Skripsi : Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia Nama : Rizky Nurkhaerani NIM : G Disetujui oleh Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Pembimbing I Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Hari Wijayanto, MSi Ketua Departemen Statistika Tanggal Lulus:

8 vi PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah eksplorasi data, dengan judul Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hari Wijayanto MSi dan Bapak Dr Ir Dahrul Syah MScAgr selaku pembimbing, Dr Ir Erfiani MSi selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran, seluruh dosen serta pihak Tata Usaha Departemen Statistika IPB yang telah sangat membantu. Tak lupa terima kasih juga penulis ucapkan kepada Direktorat Keuangan Institut Pertanian Bogor yang berkenan membantu dalam hal penyediaan data. Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak, Mamah, Ami, Eep, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat dan teman-teman Statistika dan CSS MoRa 46 seperjuangan, sahabat-sahabat FH, serta teman terdekat yang senantiasa memberi semangat, perhatian, dan bantuan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2013 Rizky Nurkhaerani

9 vii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 11 Tujuan Penelitian 12 METODOLOGI 12 Metode Pengumpulan Data 12 Metode Analisis Data 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 18 Analisis Deskriptif 18 Analisis Pohon Regresi 25 SIMPULAN DAN SARAN 37 Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 39 LAMPIRAN 30 RIWAYAT HIDUP 39

10 viii DAFTAR TABEL 1 Ringkasan statistik pencapaian angka kredit 14 2 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang pendidikan 15 3 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pendidikan 15 4 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit pendidikan 17 5 Persentase kredit mengajar berdasarkan jenjang pendidikan 18 6 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang penelitian 19 7 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang penelitian 19 8 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit penelitian 20 9 Persentase publikasi jurnal Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang pengabdian Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pengabdian Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit bidang pengabdian Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon total Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon total Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit total Perbandingan kompensasi bagi guru besar dan non guru besar Korelasi pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit pendidikan dan penelitian 26 DAFTAR GAMBAR 1 Proses pemilahan pada CART 5 2 Persentase jumlah dosen berdasarkan usia 8 3 Rataan capaian angka kredit berdasarkan kategori usia 8 4 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenis kelamin 9 5 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenis kelamin 9 6 Persentase jumlah dosen berdasarkan status perguruan tinggi 9 7 Rataan capaian angka kredit berdasarkan status perguruan tinggi 10 8 Persentase jumlah dosen berdasarkan lokasi perguruan tinggi 10 9 Rataan capaian angka kredit berdasarkan lokasi perguruan tinggi Persentase dosen berdasarkan bidang ilmu Rataan capaian dosen berdasarkan bidang ilmu Persentase dosen berdasarkan jabatan fungsional Rataan capaian dosen berdasarkan jabatan fungsional Persentase jumlah dosen berdasarkan jenjang pendidikan terakhir Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenjang pendidikan terakhir 13

11 ix 16 Persentase jumlah dosen berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3) Rataan capaian angka kredit berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3) Persentase jumlah dosen berdasarkan kategori pencapaian angka kredit total Pohon regresi bidang pendidikan Persentase publikasi jurnal berdasarkan asal PT pendidikan S3 21 DAFTAR LAMPIRAN 1 Tabel peubah yang diamati dan masing-masing kategorinya 30 2 Diagram kotak garis capaian angka kredit 31 3 Pohon regresi bidang penelitian 33 4 Pohon regresi bidang pengabdian masyarakat 34 5 Pohon regresi total capaian angka kredit 35 6 Tabel gaji pokok pegawai negeri sipil 36 7 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang pendidikan dan penelitian bagi non guru besar 37 8 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang pendidikan dan penelitian bagi guru besar 37 9 Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang pendidikan dan penelitian bagi asisten ahli Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang pendidikan dan penelitian bagi lektor Korelasi Pearson antara gaji dengan pencapaian angka kredit bidang pendidikan dan penelitian bagi lektor kepala 38

12 x

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan di Indonesia terus berkembang baik dalam kurikulum maupun sarana dan prasarana. Pendidikan dapat ditempuh melalui lembaga pendidikan formal dan informal. Salah satu lembaga pendidikan formal adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai salah satu pondasi pendidikan di suatu negara memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki intelektualitas tinggi serta budi pekerti yang luhur. Pencapaian tugas tersebut tidak lepas dari peran serta dan kontribusi sumber daya pendidik serta sarana pendidikan yang juga harus berkualitas. Dosen merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Menurut PP No. 37 Tahun 2009 Pasal 1, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ketiga bidang tersebut dikenal dengan sebutan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu tiga tugas suci yang diusung oleh perguruan tinggi. Sebagai salah satu pilar perguruan tinggi, dosen memiliki kewajiban untuk ikut melaksanakan tridharma tersebut. Pengajaran di kelas, asistensi, pembimbing, dan penguji tugas akhir mahasiswa, serta pembuatan dan perbaikan bahan ajar merupakan beberapa tugas dosen dalam bidang pendidikan. Tugas dalam bidang penelitian berupa pelaksanaan penelitian dan publikasi baik nasional maupun internasional sedangkan untuk bidang pengabdian masyarakat meliputi kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kualitas pendidikan di perguruan tinggi salah satunya dapat dilihat dari kualitas kinerja dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kinerja dosen sangat beragam. Keragaman kinerja dosen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal dari dalam diri maupun faktor eksternal. Menurut Siagian (2007), penilaian prestasi kerja atau evaluasi kerja merupakan hal yang penting untuk dilakukan, baik untuk kepentingan pegawai maupun organisasi. Bagi pegawai, penilaian kerja berguna bagi perkembangan karirnya sedangkan bagi organisasi hasil penilaian tersebut memiliki arti dan peran yang penting dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi mengenai kinerja dan karakteristik dosen sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan proses serta hasil dari pendidikan. Menurut Murti (2013), kinerja seorang pegawai akan meningkat sejalan dengan tingginya tingkat kepuasan yang berasal dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan, dan harapannya. Sama halnya dengan dosen. Selain gaji pokok yang diberikan tiap bulan, pemerintah juga memberikan tunjangan profesi. Pemberian tunjangan tersebut diharapkan dapat memacu dosen untuk lebih produktif dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya, baik dalam pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.

14 212 Jika dilihat berdasarkan penerimaan kompensasi, dosen dibagi menjadi dua, yaitu guru besar dan non guru besar. Perbedaan di antara keduanya adalah tunjangan kehormatan yang hanya diterima oleh guru besar. Selain gaji pokok dan tunjangan profesi, guru besar juga mendapatkan tunjangan kehormatan. Tunjangan kehormatan tersebut diberikan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan tugas-tugas khusus yang dibebankan kepada guru besar, yaitu menulis buku, karya ilmiah, serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat. Menurut PP No. 41 Tahun 2009 Bab IV Pasal 14 dan 15, tunjangan profesi bagi dosen diberikan sebesar satu kali gaji pokok pegawai negeri sipil sedangkan tunjangan kehormatan sebesar dua kali gaji pokok. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan kinerja guru besar menjadi perhatian. Implementasi kewajiban guru besar setelah adanya pemberian tunjangan kehormatan dipertanyakan. Penelitian ini menggunakan analisis CART (classification and regression tree) untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas dosen serta membuat klasifikasi dosen berdasarkan faktor-faktor tersebut. Kondisi data yang berukuran besar dan kompleks, yaitu bertipe campuran numerik dan kategorik, sulit untuk memenuhi asumsi yang merupakan syarat pada penggunaan analisis regresi. Metode CART merupakan metode nonparametrik yang tidak membutuhkan pemenuhan asumsi dan dapat menangani data berukuran besar serta kompleks (Breiman 1993). Peubah respon dari penelitian ini merupakan data numerik sehingga prosedur CART yang digunakan adalah prosedur pohon regresi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan gambaran umum mengenai performa kinerja dosen tersertifikasi di Indonesia dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen tersertifikasi dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 3. Mengklasifikasikan dosen tersertifikasi berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerjanya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. 4. Membandingkan capaian kinerja guru besar dengan dosen non guru besar (studi kasus di Institut Pertanian Bogor). METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer hasil dari Evaluasi Kinerja Dosen Penerima Tunjangan Profesi pada tahun 2012 sebanyak data dosen. Evaluasi kinerja dosen penerima tunjangan profesi tahun 2012 merupakan program evaluasi yang diselenggarankan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi dan dilaksanakan dalam bentuk pengisian kuisioner online. Populasi dari evaluasi tersebut adalah dosen yang telah tersertifikasi dan telah mendapatkan

15 tunjangan profesi. Seluruh dosen penerima tunjangan profesi di Indonesia diwajibkan untuk mengisi kuisioner online tersebut. Pengisian program evaluasi ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah rataan pencapaian angka kredit dosen per tahun dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta total kredit keseluruhan. Peubah-peubah penjelas yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu status perguruan tinggi, lokasi perguruan tinggi, bidang ilmu, jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan terakhir, dan jabatan fungsional (Lampiran 1). Penelitian ini menggunakan data dosen dengan skala nasional untuk mencapai tujuan pertama sampai ketiga sedangkan untuk tujuan keempat yang digunakan hanya data dosen Institut Pertanian Bogor (IPB). Data gaji dan tunjangan dosen IPB yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut diperoleh dari Direktorat Keuangan IPB. Data tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja dari guru besar dan non guru besar dengan melihat hubungan antara gaji dengan angka pencapaian angka kredit. Dosen IPB yang melakukan pengisian kuisioner evaluasi sebanyak 833 orang dari 905 dosen IPB yang telah mendapatkan tunjangan profesi. Metode Analisis Data Persiapan Data Tahap persiapan data merupakan tahap yang penting sebelum melakukan analisis data. Sering kali data yang diperoleh masih terdapat kolom yang tidak terisi atau terisi tetapi tidak sesuai dengan format yang diinginkan. Data seperti itu akan menyulitkan pada saat dianalisis, seperti yang terjadi pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah persiapan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengatasi kolom yang tidak terisi. Jika kolom yang tidak terisi tersebut dapat diduga dari kolom lain, maka akan diisi dengan nilai dugaan tersebut. Namun, jika tidak dapat diduga dengan kolom lain, maka data dosen tersebut tidak digunakan. 2. Mengatasi isian yang tidak sesuai format. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengisian online sehingga banyak isian yang diisi dengan isian yang tidak sesuai. Data tersebut diubah menjadi isian yang sesuai ketentuan sehingga dapat memudahkan dalam tahap analisis. Sebagai contoh, peubah Jurnal Internasional 2009 harus diisi dengan banyaknya jurnal internasional yang telah dipublikasikan pada tahun Jika tidak melakukan publikasi, maka kolom tersebut diisi dengan tanda (-). Akan tetapi, banyak ditemukan isian yang tidak sesuai aturan tersebut sehingga harus diubah terlebih dahulu. 3. Mengkategorikan peubah. - Peubah status dan lokasi perguruan tinggi dikategorikan berdasarkan nama perguruan tinggi. Kategori yang digunakan untuk status perguruan tinggi adalah perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) sedangkan kategori lokasi perguruan tinggi adalah berlokasi di Jawa dan di luar Jawa. 133

16 Peubah latar belakang pendidikan dikategorikan berdasarkan peubah jurusan pendidikan S1, S2, dan S3. Jika jurusan S1, S2, dan S3 terisi, maka latar belakang pendidikannya adalah S3. Jika S1 dan S2 terisi tetapi S3 tidak terisi, artinya latar belakang pendidikan terakhirnya S2 sedangkan latar belakang pendidikan terakhir S1 jika hanya jurusan S1 saja yang terisi. - Isian peubah bidang ilmu sangat beragam, baik dalam bentuk kode bidang ilmu maupun nama bidang ilmu. Peubah bidang ilmu dikategorikan berdasarkan rumpun ilmu untuk memudahkan dalam tahap analisis. Adapun rumpun ilmu menurut direktorat pendidikan tinggi (2013), yaitu MIPA, ilmu tanaman (TAN), ilmu hewan (HWN), kedokteran (KED), kesehatan (KES), teknik (TEK), pendidikan (PND), ekonomi (EKO), sosial dan humaniora (SOS), bahasa (BHS), agama dan filsafat (AF), seni desain dan media (SDM), serta bidang ilmu lainnya (LYN). - Peubah usia dikategorikan menjadi muda, madya, dan tua. Tahap dewasa dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu dewasa awal, dewasa tengah, dan dewasa akhir. Dewasa awal untuk usia tahun, dewasa tengah untuk tahun, sedangkan dewasa akhir untuk usia di atas 60 tahun. Pengkategorian ini hanya dilakukan untuk analisis deskriptif saja sedangkan pada analisis CART peubah usia tetap berskala numerik. Keterangan mengenai data status dan lokasi perguruan tinggi serta rumpun ilmu diperoleh dari situs Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI). 4. Memboboti tiap pelaksanaan tugas dengan bobot sks sesuai ketentuan beban kerja dosen. 5. Membuat rataan pencapaian angka kredit per tahun untuk masingmasing dosen. 6. Menghapus data pencapaian angka kredit di atas 60 sks, baik untuk bidang pendidikan, penelitian, pengabdian maupun total kredit. 7. Mengkategorikan pencapaian angka kredit total berdasarkan kewajiban pencapaian tugas dosen. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 Bab III Pasal 8, salah satu syarat dalam penerimaan tunjangan profesi adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 sks dan paling banyak 16 sks pada setiap semester. Penelitian ini menggunakan data rataan per tahun sehingga selang capaian angka kreditnya pun digandakan menjadi 24 sampai dengan 32 sks per tahun. Kategori kurang untuk pencapaian angka kredit kurang dari 24 sks, cukup untuk sks, dan lebih untuk kredit lebih dari 32 sks. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai karakteristik serta capaian kinerja dosen. Analisis deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu : 1. Membuat diagram lingkaran persentase jumlah dosen berdasarkan tiap kategori peubah penjelas.

17 Membuat diagram batang untuk menunjukkan rataan capaian angka kredit berdasarkan tiap kategori peubah penjelas. 3. Membuat diagram kotak garis untuk menunjukkan capaian angka kredit pendidikan, penelitian, pengabdian, dan total. Analisis CART (Classification and Regression Tree) CART merupakan metode statistika nonparametrik yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan data dengan peubah respon kategorik maupun numerik. Tujuan metode ini adalah melihat hubungan antara peubah respon dengan peubah penjelas melalui pengelompokkan berdasarkan peubah penjelas yang digunakan. Penggunaan metode CART pada penelitian ini adalah untuk menentukan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen serta mengklasifikasikan dosen berdasarkan faktor-faktor tersebut. Analisis dilakukan pada empat bidang yang merupakan peubah respon dalam penelitian ini, yaitu capaian angka kredit bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta capaian total kredit. CART mengelompokkan peubah respon berdasarkan peubah-peubah penjelasnya ke dalam dua kelompok (biner). Proses pengelompokkan tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga membentuk struktur pohon biner, seperti pada Gambar 1. Prosedur analisis CART terbagi menjadi dua, yaitu prosedur pohon klasifikasi dan pohon regresi. Jika peubah respon merupakan data kategorik, maka prosedur pohon klasifikasi yang digunakan sedangkan jika peubah respon merupakan data numerik, prosedur pohon regresi yang digunakan (Breiman et al.1993). Peubah respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah capaian angka kredit yang berupa data kontinu sehingga prosedur analisis yang diterapkan adalah prosedur pohon regresi. Gambar 1 Proses pemilahan pada CART Breiman (1993) dalam bukunya menyatakan bahwa pembentukan pohon regresi terdiri dari tiga bagian penting, yaitu pemilahan simpul, penentuan simpul terminal, dan penentuan nilai dugaan respon pada setiap simpul terminal. 1. Pemilahan simpul Setiap proses pemilahan, pemilah hanya bergantung pada satu peubah penjelas. Jika peubah penjelas tersebut merupakan peubah numerik, maka proses pemilahannya dilakukan dengan x j c dan x j >c, untuk cϵr dan c adalah nilai tengah antara dua nilai amatan peubah tersebut yang berurutan dan berbeda. Namun, jika peubah penjelas tersebut merupakan peubah kategorik, maka proses pemilahan akan dilakukan pada setiap kemungkinan terbentuknya dua anak gugus yang saling lepas. Adapun proses pemilahan terdiri dari langkah-langkah berikut:

18 166 1.a Menentukan semua kemungkinan pemilah (s) untuk tiap peubah penjelas. Jika peubah penjelas merupakan peubah numerik dengan m merupakan banyaknya nilai pada peubah x j yang berbeda, maka terdapat m - 1 kemungkinan pemilah. Jika peubah merupakan peubah kategorik berskala ordinal dengan k kategori, maka terdapat k - 1 kemungkinan pemilah. Jika peubah berskala nominal dengan k kategori, maka terdapat 2 k b Hitung kehomogenan simpul dengan jumlah kuadrat dari simpangan amatan terhadap rataannya. Jumlah kuadrat sisaan pada simpul t dinyatakan dalam persamaan : R(t) = (y n y t ) 2 x n εt dengan y n adalah nilai respon pada simpul t dan y t adalah rataan respon pada simpul t. 1.c Menghitung nilai kebaikan pemilah. Nilai kebaikan pemilah untuk tiap pemilah s pada simpul t yang membagi t menjadi t L dan t R dihitung menggunakan fungsi pemilah sebegai berikut : R s, t = R(t) - R(t L ) - R(t R ) dengan R(t L ) dan R(t R ) masing-masing adalah jumlah kuadrat sisaan pada simpul kiri dan simpul kanan. 1.d Menentukan pemilah terbaik. Pemilah terbaik adalah pemilah yang memiliki nilai kebaikan pemilah paling besar. R s, t = max s S R s, t Pemilihan pemilah dilakukan dengan langkah yang sama untuk setiap simpul. 2. Penentuan simpul terminal Simpul terminal merupakan simpul penghentian karena tidak terjadi proses pemilahan respon lagi pada simpul tersebut. Suatu simpul dijadikan simpul terminal jika tidak terdapat lagi penurunan keheterogenan yang berarti (kondisi simpul sudah homogen) atau nilai amatan pada simpul terlalu sedikit sehingga tidak efektif untuk dipilah kembali. Menurut Beriman et. all (1993), ukuran minimal objek pada simpul yang biasa digunakan adalah lima amatan. Akan tetapi, ukuran minimal objek tersebut dapat ditentukan menurut kebijakan peneliti. Biasanya ukuran minimum objek yang digunakan adalah 10% dari ukuran data learning (Timofeev 2004). Jumlah minimum amatan pada simpul yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti, yaitu 1000 amatan untuk simpul induk dan 500 untuk simpul anak. Hal ini mempertimbangkan ukuran data yang besar. Jika jumlah minimum amatannya kecil, pohon yang akan terbentuk akan sangat besar. Sebelum memutuskan untuk menggunakan nilai jumlah minimal amatan tersebut, percobaan dilakukan beberapa kali dengan nilai jumlah amatan minimum yang berbeda-beda. Semakin kecil nilai minimum

19 amatannya, maka pohon yang dihasilkan semakin besar dan kompeks tetapi peubah-peubah penjelas yang muncul relatif sama. 3. Penentuan nilai dugaan respon Nilai dugaan respon pada masing-masing simpul adalah rataan dan standar deviasi dari respon. Seringkali pohon yang telah terbentuk memiliki ukuran yang besar dan kompleks. Breiman (1993) menyatakan bahwa salah satu solusi dari permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan pruning atau pemangkasan. Proses pemangkasan akan menghasilkan sederet pohon dengan ukuran berbeda-beda. Pemilihan pohon hasil pemangkasan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan penduga uji contoh. Penduga uji contoh diperoleh dengan membagi data menjadi dua bagian, yaitu learning sampel L 1 dan test sample L 2. Data learning untuk membangun pohon dan data testing untuk menguji hasil dugaan pohon yang telah terbentuk. Pada penelitian ini, data learning yang digunakan sebanyak 75% sedangkan data testing sebanyak 25% dari data. Persamaan penduga uji yang digunakan adalah sebagai berikut : R ts G = 1 [y n2 i y x i ] 2 (x i,y i )εl 2 dengan n 2 adalah banyaknya L 2 dan y k x i adalah nilai dugaan respon dari amatan ke-i pada simpul ke-k. Pohon terbaik adalah pohon G k0 yang memiliki R ts (G) minimum. Uji Korelasi antara Besaran Gaji dengan Capaian angka kredit Hubungan antara gaji dengan pencapaian kredit bidang pendidikan dan penelitian dilihat dengan menggunakan korelasi Pearson. Hubungan gaji dengan angka kredit ini hanya menggunakan data dosen Institut Pertanian Bogor. Adapun persamaan korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut : r = xy x 2 ( x)2 n x y n ( y 2 ( y)2 ) n Nilai r berkisar dari -1 sampai dengan 1. Jika bernilai positif artinya kedua hal yang diujikan memiliki hubungan yang positif, sedangkan bila bernilai negatif maka keduanya berhubungan negatif. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai mutlak r. Semakin mendekati nilai 0 hubungannya semakin lemah dan semakin mendekati 1 hubungannya semakin kuat. Objek yang ingin dibandingkan nilai korelasinya, yaitu : 1. Semua dosen IPB yang telah tersertifikasi dan telah mengisi kuisioner evaluasi online. 2. Guru besar IPB yang telah mengisi kuisioner evaluasi online. 3. Dosen IPB non guru besar yang telah tersertifikasi dan telah mengisi kuisioner evaluasi. 4. Dosen IPB non guru besar yang telah tersertifikasi dipecah berdasarkan jabatan fungsionalnya, yaitu asisten ahli, lektor, dan lektor kepala. 177

20 188 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Karakteristik dan Capaian angka kreditdosen Usia dosen di Indonesia berkisar antara 27 sampai dengan 72 tahun dengan rata-rata usia adalah 50 tahun. Terlihat pada Gambar 2 bahwa sebagian besar usia dosen terletak pada selang antara tahun yang termasuk dalam usia produktif. Hal ini merupakan potensi tingginya produktifitas dosen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Berdasarkan kategori usia, rataan capaian angka kredit tertinggi dimiliki oleh dosen dengan kategori usia muda walaupun perbedaannya tidak jauh (Gambar 3). Dosen kategori usia tua memiliki rataan capaian tertinggi untuk bidang pendidikan sedangkan untuk penelitian dosen muda lebih unggul. Capaian angka kredit pada bidang pengabdian masyarakat relatif sama untuk semua kategori usia. Gambar 2 Persentase jumlah dosen berdasarkan usia Rataan Angka Kredit (sks) 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Muda Madya Tua PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 3 Rataan capaian angka kredit berdasarkan kategori usia Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar dosen adalah laki-laki dengan persentase sebesar 64% sedangkan perempuan sebesar 36% (Gambar 4). Dosen laki-laki memiliki rataan capaian angka kredit lebih tinggi dibandingkan dengan dosen perempuan dalam bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat sedangkan untuk bidang penelitian rataan capaian angka kredit dosen perempuan lebih tinggi. Akan tetapi, selisih capaian angka kredit tersebut sangat kecil (Gambar 5).

21 % 64% Laki-laki Perempuan Gambar 4 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenis kelamin Rataan Angka Kredit (sks) Laki-laki Perempuan PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 5 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenis kelamin Gambar 6 menunjukkan bahwa perguruan tinggi negeri memiliki sumber daya pendidik yang lebih besar dibandingkan perguruan tinggi swasta. Sebesar 70 persen dosen di Indonesia bertugas di perguruan tinggi negeri. Padahal jika dilihat dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia, jumlah perguruan tinggi swasta jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi negeri dengan jumlah masing-masing sebesar 86 dan 1143 perguruan tinggi (DIKTI 2012). Secara keseluruhan, perguruan tinggi negeri memiliki rataan capaian angka kredit yang lebih tinggi (Gambar 7). Namun, untuk bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat rataan keduanya relatif sama. 30% 70% Perguruan Tinggi Negeri Perguruan Tinggi Swasta Gambar 6 Persentase jumlah dosen berdasarkan status perguruan tinggi

22 Rataan Angka Kredit (sks) Perguruan Tinggi Negeri Perguruan Tinggi Swasta PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 7 Rataan capaian angka kredit berdasarkan status perguruan tinggi Lokasi perguruan tinggi dibedakan menjadi dua, yaitu perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa. Pembangunan dan aktivitas yang tinggi di Pulau Jawa melatarbelakangi alasan untuk pengkategorian tesebut. Selain itu, Pulau Jawa juga merupakan pusat pendidikan dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang sering menjadi tujuan lokasi masyarakat di luar Jawa untuk menempuh pendidikan tinggi. Hal tersebut didukung dengan besarnya jumlah dosen yang bertugas di pulau Jawa. Gambar 8 menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah dosen di Indonesia bertugas di perguruan tinggi yang berlokasi di pulau Jawa. Capaian angka kredit dosen di Pulau Jawa pun lebih tinggi dalam semua bidang dibandingkan dengan dosen di luar Pulau Jawa walaupun selisih pada tiap-tiap bidang tidak besar (Gambar 9). 42% 58% Jawa Luar Jawa Gambar 8 Persentase jumlah dosen berdasarkan lokasi perguruan tinggi Rataan Angka Kredit (sks) Jawa Luar Jawa PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 9 Rataan capaian angka kredit berdasarkan lokasi perguruan tinggi

23 Berdasarkan rumpun bidang ilmu, bidang teknik, pendidikan, dan ekonomi memiliki jumlah dosen terbesar dengan persentase masing-masing sebesar 18, 17 dan 15 persen. Bidang sosial, ilmu tanaman, dan MIPA menyusul dengan 13, 10, dan 9 persen. Di urutan bawah, terdapat mipa dan kedokteran sebesar 4 persen, bidang kesehatan dan bahasa dengan 3 persen, seni desain dan media sebesar 2 persen, dan agama dan filsafat serta bidang lainnya di posisi terbawah dengan persentase sebesar 1 persen (Gambar 10). Bidang ilmu pendidikan memiliki nilai rataan kredit yang paling tinggi dalam hal pelaksanaan pendidikan. Ilmu hewan, MIPA, ilmu tanaman, kedokteran, dan kesehatan merupakan bidang-bidang yang memiliki rataan kredit penelitian yang tinggi sedangkan bidang seni desain dan media menempati posisi pencapaian angka kredit penelitian yang paling rendah. Sementara itu, rataan kredit untuk bidang pengabdian masyarakat hampir sama nilainya untuk semua bidang ilmu, seperti yang terlihat pada Gambar 11. 4% 4% 3% 3%2%1%1% TEK 18% 9% 10% 13% 15% 17% Gambar 10 Persentase dosen berdasarkan bidang ilmu PND EKO SOS TAN MIPA HWN KED KES BHS SDM AF LYN Rataan Angka Kredit Pendidikan Penelitian Pengabdian AF BHS EKO HWN KED KES MIPA PND SDM SOS TAN TEK LYN Gambar 11 Rataan capaian dosen berdasarkan bidang ilmu Jabatan fungsional terbagi kepada empat, yaitu asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar. Persentase jumlah dosen berdasarkan jabatan didominasi oleh lektor dan lektor kepala (Gambar 12). Jika dilihat berdasarkan jabatan fungsional, rataan capaian tertinggi dimiliki oleh guru besar sedangkan yang

24 22 12 lainnya memiliki capaian angka kredit yang relatif sama (Gambar 13). Hal ini dikarenakan seorang guru besar memiliki tugas khusus yang tidak diwajibkan pada dosen lain. 6% 3% 50% 41% Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru besar Gambar 12 Persentase dosen berdasarkan jabatan fungsional 50 Rataan Angka Kredit (sks) Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru besar PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 13 Rataan capaian dosen berdasarkan jabatan fungsional Terlihat pada Gambar 14 sebagian besar dosen berpendidikan terakhir S2 (66,53%) dan sisanya S1 (0,26%) dan S3 (33.21%). Menurut Sumarsono (2003), semakin tinggi nilai aset yang dimiliki, dalam hal ini pendidikan, maka akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk bekerja. Tingginya tingkat pendidikan dosen sangat membedakan rataan pencapaian ketiga bidang tugas. Gambar 15 menunjukkan kenaikkan yang nyata pada tiap tingkatan pendidikan. Capaian angka kredit dosen yang berpendidikan S3 memiliki nilai yang paling tinggi pada ketiga bidang, terutama bidang penelitian. 0.26% 33.21% S1 S % S3 Gambar 14 Persentase jumlah dosen berdasarkan jenjang pendidikan terakhir

25 Rataan AngkaKredit (sks) S1 S2 S3 PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN Gambar 15 Rataan capaian angka kredit berdasarkan jenjang pendidikan terakhir Negara tempat menempuh pendidikan pun beragam. Gambar 16 memperlihatkan bahwa lebih dari setengah dosen menempuh pendidikan S3 di dalam negeri dan sisanya di luar negeri, yaitu Jepang (9%), negara-negara di Asia lainnya (3%), Eropa (9%), Australia (5%), Amerika (3%), dan lainnya (17%). Jepang di bedakan dari Asia karena jumlah dosen yang menempuh pendidikan di sana memang lebih besar dibandingkan dengan Asia sendiri. Terlihat pada Gambar 17 capaian angka kredit Jepang untuk bidang penelitian pun sangat tinggi dibanding dengan yang lainnya tetapi untuk pendidikan dan pengabdian masyarakat masih di bawah atau setara dengan yang lainnya. Sementara itu, lulusan dalam negeri unggul dalam capaian angka kredit di bidang pendidikan walaupun hanya berbeda sedikit dari yang lainnya sedangkan untuk bidang penelitian lulusan dalam negeri berada di bawah yang lainnya. Gambar 16 3% 5% 5% 6% 9% 17% Dalam Negeri 55% Eropa Jepang Australia Persentase jumlah dosen berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3) Asia Amerika Luar Negeri Lainnya Rataan Angka Kredit PENDIDIKAN PENELITIAN PENGABDIAN Dalam Negeri Jepang Amerika Asia Australia Eropa Luar Negeri Lainnya Gambar 17 Rataan capaian angka kredit berdasarkan asal negara mendapat pendidikan doktor (S3)

26 14 24 Telah dijelaskan pada bagian metode penelitian bahwa capaian angka kredit baik total, pendidikan, penelitian maupun pengabdian yang digunakan dalam penelitian ini maksimum 60 sks. Berdasarkan digaram kotak garis (Lampiran 2), capaian angka kredit total berkisar antara 2 60 sks dengan rata-rata sebesar sks. Bidang pendidikan memiliki rata-rata sebesar 16.32, bidang penelitian sebesar 8.83, sedangkan untuk bidang pengabdian masyarakat sebesar 6.72 sks. Capaian angka kredit untuk masing-masing bidang tersebut berada pada selang untuk pendidikan 0-45 untuk penelitian, dan 0-15 untuk pengabdian masyarakat. Berdasarkan nilai koefisien keragaman pada Tabel 1, terlihat bahwa keragaman masing-masing pencapaian angka kredit tersebut sangat besar, terutama untuk bidang penelitian. Beragamnya capaian angka kredit dosen terlihat dari masih banyaknya pencilan terutama pada bidang pendidikan dan penelitian walaupun sudah dibatasi pada nilai 60. Tabel 1 Ringkasan statistik pencapaian angka kredit N Min Max Mean SD Variance CV (%) PENDIDIKAN % PENELITIAN % PENGABDIAN % TOTAL % Dosen memiliki kewajiban beban kredit minimal sks per semester. Kewajiban ini berupa pelaksanaan tugas-tugas dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian, maupun kegiatan penunjang. Penelitian ini menggunakan data rataan per tahun sehingga selangnya digandakan menjadi sks per tahun. Kategori capaian tugas dibentuk berdasarkan selang tersebut. Kategori kurang menunjukkan capaian angka kredit yang kurang dari 24 sks, kategori cukup untuk capaian di dalam selang sks, sedangkan kategori lebih untuk capaian angka kredit melebihi 32 sks. Jika dilihat dari kategori-kategori tersebut, sebagian besar dosen telah melaksanakan tugasnya bahkan 44 persen dosen melebihi batas kewajiban pencapaian angka kredit. Namun, sebanyak 21 persen jumlah dosen masih belum memenuhi kewajibannya (Gambar 18). 21% 44% KURANG 35% CUKUP LEBIH Gambar 18 Persentase jumlah dosen berdasarkan kategori pencapaian angka kredit total

27 25 15 Analisis Pohon Regresi Pohon Regresi Bidang Pendidikan Analisis pohon regresi menghasilkan pohon bidang pendidikan yang terdiri dari 29 simpul dengan 15 simpul terminal. Ukuran pohon tersebut sangat besar dan kompleks sehingga dilakukan pemangkasan (prunning). Pemangkasan dilakukan hingga diperoleh pohon yang jauh lebih sederhana tetapi dengan nilai keragaman dalam pohon yang tidak jauh berbeda. Nilai keragaman pohon dugaan dilihat di Tabel 2 pada kolom estimate. Tabel 2 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang pendidikan Resiko Keragaman Maksimum Jumlah Simpul Jumlah Simpul Terminal Estimate Std. Error Tanpa pemangkasan (prunning) Pohon akhir yang dipilih adalah pohon hasil pemangkasan dengan nilai resiko keragaman maksimum sama dengan 3. Pohon akhir initerdiri dari 11 simpul dengan 6 simpul terminal. Jumlah simpul pada pohon ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pohon lainnya tetapi memiliki nilai keragaman dalam simpul yang tidak jauh berbeda. Nilai keragaman dapat berubah-ubah karena data learning dan testing yang digunakan diambil secara acak. Akan tetapi, perubahan nilai keragaman tersebut tidak besar. Berdasarkan pohon regresi hasil pemangkasan, terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh terhadap pencapaian angka kredit pendidikan, yaitu bidang ilmu, jabatan, dan latar belakang pendidikan. Hal tersebut didukung dengan nilai kepentingan tiap peubah yang dapat dilihat pada Tabel 3. Terlihat bahwa ketiga peubah tersebut memiliki nilai kepentingan yang tinggi. Tabel 3 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang pendidikan Independent Variable Importance Normalized Importance BIDANG % JABATAN % LBPENDIDIKAN % USIA % STATUSPT % Gambar 19 menunjukkan bahwa peubah pertama yang menjadi pemilah adalah bidang ilmu. Bidang ilmu juga memiliki nilai kepentingan yang paling besar. Kedua hal tersebut dapat menunjukkan bahwa bidang ilmu merupakan peubah yang paling berpengaruh terhadap capaian angka kredit di bidang

28 26 16 pendidikan. Ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, dan MIPA berada pada simpul kiri sedangkan ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, dan seni desain dan media berada pada simpul kanan. Simpul kanan yang tergolong dalam ilmu sosial memiliki nilai dugaan rataan kredit yang lebih tinggi, yaitu sebesar 17,35 sedangkan dugaan rataan pada simpul kiri yang tergolong dalam ilmu eksak sebesar 14,78. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah peserta ajar pada bidang ilmu sosial cenderung lebih banyak dibandingkan dengan ilmu eksak. Dengan demikian, jam mengajar yang dibutuhkan oleh bidang ilmu sosial akan lebih banyak sehingga angka kredit pendidikan bagi dosen-dosen sosial pun menjadi lebih besar. Gambar 19 Pohon regresi bidang pendidikan Peubah kedua yang berpengaruh adalah jabatan fungsional. Asisten ahli, lektor, dan lektor kepala terletak dalam satu simpul terpisah dengan guru besar. Dosen dengan jabatan sebagai guru besar memiliki nilai rataan kredit yang lebih

29 tinggi dibanding yang lain sehingga terletak pada simpul yang berbeda. Jika dilihat berdasarkan bidang ilmu, guru besar dengan bidang ilmu pada simpul kanan (ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, dan seni desain dan media) juga memiliki nilai rataan yang lebih tinggi dari bidang ilmu pada simpul kiri. Peubah berikutnya yang berpengaruh adalah latar belakang pendidikan. Dosen berpendidikan S3 cenderung memiliki rataan kredit pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen berpendidikan S1 dan S2. Berdasarkan pohon yang terbentuk, terdapat enam kelas hasil klasifikasi dosen dengan masing-masing karakteristik dosen yang dijabarkan pada Tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit pendidikan Kelas Simpul N Dugaan Rataan Kredit Peubah Penciri ,505 Memiliki jabatan sebagai guru besar serta bidang ilmu yang termasuk kedalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media ,218 Memiliki latar belakang pendidikan S3, jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media ,451 Memiliki jabatan sebagai guru besar serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, atau MIPA ,529 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2, jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, sosial, kesehatan, atau seni desain dan media ,147 Memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang teknik, MIPA, atau kedokteran ,346 Memiliki jabatan sebagai asisten ahli, lektor, atau lektor kepala serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam ilmu tanaman atau hewan

30 28 18 Jika angka kredit tersebut diuraikan berdasarkan jenjang pendidikan peserta didik, maka akan diperoleh persentase kredit mengajar di D3, S1, S2, dan S3 untuk masing-masing kelas (Tabel 5). Secara umum, persentase nilai kredit terbesar berasal dari kredit mengajar S1. Kelas 1 dan kelas 3 memiliki persentase mengajar S2 dan S3 yang lebih besar dari yang lain. Kedua kelas ini pun memiliki proposi mengajar di D3 yang sangat kecil. Sebaran capaian angka kredit mengajar tersebut telah memenuhi harapan kualifikasi akademik dosen. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 46, dosen yang mengajar program diploma dan program sarjana wajib memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister (S2) sedangkan untuk program pascasarjana minimum lulusan program doktor (S3). Kelas 1 dan kelas 3 yang merupakan kelas dari guru besar diharapkan memiliki persentase mengajar di S2 dan S3 yang lebih besar dari yang lain serta persentase yang kecil di D3. Persentase mengajar D3 yang besar bagi seorang guru besar merupakan suatu pemborosan sumber daya karena dari segi kualifikasi akademik seorang asisten ahli pun sudah dapat mengajar di D3. Tabel 5 Persentase kredit mengajar berdasarkan jenjang pendidikan Kelas Persentase Kredit Mengajar (%) D3 S1 S2 S3 Kelas 1 2,70 61,08 28,17 8,05 Kelas 2 7,64 76,10 14,21 2,04 Kelas 3 4,09 58,25 27,76 9,90 Kelas 4 10,21 80,31 8,41 1,06 Kelas 5 14,85 70,17 13,22 1,76 Kelas 6 8,16 78,57 10,29 2,98 Nilai R-square yang diperoleh dari pohon yang dihasilkan sebesar Hal ini menunjukkan bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh pohon ini hanya sebesar 10.65% sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan model (pohon) yang terbentuk dalam menjelaskan data kinerja dosen ini kurang baik. Hal tersebut terjadi karena kinerja dosen sangat beragam. Kinerja seseorang tidak dapat dikontrol seperti dalam suatu perancangan percobaan. Sangat banyak faktor-faktor baik dari luar atau pun dari dalam diri seseorang yang ikut mempengaruhi kinerjanya. Selain itu, pengambilan data dilakukan melalui pengisian online yang tidak dapat dipastikan kejujuran dan kebenaran dari isian. Adanya kesalahan pemasukkan data sangat mungkin terjadi. Pohon Regresi Bidang Penelitian Pohon regresi awal yang dihasilkan tanpa pemangkasan terdiri dari 39 simpul dengan 20 simpul terminal. Pohon ini sangat besar dan kompleks sehingga dilakukan pemangkasan. Pohon hasil pemangkasan terdiri dari 9 simpul dan 5 simpul terminal. Nilai keragaman pohon akhir ini pun tidak berbeda jauh dengan pohon awal yang masih kompleks, seperti yang terlihat pada Tabel 6.

31 Tabel 6 Perbandingan nilai keragaman dalam simpul berdasarkan pemangkasan pada pohon bidang penelitian Resiko Keragaman Maksimum Jumlah Simpul Jumlah Simpul Terminal Estimate Std. Error Tanpa pemangkasan (prunning) Peubah-peubah yang berpengaruh terhadap capaian angka kredit bidang penelitian tidak jauh berbeda dengan bidang pendidikan. Terdapat 3 peubah penciri yang berpengaruh, yaitu latar belakang pendidikan, bidang ilmu, dan usia. Tabel 7 menunjukkan bahwa ketiga peubah tersebut merupakan peubah yang memiliki nilai kepentingan yang cukup tinggi dibanding peubah yang lain. Tabel 7 Tingkat kepentingan peubah penjelas pada pohon bidang penelitian Independent Variable Importance Normalized Importance LBPENDIDIKAN % BIDANG % USIA % JABATAN % STATUSPT % JK % Berdasarkan pohon regresi hasil pemangkasan, latar belakang pendidikan merupakan peubah yang pertama menjadi pemilah artinya latar belakang pendidikan adalah peubah penciri yang paling berpengaruh pada capaian angka kredit bidang penelitian (Lampiran 3). Dugaan rataan kredit penelitian bagi dosen berpendidikan S3 sebesar 11,983 sedangkan rataan pada simpul S1 dan S2 sebesar 7,346. Dosen dengan latar belakang S3 akan cenderung memiliki kredit penelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen berpendidikan S1 dan S2. Hal tersebut sejalan dengan hasil analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi latar pendidikan seorang dosen maka capaian angka kreditnya pun semakin tinggi, terutama untuk bidang penelitian. Pendidikan yang lebih tinggi akan menambah ketrampilan, pengetahuan, serta kemandirian yang merupakan modal dasar yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan (Sumarsono 2003). Peubah berikutnya yang berpengaruh adalah bidang ilmu. Dosen dengan bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, kesehatan, atau MIPA cenderung memiliki capaian angka kredit penelitian yang lebih tinggi dibandingkan bidang ilmu lainnya. Bidang-bidang tersebut memiliki capaian angka kredit yang cenderung rendah di bidang pendidikan. Hal ini berbanding terbalik dengan ilmu-ilmu lainnya yang memiliki capaian lebih rendah di bidang penelitian tetapi tinggi di bidang pendidikan. Jika dilihat berdasarkan usia, dosen 19 29

32 30 20 yang berusia lebih muda (usia 43 tahun) memiliki kecenderungan capaian angka kredit penelitian yang lebih tinggi. Adapun klasifikasi dosen menurut capaian angka kredit penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai R-square dari pohon bidang penelitian ini sebesar artinya hanya 17.4% keragaman dari data dapat dijelaskan oleh pohon ini. Tabel 8 Klasifikasi dosen berdasarkan capaian angka kredit penelitian Kelas Simpul N Dugaan Rataan Kredit Peubah Penciri ,171 Memiliki latar belakang pendidikan S3 sertabidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ilmu tanaman, ilmu hewan, teknik, kedokteran, kesehatan, atau MIPA ,612 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2 serta usia kurang dari sama dengan 43 tahun ,479 Memiliki latar belakang pendidikan S3 serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial atau seni desain dan media ,194 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2, usia lebih dari 43 tahun, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam ilmu tanaman, ilmu hewan, kedokteran, kesehatan, atau MIPA ,035 Memiliki latar belakang pendidikan S1/S2, usia lebih dari 43 tahun, serta bidang ilmu yang termasuk ke dalam bidang ekonomi, bahasa, agama dan filsafat, pendidikan, sosial atau seni desain dan media. Selain memiliki nilai yang lebih tinggi, dosen dengan karakteristik pada kelas 1 juga memiliki kredit publikasi internasional yang lebih tinggi dari yang lain. Terlihat pada Tabel 9 bahwa persentase kredit untuk publikasi jurnal bagi dosen pada kelas 1 relatif seimbang untuk jurnal nasional tidak terakreditasi (NT), jurnal terakreditasi (NA), serta jurnal internasional (I). Pada kelas lainnya, capaian angka kredit penelitian didominasi oleh publikasi jurnal nasional tidak terakreditasi sedangkan untuk jurnal lainnya memiliki persentase yang relatif kecil, terutama untuk jurnal internasional. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat dikatakan bahwa dosen dengan latar pendidikan S3 untuk bidang ilmu tanaman, hewan, MIPA, teknik, kedokteran dan kesehatan cenderung aktif melakukan publikasi jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional.

Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia

Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia Xplore, 2013, Vol. 2(1):e2(1-8) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB Eksplorasi Kinerja Dosen Tersertifikasi dalam Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia Rizky Nurkhaerani, Hari Wijayanto,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI 2017 1 TIM

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Xplore, 2013, Vol. 2(1):e3(1-8) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Fira Nurahmah Al Amin,Indahwati,Yenni

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 6/12/2012 1 Isi Presentasi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

Oleh: Pembantu Rektor II UB

Oleh: Pembantu Rektor II UB Oleh: Pembantu Rektor II UB 1 Dosen : Pendidik profesional dan ilmuwan * Tugas utama : Mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dan Seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) 1 Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) Sharfina Widyandini dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba No.173, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Tunjangan Profesi Dosen. Tunjangan Kehormatan Profesor. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI TIM BKD KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI 2017 TIM BKD DIREKTORAT

Lebih terperinci

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor):: Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18 Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa dosen

Lebih terperinci

Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian

Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian FAKTA PENILAIAN BERKAS OLEH PT/KOPERTIS Secara umum PT/KOPERTIS harus meningkatkan kepedulian terhadap berkas usulan, PEDULI=KARAKTER. 70% kasus di berkas usulan Konsen terhadap keaslian dokumen rendah

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 UU NO 28 TAHUN 2004 UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005

UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 UU NO 28 TAHUN 2004 UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005 UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU NO 28 TAHUN 2004 TENTANG REVISI UU NO 16 THN 2001 YAYASAN UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN

MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN MENCAPAI STANDAR KOMPETENSI DOSEN DAN MUTU PEMBELAJARAN Disiapkan untuk Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Teknik Instruksional (PEKERTI) Dosen UMY, 28 Februari 2017 Prof. Dr.Eng. Agus S. Muntohar Laboratorium

Lebih terperinci

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL MEWUJUDKAN SDM PTS BERMUTU GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D. (Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti) Visi Kemenristekdikti Terwujudnya pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 8-16 PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R. 2, and Junita Aiza 3 1,

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI NUR SAUNAH RANGKUTI 130803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DASAR HUKUM UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional UU Nomor RI 14 Tahun 2005 ttg Guru dan Dosen PP RI

DASAR HUKUM UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional UU Nomor RI 14 Tahun 2005 ttg Guru dan Dosen PP RI BUKU PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI OLEH: TIM DIREKTORAT KETENAGAAN DITJEN DIKTI DASAR HUKUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg

Lebih terperinci

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA Revisi tgl 19-21 Oktober 2012, di Hotel patrajasa semarang NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DENGAN

Lebih terperinci

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Forum Statistika dan Komputasi, April 2005, p: 15 21 ISSN : 08538115 Vol. 10 No. 1 POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Ida Mariati H. 1),

Lebih terperinci

COMPENSATION EFFECT ON THE LECTURES PERFORMANCE OF FKIP RIAU UNIVERSITY

COMPENSATION EFFECT ON THE LECTURES PERFORMANCE OF FKIP RIAU UNIVERSITY 1 COMPENSATION EFFECT ON THE LECTURES PERFORMANCE OF FKIP RIAU UNIVERSITY Ester 1, Sumarno 2, Hardisem Syabrus 3. ester_art23@ymail.com 1. sumarno@yahoo.com 2. hardi_545@yahoo.co.id 3. No Hp: 082385594696

Lebih terperinci

PERUBAHAN LANDASAN KONSEP

PERUBAHAN LANDASAN KONSEP KEPMENKOWASBANGPAN NO. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 ) 1 LANDASAN PERUBAHAN PERUBAHAN LANDASAN HUKUM (10 TAHUN TERAKHIR) UU NO. 20/2003 : SISDIKNAS UU NO.14/2005 : GURU DAN DOSEN UU NO. 12/2012 : DIKTI PERUBAHAN

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh Tim Direktorat Ketenagaan, Ditjen Dikti PP NO 41 TAHUN 2009 Pasal 3 ayat 1, guru dan dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMANBEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

BUKU PEDOMANBEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI BUKU PEDOMANBEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI OLEH: TIM DIREKTORAT KETENAGAAN DITJEN DIKTI DASAR HUKUM 1. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional 2.

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 09 SEMARANG 2O16 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KEPMENKOWASBANGPAN NO. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 )

KEPMENKOWASBANGPAN NO. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 ) KEPMENKOWASBANGPAN NO. 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 ) 1 LANDASAN PERUBAHAN PERUBAHAN LANDASAN HUKUM (10 TAHUN TERAKHIR) UU NO. 20/2003 : SISDIKNAS UU NO.14/2005 : GURU DAN DOSEN UU NO. 12/2012 : DIKTI PERUBAHAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PROFESI GURU DAN DOSEN, TUNJANGAN KHUSUS GURU DAN DOSEN, SERTA TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PELAYANAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI MARLINE SOFIANA PAENDONG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L No.1337, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Dosen. Jabatan Fungsional. Penilaian Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA TERINTEGRASI (SISTER) UNTUK DOSEN

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA TERINTEGRASI (SISTER) UNTUK DOSEN 0 PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA TERINTEGRASI (SISTER) UNTUK DOSEN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA TERINTEGRASI (SISTER) UNTUK DOSEN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA, IPTEK,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII

Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Koordinator Kopertis Wilayah VII Pengelolaan Pendidikan Tinggi Badan Penyelenggara, Pimpinan PT, Dosen, mahasiswa dan karyawan: ikut terlibat dalam manajemen PT ikut bertanggung

Lebih terperinci

PENJELASAN PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PENJELASAN PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENJELASAN PEDOMAN BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DASAR HUKUM

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DASAR HUKUM Magdalena S. Halim Bidakara, 4 Mei 2011 BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DASAR HUKUM 1. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional 2. UU Nomor RI 14 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PROFESI GURU DAN DOSEN, TUNJANGAN KHUSUS GURU DAN DOSEN, SERTA TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Beban Kerja Dosen, KonversiKemeng, Disampaikan pada Rapat Senat UKSW Tgl 16 Juni 2011

Beban Kerja Dosen, KonversiKemeng, Disampaikan pada Rapat Senat UKSW Tgl 16 Juni 2011 Beban Kerja Dosen, KonversiKemeng, Penelitian dan Insentif Publikasi Disampaikan pada Rapat Senat UKSW Tgl 16 Juni 2011 Tugas Pokok Dosen UU Nomor 14 Th Tahun 2005 tentang t Guru dan Dosen, dan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA No. 0211 /U/1982 tentang PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 5. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dan akan diuraikan ke dalam gambaran subjek, analisis data dan interpretasi hasil penelitian.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 1 PENGGUNAAN REGRESI SPLINE ADAPTIF BERGANDA UNTUK DATA RESPON BINER AZWIRDA AZIZ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 2 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CART

PENERAPAN METODE CART E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 2, Juli 2017, pp. 78-83 PENERAPAN METODE CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DAN DOSEN TETAP PADA PERGURUAN

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN 2017 STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK Kode

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TEDY SAPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SOSIALISASI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH V

SOSIALISASI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH V SOSIALISASI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH V DASAR HUKUM 1. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional 2. UU Nomor RI 14 Tahun 2005

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT

Lebih terperinci

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI Program pendidikan dokter di Indonesia, mengenal dua dokter pendidik : Dokter Pendidik Akademis disebut dosen dan berada di bawah

Lebih terperinci

Ditetapkan 17 September 2014

Ditetapkan 17 September 2014 Ditetapkan 17 September 2014 Pasal 2 JABATAN AKADEMIK, KUALIFIKASI DAN KRITERIA, SERTA TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DOSEN MENURUT JABATAN DAN GELAR AKADEMIK (1) Setiap jenjang jabatan akademik dosen

Lebih terperinci

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-100 Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 A. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA JMA, VOL. 7, NO.1, JULI, 2008, 39-54 39 METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA BUDI SUHARJO Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PROFESI GURU DAN DOSEN, TUNJANGAN KHUSUS GURU DAN DOSEN, SERTA TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Disiapkan oleh Djoko Kustono 1

Disiapkan oleh Djoko Kustono 1 SOSIALISASI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI OLEH: BAGUS PRIYATNO KOPERTIS WILAYAH VI DASAR HUKUM 1. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional 2. UU

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran No.1689, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. DosenUNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Tanggal terbit : 05 Januari 2017

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Tanggal terbit : 05 Januari 2017 Januari 2017 Halaman 1 dari 6 Januari 2017 1. Visi dan Misi Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun 2035 1. Menyelengarakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TAMBAHAN PEDOMAN OPERASIONALISASI PENILAIAN BEBAN KERJA DOSEN

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TAMBAHAN PEDOMAN OPERASIONALISASI PENILAIAN BEBAN KERJA DOSEN PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TAMBAHAN PEDOMAN OPERASIONALISASI PENILAIAN BEBAN KERJA DOSEN MENGINGAT: 1. Guru besar dianggap telah bersertifikasi dan mendapatkan tunjangan kehormatan sebesar

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

SOSIALISASI BEASISWA UNGGULAN DOSEN INDONESIA (BUDI) DALAM NEGERI TAHUN 2016

SOSIALISASI BEASISWA UNGGULAN DOSEN INDONESIA (BUDI) DALAM NEGERI TAHUN 2016 DITJEN SUMBER DAYA IPTEK & DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN KEMENTERIAN KEUANGAN SOSIALISASI BEASISWA UNGGULAN DOSEN INDONESIA (BUDI) DALAM NEGERI

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar

Lebih terperinci

2. sar IPB; Lampiran Salinan Keputusan Senat Akademik IPB

2. sar IPB; Lampiran Salinan Keputusan Senat Akademik IPB kan Fakultas Ekologi Manusia IPB 5. bs. Untuk diketahui dan dilaksanakan. SALINAN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor: 71/SA-IPB/2010 Tentang PEDOMAN PENETAPAN BIDANG-BIDANG ILMU UNTUK

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI BESAR PINJAMAN DENGAN METODE POHON REGRESI (Studi Kasus di Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri)

IDENTIFIKASI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI BESAR PINJAMAN DENGAN METODE POHON REGRESI (Studi Kasus di Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri) IDENTIFIKASI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI BESAR PINJAMAN DENGAN METODE POHON REGRESI (Studi Kasus di Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri) SKRIPSI Disusun Oleh : SHAUMAL LUQMAN NIM. J2E 009 056 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci