Bab I PENDAHULUAN. Banyak artikel dan buku-buku kepemimpinan sekuler, maupun artikel dan bukubuku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I PENDAHULUAN. Banyak artikel dan buku-buku kepemimpinan sekuler, maupun artikel dan bukubuku"

Transkripsi

1 Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Akhir-akhir ini relatif banyak tulisan yang bertemakan kepemimpinan, Banyak artikel dan buku-buku kepemimpinan sekuler, maupun artikel dan bukubuku kepemimpinan kristen, yang membahas masalah-masalah kepemimpinan dari berbagai sudut pandang. Robby I. Chandra misalnya, dengan mengutip John Storey, mengatakan bahwa upaya pencarian data tentang kepemimpinan dengan menggunakan satu kata kunci leadership pada tahun 2003 menghasilkan 11,686 data. 1 Penulis mengamati topik kepemimpinan merupakan topik yang menarik, karena menyangkut semua bidang kehidupan manusia. Mulai dari bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Markus Budiraharjo misalnya, menyoroti pentingnya kepemimpinan transformatif yang dimulai dari dunia pendidikan. 2 Berdasar ketidakpastian historis yang dikemukakan oleh Edgar Morin, Markus berpendapat bahwa pendidikan dewasa ini tidak bisa lagi dibatasi hanya pada penyiapan keterampilan teknis bagi para siswa. 3 Seperti dalam bidang-bidang lain, pendidikan membutuhkan sosok 1 Robby I. Chandra, Kepemimpinan, Organisasi, dan Perkembangan Kepemimpinan: Suatu Penelusuran Atas Metafor yang Digunakan Oleh Para Pemimpin Atas Ketiga Hal Tersebut, hlm.1. Unpublished paper. 2 Markus Budiraharjo, Kepemimpnan Transformatif dalam majalah Basis, Nomor 07-08, Tahun Ke-58, Juli-Agustus 2009, hlm Menurut Edgar Morin, ketidakpastian historis adalah: sesuatu yang terjadi di luar perkiraan, misalnya pada musim semi 1914 sebuah pembunuhan di Sarajevo mengakibatkan terpicunya perang dunia yang berlangsung empat tahun dan memakan jutaan jiwa, pada tahun 1916 Angkatan 1

2 pemimpin yang tanggap, sigap, dan cekatan dalam menangani berbagai persoalan yang muncul silih berganti. Berbicara mengenai sosok pemimpin yang mampu mengusung berbagai terobosan, menurutnya kita dihadapkan pada dua persoalan besar. Pertama, sangat sulit menemukan sosok pemimpin yang tepat: mempunyai visi, keberanian, dan integritas, serta kehendak yang kuat untuk berprestasi dan berkorban demi orang lain. Kedua mengingat kompleksitasnya persoalan kepemimpinan, kita belum cukup memahami bagaimana menumbuh-kembangkan sosok pemimpin yang pada gilirannya kemudian mampu memfasilitasi tumbuhnya critical mass untuk perubahan. 4 Dari sisi politik kita bisa melihat pentingnya aspek kepemimpinan misalnya dalam catatan harian Dr. Dino Patti Djalal, Staff Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional/Juru Bicara Kepresidenan sejak tahun Dalam Pengantar buku itu disebutkan bahwa sebagian besar masalah nasional kita sangat berkaitan erat dengan faktor kepemimpinan. Dengan kepemimpinan yang baik, maka krisis akan teratasi, konflik dapat diselesaikan, dan negara semakin maju. Sebaliknya dengan kepemimpinan yang buruk, korupsi semakin parah, ekonomi jadi terpuruk, dan reformasi akan mundur. Faktor kepemimpinan, karenanya, bisa menjadi kunci sukses atau penyebab kegagalan. 5 Dino memperhatikan bahwa budaya kepemimpinan masih belum mengakar penuh Darat Rusia jatuh dan sebuah partai Marxis kecil yang marjinal akhirnya mengesampingkan doktrin yang diyakininya dan memicu revolusi Komunis pada bulan Oktober 1917, pada tahun 1943, begitu kuatnya aliansi antara Soviet dan kekuatan-kekuatan Barat, tetapi tiga tahun kemudian sekutu-sekutu tersebut saling berhadapan sebagai musuh Perang Dingin, dst. Lih. Markus Budiraharjo, hlm Ibid, Markus Budiraharjo, hlm Dr. Dino Patti Djalal, Harus Bisa! jilid 2, Red & White Publishing

3 dalam masyarakat kita. Buku-buku mengenai ilmu kepemimpinan masih sedikit, sementara leadership studies and training belum banyak ditemukan dalam kurikulum Universitas maupun diklat Departemen. Promosi pejabat masih belum memprioritaskan faktor kepemimpinan. Kurangnya pemimpin di kalangan pemerintah bukan tidak mungkin juga berhubungan erat dengan kurangnya penekanan pentingnya kepemimpinan di kalangan pejabat. 6 Ketika dilakukan penelitian terhadap 160 pemimpin dari organisasi bisnis/profit, organisasi dan nir laba serta lembaga pemerintah yang berada di kota Surabaya. Dari 160 responden hanya 1 persen pemimpin yang bekerja di kalangan pemerintah. 7 Di kalangan gereja sebagai organisme, kepemimpinan kita kenal dari kesaksian Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sampai kepemimpinan di jaman modern ini. Sebagai contoh kesaksian Alkitab Perjanjian Lama tentang kepemimpinan Musa. Musa dikenal karena pimpinannya kepada bangsa Israel, yaitu membawa/memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Kel. 3:10, 17:3) dan juga pimpinannya yang memberdayakan pemimpin, setelah Yitro mertua Musa mengajarkan kepada Musa kepemimpinan berjenjang (Kel. 18:1-27). Pemimpin yang lain adalah Nehemia, Daud, dan masih banyak lagi. Sedangkan dalam Alkitab Perjanjian Baru, kepemimpinan Yesus, murid-murid Yesus dan Paulus dikenal sebagai contoh kepemimpinan yang pengaruhnya dapat dirasakan sampai saat ini. Hal ini nampak misalnya dalam kehidupan gereja, yang mencakup semua orang percaya dari segala tempat dan sepanjang zaman, dan mencakup 6 Ibid. 7 Lih. Chandra, Kepemimpinan, Organisasi, dan Perkembangan Kepemimpinan, hlm.14. 3

4 segala suku, bangsa, kaum, dan bahasa, sebab Kristus telah memerintahkan agar segala bangsa dituntun dan dijadikan murid yang percaya dan taat kepada nama- Nya (Mat. 28:19; Rm. 1:5). Persekutuan orang-orang percaya itu bertekun di dalam dan dibangun di atas ajaran para rasul tentang Injil Yesus Kristus (Kis. 2:42; Ef. 2:20). 8 Kepemimpinan Yesus dan para rasul ditunjukkan melalui pengaruhnya bukan hanya ketika mereka hidup pada 2000 tahun yang lalu, namun juga sampai saat ini dalam kehidupan orang-orang percaya, kehidupan umat manusia, bahkan semua ciptaan di alam semesta ini. 9 Selain di lingkungan sekular, di lingkungan kekristenan berkembang suatu minat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang kepemimpinan. Jerry C. Wofford dengan mendasarkan pandangannya pada teladan yang diberikan oleh Yesus berpendapat bahwa suatu gaya kepemimpinan yang mengubahkan sangat menentukan keberhasilan berbagai pelayanan Kristen. Teladan yang diberikan Yesus, menurut Wofford membentuk prinsip-prinsip dan praktekpraktek kepemimpinan yang mencakup delapan konsep Kepemimpinan Kristen yang Mengubahkan. 10 Dalam tesis ini penulis melakukan pengamatan/penelitian terhadap Kepemimpinan Kristen yang dikembangkan di Gereja Kristen Indonesia 11, 8 Lih. Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Jakarta: BPMS GKI, Edisi pertama, Cetakan pertama, 2009, hlm Contoh yang sederhana misalnya ajaran Yesus tentang kasih, saat ini dikenal di seluruh dunia melalui perayaan hari Valentin, walaupun memang banyak orang yang tidak begitu mengerti makna kasih yang sesungguhnya yang sudah Yesus, juga Rasul Paulus ajarkan dan teladankan. 10 Lih. Jerry C. Wofford, Kepemimpinan Kristen Mengubahkan, Cetakan ke lima, Yogyakarta: ANDI, 2008, hlm Untuk selanjutnya Gereja Kristen Indonesia akan sering penulis singkat dengan sebutan GKI. Hakikat dan wujud GKI menurut Tata Gereja dan Tata Laksana GKI adalah gereja Tuhan Yesus Kristus yang saat ini mewujud sebagai Jemaat-jemaat, Klasis-klasis, Sinode Wilayah-Sinode Wilayah dan Sinode di Indonesia, yang melaksanakan misinya dalam kerangka misi Allah di 4

5 khususnya GKI Klasis Bojonegoro. Dan secara spesifik penulis akan meneliti kepemimpinan dalam Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan (PPSK) 12 yang diadakan oleh BPMK GKI Klasis Bojonegoro. Beberapa tahun terakhir ini BPMK GKI Klasis Bojonegoro memberikan perhatian kepada Jemaat agar dapat bertumbuh dan melayani dengan baik. Namun pada akhirnya disadari bahwa perubahan Jemaat harus dimulai dari pemimpin terlebih dahulu. 13 Sebab selama pemimpin Jemaat, formal dan non formal, tidak terlebih dahulu berubah maka proses perubahan itu akan berjalan dengan sangat lambat. Sebab pemimpin seringkali berperan sebagai motor penggerak. Dan itulah sebabnya dalam persidangan-persidangan Majelis Klasis sejak tahun 2005 Sidang memberikan perhatian yang lebih kepada para pemimpin, khususnya pemimpin secara formal (Majelis Jemaat dan BPH Komisi). 14 Pemimpin model apa yang diharapkan? Tentunya pemimpin yang memiliki spiritual yang baik, sehingga dapat melayani Tuhan dan Jemaat-Nya dengan baik pula. Spiritual di sini bukan hanya dalam pengertian rohani saja namun lebih luas dan dalam. 15 Penekanan dalam seluruh pelayanan GKI Klasis Bojonegoro ke depan adalah menciptakan pemimpin-pemimpin jemaat yang benar-benar mampu mentransformasikan kehidupan Kristianinya secara holistik, untuk menjadi dunia. Berdasarkan Tata Gereja GKI, Penataan Klasis ditetapkan oleh Majelis Sinode Wilayah. Selain Klasis Bojonegoro, Di Gereja Kristen Indonesis Wilayah Jawa Timur terdapat dua klasis yang lain yaitu Klasis Madiun dan Klasis Banyuwangi. Lih. Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, Jakarta: BPMS GKI, 2009, Edisi pertama, Cetakan pertama, hlm. 21, Untuk selanjutnya, penulis lebih sering menggunakan istilah PPSK untuk mempersingkat penulisan Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan. 13 Lih. Pranata Gunawan (penyusun), Benih Yang Tumbuh, Surabaya: Sinode GKI Jatim, 1989, hlm Immanuel, Transformasi Spiritualitas, dalam Sukita Edisi 11 / Tahun IV Agustus 2005, hal Ibid. 5

6 kesaksian gereja bagi masyarakat secara luas. Dengan suatu kerinduan untuk mengembangkan jemaat Tuhan, di mana Dia sudah memberikan pertumbuhan yang baik, GKI Klasis Bojonegoro terpanggil untuk menggarap pelayanan dengan lebih baik dan lebih maju lagi dari tahun-tahun yang lalu, dan bukan itu saja melainkan benar-benar dapat memperlengkapi jemaat untuk bertumbuh semakin dewasa dan makin menyerupai Kristus. 16 Sampai saat ini GKI Klasis Bojonegoro terus mengupayakan bagaimana meningkatkan kualitas pemimpin sehingga dapat menjadi pemimpin yang mampu mentransformasikan diri sendiri, antar pemimpin maupun dalam kehidupan berjemaat. Dimulai dari persidangan Klasis ke XVI tahun 2005 dengan tema pelayanan BPMK Transformasi Spiritualitas Dan Pemberdayaan Pemimpin Untuk Melayanai Sesuai Kebutuhan Jemaat, telah diupayakan program yang masih terus berlanjut dalam pembinaan-pembinaan kepemimpinan. Kepemimpinan yang transformatif artinya, gereja harus mengalami dan terus mengupayakan transformasi baik untuk diri sendiri maupun orang-orang yang ada di sekitarnya, khususnya Jemaat yang dilayani. Tujuan transformasi adalah gereja boleh menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidupnya. 17 Tema kepemimpinan yang transformatif diambil dari visi dan misi GKI Klasis Bojonegoro tahun Diharapkan dengan tema ini, para pemimpin, dalam hal ini pendeta, BPMK, dan badan pelayanan klasis, sebagai pemeran penting dalam berbagai kebijakan dan penentu arah strategis jemaat, 16 Ibid. 17 Ibid. 6

7 perlu terlebih dahulu dibenahi. Sebab dari hasil survei yang diadakan oleh Tim implementasi Visi & Misi GKI Klasis Bojonegoro, menunjukkan bahwa kelemahan pada jemaat-jemaat dalam lingkup klasis Bojonegoro adalah pada para pemimpinnya, termasuk di dalamnya para pendeta. 18 Komisi SDM GKI Klasis Bojonegoro sebagai salah satu badan pelayanan Majelis GKI Klasis Bojonegoro mewujudkan visi & misi GKI Klasis Bojonegoro 19 dengan mengembangkan kepemimpinan di jemaat-jemaat melalui pelatihan, membahas isu-isu teologis mengenai peran kepemimpinan gereja, tentang apakah peran penatua, apa bedanya dengan Pendeta, struktur harus bagaimana, sehingga gereja bisa mentransformasikan jemaat untuk melakukan peran menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini dan mendatangkan damai sejahtera, serta bagaimana mewujudkannya. 20 Program pelatihan untuk mengembangkan kepemimpinan ini disebut Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan. Adanya isu-isu tentang pentingnya kepemimpinan, baik di gereja maupun di kehidupan sekular, pengamatan selama berjemaat di GKI, baik GKI Jatim dan GKI Jateng 21 dan adanya upaya GKI Klasis Bojonegoro untuk menggumuli 18 BPMS, Sebuah Proses Pergumulan, dalam Sukita Edisi 19 / Agustus / Tahun VI / hal Visi dan Misi GKI Klasis Bojonegoro lihat lampiran Hasil wawancara dengan Ketua Komisi SDM GKI Klasis Bojonegoro, 7 Mei Dalam pengamatan penulis selama berjemaat di GKI, peran kepemimpinan dalam gereja sangatlah penting bahkan mempengaruhi pertumbuhan maupun pembangunan jemaatnya. Kepemimpinan di sini bisa diperankan oleh pendeta maupun penatua yang melayani di gereja tersebut. Sebagai contoh salah satu GKI X, jemaat mengalami perpecahan, ketika pemimpinnya sedang berkonfrontasi. Contoh yang lain di gereja Y, jemaat bisa mengalami penurunan anggota ketika pemimpinnya dalam hal ini pendeta sudah tidak lagi melayani di jemaat tersebut. Satu contoh lagi gereja Z, pendeta yang sudah melakukan pengajaran yang kurang pantas dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan, tetap dipertahankan pelayanannya karena di dalam kemajelisan 7

8 masalah kepemimpinan melalui PPSK, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap program atau proyek GKI Klasis Bojonegoro tentang pengembangan spiritualitas dan kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro ini. PPSK ini di beri tema: Becoming The Next Transformation Agent yang sudah mulai dilaksanakan pada tahun sebagai Angkatan I dan tahun sebagai Angkatan II yang menggunakan sistem Bola Salju. Artinya peserta Angkatan I mengaplikasikan kepemimpinannya melalui sarana terlaksananya pengembangan spiritual dan kepemimpinan Angkatan II, peserta Angkatan II akan menghasilkan program pengembangan spiritualitas dan kepemimpinan untuk Angkatan III, dan seterusnya. 22 Tesis ini menyoroti apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam PPSK, sejauh mana program sudah dilakukan, bagaimana program ini dilaksanakan, bagaimana kepemimpinan dipraktekkan di jemaat-jemaat, dan apakah konsep kepemimpinan transformasional dari Wofford relevan terhadap Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas maka penulis merumuskan masalah yang akan dijawab dalam tesis ini sebagai berikut: ternyata juga terjadi penyimpangan masa jabatan penatua, di mana penatua yang menjabat seakanakan menjadi pemilik gereja tersebut. Masa jabatan penatua GKI dapat dilihat di Tata Gereja GKI. 22 Hasil wawancara dengan Ketua Komisi SDM GKI Klasis Bojonegoro, 7 Mei

9 1. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan dalam Program Pengembangan Spiritual dan Kepemimpinan yang diadakan oleh GKI Klasis Bojonegoro? 2. Bagaimana kepemimpinan itu dipraktekkan di jemaat-jemaat? 3. Apakah konsep Kepemimpinan Transformasional dari Jerry C. Wofford relevan terhadap Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro? 3. Lingkup Penelitian Tesis ini meneliti Program Pengembangan Spiritualitas Dan Kepemimpinan yang diadakan Badan Pekerja Majelis Klasis GKI Klasis Bojonegoro, terutama Angkatan ke II tahun Untuk mengetahui implementasinya dalam jemaat, penelitian juga akan dilakukan terhadap beberapa Penatua GKI jemaat setempat di wilayah GKI Klasis Bojonegoro, baik peserta yang mengikuti program PPSK, maupun yang belum mengikuti program tersebut (bukan peserta PPSK). 4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan dalam Program Pengembangan Spiritual & Kepemimpinan yang diadakan oleh GKI Klasis Bojonegoro dan apa yang melandasi konsep kepemimpinan ini. 9

10 2. Untuk mengetahui implementasi Program Pengembangan Spiritual & Kepemimpinan yang diadakan oleh GKI Klasis Bojonegoro di jemaatjemaat GKI wilayah Klasis Bojonegoro. 3. Untuk mengetahui relevansi konsep Kepemimpinan Transformasional dari Wofford terhadap Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro. 5. Metodologi Penelitian 23 Untuk mengetahui konsep kepemimpinan khususnya konsep kepemimpinan transformasional sebagai landasan teori dan alat penelitian untuk memahami lebih baik situasi subyek penelitian, penulis melakukan penelitian kepustakaan. Sedangkan untuk melakukan penelitian terhadap Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan (latar belakang, tujuan, dsb.), terhadap orang-orang yang terlibat, baik panitia maupun peserta, terhadap proses atau pelaksanaan program, konsep, sampai dengan implementasi program dan perkembangannya, penulis melakukan penelitian lapangan Metode Pengumpulan Data / Sumber Data Sumber-sumber untuk mendapatkan data lapangan maupun konsep kepemimpinan PPSK terdiri dari dua sumber, yaitu sumber utama dan sumber penunjang. 23 Lih. Andreas B. Subagyo, Ph.D., Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, cetakan pertama, 2004, hlm

11 Sumber-sumber Utama Sumber-sumber utama didapatkan dari hasil wawancara personil BPMK, Ketua Komisi SDM, panitia, maupun beberapa peserta PPSK GKI Klasis Bojonegoro, dari tulisan-tulisan arsip/file Komisi SDM GKI Klasis Bojonegoro dan panitia PPSK baik notulen-notulen rapat, file perencanaan program, maupun file laporan pelaksanaan PPSK Komisi SDM kepada BPMK GKI Klasis Bojonegoro. Sedangkan bahan kepemimpinan dan evaluasi didapat dari workbook yang dibuat oleh Pembicara PPSK, maupun panitia PPSK, serta tulisan-tulisan kelompok peserta Sumber-sumber Penunjang Sumber-sumber penunjang didapatkan dari tulisan-tulisan di majalah Sukita, bahan persidangan Klasis GKI Bojonegoro, maupun hasil wawancara dengan beberapa orang Penatua GKI di luar peserta PPSK Metode Penelitian Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan meliputi penelitian pustaka terhadap konsep Jerry C Wofford yang melihat beberapa faktor yang membentuk kepemimpinan kristen transformasional sebagai literatur utama, dan tulisan-tulisan dari buku-buku, artikel, majalah-majalah, jurnal-jurnal, internet maupun pustaka tertulis lainnya yang terkait dengan kepemimpinan kristen dan kepemimpinan kristen transformasional. 11

12 Penelitian Lapangan Penelitian lapangan meliputi pengumpulan dan analisis data penelitian, di mana penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik penelitian melalui observasi partisipan dan menggunakan wawancara terbuka sifatnya kepada beberapa informan 24. Penelitian dilakukan di Jawa Timur, yaitu tempat dilaksanakannya pelatihan PPSK, baik di gereja maupun di tempat penginapan. Waktu yang digunakan untuk penelitian lebih kurang selama satu tahun, dengan tujuan agar dapat lebih memahami gambaran PPSK Angkatan II, yaitu mulai bulan Mei 2009 sampai dengan bulan Juni Judul PROGRAM PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS DAN KEPEMIMPINAN GKI KLASIS BOJONEGORO (Sebuah Penelitian Pada Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro Dalam Rangka Mencari Kepemimpinan Kristen 7. Sistematika Penulisan Bab 1. Pendahuluan Transformasional) 24 Wawancara terbuka merupakan tipe wawancara dengan mengajukan pertanyaan untuk ditanggapi, diolah dan diperbaiki, dianalisis. John Mansfor Prior, Meneliti Jemaat: Pedoman Riset Partisipatoris. Jakarta: Grasindo, 1997, hlm

13 (Mencakup: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Lingkup Penelitian, Tujuan Penelitian, Landasan Teori, Metode Penelitian yang digunakan dan Sistematika Penulisan.) Bab 2. Kepemimpinan Transformasional (Merupakan uraian tentang teori dan perkembangan kepemimpinan secara umum, dan juga Konsep Transforming Christian Leadership dari Jerry C. Wofford, yang menjadi alat bantu penulis untuk memahami kepemimpinan transformasional, dan juga akan dipakai untuk menganalisa data penelitian.) Bab 3. Konsep Kepemimpinan Dalam Program Pengembangan Spiritualitas dan Kepemimpinan GKI Klasis Bojonegoro (Merupakan gambaran dan konsep kepemimpinan PPSK GKI Klasis Bojonegoro. Latar belakang munculnya ide PPSK GKI Klasis Bojonegoro, bagaimana membangun proyek itu, apa saja yang sudah dilakukan, apa saja yang menjadi landasan program, dokumen-dokumen apa saja yang mendasari dan apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program.) Bab 4. Tinjauan Kritis Terhadap Konsep Kepemimpinan PPSK GKI Klasis Bojonegoro (Merupakan analisis terhadap Konsep Kepemimpinan dalam PPSK GKI Klasis Bojonegoro, serta menganalisa relevansi Kepemimpinan Transformasional dari Wofford terhadap PPSK.) Bab 5. Kesimpulan Saran. 13

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

I.1. PERMASALAHAN I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta adalah seorang pemimpin jemaat, khususnya dalam hal moral dan spiritual. Oleh karena itu, dia harus dapat menjadi teladan bagi jemaatnya yang nampak

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI 2.1. Hakikat Kepemimpinan

II. LANDASAN TEORI 2.1. Hakikat Kepemimpinan II. LANDASAN TEORI 2.1. Hakikat Kepemimpinan 2.1.1. Definisi kepemimpinan Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang-orang yang berbeda. Sebagai konsekuensinya para peneliti biasanya mendefinisikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Greja Kristen Jawi Wetan (baca: Grejo 1, selanjutnya disebut dengan GKJW). GKJW merupakan salah satu gereja yang peduli dengan pendidikan bagi anak bangsa.

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila terutama pada sila yang pertama,

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum Emeritasi merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita. Dalam dunia pendidikan kita mengetahui adanya profesor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

UKDW BAB I. PENDAHULUAN

UKDW BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada jaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa Gereja berada di tengah-tengah konteks yang kian berubah dan sungguh dinamis. Hal tersebut tampak jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46. BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah keluar dari dunia ini untuk menjadi miliknya, umat kepunyaan Allah sendiri. Allah memanggil mereka di

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman merupakan sebuah konsep yang telah lama ada dan berkembang diantara orang-orang percaya. Umumnya mereka selalu menghubungkan konsep pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan, yang hadir bersama dengan pluralitas agama, adalah konteks kehidupan gerejagereja di Indonesia secara umum, dan gereja-gereja di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian BAB III Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB 1. Sejarah Singkat GPIB GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Secara umum kita dapat mengamati bahwa para pelayan jemaat atau pendeta, pengerja maupun para calon pendeta yang ditempatkan di berbagai gereja-gereja arus utama di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W.

Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W. Prinsip Kepemimpinan Ul.1:9-18 Ev. Gito T.W. Bulan Oktober kita merayakan hari Reformasi. Reformasi ini tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga di dunia. Reformasi tidak terjadi di bidang tertentu saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Permasalahan Keberadaan gereja tidak bisa dilepaskan dari tugas dan tanggung jawab pelayanan kepada jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Tugas dan tanggung

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan Stratum

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai pemimpin dan kepemimpinan 1 akan tetap menjadi permasalahan yang menarik, serta senantiasa menjadi bahan yang relevan

Lebih terperinci

Takut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata

Takut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata Takut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata Di dalam ayat 13 sampai dengan ayat 16 Rasul Petrus memberikan 2 nasihat penting untuk pembaca surat ini, yaitu: 1. Supaya mereka meletakkan pengharapannya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Gereja ada dan eksis di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk melaksanakan misi-nya

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

Mengenal Diri sendiri dalam Menerapkan Kepemimpinan Situasional

Mengenal Diri sendiri dalam Menerapkan Kepemimpinan Situasional Pasal 5 GAYA KEPEMIMPINAN Mengenal Diri sendiri dalam Menerapkan Kepemimpinan Situasional BUKU KERJA Pemimpin yang Melayani @Jakarta Institute of Leadership and Cultural Studies Robby I Chandra 0818 76

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu tugas panggilan Gereja adalah memelihara iman umat-nya. 1 Dengan mengingat bahwa yang menjadi bagian dari warga Gereja bukan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA SUB BIDANG PEMBINAAN WARGA GEREJA SINODE GEREJA KRISTUS YESUS KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas pimpinan-nya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Konflik dapat dipahami dalam dua dimensi, yaitu bahaya dan peluang 1. Bila dalam krisis, seseorang atau kelompok orang memiliki pikiran negatif yang kuat, ia atau mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah GKJ Salatiga, jika dibandingkan dengan GKJ yang lain khususnya di Salatiga, tergolong sebagai gereja yang besar. Dari segi wilayah pelayanan GKJ Salatiga terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Permasalahan Sejarah awal berdirinya Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW adalah berasal dari proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh Coenrad Laurens

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan jemaat Gereja saat ini, sangatlah diperlukan adanya satu tempat ibadah yang dapat menunjang segala aktifitas dan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pekabaran Injil (PI) atau penginjilan sering disebut juga dengan evangelisasi atau evangelisme, 1 merupakan salah satu bentuk misi Gereja. Kata Injil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Masalah Jemaat GKSBS Lembah Seputih merupakan jemaat yang sebagian besar pekerjaan warganya adalah di bidang pertanian. Sekelompok atau sekumpulan orang yang hidup

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN

KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN Seorang yang diangkat menjadi Juru Bicara ALLAH, KARUNIA NUBUAT PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA Orang yang dikaruniakan disebut Nabi (Prophet) Kel 7:1, 2 Berfirmanlah TUHAN kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP)

BAB I PENDAHULUAN. Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja di Papua yang dikenal sebagai Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) mulai disebut sebagai suatu gereja mandiri yaitu melalui sidang sinode umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi, maka muncul pula persoalan-persoalan baru yang harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam Gereja. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL Lenda Dabora Sagala STT Simpson Ungaran Abstrak Menghadapi perubahan sosial, Pendidikan Agama Kristen berperan dengan meresponi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam organisasi 1 setiap individu mendapatkan peranan. Paling tidak ada dua peran individu dalam organisasi, yaitu peran sebagai pemimpin dan peran

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci